Pertanian
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 11 Mei 2024
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi pertanian sangat melimpah dan memiliki peranan penting dalam menciptakan kemandirian pangan serta meningkatkan perekonomian Indonesia. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang bisa dipenuhi langsung maupun tidak langsung, antara lain, dengan menangkap hasil laut, berburu, atau bercocok tanam.
Melihat begitu pentingnya persolaan pangan tersebut, berbagai lembaga internasional – seperti FAO (Food and Agricultural Organization), IFPRI (International Food Policy Research Institute), EIU (The Economist Intelligent Unit) dan Economic Research Service (ERS) yang berada di bawah USDA (United State Department of Agriculture) telah merumuskan definisi ketahanan pangan, indikator-indikator ketahanan pangan, bahkan mengelompokkan dan membuat ranking ketahanan pangan berbagai negara di dunia berdasarkan sejumlah indikator ketahanan pangan. Di tingkat nasional (Indonesia), persoalan pangan juga menjadi isu utama dan selalu menjadi program prioritas bagi setiap rezim/pemerintahan, bahkan tidak jarang menjadi isu politik. Mengingat pentingnya persoalan pangan, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Undang-undang Pangan (UU No. 18/2012) – yang merupakan penyempurnaan dari UU No. 7/1996 — sebagai landasan hukum bagi kebijakan pangan dan usaha mewujudkan ketahanan pangan. Namun, dengan banyaknya persoalan pangan, maka perlu identifikasi persoalan dan perlu penyelesaian secara komprehensif.
Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat. Kondisi kemandirian pangan Indonesia masih rawan terutama jika dilihat dari komoditas tanaman pangan selain beras. Namun demikian sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia dapat berpartisipasi dalam kemandirian dan ketahanan pangan.
Ketahanan pangan kita tidak lepas dari sifat produksi komoditi pangan itu sendiri yang musiman dan berfluktuasi karena sangat mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca. Perilaku produksi yang sangat dipengaruhi oleh iklim memengaruhi ketersediaan pangan di seluruh negeri. Kebijakan pangan yang tangguh diperlukan untuk mengimbangi perilaku produksi yang rentan terhadap perubahan iklim tersebut. Ini akan berdampak negatif pada baik produsen maupun konsumen, terutama produsen berskala produksi kecil dan konsumen berpendapatan rendah. Pemerintah dipaksa untuk melakukan intervensi dengan menerapkan kebijakan ketahanan pangan karena karakteristik komoditi pangan yang mudah rusak, lahan produksi petani yang terbatas, kurangnya sarana dan prasarana pendukung pertanian, dan kurangnya penanganan panen dan pasca panen.
Oleh karena itu dalam mencapai kemandirian dan ketahanan pangan dapat melakukan penerapan urban farming di perkotaan dengan memanfaatkan lahan sempit. Model pertanian yang dapat diterapkan di perkotaan bisa berupa pemanfaatan lahan yang ada di pekarangan rumah dan pemanfaatan atap rumah atau bisa juga atap rumah yang di bangun sebagai greenhouse untuk penanaman tanaman sayuran dan buah. Teknik penanaman yang dapat diterapkan bisa berupa penanaman sayuran dan buah yang ditanam pada pot atau polybag dengan menggunakan media tanah dan menggunakan metode penanaman secara hidroponik (tanpa nenggunakan media tanah). Teknik budidaya tanaman secara hidroponik dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu hidroponik system aktif dan hidroponik system pasif. Hidroponik dengan sistem aktif dimana larutan nutrisi bergerak dan bersirkulasi dengan bantuan pompa air. Hidroponik dengan system ini dapat berupa DFT (deep flow technique), NFT (Nutrien film technique) dan aeroponik. Sedangakan hidroponik system pasif dimana larutan nutrisi yang diserap oleh tanaman dan diserap oleh akar tanaman tanpa sirkulasi seperti system wick.
Maka dari itu urban farming dapat menjadi solusi nyata untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat perkotaan yang tidak memerlukan lahan yang luas. Sesuai dengan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang dibuat oleh Kementan di beberapa kota, urban farming harus terus dijalankan dengan pendampingan dan pelatihan dari para ahli pertanian dan penyuluh pertanian kepada warga dan komunitas. Dengan cara ini, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan membantu meningkatkan produksi pangan Negara Republik Indonesia di masa depan.
Sumber: https://umg.ac.id/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 11 Mei 2024
Lahan sempit di sekitar rumah ternyata dapat dimanfaatkan untuk memproduksi tanaman pangan. Selain tidak memerlukan banyak media tanam, juga dapat mengurangi biaya rumah tangga. Yang lebih penting lagi, kita dapat menghasilkan bahan pangan tanpa membelinya di pasar.
Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Sularno, M.Si., memberikan serangkaian tips untuk memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah , salah satunya melalui tabulampot. Tabulampot atau tanaman buah dalam pot adalah istilah yang digunakan Sularno, untuk menjelaskan jenis-jenis tanaman pangan yang mudah ditanam dengan memanfaatkan lahan di sekitar rumah. Penggunaan media-media sederhana seperti pot, ember, dan polybag merupakan cara yang dapat dilakukan guna mengurangi limbah rumah tangga.
Tanaman edamame atau bisa disebut kedelai jepang merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang dapat ditanam di pekarangan sempit tanpa memerlukan biaya yang besar, namun tetap memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Dalam kurun waktu 60 hari, edamame sudah siap untuk dipanen. Media yang digunakan untuk menanam edamame pun cukup sederhana. Dengan menggunakan tanah atau sampah organik yang ada disekitar, kemudian dapat diolah menjadi pupuk kompos sebagai media tanam. Adapun jenis tabulampot lainnya yang mudah ditanam di pekarangan rumah diantaranya, jeruk limau, cabai, terong, selada, tomat dan lain-lain.
Selain jenis tanaman pangan yang dapat ditanam di pekarangan rumah. Sularno menyampaikan bahwasannya tanaman hias adalah salah satu bagian dari urban farming yang digunakan di sekitar pekarangan rumah. Selain menjaga ekosistem lingkungan, penggunaan pot yang minimalis pada tanaman hias sekalipun dapat menambah nilai estetika pekarangan rumah.
Diiringi perawatan yang rutin dan baik, Sularno juga menjelaskan beberapa tips dalam merawat tanaman. Setiap tanaman tentunya memiliki kriteria masing-masing, ada tanaman yang memerlukan banyak air, ada pula tanaman yang memerlukan air secukupnya. Dengan penggunaan pupuk yang cukup dan penyiraman air yang rutin, maka tanaman tidak akan mengalami suatu hambatan. “Perubahan penampilan tanaman bisa dilihat melalui medianya, kalau media yang digunakan sudah padat, maka dapat ditambahkan pupuknya atau diganti medianya,” ujar Sularno.
Lebih lanjut Sularno menyampaikan bahwa tanaman layaknya manusia yang membutuhkan nutrisi. “Tanaman kalau kurang air akan layu, sebaliknya jika pemenuhan unsur hara yang cukup terhadap tanaman, maka tanaman akan bertumbuh dengan baik,” jelas Sularno. Menutup pembicaraan, Sularno menuturkan cara efektif yang dapat dilakukan dalam pembasmian hama terhadap tanaman, yaitu dengan menggunakan bawang merah yang dihaluskan, kemudian dicampurkan dengan air dan setelah itu disemprotkan pada bagian daun dan tanaman.
Sumber: https://umj.ac.id/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 11 Mei 2024
Ubi kayu, atau disebut juga singkong, kaspe, ketela pohon, ubi sampa atau ubi prancis (Manihot esculenta, sinonim: Manihot utilissima), adalah perdu tropis dan subtropis tahunan dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Deskripsi
Perdu bisa mencapai hingga 7 meter dengan cabang agak jarang. Singkong memiliki akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2–3 cm dan panjang 50–80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Umbi dari ubi kayu merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat, tetapi sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionina.
Sejarah dan pengaruh ekonomi
Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay, sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun ada banyak spesies Manihot yang liar, semua kultivar M. esculenta dapat dibudidayakan. Walaupun demikian, bukti-bukti arkeologis budidaya singkong justru banyak ditemukan di kebudayaan Indian Maya, tepatnya di Meksiko dan El Salvador.
Produksi singkong dunia, diperkirakan mencapai 192 juta ton pada tahun 2004. Nigeria menempati urutan pertama dengan 52,4 juta ton, disusul Brasil dengan 25,4 juta ton. Indonesia menempati posisi ketiga dengan 24,1 juta ton, diikuti Thailand dengan 21,9 juta ton (FAO, 2004) Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.
Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 dari Brasil. Menurut Haryono Rinardi dalam Politik Singkong Zaman Kolonial, singkong masuk ke Indonesia dibawa oleh Portugis ke Maluku sekitar abad ke-16. Tanaman ini dapat dipanen sesuai kebutuhan. “Sifat itulah yang menyebabkan tanaman ubi kayu sering kali disebut sebagai gudang persediaan di bawah tanah,” tulis Haryono.
Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa. Diperkirakan singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur pada 1852. “Bupatinya sebagai seorang pegawai negeri harus memberikan contoh dan bertindak sebagai pelopor. Kalau tidak, rakyat tidak akan memercayainya sama sekali,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen dalam Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia.
Namun hingga 1876, sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek, dalam buku De Zoete Cassave (Jatropha janipha) yang terbit 1875, singkong kurang dikenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa, tetapi ditanam besar-besaran di bagian lain. “Bagaimanapun juga, singkong saat ini mempunyai arti yang lebih besar dalam susunan makanan penduduk dibandingkan dengan setengah abad yang lalu,” tulisnya, sebagaimana dikutip Creutzberg dan van Laanen. Sampai sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka.
Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat. Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Singkong khususnya menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah padi-padian dan jagung.
Hindia Belanda pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung tapioka terbesar di dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik-pabrik pengolahan singkong untuk dijadikan tepung tapioka. Seperti dalam buku Handbook of the Netherlands East Indies, pada tahun 1928 tercatat 21,9% produksi tapioka diekspor ke Amerika Serikat, 16,7% ke Inggris, 8,4% ke Jepang, lalu 7% dikirim ke Belanda, Jerman, Belgia, Denmark dan Norwegia. Biasanya tepung olahan singkong tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku lem dan permen karet, industri tekstil dan furniture.
Sampai dan Singkong adalah nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Nama "ubi kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama "ketela" secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Portugis "castilla" (dibaca "kastiya"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).
Pengolahan
Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan sedikit glukosa sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang selanjutnya membentuk asam sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif menurunkan kadar racun.
Dari pati umbi ini dibuat tepung tapioka (kanji).
Penggunaan
Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, cocok untuk pengidap alergi gluten.
Kadar gizi
Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:
Sedangkan daun singkong yang banyak dijadikan sayuran pada masakan Sunda dan masakan Padang memiliki nutrisi sebagia berikut:
Nutrisi: Protein, Kalsium, Fosfor, Besi, Vitamin A, Vitamin C
Satuan: gram, mg, mg, mg, IU, mg
Kadar: 6.8, 165, 54, 2.0, 11000, 275
Varietas tanaman singkong
Tanaman singkong disebut manis atau beracun, tergantung kandungan asam hydrocyanic dalam akarnya, yang umum diakui mengandung kurang dari 50 miligram asam hydrocyanic per kilogram bahan segar. Saat ini tersedia 10 varietas ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan dan untuk industri.
Varietas untuk pangan adalah
Sedangkan untuk ubi industri adalah
Varietas untuk pangan mempunyai tekstur umbi yang pulen dengan kadar HCN < 50 miligram per kilogram dan mempunyai rasa tidak pahit. Sedangkan ubi jalar untuk industri mempunyai kadar patin atau kadar bahan kering sekitar 0,6 gram per kilogram
Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 maupun Malang 6.
Etimologi
Nama "ubi kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama "ketela" secara etimologi berasal dari kata "castilla" (dibaca "kastilya"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).
Dalam bahasa lokal, bahasa Jawa menyebutnya Telo, bahasa Sangihe bungkahe, bahasa Tolitoli dan Gorontalo kasubi, dan bahasa Sunda sampeu. Sementara dalam bahasa Rejang, tanaman ini dikenal sebagai ubai.
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 08 Mei 2024
Perkebunan adalah pertanian yang mengkhususkan diri pada tanaman komersial, biasanya terutama menanam tanaman tunggal, dengan area tambahan untuk sayuran untuk dimakan dan sebagainya. Perkebunan, yang berpusat di rumah perkebunan, menanam tanaman termasuk kapas, ganja, kopi, teh, kakao, tebu, opium, sisal, biji minyak, kelapa sawit, buah-buahan, pohon karet, dan pohon-pohon hutan. Kebijakan proteksionis dan keunggulan komparatif alamiah terkadang turut menentukan lokasi perkebunan.
Dalam penggunaan modern, istilah ini biasanya hanya merujuk pada perkebunan berskala besar. Namun demikian, sebelum sekitar tahun 1800, istilah ini merupakan istilah yang umum digunakan untuk perkebunan dalam berbagai ukuran di bagian selatan Amerika Utara Britania, dan seperti yang dicatat oleh Noah Webster, "perkebunan" menjadi istilah yang umum digunakan di bagian utara Maryland. Istilah ini digunakan di sebagian besar koloni Inggris, namun sangat jarang digunakan di Inggris sendiri dalam pengertian ini. Di sana, seperti juga di Amerika, istilah ini digunakan terutama untuk perkebunan pohon, area yang ditanami pohon secara artifisial, baik murni untuk kehutanan komersial, atau sebagian untuk efek hias di kebun dan taman, yang juga dapat mencakup penanaman semak-semak di taman.
Di antara contoh perkebunan yang paling awal adalah latifundia di Kekaisaran Romawi, yang menghasilkan biji-bijian, anggur, dan minyak zaitun dalam jumlah besar untuk diekspor. Pertanian perkebunan berkembang pesat seiring dengan meningkatnya perdagangan internasional dan perkembangan ekonomi dunia yang mengikuti ekspansi kolonialisme Eropa.
Berdasarkan tanaman
Perkebunan jati dan bambu di India telah memberikan hasil yang baik dan menjadi solusi tanaman alternatif bagi para petani di India tengah, di mana pertanian konvensional tersebar luas. Namun karena meningkatnya biaya input pertanian, banyak petani telah melakukan perkebunan jati dan bambu, yang hanya membutuhkan sedikit air (hanya selama dua tahun pertama). Jati dan bambu memiliki perlindungan hukum dari pencurian. Bambu, sekali ditanam, dapat menghasilkan selama 50 tahun sampai berbunga. Jati membutuhkan waktu 20 tahun untuk tumbuh dewasa dan menghasilkan.
Bambu dapat ditanam untuk perlindungan daerah aliran sungai atau tanah. Hutan tanaman ini ditanam untuk pengendalian erosi, stabilisasi tanah longsor, dan penahan angin. Perkebunan semacam itu didirikan untuk menumbuhkan spesies asli dan mendorong regenerasi hutan di lahan yang terdegradasi sebagai alat restorasi lingkungan.
Perkebunan gula sangat dihargai di Karibia oleh penjajah Inggris dan Prancis pada abad ke-17 dan ke-18, dan penggunaan gula di Eropa meningkat selama periode ini. Tebu masih merupakan tanaman penting di Kuba. Perkebunan gula juga muncul di negara-negara seperti Barbados dan Kuba karena kekayaan alam yang mereka miliki. Kekayaan alam ini termasuk tanah yang kondusif untuk menanam gula dan produk marjinal yang tinggi dari tenaga kerja yang direalisasikan melalui peningkatan jumlah orang yang diperbudak.
Penanaman pohon karet Pará (Hevea brasiliensis) biasanya disebut perkebunan.
Pertanian kelapa sawit berkembang pesat di seluruh wilayah tropis basah dan biasanya dikembangkan dalam skala perkebunan.
Kebun buah terkadang dianggap sebagai perkebunan.
Ini termasuk tembakau, tebu, nanas, paprika, dan kapas, terutama dalam penggunaan historis. Sebelum munculnya kapas di Amerika Selatan, nila dan padi juga kadang-kadang disebut tanaman perkebunan.
Dampak ekologis
Mungkin faktor yang paling penting yang dimiliki perkebunan terhadap lingkungan setempat adalah lokasi di mana perkebunan didirikan. Di Brasil, perkebunan kopi akan menggunakan sistem pertanian tebang dan bakar, menebang hutan hujan dan menanam pohon kopi yang menguras unsur hara di dalam tanah. Setelah tanahnya habis, para petani akan berpindah ke tempat lain. Jika hutan alam ditebang untuk hutan tanaman, maka akan terjadi penurunan keanekaragaman hayati dan hilangnya habitat. Dalam beberapa kasus, pendirian hutan tanaman mungkin melibatkan pengeringan lahan basah untuk menggantikan kayu keras campuran yang sebelumnya didominasi oleh spesies pinus. Jika hutan tanaman dibangun di lahan pertanian yang ditinggalkan atau lahan yang sangat terdegradasi, maka hal ini dapat meningkatkan habitat dan keanekaragaman hayati. Hutan tanaman dapat dibangun secara menguntungkan di lahan yang tidak akan mendukung pertanian atau mengalami kekurangan regenerasi alami.
Spesies pohon yang digunakan dalam perkebunan juga merupakan faktor penting. Ketika varietas atau spesies yang tidak asli ditanam, hanya sedikit fauna asli yang dapat beradaptasi untuk memanfaatkannya, dan kehilangan keanekaragaman hayati pun terjadi. Namun demikian, bahkan spesies pohon non-asli dapat berfungsi sebagai koridor bagi satwa liar dan bertindak sebagai penyangga bagi hutan asli, sehingga mengurangi efek tepi.
Setelah sebuah perkebunan didirikan, pengelolaannya menjadi faktor lingkungan yang penting. Aspek yang paling penting dalam pengelolaan adalah periode rotasi. Hutan tanaman yang dipanen dalam periode rotasi yang lebih panjang (30 tahun atau lebih) dapat memberikan manfaat yang sama dengan hutan yang diregenerasi secara alami yang dikelola untuk produksi kayu dengan rotasi yang sama. Hal ini terutama berlaku jika spesies asli digunakan. Dalam kasus spesies eksotis, habitat dapat ditingkatkan secara signifikan jika dampaknya dimitigasi dengan langkah-langkah seperti menyisakan blok-blok spesies asli di dalam hutan tanaman atau mempertahankan koridor-koridor hutan alam. Di Brazil, langkah-langkah serupa diwajibkan oleh peraturan pemerintah.
Ekonomi budak perkebunan
Pemilik perkebunan secara ekstensif menggunakan orang Afrika yang diperbudak untuk bekerja di perkebunan awal (seperti perkebunan tembakau, padi, kapas, rami, dan gula) di koloni-koloni Amerika dan Amerika Serikat, di seluruh Karibia, Amerika, dan di daerah-daerah yang diduduki Eropa di Afrika.
Di zaman modern, upah rendah yang biasanya dibayarkan kepada pekerja perkebunan menjadi dasar profitabilitas perkebunan di beberapa daerah.
Pada masa kini, perbudakan terbuka telah digantikan oleh perbudakan para atau perbudakan dalam bentuk barang, termasuk sistem bagi hasil, dan bahkan sistem ini telah sangat berkurang. Yang paling ekstrem, para pekerja berada dalam "jeratan utang": mereka harus bekerja untuk melunasi utang dengan bunga yang sangat tinggi sehingga utang tersebut tidak akan pernah lunas. Yang lainnya bekerja dengan jam kerja yang sangat panjang dan dibayar dengan upah subsisten yang (dalam praktiknya) hanya dapat dibelanjakan di toko perusahaan.
Di Brasil, perkebunan tebu disebut sebagai engenho ("mesin"), dan penggunaan bahasa Inggris pada abad ke-17 untuk produksi kolonial yang terorganisir adalah "pabrik". Struktur sosial dan ekonomi kolonial seperti itu dibahas di bagian Ekonomi perkebunan.
Kompleks perkebunan merupakan hal yang umum di perkebunan pertanian di Amerika Serikat bagian Selatan dari abad ke-17 hingga abad ke-20. Kompleks ini mencakup segala sesuatu mulai dari tempat tinggal utama hingga kandang ternak. Hingga penghapusan perbudakan, perkebunan semacam itu umumnya merupakan pemukiman mandiri yang mengandalkan kerja paksa dari orang-orang yang diperbudak.
Perkebunan merupakan aspek penting dalam sejarah Amerika Serikat bagian Selatan, terutama sebelum Perang Saudara Amerika. Iklim sedang, curah hujan yang tinggi, dan tanah yang subur di Amerika Serikat bagian tenggara memungkinkan tumbuh suburnya perkebunan-perkebunan besar, di mana banyak orang Afrika yang diperbudak ditawan dan dipaksa untuk menghasilkan tanaman untuk menciptakan kekayaan bagi kaum elit kulit putih.
Saat ini, seperti halnya di masa lalu, ada berbagai pendapat mengenai apa yang membedakan perkebunan dengan pertanian. Biasanya, fokus sebuah perkebunan adalah pertanian subsisten. Sebaliknya, fokus utama perkebunan adalah produksi tanaman komersial, dengan hasil panen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk dan ternak. Definisi umum tentang apa yang dimaksud dengan perkebunan adalah bahwa perkebunan biasanya memiliki lahan seluas 500 hingga 1.000 hektar (2,0 hingga 4,0 km2) atau lebih dan menghasilkan satu atau dua tanaman komersial untuk dijual.5 Para ahli lain mencoba mendefinisikannya berdasarkan jumlah orang yang diperbudak.
Masyarakat dan budaya
Ketika Newfoundland dijajah oleh Inggris pada tahun 1610, para penjajah asli disebut "pekebun", dan tempat penangkapan ikan mereka dikenal sebagai "perkebunan ikan". Istilah ini digunakan hingga abad ke-20.
Tiga perkebunan berikut ini dikelola oleh Pemerintah Newfoundland dan Labrador sebagai situs warisan provinsi:
Perkebunan perikanan lainnya:
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 08 Mei 2024
Kesehatan hewan adalah optimalnya kondisi tubuh hewan secara umum sehingga hewan tersebut mampu beraktivitas dan menjalani hidup dengan baik dan normal. Saat membahas kesehatan hewan, biasanya objek yang dimaksud adalah hewan nonmanusia, baik hewan domestik maupun satwa liar. Kesehatan hewan penting untuk dijaga demi kesejahteraan hewan itu sendiri dan karena hewan memiliki berbagai peran dalam kehidupan manusia. Kesehatan manusia dapat dipengaruhi oleh kesehatan hewan, misalnya dalam aspek keamanan pangan asal hewan dan penularan zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia. Dari sudut pandang manusia, terutama terhadap hewan ternak yang memberikan manfaat ekonomi, kesehatan hewan sering kali tidak hanya dinilai dari ketiadaan penyakit, tetapi juga dari kemampuan hewan untuk mencapai produktivitas tertinggi.
Hal-hal yang memengaruhi kesehatan hewan disebut determinan kesehatan (kadang juga disebut determinan penyakit). Determinan tersebut mencakup faktor intrinsik hewan, misalnya gen, spesies, umur, dan perilaku hewan, maupun faktor ekstrinsik, misalnya mikroorganisme patogenik dan parasit, cuaca dan iklim, kondisi tempat tinggal, serta cara pemeliharaan. Konsep segitiga epidemiologi mengasosiasikan dan mengklasifikasikan determinan-determinan tersebut menjadi tiga kelompok: inang, agen, dan lingkungan.
Ada berbagai cara untuk menjaga kesehatan hewan, di antaranya memberikan diet sehat, menerapkan higiene dan sanitasi, serta menguatkan kekebalan tubuh hewan, misalnya dengan vaksinasi. Kesehatan hewan dipelajari dalam kedokteran hewan, zoologi, dan peternakan. Kedokteran hewan mempelajadi cara diagnosis, penanganan, dan pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan pada hewan; zoologi mempelajari berbagai hal pada hewan, termasuk kesehatannya; sedangkan peternakan mempelajari produksi dan manajemen kesehatan pada hewan ternak. Ada banyak orang yang bekerja secara profesional dalam bidang kesehatan hewan, misalnya dokter hewan, paramedis hewan, dan peneliti hewan. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, muncul inisiatif Satu Kesehatan, yakni suatu upaya kolaboratif untuk mengintegrasikan kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan.
Sumber: https://id.wikipedia.org/
Pertanian
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 08 Mei 2024
Dalam botani, buah adalah struktur pembawa biji pada tanaman berbunga yang terbentuk dari ovarium setelah pembungaan (lihat Anatomi buah).
Buah adalah sarana yang digunakan tanaman berbunga (juga dikenal sebagai angiospermae) untuk menyebarkan benihnya. Buah-buahan yang dapat dimakan khususnya telah lama disebarkan dengan menggunakan pergerakan manusia dan hewan lain dalam hubungan simbiosis mutualisme, yaitu sebagai sarana penyebaran benih untuk satu kelompok dan nutrisi untuk kelompok lainnya; manusia dan banyak hewan lainnya telah menjadi tergantung pada buah-buahan sebagai sumber makanan. Akibatnya, buah-buahan merupakan bagian penting dari hasil pertanian dunia, dan beberapa di antaranya (seperti apel dan delima) telah memiliki makna budaya dan simbolis yang luas.
Dalam penggunaan bahasa umum, buah biasanya berarti struktur berdaging yang terkait dengan biji (atau hasil) tanaman yang biasanya manis atau asam dan dapat dimakan dalam keadaan mentah, seperti apel, pisang, anggur, lemon, jeruk, dan stroberi. Dalam penggunaan botani, istilah buah juga mencakup banyak struktur yang tidak biasa disebut 'buah' dalam bahasa sehari-hari, seperti kacang-kacangan, kacang polong, biji jagung, tomat, dan biji-bijian gandum.
Botani vs. kuliner
Susunan buah-buahan yang biasanya dianggap sebagai sayuran kuliner, termasuk jagung (maize), tomat, dan berbagai labu
Banyak istilah bahasa umum yang digunakan untuk buah dan biji-bijian berbeda dengan klasifikasi botani. Misalnya, dalam botani, buah adalah ovarium atau karpel yang matang dan mengandung biji, misalnya jeruk, delima, tomat, atau labu. Kacang adalah sejenis buah (dan bukan biji), dan biji adalah bakal buah yang matang.
Dalam bahasa kuliner, buah adalah hasil tanaman tertentu yang rasanya manis atau tidak manis (bahkan asam) (misalnya persik, pir, atau lemon); kacang-kacangan adalah hasil tanaman yang keras, berminyak, dan tidak manis yang dibungkus dengan cangkang (kemiri, biji pohon ek). Sayuran, yang disebut, biasanya adalah produk gurih atau tidak manis (zucchini, selada, brokoli, dan tomat). tetapi beberapa mungkin memiliki rasa manis (ubi jalar).
Contoh buah yang diklasifikasikan secara botani yang biasanya disebut sayuran termasuk mentimun, labu, dan labu (semuanya adalah timun); kacang-kacangan, kacang tanah, dan kacang polong (semuanya kacang-kacangan); dan jagung, terong, paprika (atau paprika), dan tomat. Bumbu cabai dan allspice adalah buah-buahan, secara botani. Sebaliknya, rhubarb sering disebut buah ketika digunakan dalam pembuatan pai, tetapi hasil yang dapat dimakan dari rhubarb sebenarnya adalah tangkai daun atau tangkai daun tanaman. Biji gymnosperma yang dapat dimakan sering diberi nama buah, misalnya kacang ginkgo dan kacang pinus.
Secara botani, biji-bijian sereal, seperti jagung, beras, atau gandum adalah sejenis buah (disebut caryopsis). Namun, dinding buahnya tipis dan menyatu dengan kulit bijinya, sehingga hampir semua biji-bijian yang dapat dimakan sebenarnya adalah biji.
Struktur
Lapisan luar, yang sering kali dapat dimakan, dari sebagian besar buah disebut pericarp. Biasanya terbentuk dari ovarium, yang mengelilingi biji; pada beberapa spesies, bagaimanapun, jaringan struktural lainnya berkontribusi atau membentuk bagian yang dapat dimakan. Pericarp dapat digambarkan dalam tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu epikarp, mesokarp, dan endokarp.
Pengembangan
Buah dihasilkan dari pembuahan dan pematangan satu atau lebih bunga. Gynoecium, yang berisi sistem kepala putik-ovarium, berpusat di kepala bunga, dan membentuk seluruh atau sebagian buah. Di dalam ovarium terdapat satu atau lebih bakal biji. Di sini dimulai rangkaian kompleks yang disebut pembuahan ganda: gametofit betina menghasilkan sel telur untuk tujuan pembuahan. (Gametofit betina disebut megagametofit, dan juga disebut kantung embrio). Setelah pembuahan ganda, bakal biji akan menjadi biji.
Bakal biji dibuahi dalam proses yang dimulai dengan penyerbukan, yaitu pergerakan serbuk sari dari benang sari ke sistem kepala putik-ovarium di dalam kepala bunga. Setelah penyerbukan, tabung serbuk sari tumbuh dari serbuk sari (yang disimpan) melalui kepala putik ke dalam ovarium menuju bakal biji. Dua sperma dipindahkan dari serbuk sari ke megagametofit. Di dalam megagametofit, satu sperma bersatu dengan sel telur, membentuk zigot, sementara sperma kedua memasuki sel pusat membentuk sel induk endosperma, yang melengkapi proses pembuahan ganda. Nantinya, zigot akan memunculkan embrio benih, dan sel induk endosperma akan memunculkan endosperma, jaringan nutrisi yang digunakan oleh embrio.
Saat bakal biji berkembang menjadi biji, ovarium mulai matang dan dinding ovarium, pericarp, dapat menjadi berdaging (seperti pada buah beri atau buah berbiji), atau dapat membentuk lapisan luar yang keras (seperti pada kacang-kacangan). Pada beberapa buah berbiji banyak, sejauh mana struktur berdaging berkembang sebanding dengan jumlah bakal biji yang dibuahi. Kulit buah (pericarp) biasanya dibedakan menjadi dua atau tiga lapisan yang berbeda; ini disebut eksokarp (lapisan luar, juga disebut epikarp), mesokarp (lapisan tengah), dan endokarp (lapisan dalam).
Pada beberapa buah, sepal, kelopak, benang sari dan/atau corak bunganya rontok saat buah yang berdaging matang. Namun, untuk buah sederhana yang berasal dari ovarium inferior - yaitu yang terletak di bawah pelekatan bagian bunga lainnya - ada beberapa bagian (termasuk kelopak, sepal, dan benang sari) yang menyatu dengan ovarium dan matang bersamanya. Untuk kasus seperti itu, ketika bagian bunga selain ovarium membentuk bagian penting dari buah yang berkembang, itu disebut buah aksesori. Contoh buah aksesori termasuk apel, mawar, stroberi, dan nanas.
Karena beberapa bagian bunga selain ovarium dapat berkontribusi pada struktur buah, maka penting untuk memahami bagaimana buah tertentu terbentuk. Ada tiga mode umum perkembangan buah:
Klasifikasi buah
Konsisten dengan tiga mode perkembangan buah, para ilmuwan tanaman telah mengklasifikasikan buah ke dalam tiga kelompok utama: buah sederhana, buah agregat, dan buah ganda (atau komposit). Pengelompokan ini mencerminkan bagaimana ovarium dan organ bunga lainnya diatur dan bagaimana buah berkembang, tetapi pengelompokan ini tidak relevan secara evolusioner karena taksa tanaman yang beragam mungkin berada dalam kelompok yang sama.
Sementara bagian dari jamur yang menghasilkan spora disebut tubuh buah, jamur adalah anggota dari kerajaan jamur dan bukan dari kerajaan tumbuhan.
Buah sederhana adalah hasil dari pematangan menjadi buah dari ovarium sederhana atau majemuk dalam bunga tunggal dengan putik tunggal. Sebaliknya, bunga tunggal dengan banyak putik biasanya menghasilkan buah agregat; dan penggabungan beberapa bunga, atau 'beberapa' bunga, menghasilkan buah 'ganda'. Buah sederhana selanjutnya diklasifikasikan sebagai buah kering atau buah berdaging.
Untuk mendistribusikan bijinya, buah kering dapat terbelah dan melepaskan bijinya ke angin, yang disebut dehiscence. Atau proses distribusi dapat mengandalkan pembusukan dan degradasi buah untuk mengekspos bijinya; atau dapat juga mengandalkan makan buah dan mengeluarkan bijinya oleh hewan pemakan buah - keduanya disebut indehiscence. Buah yang berdaging tidak terbelah, tetapi mereka juga indehisen dan mungkin juga bergantung pada hewan pemakan buah untuk penyebaran bijinya. Biasanya, seluruh lapisan luar dinding ovarium matang menjadi pericarp yang berpotensi dapat dimakan.
Jenis-jenis buah sederhana kering, (dengan contoh) meliputi:
Achene - paling sering terlihat pada buah agregat (misalnya stroberi, lihat di bawah).
Kapsul - (Kacang Brazil: secara botani, ini bukan kacang).
Caryopsis - (biji-bijian sereal, termasuk gandum, beras, oat, barley).
Cypsela - buah seperti achene yang berasal dari kuntum individu dalam sebuah capitulum: (dandelion).
Buah berbiji berserat - (kelapa, kenari: secara botani, keduanya bukan merupakan kacang yang sebenarnya).
Folikel - folikel terbentuk dari satu karpel, dan terbuka dengan satu jahitan: (milkweed); juga sering terlihat pada buah yang berkelompok: (magnolia, peony).
Legum - (kacang, kacang polong, kacang tanah: secara botani, kacang tanah adalah biji polong-polongan, bukan kacang).
Loment - sejenis kacang-kacangan yang tidak berbiji: (ubi jalar atau kentang liar).
Kacang - (beechnut, hazelnut, biji pohon ek): secara botani, ini adalah kacang-kacangan sejati).
Samara - (abu, elm, kunci maple).
Schizocarp, lihat di bawah - (biji wortel).
Silique - (biji lobak).
Silicle - (dompet gembala).
Utricle - (bit, Rumex).
Buah-buahan yang sebagian atau seluruh pericarp (dinding buah) berdaging pada saat matang disebut buah sederhana berdaging. Jenis-jenis buah sederhana berdaging, (dengan contoh) termasuk:
Berry - buah beri adalah jenis buah berdaging yang paling umum. Seluruh lapisan luar dinding ovarium matang menjadi "pericarp" yang berpotensi dapat dimakan, (lihat di bawah).
Buah batu atau buah berbiji - ciri khas buah berbiji adalah batunya yang keras dan "mengalami lignifikasi" (kadang-kadang disebut "lubang"). Buah ini berasal dari dinding ovarium bunga: aprikot, ceri, zaitun, persik, prem, mangga.
Pome - buah pome: apel, pir, rosehip, saskatoon berry, dll., adalah buah berdaging sinkarpus (menyatu), buah sederhana, berkembang dari ovarium setengah inferior
Buah beri adalah jenis buah berdaging sederhana yang dikeluarkan dari ovarium tunggal. (Ovarium itu sendiri bisa jadi majemuk, dengan beberapa bakal biji.) Istilah botani berry sejati mencakup anggur, kismis, mentimun, terong (terong), tomat, cabai, dan pisang, tetapi tidak termasuk buah-buahan tertentu yang disebut "-berry" menurut kebiasaan kuliner atau dengan penggunaan istilah yang umum - seperti stroberi dan raspberry. Buah beri dapat terbentuk dari satu atau lebih bakal buah (yaitu, dari ovarium sederhana atau majemuk) dari bunga tunggal yang sama. Biji biasanya tertanam di bagian dalam ovarium yang berdaging.
Contohnya antara lain:
Tomat - dalam istilah kuliner, tomat dianggap sebagai sayuran, tetapi secara botani diklasifikasikan sebagai buah dan beri.
Pisang - buah ini digambarkan sebagai "buah beri yang kasar". Pada varietas yang dibudidayakan, bijinya hampir tidak ada.
Pepo - buah beri dengan kulit yang mengeras: ketimun, termasuk labu, labu, melon.
Hesperidium - buah beri dengan kulit dan bagian dalam yang berair: sebagian besar buah jeruk.
Cranberry, gooseberry, kismis merah, anggur.
Stroberi, terlepas dari penampilannya, diklasifikasikan sebagai buah kering, bukan buah berdaging. Secara botani, ini bukan buah beri; ini adalah buah aksesori agregat, istilah terakhir yang berarti bagian berdaging tidak berasal dari ovarium tanaman tetapi dari wadah yang menampung ovarium. Banyak achenes kering yang menempel di bagian luar daging buah; mereka tampak seperti biji tetapi sebenarnya adalah ovarium bunga, dengan biji di dalamnya.
Schizocarps adalah buah kering, meskipun beberapa tampak berdaging. Mereka berasal dari ovarium sinkarpus tetapi tidak benar-benar mengalami dehisce; melainkan, mereka membelah menjadi beberapa segmen dengan satu atau lebih biji. Mereka mencakup sejumlah bentuk yang berbeda dari berbagai keluarga, termasuk wortel, ubi, peterseli, jintan.
Detail bunga raspberry: ada sekelompok putik di bagian tengah bunga. (Putik terdiri dari kepala putik, gaya, dan ovarium.) Kepala putik adalah bintil apikal (di puncak) yang menerima serbuk sari; gaya adalah kolom seperti batang yang memanjang ke ovarium, yang merupakan bagian basal yang berisi bakal biji.
Buah agregat juga disebut agregasi, atau etaerio; buah ini berkembang dari bunga tunggal yang menghasilkan banyak putik sederhana. Setiap putik berisi satu karpel; bersama-sama, mereka membentuk buah. Perkembangan akhir (pembuahan) dari kumpulan putik disebut buah agregat, buah etaerio, atau hanya etaerio.
Berbagai jenis buah agregat dapat menghasilkan etaerio yang berbeda, seperti achenes, drupel, folikel, dan buah beri.
Sebagai contoh, spesies Ranunculaceae, termasuk Clematis dan Ranunculus, menghasilkan etaerio achenes;
Spesies Rubus, termasuk raspberry: sebuah etaerio drupelets;
Spesies Calotropis: sebuah etaerio dari buah folikel;
Spesies Annona: etaerio buah beri.
Beberapa spesies lain yang dikenal luas dan etaerio (atau agregasi) mereka adalah:
Teasel; buah adalah agregasi dari cypselas.
Pohon tulip; buahnya adalah kumpulan samaras.
Magnolia dan peony; buah merupakan kumpulan folikel.
Gum manis Amerika; buah adalah kumpulan kapsul.
Sycamore; buah adalah kumpulan achenes.
Putik raspberry disebut drupelets karena setiap putik seperti buah berbiji kecil yang menempel pada wadah. Pada beberapa buah bramble, seperti blackberry, wadahnya, bagian aksesori, memanjang dan kemudian berkembang sebagai bagian dari buah, menjadikan blackberry sebagai buah aksesori agregat. Stroberi juga merupakan buah aksesori-agregat, yang bijinya terkandung di dalam achenes. Khususnya dalam semua contoh ini, buah berkembang dari bunga tunggal, dengan banyak putik.
Beberapa buah
Buah majemuk terbentuk dari sekelompok bunga, (sebuah 'banyak' bunga) - juga disebut perbungaan. Setiap bunga ('kecil') menghasilkan satu buah, yang ketika semua berkembang, semuanya bergabung menjadi satu massa buah. Contohnya termasuk nanas, ara, murbei, jeruk Osage, dan sukun. Perbungaan (tandan) bunga putih, yang disebut tongkol, diproduksi terlebih dahulu. Setelah pembuahan, setiap bunga dalam tandan berkembang menjadi buah berbiji; saat buah berbiji berkembang, mereka berkembang sebagai organ penghubung, menyatu menjadi buah berdaging banyak yang disebut sinkarp.
Tahapan progresif dari beberapa pembungaan dan perkembangan buah dapat diamati pada satu cabang murbei India, atau mengkudu. Selama urutan perkembangan, perkembangan perbungaan kedua, ketiga, dan lebih banyak lagi dimulai secara bergantian di kepala cabang atau batang.
Buah dapat menggabungkan jaringan yang berasal dari bagian bunga lain selain ovarium, termasuk wadah, hipantium, kelopak, atau sepal. Buah aksesori terjadi pada ketiga kelas perkembangan buah - sederhana, agregat, dan ganda. Buah aksesori sering kali ditunjuk dengan istilah tanda hubung yang menunjukkan kedua karakter tersebut. Misalnya, nanas adalah buah aksesori ganda, blackberry adalah buah aksesori agregat, dan apel adalah buah aksesori sederhana.
Buah nanas termasuk jaringan dari sepal serta putik dari banyak bunga. Ini adalah buah dengan banyak aksesori.
Tidak berbiji merupakan ciri penting dari beberapa buah yang diperdagangkan. Kultivar komersial pisang dan nanas adalah contoh buah tanpa biji. Beberapa kultivar buah jeruk (terutama jeruk bali, jeruk mandarin, jeruk pusar), satsuma, anggur meja, dan semangka dihargai karena tidak berbiji. Pada beberapa spesies, tidak berbiji adalah hasil dari partenokarpi, di mana buah terbentuk tanpa pembuahan. Buah partenokarpi mungkin (atau mungkin juga tidak) membutuhkan penyerbukan, tetapi sebagian besar buah jeruk tanpa biji membutuhkan rangsangan dari penyerbukan untuk menghasilkan buah. Pisang dan anggur tanpa biji adalah triploid, dan tidak berbiji merupakan hasil dari aborsi embrio tanaman yang dihasilkan oleh pembuahan, sebuah fenomena yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang membutuhkan penyerbukan dan pembuahan normal.
Penyebaran benih
Variasi dalam struktur buah sangat bergantung pada cara penyebaran yang diterapkan pada bijinya. Penyebaran dilakukan melalui angin atau air, melalui dehidrasi eksplosif, dan melalui interaksi dengan hewan.
Beberapa buah memiliki kulit luar atau cangkang yang dilapisi duri atau duri berkait; hal ini berevolusi untuk mencegah calon pemangsa memakannya atau berfungsi untuk menempelkan diri pada rambut, bulu, kaki, atau pakaian hewan, sehingga menggunakannya sebagai agen penyebaran. Tumbuhan ini disebut zoochorous; contoh yang umum termasuk cocklebur, tanaman unicorn, dan beggarticks (atau jarum Spanyol).
Dengan perkembangan evolusi timbal balik, hasil buah yang berdaging biasanya menarik bagi hewan yang lapar, sehingga biji yang terkandung di dalamnya diambil, dibawa, dan kemudian disimpan (yaitu, buang air besar) di tempat yang jauh dari tanaman induknya. Demikian juga, biji kacang yang bergizi dan berminyak biasanya memotivasi burung dan tupai untuk menimbunnya, menguburnya di dalam tanah untuk diambil kembali saat musim dingin tiba; dengan demikian, biji yang tidak termakan dapat ditabur secara efektif di bawah kondisi alami untuk berkecambah dan menumbuhkan tanaman baru yang jauh dari induknya.
Buah-buahan lain telah berevolusi dengan sayap yang pipih dan memanjang atau bilah seperti helikopter, misalnya elm, maple, dan tulip. Mekanisme ini meningkatkan jarak penyebaran dari induknya melalui angin. Buah lain yang tersebar melalui angin memiliki "parasut" kecil, misalnya dandelion, milkweed, salsify.
Buah kelapa dapat mengapung ribuan mil di lautan, sehingga menyebarkan bijinya. Buah-buahan lain yang dapat menyebar melalui air adalah nipah dan pinus ulir.
Beberapa buah telah berevolusi dengan mekanisme pendorong yang dapat menyebarkan biji dalam jarak yang cukup jauh - mungkin hingga 100 m (330 kaki) dalam kasus pohon sandbox - melalui dehiscence yang eksplosif atau mekanisme lainnya (lihat impatiens dan timun suri).
Penggunaan makanan
Beraneka ragam buah - buah berdaging (sederhana) dari apel hingga beri hingga semangka; buah kering (sederhana) termasuk kacang-kacangan, beras, dan kelapa; buah agregat termasuk stroberi, raspberry, blackberry, pepaya; dan berbagai buah seperti nanas, ara, mulberry - secara komersial berharga sebagai makanan manusia. Buah-buahan ini dimakan segar maupun sebagai selai, selai, dan pengawet buah lainnya. Buah-buahan ini digunakan secara luas dalam makanan yang diproduksi dan diproses (kue, biskuit, makanan yang dipanggang, penyedap rasa, es krim, yogurt, sayuran kalengan, sayuran beku, dan makanan) serta minuman seperti jus buah dan minuman beralkohol (brendi, bir buah, anggur). Rempah-rempah seperti vanili, lada hitam, paprika, dan allspice berasal dari buah beri. Buah zaitun diperas untuk mendapatkan minyak zaitun dan pengolahan serupa diterapkan pada buah dan sayuran penghasil minyak lainnya. Beberapa buah tersedia sepanjang tahun, sementara yang lain (seperti blackberry dan aprikot di Inggris) tergantung pada ketersediaan musiman.
Biasanya, banyak buah botani - "sayuran" dalam istilah kuliner - (termasuk tomat, buncis, daun bawang, paprika, mentimun, terong, okra, labu, labu siam, zucchini) dibeli dan dijual setiap hari di pasar produk segar dan toko bahan makanan dan dibawa pulang ke dapur, di rumah atau restoran, untuk persiapan makanan.
Semua buah mendapat manfaat dari perawatan pasca panen yang tepat, dan pada banyak buah, hormon tanaman etilen menyebabkan pematangan. Oleh karena itu, menjaga sebagian besar buah dalam rantai dingin yang efisien adalah optimal untuk penyimpanan pascapanen, dengan tujuan memperpanjang dan memastikan umur simpan.
Membandingkan buah-buahan segar untuk serat, kalium (K), dan vitamin C. Setiap titik disk mengacu pada 100 g (3,5 ons) porsi buah segar yang disebutkan. Ukuran cakram menunjukkan jumlah serat (sebagai persentase dari tunjangan harian yang direkomendasikan, RDA) dalam satu porsi buah. Jumlah vitamin C (sebagai persen RDA) diplot pada sumbu x dan jumlah kalium (K), dalam mg pada sumbu y. Pisang memiliki nilai tinggi untuk serat dan kalium, dan jeruk untuk serat dan vitamin C. (Aprikot memiliki kandungan kalium tertinggi; stroberi kaya akan vitamin C.) Semangka, yang menyediakan kadar K dan vitamin C yang rendah dan hampir tidak memiliki serat, memiliki nilai paling rendah untuk ketiga nutrisi tersebut secara bersamaan.
Berbagai buah kuliner menyediakan serat dan air dalam jumlah yang signifikan, dan banyak di antaranya yang mengandung vitamin C. Tinjauan terhadap berbagai penelitian menunjukkan bahwa buah-buahan (misalnya apel utuh atau jeruk utuh) dapat mengenyangkan (mengenyangkan) hanya dengan memakan dan mengunyahnya.
Serat makanan yang dikonsumsi saat makan buah meningkatkan rasa kenyang, dan dapat membantu mengontrol berat badan dan membantu mengurangi kolesterol darah, faktor risiko penyakit kardiovaskular. Konsumsi buah sedang dalam penelitian awal untuk mengetahui potensi untuk meningkatkan nutrisi dan mempengaruhi penyakit kronis. Konsumsi buah secara teratur umumnya dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa penyakit dan penurunan fungsional yang terkait dengan penuaan.
Untuk keamanan pangan, CDC merekomendasikan penanganan dan persiapan buah yang tepat untuk mengurangi risiko kontaminasi makanan dan penyakit bawaan makanan. Buah dan sayuran segar harus dipilih dengan hati-hati; di toko, mereka tidak boleh rusak atau memar; dan potongan yang sudah dipotong harus didinginkan atau dikelilingi oleh es.
Semua buah dan sayuran harus dibilas sebelum dimakan. Rekomendasi ini juga berlaku untuk produk dengan kulit yang tidak dimakan. Hal ini harus dilakukan sesaat sebelum menyiapkan atau memakannya untuk menghindari pembusukan dini.
Buah dan sayuran harus dipisahkan dari makanan mentah seperti daging, unggas, dan makanan laut, serta dari peralatan yang telah bersentuhan dengan makanan mentah. Buah dan sayuran yang tidak akan dimasak harus dibuang jika telah menyentuh daging mentah, unggas, makanan laut, atau telur.
Semua buah dan sayuran yang dipotong, dikupas, atau dimasak harus dimasukkan ke dalam lemari es dalam waktu dua jam. Setelah waktu tertentu, bakteri berbahaya dapat tumbuh di atasnya dan meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan.
Alergi buah merupakan sekitar 10 persen dari semua alergi yang berhubungan dengan makanan.
Penggunaan non-makanan
Anggur porselen biasanya ditanam untuk buah beri yang mencolok dan berwarna-warni.
Karena buah-buahan telah menjadi bagian utama dari makanan manusia, berbagai budaya telah mengembangkan berbagai kegunaan yang berbeda untuk buah-buahan yang tidak mereka andalkan sebagai makanan. Sebagai contoh:
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/