Perhubungan

Tragedi Hilangnya Pesawat PZL M28 Skytruck di Laut Cina Selatan: Pencarian dan Penyelamatan yang Menyulitkan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


Pada tanggal 3 Desember 2016, sebuah Skytruck PZL M28 milik Kepolisian Negara Republik Indonesia menghilang di atas Laut Cina Selatan saat mencoba mendarat di bandara Hang Nadim, Kepulauan Riau. Pesawat lepas landas dari bandara Depati Amir di Pangkal Pinang, ibu kota provinsi Bangka Belitung. Ada tiga pilot dan 10 penumpang di pesawat itu. Tidak ada yang selamat. Basarnas membentuk tim SAR yang dibantu oleh tim SAR Singapura.

Pesawat dan awak

Pesawat yang jatuh adalah jenis PZL M28 Skytruck dengan nomor registrasi P-4201, dibuat pada tahun 2004. Pesawat ini memiliki lebih dari 2.500 jam terbang.

Menurut pihak berwenang, seluruh awak pesawat memiliki lebih dari 2.000 jam terbang.

Kecelakaan

Pesawat dari pesawat tersebut 10 penumpang, 3 awak. Semua orang di atas adalah polisi Indonesia.

Pesawat lepas landas dari Bandara Depati Amir pukul 09.24 waktu setempat menuju Bandara Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau. Pesawat akan mendarat di Batam pada pukul 10.58. Saat terbang di atas Laut Seine, terjadi masalah teknis pada pesawat. Asap terlihat keluar dari mesin pesawat. Nelayan setempat yang menyaksikan jatuhnya pesawat sepakat bahwa pesawat langsung terjun ke laut tak lama setelah mesin mulai mengeluarkan asap.

Pencarian dan penyelamatan

Tak lama setelah jatuhnya pesawat, puing-puing pesawat muncul dan mulai terjadi pagi hari. Pada pukul 12.30 waktu setempat, nelayan di Xixang menemukan puing-puing biru yang diyakini berasal dari pesawat. Mereka juga menemukan beberapa kursi dan barang-barang pribadi. Banyak bagian tubuh yang ditemukan. Nelayan membenarkan bahwa mereka menemukan bangkai kapal tersebut 40 mil laut dari Kijang, ibu kota Tanjung Pinang.

Basarnas membentuk tim pencarian dan penyelamatan. Tim SAR Tanjung Pinang mengirimkan dua perahu untuk mencari puing-puing pesawat. Dipimpin oleh Kapolda Riau. Polisi mengirimkan empat perahu. TNI Angkatan Laut juga telah mengerahkan KRI Cucut dan KRI Pattimura. Kru pencari mengaku menemukan beberapa barang pribadi korban, termasuk foto penumpang pesawat. Operasi pencarian terhambat karena cuaca buruk. Kepala Operasi Sam Budigusdian mengatakan operasi ditunda karena cuaca buruk dan pesawat tidak bisa terbang. Selain itu, sinyal komunikasi buruk.

Pukul 17.55, ditemukan benda padat dan tidak utuh di dekat lokasi, dengan tumpahan minyak di kedalaman 2 meter. Keesokan harinya, tiga kapal Departemen Pertahanan diberangkatkan untuk mendukung operasi tersebut. Singapura mengirimkan pesawat dan helikopter. Inspektur dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional juga mengambil bagian dalam operasi tersebut. Menurut Kepala Basarnas, operasi pencarian dan penyelamatan ini melibatkan 300 personel dan 15 kapal.

Area pencarian mencakup 200 mil laut persegi. Tim penyidik ​​menyebut lokasi pencarian berada di kawasan Mantang dan Gijang. Tim investigasi menemukan lokasi tumpahan minyak pada 3 Desember. Analisis menunjukkan bahwa pesawat jatuh di perairan dangkal, sekitar 23 atau 32 meter.

Penyelam telah dikerahkan untuk operasi ini. Analisis terhadap puing-puing tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar puing yang ditemukan tim berasal dari bagian depan pesawat. Pihak berwenang mengatakan hidung pesawat mungkin rusak saat menabrak laut. Mereka juga mengatakan sebagian besar jenazah ditemukan dalam jenazah yang terendam air.

Gubernur Kepulauan Riau Noordin Bashirun dan Brigjen Paris ikut serta dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Anggota dewan kemudian meminta para nelayan untuk bergabung dalam pencarian, dengan mengatakan bahwa mereka “memiliki mata yang lebih baik”. Masyarakat diminta untuk melaporkan barang-barang pribadi atau jenazah yang ditemukan di laut kepada pihak berwajib.

Fokus wilayah upaya pencarian dan penyelamatan adalah antara Pulau Pintar, Pulau Sebanca, Pulau Senayang, dan Pulau Menasac. Pihak berwenang mengatakan jenazah penumpang yang hilang dan puing-puing pesawat kemungkinan besar tidak akan jauh dari kerusakan total karena arus laut dan kecepatan angin tidak cukup kuat untuk menghantam area pemindahan puing-puing tersebut. Namun, menurut Soelistyo, Kepala Basarnas, sebenarnya bangkai kapal tersebut berada di perairan Indonesia, namun kotak hitam perekam penerbangan telah dipindahkan ke perairan Singapura. Ia meminta pemerintah Singapura untuk menemukan kotak hitam tersebut.

Pencarian dilanjutkan pada 5 Desember 2016. Keempat jenazah korban ditemukan hari itu juga. Menurut Direktur Erlangga, ekor pesawat akan diangkat dari laut pada pukul sepuluh. Pesawat sepanjang 3 m ditemukan pada 0 17' 321" N 104 50' 518" E dalam perairan 24 m. Area pencarian juga diperluas sejauh 5 km karena jenazah terbawa arus laut sejauh 5 km dari bangkai kapal sebenarnya.

Sumber: id.wikipedia.com

 

Selengkapnya
Tragedi Hilangnya Pesawat PZL M28 Skytruck di Laut Cina Selatan: Pencarian dan Penyelamatan yang Menyulitkan

Perhubungan

Tragedi Penerbangan Trigana Air Service 267: Kecelakaan Mematikan di Papua dan Tantangan Navigasi Udara

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


Trigana Air Service Penerbangan 267 (IL/TGN 267) adalah Trigana Air Service ATR 42-300 yang jatuh di Gunung Tangok pada 16 Agustus 2015 dalam perjalanan dari Jayapura menuju Oksibil. Puing-puing pesawat ditemukan warga setempat pada malam harinya. 16 Agustus di Distrik Okbape.

Saat jumlah korban tewas mencapai 54, Trigana Air Service Penerbangan 267 menjadi kecelakaan ATR 42 yang paling mematikan, melampaui rekor yang dibuat oleh Santa Penerbangan 518 Barbara Airlines. Indonesia Airlines merupakan kecelakaan pesawat ketiga yang menewaskan lebih dari 50 orang dalam waktu kurang dari delapan bulan, setelah kecelakaan AirAsia Indonesia Penerbangan 8501 dan kecelakaan pesawat C-130 Hercules tahun lalu, menjadikannya kecelakaan paling mematikan dalam sejarah Maskapai Trigana.

Pesawat

Pesawat yang terlibat dalam kejadian ini berjenis ATR 42-300 dengan nomor seri 102 dan kode registrasi PK-YRN. Pesawat ini pertama kali terbang pada Mei 1988, dikirim ke Trans States Airlines pada tahun 1989, dan terakhir dioperasikan oleh Trigana Air Service pada 24 Januari 2005. Menurut Trigana Airlines, berbeda dengan kasus Santa Barbara Airlines yang sistem navigasi pesawatnya rusak, sistem navigasi (GPS) ATR yang terlibat dalam kecelakaan tersebut dipastikan sempurna. Hal ini juga didukung oleh Pengelola Bandara Sentani.

Keberangkatan

Pesawat lepas landas dari Bandara Sentani pukul 13:21 waktu setempat (UTC+9) dan mendarat mulai waktu setempat (UTC+9). 9). Namun, pesawat tidak mendarat satu jam setelah waktu yang dijadwalkan. Pesawat kehilangan kontak dengan pengatur lalu lintas udara pada pukul 14.55 waktu setempat, sekitar 10 menit sebelum mendarat di Bandara Oxyville.

Hilangnya kontak yang dilaporkan dilaporkan oleh Trigana Air yang menerbangkan salah satu pesawat DHC-6 miliknya. Itu sudah dipesan. Ayo pergi ke Sentani untuk mencari pesawat yang hilang. Sekitar 45 menit setelah hilang kontak, BASARNAS membentuk regu pencarian pesawat untuk mencari pesawat yang hilang tersebut. Menurut Kementerian Perhubungan, tidak ada bukti bahwa kru mengirimkan sinyal SOS sebelum hilangnya. BASARNAS meluncurkan penerbangan ATR 42 pada pukul 15.30. BASARNAS mengumumkan bahwa kawasan pegunungan tempat hilangnya Trigana Air tidak pernah tersentuh tangan manusia.

Pada 17 Agustus, BASARNAS menambah personel untuk mencari pesawat tersebut. Sementara pencarian dilanjutkan dengan berjalan kaki. Pihak berwenang mengatakan warga setempat melihat pesawat itu terbang rendah di atas Gunung Dangok di distrik Okbape. Tak lama kemudian, suara keras terdengar dari lereng gunung. Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti yang juga pemilik jet pribadi Susi Air menambahkan helikopter Bell milik Susi Air akan membantu pencarian. Selain itu, Adventist Aviation Indonesia juga menambah pesawat untuk membantu pencarian. TNI dan BASARNAS juga mengadakan hari pencarian di Sektor 3 Ogbappe pada pagi hari. Salah satu pesawat pencari Air Adventist Indonesia menemukan puing-puing pesawat masih terbakar dan berasap. Fragmen tersebut ditemukan di Pegunungan Tangok sekitar wilayah Abmisibil atau 12 mil dari Oksibil, pada ketinggian 8.300 kaki atau 2.350 meter di atas permukaan laut. Sebanyak 54 awak dan penumpang pesawat dinyatakan tewas di lokasi kejadian.

Beberapa media memberitakan bahwa cuaca di kawasan tersebut sangat buruk pada saat kecelakaan terjadi, disertai angin kencang dan petir. Namun postingan lain juga menyebutkan cuaca saat itu sedang sempurna. Saat itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan bukan faktor cuaca yang menjadi penyebabnya dan diambil dari stasiun cuaca BMKG daerah. BMKG pun mendukung hal tersebut dengan memberikan bukti bahwa lokasi kejadian dikatakan dalam kondisi baik. Cerita ini didukung oleh laporan penerbangan sebelumnya yang menyatakan bahwa kondisi cuaca di Bandara Sentani "sangat baik" pada saat itu, bahkan setelah mendarat di Sentani.

Banyak pilot melaporkan bahwa menerbangkan pesawatnya di Papua sangatlah sulit. Hal ini disebabkan oleh sifat pegunungan dan dataran Papua. Melansir Detik.com, seorang pilot bernama Andi Gunawan mengatakan sangat sulit menjadi pilot di Papua karena kondisi lingkungan. Ia menambahkan, jika ada pilot yang bisa terbang ke Papua, maka mereka bisa terbang kemana saja di dunia. Ignasius Jonan mengatakan, sistem navigasi udara Indonesia sudah ketinggalan jaman, apalagi di daerah terpencil seperti Papua, sistem navigasinya bisa dikatakan sama seperti tahun 1950. Ia menambahkan, sebagian besar sistem navigasi udara di Papua mengandalkan visual flight system (VFR) dibandingkan sebagian besar bandara yang menggunakan instrument flight rule (IFR) sebelum mendarat. Sistem video

Sumber: id.wikipedia.com

Selengkapnya
Tragedi Penerbangan Trigana Air Service 267: Kecelakaan Mematikan di Papua dan Tantangan Navigasi Udara

Perhubungan

Kecelakaan Truk di Balikpapan: Pertanyaan tentang Kualifikasi Pengemudi dan Perlunya Standar yang Lebih Tinggi

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Saat ini, kecelakaan lalu lintas akibat angkutan barang seperti truk banyak terjadi di wilayah Indonesia. Kecelakaan terbaru, kecelakaan truk Trontton yang mogok dan menabrak beberapa kendaraan di lampu merah, terjadi di lapak, Balikpapan, Jumat (21/1/2022) pukul 06.15. Penyakit mematikan ini telah menewaskan hingga 21 orang. Sebuah video yang merekam kejadian tersebut dengan cepat menjadi viral di media sosial, memicu banyak pertanyaan dari netizen. Salah satunya adalah mempertanyakan keputusan pengemudi untuk menabrak beberapa kendaraan alih-alih berbelok ke tempat kosong di sisi kiri jalan.

Jika Anda melihat ini, tanyakan saja kepada pengemudi truk. Mungkinkah menyebabkan kecelakaan karena Anda dapat mengemudi tanpa mengetahui kendaraannya?

Marcel Kurniawan, direktur pelatihan di The Real Driving Center (RDC), mengatakan bahwa pengemudi truk dan bus berlatih ulang untuk meningkatkan kemampuannya. aku bilang bagus Dan SIM. Faktanya, pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 171 Tahun 2019 yang menegaskan bahwa semua pengemudi truk harus memiliki standar yang lebih tinggi.

Undang-undang tersebut menyatakan bahwa pengemudi harus memiliki kualifikasi sesuai dengan hukum nasional Indonesia. . Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Imigrasi Nomor 269 Tahun 2014, Standar Penerimaan Kerja (SKKNI), menguraikan keterampilan yang harus dimiliki seorang pengemudi sebelum diperbolehkan mengemudi. Mobil-mobil tersebut belum dilatih atau dievaluasi. . “Itu karena sikap dan pengetahuannya yang kurang,” kata Marcell kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Dia ingin menerapkan undang-undang yang lebih tegas agar setiap orang yang berprofesi sebagai sopir pemerintah. Badan Sertifikasi Profesi (BNSP). “Sulit mendapatkan sertifikat BNSP. Sebab, lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang mendapat izin dari BNSP bisa digugat jika melakukan jual beli sertifikasi, kata Marcell.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Kecelakaan Truk di Balikpapan: Pertanyaan tentang Kualifikasi Pengemudi dan Perlunya Standar yang Lebih Tinggi

Perhubungan

Mengurai Kontribusi dan Dampak Positif Trans Metro Dewata: Sistem Bus Raya Terpadu Bali

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


Trans Metro Dewata merupakan sistem transportasi bus raya terpadu yang beroperasi di Bali sejak 7 September 2020. Layanan ini mencakup Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Program ini merupakan inisiatif dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Bali menjadi wilayah ketiga setelah Palembang dan Surakarta yang meluncurkan program Buy The Service/BTS Teman Bus. PT Satria Trans Jaya adalah operator yang bertanggung jawab atas operasional Trans Metro Dewata, dengan biaya operasional yang sepenuhnya disubsidi oleh pemerintah pusat.

Pengembangan Angkutan Massal di Bali

Trans Metro Dewata merupakan salah satu upaya pengembangan angkutan massal berbasis jalan yang mendapatkan subsidi pemerintah. Layanan ini melengkapi layanan bus Trans Sarbagita yang telah ada sebelumnya. Dengan hadirnya Trans Metro Dewata, masyarakat dapat memanfaatkan angkutan umum yang terintegrasi dengan layanan massal lainnya. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum, sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, kemacetan, dan polusi udara di Bali.

Peresmian Trans Metro Dewata

Trans Metro Dewata secara resmi diresmikan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, dan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, pada 7 September 2020 di Pasar Badung, Kota Denpasar. Dalam menjalankan operasionalnya, Trans Metro Dewata menyediakan total 105 unit bus yang melayani empat koridor berbeda.

Manfaat dan Harapan

Dengan adanya Trans Metro Dewata, diharapkan masyarakat Bali dapat lebih mudah dan nyaman dalam melakukan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum. Dukungan pemerintah pusat berupa subsidi biaya operasional menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kelancaran layanan ini. Penggunaan angkutan umum yang lebih banyak diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi udara di pulau ini.

Integrasi dengan Layanan Lainnya

Trans Metro Dewata juga berperan sebagai penghubung antara berbagai layanan angkutan umum di Bali. Dengan terintegrasi, masyarakat dapat dengan mudah beralih dari satu moda transportasi ke moda transportasi lainnya, seperti Trans Sarbagita atau angkutan umum lainnya. Hal ini memberikan fleksibilitas dan kenyamanan lebih bagi masyarakat dalam melakukan perjalanan di Bali.

Dorongan untuk Menggunakan Angkutan Umum

Melalui program ini, pemerintah berupaya meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum. Dengan adanya pilihan transportasi yang terjangkau dan efisien, diharapkan lebih banyak orang akan memilih angkutan umum sebagai alternatif untuk perjalanan sehari-hari. Selain mengurangi kemacetan dan polusi, penggunaan angkutan umum juga memberikan manfaat lain, seperti mengurangi biaya transportasi dan memperbaiki kualitas udara di Bali.

Disadur dari Artikel : id.wikipedia.com

Selengkapnya
Mengurai Kontribusi dan Dampak Positif Trans Metro Dewata: Sistem Bus Raya Terpadu Bali

Perhubungan

Tragedi Kecelakaan Maut: Kronologi dan Daftar Peristiwa Pahit di Jalan Raya Indonesia

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


Klakson panjang truk menandakan terjadinya kecelakaan dahsyat di jaringan pintu keluar Bowen di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (23 September 2023).

Banyak kendaraan yang rusak pasca kecelakaan tersebut, begitu pula truk tersebut. Beberapa di antaranya terbakar.

Polisi mengatakan 16 mobil yang sedang antri di lampu merah tiba-tiba ditabrak truk yang remnya rusak. Akibatnya, tiga orang tewas, satu orang luka berat, dan 26 lainnya luka-luka.

Daftar kecelakaan maut di Indonesia
Kecelakaan di Semarang, dataran garam Bawean, berkaitan dengan daftar kecelakaan maut di Indonesia. Kecelakaan bus seringkali disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kondisi fisik bus, ketidakpatuhan terhadap peraturan lalu lintas, dan kondisi lingkungan.

Berikut daftar perang paling mematikan di Indonesia yang dirangkum dari berbagai sumber.

  • Kecelakaan Tol Surabaya-Mojokerto 2022 (14 orang meninggal)

Senin (16/5) lalu, 25 penumpang meninggal dunia di ruas A Tol Surabaya-Mojokerto KM 712+400. (16/5). /2022). 15 orang tewas dan 12 orang luka berat.

Kejadian bermula saat bus Ardiansyah bernomor S 7322 UW membawa 25 penumpang jurusan Jogja tujuan Surabaya, Benowo, Surabaya. Sopir bus diduga melaju di jalur lambat dengan kecepatan 100 km/jam. Namun saat mencapai kecepatan 712.200/Akm, kendaraan berbelok ke kiri dan menabrak tiang display variabel (VMS) di bahu jalan hingga terbalik. Sopir bus mengira dia lelah atau tertidur. Disebut juga pengontrol selain pengontrol utama.

  • Pada tahun 2021, bus SMA memasuki Lembah Sumedang (29 orang meninggal)

Pada tanggal 10 Maret 2021, terjadi kecelakaan maut setelah ramp di Sumedang Wadoka. Dari 66 penumpang tersebut, 29 orang dinyatakan meninggal dunia.

Kecelakaan terjadi saat rombongan pelajar SMA sedang dalam perjalanan pulang dari Pangandaran dan Tasikmalaya menuju Kabupaten Subang. Bus tiba-tiba kehilangan kendali dan terjun ke jurang sedalam 20 meter.

Sopir bus tidak menyadari kondisi jalan dan tidak dapat mengendalikan kecepatan kendaraan.

  • Bus Sri Wijaya memasuki Lembah Palembang pada 2019 (26 tewas)

Kecelakaan fatal kembali terjadi pada PO Sri Wijaya tujuan Bengkulu-Palembang di Pagar Alam, Sumatera Selatan (24/12/2019). Bus tersebut terjatuh ke jurang sedalam 75 meter.

Polisi menyebut kejadian yang terjadi hanya satu kali ini, bus menabrak tembok penahan di Tikungan Lematang Indah dan terjatuh ke jurang. .

26 dari 50 penumpang tewas dalam kecelakaan ini.

  • Kecelakaan Lalu Lintas Cipularang KM 91 2019 (8 Tewas) Salah satu kecelakaan terparah di Indonesia terjadi di Tol Cipularang KM 91. Kecelakaan terjadi pada 2 September 2019 tepat di Tol Bandung - Jakarta dan memakan korban sekitar 21 orang.

Banyak kecelakaan yang diyakini terjadi akibat truk terguling di jalan tol. Banyak kendaraan yang terbakar.

Korbannya 8 orang tewas dan 28 orang luka-luka.

  • Piki Emmen Sumedang 2018 (27 tewas)

Kecelakaan maut berikutnya terjadi pada 10 Februari 2018 di bus tujuan Chichenang, Sumedang, Jawa Barat. Bus tujuan Bandung mati listrik saat hendak naik. Bus tersebut menabrak pengendara sepeda motor hingga akhirnya menabrak tebing dan terbalik.

Kecelakaan tragis ini menyebabkan 27 orang tewas dan 18 orang luka berat. Bus ini membawa para pengurus Koperasi Simpan Pinjam Ciputat Tangsel.

  • Kecelakaan bus Karunia Bakti di Cisarua tahun 2012 (14 tewas)

Pada 10 Februari 2012, kecelakaan fatal kembali terjadi di Jalan Pasar Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Enam unit sepeda motor, delapan unit mobil, dan beberapa pedagang kecil berada di pinggir jalan tempat terjadinya kecelakaan.

Kecelakaan bermula saat bus wisata Karunia Bakti yang membawa penumpang melaju dengan kecepatan tinggi di sepanjang Jalan Pasar Cisarua. Tiba-tiba, bus tersebut kehilangan kendali dan bertabrakan dengan bus lain yang datang dari sisi lain.

Bus bertabrakan dengan angkutan umum, enam sepeda motor, dan beberapa mobil. Sebelum akhirnya, bus tersebut menabrak tiang listrik dan toko terdekat.

Kecelakaan berakhir tak lama setelah bus terjun ke selokan sedalam 10 meter.

Kecelakaan yang menimbulkan kebingungan dan kekacauan ini menyebabkan 14 orang tewas dan 71 orang luka-luka.

  • Kecelakaan Jemaah Siloto 2013 (17 Tewas)

Kecelakaan fatal berikutnya terjadi pada 27 Februari 2013 di KM 87 Jalan Raya Puncak-Ciloto, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kecelakaan tersebut menewaskan 17 orang. 28 orang terluka, 20 serius. Penumpang lainnya mengalami luka ringan.

Area lokasi kecelakaan diketahui sangat terjal karena jalannya berkelok dan terjal.

Kecelakaan terjadi ketika bus kehilangan haluan saat menghindari jalan berlubang dan akhirnya terjatuh ke tebing di sisi kiri jalan. Ada 65 pendatang asal Bogor di dalam bus tersebut.

  •  Kecelakaan bus Paiton Situbondo 2003 (54 meninggal)

Bisa dikatakan kecelakaan bus terparah sepanjang sejarah Indonesia terjadi di Situbondo, Jawa Timur pada 10 Oktober 2003.

Lebih dari 54 penumpang meninggal dunia. Pekerjaan ini.

Sebelumnya, bus wisata naas itu membawa siswa dan guru dari Yayasan Pendidikan Generasi Muda SMK I Yogyakarta (Yapemda).

Kecelakaan terjadi saat bus sedang dalam perjalanan pulang dari Bali menuju Yogyakarta. Saat melaju di tanjakan dekat gerbang PLTU Python, sebuah bus datang dari arah berlawanan dan mengalami kecelakaan.

Sayangnya, bus tersebut bertabrakan dengan truk lain dari belakang, sehingga menimbulkan percikan api ke seluruh bus dan penumpangnya.

Sumber: .inilah.com

 

Selengkapnya
Tragedi Kecelakaan Maut: Kronologi dan Daftar Peristiwa Pahit di Jalan Raya Indonesia

Perhubungan

Kondisi Transportasi Indonesia: Tantangan Investigasi Kecelakaan dan Keselamatan Jalan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025


JAKARTA - Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT) merupakan lembaga non-pemerintah Indonesia yang bertanggung jawab atas investigasi dan operasional kecelakaan di jalan raya. KNKT bertanggung jawab kepada Presiden dan bertanggung jawab melakukan investigasi kecelakaan lalu lintas secara independen. KNKT didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11. Diundangkan pada tahun 1999 menjadi Nomor 105 dan kemudian beberapa kali diubah sebelum diundangkan menjadi Keputusan Presiden Nomor 4. Wakil KNKT adalah Eselon II A, diangkat dan dibatalkan. . oleh Menkominfo, ditambah Keppres dan Perpres, keberadaan KNKT juga dikukuhkan dengan PP no. Nomor 62 Tahun 2013 tentang Penyidikan Kecelakaan Lalu Lintas. Selanjutnya Keputusan Menteri Perhubungan No. SKM 5265 Tahun 2023 tentang pemberhentian pejabat Kementerian Perhubungan dan pengangkatannya pada jabatan administratif. KNKT mempunyai enam pejabat, antara lain ketua, wakil ketua, dan empat ketua subkomite (Kasubkom) dari bidang penerbangan, perkeretaapian, LLAJ, dan suplai. Kiprah KNKT didukung oleh para ahli.

Tahun lalu, jumlah kecelakaan lalu lintas (tabrakan dan kecelakaan) meningkat di seluruh Indonesia, termasuk beberapa penyakit dan cedera. Namun solusi permasalahan bencana di Indonesia pertama-tama akan muncul di mata publik dan disebutkan di media, bukan di KNKT tapi di kepolisian. Studi kepolisian menunjukkan bahwa hampir 90% kasus disebabkan oleh kesalahan manusia, baik oleh pilot, pengemudi, insinyur, atau kapten. Meski kecelakaan angkutan umum bukan satu-satunya penyebab, masih banyak penyebab lain yang belum diungkapkan sepenuhnya kepada publik.

Yang menarik, posisi KNKT saat ini kurang baik, mengingat masa jabatannya yang tidak lama. Kepemimpinan KNKT berakhir sekitar empat tahun lalu dan diambil alih seluruh pemerintahan (Plt). Persoalan utama adalah kurangnya minat untuk duduk di KNKT karena belum adanya peraturan yang mengatur mengenai remunerasi.

Meningkatnya Kecelakaan Transportasi

Kondisi transportas belum berkeselamatan, baik sarana maupun prasaranya sebagai dampak dari lemahnya pengawasan dan penegakan hukum dari regulator terkait dengan peraturan perundangan yang ada. Selain masalah prasarana dan sarana transportasi, kualitas pengelola atau pemilik dan kualitas awak perlu diawasi terus menerus serta dilakukan penegakan hukum jika melanggar. Kalau tidak, maka empat hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab kecelakaan transportasi fatal.

Masalah prasarana dan sarana perlu penanganan dan pengawasan dari regulator (khususnya kepada Unit Satuan Kerja Proyek) saat mendesain, membangun, dan kemudian operator mengoperasikan. Kalau salah mendesain dan membangun tentu akan tidak diminati oleh publik, sehingga publik tidak tertarik untuk menggunakan prasarana yang dibangun dengan biaya mahal. Contoh prasarana yang salah sejak mendisain misalnya Bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban, Jalan Tol Menado - Bitung, Kereta Bandara Soekarno - Hatta hingga berbagai terminal bus yang mewah tetapi tidak digunakan publik karena jauh atau tidak ada angkutan umum feeder-nya (patut diduga termasuk terminal bus yang baru diresmikan Presiden).

Kondisi transportas belum berkeselamatan, baik sarana maupun prasaranya sebagai dampak dari lemahnya pengawasan dan penegakan hukum dari regulator terkait dengan peraturan perundangan yang ada. Selain permasalahan struktur dan fasilitas kendaraan, perlu dilakukan pemantauan terus-menerus terhadap kualitas pengurus atau pemiliknya, kualitas awaknya, dan kepatuhan terhadap hukum apabila terjadi pelanggaran. Jika tidak, keempat hal tersebut bisa menjadi salah satu penyebab kecelakaan kendaraan yang fatal.Masalah infrastruktur dan konstruksi harus ditangani dan dipantau oleh pengelola (terutama unit kerja proyek) selama perancangan dan konstruksi. Jika desain dan konstruksinya salah maka masyarakat tidak akan peduli sehingga tidak tertarik menggunakan bangunan mahal yang dibangun. Contoh infrastruktur yang tidak dirancang dengan baik adalah Bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban, Tol Menado – Bitung, Kereta Bandara Soekarno – Hatta dan beberapa terminal bus mewah, namun tidak digunakan oleh masyarakat karena jauh, tidak ada. transportasi umum. pengumpan (mungkin ini termasuk terminal bus yang baru saja dibuka presiden).

Sumber: news.detik.com

 

Selengkapnya
Kondisi Transportasi Indonesia: Tantangan Investigasi Kecelakaan dan Keselamatan Jalan
« First Previous page 8 of 27 Next Last »