Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025
Batik Solo Trans (BST) adalah layanan bus ekspres yang beroperasi di kota Surakarta. Layanan ini pertama kali diluncurkan oleh Walikota Surakarta, Joko Widodo, pada tanggal 1 September 2010. BST memiliki 12 konferensi dan 6 konferensi utama serta 6 saluran feed.
Sejarah dan perkembangan
Layanan ini diluncurkan BST oleh Walikota Surakarta pada tanggal 1 September 2010. Saat itu Surakarta adalah Joko Widodo. Operasi pertama berlangsung di koridor 1 Bandara Adi Soemarmo - Terminal Palur. Layanan ini, seiring dengan perkembangan lalu lintas lainnya, diperlukan untuk mengurangi dan menghindari kemacetan di kota Solo.
Pada tanggal 25 Februari 2014, dibuka Jalur 2 Batik Solo Trans. Koridor 2 beroperasi pertama kali dengan kesiapan 16 kapal. Bersamaan dengan dibukanya jalan tersebut, Kementerian Komunikasi, Komunikasi dan Informatika Pertanahan juga mengumumkan jalur pengembangan selanjutnya. Delapan koridor direncanakan untuk beroperasi di masa depan.
Batik Solo Trans Koridor 3 dibuka pada Februari 2018. Sebelum mulai beroperasi, pemegang saham operator BST PT Bengawan tidak setuju dengan Solo Trans mengenai kendaraan baru untuk rute tersebut. Saat ini, jumlah penumpang pada rute ini akan meningkat menjadi 5000 per hari pada Maret 2018.
Koridor Feeder
Koridor Feeder BST akan mulai beroperasi mulai Maret 2017. Awalnya, terowongan feeder akan memiliki delapan terowongan yang mengintegrasikan sistem transportasi perkotaan dengan sistem Batik Solo Trans. Jalur pengumpan ini diharapkan dapat menjangkau daerah-daerah yang tidak dapat diakses atau dilalui oleh BST. Selain itu, kendaraan pengumpan BST juga memiliki sistem GPS sebagai sistem navigasi dan tracking pengemudi.
Sistem Pembelian Jasa Rekan Bus
Pada tanggal 4 Juli 2020, Batik Solo Trans menyetujui sistem pembelian jasa sahabat bus. Direktorat Jenderal Perhubungan dan Pertanahan. Kami berencana untuk menggunakan sistem ini dalam segala hal. Namun hanya Koridor 3 dan Koridor 4 yang siap dilaksanakan karena lalu lintas masih lancar. Koridor 1 dan Koridor 2 saat ini belum dilaksanakan karena menunggu dibangunnya kendaraan baru.
Perubahan telah dilakukan sehingga beberapa rute BST tidak mengalami perubahan setelah Sistem Akuisisi diterapkan. Layanan bus teman. Overlay membuatnya lebih baik. Selain itu, layanan Sahabat Bus BST juga membuat penumpang bisa mandiri dalam membayar dengan sistem cashless karena tidak ada petugas atau petugas yang bertugas di setiap bus.
Rute pengumpan BST juga akan ditutup mulai 1 November 2020. Penerapan sistem tersebut . Jalan tol ini juga disederhanakan dari yang semula 8 lajur menjadi 6 lajur. Sebab, jalur kerja tidak tumpang tindih atau terintegrasi dengan jalur lain. Selain itu, daftar tugas jalur cabang ini juga telah diperluas dan daftar tugas jalur utama telah disesuaikan. Lalu lintas pada Koridor 1 dan Koridor 2 dijadwalkan menggunakan bus lantai rendah dibandingkan bus yang semula dijadwalkan menggunakan bus lantai rendah. contoh Penerbangan Koridor 1 dan Koridor 2 yang semula dijadwalkan selesai pada Oktober 2020, terpaksa tertunda karena pekerjaan yang belum selesai.
Penerbangan Koridor 1 akan memakan waktu lebih lama penyelesaiannya karena menggunakan bus berukuran sedang yang lebih besar, berbeda dengan Koridor 2 yang menggunakan bus berukuran sedang. BST Koridor 2 dan sistem pembelian jasa Teman Bus telah resmi diuji coba sejak 20 Desember 2020 dan akan dibuka pada 24 Desember 2020. Sedangkan BST Koridor 1 yang memiliki sistem yang sama telah mulai uji coba operasional pada 24 Desember 2020 dan dibuka pada 29 Desember 2020. Saat ini Lintas Atas Purwosari belum dibuka dua arah sehingga digunakan pengalihan. Kedua ruas jalan ini juga akan melewati jalan seberang Jalan Slamet Riyadi sehingga ruang parkir di kawasan tersebut harus disesuaikan..
Sumber: id.wikipedia.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025
Jatuhnya Lion Air Penerbangan 610 merupakan kecelakaan yang terjadi pada 29 Oktober 2018. Pesawat hilang kontak saat dalam perjalanan dari Jakarta menuju Pangkal Pinang. SAR menyebutkan pesawat tersebut jatuh di Tanjung Pakis, Karawang. Puing-puing pesawat ditemukan di lepas pantai Jawa.
Flight data recorder (FDR) ditemukan tim SAR pada 1 November 2018 dan 14 Januari 2019 (CVR). KNKT mengumumkan hasilnya pada 25 Oktober 2019. Penyebab kecelakaan tersebut diduga karena reaksi pilot yang berlebihan selama proses desain dan sertifikasi Boeing 737-8 (MAX), namun tidak benar berdasarkan bahan referensi yang ada. Selain itu, ada delapan faktor lain yang diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air penerbangan PK-LQP. Salah satunya adalah tidak adanya pedoman pelatihan atau informasi tentang MCAS dalam manual pilot, sehingga pilot tidak memahami sistem baru tersebut.
Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah Boeing 737 MAX 8 dan nomor registrasi. PK-LQP dengan dua mesin CFM International LEAP. Lion Air menerima pengiriman pesawat dari Boeing pada 13 Agustus 2018, hanya dua bulan sebelum kecelakaan terjadi. Saat kecelakaan terjadi, pesawat memiliki 800 jam terbang. Peristiwa ini merupakan kecelakaan pertama yang melibatkan pesawat 737 MAX sejak diluncurkan pada tahun 2017.
Pesawat lepas landas dari Jakarta pada pukul 06:20 WIB (23:20 UTC) dan dijadwalkan tiba di Bandara Depati Amir Pangkalpinang pada pukul 07:20. Pesawat terbang ke barat, berbelok ke utara dan jatuh di perairan sedalam 35 meter di lepas pantai timur laut Jakarta pada pukul 06.33. Pesawat naik dan turun beberapa kali setelah mencapai ketinggian 1.500 m (5.000 kaki). Data terbaru yang dipublikasikan menunjukkan ketinggian 3.650 kaki (1.113 m) dan kecepatan 345 knot (639 km/jam). Menurut tim SAR Pangkal Pinang, pilot meminta kembali ke Jakarta, namun tidak dikabulkan. Pesawat tersebut jatuh 34 mil laut (63 km) di lepas pantai Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Pesawat tersebut membawa 181 penumpang (178 dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi) dan 8 awak (2 pilot) laki-laki, 6 penumpang. . . Menurut Lion Air, kaptennya adalah warga negara India dengan pengalaman 7 tahun dan 6.000 jam terbang, dan pilotnya adalah warga negara Indonesia dengan pengalaman terbang 5.000 jam. Di antara 181 penumpang pesawat tersebut terdapat 20 pegawai Kementerian Keuangan, tujuh anggota DPRD Bangka Belitung, serta tiga hakim Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri.
Dari 189 jenazah, baru 125 yang teridentifikasi. Dan pencarian korban dihentikan sejak 10 November 2018. Operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan Badan SAR Nasional (Basarnas) dengan dukungan TNI-AU. Basarnas mengirimkan sekitar 150 orang ke lokasi jatuhnya pesawat menggunakan perahu dan helikopter. Kapal nelayan juga menanggapi laporan adanya kecelakaan udara. Awak kapal feri AS Jaya II mengatakan kepada otoritas pelabuhan Tanjung Priok bahwa mereka melihat pesawat jatuh pada pukul 06.45 dan menemukan puing-puing di air pada pukul 07.15. Puing-puing yang diyakini berasal dari pesawat ditemukan di dekat kilang minyak di pinggiran lokasi.
Juru bicara Basarnas membenarkan bahwa pesawat tersebut jatuh. Ketua Basarnas Muhammad Syaugi kemudian angkat bicara mengenai jumlah korban jiwa, namun tidak merinci jumlahnya.
Sumber: id.wikipedia.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025
Pada tanggal 18 Desember 2016, jet tempur Lockheed C-130H Hercules Indonesia jatuh di Gunung Lisuwa saat mencoba mendarat di Bandara Wamena di Provinsi Papua, Indonesia. Pesawat yang menjalankan misi pelatihan ganda ini membawa 12 personel TNI AU dan satu penumpang. Pesawat itu pecah ketika menyentuh tanah. Tidak ada yang selamat.
Pesawat
Menurut Wakil Kepala Staf TNI AU Hadiyan Sumintaatmadja, pesawat dalam kondisi baik dan memiliki jam terbang 9.000. Ia menambahkan, pesawat akan beroperasi rutin setiap 50 jam. Pesawat ini tergolong baru karena telah dikirim ke Australia pada Maret 2016. Pesawat ini merupakan eks RAAF C-130H Hercules, yang pertama dari total lima pesawat yang diakuisisi oleh Royal Australian Air Force. TNI Angkatan Udara berencana menambah 116 Hercules ke armadanya.
Kecelakaan
Lockheed C-130 Hercules membawa 12 awak, 1 penumpang dan 12 ton kargo, perlengkapan militer. Pesawat berangkat dari Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, menuju Bandara Wamena di Wamena pada pukul 05:35 waktu setempat (UTC +9). Pesawat tersebut dikemudikan oleh Mayor Marlon A Kawer. Menurut pernyataan militer yang dikeluarkan Hallym, penerbangan ini merupakan latihan bagi kopilot. Pesawat mendarat di Wamena pukul 06.13 waktu setempat dan melanjutkan perjalanan ke Jayapura.
Pesawat mendarat di Bandara Wamena pukul 06.02 lalu mendarat di runway 15. Namun karena jarak pandang yang buruk, pihak bandara menyatakan: Pesawat mendarat di landasan yang berbeda. Pilot siap melanjutkan ke landasan pacu 33. Pangkalan Udara Wamena mendeteksi pesawat tersebut pada pukul 06:08, namun kehilangan kontak semenit kemudian.
Setelah kecelakaan tersebut, pusat krisis didirikan di Bandara Sentani dan 30 tentara mereka berhasil diselamatkan. Mereka berdiri di tepi angkasa. Tim pencarian dan penyelamatan menemukan puing-puing di Gunung Lisuwa dekat landasan pacu 33. Pihak berwenang mengatakan api membakar bagian ekor pesawat.
Tidak ada yang selamat di lokasi kejadian. Jenazah korban ditemukan. Otoritas militer mengumumkan bahwa semua jenazah telah ditemukan dari tempat kejadian dan dipindahkan ke bandara terdekat. Pada tengah hari tanggal 18 Desember, 10 mayat telah ditemukan. Seluruh jenazah dibawa kembali dan dimakamkan di Malang, Jawa Timur.
Sumber: id.wikipedia.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025
Sriwijaya Airlines Penerbangan 182 (SJ182/SJY182) adalah penerbangan maskapai Indonesia berjadwal yang dioperasikan oleh Sriwijaya Airlines dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta ke Bandara Internasional Supadio Pontianak di Kalimantan Barat. Ada 50 penumpang dan 12 awak. Pada tanggal 9 Januari 2021, pesawat tersebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu hanya 4 menit setelah lepas landas, menewaskan 62 orang di dalamnya.
Mairangi
Pesawat yang digunakan untuk penerbangan ini adalah Boeing 737- 500 berusia 26 tahun. Kode registrasi PK-CLC (MSN 27323). Pesawat ini dibuat pada tahun 1994 dan mulai beroperasi dengan Continental Airlines pada tahun yang sama. Sejak 1 Oktober 2010, pesawat ini beroperasi dengan United Airlines, nomor registrasi N27610, sebelum bergabung dengan armada Sriwijaya Air pada tahun 2012. Nama pesawat Sriwijaya Air ini adalah "Citra".
Penumpang dan awak
Pesawat telah didaftarkan untuk diangkut. 62 orang: 50 penumpang (7 anak-anak dan 3 bayi), 6 pilot (termasuk 2 pilot dan co-pilot, serta 4 awak kabin) dan 6 pramugari. Di antara penumpang tersebut terdapat Mulyadi P. Tamsir, mantan Ketua Umum PB HMI dan politikus Partai Hanura. Pesawat ini milik Kapten Afwan, mantan pilot TNI AU. Pilotnya adalah Diego Mamahit.
Detail Penerbangan
Penerbangan berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada pukul 13:25 WIB (06:25 UTC) dan tiba di Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, pukul 15.00 WIB (08.00 UTC). Namun, lepas landas tertunda dan pesawat baru lepas landas pada pukul 14:36 WIB.
Menurut AirNav Radarbox, pesawat kehilangan ketinggian dengan cepat saat lepas landas. antara 10.900 kaki dan 7.650 kaki. pada pukul 14.40 WIB (07.40 UTC). Flightradar24 melaporkan empat menit setelah lepas landas, pesawat turun hingga 10.000 kaki dalam satu menit. Kontak terakhirnya dengan pengatur lalu lintas udara terjadi pada pukul 14.40 WIB. Pesawat dikabarkan tenggelam di Laut Jawa.
Search and Rescue
Video KOPASKA lainnya memperlihatkan bangkai pesawat di dasar laut. Laporan pertama jatuhnya pesawat di Pulau Seribu terjadi pada pukul 14.30 WIB saat seorang nelayan menyebutkan pesawat jatuh ke laut dan meledak. Gubernur Kepulauan Seribu Junaedi mengatakan, pesawat tersebut jatuh di Pulau Laki. Badan SAR Nasional segera mengirimkan personel ke lokasi kecelakaan dan polisi mendirikan pusat krisis di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Kementerian Perhubungan telah membuka pusat krisis di Bandara Soekarno-Hatta.
Sumber: id.wikipedia.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025
Kecelakaan Sea King Pulau Nias tahun 2005 adalah jatuhnya helikopter Westland WS-61 Sea King (nomor ekor N16-100, tanda panggil "Shark 02") dari Skuadron 817 RAN Angkatan Laut Kerajaan Australia pada pukul 16:00 tanggal 2 April 2005. Sebelas orang di dalam helikopter. Kecelakaan itu terjadi ketika 'Hiu 02' mencoba mendarat di lapangan sepak bola dekat desa Tuindrao di Kecamatan Adraya, Pulau Nias, Indonesia. "Hiu 02" sedang menjalankan misi kemanusiaan di pulau yang baru saja dilanda gempa.
Korban
Kecelakaan tersebut menewaskan sembilan orang, enam di antaranya anggota RAN dan tiga anggota keluarga kerajaan. Angkatan Udara Australia (RAAF). Dua orang selamat: seorang kapten laut dan seorang kapten angkatan udara.
Peristiwa
Ketika jenazah tiba di Australia pada tanggal 5 April 2005, tentara mendarat. Bandara Sidney. Keluarga korban didampingi Gubernur Jenderal Australia, Presiden Indonesia Michael Jeffrey, Perdana Menteri Australia Susilo Bambang Yudhoyono, Kepala Staf Angkatan Darat John Howard, Jenderal Peter Cosgrove, dan Kepala Staf. Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara.
Semua korban menerima pemakaman militer. Upacara peringatan nasional bagi para korban kecelakaan "Hiu 02" diadakan di Gedung Parlemen Australia di Canberra pada hari Jumat tanggal 15 April 2005. Acara hari ini dihadiri oleh keluarga, teman dan kolega dari sembilan orang yang tewas dan dua orang yang selamat. Misionaris Australia Uskup Tom Frame memberikan penghormatan kepada Angkatan Pertahanan. Mereka yang berkesempatan berbicara pada acara tersebut adalah: Perdana Menteri Australia, John Howard; Kim Beazley, Pemimpin Oposisi; dan Imron Cotan, Duta Besar Indonesia untuk Australia. Misa juga diadakan di markas Pasukan Pertahanan Australia di Canberra dan instalasi militer lainnya di seluruh Australia.
Penghargaan
Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, turut menyematkan tanda kehormatan tertinggi di setiap peti jenazah korban kecelakaan ini. Dua korban selamat juga dianugerahi tanda kehormatan setelahnya.
Pemberian tanda kehormatan Indonesia menyoroti masalah pemberian penghargaan serupa oleh Pemerintah Australia karena para anggota militer yang mengalami musibah ini terlibat dalam operasi kemanusiaan, bukan operasi militer. Masalah ini teratasi dengan mengubah alasan pemberian Humanitarian Overseas Service Medal sehingga semua tentara yang ikut misi kemanusiaan di Indonesia layak mendapatkan penghargaan ini, termasuk sembilan korban tewas dan dua korban selamat.
Pada tanggal 17 Maret 2008, aksi salah satu korban selamat, mantan Leading Seaman Shane Warburton, diganjar penghargaan keberanian tertinggi kedua di Australia, Star of Courage. Menteri Pertahanan Joel Fitzgibbon mengatakan bahwa aksi Warburton untuk menyelamatkan rekannya dalam situasi berbahaya adalah tindakan kepahlawanan yang patut dianugerahi penghargaan. Fitzgibbon mengatakan bahwa tindakan Warburton sangat berani karena ia sendiri mengalami cedera parah akibat kecelakaan ini.
Pada tanggal 26 Mei 2009, empat pria Indonesia – Benar Giawa, Adiziduhu Harefa, Motani Harefa, dan Seti Eli Ndruru – dianugerahi Bravery Medal di Kedutaan Besar Australia di Jakarta atas peran mereka dalam penyelamatan para korban "Shark 02". Mereka akan mengeluarkan korban yang selamat dari lokasi kecelakaan sehingga militer Australia dapat segera memberikan pertolongan pertama.
Sumber: id.wikipedia.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 08 Februari 2025
SilkAir Penerbangan 185 adalah penerbangan komersial yang dioperasikan oleh SilkAir dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Indonesia ke Bandara Changi di Singapura. Pada tanggal 19 Desember 1997 sekitar pukul 16:13 WIB, sebuah pesawat Boeing 737-300 yang beroperasi pada rute tersebut jatuh di Sungai Musi di Palembang, Sumatera Selatan. Seluruh penumpang yang berjumlah 104 orang (97 penumpang dan 7 awak), termasuk pilot Tsu Way Ming dari Singapura dan co-pilot Duncan Ward dari Selandia Baru, tewas.
Penyelidikan atas bunuh diri kapten dan kemungkinan penyebabnya
Investigasi pun dilakukan atas kejadian ini. Dikembangkan bersama oleh sekelompok ahli dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, AS. NTSB, Singapura dan Australia. Pada tanggal 14 Desember 2000, Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa penyebab kecelakaan tersebut tidak jelas. Namun NTSB berpendapat sebaliknya. Menurut mereka, tindakan Kapten Tsu yang membuang pesawat ke laut (bunuh diri). Menurut banyak laporan, alasan Kapten Tsu melakukan hal tersebut adalah sebagai berikut:.
Masalah keuangan keluarga, di mana dia dilaporkan mengalami kerugian dalam investasi keuangan, dan hutang tagihan kartu kreditnya yang lebih besar dari kemampuannya membayar. Hal ini terutama diakibatkan dari pengeluaran keluarganya yang lebih besar dari gajinya sebagai pilot.
Kapten Tsu membeli polis asuransi beberapa hari sebelum kejadian (pada hari kecelakaan, jaminan perlindungan dari polisnya mulai berlaku), sehingga ia melakukan tindakan (menjatuhkan pesawat) tersebut untuk mendapatkan uang santunan asuransi (sebagai pengganti kerugian investasinya sebelumnya).
Dia juga dilaporkan beberapa kali mendapat teguran disiplin dari SilkAir, termasuk satu tindakan yang berkaitan dengan memanipulasi sekring dari perekam suara kokpit (CVR),
Laporan lain mengatakan ia juga berkonflik dengan Kopilot Ward dan beberapa rekannya yang meragukan kemampuannya memimpin sebagai Kapten Pilot.
Kapten Tsu adalah mantan pilot dan instruktur A-4 Skyhawk Angkatan Udara Singapura. Ia memiliki pengalaman dengan pesawat tersebut selama 20 tahun. Selama kariernya, ia pernah mengalami musibah, yaitu kehilangan 4 teman satu skuadronnya ketika latihan terbang rutin, setahun sebelum kecelakaan. Dampak psikologis dari musibah ini diduga mengubah kepribadian Tsu yang berujung pada kecelakaan pesawat SilkAir tersebut.
Sumber: id.wikipedia.com