Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 07 Maret 2025
Pendahuluan
Perkembangan e-commerce telah mendorong peningkatan permintaan terhadap layanan pengiriman cepat dan fleksibel. Namun, tantangan utama dalam last-mile delivery adalah tingginya biaya operasional, inefisiensi logistik, dan dampak lingkungan akibat peningkatan jumlah kendaraan pengiriman.
Penelitian ini mengeksplorasi solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi last-mile delivery dalam model business-to-consumer (B2C). Dengan fokus pada crowdsourcing logistics dan penerapan algoritma optimasi, studi ini menawarkan strategi baru untuk memenuhi permintaan pelanggan sambil mengurangi beban operasional dan lingkungan.
Tantangan dalam Last-Mile Delivery B2C
1. Efisiensi Operasional dan Biaya Pengiriman
2. Dampak Lingkungan dan Kemacetan
3. Pengiriman Gagal dan Pengembalian Barang
Solusi Inovatif dalam Last-Mile Delivery
Penelitian ini membahas dua model utama dalam optimalisasi last-mile delivery berbasis teknologi dan crowdsourcing:
1. Crowdsourcing Logistics: Menggunakan Kapasitas Berlebih
2. Algoritma Optimasi Rute Pengiriman
Studi Kasus: Implementasi Crowdsourcing Logistics dalam Last-Mile Delivery
1. Penggunaan Crowdsourcing oleh Walmart
2. Amazon Flex: Memanfaatkan Pengemudi Independen
3. Penggunaan Trunk Delivery sebagai Solusi Alternatif
Tantangan dan Rekomendasi dalam Implementasi Solusi Inovatif
1. Keamanan dan Kepercayaan dalam Crowdsourcing Logistics
Solusi:
2. Ketergantungan pada Ketersediaan Pengemudi
Solusi:
3. Regulasi dan Kebijakan Transportasi Perkotaan
Solusi:
Kesimpulan
Solusi inovatif dalam last-mile delivery berbasis crowdsourcing dan algoritma optimasi memungkinkan efisiensi yang lebih tinggi dalam distribusi e-commerce.
✅ Crowdsourcing logistics dapat mengurangi biaya pengiriman hingga 30%.
✅ Algoritma AI dan Machine Learning meningkatkan efisiensi rute dan mengurangi waktu pengiriman hingga 50%.
✅ Model trunk delivery dan pickup points mengurangi pengiriman gagal dan meningkatkan fleksibilitas pelanggan.
Dengan adopsi strategi ini, perusahaan logistik dan e-commerce dapat meningkatkan layanan pelanggan sambil mengurangi dampak lingkungan dan biaya operasional.
Sumber Artikel: Sampaio Oliveira, A. H. (2021). Innovative business-to-business last-mile solutions: models and algorithms. Technische Universiteit Eindhoven.
Pengukuran Kinerja dan Optimasi dalam Rantai Pasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 07 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, manajemen rantai pasok (Supply Chain Management/SCM) menjadi faktor utama dalam meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing perusahaan. Paper berjudul The Study of Supply Chain Management Strategy and Practices on Supply Chain Performance oleh Inda Sukati, Abu Bakar Hamid, Rohaizat Baharun, dan Rosman Md Yusoff membahas hubungan antara strategi SCM dan praktik SCM terhadap kinerja rantai pasok, dengan fokus pada industri manufaktur di Malaysia.
Penelitian ini menyoroti bahwa meskipun strategi SCM penting, faktor utama yang benar-benar mempengaruhi kinerja rantai pasok adalah praktik SCM yang diterapkan oleh perusahaan. Studi ini menggunakan data dari 200 manajer rantai pasok di berbagai bidang, termasuk eksekutif perusahaan, pembelian, produksi, distribusi, dan logistik. Hasilnya menunjukkan bahwa kemitraan strategis dengan pemasok, hubungan pelanggan, dan berbagi informasi memiliki dampak yang signifikan terhadap integrasi rantai pasok, fleksibilitas, dan responsivitas terhadap pelanggan.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei kuesioner yang dikirimkan kepada 200 manajer di industri manufaktur Malaysia. Sebanyak 62% kuesioner dikembalikan, dan 51% di antaranya dapat digunakan untuk analisis. Data dianalisis menggunakan metode statistik seperti uji validitas dan reliabilitas, korelasi, serta regresi berganda untuk memahami hubungan antara variabel independen dan dependen.
Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan dua faktor utama:
Hubungan Strategi dan Praktik SCM dengan Kinerja Rantai Pasok
Penelitian ini menemukan bahwa strategi SCM memiliki hubungan yang lemah dengan kinerja rantai pasok, sedangkan praktik SCM memiliki hubungan yang lebih kuat dan signifikan terhadap kinerja rantai pasok.
Studi Kasus: Implementasi Strategi SCM dalam Industri Manufaktur
Penelitian ini memberikan beberapa contoh dari industri manufaktur mengenai implementasi strategi dan praktik SCM:
Tantangan dalam Implementasi SCM
Penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan utama dalam implementasi SCM:
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa praktik SCM lebih berpengaruh terhadap kinerja rantai pasok dibandingkan dengan strategi SCM itu sendiri. Kemitraan strategis dengan pemasok, hubungan pelanggan, dan berbagi informasi menjadi faktor utama dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok.
Meskipun strategi seperti lean, agile, dan hybrid supply chain memberikan manfaat dalam kondisi tertentu, dampaknya terhadap kinerja rantai pasok masih lemah dibandingkan dengan praktik SCM yang lebih konkret. Dengan mengadopsi teknologi digital, meningkatkan kerja sama dengan pemasok, dan memperkuat hubungan dengan pelanggan, perusahaan dapat meningkatkan fleksibilitas, efisiensi, dan daya saing dalam rantai pasok global.
Sumber Referensi:
Sukati, I., Hamid, A. B., Baharun, R., & Yusoff, R. M. The Study of Supply Chain Management Strategy and Practices on Supply Chain Performance. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 40, 225–233, 2012.
Pengukuran Kinerja dan Optimasi dalam Rantai Pasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 07 Maret 2025
Pendahuluan
Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management/SCM) telah menjadi strategi utama dalam meningkatkan efisiensi bisnis, baik di sektor publik maupun swasta. Paper berjudul Review of Performance Measurement on Supply Chain Management oleh Pooja Dixit dan Tarun Kumar Yadav membahas bagaimana sistem pengukuran kinerja rantai pasok dapat memberikan wawasan tentang efisiensi operasional dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Paper ini menyoroti bahwa meskipun ada banyak penelitian tentang pengukuran kinerja rantai pasok, sebagian besar masih bersifat dangkal dan tidak mempertimbangkan kompleksitas dalam desain sistem pengukuran. Penelitian ini juga membahas perbedaan dalam penerapan sistem pengukuran antara perusahaan besar dan usaha kecil-menengah (UKM), serta bagaimana tren globalisasi dan digitalisasi mempengaruhi manajemen rantai pasok di berbagai industri.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan tinjauan literatur untuk memahami berbagai model pengukuran kinerja rantai pasok. Selain itu, penelitian ini juga mengembangkan metodologi struktural untuk mendesain sistem pengukuran kinerja yang lebih akurat.
Proses penelitian melibatkan tiga tahap utama:
Lima Komponen Utama dalam Manajemen Rantai Pasok
Penelitian ini menyoroti lima elemen utama yang membentuk rantai pasok dan bagaimana masing-masing elemen dapat diukur secara efektif:
Temuan Utama dalam Penelitian
Penelitian ini mengidentifikasi beberapa tantangan utama dalam penerapan sistem pengukuran kinerja rantai pasok:
Studi Kasus: Implementasi Pengukuran Kinerja di Industri Manufaktur
Penelitian ini memberikan contoh penerapan sistem pengukuran kinerja rantai pasok dalam industri manufaktur, dengan fokus pada perusahaan yang bergerak di sektor otomotif dan elektronik.
Rekomendasi untuk Optimalisasi Sistem Pengukuran Kinerja
Berdasarkan temuan penelitian, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan sistem pengukuran kinerja rantai pasok:
Kesimpulan
Penelitian ini menyoroti pentingnya sistem pengukuran kinerja dalam manajemen rantai pasok, baik untuk perusahaan besar maupun UKM. Meskipun ada tantangan dalam implementasi, penggunaan teknologi digital dan standarisasi global dapat membantu meningkatkan efektivitas sistem pengukuran. Dengan mengadopsi pendekatan berbasis data dan inovasi, perusahaan dapat mencapai rantai pasok yang lebih efisien, responsif, dan kompetitif di era globalisasi.
Sumber Referensi : Dixit, P., & Yadav, T. K. Review of Performance Measurement on Supply Chain Management. International Journal of Engineering Applied Sciences and Technology, Vol. 7, Issue 9, 2022, pp. 118-126.
Pengukuran Kinerja dan Optimasi dalam Rantai Pasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 07 Maret 2025
Pendahuluan
Persaingan di industri retail semakin ketat, terutama dengan pertumbuhan minimarket yang menekan profitabilitas supermarket besar. Perusahaan seperti XYZ Company harus mencari strategi optimalisasi rantai pasok untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Paper berjudul Supply Chain Performance Measurement at XYZ Company Distribution Center Using SCOR 12 oleh David Prasetya, Anggoro Prasetyo Utomo, dan Marla Setiawati menganalisis kinerja rantai pasok XYZ Company menggunakan model SCOR 12.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja rantai pasok XYZ Company dengan pendekatan berbasis data. Model SCOR digunakan untuk mengukur lima dimensi utama rantai pasok, yaitu reliability, responsiveness, agility, cost, dan asset management. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kinerja rantai pasok perusahaan berada dalam kategori baik hingga rata-rata, terdapat beberapa titik kritis yang perlu diperbaiki, terutama dalam manajemen pengadaan dan distribusi.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggabungkan tiga metode utama dalam evaluasi kinerja rantai pasok:
Hasil Evaluasi Kinerja Rantai Pasok XYZ Company
Penelitian ini menemukan bahwa kinerja rantai pasok XYZ Company pada tahun 2022 mencapai skor 69,54, sementara tahun 2023 meningkat menjadi 70,08. Meskipun ada peningkatan, masih terdapat beberapa masalah yang perlu ditangani.
Studi Kasus: Permasalahan dan Solusi dalam Rantai Pasok XYZ Company
Penelitian ini mengidentifikasi beberapa masalah utama yang dihadapi XYZ Company dan memberikan solusi berbasis praktik terbaik dari SCOR.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model SCOR dalam evaluasi rantai pasok XYZ Company memberikan wawasan berharga tentang titik-titik lemah yang perlu diperbaiki. Meskipun ada peningkatan skor dari tahun 2022 ke 2023, masih terdapat tantangan utama yang harus diatasi, seperti ketidakstabilan pasokan, ketidakefisienan distribusi, dan kenaikan biaya operasional.
Dengan menerapkan strategi berbasis data dan teknologi, XYZ Company dapat mengurangi inefisiensi, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memperkuat daya saingnya dalam industri retail. Studi ini membuktikan bahwa evaluasi berbasis SCOR dapat menjadi alat yang efektif dalam pengelolaan rantai pasok yang lebih strategis dan adaptif terhadap perubahan pasar.
Sumber Referensi : Prasetya, D., Utomo, A. P., & Setiawati, M. Supply Chain Performance Measurement at XYZ Company Distribution Center Using SCOR 12. Petra International Journal of Business Studies, Vol. 7, No. 1, June 2024, pp. 66-79.
Pengukuran Kinerja dan Optimasi dalam Rantai Pasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 07 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam ekonomi global yang semakin tidak stabil, inflasi menjadi tantangan utama dalam rantai pasok. Kenaikan harga bahan baku, gangguan logistik, dan perubahan kebijakan moneter mempengaruhi efisiensi bisnis. Penelitian yang dilakukan oleh Chenxi Zhang, Zeshui Xu, Xunjie Gou, dan Marinko Škare mengkaji bagaimana berbagai indikator inflasi berdampak pada penelitian manajemen rantai pasok (SCM) dan daya saing perusahaan.
Penelitian ini berfokus pada dua pendekatan utama, yaitu analisis bibliometrik dan ekonometrik. Analisis bibliometrik digunakan untuk mengidentifikasi tren penelitian SCM selama beberapa dekade terakhir, sedangkan analisis ekonometrik menggunakan model VAR (Vector Autoregression) untuk mengevaluasi hubungan antara inflasi dan SCM. Hasil studi menunjukkan bahwa inflasi dan SCM memiliki hubungan dua arah, di mana inflasi mempengaruhi strategi rantai pasok, sementara inovasi dalam SCM juga berkontribusi dalam mengatasi tekanan inflasi.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan utama:
Dampak Inflasi terhadap Rantai Pasok
Penelitian ini menemukan bahwa inflasi memiliki efek langsung dan tidak langsung terhadap manajemen rantai pasok, dengan beberapa temuan utama:
Studi Kasus: Bagaimana Perusahaan Mengatasi Dampak Inflasi
Studi ini juga membahas bagaimana perusahaan dari berbagai industri menghadapi dampak inflasi terhadap rantai pasok mereka:
Implikasi Penelitian bagi Bisnis dan Ekonomi
Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi penting bagi bisnis dan ekonomi global:
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa inflasi memiliki dampak signifikan terhadap rantai pasok dan daya saing bisnis. Kenaikan harga energi, pangan, dan bahan baku mempengaruhi efisiensi rantai pasok secara langsung. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa SCM yang efisien dapat membantu perusahaan beradaptasi terhadap inflasi, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan daya saing mereka.
Dengan mengadopsi strategi SCM berbasis teknologi dan fleksibilitas pemasok, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif inflasi dan tetap kompetitif di pasar global. Studi ini memberikan wawasan berharga bagi perusahaan, akademisi, dan pembuat kebijakan dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.
Sumber Referensi : Zhang, C., Xu, Z., Gou, X., & Škare, M. The Dynamic Impact of Inflation on Supply Chain and Competitiveness: Bibliometric and Econometric Analysis. Journal of Competitiveness, 2023.
Pengukuran Kinerja dan Optimasi dalam Rantai Pasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 07 Maret 2025
Pendahuluan
Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dalam rantai pasoknya. Pengukuran kinerja rantai pasok menjadi langkah penting dalam mengevaluasi efisiensi operasional serta menemukan titik-titik perbaikan. Paper berjudul Supply Chain Performance Measurement with Supply Chain Operation References Approach (A Case Study in a Batik Company) oleh Novie Susanto, Ratna Purwaningsih, Rani Rumita, dan Emanuela Septia membahas bagaimana model SCOR (Supply Chain Operations Reference) digunakan untuk mengukur dan meningkatkan kinerja rantai pasok di industri batik.
Penelitian ini menyoroti permasalahan yang dihadapi oleh CV. PT, sebuah perusahaan batik di Solo, Jawa Tengah, dalam hal ketidaksesuaian bahan baku dan masalah dalam produksi yang menyebabkan penurunan produktivitas. Dengan menggunakan model SCOR, penelitian ini mengevaluasi lima proses utama dalam rantai pasok, yaitu plan, source, make, deliver, dan return, untuk mengidentifikasi titik-titik lemah serta menyusun strategi peningkatan kinerja.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan model SCOR untuk mengukur kinerja rantai pasok dengan indikator Key Performance Indicators (KPI). Model SCOR yang digunakan adalah versi 12.0, yang merupakan pengembangan dari versi sebelumnya dengan tambahan sub-atribut untuk evaluasi yang lebih mendalam.
Tiga tahap utama dalam penelitian ini meliputi:
Evaluasi Kinerja Rantai Pasok dengan Model SCOR
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa total kinerja rantai pasok CV. PT adalah 69,983, yang masuk dalam kategori rata-rata. Ini berarti perusahaan memiliki banyak ruang untuk perbaikan guna meningkatkan efisiensi operasionalnya.
Penelitian ini menemukan beberapa permasalahan utama yang menyebabkan kinerja rantai pasok CV. PT belum optimal:
Studi Kasus: Implementasi Model SCOR pada CV. PT
Penelitian ini mengevaluasi lima proses utama dalam rantai pasok CV. PT:
Strategi Perbaikan Kinerja Rantai Pasok
Berdasarkan hasil evaluasi, penelitian ini merekomendasikan beberapa strategi untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok CV. PT:
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa model SCOR dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam rantai pasok dan memberikan strategi perbaikan yang tepat. Evaluasi kinerja CV. PT menunjukkan bahwa perusahaan masih berada dalam kategori rata-rata dengan beberapa area yang perlu ditingkatkan, terutama dalam hal akurasi dokumentasi, efisiensi produksi, dan ketepatan waktu pengiriman.
Dengan menerapkan strategi yang direkomendasikan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi rantai pasoknya, mengurangi pemborosan, serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Industri batik sebagai bagian dari ekonomi kreatif Indonesia dapat memperoleh manfaat besar dari optimasi rantai pasok berbasis model SCOR, sehingga lebih kompetitif di pasar global.
Sumber : Susanto, N., Purwaningsih, R., Rumita, R., & Septia, E. Supply Chain Performance Measurement with Supply Chain Operation References Approach (A Case Study in a Batik Company). Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management, Sao Paulo, Brazil, 2021.