Perhubungan

Trans Bandar Lampung: Mendorong Mobilitas Publik dengan Sistem Bus Raya Terpadu

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 30 April 2024


Trans Bandar Lampung adalah sistem bus raya terpadu yang diresmikan pada tanggal 1 April 2019 di Kota Bandar Lampung, Lampung. Tujuan utama dari layanan Bus Rapid Transit ini adalah untuk memudahkan mobilitas warga Bandar Lampung dan mendorong penggunaan transportasi publik. Dengan menyediakan alternatif transportasi yang efisien dan nyaman, Trans Bandar Lampung berharap dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan aksesibilitas kota.

Tarif yang diberlakukan untuk menggunakan Trans Bandar Lampung adalah sebesar Rp2.000 sekali jalan. Tarif ini dirancang agar terjangkau bagi masyarakat yang ingin menggunakan layanan ini. Selain itu, sistem ini juga menyediakan metode pembayaran non-tunai dengan bekerja sama dengan beberapa platform pembayaran elektronik seperti LinkAja, T-Money, OVO, Sakuku, Go-Mobile, Dana, dan GoPay. Namun, pembayaran tunai juga masih diterima untuk memberikan fleksibilitas kepada pengguna.

Awalnya, Trans Bandar Lampung mulai beroperasi pada tanggal 14 November 2011 dengan masa uji coba gratis selama empat hari pertama, yaitu 14-17 November 2011. Pada saat itu, sistem ini hanya menggunakan 40 armada bus yang dibeli oleh konsorsium dengan rute awal Rajabasa-Sukaraja dan Korpri Sukaraja. Namun, peluncuran ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengemudi angkot yang khawatir akan merugikan usaha mereka.

Reaksi dari pengemudi angkot terhadap beroperasinya Trans Bandar Lampung cukup bermacam-macam. Beberapa pengemudi angkot melakukan protes dengan melakukan demonstrasi kepada wali kota, bahkan ada yang melakukan mogok kerja. Sayangnya, beberapa aksi anarkis juga terjadi, seperti melempari kaca belakang bus Trans Bandar Lampung. Meskipun demikian, pemerintah kota terus berkomunikasi dengan para pengemudi angkot untuk mencari solusi yang baik bagi semua pihak.

Saat ini, Trans Bandar Lampung telah mengoperasikan beberapa trayek. Trayek yang sudah beroperasi antara lain Kompleks Korpri-Sukaraja, Rajabasa-Sukaraja, dan Rajabasa-Panjang. Rute-rute ini dirancang untuk melayani kebutuhan transportasi dalam kota dengan menghubungkan berbagai titik penting. Diharapkan bahwa dengan adanya Trans Bandar Lampung, masyarakat dapat lebih mudah dan nyaman dalam menggunakan transportasi publik untuk perjalanan sehari-hari.

Sumber: id.wikipedia.com

 
Selengkapnya
Trans Bandar Lampung: Mendorong Mobilitas Publik dengan Sistem Bus Raya Terpadu

Perhubungan

Transformasi Transportasi Publik: Mengulas Implementasi Layanan Teman Bus di Berbagai Kota di Indonesia

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 30 April 2024


Teman Bus (Transportasi Ekonomis Mudah Aman dan Nyaman) adalah sistem transportasi angkutan cepat bus (bus rapid transit/BRT) yang beroperasi di beberapa kota di Indonesia. Layanan ini merupakan konsep pembelian layanan (buy the service) yang diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia. Tujuan utama dari layanan ini adalah mengembangkan sistem BRT yang sebelumnya telah diinisiasi di beberapa kota pada tahun 2017, namun perkembangannya belum optimal.

Armada dan Fasilitas

Teman Bus menggunakan armada bus sedang dengan kapasitas sekitar 40 hingga 60 penumpang, dengan 20 hingga 30 tempat duduk dan kursi prioritas. Bus ini dilengkapi dengan pintu lantai rendah, dengan pintu tengah yang menggunakan lantai tinggi. Namun, di Kota Denpasar, semua pintu bus menggunakan lantai rendah (low entry). Calon penumpang juga dapat menggunakan aplikasi khusus untuk memanfaatkan layanan ini.

Perencanaan dan Kota Percontohan

Perencanaan pengembangan sistem pembelian layanan dimulai pada Juli 2019. Awalnya, program ini direncanakan untuk menerapkan layanan di tujuh kota percontohan, yaitu Denpasar, Bandung, Bali, Palembang, Yogyakarta, Surabaya, dan Sorong. Namun, Kemenhub kemudian menyadari bahwa program ini dapat menggantikan program BRT yang sebelumnya diinisiasi pada tahun 2017 dan belum berhasil. Oleh karena itu, program ini direvisi dan fokus pada lima kota percontohan, yaitu Medan, Palembang, Surakarta, Yogyakarta, dan Denpasar. Semua layanan ini diharapkan beroperasi pada tahun 2020, dan di tahun 2021 diharapkan juga dapat beroperasi di Kota Bandung, Surabaya, Banjarmasin, dan Manado.

Pelaksanaan di Beberapa Kota

Layanan Teman Bus pertama kali dioperasikan di Kota Palembang sebagai kota percontohan pertama pada 2 Juni 2020, bekerja sama dengan Trans Musi. Pada saat itu, diluncurkan tiga koridor sekaligus.

Kemudian, layanan ini juga diperkenalkan di Kota Surakarta pada 4 Juli 2020, dengan kerjasama Batik Solo Trans. Pada saat peresmian, hanya koridor 3 dan koridor 4 yang mulai beroperasi, karena proses pengadaan armada untuk koridor 1 dan koridor 2 masih berlangsung. Koridor 2 baru beroperasi pada 20 Desember 2020, sedangkan koridor 1 beroperasi pada 24 Desember 2020.

Di Kota Denpasar, layanan ini diluncurkan pada 8 September 2020 dengan nama Trans Metro Dewata, dengan koridor 2 sebagai koridor pertama yang beroperasi. Kemudian, koridor 1, 3, dan 4 Trans Metro Dewata mulai beroperasi pada bulan Desember 2020.

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman juga menjadi lokasi pengoperasian Teman Bus, dimulai pada 2 Oktober 2020. Di kedua daerah ini, tiga koridor, yaitu koridor 1, 2, dan 3, mulai beroperasi pada hari yang sama.

Kota Medan menjadi kota kelima yang mengoperasikan layanan Teman Bus. Jaringan Teman Bus di Kota Medan disebut Trans Metro Deli dan diresmikan pada 8 November 2020. Dari lima koridor yang direncanakan, baru koridor 2, 4, dan 5 yang dapat beroperasi. Sementara itu, dua koridor lainnya masih dalam tahap pembangunan.

Manfaat dan Dampak

Layanan Teman Bus bertujuan untuk memberikan solusi transportasi yang cepat, ekonomis, dan nyaman bagi masyarakat. Dengan adanya sistem BRT yang terpadu dan efisien, diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi udara di kota-kota yang dilayani. Selain itu, layanan ini juga memberikan alternatif transportasi yang terjangTeman Bus: Angkutan Cepat dan Ekonomis di Indonesia

Teman Bus (Transportasi Ekonomis Mudah Aman dan Nyaman) adalah sistem transportasi angkutan cepat bus (bus rapid transit/BRT) yang beroperasi di beberapa kota di Indonesia. Layanan ini merupakan konsep pembelian layanan (buy the service) yang diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia. Tujuan utama dari layanan ini adalah mengembangkan sistem BRT yang sebelumnya telah diinisiasi di beberapa kota pada tahun 2017, namun perkembangannya belum optimal.

Armada dan Fasilitas

Teman Bus menggunakan armada bus sedang dengan kapasitas sekitar 40 hingga 60 penumpang, dengan 20 hingga 30 tempat duduk dan kursi prioritas. Bus ini dilengkapi dengan pintu lantai rendah, dengan pintu tengah yang menggunakan lantai tinggi. Namun, di Kota Denpasar, semua pintu bus menggunakan lantai rendah (low entry). Calon penumpang juga dapat menggunakan aplikasi khusus untuk memanfaatkan layanan ini.

Perencanaan dan Kota Percontohan

Perencanaan pengembangan sistem pembelian layanan dimulai pada Juli 2019. Awalnya, program ini direncanakan untuk menerapkan layanan di tujuh kota percontohan, yaitu Denpasar, Bandung, Bali, Palembang, Yogyakarta, Surabaya, dan Sorong. Namun, Kemenhub kemudian menyadari bahwa program ini dapat menggantikan program BRT yang sebelumnya diinisiasi pada tahun 2017 dan belum berhasil. Oleh karena itu, program ini direvisi dan fokus pada lima kota percontohan, yaitu Medan, Palembang, Surakarta, Yogyakarta, dan Denpasar. Semua layanan ini diharapkan beroperasi pada tahun 2020, dan di tahun 2021 diharapkan juga dapat beroperasi di Kota Bandung, Surabaya, Banjarmasin, dan Manado.

Pelaksanaan di Beberapa Kota

Layanan Teman Bus pertama kali dioperasikan di Kota Palembang sebagai kota percontohan pertama pada 2 Juni 2020, bekerja sama dengan Trans Musi. Pada saat itu, diluncurkan tiga koridor sekaligus.

Kemudian, layanan ini juga diperkenalkan di Kota Surakarta pada 4 Juli 2020, dengan kerjasama Batik Solo Trans. Pada saat peresmian, hanya koridor 3 dan koridor 4 yang mulai beroperasi, karena proses pengadaan armada untuk koridor 1 dan koridor 2 masih berlangsung. Koridor 2 baru beroperasi pada 20 Desember 2020, sedangkan koridor 1 beroperasi pada 24 Desember 2020.

Di Kota Denpasar, layanan ini diluncurkan pada 8 September 2020 dengan nama Trans Metro Dewata, dengan koridor 2 sebagai koridor pertama yang beroperasi. Kemudian, koridor 1, 3, dan 4 Trans Metro Dewata mulai beroperasi pada bulan Desember 2020.

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman juga menjadi lokasi pengoperasian Teman Bus, dimulai pada 2 Oktober 2020. Di kedua daerah ini, tiga koridor, yaitu koridor 1, 2, dan 3, mulai beroperasi pada hari yang sama.

Kota Medan menjadi kota kelima yang mengoperasikan layanan Teman Bus. Jaringan Teman Bus di Kota Medan disebut Trans Metro Deli dan diresmikan pada 8 November 2020. Dari lima koridor yang direncanakan, baru koridor 2, 4, dan 5 yang dapat beroperasi. Sementara itu, dua koridor lainnya masih dalam tahap pembangunan.

Sumber: id.wikipedia.com

 
Selengkapnya
Transformasi Transportasi Publik: Mengulas Implementasi Layanan Teman Bus di Berbagai Kota di Indonesia

Perhubungan

Standar Internasional Bus Rapid Transit (BRT): Evaluasi, Sejarah, dan Implementasi

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 30 April 2024


Standar BRT merupakan alat evaluasi koridor bus raya terpadu yang diterapkan di seluruh dunia, berdasarkan acuan penerapan terbaiknya secara internasional. Standar ini menetapkan definisi umum BRT dan mengidentifikasi praktik terbaik BRT, serta berfungsi sebagai sistem penilaian untuk memungkinkan koridor-koridor BRT dievaluasi dan diakui dalam aspek desain dan manajemen yang unggul.

Standar ini disusun oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) pada 2012 untuk memastikan bahwa koridor BRT di seluruh dunia memenuhi standar kualitas minimum dan memberikan manfaat bagi penumpang, ekonomi, dan lingkungan secara konsisten. Selain berfungsi sebagai gambaran umum elemen desain BRT, Standar ini dapat digunakan untuk mengevaluasi koridor BRT yang ada dan menyatakannya sebagai koridor dengan peringkat Basic, Bronze, Silver, atau Gold. Koridor yang gagal memenuhi standar minimum untuk peringkat Basic tidak dapat dianggap sebagai BRT. Edisi terbaru dari Standar ini diterbitkan pada tahun 2016.

Beberapa sistem layanan bus tidak memenuhi standar BRT (dikategorikan "Bukan BRT" oleh ITDP), tetapi tetap dipasarkan sebagai BRT, sehingga muncul istilah BRT creep atau BRT palsu.

Sejarah dan Tujuan

Pertama kali dirilis pada 2012, Standar BRT dibuat untuk menetapkan definisi umum angkutan cepat berbasis bus (BRT) dan memastikan bahwa koridor BRT lebih seragam dalam memberikan pengalaman kelas dunia kepada penumpang, manfaat ekonomi yang signifikan, dan dampak lingkungan yang positif. Standar ini dikembangkan sebagai respons terhadap kurangnya konsensus di antara para perencana dan insinyur mengenai apa yang dimaksud dengan rute BRT yang sebenarnya. Sebelum adanya definisi yang jelas, istilah BRT digunakan untuk layanan bus yang memiliki keunggulan terbatas dibandingkan layanan serupa, dan BRT tidak memiliki karakteristik untuk bersaing dengan angkutan kereta api. Situasi ini mungkin merugikan "masa" BRT dan manfaatnya.

Standar BRT versi 2014 menekankan perbaikan pada definisi terowongan, hasil pada kecepatan bus rendah, dan desain dasar BRT. Untuk disebut "BRT", jalur BRT layanan bus dalam kota harus sepanjang 3 km, berkurang dari versi sebelumnya. Ukuran desain untuk frekuensi frekuensi tinggi telah dihapus dan diganti dengan penalti untuk frekuensi frekuensi rendah. Untuk menyoroti tujuan utama koridor BRT, penghargaan tambahan akan diberikan kepada layanan yang memenuhi tujuan proyek BRT, aspek keselamatan dan manajemen sistem. dipertimbangkan Pemisahan tinjauan desain dari tinjauan penuh, peningkatan definisi rute, lokasi jalur bus baru, dan separuh nilai pengumpulan tarif bus.

Komite Teknis dan Dukungan

Standar BRT dipandu oleh pendekatan strategis dan multi-lembaga. Komite Teknis 2020 terdiri dari Aileen Carrigan (Bespoke Transit Solutions), Aimee Gauthier (ITDP), Angelica Castro (Transconsult), CarlosFelipe Pardo (NUMO), Dario Hidalgo, Gerhard Menckhoff (pensiun, Bank Dunia) dan Leonardo Canon Rubiano ( dunia). ). Bank). Mereka termasuk: ), Lloyd Wright (Bank Pembangunan Asia), Manfred Breithaupt (GIZ), Paulo Sérgio Custodio, Pedro Szasz, Ricardo Giesen (BRT CoE), Wagner Colombini Martins (Logit Consultoria), Walter Hook (BRT Planning International) dan Xiaomei Gerakan Duan (Jauh) ke Timur). Standar ini juga mendapat saran dan dukungan tambahan dari ITDP, Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), ClimateWorks Foundation, UN Habitat, Barr Foundation, UNEP, ICCT, World Resources Institute (WRI) Ross Center for Sustainable Cities dan Rockefeller Foundation. .\ n
Definisi BRT

Sumber: id.wikipedia.com

 
Selengkapnya
Standar Internasional Bus Rapid Transit (BRT): Evaluasi, Sejarah, dan Implementasi

Perhubungan

Perum PPD: Perjalanan Sejarah dan Layanan Transportasi yang Disediakan

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 30 April 2024


Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) adalah perusahaan transportasi darat di Jakarta dan sekitarnya. Meskipun bernama PPD, perusahaan ini bukanlah badan usaha milik daerah DKI Jakarta. Perum PPD bermula dari dua operator trem di Jakarta, yaitu NV Nederlands-Indische Tramweg Maatschappij dan NV Batavia Elektrische Tram Maatschappij. Pada tahun 1930, kedua perusahaan tersebut bergabung membentuk perusahaan bernama NV Bataviasche Verkeers Maatschappij (BVM) yang juga mulai mengoperasikan bus kota.

Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, perusahaan ini diubah namanya menjadi Jakarta Tram (ジャカルタ市電, Jakarta Shinden) dan hanya mengoperasikan trem. Bus kota milik perusahaan ini digunakan oleh Jepang untuk kepentingan perang. Setelah Indonesia merdeka, trem-trem tersebut diserahkan kepada pemerintah Indonesia dan dikelola oleh Jawatan Kereta Api. Pada tahun 1947, perusahaan ini kembali diubah namanya menjadi BVM dan pada tahun 1954, perusahaan ini dinasionalisasi dan dikuasai oleh Menteri Perhubungan.

Pada tahun 1954, Perum PPD didirikan dengan status perseroan terbatas (PT) oleh Kementerian Perhubungan. Perusahaan ini mendapat tambahan modal berupa 100 unit bus kota bermerek Leyland dari pemerintah Australia pada tahun 1956. Pada tahun 1960, pengoperasian trem di Jakarta dihentikan, sehingga Perum PPD fokus pada pengoperasian bus kota. Pada tahun yang sama, perusahaan ini mendapat tambahan modal lagi berupa 150 unit bus kota bermerek Leyland dari pemerintah Australia.

Pada tahun 1961, pemerintah menetapkan Perum PPD sebagai perusahaan negara (PN) dan kemudian pada bulan September 1961, pengelolaan perusahaan ini diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, pada tahun 1981, pengelolaan perusahaan ini kembali ditarik oleh pemerintah dan statusnya diubah menjadi perusahaan umum (Perum) pada tahun 1981. Pada tahun 1984, Perum PPD mendapat tambahan modal berupa bus-bus kota dan depo-depo dari beberapa perusahaan yang sebelumnya diambil alih oleh pemerintah.

Perum PPD terus mengembangkan layanan transportasinya. Pada tahun 2013, perusahaan ini beralih dari pengoperasian bus kota menjadi pengoperasian Bus Rapid Transit (BRT) dengan nama Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB). Pada tahun 2016, Perum PPD mendapat tambahan modal berupa 600 unit bus dari Kementerian Perhubungan dan menjalin kerja sama dengan Transjakarta untuk mengoperasikan sebagian dari bus tersebut sebagai Transjabodetabek. Pada tahun 2020, perusahaan ini juga mulai mengoperasikan bus listrik sebagai bagian dari layanan Bali Airport Connexion di Pulau Bali. Pada tahun 2023, Perum PPD digabungkan ke dalam Perum DAMRI oleh pemerintah.

Sumber: id.wikipedia.com

 
Selengkapnya
Perum PPD: Perjalanan Sejarah dan Layanan Transportasi yang Disediakan

Perhubungan

Perjalanan Lorena-Karina: Sejarah dan Inovasi Layanan Bus Tingkat di Indonesia

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 30 April 2024


PT Eka Sari Lorena Transport Tbk dan PT Ryanta Mitra Karina, yang lebih dikenal sebagai Lorena-Karina, adalah perusahaan bus yang berbasis di Jakarta. Mereka memiliki pusat operasional di Bogor. Perusahaan ini dimulai pada tahun 1970 ketika GT Soerbakti mendirikan CV Lorena untuk bisnis transportasi.

Pada tahun 1973, CV Lorena meluncurkan layanan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dengan rute Bogor - Jakarta melalui Cibinong menggunakan dua bus Mercedes-Benz. Dua tahun kemudian, mereka juga meluncurkan layanan bus AKAP dari Jakarta ke Bandung melalui Puncak.

CV Lorena terus berkembang dan pada tahun 1984, mereka mulai melayani rute dari Jakarta ke berbagai kota di Jawa Timur, Bali, dan Sumatera. Pada tahun 1989, CV Lorena mengakuisisi PO Raseko dan mengubahnya menjadi PT Ryanta Mitra Karina.

Pada tahun 2002, CV Lorena mengubah namanya menjadi PT Eka Sari Lorena Transport. Lorena-Karina telah menjadi operator bus Transjakarta sejak tahun 2007, mengoperasikan bus di koridor 5 dan 7. Mereka juga memenangkan lelang untuk mengoperasikan bus pengumpan Transjakarta di beberapa rute.

Pada tahun 2014, PT Eka Sari Lorena Transport menjadi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Mereka terus mengembangkan layanan mereka dengan meluncurkan bus tingkat pada tahun 2017 untuk rute dari Bogor atau Jakarta menuju Malang, Surabaya, dan Madura. Pada tahun 2018, mereka juga memulai layanan shuttle dengan 14 unit bus sedang di BSD City. Pada tahun 2019, mereka mulai mengoperasikan 12 unit bus kecil untuk Jabodetabek Airport Connexion.

Selain itu, Lorena pernah menjadi operator bus rapid transit (busway) Transjakarta dari tahun 2008 hingga 2018. Mereka menggunakan armada bus bahan bakar gas (BBG) dengan 47 unit, termasuk bus gandeng dan bus tunggal untuk melayani rute di koridor 5 dan 7.

Bus tingkat yang digunakan oleh Lorena-Karina adalah Mercedes-Benz OC500 RF 2542. Mereka merilis 12 unit bus ini pada tahun 2017 dengan harga per unit sekitar Rp 3,4 miliar. Bus ini memiliki kapasitas mesin 11.967 cc dengan tenaga maksimum 422 dk dan torsi puncak 1.900 Nm pada 1.100 rpm. Kecepatan maksimum bus ini mencapai 120 km/jam dan mereka melayani rute Jakarta-Surabaya-Malang serta Jakarta-Madura. Bodi bus ini dibuat oleh karoseri Adi Putro Malang.

Sumber: id.wikipedia.com

Selengkapnya
Perjalanan Lorena-Karina: Sejarah dan Inovasi Layanan Bus Tingkat di Indonesia

Perhubungan

Evolution of Bus Stops: From Traditional Halts to Modern Transit Hubs

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 30 April 2024


Halte bus (serapan dari Belanda: bushalte) atau perhentian bus (Inggris: bus stop, bus shelter) adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang bus, biasanya ditempatkan pada jaringan pelayanan angkutan bus dalam kota.

Di halte ini terdapat pemberhentian bus pariwisata atau bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan truk barang jika terjadi penggantian sopir dan awak, sopir sedang sholat atau sembahyang, Buang air kecil atau besar di toilet, mengganti ban, memperbaiki mesin, mengecek barang dan mesin, serta disusul dengan bus pariwisata atau bus AKAP atau truk barang lain yang melintas langsung.

Terutama di jalan-jalan sempit di pusat kota, bus pariwisata atau bus AKAP dan truk barang berhenti di sini untuk bersilang dengan bus pariwisata atau bus AKAP dan truk barang yang melintas langsung. Namun, karena ada perbaikan dan pelebaran jalan pada tahun [2009-2010], bus pariwisata atau bus AKAP dan truk barang tidak lagi berhenti di sini. Di pusat kota ditempatkan pada jarak [300] sampai [500] meter dan di pinggiran kota antara [500] sampai [1000] meter.

Semakin banyak penumpang yang naik turun di suatu tempat perhentian bus semakin besar dan semakin lengkap fasilitas yang disediakan. Untuk tempat perhentian yang kecil cukup dilengkapi dengan rambu lalu lintas saja, dan untuk perhentian yang besar bisa dilengkapi dengan atap dan tempat duduk, bahkan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan kios kecil untuk menjual surat kabar, atau makanan ringan and minuman.

Kebanyakan halte bus ditandai dengan sebuah tiang dengan rambu. Di beberapa halte, rambu dapat berupa potongan plastik yang diikat pada tiang dan yang lainnya memiliki tanda yang ditempelkan pada halte bus. Rambu ditandai dengan gambar bus dan kata "halte bus" (atau kata yang memiliki arti sama dengan berhenti dalam bahasa non-Inggris).

"Bendera" halte bus (biasanya bagian yang menunjukkan Bagian atas halte bus) menunjukkan halte bus. "Bendera" tersebut dapat menampilkan logo perusahaan bus yang menyediakan layanan atau logo otoritas transportasi daerah yang mengoperasikan layanan bus di wilayah tersebut. Informasi tambahan mungkin mencakup nama perhentian dan informasi alamat/rute yang jelas dan unik.

Halte bus sering kali menyertakan informasi rute, nomor rute bus, dan frekuensi pemberhentian. Peta rute dan informasi tarif bus, serta nomor telepon untuk layanan informasi perjalanan yang relevan.

Halte bus saat ini menampilkan informasi real-time terdekat, yang menunjukkan waktu kedatangan bus berikutnya Itulah sebabnya digunakan sistem informasi baru yang menggunakan GPS dan komunikasi, serta sistem yang memungkinkan untuk memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan bus berikutnya untuk tiba. Teknologi ponsel juga dapat memberitahukan penumpang kedatangan bus berdasarkan lokasi halte dan informasi real-time. Mesin tiket otomatis juga akan dipasang di banyak halte bus.

Sumber: id.wikipedia.com

 

 
Selengkapnya
Evolution of Bus Stops: From Traditional Halts to Modern Transit Hubs
« First Previous page 13 of 27 Next Last »