Ekonomi dan Bisnis
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 27 Mei 2024
Perilaku organisasi didasarkan pada beberapa konsep dasar yang berkisar pada sifat dasar manusia dan organisasi:
Tantangan dan peluang utama perilaku organisasi
Tantangan dan peluang perilaku organisasi sangat besar dan cepat berubah untuk meningkatkan produktivitas dan memenuhi tujuan bisnis.
Keterbatasan perilaku organisasi
Kenali keterbatasan perilaku organisasi. Perilaku organisasi tidak akan menghapuskan konflik dan frustasi; perilaku organisasi hanya dapat menguranginya. Perilaku organisasi adalah cara untuk memperbaiki, bukan jawaban mutlak untuk masalah. Lebih jauh lagi, perilaku organisasi hanyalah bagian dari keseluruhan organisasi. Kita dapat membahas perilaku organisasi sebagai subjek yang terpisah, namun untuk menerapkannya, kita harus mengaitkannya dengan keseluruhan realitas. Perilaku organisasi yang lebih baik tidak akan menyelesaikan masalah pengangguran.
Perilaku organisasi tidak akan menutupi kekurangan kita dan tidak dapat menggantikan perencanaan yang buruk, pengorganisasian yang tidak kompeten, atau kontrol yang tidak memadai. OB hanyalah salah satu dari sekian banyak sistem yang beroperasi di dalam sistem sosial yang lebih besar.
Tiga keterbatasan utama dari OB adalah;
Model perilaku organisasi
Model OB menunjukkan 3 level, level individu, level kelompok, dan level sistem organisasi dan bagaimana dampaknya terhadap elemen-elemen output manusia. Kerangka ini mengusulkan bahwa ada tiga tingkat analisis dalam OB dan bahwa, ketika kita bergerak dari tingkat individu ke tingkat sistem organisasi, kita secara sistematis menambah pemahaman kita tentang perilaku organisasi.
Ketiga level dasar tersebut dianalogikan sebagai blok bangunan; masing-masing dibangun di atas level sebelumnya. Konsep kelompok tumbuh dari fondasi yang diletakkan di bagian individu; kita melapisi batasan-batasan pada individu dan kelompok untuk sampai pada perilaku organisasi.
Kekuatan utama yang mempengaruhi perilaku organisasi
Ada serangkaian kekuatan kunci yang kompleks yang mempengaruhi perilaku organisasi saat ini. Kekuatan-kekuatan utama ini diklasifikasikan ke dalam empat area;
Terdapat interaksi antara manusia, struktur, dan teknologi, dan lingkungan mempengaruhi elemen-elemen ini. 4 kekuatan utama yang mempengaruhi perilaku organisasi dan penerapannya.
Disiplin ilmu yang berkontribusi pada bidang perilaku organisasi
Ada beberapa disiplin ilmu penting dalam bidang perilaku organisasi yang mengembangkannya secara luas. Karena meningkatnya kompleksitas organisasi, berbagai jenis pengetahuan diperlukan dan membantu dalam banyak hal.
Disiplin ilmu yang utama adalah;
4 Pendekatan dalam studi perilaku organisasi
Pendekatan perilaku organisasi merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli di bidang ini. Para ahli ini mempelajari dan mencoba untuk mengukur penelitian yang dilakukan tentang tindakan dan reaksi karyawan yang berkaitan dengan lingkungan kerja mereka.
Pelajari cara kerja 4 pendekatan studi organisasi.
Metodologi penelitian perilaku organisasi
Pemahaman dan penerapan perilaku organisasi yang efektif bergantung pada metodologi penelitian yang ketat. Pencarian kebenaran mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan adalah proses yang sangat rumit dan rumit. Bahkan, masalahnya begitu besar sehingga banyak ahli, terutama dari ilmu fisika dan teknik, berpendapat bahwa tidak ada ilmu perilaku yang tepat. Metode penelitian perilaku organisasi dimulai dengan teori, penggunaan desain penelitian, dan memeriksa validitas penelitian.
Alasan mempelajari perilaku organisasi
Perilaku organisasi berkaitan dengan mempelajari apa yang dilakukan orang dalam sebuah organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja organisasi. Studi OB berfokus pada motivasi, perilaku dan kekuasaan pemimpin, komunikasi interpersonal, struktur dan proses kelompok, pembelajaran, pengembangan sikap dan persepsi, proses perubahan, konflik, desain kerja, dan stres kerja. OB banyak mengambil dari ilmu perilaku dan sosial, terutama dari psikologi.
Ada beberapa alasan praktis mengapa kita mempelajari perilaku organisasi;
Kesimpulan
Perilaku organisasi adalah studi dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang, individu, dan kelompok bertindak dalam organisasi. Hal ini dilakukan dengan mengambil pendekatan sistem. Artinya, ilmu ini menafsirkan hubungan orang-organisasi dalam hal keseluruhan orang, keseluruhan kelompok, keseluruhan organisasi, dan keseluruhan sistem sosial.
Tujuannya adalah membangun hubungan yang lebih baik dengan mencapai tujuan manusia, organisasi, dan sosial. OB mencakup berbagai macam topik, seperti perilaku manusia, perubahan, kepemimpinan, tim, dll. Perilaku organisasi memiliki dampak yang besar terhadap individu dan juga organisasi yang tidak dapat diabaikan. Untuk menjalankan bisnis secara efektif dan efisien, mempelajari perilaku organisasi sangatlah penting.
Disadur dari: iedunote.com
Pertahanan
Dipublikasikan oleh Natasya Anggita Saputri pada 27 Mei 2024
Perang Dunia I
Divisi Pelangi
MacArthur kembali ke Departemen Perang dan lalu ia diangkat menjadi mayor pada 11 Desember 1915. Pada Juni 1916, ia mulai mengemban jabatan kepala Biro Informasi di kantor Menteri Perang Newton D. Baker. Semenjak itu, MacArthur dianggap sebagai petugas pers utama Angkatan Darat. Setelah Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman pada 6 April 1917, Baker dan MacArthur berhasil mendapatkan persetujuan dari Presiden Wilson untuk mengerahkan Garda Nasional ke Front Barat. MacArthur mengusulkan agar divisi yang dikirim terlebih dahulu adalah divisi yang terdiri dari satuan-satuan dari negara-negara bagian yang berbeda-beda untuk menghindarkan kesan pilih kasih terhadap negara bagian tertentu. Baker menyetujui pembentuan divisi tersebut, yang kemudian dikenal dengan julukan Divisi ke-42 ("Pelangi"), dan yang diangkat sebagai panglimanya adalah Mayjen William A. Mann, kepala Biro Garda Nasional, sementara MacArthur bertugas sebagai kepala stafnya dengan pangkat kolonel. Atas permintaan dari MacArthur, ia ditugaskan di infanteri dan bukan di antara para zeni.
Divisi ke-42 dikumpulkan di Camp Mills, New York, pada Agustus dan September 1917, dan di situ mereka memperoleh pelatihan perang di medan terbuka alih-alih perang di parit. Mereka bertolak dari Hoboken, New Jersey, ke Prancis pada 18 Oktober 1917. Pada 19 Desember, posisi Mann sebagai panglima divisi digantikan oleh Mayjen Charles T. Menoher.
Serangan Champagne-Marne
Divisi ke-42 mulai memasuki barisan di sektor Lunéville pada Februari 1918. Pada 26 Februari, MacArthur dan Kapten Thomas T. Handy ikut serta dalam penyerbuan parit yang dilancarkan oleh Prancis, dan dalam serangan tersebut MacArthur membantu menangkap sejumlah tawanan Jerman. Komandan Korps VII Prancis, Mayjen Georges de Bazelaire, menganugerahi MacArthur dengan Croix de guerre. Menoher menyarankan agar MacArthur diberi Silver Star, dan kemudian ia dianugerahi bintang jasa tersebut. Silver Star Medal baru dilembagakan pada 8 Agustus 1932, tetapi Silver Citation Star yang lebih kecil sudah boleh dikenakan oleh mereka yang dianggap telah menunjukkan keberanianya.
Setelah Silver Star Medal dilembagakan, bintang jasa tersebut diberikan secara retroaktif kepada orang-orang yang telah dianugerahi Silver Citation Star. Pada 9 Maret, Divisi ke-42 melancarkan tiga serangan ke parit-parit Jerman di Salient du Feys. MacArthur menemani sebuah kompi dari Infanteri ke-168. Kepemimpinan MacArthur membuatnya dianugerahi Distinguished Service Cross. Beberapa hari kemudian, MacArthur (yang sangat ketat terhadap pasukannya yang tidak membawa masker gas, tetapi dia sendiri sering kali lupa membawanya) terkena serangan gas. Kesehatannya kemudian memulih dan ia lalu membawa Sekretaris Baker berkeliling di sekitaran kawasan tersebut pada 19 Maret.
MacArthur diangkat menjadi brigadir jenderal pada 26 Juni.[40] Pada akhir Juni, Divisi ke-42 dipindahkan ke Châlons-en-Champagne untuk menghadapi serangan Jerman ke Champagne-Marne. Général d'Armée Henri Gouraud dari Angkatan Darat Keempat Prancis memutuskan untuk menanggapi serangan tersebut dengan taktik pertahanan secara mendalam: barisan depan dibuat setipis mungkin, dan serangan Jerman akan dihadapi di garis pertahanan kedua. Rencana ini berhasil dan MacArthur kemudian dianugerahi Silver Star kedua. Divisi ke-42 ikut serta dalam serangan balasan yang dilancarkan oleh Sekutu, dan MacArthur dianugerahi Silver Star ketiga pada 29 Juli. Dua hari sesudahnya, Menoher melepastugaskan Brigjen Robert A. Brown dari Brigade Infanteri ke-84 dan menggantikannya dengan MacArthur. Setelah mendengar kabar bahwa musuh telah mundur, MacArthur turun langsung pada 2 Agustus untuk melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
MacArthur melaporkan kepada Menoher dan Letjen Hunter Liggett bahwa pasukan Jerman benar-benar sudah mundur, dan ia lalu dianugerahi Silver Star keempat. Ia juga dianugerahi Croix de guerre kedua dan diangkat menjadi seorang commandeur dari Légion d'honneur.
Masa Antar-Perang
Gubernur Akademi Militer Amerika Serikat
Pada tahun 1919, MacArthur menjadi Gubernur Akademi Militer AS di West Point. Pada masa itu, Kepala Staf Peyton March merasa West Point sudah ketinggalan zaman dan perlu dirombak. Dengan menerima tugas tersebut, MacArthur dapat mempertahankan pangkat brigadir jenderalnya dan tidak diturunkan pangkatnya menjadi mayor seperti rekan-rekannya yang lain. Saat MacArthur pindah ke rumah gubernur akademi militer bersama dengan ibunya pada Juni 1919, ia menjadi gubernur akademi militer termuda semenjak Sylvanus Thayer pada tahun 1817. Namun, MacArthur menghadapi perlawanan dari para lulusan dan dewan akademik.
Visi MacArthur mengenai pribadi seorang perwira tidak hanya dipetik dari pengalamannya di Prancis, tetapi juga selama pendudukan Rheinland di Jerman. Angkatan darat harus berurusan dengan masalah-masalah politik, ekonomi, dan sosial di wilayah pendudukan tersebut, tetapi MacArthur mendapati bahwa banyak lulusan West Point yang tidak menguasai ilmu di luar militer. Selain itu, pada masa perang, West Point telah berubah menjadi sekadar sekolah calon perwira, dengan lima kelas yang lulus dalam kurun waktu dua tahun. Moral kadet dan staf di West Point juga rendah, dan perploncoan "mencapai puncak kebengisannya". MacArthur pertama-tama mencoba mengubah masa studi di West Point. Kongres telah menetapkan masa studi selama tiga tahun. MacArthur berhasil mengembalikan masa studi selama empat tahun.
Selama perdebatan yang terjadi seputar masa studi, The New York Times mengangkat permasalahan mengenai kehidupan siswa di West Point yang tertutup dan tidak demokratis. Selain itu, universitas-universitas biasa sudah mulai menilai mahasiswa berdasarkan performa akademisnya (dimulai dari Universitas Harvard pada tahun 1869), tetapi West Point masih berpegangan pada konsep pendidikan manusia secara utuh. MacArthur berupaya untuk memodernisasi sistem di West Point, dan juga memperluas cakupan konsep watak militer agar juga meliputi postur, kepemimpinan, keefisienan, dan performa atletis. Ia meresmikan Kode Kehormatan Kadet yang sebelumnya hanya ada dalam bentuk tak tertulis pada tahun 1922 setelah ia membentuk Komite Kehormatan Kadet untuk meninjau tuduhan pelanggaran-pelanggaran aturan. Anggota komite tersebut dipilih oleh para kadet sendiri, dan komite ini tidak berwenang mengganjar hukuman, tetapi mereka dapat melaporkan pelanggaran kepada komandan. MacArthur juga berupaya untuk mengakhiri perploncoan dengan menugaskan para perwira alih-alih para mahasiswa senior untuk melatih para junior.[
Daripada mengirim para kadet ke kamp musim panas tradisional di Fort Clinton, MacArthur memerintahkan agar mereka menjalani pelatihan mengenai cara penggunaan senjata modern di Fort Dix dengan bimbingan dari para sersan. Ia berupaya untuk memodernisasi kurikulum dengan menambahkan kursus-kursus ekonomi, pemerintahan, dan seni liberal, tetapi ia menghadapi perlawanan yang sengit dari dewan akademik. Di kelas seni militer, pelajaran tentang Perang Saudara Amerika digantikan dengan pelajaran tentang Perang Dunia I. Di kelas sejarah, ia memberikan perhatian khusus kepada kawasan Timur Jauh. MacArthur juga menambah jumlah bidang olahraga yang tersedia dan mewajibkan semua kadet untuk ikut serta. Ia mengizinkan kadet kelas atas untuk meninggalkan asrama, dan ia mendukung pendirian sebuah surat kabar oleh para kadet, yaitu The Brag yang merupakan pendahulu surat kabar West Pointer yang beredar saat ini.
Selain itu, ia memperbolehkan para kadet pergi menonton pertandingan tim sepak bola mereka, dan ia memberikan mereka uang saku sebesar $5 setiap bulannya (sama dengan $70 pada zaman modern jika disesuaikan dengan inflasi). Para profesor dan alumni menentang terobosan-terobosan MacArthur. Sebagian besar program reformasi MacArthur di West Point langsung dibatalkan, tetapi belakangan gagasan-gagasannya mulai diterima dan perombakan yang telah dicetuskan olehnya pun dikembalikan secara perlahan.
Perang Dunia II
Kampanye militer Filipina (1941-1942)
Pada 26 Juli 1941, Roosevelt kembali menempatkan Angkatan Darat Filipina di bawah naungan pemerintah federal, memanggil MacArthur untuk kembali bertugas sebagai mayor jenderal, dan menjadikannya panglima Pasukan Angkatan Darat AS di Timur Jauh (USAFFE). MacArthur dipromosikan menjadi letnan jenderal pada keesokan harinya, dan kemudian menjadi jenderal pada 20 Desember. Pada 31 Juli 1941, Departemen Filipina memiliki 22.000 pasukan, dan 12.000 di antaranya adalah anggota Kepanduan Filipina. Komponen utama dari departemen tersebut adalah Divisi Filipina yang berada di bawah komando Mayor Jenderal Jonathan M. Wainwrig. Berdasarkan rencana awal yang disusun oleh Amerika Serikat, pasukan utama akan mundur ke Semenanjung Bataan di Teluk Manila dan bertahan melawan Jepang hingga bala bantuan tiba. MacArthur mengubah rencana ini menjadi upaya untuk mempertahankan seluruh pulau Luzon dan mengerahkan pesawat B-17 Flying Fortresses untuk menenggelamkan kapal-kapal Jepang yang mendekati pulau tersebut. MacArthur berhasil meyakinkan para pejabat di Washington bahwa rencananya merupakan rencana yang terbaik agar Jepang tidak memilih perang, dan kalaupun memang mereka memutuskan untuk berperang, agar serangan mereka dapat dipatahkan.
Garnisun di Filipina mendapatkan bala bantuan sebanyak 8.500 serdadu antara Juli hingga Desember 1941. Setelah kekurangan anggaran selama bertahun-tahun, akhirnya banyak juga peralatan yang didatangkan. Pada bulan November, terjadi penumpukan 1.100.000 ton peralatan di pelabuhan-pelabuhan Amerika Serikat yang sedang menunggu kapal untuk dikirim ke Filipina. Selain itu, Stasiun CAST milik Angkatan Laut yang berfungsi untuk mengintersepsi pesan dari musuh memiliki sebuah mesin sandi sangat rahasia yang disebut PURPLE, yang berhasil membaca pesan-pesan diplomatik Jepang. Stasiun ini juga memiliki buku-buku sandi angkatan laut JN-25. Stasiun CAST mengirim seluruh hasil temuannya kepada MacArthur melalui Sutherland; Sutherland sendiri merupakan satu-satunya staf MacArthur yang diizinkan melihat temuan-temuan tersebut.
Pada pukul 03:30 waktu setempat pada tanggal 8 Desember 1941 (sekitar pukul 09:00 pada tanggal 7 Desember di Hawaii), Sutherland mendengar kabar mengenai serangan Pearl Harbor dan memberitahukan hal tersebut kepada MacArthur. Pada pukul 05:30, Kepala Staf Angkatan Darat AS, Jenderal George Marshall, memerintahkan kepada MacArthur untuk melancarkan rencana perang yang telah disusun, yaitu Rainbow Five. MacArthur sama sekali tidak mengambil tindakan apapun. Tiga kali panglima Angkatan Udara Timur Jauh, Mayor Jenderal Lewis H. Brereton, memohon izin untuk menyerang pangkalan-pangkalan Jepang di Formosa, sesuai dengan rencana sebelum perang, tetapi permohonan ini ditolak oleh Sutherland. Brereton baru membahas hal ini dengan MacArthur pada pukul 11:00, dan ia lalu diberi izin.
MacArthur belakangan menampik bahwa ia pernah berbicara dengan Brereton mengenai hal tersebut. Pada pukul 12:30, sembilan jam setelah serangan Pearl Harbor, pesawat dari Armada Udara ke-11 Jepang berhasil mengejutkan pasukan Amerika Serikat dengan menyerang Pangkalan Clark dan pangkalan pesawat tempur yang terletak di Lapangan Udara Iba. Mereka berhasil menghancurkan atau melumpuhkan 18 dari 35 pesawat B-17 milik Angkatan Udara Timur Jauh, 53 dari 107 pesawat P-40 miliknya, 3 pesawat P-35, dan lebih dari 25 pesawat lainnya. Kebanyakan dari pesawat tersebut dihancurkan saat masih berada di darat. Serangan ini juga mengakibatkan kerusakan berat di pangkalan-pangkalan tersebut, dan secara keseluruhan terdapat 80 korban tewas dan 150 korban luka-luka. Pesawat-pesawat Angkatan Udara Timur Jauh yang masih tersisa dihancurkan dalam kurun waktu beberapa hari.
Sumber: id.wikipedia.org
Pertahanan
Dipublikasikan oleh Natasya Anggita Saputri pada 27 Mei 2024
Douglas MacArthur meninggal dunia di Walter Reed Army Medical Center pada tanggal 5 April 1964 akibat penyakit sirosis biliari. Presiden Kennedy sudah mengizinkan pemakaman negara untuk MacArthur sebelum ia sendiri tewas dibunuh pada tahun 1963, dan Presiden Johnson kemudian memastikan arahan tersebut, dan ia memerintahkan agar MacArthur dimakamkan "dengan segala kehormatan yang dapat diberikan kepada seorang pahlawan yang telah tiada oleh sebuah bangsa yang berterima kasih." Pada 7 April, jenazahnya diangkut dengan menggunakan sebuah kereta pemakaman ke Union Station dan lalu diarak ke Capitol, dan di situ jenazahnya dibaringkan. Sekitar 150.000 orang berjalan melewati peti matinya. MacArthur sebelumnya pernah meminta agar ia dikuburkan di Norfolk, Virginia, yang merupakan tempat kelahiran ibunya dan tempat pernikahan kedua orang tuanya. Maka dari itu, pada tanggal 11 April, pemakamannya digelar di Gereja Episkopal Santo Paulus di Norfolk dan jenazahnya disemayamkan di Douglas MacArthur Memorial (bekas gedung Balai Kota Norfolk).
Dari segi militer, ia pernah mengalami kekalahan di Filipina pada tahun 1942 yang disebut oleh sejarawan militer Australia Gavin Long sebagai kekalahan "terbesar dalam sejarah perang Amerika di luar negeri". Reformasinya di West Point langsung dibatalkan, walaupun akhirnya dikembalikan secara perlahan. Gagasannya mengenai tentara yang juga mengerjakan urusan sipil dan memadamkan kerusuhan telah diabaikan oleh sebagian besar perwira yang berjuang di Eropa selama Perang Dunia II. Namun demikian, kemenangan MacArthur di Nugini pada tahun 1944, di Filipina pada tahun 1945, dan di Korea pada tahun 1950 berhasil dicapai walaupun ia kalah jumlah dan dengan menggunakan strategi dan manuver yang tepat.
Pemberhentiannya sendiri juga berdampak besar terhadap hubungan antara sipil dengan militer di Amerika. Ketika Presiden Johnson bertemu dengan Jenderal William Westmoreland di Honolulu pada tahun 1966, ia berkata kepadanya: "Jenderal, saya mempertaruhkan banyak hal dengan bergantung kepada Anda. Saya harap Anda tidak mencoba melakukan MacArthur kepada saya."
Penghargaan dan Penghormatan
Sepanjang hidupnya, MacArthur memperoleh lebih dari 100 penghargaan militer dari Amerika Serikat dan negara-negara lainnya yang meliputi Medal of Honor, Légion d'honneur dan Croix de guerre dari Prancis, Ordo Takhta Italia, Ordo Orange-Nassau dari Belanda, Honorary Knight Grand Cross of the Order of the Bath dari Australia, dan Ordo Matahari Terbit dari Jepang.
MacArthur sangat dikenal di Amerika. Nama MacArthur diabadikan sebagai nama jalan raya, fasilitas umum, dan anak-anak. Bahkan ada nama lantai untuk dansa yang diambil dari namanya. Pada 1955, pengangkatannya menjadi General of the Armies diusulkan di Kongres, tetapi usulan tersebut tidak ditindaklanjuti.
Semenjak tahun 1987, General Douglas MacArthur Leadership Awards dianugerahkan setiap tahunnya oleh Angkatan Darat Amerika Serikat atas nama General Douglas MacArthur Foundation untuk menghargai para perwira junior yang telah menunjukkan "tugas, kehormatan, dan negara" dalam kehidupan profesional mereka dan dalam pengabdian mereka kepada masyarakat.
Sumber: id.wikipedia.org
Teknik Elektro dan Informatika
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 27 Mei 2024
Visi
Menjadi penyelenggara pendidikan tinggi yang unggul pada riset terapan dibidang Teknologi, Ekonomi dan Kebijakan energi serta ketenagalistrikan.
Misi
Konsentrasi S2 Teknik Elektro
Teknik Ketenagalistrikan
Konsentrasi ini menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan sebagai berikut:
Ekonomi dan bisnis ketenagalistrikan
Konsentrasi ini menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan sebagai berikut:
Energi terbarukan dan sistem jaringan cerdas
Konsentrasi ini menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan sebagai berikut:
Syarat kelas pasca sarjana:
Sumber: https://infopmb.itpln.ac.id/
Ekonomi dan Bisnis
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 27 Mei 2024
Perilaku organisasi (OB) adalah studi tentang perilaku manusia dalam pengaturan organisasi, antarmuka antara perilaku manusia, organisasi, dan organisasi itu sendiri. Para peneliti perilaku organisasi mempelajari perilaku individu terutama dalam peran organisasi mereka. Salah satu tujuan utama dari perilaku organisasi adalah merevitalisasi teori organisasi dan mengembangkan konseptualisasi yang lebih baik dari kehidupan organisasi. Sebagai bidang multidisiplin, perilaku organisasi telah dipengaruhi oleh perkembangan sejumlah disiplin ilmu terkait, termasuk sosiologi, psikologi, ekonomi, dan teknik, serta pengalaman para praktisi.
Sejarah dan evolusi studi perilaku organisasi
Asal mula perilaku organisasi dapat ditelusuri kembali ke Max Weber dan studi organisasi sebelumnya. Revolusi Industri adalah periode sekitar tahun 1760 ketika teknologi baru menghasilkan adopsi teknik manufaktur baru, termasuk peningkatan mekanisasi. Revolusi industri menyebabkan perubahan sosial dan budaya yang signifikan, termasuk bentuk-bentuk organisasi baru.
Menganalisis bentuk-bentuk organisasi baru ini, sosiolog Max Weber menggambarkan birokrasi sebagai tipe organisasi ideal yang bertumpu pada prinsip-prinsip hukum rasional dan memaksimalkan efisiensi teknis. Pada tahun 1890-an, dengan datangnya manajemen ilmiah dan Taylorisme, Studi perilaku organisasi membentuknya sebagai sebuah disiplin akademis.
Kegagalan manajemen ilmiah melahirkan gerakan hubungan manusia yang ditandai dengan penekanan besar pada kerja sama dan moral karyawan. Gerakan hubungan manusia dari tahun 1930-an hingga 1950-an berkontribusi dalam membentuk studi perilaku organisasi.
Karya-karya para sarjana seperti Elton Mayo, Chester Barnard, Henri Fayol, Mary Parker Follett, Frederick Herzberg, Abraham Maslow, David Mc Cellan, dan Victor Vroom berkontribusi pada pertumbuhan Perilaku Organisasi sebagai sebuah disiplin ilmu. Karya-karya para ahli seperti Elton Mayo, Chester Barnard, Henri Fayol, Mary Parker Follett, Frederick Herzberg, Abraham Maslow, David Mc Cellan, dan Victor Vroom berkontribusi pada pertumbuhan Perilaku Organisasi sebagai sebuah disiplin ilmu.
Perilaku administratif Herbert Simon memperkenalkan sejumlah konsep penting dalam studi perilaku organisasi, terutama pengambilan keputusan. Simon dan Chester Barnard berpendapat bahwa orang mengambil keputusan secara berbeda di dalam organisasi dibandingkan di luar organisasi. Simon dianugerahi Hadiah Nobel Ekonomi untuk karyanya dalam pengambilan keputusan organisasi.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini menjadi lebih kuantitatif dan menghasilkan ide-ide seperti organisasi informal dan ketergantungan sumber daya. Teori kontingensi, teori institusional, dan ekologi organisasi juga menjadi populer. Mulai tahun 1980-an, penjelasan budaya organisasi dan perubahan organisasi menjadi bidang studi. Didasari oleh antropologi, psikologi, dan sosiologi, penelitian kualitatif menjadi lebih dapat diterima dalam OB.
Apa itu Perilaku Organisasi?
Perilaku organisasi secara langsung berkaitan dengan pemahaman, prediksi, dan pengendalian perilaku manusia dalam organisasi. Perilaku organisasi adalah studi tentang kinerja dan aktivitas kelompok dan individu dalam suatu organisasi. Bidang studi ini meneliti perilaku manusia dalam lingkungan kerja dan menentukan dampaknya terhadap struktur pekerjaan, kinerja, komunikasi, motivasi, kepemimpinan, dll.
Ini adalah studi sistematis dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana individu dan kelompok bertindak dalam organisasi kerja mereka. OB menarik dari disiplin ilmu lain untuk menciptakan bidang yang unik. Sebagai contoh, ketika kita meninjau topik seperti kepribadian dan motivasi, kita akan kembali meninjau studi dari bidang psikologi. Topik proses tim sangat bergantung pada bidang sosiologi.
Ketika kita mempelajari kekuasaan dan pengaruh dalam organisasi, kita banyak meminjam dari ilmu politik. Bahkan ilmu kedokteran pun berkontribusi pada bidang perilaku organisasi, khususnya dalam mempelajari stres dan dampaknya terhadap individu. Ada kesepakatan yang semakin meningkat mengenai komponen atau topik yang merupakan bidang studi OB.
Meskipun masih ada perdebatan mengenai pentingnya perubahan, tampaknya ada kesepakatan umum bahwa OB mencakup topik-topik inti dari motivasi, perilaku pemimpin dan kekuasaan, komunikasi interpersonal, struktur dan proses kelompok, pembelajaran, pengembangan sikap, dan persepsi, proses perubahan, konflik, desain kerja, dan stres kerja.
Fitur-fitur perilaku organisasi
Perilaku organisasi adalah studi dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang, individu, dan kelompok bertindak dalam organisasi. Hal ini dilakukan dengan mengambil pendekatan sistem. Ini menafsirkan hubungan orang-organisasi dalam hal seluruh orang, seluruh kelompok, seluruh organisasi, dan seluruh sistem sosial. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan mencapai tujuan manusia, organisasi, dan sosial.
Perilaku organisasi adalah:
Tujuan perilaku organisasi
Organisasi tempat orang bekerja memiliki pengaruh terhadap pikiran, perasaan, dan tindakan mereka. Pikiran, perasaan, dan tindakan ini, pada gilirannya, mempengaruhi organisasi itu sendiri. Perilaku organisasi mempelajari mekanisme yang mengatur interaksi ini, berusaha untuk mengidentifikasi dan menumbuhkan perilaku yang kondusif bagi kelangsungan hidup dan efektivitas organisasi.
Delapan tujuan perilaku organisasi ini menunjukkan bahwa OB berkaitan dengan orang-orang di dalam organisasi, bagaimana mereka berinteraksi, bagaimana tingkat kepuasan mereka, tingkat motivasi, dan menemukan cara untuk meningkatkannya dengan cara yang menghasilkan produktivitas tertinggi.
Disadur dari: iedunote.com
Pertahanan
Dipublikasikan oleh Natasya Anggita Saputri pada 27 Mei 2024
Douglas MacArthur (26 Januari 1881 – 5 April 1964) adalah seorang jenderal bintang lima asal Amerika Serikat dan marsekal lapangan Angkatan Darat Filipina. Ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat pada dasawarsa 1930-an dan memiliki sumbangsih yang besar dalam upaya untuk melawan Kekaisaran Jepang di teater Pasifik selama Perang Dunia II. Ia dianugerahi Medal of Honor berkat jasa-jasanya selama kampanye militer Filipina sehingga dirinya dan ayahnya, Arthur MacArthur, Jr., menjadi pasangan ayah dan anak pertama yang sama-sama mendapatkan medali tersebut. Ia juga merupakan salah satu dari hanya lima orang yang diberikan pangkat Jenderal Besar di Angkatan Darat Amerika Serikat dan satu-satunya orang yang pernah diangkat sebagai marsekal lapangan di Angkatan Darat Filipina.
Douglas dibesarkan di sebuah keluarga berlatar belakang militer di American Old West. Ia adalah seorang siswa yang berprestasi di Akademi Militer West Texas yang kemudian meneruskan pendidikan militernya di Akademi Militer Amerika Serikat di West Point dengan pangkat Kapten Pertama. Ia berhasil lulus dari West Point dengan peringkat pertama pada tahun 1903. Selama pendudukan Veracruz oleh Amerika Serikat pada tahun 1914, ia mengadakan sebuah misi pengintaian, dan berkat kiprahnya ia dinominasikan sebagai penerima Medal of Honor. Pada tahun 1917, pangkatnya dinaikkan dari mayor menjadi kolonel dan ia menjadi kepala staf Divisi ke-42 (yang juga disebut Divisi Pelangi). Saat sedang bertempur di Front Barat selama Perang Dunia I, ia diangkat menjadi brigadir jenderal, kembali dinominasikan sebagai penerima Medal of Honor, dan dianugerahi Distinguished Service Cross sebanyak dua kali dan Silver Star sebanyak tujuh kali.
Dari tahun 1919 hingga 1922, MacArthur menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer Amerika Serikat di West Point, dan pada masa jabatannya ini ia mengupayakan serangkaian reformasi. Ia kemudian ditugaskan di Filipina, dan pada tahun 1924, ia berperan penting dalam memadamkan Pemberontakan Kepanduan Filipina. Pada tahun 1925, ia menjadi mayor jenderal termuda di Angkatan Darat.
Ia menjadi salah satu hakim di Pengadilan Militer yang menghakimi Brigadir Jenderal Billy Mitchell, dan ia juga mengepalai Komite Olimpiade Amerika Serikat selama Olimpiade Musim Panas 1928 di Amsterdam. Pada tahun 1930, ia menjadi Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat. Maka dari itu, ia terlibat dalam peristiwa pengusiran para pengunjuk rasa Bonus Army dari kota Washington, D.C. pada tahun 1932. Pada masa jabatannya ini, ia juga turut mendirikan Civilian Conservation Corps. Ia pensiun dari angkatan darat pada tahun 1937 untuk menjadi Penasihat Militer untuk Pemerintahan Persemakmuran Filipina.
Pada tahun 1941, MacArthur dipanggil lagi untuk bertugas sebagai panglima Pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat di Timur Jauh. Kemudian terjadi sejumlah bencana militer, yakni kehancuran Angkatan Udara Timur Jauh Amerika Serikat pada 8 Desember 1941 serta serangan Jepang ke Filipina. Pasukan MacArthur kemudian terpaksa mundur ke Bataan, dan mereka bertahan di tempat tersebut hingga Mei 1942. Pada Maret 1942, MacArthur, keluarganya, dan anggota stafnya pergi ke Pulau Corregidor yang terletak tidak jauh dari Bataan dengan menumpangi perahu-perahu torpedo patroli, dan kemudian mereka melarikan diri ke Australia. Di sana, MacArthur menjadi Panglima Tertinggi Kawasan Pasifik Barat Daya.
Setibanya di Australia, MacArthur menyampaikan sebuah pidato dan berjanji bahwa ia akan kembali ke Filipina. Setelah pertempuran yang berkecamuk selama lebih dari dua tahun di teater Pasifik, ia berhasil memenuhi janjinya. Berkat upayanya untuk mempertahankan Filipina, MacArthur dianugerahi Medal of Honor. Ia secara resmi menerima pernyataan menyerah tanpa syarat Jepang pada 2 September 1945 di atas USS Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo. Ia lalu menjadi penanggungjawab pendudukan Jepang dari tahun 1945 hingga 1951.
Sebagai penguasa de facto Jepang, ia mengawasi proses perombakan sistem ekonomi, politik, dan sosial negara tersebut. Ia lalu memimpin Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa selama Perang Korea dan awalnya ia cukup berhasil; namun, serangan terhadap Korea Utara telah memicu campur tangan dari Republik Rakyat Tiongkok. Setelah mengalami kekalahan dalam berbagai pertempuran yang genting, ia diberhentikan oleh Presiden Harry S. Truman pada 11 April 1951. Ia kemudian menjadi chairman of the board di Remington Rand.
Kehidupan awal dan pendidikan
Sebagai seorang anak tentara, Douglas MacArthur lahir pada 26 Januari 1880, di Barak Little Rock, Little Rock, Arkansas, dari pasangan Arthur MacArthur, Jr., seorang kapten Angkatan Darat AS, dan istrinya, Mary Pinkney Hardy MacArthur (dijuluki "Pinky"). Arthur, Jr. adalah putra dari seorang ahli hukum dan politikus kelahiran Skotlandia, Arthur MacArthur, Sr., Arthur Jr. kemudian mendapatkan Medal of Honor sebagai penghargaan atas jasanya untuk Angkatan Darat Amerika Serikat dalam Pertempuran Missionary Ridge selama Perang Saudara Amerika, dan pangkatnya juga dinaikkan menjadi letnan jendral. Sementara itu, Pinkney berasal dari keluarga penting dari Norfolk, Virginia.
Dua saudara laki-lakinya berjuang untuk pihak Konfederasi selama Perang Saudara, dan mereka menolak menghadiri pernikahan Pinkney. Arthur dan Pinky dikaruniai tiga putra, dan Douglas adalah anak bungsu, setelah kakaknya Arthur III, lahir pada 1 Agustus 1876, dan kakaknya yang kedua, Malcolm, lahir pada 17 Oktober 1878. Keluarganya tinggal di berbagai pos Angkatan Darat di American Old West. Keadaan di wilayah tersebut terbilang primitif, dan Malcolm tutup usia akibat penyakit campak pada tahun 1883. Dalam memoirnya yang berjudul Reminiscences, MacArthur menulis, "Aku belajar menunggangi kuda dan menembak bahkan sebelum aku dapat membaca atau menulis—bahkan sebelum aku bisa berjalan dan berbicara.
Kehidupan MacArthur di garis terdepan Amerika Serikat berakhir pada Juli 1889 setelah keluarganya pindah ke Washington, D.C.,[9] dan di situ Douglas masuk Force Public School. Ayahnya ditugaskan ke San Antonio, Texas, pada September 1893. Di sana, MacArthur masuk Akademi Militer West Texas, dan di situ ia dianugerahi medali emas sebagai penghargaan atas pencapaian akademis dan sikapnya. Ia juga bergabung dengan tim tenis sekolahnya, dan selain itu ia menjadi quarterback di tim football dan shortstop di tim bisbol sekolah tersebut. Ia berhasil menjadi seorang valedictorian dengan rata-rata nilai tahun terakhir sebesar 97,33 dari 100. Namun, ayah dan kakek MacArthur tidak berhasil meyakinkan Presiden untuk mencalonkan Douglas sebagai siswa di Akademi Militer Amerika Serikat di West Point, baik itu pada masa Presiden Grover Cleveland maupun pada masa Presiden William McKinley. Setelah dua penolakan tersebut, Douglas dibimbing secara pribadi oleh seorang guru SMA asal Milwaukee, Gertrude Hull. Ia kemudian berhasil lulus ujian yang membuatnya mendapatkan pencalonan masuk West Point dari seorang anggota Kongres yang bernama Theobald Otjen, dan ia sendiri mendapatkan nilai 93,3 dalam ujian tersebut.[15] Ia kemudian menulis: "Ini adalah sebuah pelajaran yang tak pernah kulupakan.
Persiapan adalah kunci keberhasilan dan kemenangan."
MacArthur masuk West Point pada 13 Juni 1899, dan ibunya juga pindah ke sebuah ruangan di Hotel Craney yang berdekatan dengan halaman Akademi. Perpeloncoan merupakan praktik yang lumrah di West Point pada masa itu, dan MacArthur dan teman sekelasnya, Ulysses S. Grant III, menarik perhatian khusus dari para kadet selatan, karena mereka adalah anak seorang jenderal dan ibu mereka sama-sama tinggal di Hotel Craney. Setelah kadet Oscar Booz meninggalkan West Point karena perploncoan dan kemudian tutup usia akibat tuberkulosis, Kongres mengadakan sebuah penyelidikan. MacArthur dipanggil untuk menghadap sebuah komite khusus di Kongres pada tahun 1901, dan dalam pertemuan tersebut, ia memberikan kesaksian tentang para kadet yang terlibat dalam perploncoan, tetapi ia sendiri mengecilkan peristiwa perploncoan terhadap dirinya sendiri walaupun kadet-kadet yang lain menceritakan semua yang telah terjadi kepada komite.
Kongres kemudian melarang tindakan-tindakan yang melecehkan, menghina, mempermalukan, atau kejam, tetapi perploncoan masih berlanjut. MacArthur menjadi seorang kopral di Kompi B pada tahun keduanya, sersan pertama di Kompi A pada tahun ketiganya, dan Kapten Pertama pada tahun terakhirnya. Ia menjadi pemain left fielder di regu bisbol sekolahan tersebut, dan secara akademis ia mendapatkan nilai 2424,12 dari 2470.00, atau sebesar 98,14; ini merupakan nilai tertinggi ketiga yang pernah tercatat, dan ia lulus dengan peringkat pertama di kelasnya yang terdiri dari 93 lelaki pada 11 Juni 1903. Pada masa itu, kadet-kadet berpangkat tinggi biasanya ditugaskan ke Korps Zeni Angkatan Darat Amerika Serikat, sehingga MacArthur diangkat menjadi letnan kedua dalam korps tersebut.
Perwira Muda
MacArthur menjalani cuti kelulusannya dengan orang tuanya di Fort Mason, Kalifornia. Di tempat tersebut, ayahnya (yang pada saat itu telah menjadi mayor jenderal) menjabat sebagai panglima Departemen Pasifik. Sesudahnya, MacArthur bergabung dengan Bataliun Zeni Ketiga yang diberangkatkan ke Filipina pada Oktober 1903. MacArthur ditugaskan ke Iloilo, dan di situ ia mengawasi pembangunan sebuah dermaga di Camp Jossman. Ia ditugaskan untuk melakukan survei di Kota Tacloban, Kota Calbayog, dan Kota Cebu. Pada November 1903, saat bekerja di Guimaras, ia disergap oleh sepasang gerilyawan Filipina; ia berhasil menembak dan membunuh keduanya dengan menggunakan pistolnya. Ia dipromosikan menjadi "letnan pertama" di Manila pada April 1904. Pada Oktober 1904, saat sedang melakukan survei di Bataan, ia terpaksa berhenti bertugas karena ia terserang malaria dan tinea cruris. Ia kembali ke San Francisco, dan di situ ia ditempatkan di California Debris Commission. Pada Juli 1905, ia menjadi kepala zeni di Divisi Pasifik.
Pada Oktober 1905, MacArthur mendapatkan perintah untuk datang ke Tokyo untuk diangkat menjadi aide-de-camp ayahnya. Seorang pria yang mengenal mereka berdua pada masa itu menulis bahwa: "Arthur MacArthur merupakan seorang pria paling egois yang pernah aku lihat, sampai aku bertemu putranya. Mereka menginspeksi pangkalan-pangkalan militer Jepang di Nagasaki, Kobe, dan Kyoto, dan kemudian mereka melakukan perjalanan ke India melewati Shanghai, Hong Kong, Jawa, dan Singapura, mencapai Kalkuta pada Januari 1906. Di India, mereka mengunjungi Madras, Tuticorin, Quetta, Karachi, Perbatasan Barat Laut, dan Celah Khyber. Mereka kemudian berlayar ke Tiongkok lewat Bangkok dan Saigon, dan mereka berkunjung ke Kanton, Tsingtao, Peking, Tientsin, Hankow, dan Shanghai sebelum akhirnya kembali ke Jepang pada bulan Juni.
Pada bulan berikutnya, mereka kembali ke Amerika Serikat,[26] dan di situ Arthur MacArthur meneruskan tugasnya di Fort Mason dengan putranya sebagai aide-de-camp-nya. Pada bulan September, Douglas menerima perintah untuk melapor kepada Bataliun Zeni Kedua di Barak Washington dan masuk ke Sekolah Zeni. Di sana, ia juga bertugas sebagai "seorang aide untuk membantu fungsi-fungsi Gedung Putih" atas permintaan Presiden Theodore Roosevelt.
Pada Agustus 1907, MacArthur dikirim ke kantor distrik zeni di Milwaukee, yang merupakan kota tempat tinggal orang tuanya pada masa tersebut. Pada April 1908, ia ditempatkan di Fort Leavenworth, dan di situ ia diberi komando pertamanya: Kompeni K, Bataliun Zeni Ketiga. Ia menjadi ajudan batalion pada tahun 1909 dan kemudian sebagai perwira zeni di Fort Leavenworth pada tahun 1910. MacArthur dipromosikan menjadi kapten pada Februari 1911 dan dilantik menjadi kepala Departemen Zeni Militer dan Sekolah Zeni Lapangan. Ia ikut serta dalam pelatihan-pelatihan di San Antonio, Texas, bersama dengan Divisi Manuver pada 1911 dan bertugas di Panama pada Januari dan Februari 1912.
Kematian mendadak ayahnya pada 5 September 1912 membuat Douglas dan saudaranya Arthur kembali ke Milwaukee untuk merawat ibu mereka, terutama mengingat bahwa kesehatan ibu mereka telah memburuk. MacArthur meminta untuk dipindahkan ke Washington, D.C. agar ibunya dapat dibawa ke Rumah Sakit Johns Hopkins. Kepala Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal Leonard Wood mengajukan permohonan tersebut kepada Menteri Perang Henry L. Stimson, dan kemudian sang menteri mengabulkan permintaan MacArthur untuk ditempatkan di Kantor Kepala Staf pada 1912.
Ekspedisi Veracruz
Pada 21 April 1914, Presiden Woodrow Wilson memerintahkan pendudukan Veracruz. MacArthur bergabung dengan staf markas besar yang dikirim ke kawasan tersebut, dan ia tiba pada tanggal 1 Mei 1914. Ia lalu menyadari bahwa jalur kereta api dibutuhkan untuk memasok logistik yang diperlukan untuk melaju dari Veracruz. Ia menemukan banyak gerbong kereta, tetapi tidak ada lokomotifnya, sehingga ia pergi untuk memastikan kebenaran laporan bahwa terdapat beberapa lokomotif di Alvarado, Veracruz. Dengan membelanjakan emas senilai $150, ia dapat membeli sebuah gerobak sorong dan mempekerjakan tiga orang Meksiko (yang sudah ia lucuti). MacArthur dan rombongannya menemukan lima mesin di Alvarado. Walaupun dua dari antaranya hanya berupa switcher, tiga lokomotif lainnya sesuai dengan kebutuhan MacArthur.
Selama perjalanan kembali ke Veracruz, rombongannya dihadang oleh lima pria bersenjata. MacArthur dan rombongannya pun melesat untuk meloloskan diri dari kejaran mereka, sementara dua orang yang masih mengejar ditembak oleh MacArthur. Tak lama sesudahnya, mereka diserang oleh suatu kelompok yang terdiri dari lima belas pria berkuda. Tiga lubang peluru terbentuk di pakaian MacArthur, tetapi ia tidak mengalami luka-luka. Salah satu rekannya mengalami luka ringan, tetapi pada akhirnya MacArthur menembak empat dari pria berkuda tersebut, dan pria berkuda yang masih tersisa kemudian melarikan diri. Kemudian, MacArthur dan rombongannya diserang oleh tiga pria berkuda. Lubang peluru kembali terbentuk di pakaian MacArthur. Dengan menggunakan gerobak sorong, mereka berhasil lolos dari para penyerang tersebut, kecuali untuk satu orang yang kemudian ditembak mati beserta dengan kudanya. Rombongan MacArthur pun harus mengangkat mayat kuda dari jalur kereta sebelum dapat melanjutkan perjalanan.
Salah seorang perwira sejawat MacArthur menulis sebuah surat kepada Wood yang menyarankan agar nama MacArthur diajukan dalam daftar calon penerima Medal of Honor. Wood menyetujui usulan tersebut, dan Kepala Staf Hugh L. Scott lalu mengadakan pertemuan untuk mempertimbangkan pemberian penghargaan tersebut. Mereka mempertanyakan apakah tindakan tersebut dapat dilakukan tanpa sepengetahuan jenderal yang bertugas. Ini adalah pernyataan Brigjen Frederick Funston (juga merupakan seorang penerima Medal of Honor) yang merasa bahwa pemberian penghargaan kepada MacArthur merupakan suatu hal yang "sangat patut dan dapat dibenarkan."Namun, badan pertimbangan tersebut merasa khawatir bahwa "penganugerahan penghargaan ini akan mendorong perwira staf lainnya yang ada dalam keadaan yang sama untuk mengabaikan komandan mereka, kemungkinan juga menghalangi rencana [sang komandan]"; alhasil MacArthur sama sekali tidak diberikan penghargaan.
Sumber: id.wikipedia.org