Tinjauan Kritis: Menerjemahkan Edukasi Near-Miss Menjadi Paradigma Budaya Keselamatan Proaktif di Industri Manufaktur

Dipublikasikan oleh Raihan

19 September 2025, 18.07

unsplash.com

Jalur Logis Penelitian dan Temuan Kunci

Penelitian ini berawal dari observasi bahwa meskipun laporan data near-miss populer sebagai pendekatan proaktif dalam mencegah kecelakaan, di PT Semen Bosowa Maros praktik ini masih belum dilaporkan secara memadai . Laporan triwulan perusahaan menunjukkan kecelakaan berulang, seperti tertimpa material yang jatuh, yang mengindikasikan bahwa insiden nyaris celaka yang mendahuluinya tidak teridentifikasi atau dilaporkan . Hambatan yang teridentifikasi meliputi minimnya dukungan manajemen, ketakutan karyawan untuk disalahkan, dan pemahaman yang keliru tentang near-miss. Menanggapi permasalahan ini, tujuan utama penelitian adalah menguji efektivitas edukasi near-miss dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap pekerja untuk mengidentifikasi dan melaporkan insiden tersebut .

Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi-experimental design). Modul dan leaflet edukasi near-miss dirancang dan divalidasi oleh ahli. Partisipan dipilih menggunakan cluster sampling dan dibagi menjadi kelompok intervensi (n=25) dan kelompok kontrol (n=35) . Kelompok intervensi menerima ceramah tentang near-miss menggunakan modul, sedangkan kelompok kontrol hanya diberi leaflet untuk belajar mandiri . Pengukuran pengetahuan dan sikap dilakukan melalui kuesioner pada tahapan pre-test dan post-test.

Temuan penelitian menunjukkan bukti kuantitatif yang kuat akan efektivitas edukasi. Uji T Berpasangan (Paired T-test) menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi, edukasi memiliki efek signifikan terhadap pengetahuan, dengan perbedaan rata-rata (Mean Difference atau MD) sebesar 7.68 dan nilai p sebesar 0.000, serta terhadap sikap dengan MD sebesar 7.64 dan nilai p sebesar 0.000 . Hasil ini menunjukkan hubungan kuat antara intervensi edukasi dan peningkatan kognitif serta afektif pada pekerja.

Menariknya, edukasi juga menunjukkan efek signifikan pada kelompok kontrol yang hanya menerima leaflet. Uji T Berpasangan pada kelompok ini menunjukkan peningkatan pengetahuan dengan MD sebesar 3.57 (p=0.000) dan sikap dengan MD sebesar 3.88 (p=0.01) . Meskipun terdapat peningkatan pada kedua kelompok, Uji Mann-Whitney membuktikan bahwa edukasi menggunakan modul jauh lebih unggul dalam mengubah pengetahuan (MD 4.10, p=0.040) dan sikap (MD 3.75, p=0.010) dibandingkan dengan penggunaan leaflet . Temuan ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang lebih interaktif dan terstruktur secara signifikan lebih efektif dibandingkan metode pasif. Selain itu, hasil uji GLM menunjukkan bahwa perubahan pengetahuan dan sikap dari waktu ke waktu adalah signifikan, dengan adanya kontribusi dari beberapa karakteristik partisipan, yang mengisyaratkan bahwa efektivitas intervensi tidak seragam di seluruh populasi pekerja .

Jalur Logis Penelitian dan Temuan Kunci

Penelitian ini berawal dari observasi bahwa meskipun laporan data near-miss populer sebagai pendekatan proaktif dalam mencegah kecelakaan, di PT Semen Bosowa Maros praktik ini masih belum dilaporkan secara memadai . Laporan triwulan perusahaan menunjukkan kecelakaan berulang, seperti tertimpa material yang jatuh, yang mengindikasikan bahwa insiden nyaris celaka yang mendahuluinya tidak teridentifikasi atau dilaporkan . Hambatan yang teridentifikasi meliputi minimnya dukungan manajemen, ketakutan karyawan untuk disalahkan, dan pemahaman yang keliru tentang near-miss. Menanggapi permasalahan ini, tujuan utama penelitian adalah menguji efektivitas edukasi near-miss dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap pekerja untuk mengidentifikasi dan melaporkan insiden tersebut .

Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi-experimental design). Modul dan leaflet edukasi near-miss dirancang dan divalidasi oleh ahli. Partisipan dipilih menggunakan cluster sampling dan dibagi menjadi kelompok intervensi (n=25) dan kelompok kontrol (n=35) . Kelompok intervensi menerima ceramah tentang near-miss menggunakan modul, sedangkan kelompok kontrol hanya diberi leaflet untuk belajar mandiri . Pengukuran pengetahuan dan sikap dilakukan melalui kuesioner pada tahapan pre-test dan post-test.

Temuan penelitian menunjukkan bukti kuantitatif yang kuat akan efektivitas edukasi. Uji T Berpasangan (Paired T-test) menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi, edukasi memiliki efek signifikan terhadap pengetahuan, dengan perbedaan rata-rata (Mean Difference atau MD) sebesar 7.68 dan nilai p sebesar 0.000, serta terhadap sikap dengan MD sebesar 7.64 dan nilai p sebesar 0.000 . Hasil ini menunjukkan hubungan kuat antara intervensi edukasi dan peningkatan kognitif serta afektif pada pekerja.

Menariknya, edukasi juga menunjukkan efek signifikan pada kelompok kontrol yang hanya menerima leaflet. Uji T Berpasangan pada kelompok ini menunjukkan peningkatan pengetahuan dengan MD sebesar 3.57 (p=0.000) dan sikap dengan MD sebesar 3.88 (p=0.01) . Meskipun terdapat peningkatan pada kedua kelompok, Uji Mann-Whitney membuktikan bahwa edukasi menggunakan modul jauh lebih unggul dalam mengubah pengetahuan (MD 4.10, p=0.040) dan sikap (MD 3.75, p=0.010) dibandingkan dengan penggunaan leaflet . Temuan ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang lebih interaktif dan terstruktur secara signifikan lebih efektif dibandingkan metode pasif. Selain itu, hasil uji GLM menunjukkan bahwa perubahan pengetahuan dan sikap dari waktu ke waktu adalah signifikan, dengan adanya kontribusi dari beberapa karakteristik partisipan, yang mengisyaratkan bahwa efektivitas intervensi tidak seragam di seluruh populasi pekerja .

Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang signifikan dan meninggalkan beberapa pertanyaan terbuka untuk riset di masa depan. Meskipun penelitian ini berhasil mengukur perubahan pengetahuan dan sikap, penelitian ini tidak mengukur perubahan perilaku aktual, yaitu apakah karyawan benar-benar mulai melaporkan near-miss setelah edukasi. Kesenjangan antara sikap dan perilaku adalah tantangan klasik dalam riset K3. Selain itu, penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest yang hanya mengukur efek jangka pendek. Tidak ada data tentang keberlanjutan atau "masa pakai" perubahan pengetahuan dan sikap dalam jangka panjang (misalnya, setelah 6 atau 12 bulan), sehingga validitas eksternal intervensi dalam jangka panjang tidak dapat dipastikan .

Keterbatasan data dari dokumen yang disediakan juga menjadi tantangan. Hasil uji GLM yang mengindikasikan kontribusi dari "beberapa karakteristik partisipan" tidak dijelaskan secara rinci . Tanpa informasi ini, tidak mungkin untuk mengetahui karakteristik demografi atau pengalaman kerja mana yang paling mempengaruhi respons terhadap intervensi. Hal ini membatasi kemampuan untuk mengembangkan program edukasi yang disesuaikan (tailored) di masa depan.

5 Rekomendasi Riset Berkelanjutan

Berdasarkan temuan dan keterbatasan yang teridentifikasi, berikut adalah lima rekomendasi riset lanjutan yang dapat membangun di atas fondasi yang telah diletakkan oleh tesis ini:

  1. Studi Longitudinal untuk Mengukur Keberlanjutan Efek Edukasi
    • Justifikasi Ilmiah: Pengetahuan dan sikap yang baru diperoleh dapat mengalami "peluruhan" seiring waktu jika tidak diperkuat. Penelitian ini hanya membuktikan efek jangka pendek. Untuk memastikan efektivitas intervensi dan memvalidasi model pembelajaran yang berkelanjutan, diperlukan pengukuran berulang. Validitas eksternal dari intervensi hanya dapat dibuktikan jika efeknya bertahan.
    • Jalur Penelitian ke Depan: Merancang studi kohort prospektif dengan pengukuran berkala pada 3, 6, dan 12 bulan pasca-intervensi. Variabel baru yang akan ditambahkan adalah Tingkat Retensi Pengetahuan dan Stabilitas Sikap terhadap waktu. Metode analisis yang disarankan adalah analisis regresi linear berganda untuk memodelkan faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan skor.
  2. Eksplorasi Kualitatif Terhadap Faktor Penghambat dan Pendukung Laporan
    • Justifikasi Ilmiah: Tesis ini menyebutkan "beberapa kendala" dalam pelaporan near-miss tanpa memberikan rincian. Meskipun edukasi terbukti efektif, pemahaman mendalam tentang akar penyebab hambatan (misalnya, budaya menyalahkan, persepsi tentang paperwork yang rumit, dan kurangnya umpan balik) dari perspektif pekerja dan manajemen sangat krusial. Ini adalah studi pelengkap yang akan memberikan wawasan kontekstual dan psikologis yang tidak bisa ditangkap oleh riset kuantitatif.
    • Jalur Penelitian ke Depan: Melakukan riset kualitatif dengan wawancara mendalam (in-depth interview) dan diskusi kelompok terfokus (focus group discussion) kepada sampel pekerja dan perwakilan manajemen. Fokusnya adalah mengidentifikasi narasi, motivasi, dan hambatan non-kuantitatif yang mempengaruhi perilaku pelaporan.
  3. Analisis Multivariat Terperinci atas Kontribusi Karakteristik Demografi
    • Justifikasi Ilmiah: Uji GLM mengindikasikan bahwa karakteristik partisipan berkontribusi signifikan terhadap hasil. Tanpa rincian lebih lanjut, wawasan ini tidak dapat dimanfaatkan . Untuk mengoptimalkan desain intervensi di masa depan, penting untuk mengetahui profil pekerja yang paling responsif dan yang paling resisten terhadap perubahan. Misalnya, apakah pengalaman kerja yang panjang justru menjadi hambatan (overconfidence)?
    • Jalur Penelitian ke Depan: Menggunakan data yang ada atau mengumpulkan data baru untuk melakukan analisis multivariat yang lebih canggih, seperti Structural Equation Modeling (SEM). Model ini akan memetakan hubungan kausal yang kompleks antara variabel demografi (usia, masa kerja, riwayat kecelakaan) sebagai variabel moderator, intervensi edukasi sebagai variabel independen, dan skor pengetahuan/sikap sebagai variabel dependen.
  4. Komparasi Beragam Metode Edukasi dengan Pengukuran Perilaku Nyata
    • Justifikasi Ilmiah: Penelitian ini membandingkan dua media (modul vs. leaflet) dan menemukan modul lebih unggul. Namun, banyak metode edukasi lain (misalnya, simulasi, gamifikasi, VR) yang dapat diuji. Lebih penting lagi, validasi dampak intervensi harus melibatkan pengukuran perilaku, bukan hanya proksi kognitif .
    • Jalur Penelitian ke Depan: Merancang riset eksperimental dengan beberapa kelompok intervensi yang berbeda (misalnya, kelompok modul, kelompok simulasi, kelompok video interaktif). Variabel dependen baru yang paling penting adalah Tingkat Laporan Near-Miss Aktual (jumlah laporan per pekerja per bulan), yang harus diukur setelah perusahaan menyediakan sistem pelaporan yang direkomendasikan.
  5. Validasi Kontekstual pada Beragam Konteks Industri
    • Justifikasi Ilmiah: Temuan dari satu perusahaan di industri semen tidak dapat digeneralisasi ke industri lain tanpa validasi. Budaya, risiko, dan struktur organisasi sangat bervariasi antar sektor (misalnya, pertambangan, konstruksi, manufaktur). Replikasi studi ini di konteks lain sangat penting untuk membangun validitas eksternal dan membuktikan bahwa temuan ini bersifat universal.
    • Jalur Penelitian ke Depan: Melakukan studi komparatif antar-industri dengan protokol edukasi yang distandarisasi dan mengukur variabel yang sama. Di tahap akhir, analisis meta-analisis dapat digunakan untuk mensintesis temuan dari berbagai studi replikasi, mengidentifikasi faktor-faktor yang konsisten mempengaruhi efektivitas intervensi di berbagai konteks.

Ajakan Kolaboratif

Penelitian ini telah meletakkan fondasi empiris yang kuat untuk strategi edukasi near-miss yang proaktif. Namun, untuk menerjemahkan temuan ini menjadi perubahan budaya keselamatan yang signifikan dan berkelanjutan, diperlukan kolaborasi yang lebih luas dan riset lanjutan yang terstruktur. Penelitian lebih lanjut harus melibatkan institusi seperti Universitas Hasanuddin (sebagai institusi induk), lembaga penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja nasional atau internasional (untuk pengembangan metodologi), dan perusahaan-perusahaan di industri sejenis (untuk validasi kontekstual) guna memastikan keberlanjutan dan validitas hasil.

Sumber dari penelitian: Masa'nang, H. (2023). EFEKTIVITAS EDUKASI NEARMISS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN PT SEMEN BOSOWA MAROS TAHUN 2022 (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).