Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
BisKita Trans Banjarbakula merupakan layanan angkutan umum berbasis bus berkecepatan tinggi di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang menerapkan sistem keuangan BPTJ Kementerian Perhubungan (BTS) dan beroperasi berdasarkan standar pelayanan yang ditetapkan pemerintah.
Sistem tersebut akan memiliki tiga rute perjalanan dan 37 pemberhentian pada tahun 2019. Setelah uji coba gratis selama beberapa bulan, angkutan umum ini diluncurkan pada 14 Agustus 2019 atau dalam rangka merayakan tahun ke-69 berdirinya provinsi Kalimantan Selatan. Pemda berencana memperluas layanan ke enam rute dengan total 112 halte di Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Barito Kuala.
Pemerintah juga berencana mengalihkan operasional BRT ke sektor swasta mulai tahun 2021 untuk mempercepat pengembangan BRT. Hingga September 2020, pandemi COVID-19 menyulitkan perekrutan pengemudi bus baru. Hal ini akan menunda perluasan jalan dan kendaraan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus bertambah.
Pada tahun 2021, banjir di Kalimantan Selatan merusak banyak terminal bus dan kawasan. , digunakan sebagai tempat evakuasi korban banjir. Meski begitu, layanan bus tetap berjalan seperti biasa. Pada acara tahunan Haul Guru Sekumpul, tiket bus dijual gratis kepada para pendatang yang ingin menuju pelabuhan.
Pandemi Covid-19
Selama epidemi COVID-19, provinsi Kalimantan Selatan dilanda , sebuah bus jumlah penumpang bus tersebut adalah 12 orang. Aturan baru juga akan berlaku, seperti penggunaan masker dan penjarakan sosial. Selain itu, jam kerja dibatasi pada pukul 06:30 - 17:00 (WITA) pada hari Senin hingga Jumat dan pukul 08:00 - 15:00 pada akhir pekan dan hari libur.
Sumber: id.wikipedia.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Pemerintah Indonesia sedang berupaya mendukung penggunaan kendaraan listrik guna mengurangi emisi karbon di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan upaya global dalam memperbaiki kondisi iklim dan melindungi lingkungan. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyatakan bahwa pemerintah konsisten dengan semangat Presidensi G20 untuk memanfaatkan energi terbarukan.
Budi berharap Indonesia dapat memiliki peta jalan yang jelas dalam mendorong penggunaan kendaraan bermotor listrik. Langkah awal yang diambil adalah penggunaan bus listrik di beberapa kota untuk menciptakan permintaan. Permintaan yang tinggi dari masyarakat diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan terkait kendaraan listrik.
Pemerintah juga berencana untuk menerapkan penggunaan kendaraan listrik pada angkutan umum, baik taksi maupun motor listrik. Implementasi langkah ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 yang mengatur percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan. Tahapan implementasi meliputi penggunaan kendaraan listrik pada kendaraan dinas pemerintah, angkutan umum massal, Bus Rapid Transit (BRT), angkutan bandara, angkutan pariwisata, dan angkutan antarkota.
Budi menjelaskan bahwa kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi udara, sehingga pemerintah mendorong penggunaannya sebagai kendaraan dengan emisi nol. Peraturan Menteri Perhubungan juga telah dibuat untuk mengatur konversi kendaraan bermesin pembakaran internal menjadi kendaraan listrik yang dapat didaftarkan secara legal. Salah satu langkah yang dipercepat adalah konversi kendaraan operasional pemerintah. Aturan mengenai konversi sepeda motor dengan penggerak motor bakar menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai telah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 65 Tahun 2020.
Hingga November 2021, jumlah kendaraan listrik di Indonesia mencapai 14.400 unit, terdiri dari mobil penumpang roda empat, kendaraan roda tiga, sepeda motor listrik, mobil bus, dan mobil barang. Selain itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memasang 187 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai lokasi di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Dengan meningkatnya jumlah infrastruktur penunjang, diharapkan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik juga semakin bertambah. Pemerintah telah merencanakan penggunaan bus listrik pada layanan Buy The Service di Surabaya dan Bandung pada tahun mendatang. Selain itu, pemerintah juga mendorong produsen sepeda motor listrik untuk memproduksi baterai dengan ukuran yang sama agar memudahkan masyarakat dalam penggunaan dan pengisian ulang baterai.
Sumber: tribunnews.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Kota Surabaya memiliki sejumlah layanan transportasi umum berupa bus kota reguler oleh beberapa perusahaan otobus, baik perusahaan milik BUMN maupun swasta, yang beroperasi sesuai dengan izin trayek dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya ataupun Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Jawa Timur. Layanan tersebut telah beroperasi sejak 20 Juli 1975, menggantikan fungsi trem sebagai transportasi umum utama kala itu.
Pada awal dekade tahun 2010-an, populasi bus kota reguler semakin menurun seiring dengan banyaknya unit yang sudah tidak laik dan mulai munculnya berbagai layanan angkutan daring di kota ini. Eksistensi bus kota reguler juga semakin tergerus dengan mulai beroperasinya berbagai layanan angkutan massal berbasis jalan (bus rapid transit) di kota ini sejak pertengahan tahun 2015 seperti Trans Gerbangkertosila (dikenal sebagai Trans Sidoarjo), Suroboyo Bus, Trans Semanggi Suroboyo, dan Trans Jatim. Sampai tahun 2017, populasi bus kota reguler dengan berbagai macam sasis (kerangka) dan bodi mencapai 274 unit yang tersebar pada dua puluh jalur trayek berbeda.
Awal September 2022, operator BUMN Perum DAMRI resmi menghentikan seluruh operasional bus kota reguler miliknya, sehingga seluruh layanan bus kota reguler yang tersisa hanya dioperasikan oleh beberapa perusahaan otobus swasta saja. Total terdapat 38 unit bus dari beberapa perusahaan otobus seperti PO Estraa Mandiri, PO Ladju, PO Akas NR, PO Dua Putra, dsb., yang menyediakan layanan pada dua trayek ekonomi, dua trayek patas, dan satu trayek patas AC. Jalur ini menghubungkan Terminal Purabaya atau Terminal Larangan (Sidoarjo) di selatan kota dan beberapa infrastruktur angkutan umum di utara kota seperti Terminal Bratang, Terminal Joyoboyo atau Lapangan Jembatan Merah (JMP).
Kota Baru. Perbedaan Bus
Sebelum adanya Bus Rapid Transit (BRT) di Indonesia, layanan bus pada umumnya masih mempertahankan sistem operasi lama (tradisional) dan serupa dengan layanan bus kota pada umumnya. Pada tahun 2004, Transjakarta hadir di kota Jakarta sebagai layanan bus perkotaan baru yang pertama, berdasarkan angkutan umum di jalan raya dan standar BRT yang diterapkan dalam jaringan penghalang yang terhubung satu sama lain. Dengan menggunakan standar tersebut, Transjakarta akan berbeda dengan bus kota modern dengan banyak layanan seperti Kopaja, MetroMini, Koantas Bima, Kopami, Miniarta, Kowanbisata, dll. Bus reguler perkotaan atau non perkotaan.
Keberhasilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyelenggarakan angkutan umum melalui layanan Transjakarta menjadi percontohan bagi beberapa pemerintah daerah dalam menerapkan bus kota baru di kota lain, seperti Trans Jogja (2008), Trans Semarang (2009) dan Batik Solo. Trans. (2010), Trans Musi (2010), Trans Sarvagita (2011), dll. Pemerintah daerah tersebut mulai menjalankan skema operasional bus kota modern dengan mengonversi bus kota reguler menjadi bus kota modern, ataupun tetap mempertahankan eksistensi bus kota reguler.
Sebagai perbandingan dengan kota-kota besar lain di Indonesia, perkembangan moda bus perkotaan di Surabaya tergolong statis dan lebih lambat. Namun Surabaya menjadi satu-satunya kota di Jawa Timur yang masih bertahan menerapkan layanan bus kota reguler, setelah layanan serupa di Kota Jember sudah dinonaktifkan sejak tahun 2007–2008. Pada periode antara tahun 1975–2015, bus kota reguler masih menjadi salah satu moda angkutan umum dalam kota yang utama (selain angkutan kota dan mobil penumpang umum) yang mampu bertahan mendominasi jaringan trayek penghubung titik-titik strategis dalam kota seperti Terminal Purabaya, Terminal Larangan (Sidoarjo), Terminal Joyoboyo, Terminal Bratang, Jembatan Merah Plaza (JMP), Stasiun Semut, Pelabuhan Tanjung Perak (Ujung Baru) dan Terminal Tambak Osowilangon.
Namun era kejayaan bus kota reguler mulai menurun dan terdegradasi sejak tahun 2010-an, seiring dengan mulai beroperasinya layanan angkutan daring serta beberapa layanan bus kota modern atau BRT di kota ini seperti Trans Sidoarjo (2015), Suroboyo Bus (2018), Trans Semanggi Suroboyo (2021) dan Trans Jatim (2022). Sampai September 2022, populasi bus kota reguler menyusut hingga kurang dari lima puluh unit, yang tersebar pada empat jalur trayek saja seperti trayek D, F, P3/PAC3 dan P5.
Disadur : id.wikipedia.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Bus Tingkat atau Double-decker bus merupakan jenis bus yang memiliki dua lantai, sehingga dapat mengangkut lebih banyak penumpang dibandingkan dengan bus biasa. Di Indonesia, bus tingkat pertama kali diperkenalkan pada tahun 1968 dan awalnya hanya digunakan untuk angkutan dalam kota Jakarta. Namun, seiring berjalannya waktu, bus tingkat mulai muncul di beberapa kota lain seperti Surabaya, Medan, dan Semarang.
Awalnya, bus tingkat di Indonesia didatangkan langsung dari pabrikan di Inggris dan Swedia. Namun, setelah lebih dari dua puluh tahun, jumlah bus tingkat ini mulai berkurang karena biaya perawatan dan harga suku cadangnya yang mahal. Namun, pada tahun 2015, bus tingkat kembali muncul di Indonesia dengan varian modern yang menggunakan sasis Mercedes Benz. Beberapa perusahaan otobus ternama di Indonesia mulai menggunakan bus tingkat ini dalam layanan transportasi mereka.
Selain digunakan sebagai angkutan umum, bus tingkat juga populer sebagai bus pariwisata. Beberapa kota di Indonesia seperti Solo, Surabaya, Malang, dan Bandung memiliki layanan bus tingkat khusus untuk wisatawan. Bus tingkat pariwisata biasanya memiliki desain yang menarik dan lantai atasnya terbuka, sehingga wisatawan dapat menikmati pemandangan dengan lebih leluasa.
Di Solo, misalnya, terdapat bus tingkat bernama Werkudara yang mulai dioperasikan pada tahun 2011 dan melayani penumpang khusus wisata. Di Surabaya, pada tahun 2018, juga diperkenalkan layanan bus tingkat yang melayani rute-rute penting di dalam kota. Yang menarik, sistem pembayaran bus tingkat Surabaya menggunakan sampah plastik sebagai metode pembayaran yang inovatif.
Kota Malang juga memiliki bus tingkat wisata bernama Bus Macyto yang diluncurkan pada tahun 2015. Bus ini melayani para wisatawan dengan rute yang melewati berbagai titik penting di kota Malang, seperti museum-museum dan wisata kuliner. Layanan ini disediakan secara gratis dan menjadi salah satu alternatif transportasi yang populer bagi para wisatawan.
Bandung juga tidak ketinggalan dengan Bus Tingkat Wisata atau Bandros. Bus ini memiliki dua lantai dengan lantai atas yang terbuka, sehingga penumpang dapat menikmati udara segar sambil menikmati pemandangan Kota Bandung. Rencananya, bus wisata ini akan berkeliling dengan rute yang meliputi berbagai jalan utama dan tempat wisata di Bandung.
Demikianlah perkembangan bus tingkat di Indonesia, mulai dari penggunaan awalnya sebagai angkutan dalam kota hingga menjadi pilihan populer dalam layanan transportasi umum dan pariwisata. Bukan hanya sebagai sarana transportasi yang nyaman dan efisien, bus tingkat juga memberikan pengalaman perjalanan yang menarik bagi para penumpangnya.
Disadur: id.wikipedia.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Halte bus (serapan dari Belanda: bushalte) atau perhentian bus (Inggris: bus stop, bus shelter) adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang bus, biasanya ditempatkan pada jaringan pelayanan angkutan bus dalam kota.
Di halte ini terdapat pemberhentian bus pariwisata atau bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan truk barang jika terjadi penggantian sopir dan awak, sopir sedang sholat atau sembahyang, Buang air kecil atau besar di toilet, mengganti ban, memperbaiki mesin, mengecek barang dan mesin, serta disusul dengan bus pariwisata atau bus AKAP atau truk barang lain yang melintas langsung.
Terutama di jalan-jalan sempit di pusat kota, bus pariwisata atau bus AKAP dan truk barang berhenti di sini untuk bersilang dengan bus pariwisata atau bus AKAP dan truk barang yang melintas langsung. Namun, karena ada perbaikan dan pelebaran jalan pada tahun [2009-2010], bus pariwisata atau bus AKAP dan truk barang tidak lagi berhenti di sini. Di pusat kota ditempatkan pada jarak [300] sampai [500] meter dan di pinggiran kota antara [500] sampai [1000] meter.
Semakin banyak penumpang yang naik turun di suatu tempat perhentian bus semakin besar dan semakin lengkap fasilitas yang disediakan. Untuk tempat perhentian yang kecil cukup dilengkapi dengan rambu lalu lintas saja, dan untuk perhentian yang besar bisa dilengkapi dengan atap dan tempat duduk, bahkan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan kios kecil untuk menjual surat kabar, atau makanan ringan and minuman.
Kebanyakan halte bus ditandai dengan sebuah tiang dengan rambu. Di beberapa halte, rambu dapat berupa potongan plastik yang diikat pada tiang dan yang lainnya memiliki tanda yang ditempelkan pada halte bus. Rambu ditandai dengan gambar bus dan kata "halte bus" (atau kata yang memiliki arti sama dengan berhenti dalam bahasa non-Inggris).
"Bendera" halte bus (biasanya bagian yang menunjukkan Bagian atas halte bus) menunjukkan halte bus. "Bendera" tersebut dapat menampilkan logo perusahaan bus yang menyediakan layanan atau logo otoritas transportasi daerah yang mengoperasikan layanan bus di wilayah tersebut. Informasi tambahan mungkin mencakup nama perhentian dan informasi alamat/rute yang jelas dan unik.
Halte bus sering kali menyertakan informasi rute, nomor rute bus, dan frekuensi pemberhentian. Peta rute dan informasi tarif bus, serta nomor telepon untuk layanan informasi perjalanan yang relevan.
Halte bus saat ini menampilkan informasi real-time terdekat, yang menunjukkan waktu kedatangan bus berikutnya Itulah sebabnya digunakan sistem informasi baru yang menggunakan GPS dan komunikasi, serta sistem yang memungkinkan untuk memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan bus berikutnya untuk tiba. Teknologi ponsel juga dapat memberitahukan penumpang kedatangan bus berdasarkan lokasi halte dan informasi real-time. Mesin tiket otomatis juga akan dipasang di banyak halte bus.
Sumber: id.wikipedia.com
Perhubungan
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
PT Eka Sari Lorena Transport Tbk dan PT Ryanta Mitra Karina, yang lebih dikenal sebagai Lorena-Karina, adalah perusahaan bus yang berbasis di Jakarta. Mereka memiliki pusat operasional di Bogor. Perusahaan ini dimulai pada tahun 1970 ketika GT Soerbakti mendirikan CV Lorena untuk bisnis transportasi.
Pada tahun 1973, CV Lorena meluncurkan layanan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dengan rute Bogor - Jakarta melalui Cibinong menggunakan dua bus Mercedes-Benz. Dua tahun kemudian, mereka juga meluncurkan layanan bus AKAP dari Jakarta ke Bandung melalui Puncak.
CV Lorena terus berkembang dan pada tahun 1984, mereka mulai melayani rute dari Jakarta ke berbagai kota di Jawa Timur, Bali, dan Sumatera. Pada tahun 1989, CV Lorena mengakuisisi PO Raseko dan mengubahnya menjadi PT Ryanta Mitra Karina.
Pada tahun 2002, CV Lorena mengubah namanya menjadi PT Eka Sari Lorena Transport. Lorena-Karina telah menjadi operator bus Transjakarta sejak tahun 2007, mengoperasikan bus di koridor 5 dan 7. Mereka juga memenangkan lelang untuk mengoperasikan bus pengumpan Transjakarta di beberapa rute.
Pada tahun 2014, PT Eka Sari Lorena Transport menjadi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Mereka terus mengembangkan layanan mereka dengan meluncurkan bus tingkat pada tahun 2017 untuk rute dari Bogor atau Jakarta menuju Malang, Surabaya, dan Madura. Pada tahun 2018, mereka juga memulai layanan shuttle dengan 14 unit bus sedang di BSD City. Pada tahun 2019, mereka mulai mengoperasikan 12 unit bus kecil untuk Jabodetabek Airport Connexion.
Selain itu, Lorena pernah menjadi operator bus rapid transit (busway) Transjakarta dari tahun 2008 hingga 2018. Mereka menggunakan armada bus bahan bakar gas (BBG) dengan 47 unit, termasuk bus gandeng dan bus tunggal untuk melayani rute di koridor 5 dan 7.
Bus tingkat yang digunakan oleh Lorena-Karina adalah Mercedes-Benz OC500 RF 2542. Mereka merilis 12 unit bus ini pada tahun 2017 dengan harga per unit sekitar Rp 3,4 miliar. Bus ini memiliki kapasitas mesin 11.967 cc dengan tenaga maksimum 422 dk dan torsi puncak 1.900 Nm pada 1.100 rpm. Kecepatan maksimum bus ini mencapai 120 km/jam dan mereka melayani rute Jakarta-Surabaya-Malang serta Jakarta-Madura. Bodi bus ini dibuat oleh karoseri Adi Putro Malang.
Sumber: id.wikipedia.com