Pertanian

Mendobrak Peluang: Bisnis Benih Hortikultura dan Prospeknya yang Menjanjikan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Profesor Aziz Purwantoro mengemukakan bisnis benih hortikultura di Indonesia memiliki prospek menjanjikan untuk terus dikembangkan sebagai peluang usaha pada sektor pertanian.

"Di bidang pertanian, industri perbenihan ini yang paling menopang. Satu kilo benih saja bisa dijual hingga ratusan ribu rupiah," kata Aziz Purwantoro dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat.

Menurut ia, industri benih hortikultura di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang dengan banyaknya jenis varietas baru untuk tanaman sayuran dan buah-buahan yang dirilis ke publik.

"Selama 13 tahun saya menjadi anggota penilai, lebih dari seratus produsen benih yang tumbuh dan telah merilis 400 hingga 500 varietas baru untuk tanaman hortikultura dan sekitar 60-70 persen lebih banyak sayuran," ujar Aziz yang juga anggota Tim Penilai dan Pendaftaran Varietas Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.

Menurut Aziz, sebagian besar produsen penghasil benih ini didominasi pelaku usaha UMKM yang umumnya pemiliknya adalah orang yang telah lama berkecimpung di perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian.

"Mereka mau berkecimpung dalam bidang pertanian karena industri benih ini tidak membutuhkan modal besar. Mereka umumnya jebolan dari perusahaan, paling tidak tahu soal pemasarannya," kata dia.

Varietas baru yang dirilis oleh produsen benih rata-rata didominasi jenis tanaman sayuran, seperti cabai, terong, bawang merah, serta melon dan semangka untuk tanaman buah.

Untuk melepas jenis varietas baru, kata Aziz, tanaman hortikultura memerlukan waktu pemuliaan tanaman sekitar tiga sampai empat tahun.

"Kadang dua tahun saja bisa karena sayuran itu sekitar tiga sampai empat bulan sudah panen. Umumnya varietas baru ini memiliki keunggulan dari sisi produksi lebih tinggi atau lebih tahan terhadap hama," katanya.

Kepala Pusat Inovasi Agroindustri (PIAT) UGM sekaligus pakar pemuliaan tanaman dari Fakultas Pertanian UGM Prof. Taryono menambahkan setiap varietas baru yang dirilis ke publik hendaknya memberi nilai tambah bagi produk pertanian dan memiliki keunggulan dari tanaman sejenis di pasaran.

"Harus ada sesuatu yang berbeda dari sisi keunggulannya agar kita memiliki kekayaan sumber daya genetik," kata dia.

Sumber: https://www.antaranews.com

Selengkapnya
Mendobrak Peluang: Bisnis Benih Hortikultura dan Prospeknya yang Menjanjikan

Pertanian

11 Negara Penghasil Sawit Terbesar di Dunia 2023, Indonesia Nomor 1

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) merupakan komoditas yang banyak dimanfaatkan untuk membuat berbagai barang kebutuhan sehari-hari, dari kue hingga kosmetik. Minyak sawit berasal dari tanaman sawit yang tumbuh pada kondisi tropis lembap.

Sawit awalnya ditemukan di Afrika Barat, tapi saat ini banyak dibudidayakan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Karena itulah banyak negara penghasil sawit dari ketiga benua tersebut.

Pada Desember 2022, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memperkirakan produksi minyak sawit dunia periode 2022/2023 sebesar 77,22 juta ton, yang berarti meningkat 3,39 juta ton atau 4,59 persen dibanding pada tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, Indonesia menyumbang 45,5 juta ton atau sekitar 59 persen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia.

Selain Indonesia, ada beberapa negara lain yang turut menghasilkan minyak sawit dalam jumlah besar. Lantas, negara mana saja yang mendapat predikat sebagai penghasil sawit terbesar di dunia terbaru 2023? Simak informasinya di bawah ini.

Daftar Negara Penghasil Sawit Terbesar di Dunia 2023

1. Indonesia
Indonesia memproduksi 59 persen dari total produksi minyak sawit dunia atau sebanyak 45,5 juta ton per tahun.

Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2022 Indonesia mengekspor CPO dan produk turunannya sebanyak 25,01 juta ton. Angka tersebut turun dibanding jumlah ekspor pada 2021 yang sebesar 25,62 juta ton. Daerah tujuan ekspor utama sawit Indonesia adalah Uni Eropa, India, Pakistan, dan Afrika.

2. Malaysia
Malaysia masuk dalam urutan kedua negara penghasil sawit terbesar di dunia. Malaysia memproduksi 19,3 juta ton sawit per tahun, atau sekitar 25 persen dari produksi dunia. Pengimpor utama sawit Malaysia adalah Uni Eropa, Pakistan, Cina, dan Amerika Serikat.

3. Thailand
Negara penghasil sawit terbesar di dunia selanjutnya adalah Thailand.

Negara ini mampu menghasilkan 3,45 juta ton minyak sawit atau sekitar 4,4 persen dari produksi global. Sebagai upaya meningkatkan produktivitas sawit, Thailand mengembangkan program industri perkebunan sawit dalam jangka waktu 10 tahun mendatang. Sebagian produsen sawit di Thailand berasal dari petani berskala kecil.

4. Kolombia
Kolombia merupakan negara tropis di Amerika Selatan yang menjadi penghasil sawit terbesar di dunia urutan keempat. Sejak 2018, Kolombia tergabung dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Jumlah produksi sawit di negara ini mencapai 1,8 juta ton atau 2,3 persen dari produksi minyak sawit dunia.

5. Nigeria
Negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia selanjutnya adalah Nigeria.

Saat ini, tingkat produksi minyak sawit Nigeria sekitar 1,4 juta ton, yang berarti menyumbang 1,8 persen dari total produksi dunia. Nigeria pernah menjadi negara penghasil sawit terbesar ketiga di dunia pada 1996-2003, mengalahkan Thailand. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, Thailand berhasil meningkatkan produksi minyak sawitnya.

6. Guatemala
Guatemala mampu memproduksi 920 ribu ton minyak sawit per tahun.

Perkembangan industri sawit di negara yang berada di Amerika Tengah dan berbatasan dengan Samudra Pasifik dan Laut Karibia ini berkembang pesat.

7. Papua Nugini
Negara penghasil sawit yang juga tetangga Indonesia ini mampu memproduksi minyak sawit sebanyak 800 ribu ton per tahun. Meski luas kebun sawit di Papua Nugini hanya 130 ribu hektare-Indonesia 16,8 juta hektare-negara ini mampu menjadi salah satu penghasil sawit terbesar di dunia. Papua Nugini mendirikan Kementerian Kelapa Sawit untuk mengatur segala sesuatu soal sawit.

8. Pantai Gading
Pantai Gading atau yang dalam bahasa Prancis dikenal dengan Cote d'Ivore merupakan negara yang terletak di Afrika Barat. Selain salah satu negara penghasil cokelat terbesar di dunia, Pantai Gading menjadi salah satu penghasil minyak sawit terbesar. Negara ini mampu menghasilkan minyak sawit sebanyak 600 ribu ton per tahun.

Pantai Gading dan Indonesia pernah bersama-sama menentang kampanye anti-sawit di Eropa pada 2013.

9. Honduras
Tak ketinggalan, Honduras juga termasuk negara penghasil sawit terbesar di dunia. Honduras mampu memproduksi sawit sebanyak 595 ribu ton per tahun. Negara ini pernah menerima bantuan bibit sawit dari Indonesia dan Malaysia melalui CPOPC setelah terkena bencana badai pada 2020.

10. Brasil
Negara ini menduduki posisi puncak penghasil minyak sawit terbesar di Amerika Latin. Jumlah produksinya mencapai 585 ribu ton per tahun. Beberapa perusahaan internasional bergantung pada ekspor sawit dari negara ini, seperti Danone, Nestle, Unilever, PepsiCo, dan Cargill. Selain penghasil sawit, Brasil memproduksi jagung sebanyak 129 ribu ton per tahun, atau setara dengan 11 persen hasil jagung dunia.

11. Ekuador
Terletak di barat laut Benua Amerika, Ekuador mampu memproduksi minyak sebanyak 480 ribu ton per tahun. Sekitar 85 persen minyak sawit Ekuador berasal dari wilayah Costa.

Sumber: https://koran.tempo.co/

Selengkapnya
11 Negara Penghasil Sawit Terbesar di Dunia 2023, Indonesia Nomor 1

Pertanian

Mengenal Prodi Teknologi Manajemen Produksi Perkebunan IPB dan Prospek Kerjanya

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Program Studi (Prodi) Pendidikan Terapan Teknologi Manajemen Produksi Perkebunan (TMP) Sekolah Vokasi IPB University merupakan prodi terakreditasi A. Prodi ini dapat menjamin lulusan kompeten di bidang industri perkebunan.

Prodi ini dibentuk berdasarkan okupasi, kurikulumnya disusun berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Prodi TMP memiliki visi untuk menjadi program sarjana terapan yang unggul dan berdaya saing di Asia serta menghasilkan lulusan profesional di bidang perkebunan,” ujar Ketua Prodi TMP Sekolah Vokasi IPB University Ade Astri Muliasari, melalui siaran pers, Jumat (30/6/2023).

Ada Beasiswa

Ia mengungkapkan, prodi TMP merupakan satu-satunya prodi di IPB University yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan besar swasta kelapa sawit, yaitu PT Minamas Plantation sejak tahun 2010.

Berkat kerja sama ini, mahasiswa berpeluang mendapatkan beasiswa ikatan dinas secara penuh, mulai dari biaya hidup, sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), wisuda hingga jaminan diterima bekerja.

“Kurikulum yang disusun juga mendukung program MBKM. Mahasiswa diikutkan untuk magang industri bersama mitra perusahaan maupun program yang diselenggarakan oleh kementerian seperti Indonesian International Student Mobility Awards Vokasi (IISMAVO) dan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB),” ujarnya.

Prospek kerja

Prospek kerja lulusan adalah sebagai asisten divisi atau asisten afdeling hingga ke level manajerial. Lulusan juga dapat berkarir sebagai asisten peneliti, penyuluh perkebunan dan wirausaha perkebunan. Lulusan Prodi TMP paling banyak diserap di industri sawit dan tebu.

“Jangan berpikir pertanian sifatnya konvensional, padahal teknologi kekinian sudah mulai berkembang dan difasilitasi di prodi ini. Selama masyarakat masih membutuhkan banyak produk yang berasal dari komoditas perkebunan seperti minyak goreng dan gula, maka dunia perkebunan akan selalu ada, lapangan pekerjaan akan selalu tersedia,” ia melanjutkan.

“Indonesia merupakan produsen utama kelapa sawit, sehingga lapangan kerja terbuka lebar, beasiswa juga terbuka lebar, misalnya beasiswa dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Saat ini prodi TMP mendapat kuota beasiswa full dari BPDPKS bagi 30-60 orang calon mahasiswa yang berasal dari pekebun atau keluarga pekebun,” lugasnya.

Keunggulan prodi TMP

Selain itu, mahasiswa juga diberikan materi pengembangan profesi, manajemen konflik dan komunikasi penyuluh perkebunan, sehingga diharapkan lulusan dapat berpikir kreatif dan kritis serta mampu menghadapi permasalahan di perkebunan.

Menurut Ade, kurikulum tersebut merupakan salah satu keunggulan prodi TMP. Kurikulum dibentuk sesuai okupasi dan jenjang karier lulusan mulai dari sisi aspek teknis produksi tanaman, pengetahuan di level pendamping mandor hingga materi dasar manajerial untuk mengelola sumber daya perkebunan.

“Pembelajaran di prodi TMP juga dirancang secara dual sistem, mahasiswa belajar di industri dan di kampus. Pengajar dan dosen berasal dari kampus dan praktisi industri, sehingga dapat menghasilkan lulusan berkompetensi,” ujarnya.

Ade mengurai, tim dosen dan pengajar juga merupakan dosen dan praktisi industri yang memiliki sertifikat kompetensi sebagai asisten perkebunan kelapa sawit dari Lembaga Sertifikasi Profesi. Tim pengajar prodi TMP juga memiliki banyak prestasi, seperti mendapat hibah penelitian hingga program Matching Fund.

Fasilitas pembelajaran mumpuni

Fasilitas pembelajaran juga sangat lengkap, terlebih setelah mendapat hibah Program Penguatan Perguruan Tinggi Vokasi (P3TV) pada tahun 2020 sebesar 1,3 miliar untuk melengkapi sarana prasarana pembelajaran.

Hingga saat ini, prodi TMP memiliki peminat dengan rasio 1:4 sampai 1:6 setiap tahunnya. Jumlah mahasiswa saat ini sebanyak 220 orang.

Selain mendapatkan pembelajaran multikomoditas, mahasiswa juga berpeluang mengikuti program kerja sama internasional seperti pertukaran pelajar.

Misalnya pertukaran pelajar yang tergabung dalam Southeast Asia Technical and Vocational Education (Seatvet). Prodi TMP juga sudah bekerja sama dengan Universitas Nagoya, Kasetsart University dan beberapa universitas luar negeri lain.

“Kami juga memiliki skema asisten kebun kelapa sawit sehingga lulusannya mendapatkan sertifikat kompetensi (sertikom) yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSO). Tahun ini TMP memiliki kuota beasiswa sertikom untuk 20 mahasiswa,” pungkasnya.

Sumber: https://edukasi.sindonews.com/

Selengkapnya
Mengenal Prodi Teknologi Manajemen Produksi Perkebunan IPB dan Prospek Kerjanya

Pertanian

Perbedaan Antara Hortikultura dan Pertanian

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Ketika kita mendengar "hortikultura," kita biasanya berpikir tentang kebun yang indah dan buah-buahan yang lezat. Perbedaan utama dari pertanian adalah hortikultura berfokus pada tanaman tertentu, seperti bagian yang lebih kecil dan lebih rinci dari pertanian. Pertanian seperti bos besar, berurusan dengan banyak makanan dan hewan dalam skala besar. Hortikultura lebih seperti seniman, membuat lingkungan sekitar kita menjadi indah dengan buah-buahan, bunga, dan tanaman hias.

Apa itu Pertanian?

Pertanian melibatkan praktik terampil dan pengetahuan ilmiah dalam memelihara tanah, membudidayakan tanaman, dan merawat hewan. Ini termasuk menyiapkan tanaman dan produk hewani untuk digunakan orang dan menjualnya di berbagai tempat.

Sebagian besar makanan yang kita konsumsi dan kain yang kita kenakan, seperti katun, wol, dan kulit, berasal dari pertanian. Pertanian juga memberi kita kayu untuk bangunan dan pembuatan kertas. Produk yang kita dapatkan dan cara bertani dapat berbeda dari satu tempat ke tempat lain di seluruh dunia.

Fitur Utama Pertanian

Pertanian mempengaruhi masyarakat dalam berbagai cara, seperti mempertahankan mata pencaharian melalui makanan, tempat tinggal, dan kesempatan kerja. Pertanian memasok bahan-bahan penting untuk makanan dan berbagai barang serta berkontribusi pada ekonomi yang kuat melalui perdagangan. Sekarang, mari kita jelajahi beberapa aspek utamanya:

1. Pertanian subsisten: Mayoritas penduduk India mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Para petani biasanya bekerja di petak-petak kecil lahan bersama keluarga mereka, membudidayakan tanaman-tanaman terutama untuk konsumsi pribadi dan bukan untuk penjualan di pasar yang luas.

2. Tekanan populasi terhadap pertanian: Populasi India yang tumbuh dengan cepat memberikan tekanan yang signifikan pada sektor pertanian. Sektor ini harus mempekerjakan sebagian besar tenaga kerja dan juga memenuhi kebutuhan pangan jutaan orang. Untuk memenuhi permintaan yang meningkat pada tahun 2030, diperlukan tambahan hektar lahan. Selain itu, pertumbuhan populasi perkotaan menambah tantangan.

3. Pentingnya hewan: Hewan masih menjadi aspek penting dari tugas-tugas pertanian di India, termasuk membajak, menyiram, merontokkan, dan mengangkut hasil panen. Meskipun ada kemajuan, mekanisasi lengkap dalam pertanian India masih jauh dari harapan, dengan hewan-hewan yang terus memainkan peran penting.

4. Keanekaragaman tanaman: Ukuran India yang luas dan lanskap, iklim, dan komposisi tanah yang bervariasi berkontribusi pada budidaya tanaman yang beragam. Kemampuan negara ini untuk menanam tanaman tropis dan beriklim sedang membuatnya berbeda secara global, menampilkan keragaman yang luar biasa.

5. Fokus pada tanaman pangan: Dengan keharusan untuk memberi makan populasi yang besar, pertanian India berpusat pada budidaya tanaman pangan. Lebih dari dua pertiga dari lahan yang dibudidayakan dialokasikan untuk produksi pangan. Tetapi, perubahan dalam praktik-praktik budidaya telah mengakibatkan penurunan proporsi tanaman pangan dari 76,7% pada tahun 1950-51 menjadi 58,8% pada tahun 2022-23.

Pentingnya Pertanian

Pertanian berfungsi sebagai fondasi dari ekonomi negara kami, mewakili pekerjaan tradisional utama kami. India membudidayakan tanaman Kharif dan Rabi, termasuk tanaman-tanaman penting seperti beras, gandum, jagung, rami, tebu, berbagai macam sereal, kacang-kacangan, rempah-rempah, kapas, teh dan kopi.

1. Menyediakan bahan baku: Pertanian tidak hanya menanam makanan; pertanian adalah sumber bahan yang digunakan di seluruh dunia. Bahan-bahan ini digunakan untuk berbagai hal yang kita gunakan, seperti kayu untuk bangunan atau tanaman untuk membuat obat-obatan atau perasa makanan. Sebagai contoh, jagung bukan hanya makanan; jagung digunakan untuk membuat etanol, sejenis bahan bakar. Tumbuhan juga memberi kita resin, yang kita gunakan untuk membuat berbagai hal seperti perekat dan pelapis untuk konstruksi.

2. Membangun rantai pasokan yang andal: Ketika kita memperdagangkan produk pertanian antar negara, cara kita mengirimkannya sangat penting. Keterlambatan dalam mengangkut barang dapat menimbulkan masalah di seluruh dunia. Misalnya, jika hasil panen dari satu tempat tertunda, hal ini dapat memengaruhi ketersediaan di tempat lain, yang berdampak pada semua orang, mulai dari petani hingga ke rak-rak toko.

3. Meningkatkan ekonomi: Pertanian bukan hanya tentang bertani; pertanian juga mendukung lapangan pekerjaan dan pertumbuhan di industri lain. Pertanian yang kuat berarti lebih banyak pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik bagi suatu negara. Ketika pertanian menggunakan teknologi baru atau cara bertani yang lebih baik, hal ini membantu pertumbuhan ekonomi.

4. Warisan budaya: Pertanian terkait erat dengan budaya dan tradisi manusia. Cara orang bertani, makanan yang mereka makan, dan acara-acara seperti festival panen merupakan bagian dari masyarakat di mana pun. Hal ini menghubungkan kita dengan sejarah kita, membuat kita merasa terhubung dengan tempat kita berada, dan membentuk cara kita melihat diri kita bersama.

Apa itu Hortikultura?

Hortikultura menggabungkan ilmu pengetahuan dan seni untuk menumbuhkan dan menggunakan bahan pangan penting dan tanaman yang indah dengan hati-hati. Hortikultura mencakup banyak hal, seperti berbagai tanaman yang tumbuh setiap tahun atau bertahan selama bertahun-tahun, buah-buahan, sayuran, tanaman dalam ruangan yang indah, dan tanaman untuk taman. Selain pertanian, hortikultura membuat dunia kita lebih indah, membuat segala sesuatunya bertahan lama, dan membantu alam dan kesehatan kita terasa lebih baik. Selain itu, ahli hortikultura membudidayakan tanaman hias, pohon, dan rumput.

Fitur Utama Hortikultura

Hortikultura meliputi penanaman tanaman untuk keindahan, penggunaan praktis, dan terkadang untuk dimakan. Hal ini menghadirkan kontras yang unik dengan saudara kandungnya yang lebih besar, pertanian. Berikut ini adalah hal-hal yang membedakannya:

1. Berkebun dalam skala kecil: Hortikultura mencakup ruang-ruang yang lebih kecil, seperti taman yang nyaman, kusen jendela yang hijau, atau taman di atap yang ramai. Tempat-tempat ini mendapatkan banyak perawatan, menjadikannya indah dan hijau.

2. Banyak tanaman yang berbeda: Sementara pertanian berfokus pada tanaman utama seperti padi atau gandum, hortikultura menyukai semua jenis tanaman. Dengan buah-buahan yang lezat, sayuran segar, bunga-bunga berwarna-warni, dan pepohonan yang anggun, para ahli hortikultura menjelajahi seluruh dunia tanaman.

3. Merawat: Tukang kebun menggunakan alat seperti sekop dan pemangkas untuk merawat tanaman di hortikultura. Ini adalah ikatan khusus antara manusia dan tanaman, membuat berkebun menjadi aktivitas yang penuh perhatian dalam desain taman.

4. Membuat seni: Hortikultura bukan hanya tentang menanam makanan; tetapi juga tentang membuat ruang menjadi indah. Menciptakan taman yang cantik, membentuk lanskap, dan membuat sudut-sudut herbal yang harum mengubah tempat menjadi karya seni.

5. Koneksi pribadi: Tidak seperti pertanian besar yang menggunakan mesin, hortikultura memungkinkan Anda terhubung dengan alam. Menyaksikan benih kecil tumbuh menjadi tanaman besar, merawatnya, dan menikmati hasilnya bukan hanya tentang makanan - rasanya menyenangkan dan membawa kecintaan pada alam.

6. Lebih dari sekedar keindahan: Hortikultura bukan hanya tentang penampilan. Kebun di atap rumah memberikan makanan segar kepada masyarakat, dan lanskap yang dirancang membantu dengan air dan panas kota. Berada di sekitar tanaman membantu orang rileks, merasa lebih baik, dan bahkan berpikir jernih.

Perbedaan Pertanian dan Hortikultura

Perbedaan utama antara Hortikultura dan Pertanian diuraikan di bawah ini:

Pertanian: 

  • Ruang Lingkup dan Fokus: Pertanian skala besar untuk produksi pangan massal seperti gandum, beras, dan jagung.
  • Teknik dan Alat: Alat berat digunakan di ladang yang luas untuk pertanian komersial.
  • Variasi Tanaman: Terutama tanaman pokok dalam jumlah besar untuk persediaan pangan.
  • Maksud dan Tujuan: Menghasilkan makanan yang banyak untuk dimakan banyak orang.
  • Skala Operasi: Membutuhkan banyak lahan dan sumber daya untuk pertanian skala besar.
  • Dampak Ekonomi: Membantu perekonomian melalui produksi massal dan perdagangan.
  • Spesialisasi: Mengkhususkan diri dalam menanam tanaman tertentu dalam skala besar.

Hortikultura: 

  • Ruang Lingkup dan Fokus: Perawatan tanaman skala kecil di kebun, dan rumah, menekankan pada beragam jenis tanaman.
  • Teknik dan Alat: Perkakas tangan seperti sekop atau gunting untuk perawatan tanaman pribadi di area yang lebih kecil.
  • Variasi Tanaman: Berbagai tanaman termasuk buah-buahan, sayuran, bunga, dan tanaman hias.
  • Maksud dan Tujuan: Personalisasi berkebun dan menciptakan ruang yang indah dengan tanaman yang berbeda.
  • Skala Operasi: Cocok untuk area yang lebih kecil seperti taman pribadi atau ruang komunitas.
  • Dampak Ekonomi: Juga memberikan kontribusi secara ekonomi tetapi biasanya dalam bentuk yang lebih kecil seperti menjual bunga.
  • Spesialisasi: Mengkhususkan diri dalam perawatan tanaman pribadi dan merancang taman yang estetis.

Persamaan Antara Hortikultura Dan Pertanian

Hortikultura dan pertanian, meskipun berbeda, memiliki kesamaan yang mencolok dalam hal bagaimana mereka membudidayakan tanaman, merawat tanah, mengelola sumber daya, menangani tantangan seperti hama, dan berkontribusi pada ekonomi. Keduanya memainkan peran penting dalam menyediakan makanan, memberikan dampak pada ekonomi, dan mempengaruhi keseimbangan lingkungan.

1. Penanaman tanaman: Pertanian dan hortikultura melibatkan penanaman dan pertumbuhan tanaman. Pertanian berfokus pada tanaman penting, sementara hortikultura mencakup lebih banyak tanaman, termasuk buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias.

2. Perawatan tanah: Setiap praktik merawat tanah untuk membantu tanaman tumbuh dengan baik. Memahami dan memelihara tanah yang sehat sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.

3. Pengelolaan air: Mereka menggunakan air dengan bijak, dengan metode untuk menyirami tanaman dengan benar tanpa membuang-buang air.

4. Menghadapi masalah: Keduanya menghadapi tantangan seperti serangga, penyakit, dan gulma yang dapat merusak tanaman. Mereka berupaya mencegah masalah ini dan mengelolanya secara efektif.

5. Memanen tanaman: Mereka berdua mengumpulkan hasil panen ketika sudah siap. Mereka fokus pada cara yang tepat untuk memetik, menangani, menyimpan, dan mengangkut hasil panen.

Meskipun berbeda, pertanian dan hortikultura memiliki kesamaan dalam hal cara menanam tanaman, mengelola sumber daya, menyediakan makanan, mendukung ekonomi, dan menjaga keseimbangan lingkungan.

Ruang Lingkup Hortikultura Dan Pertanian

Meskipun pertanian dan hortikultura berbeda dalam skala dan pendekatannya, keduanya memainkan peran penting dalam menyehatkan dunia kita. Pertanian, dengan ladangnya yang luas, berfokus pada penanaman tanaman penting bagi banyak orang. Pertanian menggunakan teknologi canggih seperti robotika untuk bertani secara efisien, tetapi menghadapi tantangan dari hal-hal seperti perubahan iklim dan sumber daya yang terbatas.

Hortikultura lebih kepada kebun pribadi dan tanaman yang beragam, seperti buah-buahan dan bunga. Hal ini menambah keindahan pada ruangan dan memiliki manfaat seperti membantu orang bersantai. Namun, hortikultura juga memiliki tantangan, seperti tidak memiliki banyak lahan dan membutuhkan cara baru untuk menanam makanan.

Kesimpulan

Kesimpulannya, meskipun hortikultura dan pertanian berbeda dalam hal skala, fokus, dan praktik budidayanya, keduanya memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Pertanian menekankan produksi tanaman berskala besar untuk pasokan makanan pokok, sedangkan hortikultura melibatkan budidaya tanaman yang beragam, untuk memenuhi kebutuhan yang lebih luas di luar makanan.

Dengan mengetahui perbedaan ini, kita dapat melihat bagaimana masing-masing membantu makanan, alam, dan membuat lingkungan kita lebih baik. Meskipun berbeda, keduanya penting untuk menjaga kita tetap sehat dan memastikan planet kita tetap baik-baik saja.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Hortikultura dan Pertanian

Q1. Apa perbedaan utama antara Pertanian dan Hortikultura?

Hortikultura berfokus pada penanaman buah-buahan, bunga, dan sayuran, sedangkan Pertanian berpusat pada tanaman untuk pertanian, makanan, dan peternakan.

Q2. Apa yang dimaksud dengan hortikultura DBT?

DBT Hortikultura mengacu pada fokus Departemen Bioteknologi untuk memajukan dan mendukung penelitian dan pengembangan terkait hortikultura.

Q3. Apa peran pertanian di India?

Pertanian secara signifikan berkontribusi pada ekonomi India, menyediakan bahan baku penting untuk industri dan menyumbang sekitar 17% terhadap PDB.

Q4. Apa saja jenis-jenis pertanian yang berbeda

Terdapat empat jenis utama dari pertanian: penggembalaan, perladangan berpindah, pertanian subsisten, dan pertanian intensif.

Q5. Apa pentingnya hortikultura?

Hortikultura mendorong perekonomian melalui penciptaan lapangan kerja, pasokan bahan baku untuk pengolahan makanan, dan peningkatan profitabilitas dari produksi yang lebih tinggi dan pendapatan ekspor.

Disadur dari: https://www.tractorjunction.com/

Selengkapnya
Perbedaan Antara Hortikultura dan Pertanian

Pertanian

Perbedaan Antara Pertanian dan Hortikultura: Menjelajahi Perbedaan Utama

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Jika Anda tertarik untuk berkarir di bidang pertanian atau menanam tanaman, Anda mungkin mempertimbangkan pilihan antara hortikultura dan pertanian. Kedua pendekatan pertanian ini memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, namun keduanya menawarkan Anda pengetahuan dan sumber daya untuk berkontribusi terhadap masa depan produksi pangan yang lebih berkelanjutan. Jadi, penting untuk memahami seluk beluk hortikultura vs. pertanian sebelum Anda memilih salah satunya.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi pentingnya hortikultura vs. pertanian dalam menjamin kelangsungan hidup masyarakat kita dan memperjelas perbedaan antara pertanian dan hortikultura.

Apa itu Hortikultura?

Hortikultura adalah suatu bidang seni dan ilmiah yang berfokus pada budidaya berbagai jenis tanaman, seperti buah-buahan, kacang-kacangan, bunga, sayuran, herba, tanaman hias, dan rumput. Ini mencakup kegiatan seperti menanam tanaman untuk kebutuhan dan penggunaan manusia. Beberapa contoh umum hortikultura meliputi:

  • Mengolah tanaman untuk sumber daya penting seperti makanan, serat, dan bahan bakar.
  • Memanfaatkan praktik hortikultura untuk tujuan terapeutik, yang dikenal sebagai terapi hortikultura, untuk membantu pengobatan pasien dan penyakit.
  • Terlibat dalam berkebun untuk kesenangan dan estetika pribadi.
  • Arborikultur, yang melibatkan perawatan dan pemeliharaan pohon.

Hortikultura melibatkan perawatan yang lebih intensif dan upaya langsung untuk memaksimalkan nilai dari lahan yang terbatas. Jika kita melihat hortikultura vs. pertanian, pertanian biasanya dilakukan dalam skala yang lebih kecil, berbeda dengan pertanian yang memanfaatkan lahan yang luas untuk memproduksi persediaan pangan dalam skala besar. Hortikultura sering kali dilakukan untuk tujuan rekreasi daripada produksi pangan massal.

Apa itu Pertanian?

Pertanian adalah seni dan ilmu yang digunakan untuk beternak, bercocok tanam, dan memelihara berbagai sumber daya. Ini tidak hanya mencakup bercocok tanam tetapi juga merawat hewan yang terlibat. Tujuan utama pertanian adalah menyediakan pangan bagi penduduk dengan membuat produk akhir tersedia di pasar.

Para petani menghasilkan berbagai macam barang, termasuk barang-barang populer seperti kapas, wol, dan kulit, serta tanaman seperti gandum, beras, dan jagung. Bahkan produk kertas pun berasal dari kayu yang diperoleh melalui pertanian. Metode dan produk hortikultura vs. pertanian sangat bervariasi di seluruh dunia.

Pertanian dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama:

  1. ‍ Pertanian Konvensional, Ini melibatkan perubahan unsur-unsur alam seperti tanah, irigasi, dan pepohonan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman tertentu seperti padi, gandum, dan jagung. Meskipun beberapa prinsip ekologi mungkin digunakan, prinsip ini terutama berfokus pada budidaya tanaman tunggal.
  2. ‍ Pertanian Berkelanjutan, Pertanian berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan tekstil kita saat ini sekaligus memastikan bahwa generasi mendatang dapat melakukan hal yang sama. Hal ini didasarkan pada apresiasi terhadap jasa yang diberikan oleh ekosistem, dengan menekankan praktik pertanian yang bertanggung jawab dan berjangka panjang.

Perbedaan Antara Pertanian dan Hortikultura

Pertanian: 

  • Skala produksi: Pertanian melibatkan proses pertanian ekstensif dan menanam tanaman dalam skala besar dengan tujuan memproduksi pangan dan barang-barang terkait pangan.
  • Tanggung jawab pertanian: Peternakan, irigasi, dan pengelolaan kebun
  • Biaya: Lebih mahal karena produksi skala besar dan tanggung jawab bertani yang mahal
  • Kegiatan pertanian: Irigasi, pemeliharaan, peternakan, dll.
  • Subsidi: Banyaknya subsidi dari pemerintah

Hortikultura:

  • Skala produksi: Hortikultura melibatkan merawat taman kecil tempat Anda menanam buah-buahan atau sayuran dan merawatnya.
  • Tanggung jawab pertanian: Perbanyakan tanaman, dan pengelolaan rumah kaca
  • Biaya: Lebih murah karena perawatannya rendah
  • Kegiatan pertanian: Budidaya kebun, pemeliharaannya, menanam sayur-sayuran dan buah-buahan di dalam negeri, dll.
  • Subsidi: Subsidi tidak seumum yang terjadi di bidang pertanian.

Intinya tentang Hortikultura vs. Pertanian

Meskipun keduanya memiliki kelebihan yang unik, jelas bahwa jenis budidaya yang Anda pilih dapat mempengaruhi hasil investasi Anda secara signifikan. Hortikultura menawarkan daya tarik tanaman bernilai tinggi dan perawatan khusus, menarik investor yang mencari potensi keuntungan lebih tinggi namun dengan tuntutan manajemen yang lebih besar. Di sisi lain, pertanian, dengan skala produksi yang lebih besar dan pilihan tanaman yang beragam, mungkin merupakan pilihan yang lebih stabil dan seimbang bagi mereka yang menginginkan keuntungan yang konsisten, meskipun sedikit lebih sederhana.

FAQ Hortikultura Vs Pertanian

1. Apa perbedaan pertanian dan hortikultura?

Pertanian mencakup berbagai kegiatan yang berhubungan dengan tanaman, sedangkan hortikultura secara khusus berfokus pada sayuran, pohon, bunga, rumput, semak, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

2. Apakah hortikultura merupakan karir yang bagus?

Di India, terdapat permintaan yang tinggi terhadap ahli hortikultura di berbagai industri. Menyelesaikan studi ini akan membuka banyak jalur karir, seperti menjadi ahli hortikultura, ahli florikultura, ahli pomologi, dan banyak lagi. Selain itu, Anda dapat mengejar karir sebagai ilmuwan riset di bidang ini.

3. Apakah hortikultura merupakan bagian dari pertanian?

Hortikultura mengacu pada bidang tertentu dalam pertanian, yang berfokus pada budidaya tanaman untuk berbagai kebutuhan manusia, seperti pangan, obat-obatan, dan kecantikan. Dalam hortikultura, terdapat berbagai bidang khusus.

4. Sebutkan 4 jenis hortikultura?

Keempat jenis hortikultura tersebut adalah:

  • Olerikultur adalah produksi sayur-sayuran.
  • Pemeliharaan anggur adalah produksi anggur (kebanyakan untuk membuat anggur).
  • Pomologi, disebut juga frutikultura, adalah produksi kacang-kacangan dan buah-buahan.
  • Florikultura adalah produksi tanaman hias dan berbunga.

5. Apa ruang lingkup hortikultura di India?

Anda dapat bekerja sebagai Ahli Hortikultura atau Pengawas Lanskap di berbagai industri, antara lain Hotel, Lapangan Golf, dan Perusahaan Konstruksi. Jika Anda memiliki pengalaman yang cukup, Anda juga dapat menjajaki posisi pemasaran di perusahaan yang berspesialisasi dalam pestisida dan insektisida.

6. Bagaimana masa depan hortikultura?

Teknologi baru yang menarik dalam pertanian melibatkan hal-hal seperti robot yang membantu tugas pertanian secara tepat, pelacakan tanaman otomatis, drone yang mendeteksi hama dan penyakit, bereksperimen dengan metode pertumbuhan yang berbeda, dan menggunakan genetika untuk meningkatkan kualitas tanaman dalam berkebun.

7. Apa peringkat India dalam bidang hortikultura?

India adalah produsen buah-buahan dan sayuran terbesar kedua di dunia, hanya tertinggal di belakang Tiongkok. Menurut Perkiraan Awal ke-3 dari Basis Data Hortikultura Nasional untuk tahun 2021-22, India memanen 107,24 juta metrik ton buah-buahan dan 204,84 juta metrik ton sayuran selama periode tersebut.

8. Apa isu terkini di bidang hortikultura?

Kesulitan produksi timbul dari faktor-faktor seperti ukuran lahan pertanian yang kecil, akses terhadap irigasi yang tidak memadai, dan pengelolaan tanah yang tidak efektif. Selain itu, kelangkaan lahan yang tersedia menghambat kemampuan untuk melakukan rotasi tanaman dan mengadopsi metode pertanian berkelanjutan.

9. Berapa kapitalisasi pasar hortikultura?

Pada tahun 2021, pasar Hortikultura Rumah Kaca India bernilai sekitar $190,84 juta, dan diproyeksikan akan tumbuh menjadi sekitar $271,25 juta pada tahun 2030.

10. Berapa subsidi hortikultura di India?

Jika Anda mengerjakan proyek hortikultura dengan bangunan pelindung, Anda bisa mendapatkan bantuan keuangan melalui Misi Hortikultura Negara. Mereka menawarkan subsidi yang mencakup 50% biaya proyek Anda, hingga maksimum Rs. 56 lakh per proyek. Subsidi ini tersedia bagi masyarakat dan organisasi lain yang menerima hibah.

Disadur dari: https://www.nimbusagrofarms.in

Selengkapnya
Perbedaan Antara Pertanian dan Hortikultura: Menjelajahi Perbedaan Utama

Pertanian

Seluas 160 Ribu Hektar Sawit di Jambi Berada di Kawasan Hutan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Seluas 160 ribu hektar perkebunan sawit di Provinsi Jambi berada di dalam kawasan hutan. Perkebunan sawit di provinsi itu tak hanya dituding sebagai biang deforestasi melainkan juga mendegradasi lahan basah.

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi mencatat luas lahan perkebunan sawit di Provinsi Jambi mencapai 1,1 juta hektare. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal mengungkap seluas 160.000 ribu perkebunan sawit itu masuk areal hutan.

"Masih banyak (sawit di kawasan hutan). Itu kewenangan sebenarnya ada di Dinas Kehutanan," kata Agusrizal seperti dikutip dari Liputan 6. 

Ia mengungkapkan hal ini usai Pertemuan Multipihak Menuju Sawit Berkelanjutan yang Dapat Bersaing di Pasar Global yang diselenggarakan kerja sama Kaoem Telapak dan Yayasan Setara di Jambi pada Rabu (23/8/2023). Namun ia, tak merinci perkebunan sawit tersebut. 

Menurutnya angka ini merupakan perkiraan harus  diperhatikan demi menjaga keseimbangan antara produksi dan lingkungan. 

"Sebaiknya kita hindari produksi kelapa sawit di dalam kawasan hutan karena dampak merusak yang mungkin timbul," tegasnya.

Pemerintah sendiri sudah membuat rencana aksi nasional kelapa sawit berkelanjutan. Sedangkan di Provinsi Jambi, kata Agus, sudah terbentuk gugus tugas. Tim tersebut yang akan bekerja untuk menjaga kelapa sawit yang dihasilkan sesuai dengan aturan dan tata kelola berkelanjutan.

"Kita harus membuktikan bahwa setiap proses produksi komoditi unggulan kita harus diikuti dengan mematuhi aturan yang berlaku," ujar dia.

Eko Wahyudi dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi mengatakan, kelapa sawit tak hanya dirundung penyebab deforestasi. Tetapi sawit juga, terutama yang berekspansi di kawasan gambut menyebabkan lahan basah itu terdegradasi.

Tak sedikit kebun sawit yang mengalami karhutla hingga menyebabkan bencana kabut asap. Tata kelola kelapa sawit yang buruk justru bakal memperparah daya dukung dan daya tampung lingkungan yang semakin rusak.

"Memang sudah ada inisiatif untuk memperbaiki tata kelola sawit, tapi belum maksimal," kata Eko dalam diskusi tersebut.

Misalnya saat ini soal data Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit yang masih sulit tertutup. Padahal transparansi data merupakan syarat perbaikan tata kelola sawit.

Masalah lainnya adalah konflik lahan. Masyarakat kerap berhadapan dengan perusahaan kelapa sawit dan hutan tanaman industri yang memiliki kekuatan modal dan keamanan. Konflik lahan di Jambi sendiri, menurut data Walhi Jambi, selama tahun 2017 hingga 2022, terdapat setidaknya 162 kasus konflik agraria.

Direktur Yayasan Setara, Nurbaya Zulhakim, menekankan pemerintah, petani, dan perusahaan seharusnya bekerjasama mendukung sawit berkelanjutan.

Sumber: https://betahita.id/

Selengkapnya
Seluas 160 Ribu Hektar Sawit di Jambi Berada di Kawasan Hutan
« First Previous page 6 of 27 Next Last »