Technische Hoogeschool te Bandoeng (THB), yang kini dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB), merupakan sekolah tinggi teknik pertama di Hindia Belanda. Artikel Pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng: Sekolah Tinggi Teknik untuk Hindia Belanda karya Muhammad Gibran Humam Fadlurrahman mengulas sejarah pendirian THB, latar belakang politik dan ekonomi yang melatarbelakanginya, serta peran THB dalam perkembangan pendidikan teknik di Indonesia.
Artikel ini juga menyoroti peran THB dalam implementasi Politik Etis oleh pemerintah kolonial Belanda serta bagaimana institusi ini menjadi wadah pendidikan bagi insinyur pribumi, termasuk Presiden pertama Indonesia, Ir. Sukarno. Dalam resensi ini, kita akan membahas isi utama artikel, studi kasus terkait pendirian THB, serta relevansinya terhadap pendidikan teknik di Indonesia saat ini.
Sejak akhir abad ke-19, pemerintah kolonial Hindia Belanda menyadari pentingnya tenaga insinyur dalam pembangunan infrastruktur di wilayah jajahan. Beberapa faktor utama yang mendorong pendirian THB antara lain:
- Tuntutan Politik Etis: Pemerintah kolonial berupaya meningkatkan kesejahteraan pribumi melalui pendidikan, termasuk pendidikan teknik.
- Kebutuhan insinyur sipil: Setelah diterapkannya Agrarische Wet 1870, terjadi lonjakan pembangunan yang membutuhkan tenaga insinyur lokal.
- Keinginan memperkuat ekonomi kolonial: Pendidikan teknik dipandang sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi pembangunan tanpa terlalu bergantung pada insinyur dari Belanda.
Pada tahun 1919, dewan asosiasi Koninklijk Instituut voor Hooger Technisch Onderwijs in Nederlandsch-Indie didirikan untuk merancang dan mendanai pendirian sekolah tinggi teknik di Hindia Belanda. Setelah mempertimbangkan beberapa lokasi, akhirnya diputuskan bahwa THB akan dibangun di Bandung.
Beberapa tokoh penting yang berperan dalam pendirian THB antara lain:
- K.A.R. Bosscha, seorang pengusaha teh yang menyumbangkan dana besar untuk pembangunan THB.
- J.W. Ijzerman, insinyur perkeretaapian yang turut merancang kurikulum awal THB.
- Prof. Ir. J. Klopper, rektor pertama THB yang menyusun sistem pendidikan berbasis kurikulum Technische Hoogeschool te Delft di Belanda.
Selain itu, banyak pengusaha dan pejabat kolonial yang terlibat dalam pendanaan dan perencanaan akademik THB untuk memastikan sekolah ini mampu mencetak insinyur yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan di Hindia Belanda.
Pemilihan lokasi Bandung sebagai tempat pendirian THB bukan tanpa alasan. Beberapa faktor yang mendukung keputusan ini meliputi:
- Iklim yang lebih kondusif untuk pendidikan dibandingkan Batavia (Jakarta) yang panas dan lembap.
- Pembangunan kota yang pesat, yang sejalan dengan upaya modernisasi Hindia Belanda.
- Dukungan dari pemerintah kota Bandung, terutama dari Wali Kota Bertus Coops yang menawarkan lahan seluas 30 hektare untuk kampus THB.
Pembangunan THB dimulai pada 1919 dengan desain yang dibuat oleh Henri Maclaine Pont, seorang arsitek terkenal yang mengusung perpaduan arsitektur kolonial dengan elemen lokal.
THB resmi dibuka pada 3 Juli 1920, menjadi institusi pendidikan teknik pertama di Hindia Belanda. Pada tahun pertamanya, THB menerima 28 mahasiswa, terdiri dari:
- 21 mahasiswa Eropa (termasuk beberapa perempuan)
- 1 mahasiswa pribumi
- 4 mahasiswa Tionghoa
Tahun berikutnya, jumlah mahasiswa pribumi meningkat, salah satunya adalah Ir. Sukarno, yang kelak menjadi Presiden pertama Republik Indonesia. Sukarno belajar di THB dari tahun 1921 hingga lulus pada 1926 dengan gelar insinyur teknik sipil.
Sukarno dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas, tetapi ia juga aktif dalam pergerakan politik, yang menyebabkan beberapa ketegangan dengan pihak kampus. Salah satu dosennya, C.P. Wolff Schoemaker, memiliki hubungan dekat dengan Sukarno dan mengajaknya bekerja di biro arsiteknya setelah lulus.
Dampak THB terhadap Pendidikan Teknik di Indonesia
1. Kontribusi THB dalam Modernisasi Infrastruktur
Sejak didirikan, THB memainkan peran penting dalam mencetak insinyur yang berkontribusi dalam proyek-proyek besar di Hindia Belanda, seperti:
- Pembangunan sistem irigasi untuk perkebunan
- Perancangan jaringan jalan dan kereta api
- Pengembangan sistem sanitasi di kota-kota besar
2. Transformasi THB menjadi ITB
Setelah Indonesia merdeka, THB berubah nama menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1959. Sejak saat itu, ITB terus berkembang menjadi salah satu institusi pendidikan teknik terkemuka di Asia Tenggara.
Beberapa fakta menarik tentang transformasi ini:
- Pada 1950, THB bergabung dengan Universitas Indonesia sebelum akhirnya menjadi ITB pada 2 Maret 1959.
- ITB menjadi pusat inovasi teknologi, dengan alumninya yang berperan penting dalam pembangunan Indonesia.
- Lulusan ITB banyak menjadi tokoh nasional, termasuk beberapa Presiden Indonesia seperti B.J. Habibie dan Joko Widodo.
Relevansi Pendirian THB dalam Konteks Pendidikan Teknik Saat Ini
1. Pentingnya Pendidikan Teknik dalam Pembangunan Nasional
Seperti halnya pendirian THB yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan insinyur di Hindia Belanda, pendidikan teknik saat ini tetap menjadi elemen kunci dalam pembangunan Indonesia. Beberapa tantangan modern yang dihadapi pendidikan teknik meliputi:
- Kebutuhan akan SDM berkualitas dalam industri 4.0
- Integrasi teknologi digital dalam kurikulum teknik
- Peningkatan kolaborasi antara universitas dan industri
2. Peran ITB sebagai Penerus Warisan THB
ITB saat ini terus berupaya mempertahankan posisinya sebagai universitas teknik terbaik di Indonesia dengan:
- Meningkatkan riset dan inovasi dalam teknologi
- Menjalin kerja sama internasional dengan institusi terkemuka
- Mengembangkan program studi yang relevan dengan kebutuhan industri modern
Artikel Pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng: Sekolah Tinggi Teknik untuk Hindia Belanda memberikan wawasan mendalam tentang sejarah pendirian THB dan perannya dalam membentuk pendidikan teknik di Indonesia. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan adalah:
- THB didirikan sebagai bagian dari Politik Etis dan kebutuhan pembangunan di Hindia Belanda.
- Kota Bandung dipilih sebagai lokasi karena faktor geografis dan dukungan pemerintah lokal.
- THB menjadi institusi penting yang mencetak insinyur berkualitas, termasuk Ir. Sukarno.
- Transformasi THB menjadi ITB memperkuat peran Indonesia dalam inovasi teknologi.
Dengan memahami sejarah pendirian THB, kita dapat melihat bagaimana pendidikan teknik telah berkembang dan terus berperan penting dalam pembangunan Indonesia.
Sumber: Muhammad Gibran Humam Fadlurrahman. Pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng: Sekolah Tinggi Teknik untuk Hindia Belanda. Volume 14, No. 2, 2023.