Pendidikan

Kisah Guru di Jambi: Menembus Bukit dan Sawah Demi Sinyal untuk Belajar Daring

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025


JAMBI,KOMPAS.com - Sebagian besar daerah di Jambi masih susah sinyal. Ini salah satu tantangan besar bagi para guru dan siswa yang harus belajar mengajar melalui daring karena pandemi.

Kesulitan sinyal selama pandemi masih dialami guru sekolah dasar di Jambi, tepatnya di Desa Tanjung Katung, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi.

Kamariah, guru SDN No 97/IX Tanjung Katung, harus menaiki bukit, memasuki hutan, sampai ke tengah sawah demi mendapat sinyal kuat agar bisa mengajar melalui aplikasi Zoom.

"Sinyal di rumah sering hilang. Kalau di bukit atau tengah hutan itu, kualitas sinyalnya kuat dan stabil," kata Kamariah melalui pesan singkat, Kamis (23/12/2021).

Ia mengatakan jarak Tanjung Katung dengan Kota Jambi cukup dekat, sekitar 45 menit perjalanan. Namun di daerahnya masih sulit sinyal.

Kamariah mengaku di rumahnya sama sekali tidak ada sinyal. Sementara di sekolah, sinyal itu ada namun sangat lemah.

Dia berkata, hingga saat ini sekolahnya masih menerapkan sistem pertemuan tatap muka (PTM) terbatas.

Dengan PTM terbatas, setiap minggunya masing-masing guru memiliki jadwal mengajar di kelas dan secara daring.

Kamariah memang sudah terbiasa mencari sinyal ke sawah atau bukit. Pasalnya kebutuhan dia tidak hanya mengajar, melainkan mengikuti perkuliahan dan pelatihan dari dinas pendidikan serta lembaga Tanoto Foundation.

Dirinya memang merasa aneh, berdiri di tengah sawah berjam-jam demi menjaga sinyal bagus.

"Memang menguras tenaga juga. Di tengah sawah atau di atas bukit sendirian, kadang dihantam hujan atau panas," kata Kamariah.

Selain tidak nyaman berada di luar ruangan saat mengajar daring, terkadang Kamariah harus menghabiskan waktu berjam-jam mencari titik sinyal terbaik.

Tempat sinyal yang baik di sawah belakang dilanda banjir, jadi Kamariah tidak bisa mencari sinyal di sawah itu.

Ada tiga titik tempat dia mencari sinyal mulai dari Lintas Sengeti sampai Penyengat Olak Jalan Puting, di mana jarak tempuhnya puluhan kilometer atau 45 menit perjalanan.

Meskipun belajar daring amat melelahkan, Kamariah tetap senang melakukannya karena kecintaan dia kepada dunia pendidikan.

“Mengajar anak-anak adalah cita-cita saya sejak kecil,” ujar Kamariah.

Menurut Kamariah, pengalamannya selama pandemi selalu mencari sinyal dalam memberikan pembelajaran kepada siswa.

“Termasuk ketika memberikan instruksi melalui WhatsApp, saya harus menempuh perjalanan sekitar 45 menit,” katanya.

Baginya, mengajar dan mengikuti pelatihan di masa pandemi harus tetap diwujudkan, karena pendidikan adalah hak setiap anak.

Pengalamannya selama mengikuti kegiatan Program PINTAR Penggerak Tanoto Foundation Muaro Jambi dan Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi menginspirasinya untuk terus belajar demi pendidikan yang lebih baik.

Penting baginya untuk terus berlatih, belajar meningkatkan kompetensi dirinya di masa pandemi, guna memajukan pendidikan demi anak bangsa.

Lalu bagaimana kiatnya menghadapi lemahnya sinyal selama ini?

“Dengan menghadapi kendala sinyal, di hadapi dengan sabar dan semangat,” katanya.

Kamariah mencari sinyal di lokasi persawahan, kalau di sawah banjir, dia mencarinya di tempat adik kandungnya yaitu di daerah Jambi.

“Mondar-mandir di jalan, sering juga nyari sinyalnya di simpang tiga, wilayah penyengat olak jalan puting, hingga ke lintas Sengeti,” jelasnya.

Begitulah cara Kamariah berkuliah secara daring hingga mendapat gelar sarjana S1.

Guru yang lahir 1966 lalu ini, memiliki semangat tinggi dalam mengajar. Sinyal yang buruk, tidak menghalanginya untuk terus mengajar.

Dia berharap sekali agar pemerintah membangunkan tower penguat sinyal, agar orang-orang sepertinya maupun siswa dan masyarakat lainnya tidak kesulitan jaringan.

“Harapan saya, semoga ada perhatian untuk membangun dan memasang tower, karena kami dari tiga desa, tidak mendapatkan jaringan,” pungkasnya.

Sumber: kompas.com

 

 

Selengkapnya
Kisah Guru di Jambi: Menembus Bukit dan Sawah Demi Sinyal untuk Belajar Daring

Pendidikan

Sebelum Diinstruksikan Gubernur Banten, SMAN 1 Tangerang Sudah Terapkan Pembelajaran Online

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025


TANGERANG, KOMPAS.com - Pihak Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Tangerang, Kota Tangerang, sudah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak minggu keempat bulan Januari 2022 hingga saat ini.

Penerapan skema itu dilakukan jauh sebelum Gubernur Banten Wahidin Halim memutuskan agar seluruh SMA di Tangerang Raya, termasuk Kota Tangerang, wajib menerapkan PJJ.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Tangerang Niniek Nurcahya berujar, hingga minggu ketiga Januari 2022, pihaknya sempat menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) berkapasitas 100 persen.

"Kita sempat PTM 100 presen, cuma dibagi menjadi dua sesi," ucapnya melalui sambungan telepon, Jumat (4/2/2022).

Akan tetapi, usai berlangsung selama sepekan, PTM 100 persen di SMAN 1 Tangerang harus dibatalkan.

Hal ini disebabkan kasus Omicron pada minggu keempat Januari 2022 mulai merebak.

Selain itu, pihak sekolah juga mendengar kabar dari murid-murid di sana bahwa banyak kerabat mereka yang positif Covid-19.

"Baru dapat satu minggu (PTM), berita Omicron itu yang tinggi. Dapet laporan dari anak-anak kalau keluarganya positif Covid-19 tapi, kalau siswanya enggak," sebut Niniek.

Kemudian, banyak siswa di SMAN 1 Tangerang yang menjalani isolasi mandiri lantaran keluarganya terpapar Covid-19.

Lantaran khawatir jika PTM diteruskan, pihak sekolah memutuskan untuk membatalkan PTM dan mulai menerapkan PJJ pada minggu keempat Januari 2022

"Sudah kita langsung tutup, (PTM) enggak bisa lanjut, komitmen seperti itu," sebut Niniek.

"Kita enggak berani (PTM), akhirnya langsung kita PJJ. Itu atas inisiatif sekolah karena ada kasus di lingkungan keluarga SMAN 1 Tangerang, walau pun enggak terjadi di anak," lanjut dia.

Niniek menambahkan, saat menerapkan PJJ, pihaknya langsung menyemprot disinfektan di lingkungan sekolah.

"Saat PJJ, sekolah disemprot. Ini berarti sudah hampir dua minggu (menerapkan) PJJ," ujarnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menghentikan PTM jenjang SMA di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang, mulai 2 Februari 2022.

Wahidin Halim mengatakan, PTM dihentikan karena tiga wilayah tersebut kini berstatus zona oranye atau wilayah dengan risiko sedang penularan Covid-19

"Untuk Tangerang Raya, sudah disepakati tidak ada PTM," ujar Wahidin, Kamis (3/2/2022).

Sementara wilayah lain di Provinsi Banten yang tidak berstatus zona oranye masih dapat menggelar PTM.

Sumber kompas.com

Selengkapnya
Sebelum Diinstruksikan Gubernur Banten, SMAN 1 Tangerang Sudah Terapkan Pembelajaran Online

Pendidikan

Wagub DKI Akui Tantangan Pembelajaran Online, Fokus Tingkatkan Akses Internet

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, sekolah tetap ditutup selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi. 

 Riza mengakui, ada tantangan untuk melakukan pembelajaran secara online bagi siswa dan guru. Karena itu, lanjut Riza, Pemprov DKI terus berupaya memperluas akses internet bagi siswa dan meningkatkan kualitas modul pembelajaran. 

 "Memang ini bukan pekerjaan yang mudah, kami terus perbaiki sehingga tidak mengurangi kualitas pendidikan di Jakarta," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (21/10/2020).

"Memang tidak mudah, kami ada upaya peningkatan-peningkatan melalui pelatihan modul-modul yang dibuat, berbagai fasilitas juga kemudahan bagi anak-anak kita. Internet itu jadi perhatian kita," lanjutnya. 

Riza juga meminta peran aktif orangtua dalam  memantau kegiatan belajar anaknya selama PSBB masa transisi. 

 "Orangtua harus lebih memperhatikan anak kita bagaimana belajar komunikasi dengan guru. Kami juga di Dinas Pendidikan juga terus meningkatkan kualitas pelajaran melalui daring (dalam jaringan)," ujar Riza.

Provinsi DKI Jakarta saat ini menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi hingga 25 Oktober 2020. Selama PSBB transisi, warga Jakarta diimbau tetap beraktivitas di rumah, membatasi kegiatan yang mengundang kerumunan, dan menerapkan protokol kesehatan di antaranya mencuci tangan.

Hingga Selasa kemarin, jumlah akumulatif pasien positif Covid-19 di Ibu Kota yang tercatat sejak Maret sebanyak 96.217 orang. Dari jumlah itu, 81.107 orang telah dinyatakan pulih, dengan tingkat kesembuhan mencapai 84,3 persen. Persentase kesembuhan itu merupakan angka tertinggi selama pandemi Covid-19. 

 Untuk kasus aktif Covid-19 di Jakarta hingga kemarin tercatat 13.024 orang, bertambah 96 orang dibanding Senin lalu. Pasien Covid-19 tanpa gejala akan dirawat di Flat Isolasi Mandiri Kemayoran, hotel, dan wisma yang disediakan Pemprov DKI. 

 Sementara itu, 2.086 pasien Covid-19 di Jakarta dilaporkan meninggal dunia. Jumlah kematian ini setara 2,2 persen dari total kasus di Jakarta.

Sumber: kompas.com

 

 

Selengkapnya
Wagub DKI Akui Tantangan Pembelajaran Online, Fokus Tingkatkan Akses Internet

Pendidikan

Perjalanan Sejarah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi: Dari Masa Kolonial hingga Era Orde Baru

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah kementerian pemerintah Indonesia yang membidangi pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan kejuruan, dan pendidikan tinggi; organisasi budaya; Riset; studi; dan perkembangan teknologi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berada di bawah dan berada di bawah kekuasaan Presiden Indonesia dan dipimpin oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mendikbudristek).

Tujuan pendidikan pra kemerdekaan bukan untuk mendidik masyarakat pribumi, melainkan untuk mengabdi pada kepentingan kolonial penjajah. Pada bagian ini semangat Indonesia sangat kuat sebagai bagian dari membangun jati diri sebagai negara merdeka. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika instruksi menteri saat itu merujuk pada upaya memompa semangat juang, mewajibkan sekolah setiap hari berkibar merah putih di halaman sekolah, menyanyikan lagu Indonesia Raya, bahkan mencopotnya. . Lagu Jepang Kimigayo.

Dapat dikatakan bahwa stabilitas politik jarang terjadi saat ini, seperti halnya program-program yang dijadikan tonggak sejarah tidak dapat dijelaskan dengan baik. Selama masa demokrasi liberal, dalam kurun waktu kurang lebih sembilan tahun, terjadi tujuh kali pergantian pemerintahan. Kabinet Nazir yang dibentuk pada 6 September 1950 mengangkat Dr. Bahder Johan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (PP dan K). Sejak April 1951, kabinet Natsiri digantikan oleh kabinet Sukiman yang mengangkat Tuan Wongsonegoro sebagai Menteri PP dan K. Kemudian Dr. Bahder Johan kembali menjadi Menteri PP dan K yang digantikan oleh Tuan. Mohammad Yamin, RM. Soewandi, Ki Sarino Mangunpranoto dan Prof. Dr. Prion

Keputusan Presiden tanggal 5 Juli 1959 mengakhiri era demokrasi parlementer yang digantikan oleh era demokrasi terkelola. Di era demokrasi terpimpin, bangsa Indonesia menghadapi banyak cobaan. Konfrontasi dengan Belanda terkait masalah Irlandia Barat hingga peristiwa G30S/PKI menjadi ujian berat bagi bangsa Indonesia.

Ketika pemberontakan G30S/PKI berhasil ditumpas, terjadilah transisi dari demokrasi terkelola ke demokrasi Pancasila. Era tersebut dikenal dengan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Kebijakan pendidikan pada era Orde Baru cukup variatif dan beragam, mengingat orde ini memegang kekuasaan cukup lama yaitu 32 tahun. Praktek-praktek tersebut antara lain pemutakhiran P4 wajib bagi mahasiswa, normalisasi kehidupan kampus, pembinaan mahasiswa melalui OSIS, ejaan bahasa Indonesia tingkat lanjut atau EYD, kuliah kerja nyata (KKN) bagi mahasiswa, rintisan sekolah pengembangan dan lain-lain. Saat itu, tepatnya tahun 1978, tahun ajaran baru diusulkan ke bulan Juni. Pada periode ini, perkembangan infrastruktur pendidikan juga berkembang pesat.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Perjalanan Sejarah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi: Dari Masa Kolonial hingga Era Orde Baru

Pendidikan

Strategi Efektif Guru: Mengatasi Kejenuhan dan Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Online

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025


KOMPAS.com - Berdasarkan hasil survei Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada Mei 2020, 54 persen siswa SMA bosan dengan pembelajaran online. Akibat pandemi Covid-19 juga, pembelajaran daring yang sudah lama dilakukan dikhawatirkan akan menimbulkan learning loss. Peneliti dari Pusat Penelitian, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Universitas Bogor (IPB) di Adi Firmansyah mengatakan, hasil penelitian yang diterbitkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, berdasarkan penelitian tersebut. KPAI) pada bulan Februari. Pada tahun 2021 ditemukan bahwa 78 persen siswa merasa kewalahan dengan pengalaman pembelajaran online ini. “Kebosanan dan rasa terbebani tersebut, misalnya dapat disebabkan oleh adanya metode atau cara penyampaian materi pendidikan yang kurang menarik dalam pembelajaran daring,”; ujar Adi Firmansyah pada Selasa (31/08/2021) dari website IPB.

1. Tips e-learning yang tidak membosankan

Penggiat literasi digital dari IPB Creative 97 ini berbagi tips untuk para guru bagaimana cara menyampaikan e-learning yang tidak membosankan dan menarik untuk disimak. Mahasiswa PhD IPB University bidang komunikasi pembangunan berbagi tips dengan dosen.

2. Peta materi yang akan disampaikan

Sebaiknya guru memetakan materi yang akan disampaikan misalnya dengan mind map agar materi pembelajaran daring lebih efektif dan menarik. “Selain itu, guru juga bisa membuat bahan ajar yang menarik, misalnya dengan menggunakan PowerPoint yang dilengkapi dengan audio visual. Ada banyak template PowerPoint yang menarik dan gratis di Internet,” kata Adi. Adi melanjutkan studinya di awal. guru dapat membuat beberapa kuis dari materi yang dapat dijawab secara real time. Misalnya menebak gambar atau lagu, Anda juga bisa menggunakan kuis online yang banyak tersedia seperti kahoot.it atau qiuzizz.

3. Melaksanakan pembelajaran berbasis proyek

Adi menambahkan, untuk meningkatkan interaksi guru-siswa, guru dapat melakukan sesi tanya jawab dan mencoba pembelajaran berbasis proyek.

4. Menilai

Selain itu, guru mengetahui cara menilai siswa dan menilai hasil belajar secara rutin. Pada saat yang sama, siswa yang mengikuti pembelajaran daring menanamkan motivasi yang kuat bahwa pembelajaran itu perlu. “Usahakan cari tempat atau lokasi yang sinyal internetnya bagus serta ruang belajar yang nyaman dan aman,” tegas Adi.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Strategi Efektif Guru: Mengatasi Kejenuhan dan Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Online

Pendidikan

Pembelajaran Adaptif: Solusi Terobosan dalam Mengatasi Kesenjangan Pendidikan di Masa Pandemi

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 14 Februari 2025


KOMPAS.com - Kahlil Muchtar, Kepala Pusat Riset Telematika Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh merekomendasikan sistem pembelajaran adaptif sebagai solusi pembelajaran daring di masa pandemi.

“Pembelajaran adaptif menjadi metode yang sangat direkomendasikan untuk kegiatan belajar, terutama di masa pandemi," ungkap Kahlil melalui rilis resmi (4/8/2021).

Metode ini, jelas Kahlil, dirancang khusus untuk memberikan pengalaman belajar personal, sehingga setiap siswa berkesempatan mengejar ketertinggalan ataupun mengulang pelajaran agar mampu menguasai materi secara utuh, sebelum melanjutkan ke level lebih sulit.

"Tidak hanya di sekolah dan lembaga pendidikan, pendekatan pembelajaran adaptif cocok bagi siapapun, terlepas dari latar belakang, profesi, umur, dan perbedaan level pengetahuan,” ungkap Kahlil.

Ia menyampaikan, tantangan utama terjadi selama PJJ adalah guru dan staf pengajar yang kesulitan memantau performa murid satu per satu secara mendalam.

Tidak seperti di ruang kelas, komunikasi terjadi di platform virtual sangat terbatas dan mayoritas berjalan satu arah, sehingga guru memiliki keterbatasan untuk memberikan materi pelajaran yang berbeda-beda sesuai kemampuan para siswa.

Hal ini dapat mengakibatkan kesenjangan pendidikan (learning gap) di Indonesia semakin tinggi. Prediksi World Bank pada Agustus 2020, sebanyak 91.000 siswa di Indonesia memiliki kemungkinan untuk putus sekolah akibat tantangan ekonomi selama pandemi.

World Bank juga memprediksi bahwa skor Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia akan semakin memburuk. Padahal pada tahun 2018, Indonesia sudah berada di ranking ke-72 dari 78 negara untuk bidang matematika.

Untuk mengatasi masalah ini, tenaga ahli di bidang pendidikan percaya bahwa sistem pembelajaran adaptif (adaptive learning) akan berperan penting untuk mengatasi kesenjangan pendidikan atau learning gap di Indonesia.

Metode berbasis teknologi digital ini memungkinkan materi pelajaran dipersonalisasi atau dirancang khusus sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa, sehingga mereka bisa belajar sesuai dengan tingkatan pemahaman dan pengetahuan mereka masing-masing.

Menurut Kahlil, potensi penerapan sistem pembelajaran adaptif di Indonesia masih terbuka luas, karena masih banyak cabang-cabang ilmu turunan dalam kecerdasan buatan (AI) yang dapat dieksplorasi lebih jauh.

“Penggunaan teknologi AI di platform edukasi teknologi sudah selayaknya menjadi hal yang imperatif, di mana setiap pengguna berhak mendapatkan pengalaman belajar yang dapat dipersonalisasi bukan lagi dipaksakan untuk memiliki pemahaman yang seragam," jelas Kahlil.

Ke depannya, potensi pemanfaatan teknologi AI bukan hanya bisa dinikmati oleh siswa, tapi juga oleh pengajar dan para guru.

"Platform edukasi teknologi yang memanfaatkan model pendekatan berbasis adaptive learning memungkinkan guru mendapatkan insight mengenai sejauh apa pemahaman para pengguna/siswanya untuk merancang kurikulum yang lebih efektif dan tepat guna,” jelas Kahlil.

Dalam kesempatan sama Sabda PS, Founder dan Chief Education Officer Zenius menyampaikan, Zenius menjadi edtech pertama di sektor K12 yang mengadopsi metode pembelajaran adaptif sejak awal Juli lalu melalui fitur terbarunya, ZenCore.

ZenCore, jelas Sabda menyediakan materi dan pelatihan adaptif untuk mengembangkan keterampilan fundamental pengguna.

Di dalamnya terdapat dua fitur utama, yakni CorePractice, tempat latihan dengan ratusan ribu pertanyaan latihan dari 3 cabang konsentrasi utama, yaitu logika verbal, matematika, dan Bahasa Inggris.

Sementara CoreInsight menyediakan berbagai pengetahuan yang insightful seperti filsafat, sciences, dan big history, yang dapat digunakan untuk mendukung dan memperluas wawasan dan sudut pandang pengguna.

“Sejalan dengan misi utama Zenius, yakni menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap kegiatan belajar, kehadiran fitur ZenCore diharapkan dapat membuat proses belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan," ungkap Sabda.

"Kami optimis bahwa penggunaan teknik baru ini dapat semakin memajukan sistem pendidikan Indonesia dan menjadi solusi untuk mengatasi learning gap yang semakin terasa di tengah pandemi. Dengan fitur ini, semua orang bisa belajar dengan kecepatannya sendiri-sendiri, tanpa takut tertinggal dengan orang lain,” jelas Sabda.

Selain Zencore, Sabda menyampaikan saat ini Zenius sudah menerapkan beberapa cabang ilmu AI ke dalam platform mereka, salah satunya adalah teknologi computer vision melalui ZenBot.

ZenBot memungkinkan pengguna untuk mengunggah foto soal, lalu sistem akan memberikan jawaban dan penjelasan dari soal tersebut secara otomatis.

Selain itu, Sabda menyampaikan, ke depannya tidak tertutup kemungkinan Zenius bisa menerapkan teknologi Natural Language Processing (NLP), yang memungkinkan teknologi AI memanfaatkan data berupa tulisan.

Untuk membuka akses belajar seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia, fitur ZenCore dapat dimanfaatkan secara gratis oleh siapa saja. Peluncuran fitur baru ini mendapatkan sambutan positif, tercatat lebih dari 65 ribu pengguna telah mencoba ZenCore dalam waktu kurang dari sebulan.

Pengguna yang ingin mengasah keterampilan fundamental mereka dapat mencoba untuk menyelesaikan 100 level yang ada pada ZenCore, dengan lebih dari 200 ribu varian soal yang tersedia.

Hingga saat ini, Zenius menjadi salah satu platform edukasi terdepan di Indonesia, yang memiliki lebih dari 20 juta pengguna di website dan aplikasi.

Ke depannya, Zenius akan mempersiapkan lebih dari 200.000 variasi soal tambahan untuk ZenCore, agar pengguna tetap merasa tertantang dan termotivasi.

Sumber: kompas.com

 

 

Selengkapnya
Pembelajaran Adaptif: Solusi Terobosan dalam Mengatasi Kesenjangan Pendidikan di Masa Pandemi
« First Previous page 27 of 46 Next Last »