Profesi & Etika
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Dalam dunia profesional, etika menjadi elemen krusial dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Paper Profesi & Etika karya Alam Santosa, MT, membahas secara mendalam tentang konsep profesi, karakteristik profesionalisme, serta etika dalam dunia engineering. Paper ini tidak hanya menjelaskan teori dasar, tetapi juga memberikan studi kasus nyata yang memperlihatkan tantangan dan dilema etika yang dihadapi oleh para insinyur. Artikel ini akan mengulas isi utama paper, studi kasus, serta relevansinya dalam perkembangan industri modern.
Konsep Dasar Profesi dan Etika Engineering
1. Definisi Profesi dan Karakteristik Profesionalisme
Menurut Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET), engineering didefinisikan sebagai profesi yang mengaplikasikan pengetahuan matematika dan ilmu alam melalui studi, pengalaman, dan praktik untuk memanfaatkan sumber daya secara ekonomis demi kepentingan umat manusia.
Karakteristik utama sebuah profesi meliputi:
2. Etika dalam Dunia Engineering
Etika engineering berfokus pada tanggung jawab moral insinyur dalam memecahkan masalah teknis. Seorang insinyur harus mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari setiap keputusannya, bukan hanya keuntungan finansial semata.
Beberapa aspek utama dalam etika engineering:
Studi Kasus: Dilema Etika dalam Profesi Engineering
1. Pembuangan Limbah Bahan Kimia
Sebuah pabrik kimia yang berlokasi dekat pemukiman warga membuang limbah berbahaya ke lahan pertanian. Air tanah terkontaminasi, menyebabkan masalah kesehatan serius bagi masyarakat sekitar.
Analisis etika:
2. Konflik Etika di Dunia Akademik
Dua profesor, Vivi dan Rano, bekerja sama dalam proyek riset. Vivi memiliki perilaku yang kasar terhadap koleganya, termasuk Rano. Rano menghadapi dilema: tetap bekerja dengan Vivi demi kepentingan karier atau menghindari reputasi buruk.
Analisis etika:
3. Pindah Kerja demi Keuntungan Finansial
Misam, seorang insinyur, menerima tawaran gaji lebih tinggi dari perusahaan kompetitor. Ia memberitahukan penawaran tersebut kepada perusahaannya saat ini, yang kemudian menyamai tawaran tersebut. Misam menghadapi dilema: tetap bekerja atau mencoba menegosiasikan gaji lebih tinggi dengan perusahaan kompetitor.
Analisis etika:
Implikasi Etika Engineering dalam Industri Modern
1. Tantangan Teknologi dan Etika
Kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, dan energi terbarukan menimbulkan tantangan etika baru. Misalnya:
2. Peran Kode Etik dalam Menjamin Integritas Profesi
Beberapa organisasi insinyur seperti Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan National Society of Professional Engineers (NSPE) telah mengembangkan kode etik profesi untuk memastikan profesionalisme dalam industri. Beberapa prinsip utama kode etik ini meliputi:
3. Studi Kasus Global: Dampak Engineering pada Masyarakat
Kesimpulan
Paper Profesi & Etika karya Alam Santosa, MT, memberikan wawasan penting tentang bagaimana etika menjadi faktor kunci dalam dunia engineering. Dengan memaparkan teori, studi kasus, serta relevansi dengan industri modern, paper ini menjadi referensi yang sangat berguna bagi insinyur, akademisi, dan profesional lainnya.
Dalam dunia yang semakin kompleks, penerapan etika dalam profesi engineering bukan hanya menjadi tuntutan moral tetapi juga kebutuhan untuk keberlanjutan industri dan masyarakat secara keseluruhan. Para profesional di bidang ini harus terus mengedepankan keselamatan publik, transparansi, dan keberlanjutan dalam setiap keputusan yang mereka buat.
Sumber: Alam Santosa, MT. Profesi & Etika.
Profesi & Etika
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Etika profesi merupakan salah satu pilar utama dalam dunia kerja, terutama dalam bidang teknik sipil dan arsitektur. Jurnal Pelanggaran Etika Profesi Pada Proyek Hambalang karya Amirudin Kurdi membahas bagaimana pelanggaran etika dalam proyek ini menjadi salah satu contoh terbesar kegagalan tata kelola proyek di Indonesia. Jurnal ini menyoroti berbagai bentuk penyimpangan, seperti mark-up anggaran, manipulasi hasil survei, serta pelanggaran dalam proses lelang proyek yang menyebabkan skandal korupsi besar.
Dalam resensi ini, kita akan membahas isi utama jurnal, studi kasus dari proyek Hambalang, serta relevansi dan pelajaran yang dapat diambil untuk mencegah kasus serupa di masa depan.
Proyek pembangunan Sport Center Hambalang di Bogor bertujuan untuk meningkatkan kualitas atlet nasional dengan menyediakan fasilitas olahraga bertaraf internasional. Pembangunan ini menjadi prioritas pemerintah karena Sekolah Atlet Ragunan dianggap sudah tidak memadai. Namun, dalam pelaksanaannya, proyek ini penuh dengan penyimpangan yang melibatkan pejabat tinggi negara dan BUMN.
Jurnal ini mengidentifikasi beberapa pelanggaran etika utama, antara lain:
Studi Kasus: Pelanggaran Etika dan Dampaknya
1. Mark-Up Anggaran Proyek
Salah satu bentuk pelanggaran paling mencolok dalam proyek ini adalah penggelembungan anggaran secara tidak wajar. KPK menemukan bahwa anggaran proyek ini mengalami peningkatan cepat hingga mencapai Rp 1,2 triliun, jauh di atas perkiraan awal Rp 300 miliar.
Dampaknya:
2. Manipulasi Hasil Survei Kelayakan Tanah
Seharusnya, proyek konstruksi besar diawali dengan studi kelayakan yang jujur dan transparan. Namun, dalam proyek Hambalang, hasil survei kelayakan disembunyikan. Konsultan proyek tidak melaporkan bahwa tanah di Hambalang merupakan clay soil yang tidak stabil, yang dapat menyebabkan amblesnya bangunan.
Dampaknya:
3. Penyimpangan dalam Proses Lelang
Panitia lelang melanggar banyak prosedur, seperti:
Dampaknya:
Relevansi dan Pelajaran dari Kasus Hambalang
1. Pentingnya Transparansi dan Akuntabilitas dalam Proyek Publik
Kasus Hambalang menjadi contoh nyata bagaimana kurangnya transparansi dapat menyebabkan korupsi besar-besaran. Oleh karena itu, proyek publik harus diawasi secara ketat oleh lembaga independen agar tidak terjadi penyalahgunaan dana.
2. Penerapan Kode Etik Profesi yang Ketat
Kode etik insinyur, seperti yang diatur oleh Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET), mengharuskan insinyur untuk bersikap jujur dan tidak memihak. Jika prinsip ini diterapkan dengan ketat, kasus manipulasi hasil survei seperti di Hambalang dapat dicegah.
3. Reformasi Sistem Lelang dan Pengadaan Barang
Untuk mencegah terulangnya kasus serupa, sistem lelang harus lebih transparan dan bebas dari intervensi politik. Setiap pelanggaran harus ditindak tegas, dan proses seleksi harus dilakukan secara terbuka dengan standar internasional.
4. Pentingnya Keberlanjutan dalam Pembangunan Infrastruktur
Keputusan membangun proyek di tanah yang tidak stabil menunjukkan kurangnya pertimbangan terhadap aspek keberlanjutan. Seharusnya, proyek besar mempertimbangkan aspek lingkungan agar tidak menyebabkan kerusakan yang lebih besar di kemudian hari.
Jurnal Pelanggaran Etika Profesi Pada Proyek Hambalang karya Amirudin Kurdi mengungkap bagaimana pelanggaran etika dapat merusak proyek besar dan menyebabkan kerugian negara yang sangat besar. Dari kasus ini, kita dapat menarik beberapa pelajaran penting:
Kasus Hambalang bukan hanya pelajaran bagi dunia konstruksi, tetapi juga bagi semua sektor profesional agar selalu menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme.
Sumber: Amirudin Kurdi. Pelanggaran Etika Profesi Pada Proyek Hambalang. Jurnal Teknik Sipil - Arsitektur Volume 17 No.1, Mei 2018.
Profesi & Etika
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Dalam dunia konstruksi, penerapan kontrak kerja antara kontraktor utama (main contractor) dan subkontraktor menjadi elemen kunci dalam memastikan proyek berjalan sesuai rencana. Laporan Profesionalisme Keinsinyuran dalam Penerapan Kontrak Kerja Subkontraktor terhadap Pelaksanaan di Proyek Swasta Tasikmalaya karya M. Ali Hanafiah membahas bagaimana kontrak kerja ini diterapkan di lapangan serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya.
Laporan ini mengulas pentingnya pengawasan berkala dalam pelaksanaan proyek, menganalisis kesesuaian antara kontrak awal dan realisasi di lapangan, serta memberikan wawasan mengenai dinamika kerja antara kontraktor dan subkontraktor dalam proyek konstruksi. Dalam resensi ini, kita akan membahas isi utama laporan, studi kasus dari proyek di Tasikmalaya, serta pelajaran yang dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi proyek konstruksi.
Laporan ini bertujuan untuk memahami bagaimana kontrak kerja antara main contractor dan subkontraktor diimplementasikan dalam proyek konstruksi swasta di Tasikmalaya. Beberapa aspek utama yang dibahas meliputi:
Penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan, wawancara dengan pihak terkait, serta analisis dokumentasi kontrak kerja dan laporan proyek. Data yang dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan standar industri untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam implementasi kontrak.
Penerapan Kontrak Subkontraktor di Proyek Tasikmalaya
1. Ketidaksesuaian Volume Pekerjaan dengan Kontrak Awal
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa 69,23% subkontraktor mengalami perubahan volume pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak awal. Ini terjadi karena adanya modifikasi desain, perubahan spesifikasi material, serta kondisi lapangan yang tidak terduga.
Dampaknya:
Sebaliknya, 30,77% subkontraktor tetap sesuai dengan kontrak awal, sehingga tidak ada pekerjaan tambahan atau pengurangan.
2. Tantangan dalam Implementasi Kontrak
Beberapa tantangan yang diidentifikasi dalam laporan ini meliputi:
3. Proses Addendum dan Kerja Tambah Kurang
Dalam proyek konstruksi, perubahan pekerjaan sering kali membutuhkan addendum kontrak. Laporan ini menemukan bahwa banyak perubahan di proyek Tasikmalaya tidak selalu didokumentasikan dengan baik, sehingga menghambat kejelasan tanggung jawab antara pihak-pihak yang terlibat.
Implikasi dari masalah ini:
Relevansi dan Pelajaran dari Kasus Ini
1. Pentingnya Pengawasan Berkala terhadap Pelaksanaan Kontrak
Salah satu temuan utama laporan ini adalah pentingnya kontrol berkala terhadap pekerjaan subkontraktor. Dengan pengawasan yang ketat, proyek dapat berjalan lebih efisien dan risiko ketidaksesuaian dengan kontrak awal dapat diminimalkan.
2. Transparansi dalam Perubahan Kontrak
Agar proyek berjalan dengan lancar, semua perubahan pekerjaan harus didokumentasikan dengan baik dalam bentuk addendum kontrak. Hal ini penting untuk mencegah:
3. Penerapan Standar Kontrak yang Lebih Kuat
Kontrak kerja harus mencakup:
4. Hubungan dengan Tren Industri Konstruksi
Dalam industri konstruksi modern, penerapan teknologi Building Information Modeling (BIM) dapat membantu mengurangi ketidaksesuaian antara rencana proyek dan realisasi di lapangan. Dengan BIM, semua perubahan dapat dianalisis secara digital sebelum diterapkan di lapangan, sehingga mengurangi kebutuhan akan pekerjaan tambah kurang yang tidak terduga.
Laporan Profesionalisme Keinsinyuran dalam Penerapan Kontrak Kerja Subkontraktor terhadap Pelaksanaan di Proyek Swasta Tasikmalaya memberikan wawasan penting tentang dinamika kerja antara kontraktor utama dan subkontraktor dalam proyek konstruksi. Dari laporan ini, kita dapat menarik beberapa pelajaran utama:
Laporan ini menjadi referensi yang berharga bagi para profesional di industri konstruksi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan kontrak kerja.
Sumber: M. Ali Hanafiah. Profesionalisme Keinsinyuran dalam Penerapan Kontrak Kerja Subkontraktor terhadap Pelaksanaan di Proyek Swasta Tasikmalaya. Universitas Katolik Soegijapranata, April 2023.
Profesi & Etika
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Di era digital yang terus berkembang, etika profesional dalam teknologi informasi (TI) menjadi isu yang sangat penting bagi perusahaan. Jurnal Etika Profesional Pengembangan Teknologi Informasi Serta Tanggung Jawab di PT Anugrah Bungo Lestari membahas bagaimana perusahaan di sektor industri karet menerapkan prinsip etika dalam pengelolaan teknologi informasi mereka. Dengan meningkatnya adopsi teknologi untuk efisiensi bisnis, perusahaan menghadapi tantangan dalam menjaga integritas, transparansi, dan perlindungan data pelanggan.
Jurnal ini menyoroti berbagai aspek etika profesional dalam pengembangan TI, termasuk perlindungan data pribadi, tanggung jawab sosial, transparansi, serta kepatuhan terhadap regulasi. Melalui studi kasus di PT Anugrah Bungo Lestari, penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang dampak etika TI terhadap kepercayaan pelanggan dan lingkungan kerja yang positif.
Seiring dengan meningkatnya peran TI dalam bisnis, banyak perusahaan menghadapi dilema etika dalam pengelolaan data dan penerapan sistem teknologi. Tujuan utama jurnal ini adalah:
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan metode berikut:
Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan metode tematik untuk mengidentifikasi pola utama terkait penerapan etika dalam TI.
Penerapan Etika TI di PT Anugrah Bungo Lestari
1. Perlindungan Data Pribadi
Sebagai perusahaan yang memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan data pelanggan, PT Anugrah Bungo Lestari menerapkan kebijakan privasi untuk melindungi informasi sensitif. Beberapa langkah utama yang dilakukan perusahaan meliputi:
Namun, penelitian menunjukkan bahwa masih ada beberapa tantangan dalam implementasi kebijakan ini, terutama dalam memastikan bahwa seluruh karyawan memahami dan mematuhi standar yang ditetapkan.
2. Transparansi dalam Pengelolaan Teknologi
Transparansi menjadi salah satu prinsip utama dalam etika TI. PT Anugrah Bungo Lestari berusaha untuk menerapkan keterbukaan dalam:
3. Penerapan Etika dalam Proyek TI
Jurnal ini membahas bagaimana PT Anugrah Bungo Lestari menghadapi dilema etika dalam pengembangan proyek TI mereka. Beberapa aspek yang menjadi perhatian utama adalah:
UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) di Indonesia mengatur berbagai aspek penggunaan TI, termasuk perlindungan data pribadi dan transaksi elektronik. Pelanggaran terhadap regulasi ini dapat menyebabkan:
Jurnal ini juga menyoroti bagaimana penerapan etika dalam TI berdampak pada budaya kerja perusahaan. Dengan lingkungan kerja yang lebih etis:
Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan Big Data kini memainkan peran besar dalam pengelolaan bisnis. Namun, tanpa regulasi yang jelas, teknologi ini bisa disalahgunakan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk:
Jurnal Etika Profesional Pengembangan Teknologi Informasi Serta Tanggung Jawab di PT Anugrah Bungo Lestari memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya etika dalam dunia teknologi informasi. Beberapa pelajaran utama yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
Dengan semakin berkembangnya teknologi, etika profesional di bidang TI akan menjadi faktor kunci dalam menentukan keberlanjutan dan kesuksesan perusahaan di masa depan.
Sumber: M. Miftahul Khoiri, Ade Agung Kurniawan, Muhlishatun Niswah. Etika Profesional Pengembangan Teknologi Informasi Serta Tanggung Jawab di PT Anugrah Bungo Lestari. Jurnal Juptik, Vol. 2 No.2 (2024), Hal. 60-67.
Profesi & Etika
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Technische Hoogeschool te Bandoeng (THB), yang kini dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB), merupakan sekolah tinggi teknik pertama di Hindia Belanda. Artikel Pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng: Sekolah Tinggi Teknik untuk Hindia Belanda karya Muhammad Gibran Humam Fadlurrahman mengulas sejarah pendirian THB, latar belakang politik dan ekonomi yang melatarbelakanginya, serta peran THB dalam perkembangan pendidikan teknik di Indonesia.
Artikel ini juga menyoroti peran THB dalam implementasi Politik Etis oleh pemerintah kolonial Belanda serta bagaimana institusi ini menjadi wadah pendidikan bagi insinyur pribumi, termasuk Presiden pertama Indonesia, Ir. Sukarno. Dalam resensi ini, kita akan membahas isi utama artikel, studi kasus terkait pendirian THB, serta relevansinya terhadap pendidikan teknik di Indonesia saat ini.
Sejak akhir abad ke-19, pemerintah kolonial Hindia Belanda menyadari pentingnya tenaga insinyur dalam pembangunan infrastruktur di wilayah jajahan. Beberapa faktor utama yang mendorong pendirian THB antara lain:
Pada tahun 1919, dewan asosiasi Koninklijk Instituut voor Hooger Technisch Onderwijs in Nederlandsch-Indie didirikan untuk merancang dan mendanai pendirian sekolah tinggi teknik di Hindia Belanda. Setelah mempertimbangkan beberapa lokasi, akhirnya diputuskan bahwa THB akan dibangun di Bandung.
Beberapa tokoh penting yang berperan dalam pendirian THB antara lain:
Selain itu, banyak pengusaha dan pejabat kolonial yang terlibat dalam pendanaan dan perencanaan akademik THB untuk memastikan sekolah ini mampu mencetak insinyur yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan di Hindia Belanda.
Pemilihan lokasi Bandung sebagai tempat pendirian THB bukan tanpa alasan. Beberapa faktor yang mendukung keputusan ini meliputi:
Pembangunan THB dimulai pada 1919 dengan desain yang dibuat oleh Henri Maclaine Pont, seorang arsitek terkenal yang mengusung perpaduan arsitektur kolonial dengan elemen lokal.
THB resmi dibuka pada 3 Juli 1920, menjadi institusi pendidikan teknik pertama di Hindia Belanda. Pada tahun pertamanya, THB menerima 28 mahasiswa, terdiri dari:
Tahun berikutnya, jumlah mahasiswa pribumi meningkat, salah satunya adalah Ir. Sukarno, yang kelak menjadi Presiden pertama Republik Indonesia. Sukarno belajar di THB dari tahun 1921 hingga lulus pada 1926 dengan gelar insinyur teknik sipil.
Sukarno dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas, tetapi ia juga aktif dalam pergerakan politik, yang menyebabkan beberapa ketegangan dengan pihak kampus. Salah satu dosennya, C.P. Wolff Schoemaker, memiliki hubungan dekat dengan Sukarno dan mengajaknya bekerja di biro arsiteknya setelah lulus.
Dampak THB terhadap Pendidikan Teknik di Indonesia
1. Kontribusi THB dalam Modernisasi Infrastruktur
Sejak didirikan, THB memainkan peran penting dalam mencetak insinyur yang berkontribusi dalam proyek-proyek besar di Hindia Belanda, seperti:
2. Transformasi THB menjadi ITB
Setelah Indonesia merdeka, THB berubah nama menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1959. Sejak saat itu, ITB terus berkembang menjadi salah satu institusi pendidikan teknik terkemuka di Asia Tenggara.
Beberapa fakta menarik tentang transformasi ini:
Relevansi Pendirian THB dalam Konteks Pendidikan Teknik Saat Ini
1. Pentingnya Pendidikan Teknik dalam Pembangunan Nasional
Seperti halnya pendirian THB yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan insinyur di Hindia Belanda, pendidikan teknik saat ini tetap menjadi elemen kunci dalam pembangunan Indonesia. Beberapa tantangan modern yang dihadapi pendidikan teknik meliputi:
2. Peran ITB sebagai Penerus Warisan THB
ITB saat ini terus berupaya mempertahankan posisinya sebagai universitas teknik terbaik di Indonesia dengan:
Artikel Pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng: Sekolah Tinggi Teknik untuk Hindia Belanda memberikan wawasan mendalam tentang sejarah pendirian THB dan perannya dalam membentuk pendidikan teknik di Indonesia. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan adalah:
Dengan memahami sejarah pendirian THB, kita dapat melihat bagaimana pendidikan teknik telah berkembang dan terus berperan penting dalam pembangunan Indonesia.
Sumber: Muhammad Gibran Humam Fadlurrahman. Pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng: Sekolah Tinggi Teknik untuk Hindia Belanda. Volume 14, No. 2, 2023.
Profesi & Etika
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 10 Mei 2025
Fraud atau kecurangan dalam laporan keuangan menjadi permasalahan serius yang berdampak pada kepercayaan publik terhadap sebuah perusahaan. Jurnal Fraud Ditinjau dari Etika Profesi dan Etika Bisnis: Kasus PT Garuda Indonesia karya Ika Oktaviana Dewi, Imam Wahyudi, Nanang Setiawan, dan Jamilatul Uyun membahas skandal manipulasi laporan keuangan yang melibatkan PT Garuda Indonesia, salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Jurnal ini menyoroti bagaimana kasus fraud ini bertentangan dengan prinsip etika bisnis dan etika profesi akuntansi, serta dampaknya terhadap investor, pemegang saham, dan kepercayaan masyarakat. Dalam resensi ini, kita akan membahas isi utama jurnal, studi kasus terkait skandal PT Garuda Indonesia, serta relevansi dan implikasinya dalam industri bisnis dan keuangan saat ini.
PT Garuda Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor penerbangan. Pada tahun 2019, laporan keuangan perusahaan menunjukkan perbedaan mencolok dibandingkan tahun sebelumnya:
Lonjakan laba yang tidak wajar ini menarik perhatian Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah dilakukan investigasi, ditemukan bahwa PT Garuda Indonesia telah mencatat pendapatan yang belum direalisasikan sebagai laba, yang bertentangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Kasus ini menunjukkan pelanggaran serius terhadap etika bisnis, yang mencakup:
Fraud semacam ini menyebabkan kerugian bagi berbagai pihak, termasuk:
Sebagai perusahaan publik, PT Garuda Indonesia wajib mengikuti standar akuntansi yang berlaku, termasuk prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Namun, dalam kasus ini, ditemukan beberapa pelanggaran terhadap kode etik akuntan, yaitu:
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bertanggung jawab atas audit laporan keuangan PT Garuda Indonesia juga diduga lalai dalam memastikan laporan yang disajikan sesuai dengan standar yang berlaku. Skandal ini bermula dari kerja sama antara PT Garuda Indonesia dengan PT Mahata Aero Teknologi. Dalam kesepakatan bisnis ini, PT Mahata berjanji membayar kompensasi atas pemasangan layanan konektivitas di pesawat sebesar USD 239,94 juta. Namun, dalam laporan keuangan 2018, PT Garuda Indonesia langsung mencatat seluruh jumlah tersebut sebagai pendapatan, padahal pembayaran belum dilakukan sepenuhnya.
Dampaknya:
Audit laporan keuangan PT Garuda Indonesia dilakukan oleh KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan. Namun, dalam proses audit ditemukan beberapa kejanggalan:
Karena kelalaian ini, KAP yang terlibat juga terkena sanksi dari otoritas terkait.
Relevansi dan Implikasi dalam Industri Keuangan
Kasus ini berdampak negatif terhadap reputasi PT Garuda Indonesia:
Kasus PT Garuda Indonesia menyoroti pentingnya penerapan GCG dalam perusahaan:
Kasus ini memberikan beberapa pelajaran bagi dunia bisnis:
Jurnal Fraud Ditinjau dari Etika Profesi dan Etika Bisnis: Kasus PT Garuda Indonesia memberikan wawasan penting tentang bagaimana fraud dapat terjadi akibat pelanggaran etika bisnis dan etika profesi. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan dari kasus ini:
Dengan memahami kasus PT Garuda Indonesia, diharapkan perusahaan dan profesional di bidang keuangan dapat lebih menjaga integritas dan transparansi dalam menjalankan bisnisnya.
Sumber: Ika Oktaviana Dewi, Imam Wahyudi, Nanang Setiawan, Jamilatul Uyun. Fraud Ditinjau dari Etika Profesi dan Etika Bisnis: Kasus PT Garuda Indonesia. MELATI: Jurnal Media Komunikasi Ilmu Ekonomi, Vol. 40 No. 1 Juni 2023, Hal. 41-53.