Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 22 April 2024
Jurusan Teknik Pertambangan yang mulai banyak dibuka di perguruan tinggi Indonesia adalah jurusan kuliah yang mendidik mahasiswanya untuk mengetahui proses penambangan mineral dan batu berharga. Dengan kayanya sumber daya alam yang bisa ditambang di Indonesia, lulusan jurusan ini memiliki segudang potensi kerja yang bisa dieksplorasi.
Melansir laman Ruang Guru di ruangguru.com, Selasa (30/11/2021) Teknik Pertambangan adalah salah satu cabang dari disiplin ilmu teknik yang berfokus pada ilmu-ilmu tentang eksplorasi dan eksploitasi bahan galian atau sumber daya mineral dan batubara. Sumber daya mineral sendiri, contohnya antara lain emas, perak, aluminium, besi, dan sebagainya.
Pada program studi Teknik Pertambangan ini, mahasiswanya akan mempelajari berbagai proses terkait pertambangan. Proses-proses pertambangan terdiri atas kegiatan penyelidikan umum (prospeksi), eksplorasi penambangan, pengolahan bahan tambang (eksploitasi), pengangkutan, hingga pemasaran hasil tambang.
Seperti yang telah diketahui, bumi Indonesia menyimpan kekayaan alam berupa bahan tambang yang sangat melimpah. Khususnya di Indonesia, bahan tambang berupa logam mulia dan batu bara sangat banyak tersimpan di dalam tanah. Oleh karena itu, Indonesia banyak membutuhkan lulusan Teknik Pertambangan untuk dapat mengolah dan mengelola bahan tambang tersebut dengan baik.
Mata Kuliah Jurusan Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan banyak mempelajari ilmu geologi, geofisika, pengolahan mineral dan metalurgi, serta berbagai macam disiplin ilmu lain yang berkaitan dengan tambang. Dilihat dari mata kuliahnya, kamu akan banyak bersinggungan dengan Matematika dan Fisika,
Beberapa mata kuliah yang dipelajari oleh mahasiswa jurusan Teknik Pertambangan antara lain:
Prospek Kerja Jurusan Teknik Pertambangan
Kuliah di jurusan Teknik Pertambangan ini bisa jadi langkah awal untuk mengenal dunia pertambangan dengan lebih menyeluruh dan berkarier di dunia pertambangan. Lulusan Teknik Pertambangan bisa berkarier di industri tembaga, batu bara, emas, timah, besi, nikel, dan lain sebagainya. Selain itu, lulusan Teknik Pertambangan juga bisa meniti karier di industri lainnya, seperti industri alat berat, semen, maupun pembangkit listrik. Atau bisa juga berkarier di Kementerian ESDM sebagai inspektur, analis eksplorasi dan eksploitasi, analis pengembangan infrastruktur, serta analis ketenagalistrikan. Kemudian, lulusan Teknik Pertambangan juga bisa berkarier di bidang sains dan penelitian sebagai peneliti maupun akademisi.
Universitas di Indonesia yang Memiliki Jurusan Teknik Pertambangan:
Skill yang Dibutuhkan di Jurusan Teknik Pertambangan
Beberapa keterampilan atau skill yang wajib dimiliki sebelum masuk jurusan Teknik Pertambangan antara lain yakni kemampuan observasi, ketekunan dan ketelitian yang tinggi, kemampuan problem-solving yang baik, kemampuan teamwork yang baik, kemampuan untuk berpikir kritis dan rasional, kemampuan analisis yang baik, serta kemampuan mengambil keputusan dengan tepat.
Calon mahasiswa jurusan Teknik Pertambangan bisa mulai membangun keterampilan-keterampilan tersebut dari sekarang dan terus mengembangkannya saat di bangku kuliah nanti. Karena, skill-set tersebut juga akan tetap dibutuhkan ketika kamu sudah lulus dan terjun ke dunia kerja nantinya.
Sumber: edukasi.okezone.com
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 22 April 2024
Salah satu jurusan yang mengasah mahasiswanya untuk mengetahui proses penambangan mineral dan batu berharga adalah jurusan Teknik Pertambangan yang banyak dibuka di perguruan tinggi di Indonesia. Indonesia dengan kekayaan aneka tambangnya menjadikan lulusan ini memiliki segudang potensi kerja yang bisa dieksplorasi. Melansir laman Ruang Guru di ruangguru.com, Selasa (30/11/2021) Teknik Pertambangan adalah salah satu cabang dari disiplin ilmu teknik yang berfokus pada ilmu-ilmu tentang eksplorasi dan eksploitasi bahan galian atau sumber daya mineral dan batubara. Sumber daya mineral sendiri, contohnya antara lain emas, perak, aluminium, besi, dan sebagainya.
Pada program studi Teknik Pertambangan ini, mahasiswanya akan mempelajari berbagai proses terkait pertambangan. Proses-proses pertambangan terdiri atas kegiatan penyelidikan umum (prospeksi), eksplorasi penambangan, pengolahan bahan tambang (eksploitasi), pengangkutan, hingga pemasaran hasil tambang.
Seperti yang telah diketahui, bumi Indonesia menyimpan kekayaan alam berupa bahan tambang yang sangat melimpah. Khususnya di Indonesia, bahan tambang berupa logam mulia dan batu bara sangat banyak tersimpan di dalam tanah. Oleh karena itu, Indonesia banyak membutuhkan lulusan Teknik Pertambangan untuk dapat mengolah dan mengelola bahan tambang tersebut dengan baik.
Mata Kuliah Jurusan Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan banyak mempelajari ilmu geologi, geofisika, pengolahan mineral dan metalurgi, serta berbagai macam disiplin ilmu lain yang berkaitan dengan tambang. Dilihat dari mata kuliahnya, kalian akan banyak bersinggungan dengan Matematika dan Fisika.
Beberapa mata kuliah yang dipelajari oleh mahasiswa jurusan Teknik Pertambangan antara lain:
Prospek Lulusan Teknik Pertambangan
Kuliah di jurusan Teknik Pertambangan ini bisa jadi langkah awal untuk mengenal dunia pertambangan dengan lebih menyeluruh dan berkarier di dunia pertambangan. Lulusan Teknik Pertambangan bisa berkarir di industri tembaga, batu bara, emas, timah, besi, nikel, dan lain sebagainya. Selain itu, lulusan Teknik Pertambangan juga bisa meniti karir di industri lainnya, seperti industri alat berat, semen, maupun pembangkit listrik. Atau bisa juga berkarir di Kementerian ESDM sebagai inspektur, analis eksplorasi dan eksploitasi, analis pengembangan infrastruktur, serta analis ketenagalistrikan. Kemudian, lulusan Teknik Pertambangan juga bisa berkarier di bidang sains dan penelitian sebagai peneliti maupun akademisi.
Universitas di Indonesia yang Memiliki Jurusan Teknik Pertambangan
Skill yang dibutuhkan
Beberapa keterampilan atau skill yang wajib dimiliki sebelum masuk jurusan Teknik Pertambangan antara lain yakni kemampuan observasi, ketekunan dan ketelitian yang tinggi, kemampuan problem-solving yang baik, kemampuan teamwork yang baik, kemampuan untuk berpikir kritis dan rasional, kemampuan analisis yang baik, serta kemampuan mengambil keputusan dengan tepat. Calon mahasiswa jurusan Teknik Pertambangan bisa mulai membangun keterampilan-keterampilan tersebut dari sekarang dan terus mengembangkannya saat di bangku kuliah nanti. Karena, skill-set tersebut juga akan tetap dibutuhkan ketika kamu sudah lulus dan terjun ke dunia kerja nantinya.
Sumber: edukasi.sindonews.com
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 22 April 2024
Bidang Kajian
Program Studi Teknik Pertambangan mempelajari berbagai macam hal yang berhubungan dengan proses penambangan terutama mineral, batubara, batuan, logam dan non logam. Selain itu, Program Studi Teknik Pertambangan juga mempelajari ilmu ekonomi yang berkaitan dengan proses penambangan mineral seperti eksplorasi, eksploitasi, dan pemrosesan.
Tujuan
Program Studi Teknik Pertambangan bertujuan untuk membantu mahasiswanya mengembangkan ilmu pertambangan dengan penyediaan fasilitas yang mendukung dan metode belajar yang bervariasi. Mahasiswa Teknik Pertambangan memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan ilmunya melalui Kerja Praktek dan atau Tugas Akhir. Keduanya bisa dilakukan di lokasi penambangan. Di tingkat akhir, mahasiswa akan mengerjakan project dalam capstone design.
Prospek Kerja, Industri Pertambangan
Industri Lain
Sumber: www.itb.ac.id
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 22 April 2024
Menurut informasi dari situs resmi Institut Teknologi Bandung (ITB), Teknik Pertambangan merupakan disiplin ilmu yang fokus pada berbagai aspek terkait dengan proses penambangan, terutama dalam konteks mineral berharga dan batubara. Dalam pelaksanaan proses penambangan, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, seperti pemahaman tentang sifat dan manfaat mineral yang akan ditambang, teknik penambangannya, serta proses pengolahan agar dapat dimanfaatkan secara ekonomis.
Misalnya, dalam penambangan emas, perlu dipertimbangkan apakah proses penambangan tersebut akan menghasilkan keuntungan. Ini melibatkan pemahaman tentang sifat mineral, cara penambangannya, dan teknik pengolahan yang akan mempengaruhi aspek ekonomi dari penambangan tersebut. Selain itu, mahasiswa Teknik Pertambangan juga akan belajar tentang aspek ekonomi yang terkait dengan penambangan mineral.
Proses penambangan sendiri umumnya melibatkan tiga tahap, yaitu eksplorasi, eksploitasi, dan pemrosesan. Eksplorasi merupakan tahap awal dalam penambangan mineral, sementara pemrosesan melibatkan proses pemisahan mineral berharga dari material lain yang terkandung di dalamnya. Fokus dari program studi Teknik Pertambangan adalah mempelajari strategi untuk mengambil mineral berharga dengan cara yang paling ekonomis.
Mata Kuliah Jurusan Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan mempelajari ilmu geologi, geofisika, pengolahan mineral dan metalurgi, serta berbagai macam ilmu yang berkaitan dengan tambang.
Berikut adalah beberapa mata kuliahnya:
Prospek Kerja Teknik Pertambangan
1. Industri Pertambangan
Batubara : PT. Tambang Batubara Bukit Asam, PT. Kaltim Prima Coal, PT. Arutmin Indonesia, PT. Adaro, PT. Berau Coal, dan sebagainya.
- Tembaga/Emas : PT. Aneka Tambang, PT. Freeport Indonesia, PT. Kelian Equatorial Mining, PT. Rio Tinto Indonesia, PT. Newmont Minahasa, PT. Newmont Nusa Tenggara.
- Nikel : PT. Aneka Tambang (Pomalaa), PT. INCO.
- Timah : PT. Tambang Timah.
- Pasir Besi : PT. Aneka Tambang (Cilacap).
- Mineral Industri : Perusahaan-perusahaan yang mengusahakan komoditas: kaolin, fosfat, granit, marmer, gipsum, lempung, feldspar, bentonit, kuarsa, batu kapur, zeolit, trass, barit, batu andesit, sirtu, pasir, belerang.
2. Industri Lain
- Kontraktor/Alat Berat : PT. United Tractor, PT. Trakindo Utama.
- Semen : PT. Semen Cibinong, PT. Semen Gresik, PT. Indocement, PT. Semen Padang, dll.
- Pertamina
- Perusahaan Pembangkit Listrik
3. Jasa Umum/Konsultan
- Perbankan, Bursa Efek
- Konsultan Pertambangan
4. Pemerintahan
- Birokrat
5. Pengajar, Peneliti (LIPI, BPPT, P3TM, Litbang Industri, dan lain sebagainya.)
Universitas yang Ada Jurusan Teknik Pertambangan
1. Institut Teknologi Bandung
2. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
3. Universitas Sriwijaya
4. Universitas Hasanuddin
5. Universitas Trisakti
6. Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
7. Universitas Muslim Indonesia
8. Universitas Teknologi Adhi Tama Surabaya
9. Universitas Pejuang Republik Indonesia
10. Universitas Syiah Kuala
11. Universitas Islam Bandung
12. Universitas Negeri Padang
13. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
14. Universitas Cenderawasih
Sumber: www.detik.com
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 22 April 2024
Etana (AS: /ˈɛθeɪn/ ETH-ayn, Inggris: /ˈiː-/ EE-) adalah senyawa kimia organik yang terjadi secara alami dengan rumus kimia C2H6. Pada suhu dan tekanan standar, etana adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Seperti banyak hidrokarbon lainnya, etana diisolasi dalam skala industri dari gas alam dan sebagai produk sampingan petrokimia dari penyulingan minyak bumi. Penggunaan utamanya adalah sebagai bahan baku untuk produksi etilena. Senyawa terkait dapat dibentuk dengan mengganti atom hidrogen dengan gugus fungsi lain; gugus etana disebut gugus etil. Sebagai contoh, gugus etil yang dihubungkan dengan gugus hidroksil menghasilkan etanol, alkohol dalam minuman.
Sejarah
Etana pertama kali disintesis pada tahun 1834 oleh Michael Faraday, dengan menggunakan elektrolisis larutan kalium asetat. Dia mengira produk hidrokarbon dari reaksi ini sebagai metana dan tidak menyelidikinya lebih lanjut. Proses ini sekarang disebut elektrolisis Kolbe:
CH3COO- → CH3- + CO2 + e-CH3- + -CH3 → C2H6
Selama periode 1847-1849, dalam upaya untuk membuktikan teori radikal kimia organik, Hermann Kolbe dan Edward Frankland memproduksi etana dengan mereduksi propionitril (etil sianida) dan etil iodida dengan logam kalium, dan, seperti halnya Faraday, dengan elektrolisis asetat berair. Mereka salah mengira produk dari reaksi-reaksi ini sebagai radikal metil (CH3), di mana etana (C2H6) adalah dimer. Kesalahan ini dikoreksi pada tahun 1864 oleh Carl Schorlemmer, yang menunjukkan bahwa produk dari semua reaksi ini sebenarnya adalah etana. Etana ditemukan terlarut dalam minyak mentah ringan Pennsylvania oleh Edmund Ralds pada tahun 1864.
Properti
Pada suhu dan tekanan standar, etana adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Etana memiliki titik didih -88,5 °C (-127,3 °F) dan titik leleh -182,8 °C (-297,0 °F). Etana padat ada dalam beberapa modifikasi. Pada pendinginan di bawah tekanan normal, modifikasi pertama yang muncul adalah kristal plastik, mengkristal dalam sistem kubik. Dalam bentuk ini, posisi atom hidrogen tidak tetap; molekul dapat berputar bebas di sekitar sumbu panjang. Mendinginkan etana ini di bawah suhu sekitar 89,9 K (-183,2 °C; -297,8 °F) akan mengubahnya menjadi etana metastabil monoklinik II (grup ruang P 21/n). Etana hanya sedikit sekali larut dalam air.
Parameter ikatan etana telah diukur dengan presisi tinggi dengan spektroskopi gelombang mikro dan difraksi elektron: rC-C = 1,528 (3) Å, rC-H = 1,088 (5) Å, dan ∠CCH 6 (5) ° dengan gelombang mikro dan rC-C = 1,524 (3) Å, rC-H = 1,089 (5) Å, dan ∠CCH = 111,9 (5) ° dengan difraksi elektron (angka-angka dalam tanda kurung menunjukkan ketidakpastian pada angka akhir)
Etana (ditunjukkan dalam proyeksi Newman) merupakan penghalang rotasi pada ikatan karbon-karbon. Kurva merupakan energi potensial sebagai fungsi sudut rotasi. Penghalang energi adalah 12 kJ/mol atau sekitar 2,9 kkal/mol.
Memutar substruktur molekul pada ikatan yang dapat diputar biasanya membutuhkan energi. Energi minimum untuk menghasilkan rotasi ikatan 360° disebut penghalang rotasi. Etana memberikan contoh klasik dan sederhana dari penghalang rotasi tersebut, yang kadang-kadang disebut "penghalang etana". Di antara bukti eksperimental paling awal dari penghalang ini (lihat diagram di sebelah kiri) diperoleh dengan memodelkan entropi etana. Tiga hidrogen di setiap ujungnya bebas berputar di sekitar ikatan karbon-karbon pusat ketika diberikan energi yang cukup untuk mengatasi penghalang tersebut.
Asal usul fisik penghalang masih belum sepenuhnya jelas, meskipun tolakan tumpang tindih (pertukaran) antara atom hidrogen pada ujung molekul yang berlawanan mungkin merupakan kandidat terkuat, dengan efek stabilisasi hiperkonjugasi pada konformasi yang terhuyung-huyung berkontribusi pada fenomena tersebut.
Metode teoritis yang menggunakan titik awal yang tepat (orbital ortogonal) menemukan bahwa hiperkonjugasi adalah faktor terpenting dalam asal mula penghalang rotasi etana. Pada tahun 1890-1891, para ahli kimia menyarankan bahwa molekul etana lebih menyukai konformasi terhuyung-huyung dengan kedua ujung molekul yang miring satu sama lain.
Kimia
Kimia etana terutama melibatkan reaksi radikal bebas. Etana dapat bereaksi dengan halogen, terutama klorin dan bromin, melalui halogenasi radikal bebas. Reaksi ini berlangsung melalui penyebaran radikal etil:
C2H5- + Cl2 → C2H5Cl + Cl-
Cl- + C2H6 → C2H5- + HCl
Pembakaran etana melepaskan 1559,7 kJ/mol, atau 51,9 kJ/g, panas, dan menghasilkan karbon dioksida dan air sesuai dengan persamaan kimia:
2 C2H6 + 7 O2 → 4 CO2 + 6 H2O + 3120 kJ
Pembakaran juga dapat terjadi tanpa kelebihan oksigen, menghasilkan karbon monoksida, asetaldehida, metana, metanol, dan etanol. Pada suhu yang lebih tinggi, terutama pada kisaran 600-900 °C (1.112-1.652 °F), etilena merupakan produk yang signifikan:
2 C2H6 + O2 → 2 C2H4 + H2O
Reaksi dehidrogenasi oksidatif tersebut relevan dengan produksi etilena.
Produksi
Setelah metana, etana adalah komponen gas alam terbesar kedua. Gas alam dari ladang gas yang berbeda memiliki kandungan etana yang bervariasi dari kurang dari 1% hingga lebih dari 6% volume. Sebelum tahun 1960-an, etana dan molekul yang lebih besar biasanya tidak dipisahkan dari komponen metana gas alam, tetapi hanya dibakar bersama metana sebagai bahan bakar. Saat ini, etana adalah bahan baku petrokimia yang penting dan dipisahkan dari komponen gas alam lainnya di sebagian besar ladang gas yang telah dikembangkan dengan baik. Etana juga dapat dipisahkan dari gas minyak bumi, campuran gas hidrokarbon yang diproduksi sebagai produk sampingan dari penyulingan minyak bumi.
Etana paling efisien dipisahkan dari metana dengan mencairkannya pada suhu kriogenik. Ada berbagai strategi pendinginan: proses yang paling ekonomis yang saat ini digunakan secara luas menggunakan turboexpander, dan dapat memulihkan lebih dari 90% etana dalam gas alam. Dalam proses ini, gas yang didinginkan diekspansi melalui turbin, mengurangi suhu hingga sekitar -100 ° C (-148 ° F). Pada suhu rendah ini, gas metana dapat dipisahkan dari etana cair dan hidrokarbon yang lebih berat dengan distilasi. Distilasi lebih lanjut kemudian memisahkan etana dari propana dan hidrokarbon yang lebih berat.
Penggunaan
Penggunaan utama etana adalah produksi etilena (etena) dengan perengkahan uap. Ketika diencerkan dengan uap dan dipanaskan sebentar pada suhu yang sangat tinggi (900°C atau lebih), hidrokarbon berat terurai menjadi hidrokarbon yang lebih ringan, dan hidrokarbon jenuh menjadi tidak jenuh. Etana disukai untuk produksi etilena karena perengkahan uap etana cukup selektif untuk etilena, sedangkan perengkahan uap hidrokarbon yang lebih berat menghasilkan campuran produk yang lebih miskin etilena dan lebih kaya alkena yang lebih berat (olefin), seperti propena (propilena) dan butadiena, dan hidrokarbon aromatik.
Secara eksperimental, etana sedang diselidiki sebagai bahan baku untuk bahan kimia komoditas lainnya. Klorinasi oksidatif etana telah lama muncul sebagai rute yang berpotensi lebih ekonomis untuk vinil klorida daripada klorinasi etilena. Banyak proses untuk memproduksi reaksi ini telah dipatenkan, tetapi selektivitas yang buruk untuk vinil klorida dan kondisi reaksi yang korosif (khususnya, campuran reaksi yang mengandung asam klorida pada suhu lebih besar dari 500 ° C) telah menghambat komersialisasi sebagian besar proses tersebut. Saat ini, INEOS mengoperasikan pabrik percontohan etana-ke-vinil klorida berkapasitas 1000 t/thn (ton per tahun) di Wilhelmshaven, Jerman.
Demikian pula, perusahaan Arab Saudi SABIC telah mengumumkan pembangunan pabrik berkapasitas 30.000 t/ tahun untuk memproduksi asam asetat melalui oksidasi etana di Yanbu. Kelayakan ekonomi dari proses ini mungkin bergantung pada rendahnya biaya etana di dekat ladang minyak Arab Saudi, dan mungkin tidak kompetitif dengan karbonilasi metanol di tempat lain di dunia.
Etana dapat digunakan sebagai pendingin dalam sistem pendingin kriogenik. Dalam skala yang jauh lebih kecil, dalam penelitian ilmiah, etana cair digunakan untuk memvitrifikasi sampel yang kaya air untuk mikroskop kriogenik. Lapisan tipis air yang dengan cepat direndam dalam etana cair pada suhu -150 ° C atau lebih dingin akan membeku terlalu cepat sehingga air tidak dapat mengkristal. Metode pembekuan yang lebih lambat dapat menghasilkan kristal es berbentuk kubus, yang dapat mengganggu struktur lunak dengan merusak sampel dan mengurangi kualitas gambar dengan menghamburkan berkas elektron sebelum mencapai detektor.
Disadur dari: en.wikipedia.org
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 22 April 2024
Bahan Bakar Fosil (BBF) menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki dua arti. Pertama berarti setiap deposit hidrokarbon dalam kerat dan perut bumi yang dapat digunakan untuk bahan bakar, misalnya minyak bumi, batu bara, dan gas bumi.
Arti kedua BBF merupakan bahan bakar yang terbentuk dari fosil-fosil tumbuhan dan hewan di masa lampau. BBF disebut sebagai bahan bakar yang tidak terbarukan.
Dikutip dari Ensiklopedia Britannica, proses pembentukan bahan bakar fosil terjadi karena proses geologi yang dimulai pada masa Eon Arkean atau sekitar 2,5-4 miliar tahun yang lalu. Lalu bagaimana proses pembentukannya? Ini penjelasan selengkapnya.
Proses dan Waktu Pembentukkan Bahan Bakar Fosil
Dikutip dari buku Teknologi Tenaga Surya karya Sudjito Soeparman, terbentuknya berbagai jenis bahan bakar fosil melalui proses deformasi tanpa udara atau yang disebut anaerobic. Proses ini terjadi selama perlahan-lahan selama puluhan juta tahun. Nantinya, jenis BBF akan berubah menjadi senyawa bahan bakar hydrocarbon. Karena proses yang lama inilah, makanan jenis bahan bakar ini disebut dengan bahan bakar fosil.
Semakin lama terjadinya proses deformasi, maka semakin baik pula kualitas bahan bakar yang ditandai dengan tingginya kadar Karbon dan menurunnya kadar air. Produk yang dihasilkan dari proses ini terbagi dalam bentuk padat (batu bara), cair (minyak), atau gas (gas alam). Untuk menjadi sebuah energi, bahan bakar fosil melalui proses pembakaran. Semua bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas bumi dapat dibakar dengan oksigen yang berasal dari udara sehingga menghasilkan panas. Panas ini dapat digunakan secara langsung untuk menghasilkan uap. Sehingga bisa menggerakkan generator yang dapat menyuplai listrik.
Lama proses pembentukannya, bahan bakar fosil bisa dijelaskan sebagai berikut:
1. Batu Bara
Menurut waktunya, pembentukan batu bara dapat dikategorikan menjadi dua yaitu batu bara muda dan tua. Semakin lama umur batu bara semakin baik pula kualitasnya sebagai bahan bakar. Hal itu karena memiliki nilai kalori yang lebih tinggi sedangkan kadar air yang lebih rendah. Selain kadar air, kualitas batubara juga ditentukan oleh kadar belerang. Ketika dibakar, kadar air akan mengurangi energi panas yang dihasilkan dari proses tersebut. Namun, kadar belerang akan menghasilkan polusi udara yang berbahaya yaitu gas belerang (SOx).
2. Minyak Bumi
Tak jauh berbeda dengan batu bara, proses pembentukannya juga lama dan didapatkan dengan cara mengebor tambang minyak di bawah tanah. Cairan yang didapat dari hasil pengeboran itu adalah minyak mental (crude oil). Proses pengolahan minyak mentah dilakukan melalui langkah destilasi bertingkat menurut temperatur penguapan masing-masing produk yang dinamakan dengan oil refinery. Nantinya, ada langkah lebih lanjut untuk mendapatkan produk yang lebih tinggi nilainya yang dinamakan dengan proses reformer, cracking, dan isomerisasi. Minyak mentah yang sudah diproses akan menghasilkan berbagai produk seperti gas LPG, bensin, solar, minyak tanah, oli pelumas, dan minyak bakar.
3. Gas Alam
Proses pembentukan minyak bumi dan gas alam diperkirakan dilakukan bersama-sama. Namun, karena gas memiliki sifat yang lebih mudah berpindah makan dilakukan dalam tambah yang terpisah. Kandungan dalam gas alam terdiri dari banyak jenis gas hidrokarbon, yaitu methana, ethana, butana, propana, dan lain-lainnya. Berat jenis gas alam diketahui lebih kecil dari udara sehingga cukup aman digunakan.
Dampak Pembakaran Bahan Bakar Fosil
Meski banyak manfaat dan digunakan untuk membantu kehidupan manusia, dalam proses pembakarannya bahan bakar fosil ikut menimbulkan banyak dampak. Apa saja? Ini penjelasannya dikutip dari Universitas Medan Area.
Bahan bakar fosil menghasilkan karbondioksida dalam jumlah besar saat dibakar. Emisi ini memerangkap panas di atmosfer dan bisa menyebabkan perubahan iklim sehingga disebut menjadi polusi pemanasan global.
Pembangkit listrik tenaga batu bara disebutkan menghasilkan 42 persen emisi merkuri berbahaya di Amerika Serikat serta dua pertiga emisi sulfur dioksida yang menyebabkan hujan asam di udara kita. Selain itu, mobil, truk, dan kendaraan lain yang memakan bahan bakar fosil disebut sebagai penyumbang utama karbon monoksida yang menghasilkan kabut asap ketika hari-hari panas.
Ketika proses pembakaran BBF terjadi, kita mengubah kimia dasar lautan menjadikannya lebih asam. Sejak dimulainya Revolusi Industri di Inggris dan BBF mulai digunakan, lautan disebut 30 persen lebih asam. Pengasaman laut dapat berdampak bagi komunitas pesisir, memperlambat laju pertumbuhan bagi beberapa hewan, dan membahayakan seluruh rantai makanan.
Sumber: www.detik.com