Pendidikan

Perbedaan Pendidikan di Cina dan Indonesia: Perspektif, Sistem, dan Tantangan

Dipublikasikan oleh Kania Zulia Ganda Putri pada 07 Mei 2024


Pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, keyakinan dan kebiasaan. Ini mencakup pendidikan formal, pembelajaran informal dan pengalaman yang berkontribusi pada perkembangan intelektual, sosial, emosional dan moral individu.

Pelatihan mempunyai banyak bentuk, seperti pengajaran, pembinaan, pengalaman praktis dan pembelajaran mandiri. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan masyarakat memahami dunia di sekitar mereka, membuat keputusan yang tepat, berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan menjalani kehidupan yang memuaskan.

Indonesia memiliki banyak masalah dengan sistem tersebut. Akses terhadap pendidikan berkualitas masih menjadi perhatian, terutama di daerah terpencil dimana infrastruktur dan sumber daya terbatas. Masih terdapat perbedaan standar pendidikan, kualitas guru dan kurikulum antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Tantangan-tantangan ini seringkali menimbulkan peluang yang berbeda bagi siswa di seluruh nusantara. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menerapkan reformasi pendidikan besar-besaran. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperkuat program pelatihan guru, mengubah kurikulum agar lebih mampu memenuhi perubahan kebutuhan masyarakat, dan meningkatkan infrastruktur dan sumber daya sekolah. 

Inisiatif ini juga berfokus pada peningkatan kehadiran di sekolah dan penurunan angka putus sekolah. Selain itu, institusi pendidikan tinggi di Indonesia berupaya untuk meningkatkan standar dan meningkatkan pengakuan internasional. Universitas mendiversifikasi program mereka, berkolaborasi dengan institusi global dan menerapkan langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Seiring kemajuan Indonesia, sistem pendidikannya adalah landasan dalam membina generasi masa depan. 

Meskipun tantangan masih ada, negara ini dan komitmennya terhadap reformasi dan inovasi mencerminkan visi sistem pendidikan yang inklusif, adil dan berkualitas yang memberdayakan siswa untuk berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan dan pembangunan negara.

Sementara itu, di Tiongkok, universitas-universitas Tiongkok diakui secara global atas disiplin akademis dan daya saingnya. Mereka menarik mahasiswa internasional dan secara signifikan mempromosikan penelitian dan inovasi. Komitmen negara ini terhadap pendidikan tinggi tercermin dalam upaya berkelanjutan untuk memodernisasi institusi, mendorong penelitian interdisipliner, dan membina kemitraan global. 

Meskipun sukses, Tiongkok dan sistem pendidikannya juga menghadapi kritik dan tantangan. Tekanan kuat yang diberikan kepada siswa untuk mencapai kesuksesan akademis, ditambah dengan lingkungan yang sangat kompetitif, telah menimbulkan kekhawatiran mengenai masalah kesehatan mental dan fokus yang sempit pada hasil penelitian dibandingkan pengembangan holistik. mengenai pendidikan. Dalam bahasa Indonesia ada pepatah “kejarlah ilmu sampai ke Negeri china”. Jadi betapa berbedanya filosofi ini.

Struktur:

  • Indonesia menganut sistem 6–3–3 (pendidikan dasar 6 tahun, 3 tahun). tahun di sekolah dasar. ). dan 3 tahun sekolah menengah). tahun sekolah menengah).
  • Tiongkok menganut sistem 6–3–3–4 (6 tahun sekolah dasar, 3 tahun sekolah menengah pertama, 3 tahun sekolah menengah atas, dan 4 tahun pendidikan tinggi di universitas atau sekolah kejuruan).

Kurikulum:

  • Kurikulum Bahasa Indonesia menekankan beberapa mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Ilmu Agama, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Pendidikan Jasmani.
  • Kurikulum bahasa Mandarin menekankan mata pelajaran inti seperti bahasa dan sastra Tiongkok, matematika, bahasa Inggris, dan pendidikan moral, dengan fokus pada mata pelajaran sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).

Metode pengajaran:

Indonesia biasanya menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru, sementara Tiongkok sering kali menggunakan pendekatan yang lebih berpusat pada siswa yang mendorong pembelajaran aktif dan berpikir kritis.

Bahasa pengantar:

  • Di Indonesia, bahasa pengantar utama adalah bahasa Indonesia dan bahasa kedua adalah bahasa Inggris.
  • Bahasa Mandarin adalah bahasa pengantar utama di Tiongkok, dan bahasa Inggris juga diajarkan sebagai mata pelajaran wajib di sebagian besar sekolah.

Penilaian dan ujian:

  • Ujian nasional terstandar diselenggarakan pada akhir pendidikan dasar, menengah, dan menengah di Indonesia.
  • Siswa di Tiongkok mengikuti Gaokao, ujian masuk universitas dengan risiko tinggi yang berdampak besar pada penerimaan universitas.

Pendidikan tinggi:

  • Universitas-universitas Tiongkok terkenal secara global dan sangat kompetitif, menawarkan beragam program dan menarik mahasiswa internasional.
  • Pendidikan tinggi di Indonesia menghadapi tantangan terkait pendanaan, infrastruktur, dan pengakuan internasional, meskipun terdapat upaya untuk meningkatkan kualitas.

Kesimpulannya, menerima pendidikan di Tiongkok dan Indonesia menghadirkan beragam pengalaman yang dibentuk oleh perbedaan budaya, struktural, dan filosofis yang unik dalam sistem pendidikan masing-masing.

Pada akhirnya, kedua sistem mempunyai kekuatan dan tantangan masing-masing. Sistem pendidikan Tiongkok unggul dalam ketelitian akademis dan pendidikan STEM, sedangkan sistem pendidikan Indonesia merangkul keragaman budaya dan bertujuan untuk pembangunan holistik. Pengalaman siswa dalam sistem ini berbeda secara signifikan karena beragamnya filosofi pendidikan, konteks budaya, dan pendekatan pengajaran dan pembelajaran secara keseluruhan.

Disadur dari: medium.com

Selengkapnya
Perbedaan Pendidikan di Cina dan Indonesia: Perspektif, Sistem, dan Tantangan

Pendidikan

Memikirkan Kembali Kesejahteraan Mahasiswa, Prestasi Akademik, dan Pemeringkatan Perguruan Tinggi di Indonesia

Dipublikasikan oleh Kania Zulia Ganda Putri pada 07 Mei 2024


Globalisasi telah mengubah dunia sedemikian rupa. Globalisasi mendorong terjadinya pertukaran gagasan dan gagasan sehingga teknologi informasi berkembang ke tahap yang jarang dibayangkan orang sebelumnya. Perkembangan teknologi ini kemudian melahirkan sistem industri yang dijiwai semangat kapitalisme.

Sampai saat ini dunia industri sendiri telah mengalami empat kali revolusi, perubahan besar terjadi pada industri itu sendiri. Revolusi industri pertama (1760-1840) ditandai dengan peralihan cara produksi dari kerajinan tangan ke penggunaan mesin seperti mesin uap. Revolusi industri kedua (1870-1914) lebih banyak mengenai perubahan sistemik dalam industri, seperti pemanfaatan penemuan energi baru yaitu batu bara dan minyak bumi.

Pada masa ini mobilitas manusia juga mengalami transformasi, seperti berkembangnya komunikasi melalui telegraf hingga moda transportasi jaringan kereta api. Sistem elektrifikasi awal juga muncul di era ini. Era revolusi industri kedua mendorong pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dalam waktu singkat.

Standar hidup meningkat seiring dengan turunnya harga barang. Namun era ini juga ditandai dengan tingginya angka pengangguran akibat masifnya standarisasi penggunaan tenaga mesin di pabrik sehingga menggeser peran tenaga kerja manusia.

Kemudian revolusi industri ketiga (1947-2000) merupakan revolusi industri yang terjadi setelah menurunnya penemuan teknologi akibat perang dunia pertama dan kedua. Revolusi industri ketiga mentransformasikan penggunaan teknologi sebelumnya yang terfokus pada teknologi mekanik, teknologi alat berat, dan teknologi analog menjadi digital.

Era ini disebut juga sebagai revolusi digital yang menandai dimulainya era baru yaitu Era Informasi. Pada revolusi digital, perkembangan teknologi yang terjadi adalah perkembangan komputer atau komputasi. Revolusi digital membawa konektivitas yang lebih kuat antar komunitas internasional, komunikasi yang lebih mudah, dan keterbukaan terhadap informasi (The Economist, 2012).

Berbagai peristiwa penting di dunia seperti Arab Spring pada tahun 2011 sebagai bentuk pergerakan besar masyarakat di kawasan Arab yang menuntut demokratisasi mungkin tidak akan tercapai jika tidak ada telepon seluler sebagai alat komunikasi yang sering digunakan masyarakat.

Revolusi digital juga berdampak besar terhadap perekonomian. Revolusi digital telah mengubah cara individu dan perusahaan atau organisasi berinteraksi. UMKM di daerah, misalnya, bisa mendapatkan akses pasar yang jauh lebih besar di perkotaan berkat pemanfaatan teknologi internet. Konsep seperti layanan perangkat lunak dan manufaktur berdasarkan permintaan memungkinkan inovasi di semua aspek industri dan kehidupan sehari-hari.

Baru-baru ini, revolusi industri keempat (2016-Sekarang), juga dikenal sebagai industri 4.0, diperkenalkan oleh Klaus Martin Schwab, pendiri Forum Ekonomi Dunia, yang berpendapat bahwa di era digital, telah terjadi perubahan signifikan dalam industri kapitalis sistem.

Pergeseran mendasar yang terjadi adalah cara jaringan produksi dan pasokan global beroperasi melalui otomatisasi berkelanjutan menggunakan metode cerdas (yang dapat beroperasi sendiri tanpa campur tangan manusia tambahan) seperti Internet of Things (IoT) dan komunikasi mesin-ke-mesin (M2M). Integrasi ini menghasilkan peningkatan otomatisasi, peningkatan komunikasi dan pemantauan mandiri, serta penggunaan mesin pintar yang dapat menganalisis dan mendiagnosis masalah tanpa memerlukan campur tangan manusia.

Seiring dengan revolusi industri 4.0, konsep society 5.0 atau masyarakat super pintar hadir untuk mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi. Society 5.0, sebuah konsep yang muncul dari Jepang, merepresentasikan evolusi masyarakat yang didorong oleh integrasi teknologi digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) di hampir seluruh aspek kehidupan.

Konsep ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, berkelanjutan, dan fokus pada kesejahteraan manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, konsep Society 5.0 menjadi semakin relevan dalam konteks pendidikan (Santoso, 2022). Society 5.0 merupakan visi masyarakat yang berfokus pada pemanfaatan teknologi digital, kecerdasan buatan, dan konektivitas untuk menciptakan lingkungan yang lebih efisien, inklusif, dan berkelanjutan.

Revolusi industri yang terjadi membawa dampak pada dunia pendidikan. Hadirnya revolusi industri melahirkan sebuah konsep penting dalam pendidikan yaitu standardisasi. Standardisasi dipandang sebagai cara yang tepat untuk memajukan pendidikan, dan hal ini dicapai melalui standarisasi ruang kelas, kurikulum dan metode pengajaran. Hal ini juga berlaku pada standarisasi baru mengenai bagaimana pemeringkatan pendidikan tinggi dilakukan.

Melihat dunia akademis saat ini yang telah mengalami globalisasi kapitalisme sedemikian rupa, maka revolusi industri turut berperan dalam mempengaruhi dinamika dunia pendidikan tinggi sehingga persaingan antar perguruan tinggi menjadi sebuah keniscayaan. Dengan berkembangnya relasi dan persaingan antar perguruan tinggi, maka setiap perguruan tinggi selalu ingin dipandang sebagai yang terbaik dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya.

Hal ini terjadi dimana-mana, baik dalam kompetisi internasional maupun kompetisi nasional antar perguruan tinggi dalam negeri. Ketegangan persaingan ini semakin terlihat dengan pemanfaatan teknologi yang menunjukkan pemeringkatan universitas. Pemeringkatan universitas sendiri telah menjadi topik yang semakin penting dan kontroversial dalam dunia pendidikan tinggi. Universitas-universitas di seluruh dunia bersaing untuk meraih peringkat tertinggi di berbagai daftar peringkat internasional, yang seringkali mempengaruhi reputasi dan daya tarik mahasiswanya.

Sayangnya, penulis melihat pemeringkatan perguruan tinggi yang ada saat ini, baik yang dilakukan oleh lembaga internasional seperti QS World University Ranking (QS WUR), Webometrics, 4ICU, THE, maupun lembaga pemeringkatan nasional PDDIKTI oleh Kementerian Pendidikan RI sebagai lembaga yang melakukan hal tersebut.

Pemeringkatan tidak melihat aspek kesejahteraan siswa. dan hanya berfokus pada kinerja output universitas. Oleh karena itu, penulis berpendapat untuk menekankan pentingnya aspek kesejahteraan siswa untuk dijadikan indikator dalam proses pemeringkatan.

Disadur dari: moderndeplomacy.eu

Selengkapnya
Memikirkan Kembali Kesejahteraan Mahasiswa, Prestasi Akademik, dan Pemeringkatan Perguruan Tinggi di Indonesia

Pendidikan

Sistem Outcome Based Education (OBE) dan Implementasinya dalam Bidang Ilmu Geologi

Dipublikasikan oleh Kania Zulia Ganda Putri pada 03 Mei 2024


Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam beberapa tahun terakhir telah membangun dan menerapkan sistem pembelajaran berdasarkan prestasi lulusan, melalui sistem pembelajaran Outcome Based Education atau OBE. OBE merupakan sistem pendidikan tinggi yang menitikberatkan pada capaian pembelajaran dengan mengacu pada kriteria dan kompetensi lulusan yang dirancang oleh suatu program. Dalam pelaksanaannya, sistem OBE menggunakan pendekatan yang menekankan pada keberlangsungan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif dan efektif.

Teknik Geologi sebagai bagian dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro juga menerapkan sistem OBE dalam proses pembelajaran mahasiswa. Untuk memenuhi standar penerapan OBE, Teknik Geologi telah mengembangkan kriteria dan kompetensi lulusan Teknik Geologi sebagai berikut:

  • Menguasai teori, konsep dan paradigma ilmu dan teknologi kebumian.
  • Mampu melaksanakan penelitian dan mengembangkan ilmu dan teknologi kebumian.
  • Mampu mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan penerapan ilmu dan teknologi kebumian serta merumuskan penyelesaian yang tepat.

Pencapaian kriteria lulusan tersebut sebenarnya tidak mudah dan memerlukan komitmen dari seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu kendala yang terlihat jelas di depan mata kita adalah terkait kurikulum yang kemudian menjadi terlalu padat karena harus mampu menampung seluruh hasil pembelajaran sesuai dengan capaian lulusan yang diharapkan.

Akibat padatnya kurikulum, proses pembelajaran itu sendiri menjadi terhambat. Ini merupakan dilema yang tidak ada habisnya dan mahasiswalah yang paling menderita karenanya. Pada akhirnya kriteria pencapaian lulusan yang diharapkan tidak tercapai secara maksimal pula.

Berkaca pada kriteria lulusan bidang ilmu kebumian pada perguruan tinggi di luar negeri, lulusan sarjana atau sarjana lebih ditekankan pada penguasaan konsep dasar dan sedikit mengenal penerapan ilmu kebumian dalam bidang industri. Mata kuliah terapan Teknik Geologi di Indonesia selama ini diajarkan mulai tingkat 3 (semester 5 dan 6), baru kemudian diajarkan pada jenjang pendidikan tinggi di luar negeri.

Perbedaan besar ini bukan tanpa alasan, jelas Indonesia membutuhkan lulusan Sarjana Teknik Geologi yang siap bekerja di berbagai bidang industri seperti perminyakan, pertambangan, hidrologi, konstruksi, dan lain sebagainya karena tingginya permintaan. Oleh karena itu, mau tidak mau, sistem pendidikan tinggi di Indonesia diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam waktu singkat.

Oleh karena itu, sesungguhnya prestasi lulusan yang dihimpun departemen Teknik Geologi di Indonesia bukanlah suatu cacat yang harus diperbaiki dan disamakan dengan lulusan universitas di luar negeri. Hal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan industri.

Disadur dari: geologi.ft.undip.ac.id

Selengkapnya
Sistem Outcome Based Education (OBE) dan Implementasinya dalam Bidang Ilmu Geologi

Pendidikan

15 Tahun BINUS ONLINE Berkarya untuk Nusantara: Memperluas Kesempatan Pendidikan Berkualitas untuk Nusantara dan Dunia

Dipublikasikan oleh Kania Zulia Ganda Putri pada 03 Mei 2024


Peran pendidikan tinggi menjadi salah satu faktor penting dalam melahirkan SDM Unggul sesuai dengan berkembangknya teknologi. Meskipun begitu, tantangan tetap ada dalam memastikan akses terhadap kualitas pendidikan yang merata, tanpa memandang batas geografis dengan kualitas yang sama.

Beberapa faktor yang menyebabkan ketidakmerataan akses pendidikan tinggi meliputi faktor geografis (lokasi perguruan tinggi yang jauh dari tempat tinggal masyarakat), faktor ekonomi (biaya pendidikan tinggi yang masih relatif tinggi), dan faktor sosial (kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan tinggi).

Memahami tantangan dan situasi tersebut, BINA NUSANTARA menghadirkan sebuah layanan pendidikan online yang menghadirkan pengalaman belajar yang fleksibel, yakni BINUS ONLINE. Pada mulanya, BINUS mengembangkan kursus dalam bentuk materi pengembangan diri leadership dan hal tersebut mendapatkan respon yang baik dari masyarakat.

Lalu, melihat potensi yang sangat baik tersebut, Prof. Dr. Ir. Harjanto, M.M yang kala itu masih menjabat sebagai Chief Information Office BINA NUSANTARA, mengusulkan kepada mendiang Prof. Dr. Drs. Gerardus Polla, M.App, Sc yang saat itu menjabat sebagai Rektor BINUS UNIVERSITY, untuk mengembangkan perkuliahan yang dilaksanakan secara online.

Seiring dengan berjalannya waktu, BINUS ONLINE resmi berdiri pada tanggal 14 Februari 2009. Semenjak awal berdirinya, BINUS ONLINE bertekad untuk menghadirkan kualitas pembelajaran daring yang sama dengan pembelajaran tatap muka. Hal tersebut diwujudnyatakan dengan kurikulum global dan juga lewat hadirnya sistem Learning Management System (LMS) BINUS ONLINE.

Komitmen dalam menjaga mutu tersebut, turut dibuktikan dengan penerapan Sistem Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) pada tahun 2020, yang memungkinkan para pekerja untuk menukarkan pengalaman kerjanya menjadi mata kuliah. Kualitas BINUS ONLINE telah diakui dengan diberikannya rekognisi 5 Stars Online Learning dari Lembaga Pemeringkatan QS pada tahun 2021.

Pada awalnya di tahun 2009, BINUS ONLINE hanya memiliki sekitar 100 mahasiswa, Namun, kini BINUS ONLINE telah berkembang dan memiliki lulusan yang hampir mencapai 20 ribu lulusan yang tersebar di seluruh Indonesia serta mancanegara. Profil mahasiswa dan alumni dari BINUS ONLINE pun sangat beragam, mulai dari atlet tingkat nasional dan dunia seperti Kevin Sanjaya, dan juga para artis dan seniman seperti Enzy Storia dan Sheryl Sheinafia, hingga Anggota DPR RI yakni Tommy Kurniawan. Kini, BINUS ONLINE telah memiliki lulusan yang tersebar di lebih dari 30 provinsi di Indonesia dan juga 24 negara, termasuk di Jepang, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Jerman, dan masih banyak lagi.

Sumber: online.binus.ac.id

Selengkapnya
15 Tahun BINUS ONLINE Berkarya untuk Nusantara: Memperluas Kesempatan Pendidikan Berkualitas untuk Nusantara dan Dunia

Pendidikan

UGM Luncurkan Platform Pembelajaran Daring UGM Online

Dipublikasikan oleh Kania Zulia Ganda Putri pada 03 Mei 2024


Universitas Gadjah Mada melaksanakan sosialisasi platform pembelajaran daring UGM Online. Sosialisasi ini dibuka oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG (K), Ph.D., di Learning Center, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.

UGM Online merupakan platform pembelajaran daring terbuka yang menawarkan berbagai macam program pembelajaran, mulai dari kredensial mikro (micro-credential), mata kuliah daring terbuka penuh (MOOCs), hingga kursus modular (modular course). Platform UGM Online dirancang untuk memberikan akses pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat luas, baik di Indonesia maupun di luar negeri (SDGs 4: Quality Education).

Sosialisasi platform UGM online dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Dekan Fakultas di UGM dan tim pengembangan Kanal Pengetahuan Fakultas/Sekolah. Rangkaian kegiatan diawali dengan sambutan dan arahan Rektor UGM. Selanjutnya pemaparan “Pemanfaatan UGM Online untuk Penguatan Kompetensi dan Skills oleh Direktur Direktorat Kajian dan Inovasi Akademik”. Direktur Direaktorat Teknologi Informasi mempresentasikan “Teknologi yang digunakan dalam UGM Online”. Pemaparan terakhir terkait Sistem Gain Sharing UGM Online” oleh perwakilan Direktorat Keuangan UGM.

“UGM Online merupakan celah dan peluang untuk kita dapat menyuarakan atau menyebarkan ilmu bukan hanya kepada mahasiswa tapi ke seluruh masyarakat Indonesia dan dunia, kita ingin UGM berperan lebih banyak dalam mencerdaskan bangsa dan masyarakat yang menggunakan platform UGM Online,” ujar Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D.

Rektor menegaskan bahwa UGM Online merupakan wujud komitmen inklusif UGM untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas dan berkualitas kepada masyarakat.

“Dengan UGM Online kita berharap proses pembelajaran lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan peserta, UGM Online membuka kesempatan lebih luas lagi bahwa nilai-nilai SDGs dapat ditularkan bukan hanya kepada generasi muda yang sempat belajar bertatap muka dengan dosen di Universitas Gadjah Mada tetapi dapat disebarkan lebih luas lagi ke seluruh daerah-daerah, sehingga kepentingan dari value yang ada pada SDGs ini dapat tersampaikan lebih luas lagi,” imbuhnya.

Platform UGM Online merupakan salah satu inovasi pembelajaran yang menawarkan berbagai kursus dari berbagai bidang studi, mulai dari ilmu pengetahuan alam, teknik, kedokteran, hingga humaniora. Dengan akses yang mudah melalui perangkat seluler atau komputer, pengguna dapat mengikuti kursus sesuai dengan kebutuhan dan minat.

“UGM Online memegang peranan penting dalam berkontribusi untuk meningkatkan pendidikan di masyarakat luas. Terdapat 3 model course pada UGM Online yaitu public course, free course dan paid course. Pada tahap rintisan ini terdapat 60 courses di UGM online, dan selama masa promosi ini diikuti oleh 2.223 peserta umum dan 728 mahasiswa pada platform UGM Online,” ungkap Direktur Direktorat Kajian dan Inovasi Akademik UGM, Dr.Agr.Sc. Ir. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., IPU ASEAN Eng.

UGM Online diharapkan dapat menjadi platform pembelajaran terbuka yang bermanfaat bagi masyarakat luas sehingga meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan memberikan manfaat bagi masyarakat untuk belajar dan mengembangkan kompetensi dan skills.

Sumber: ugm.ac.id

Selengkapnya
UGM Luncurkan Platform Pembelajaran Daring UGM Online

Pendidikan

Apa itu E-Learning UMN?

Dipublikasikan oleh Kania Zulia Ganda Putri pada 03 Mei 2024


Di era dimana teknologi digital mengubah setiap aspek kehidupan kita, tidak terkecuali sektor pendidikan. E-learning, sebuah istilah dan sistem yang tidak pernah terpikirkan atau dianggap futuristik, kini menjadi hal yang normal bagi pengalaman pendidikan kita secara global.

Salah satu universitas terkemuka di Indonesia bernama Universitas Multimedia Nusantara merupakan salah satu kampus yang menggunakan sistem e-learning sebagai bagian dari proses belajar mengajar. Mari pelajari lebih lanjut tentang e-learning UMN dan bagaimana sistem e-learning bermanfaat bagi proses pendidikan.

Apa itu e-learning dan e-learning UMN?

E-learning (pembelajaran elektronik) adalah pendekatan pendidikan dimana perangkat elektronik dan media digital berperan penting dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan. Hanya dalam satu sistem, mahasiswa dapat mengakses sistem yang kaya sumber daya dan berpusat pada mahasiswa sesuai dengan kebutuhan dan tujuan masing-masing universitas.

E-learning di Universitas Multimedia Nusantara mencakup berbagai format, termasuk kursus online, materi online, ruang kelas virtual, dan modul digital interaktif, memfasilitasi pengalaman belajar yang kaya dan beragam.

Seperti diberitakan sebelumnya, e-learning UMN diciptakan untuk mendukung pembelajaran daring di masa pandemi. Sebagai kampus berbasis multimedia, UMN menawarkan portal E-Learning UMN dan fasilitas online lainnya seperti Perpustakaan UMN online dan platform pembelajaran ilmu data online, DQLab.

Mahasiswa UMN dapat melaksanakan perkuliahan, menyerahkan tugas dan ujian, serta mengakses materi perkuliahan secara online dengan sistem e-learning UMN. Hingga tulisan ini dibuat, UMN masih terus mengembangkan dan menggunakan sistem e-learning sebagai bagian dari proses belajar mengajar mahasiswa dan dosen.

Manfaat sistem e-learning bagi perguruan tinggi seperti UMN

  • Aksesibilitas dan fleksibilitas

Salah satu keuntungan paling signifikan dari e-learning adalah fleksibilitas yang ditawarkannya. Siswa dapat mengakses materi kursus kapan saja dan di mana saja, yang sangat bermanfaat bagi mereka yang menyeimbangkan studi dengan pekerjaan atau komitmen lainnya. 

Hal ini terutama berlaku untuk kampus seperti UMN, yang juga menawarkan pembelajaran online penuh untuk beberapa programnya. E-learning UMN memberikan fleksibilitas dan menjadikan pendidikan dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas.

  • Peningkatan pengalaman belajar

E-learning menggunakan elemen multimedia seperti video, podcast, dan simulasi interaktif, menjadikan pembelajaran lebih menarik dan efektif. Alat-alat ini melayani gaya belajar yang berbeda dan dapat membantu retensi informasi yang lebih baik. 

Misalnya, mahasiswa tidak perlu lagi memotret presentasi dosennya di kelas karena dosen dapat dengan mudah memasang slide powerpoint dan catatan apa pun di sistem e-learning.

  • Efektivitas biaya

E-learning adalah alternatif yang hemat biaya dibandingkan pembelajaran tradisional. Bagaimana? Karena segala sesuatu atau sebagian besar hal dilakukan secara online, materi fisik berkurang secara signifikan. Siswa tidak lagi membutuhkan kertas dan pena untuk mengerjakan tugas dan ujian; mereka dapat menggunakan alat online untuk menulis dan mengirimkan karya mereka.

Ditambah lagi, untuk universitas seperti UMN yang menawarkan program online, e-learning UMN membantu mahasiswa meminimalkan biaya perjalanan dan menurunkan biaya yang terkait dengan pemeliharaan lingkungan kelas fisik.

  • Penilaian dan umpan balik berkelanjutan

Dengan e-learning seperti e-learning UMN, penilaian dapat dilakukan lebih sering, dan feedback dapat diberikan hampir secara instan. Umpan balik dan penilaian ini akan secara otomatis disimpan dalam sistem universitas untuk membantu mahasiswa dan dosen mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan melihat kemajuannya.

  • Wawasan berbasis data untuk pendidik dan universitas

Sistem e-learning memberi para pendidik data berharga mengenai keterlibatan dan kinerja siswa. Data ini dapat digunakan untuk meningkatkan metode pengajaran dan menyesuaikan konten untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan lebih baik.

Disadur dari: umn.ac.id

Selengkapnya
Apa itu E-Learning UMN?
« First Previous page 14 of 46 Next Last »