Pendidikan

Empat Tantangan Mahasiswa dalam Pembelajaran Daring yang Perlu Diatasi

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 22 April 2024


REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Akibat pandemi COVID-19, sistem pendidikan beralih ke daring. Ada empat permasalahan yang muncul dari situasi ini bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, Ari Pratiwi, Psikolog Universitas Brawijaya (UB), mengatakan, kelas online menimbulkan permasalahan mulai dari rasa cemas hingga stres. Misalnya untuk situasi akademik, siswa mungkin kesulitan memahami informasi yang diberikan guru atau kurang jelas. Hal ini dapat terjadi karena program pembelajaran hanya berupa PowerPoint (PPT) atau teks audio, atau karena masalah koneksi Internet.

Pembelajaran mungkin terpengaruh oleh masalah sinyal Internet di beberapa area. Hal ini menyulitkan siswa untuk mencari dan melacak informasi tugas. “Dan karena lapangan pekerjaan yang tidak banyak karena penjelasan guru yang kurang,” kata Ari.

Pembelajaran online dapat menimbulkan masalah pribadi seperti pola pikir negatif dan overthinking. Kemudian Anda merasa sangat sedih, sedih, tertekan dan kesepian. Situasi ini mungkin timbul karena masalah pendidikan, status COVID-19, keluarga, dll.

Keadaan keluarga siswa dapat memengaruhi kualitas pembelajaran mereka saat berpartisipasi dalam kursus online. Misalnya, mereka mengalami konflik yang tidak terduga dengan keluarganya. Dan lingkungan keluarga tidak mendukung, baik secara ekonomi maupun finansial karena beberapa orang tua tidak bekerja dan pendapatannya berkurang akibat COVID-19. , usia dan kebiasaan masa lalu. mereka depresi...", jelasnya.

Sebaliknya, karena kondisi sosial misalnya siswa menjadi terisolasi, kesepian, depresi karena tidak bisa bekerja sama dengan orang lain. Mereka bosan di rumah dan tidak berbicara dengan orang lain.

Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi siswa, Ari menyebutkan beberapa tips yang dapat diterapkan oleh konselor. Menurut Ari, mahasiswa sangat ingin didengarkan. Ari mengatakan, “Terkadang menjadi pendengar yang baik bisa membantu siswa yang Anda bimbing melihat permasalahannya sendiri.”

Saat menangani masalah yang melibatkan mahasiswa baru, konselor harus menjaga kerahasiaan. Guru hendaknya memanfaatkan media sosial dan mempererat hubungan antar generasi muda dengan mendalami dunia remaja. Salah satunya adalah menemukan 10 tren teratas terkait bahasa gaul dan media sosial, serta membicarakan masalah yang mereka hadapi. Kemudian carilah sejarah dan psikologi (keluarga dan peristiwa penting). Pembimbing akademis harus memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang, terutama masalah perkawinan dan pengasuhan anak.

Mahasiswa pascasarjana Andi Hartik berpendapat bahwa pendidikan online memiliki kelebihan dan kekurangan. Manfaat dari siswa yang bekerja sudah jelas. Pria ini berbicara dari Madura hingga Republik pada Senin (23/8). "Kursus online sangat bagus karena Anda dapat belajar dari mana saja.

Di sisi lain, kursus online kurang efektif dalam menciptakan hubungan emosional antara guru dan siswa." transfer pengetahuan. Hubungan emosional yang kuat membantu siswa memahami sains.

Sumber: republika.co.id

 
Selengkapnya
Empat Tantangan Mahasiswa dalam Pembelajaran Daring yang Perlu Diatasi

Pendidikan

Pemerintah Didesak Perbaiki Regulasi Program Kampus Merdeka Menyusul Masalah Pelaksanaan

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 22 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi diminta untuk memperbaiki regulasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kemdikbudristek pun diharapkan dapat memegang peran lebih sentral dan mengawasi pelaksanaan MBKM.

 "Penyempurnaan regulasi dan panduan MBKM yang memposisikan Kemendibudristek sebagai regulator yang lebih sentral, baik bagi perguruang tinggi maupun mitra-mitra sehingga siap mengoreksi dan membenahi masalah di lapangan," kata Menteri Koordinator Kemahasiswaan BEM KM Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Khalid, dalam rapat dengar pendapat (RDPU) bersama Komisi X DPR, Rabu (2/2/2022).

Khalid melanjutkan, BEM KM UGM mendorong pemerintah menentukan kuota tertentu untuk berbagai macam status dan akreditasi perguruan tinggi, serta menjamin perlindungan sosial dan jaminan kesejahteraan peserta MBKM.

BEM KM UGM juga meminta pemerintah melibatkan dan memberikan wewenang kepada organisasi mahasiswa untuk turut serta dalam mengusulkan proyek alternatif MBKM.

 Hal senada disampaikan perwakilan BEM Universitas Indonesia (UI). Wakil Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo mengatakan, berdasarkan riset yang dilakukan BEM UI, permasalahan yang dihadapi mahasiswa terkait program MBKM yaitu soal konversi satuan kredit semester (SKS), minimnya informasi MBKM, dan pencairan insentif tidak tepat waktu.

 BEM UI merekomendasikan pemerintah agar melakukan sosialisasi MBKM hingga ke tingkat program studi. Bayu menuturkan, kurangnya sosialiasi hingga ke tingkat prodi menyebabkan ketidaksiapan prodi dalam menyusun kurikulum.

 Dia juga meminta pemerintah memperbaiki kurikulum MBKM terkait konversi SKS dan jumlah SKS.

 "Konversi SKS seharusnya fleksibel dan dapat dilakukan penyetaraan bagi setiap angkatan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa," kata Bayu.

 Berikutnya, BEM UI mendorong pemerintah melakukan monitoring berkala implementasi kebijakan program MBKM ke universitas dan memperbaiki mekanisme pemberian insentif.

Sumber kompas.com

Selengkapnya
Pemerintah Didesak Perbaiki Regulasi Program Kampus Merdeka Menyusul Masalah Pelaksanaan

Pendidikan

USU Kembali ke Model Pembelajaran Daring karena Lebih dari 100 Orang Terpapar COVID-19

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 22 April 2024


Universitas Sumatera Utara (USU) kembali memberlakukan perkuliahan daring sehubungan dengan meningkatnya kasus positif COVID-19 di kalangan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Keputusan ini diambil berdasarkan Surat Edaran Rektor USU Nomor: 2587/UN5.1/R/SPB/2022 tanggal 14 Februari 2022.

Perkuliahan daring kembali diberlakukan setelah satu minggu Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dilaksanakan. Keputusan ini diambil setelah mendengar masukan dari Satgas COVID-19 USU. Seluruh proses pembelajaran, termasuk pengajaran, ujian, penelitian, PKL, dan praktikum, akan dilaksanakan secara daring selama satu bulan dan akan dievaluasi secara berkala.

Kepala Humas, Promosi, dan Protokoler USU, Amalia Meutia, mengungkapkan bahwa jumlah mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan yang terpapar COVID-19 sudah mencapai lebih dari 100 orang. Satgas COVID-19 USU mencatat positivity rate di USU sebesar 10,7%. Artinya, dari 551 orang yang diperiksa di Laboratorium Mikro USU, 59 orang dinyatakan positif COVID-19. Meutia menambahkan bahwa angka 100 orang yang terpapar COVID-19 tersebut merupakan hasil pemeriksaan di USU dan pemeriksaan mandiri.

Pemberlakuan kembali perkuliahan daring ini diharapkan dapat membantu memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di lingkungan USU. Universitas juga menghimbau kepada seluruh civitas akademika untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Bagi mahasiswa yang terlanjur terpapar COVID-19, USU tentunya akan memberikan dukungan dan kemudahan dalam proses perkuliahan daring. Universitas akan memastikan materi perkuliahan daring dapat diakses dengan mudah dan dosen dapat memberikan bimbingan belajar secara online.

Sumber viva.co.id

 
Selengkapnya
USU Kembali ke Model Pembelajaran Daring karena Lebih dari 100 Orang Terpapar COVID-19

Pendidikan

Rektor USU Putuskan Kembali ke Pembelajaran Daring karena Lonjakan Kasus Covid-19

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 22 April 2024


REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Universitas Sumatera Utara (USU) kembali melanjutkan pembelajaran daring seiring bertambahnya jumlah mahasiswa, guru, dan dosen yang positif Covid-19. Kini sudah lebih dari 100 orang yang terpapar Covid-19.

Dimulainya kembali pembelajaran daring berdasarkan surat edaran Rektor USU: 2587/UN5.1/R/SPB/2022, tertanggal 14 Februari. Tahun 2022. Surat edaran yang ditandatangani langsung secara elektronik oleh Rektor USU Dr Muryanto Amin itu diterima di Medan pada Selasa (15/02/2022).

kata Rektor seminggu setelah diberlakukannya operasi tatap muka. Pembelajaran (PTM) dan setelah mendengar masukan dari Satgas COVID-19 USU, diarahkan agar seluruh pembelajaran (pengajaran, ujian, penelitian, PKL, magang, dll) harus dilakukan kembali secara online. Waktunya satu bulan sejak penandatanganan surat edaran ini dan akan dievaluasi secara berkala.

Sementara itu, Manajer Humas, Sosialisasi, dan Protokol USU Amalia Meutia mengumumkan jumlah mahasiswa, dosen, dan pegawai yang terpapar COVID-19. lebih dari 100 orang tercapai.

\Natga COVID-19 baru saja merilis positivity rate USU sebesar 10,7 persen. Artinya, dari 551 orang yang dites di mikrolab USU, 59 orang dinyatakan positif COVID-19. Sedangkan jumlah orang yang terpapar COVID-19 sebanyak 100 orang merupakan hasil penelitian USU dan penelitian independen, ujarnya

Sumber republika.co.id

 
Selengkapnya
Rektor USU Putuskan Kembali ke Pembelajaran Daring karena Lonjakan Kasus Covid-19

Pendidikan

ITS Melangkah ke Era Perkuliahan Hybrid: Uji Coba Tahap Awal Dimulai dengan Mahasiswa Angkatan 2020

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 22 April 2024


KOMPAS.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melanjutkan kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemdikbud Ristek). berlatih Tahap awal rencana perkuliahan tatap muka ditandai dengan dimulainya masa uji coba yang berlangsung pada minggu pembelajaran kesepuluh. Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS I Wakil Rektor Prof. Adi Supriyanto mengatakan, proses uji coba ini dilakukan sebagai bahan evaluasi sebelum memperkenalkan kombinasi sistem perkuliahan offline dan online atau biasa disebut hybrid. ITS mengikuti beberapa prinsip dalam menyelenggarakan ujian kuliah hybrid ini.

Ujian kuliah tatap muka

ITS mempertimbangkan beberapa aspek dalam menyelenggarakan ujian kuliah hybrid ini, antara lain:

1. Khusus angkatan 2020, Subarayas

Prof. Adi, pendaftar masa uji coba ini adalah seluruh mahasiswa ITS 2020 yang berdomisili di Surabaya. Mahasiswa angkatan 2020 tersebut terpilih agar bisa menjelajah kampus ITS. “Setelah semester pertama kuliah, mereka belum pernah merasakan suasana belajar di kampus,” kata Prof. Adi mengutip laman ITS, Selasa (18 Mei 2021). Selain dengan menyeleksi mahasiswa asal Surabaya pada masa uji coba, diharapkan dapat meminimalisir risiko penyebaran Covid-19 dan memudahkan pekerjaan mahasiswa karena tidak perlu mencari asrama.
\ n2. Mengingat jadwal perkuliahan tatap muka dan daring

Untuk sistem tes ini, Prof. Adi, Seluruh pelamar akan diberikan jadwal kuliah tatap muka dan kuliah online di kampus secara bergantian.

3. Konfirmasi kepada orang tua tentang kesehatan mahasiswa, selain itu pihak kampus akan menanyakan kepada orang tua dan wali tentang kesehatan mahasiswa. “Secara undang-undang, siswa tidak terlalu membutuhkan izin orang tua. “Tetapi kami terus menghubungi orang tua dan wali untuk menanyakan statusnya,” tegas Profesor Adi.

4. Terapkan Prokes Ketat

Pada pemeriksaan tatap muka kali ini, ITS menerapkan protokol kesehatan yang ketat. . Salah satunya, pelajar harus menjaga jarak aman antar dirinya

5. Evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan perkuliahan hybrid

Jika masa uji coba yang diberikan dinilai efektif dan lolos sesuai standar terkait kesehatan, maka pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022, ITS akan menerapkan perkuliahan hybrid bagi seluruh mahasiswanya. . dari semua departemen. “Tidak ada pengecualian, mulai saat ini mahasiswa dari luar Pulau Jawa juga harus berangkat ke Surabaya”, tambah Prof. Adi Dengan kebijakan tersebut, Prof. Adi berharap semua pihak bisa bekerja sama dengan baik. “Setiap orang harus mampu beradaptasi, dosen harus terus memperbaiki metodologi pengajaran dan mahasiswa harus serius mengikuti perkuliahan”, tegas Prof. Adi.

Sumber: kompas.com

 
Selengkapnya
ITS Melangkah ke Era Perkuliahan Hybrid: Uji Coba Tahap Awal Dimulai dengan Mahasiswa Angkatan 2020

Pendidikan

ITS dan 11 Perguruan Tinggi Lainnya Dukung Merdeka Belajar dengan Pembelajaran Daring

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini pada 22 April 2024


KOMPAS.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama 11 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) mendukung upaya pemerintah untuk mengoptimalkan pembelajaran daring di Indonesia.

Hal itu dilakukan dalam rangka mewujudkan Merdeka Belajar untuk semua.

Dihadiri oleh Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek Prof. Nizam, perjanjian kerjasama antara UT dan perguruan tinggi mitra, termasuk ITS secara umum bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan pembelajaran daring lewat platform Indonesia Cyber Education (ICE) Institute.

"ICE Institute merupakan galeri pembelajaran daring di Indonesia," ucap Kepala ICE Institute Paulina Pannen, melansir laman ITS, Jumat (7/5/2021).

ICE Institute berperan dalam penyediaan dan pemanfaatan mata kuliah daring yang sudah terkurasi dalam rangka merdeka belajar untuk semua.

Setiap perguruan tinggi mitra diminta berkontribusi 10 mata kuliah untuk ditawarkan secara gratis selama tiga tahun lewat platform ICE Institute.

"Saat ini sudah ada 120 mata kuliah daring yang akan segera diintegrasikan," tutur Paulina.

Melalui kerjasama ini, ICE dapat memfasilitasi perguruan tinggi untuk menyediakan layanan mata kuliah daring ke berbagai pengguna serta memfasilitasi pengguna untuk memilih berbagai mata kuliah daring yang diminatinya secara mudah dan cepat.

"Melalui program ini diharapkan Indonesia dapat mewujudkan merdeka belajar untuk semua dan kedepannya akan lebih banyak menggandeng perguruan tinggi lain," jelas dia.

Dalam sambutannya, Nizam mengungkapkan dukungannya dalam pengembangan ICE Institute.

Nizam berharap dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih pendidikan bisa diakses oleh seluruh rakyat Indonesia dan akan tercipta kolaborasi antar mahasiswa maupun dosen lintas daerah.

"Tanpa sinergi dan gotong royong akan sangat sulit menciptakan sumber daya manusia unggul untuk kemajuan bangsa," jelas dia.

Rektor UT Ojat Darojat dalam sambutannya menyampaikan, ICE Institute ini merupakan salah satu program strategis Kemendikbud Ristek yang penyelenggaraanya di bawah koordinasi UT.

"Program ini merupakan solusi untuk melakukan pemerataan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia," tutur dia.

Menurut Ojat, hadirnya ICE dapat membuka kesempatan belajar untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang berdomisili di perkotaan hingga di daerah terpencil.

"Tidak menutup kemungkinan bahwa program ini ke depannya akan menggandeng mitra-mitra yang ada di luar negeri," ungkapnya.

Terakhir, dia berharap program tersebut dapat memberikan luaran yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.

"Semoga seluruh jerih lelah yang dikorbankan dicatat sebagai amal kebaikan dan upaya ini dapat memberikan warna dalam sejarah perjalanan pendidikan di Indonesia," pungkas dia.

Sumber: kompas.com

Selengkapnya
ITS dan 11 Perguruan Tinggi Lainnya Dukung Merdeka Belajar dengan Pembelajaran Daring
« First Previous page 31 of 46 Next Last »