Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 06 Mei 2025
Pendahuluan: Tantangan Konstruksi Terowongan di Tanah Lemah dan Basah
Dalam proyek pembangunan infrastruktur berskala besar seperti rel kereta api atau jalan bawah tanah, tantangan geoteknik menjadi isu utama, terutama ketika konstruksi harus dilakukan pada lapisan tanah pasir yang lemah dan kaya air. Kondisi geologi seperti ini menyebabkan kestabilan batuan sekeliling menjadi sangat rendah, sehingga menimbulkan risiko deformasi besar, keruntuhan tanah, dan aliran air berlebih yang sulit dikendalikan. Paper ilmiah berjudul Study of the Stability of Tunnel Construction Based on Double-Heading Advance Construction Method oleh Song et al. (2020) membahas pendekatan inovatif untuk mengatasi tantangan tersebut dengan mengusulkan metode konstruksi baru yang disebut double-heading advance construction method.
Latar Belakang dan Studi Kasus: Terowongan Taoshuping
Sebagai konteks rekayasa, penelitian ini mengambil proyek Terowongan Taoshuping di Tiongkok, yang memiliki panjang 3220 meter dengan luas penampang hingga 180 m²—salah satu terowongan dengan penampang besar yang menembus lapisan pasir berair dengan semen lemah. Proyek ini mengalami kendala seperti air tanah melimpah (hingga 1000 m³ per hari), kestabilan batuan rendah (kelas VI), dan deformasi signifikan setelah penggalian.
Masalah Umum pada Konstruksi Terowongan di Tanah Lemah
Solusi: Metode Double-Heading Advance
Metode ini mengombinasikan kelebihan dari CRD (Cross Diaphragm), double-side drift, dan metode tujuh-langkah tiga-bench, namun mengatasi kelemahan dari tiap metode tradisional.
Langkah-langkah utama:
Temuan Utama: Simulasi Numerik dan Monitoring Lapangan
Dengan bantuan software MIDAS GTS NX dan data monitoring di lapangan, tim peneliti menemukan bahwa:
Optimasi Desain Konstruksi
Validasi Lapangan: Konsistensi Tren dengan Simulasi
Meskipun nilai absolut berbeda (misalnya: simulasi menunjukkan penurunan 37 mm, sementara monitoring menunjukkan 53 mm), tren keduanya konsisten. Ini menandakan bahwa pendekatan simulatif efektif dalam memprediksi perilaku geoteknik nyata.
Studi Monitoring di Lapangan
Keunggulan Strategis Metode Double-Heading
Kritik dan Pertimbangan Ekonomis
Meski metode ini lebih mahal dan lambat, ia menghindari biaya tak terduga akibat rework, keterlambatan proyek, atau kecelakaan kerja. Dalam konteks proyek bernilai miliaran rupiah atau USD, stabilitas dan keamanan menjadi prioritas utama dibanding efisiensi waktu.
Kesimpulan dan Implikasi Industri
Metode double-heading advance memberikan solusi inovatif dan terbukti efektif untuk pembangunan terowongan di medan sulit. Dalam proyek seperti MRT bawah tanah, rel antarkota, atau proyek trans-nasional seperti Belt and Road Initiative, pendekatan ini menawarkan kestabilan jangka panjang dan pengurangan risiko geoteknik yang signifikan.
Rekomendasi praktis:
Sumber Artikel: Song, Z., Shi, G., Zhao, B., Zhao, K., & Wang, J. (2020). Study of the stability of tunnel construction based on double-heading advance construction method. Advances in Mechanical Engineering, 12(1), 1–17. DOI: 10.1177/1687814019896964.
Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 06 Mei 2025
Mengapa Akurasi Data Terowongan 3D Itu Penting?
Dalam dunia infrastruktur bawah tanah, khususnya terowongan kereta dan metro, presisi dalam pengukuran struktur menjadi krusial untuk pemeliharaan dan keselamatan operasional. Namun, banyak lokasi seperti subway atau terowongan pegunungan tidak memiliki sinyal GPS, membuat pengukuran 3D jadi menantang.
Untuk menjawab tantangan ini, Han, Sun, dan Zhong (2021) memperkenalkan metode baru dalam artikel ilmiahnya: pemulihan linier tiga dimensi berdasarkan garis tengah rel dan pemindaian laser mobile tanpa kendali GPS.
Permasalahan: Akurasi Tinggi dalam Ruang Terbatas
Tiga tantangan besar dalam pengukuran terowongan saat ini adalah:
Solusi: Metode Restorasi Linier 3D Tanpa Navigasi Terintegrasi
Peneliti mengembangkan metode berbasis:
Kelebihan utama metode ini adalah menghindari kebutuhan akan sistem navigasi terintegrasi mahal seperti GPS-IMU, menjadikannya cocok untuk proyek urban berbiaya menengah.
Studi Kasus: Terowongan Metro Shenzhen
Metode diuji menggunakan:
Pengukuran dilakukan pada beberapa target referensi yang telah diukur ulang menggunakan total station untuk memvalidasi hasil point cloud.
Hasil Akurasi: Deformasi dan Deviasi Terkontrol
Hasil verifikasi menunjukkan bahwa:
Keunggulan Dibanding Metode Sebelumnya
Metode lama bergantung pada:
Sebaliknya, metode baru ini:
Mekanisme Perhitungan yang Diterapkan
1. Translasi:
Menggunakan interpolasi spline dari titik tengah jalur yang diukur, kemudian dibandingkan dengan pusat relatif scanner untuk menghitung pergeseran X, Y, dan Z.
2. Rotasi:
Dihitung berdasarkan:
Setelah parameter translasi dan rotasi dihitung, data point cloud pada sistem lokal dapat dipetakan ke sistem koordinat absolut.
Penerapan dan Implikasi Nyata
Di proyek kereta berat di Tiongkok, metode ini digunakan untuk modeling digital sebagai bagian dari manajemen terowongan berbasis BIM dan GIS.
Metode ini juga diuji terhadap data airborne radar dan navigasi terintegrasi. Hasilnya setara, meskipun biaya dan prosesnya jauh lebih efisien.
Kelebihan Tambahan untuk Digitalisasi Infrastruktur
Metode ini sangat berguna dalam:
Kritik dan Arah Penelitian Lanjutan
Meskipun hasilnya menjanjikan, akurasi metode ini masih pada tingkat sentimeter. Untuk aplikasi seperti pengawasan deformasi mikro atau stabilitas lintasan dalam jangka panjang, dibutuhkan integrasi metode ini dengan sensor tambahan atau algoritma SLAM yang diperbarui.
Penelitian lanjutan akan fokus pada:
Kesimpulan
Metode pemulihan linier 3D berbasis data pengukuran jalur dan pemindaian laser ini:
Sumber : Han, Yulong; Sun, Haili; Zhong, Ruofei. (2021). Three-Dimensional Linear Restoration of a Tunnel Based on Measured Track and Uncontrolled Mobile Laser Scanning. Sensors, 21(11), 3815.
Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 06 Mei 2025
Pendahuluan: Pentingnya Analisis Pembukaan Cross-Passage pada Terowongan TBM
Dalam konstruksi terowongan menggunakan Tunnel Boring Machine (TBM), pembukaan cross-passage-jalur penghubung antara terowongan utama-merupakan tahap kritis yang menuntut perhatian khusus pada stabilitas struktur. Saat segmen precast lining dibuka untuk membuat cross-passage, terjadi redistribusi tegangan yang dapat mengancam integritas terowongan jika tidak ditangani dengan benar. Studi ini mengkaji dua metode analisis yang banyak digunakan untuk mengevaluasi beban dan tegangan pada lining terowongan: 3D Finite Difference Method (FDM) dan 3D Shell-Spring Model (SSM).
Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Pembukaan cross-passage menyebabkan gangguan pada kontinuitas cincin segmen lining, sehingga gaya-gaya dalam struktur berubah dan perlu dianalisis secara akurat untuk memastikan keamanan. Metode FDM dan SSM memiliki pendekatan berbeda:
Penelitian bertujuan membandingkan efektivitas kedua metode ini dalam memprediksi gaya-gaya pada lining saat pembukaan cross-passage, serta menguji desain sistem penyangga sementara yang diperlukan.
Metodologi: Pendekatan Model dan Studi Kasus
Penulis menggunakan perangkat lunak FLAC3D untuk simulasi FDM dan SAP2000 untuk model SSM. Studi kasus yang dianalisis adalah pembukaan cross-passage antara dua terowongan bored tunnel dengan lining segmen precast.
Temuan Utama dan Analisis Data
Keselarasan Hasil Sebelum Pembukaan Cross-Passage
Perbedaan Setelah Pembukaan Cross-Passage
Pengaruh Sambungan Antar Segmen dan Cincin
Efektivitas Sistem Penyangga Baja Sementara
Studi Kasus: Data Kuantitatif Penting
Opini dan Perbandingan dengan Penelitian Lain
Penelitian ini menegaskan bahwa model shell-spring yang lebih sederhana dapat digunakan untuk analisis awal dan desain sistem penyangga, terutama untuk mempercepat proses desain tanpa mengorbankan akurasi signifikan. Namun, untuk analisis mendalam dan validasi akhir, terutama pada area kritis seperti pembukaan cross-passage, metode finite difference 3D tetap lebih unggul karena mampu menangkap distribusi tegangan yang kompleks dan efek interaksi tanah-struktur lebih detail.
Dibandingkan dengan studi lain yang menggunakan metode elemen hingga penuh, pendekatan ini menawarkan keseimbangan antara akurasi dan efisiensi komputasi. Hal ini sangat relevan dalam proyek besar yang membutuhkan simulasi cepat namun tetap akurat.
Relevansi dengan Tren Industri dan Pembelajaran
Dalam industri konstruksi terowongan modern, penggunaan metode numerik yang efisien dan akurat sangat penting untuk mengurangi risiko kegagalan struktur dan meningkatkan keselamatan. Studi ini memberikan wawasan praktis bagi insinyur dan mahasiswa teknik sipil mengenai:
Kesimpulan
Penelitian ini membuktikan bahwa 3D shell-spring model adalah alat yang efisien dan cukup akurat untuk analisis struktur lining terowongan tanpa pembukaan, serta untuk desain penyangga sementara. Namun, untuk kondisi setelah pembukaan cross-passage yang menimbulkan redistribusi tegangan kompleks, 3D finite difference method memberikan hasil yang lebih akurat dan detail. Kombinasi kedua metode ini dapat digunakan secara strategis untuk optimasi desain dan pelaksanaan konstruksi terowongan TBM dengan cross-passage.
Sumber : Hosameldin Khogali Suliman Hag Hamid (2023), Design and analysis of tunnel cross-passage opening: 3D finite difference analysis vs 3D shell-spring approach, Master of Science Thesis, Politecnico di Milano.
Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 02 Mei 2025
Pendahuluan: Tantangan Konstruksi Terowongan Besar di Era Modern
Konstruksi terowongan bawah tanah berukuran besar, terutama yang menggunakan metode drilling and blasting, menjadi tantangan utama dalam pengembangan infrastruktur modern. Kompleksitas bertambah saat proyek tersebut berada di bawah kawasan bersejarah seperti Badaling Great Wall di Tiongkok. Artikel ini membahas secara mendalam bagaimana monitoring geoteknik dan penilaian keselamatan diterapkan pada proyek terowongan tiga jalur besar (large-span triple tunnels), serta bagaimana data lapangan dan teknik mitigasi digunakan untuk menjamin stabilitas struktur dan keselamatan lingkungan sekitar.
Latar Belakang dan Signifikansi Studi
Large-span triple tunnels semakin banyak digunakan untuk mendukung kebutuhan transportasi massal di kota besar. Namun, metode drilling and blasting yang fleksibel dan cocok untuk kondisi geologi rumit, juga membawa risiko interaksi beban yang kompleks dan getaran tanah yang berpotensi merusak struktur sekitar, termasuk bangunan bersejarah. Studi ini menjadi sangat penting karena:
Studi Kasus: Proyek Badaling Great Wall Station
Badaling Great Wall Station adalah stasiun kereta bawah tanah terdalam di dunia, berlokasi di bawah kawasan wisata dan cagar budaya Tembok Besar Tiongkok. Proyek ini melibatkan tiga terowongan paralel berukuran besar yang dibangun di bawah Jundushan Mountain, melewati tiga zona patahan utama dan batuan dengan kualitas bervariasi (grade III dan V menurut sistem BQ Tiongkok).
Metode Konstruksi dan Monitoring
Metode drilling and blasting digunakan dengan siklus penggalian standar 2 meter. Lubang bor berdiameter 42 mm, kedalaman 0,7–1,9 m, dan muatan peledak 40–120 kg per siklus tergantung kualitas batuan. Untuk membatasi overbreak, diterapkan teknik smooth blasting.
Monitoring geoteknik dilakukan secara real-time pada beberapa parameter kunci:
Frekuensi monitoring:
Hasil Monitoring dan Temuan Kunci
Tekanan Batuan Sekitar
Tekanan Kontak dan Gaya Internal Lining
Getaran Tanah dan Dampak pada Permukaan
Teknik Mitigasi dan Optimasi
Berdasarkan feedback monitoring, diterapkan beberapa teknik mitigasi:
Analisis Tambahan dan Opini
Keunggulan Studi:
Kritik dan Saran:
Perbandingan dengan Penelitian Lain:
Relevansi untuk Tren Industri dan Pembelajaran
Studi ini sangat relevan untuk platform pembelajaran teknik sipil dan geoteknik karena:
Kesimpulan
Monitoring geoteknik dan penilaian keselamatan pada proyek terowongan tiga jalur besar di bawah Badaling Great Wall menunjukkan bahwa dengan strategi monitoring real-time, teknik mitigasi getaran, dan desain urutan penggalian yang tepat, risiko terhadap struktur bawah tanah dan bangunan permukaan dapat diminimalisir secara signifikan. Studi ini menjadi referensi penting untuk proyek serupa di masa depan, terutama di kawasan sensitif secara budaya dan geologi.
Sumber : Ran Li, Dingli Zhang, Qian Fang, Ao Li, Xuefei Hong, Xuebo Ma (2019), Geotechnical monitoring and safety assessment of large-span triple tunnels using drilling and blasting method, Journal of Vibroengineering, Volume 21, Issue 5.
Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 02 Mei 2025
Pendahuluan: Transformasi Infrastruktur Perkotaan dengan Utility Tunnel
Pertumbuhan kota modern menuntut solusi infrastruktur yang efisien, aman, dan berkelanjutan. Salah satu inovasi penting adalah multi-purpose utility tunnel (MUT)-terowongan bawah tanah yang menampung berbagai utilitas seperti listrik, air, dan telekomunikasi dalam satu jalur terproteksi. Artikel ini mengupas hasil riset terbaru mengenai simulasi stokastik dua metode utama konstruksi MUT: microtunneling dan cut-and-cover (C&C), dengan fokus pada durasi, biaya, serta dampak sosial dan lingkungan.
Latar Belakang: Mengapa Utility Tunnel?
Metode tradisional pemasangan utilitas bawah tanah, yaitu dengan mengubur pipa atau kabel langsung di bawah jalan, telah digunakan selama puluhan tahun. Namun, solusi ini sering menimbulkan masalah serius:
MUT menawarkan solusi terintegrasi: semua utilitas berada di satu terowongan yang mudah diakses untuk pemeliharaan, sehingga mengurangi penggalian berulang dan meningkatkan keamanan serta efisiensi kota.
Metode Penelitian: Simulasi Stokastik dan 4D
Penelitian ini mengembangkan dua model simulasi stokastik berbasis Discrete Event Simulation (DES) untuk membandingkan dua metode konstruksi MUT:
Selain itu, simulasi 4D (3D plus waktu) digunakan untuk menilai aspek konstruktabilitas dan potensi konflik spasial-temporal selama pelaksanaan proyek.
Hasil Utama: Studi Kasus, Angka, dan Temuan Kunci
Studi Kasus: Implementasi di Montreal
Penelitian ini mengambil kasus nyata pembangunan utility tunnel di Montreal, Kanada. Dua metode dibandingkan secara langsung dari segi durasi, biaya, dan dampak lingkungan.
Durasi Konstruksi
Biaya Konstruksi
Dampak Sosial dan Lingkungan
Data Angka dari Studi
Keunggulan dan Kekurangan Masing-masing Metode
Cut-and-Cover (C&C):
Microtunneling:
Analisis Tambahan dan Opini
Konteks Global dan Tren Industri
Di banyak kota besar dunia seperti Tokyo, Singapura, dan Paris, penggunaan MUT dengan microtunneling makin populer. Faktor pendorongnya adalah kebutuhan mengurangi dampak sosial dan mempercepat proyek di area perkotaan padat. Namun, biaya investasi awal yang tinggi masih menjadi tantangan utama, terutama di negara berkembang.
Perbandingan dengan Penelitian Lain
Penelitian ini selaras dengan temuan sebelumnya di Eropa dan Asia, yang menunjukkan bahwa microtunneling sangat efektif untuk proyek di bawah infrastruktur vital atau kawasan dengan lalu lintas padat. Namun, beberapa studi menyoroti pentingnya analisis kelayakan ekonomi jangka panjang, mengingat biaya operasional dan pemeliharaan utility tunnel cenderung lebih rendah dibanding metode tradisional.
Kritik dan Saran
Penelitian ini sangat kuat dalam pendekatan kuantitatif dan penggunaan simulasi stokastik. Namun, ada beberapa aspek yang bisa dikembangkan:
Relevansi untuk Platform Pembelajaran
Artikel ini sangat relevan untuk platform pembelajaran teknik sipil, manajemen konstruksi, dan perencanaan kota. Materi berbasis studi kasus nyata, analisis data, serta simulasi stokastik dan 4D memberikan pengalaman belajar yang aplikatif dan kontekstual. Siswa dan profesional dapat memahami tidak hanya aspek teknis, tetapi juga pertimbangan sosial, lingkungan, dan ekonomi dalam pemilihan metode konstruksi.
Kesimpulan
Multi-purpose utility tunnel adalah solusi masa depan untuk infrastruktur kota modern. Pilihan metode konstruksi sangat bergantung pada konteks proyek, dengan microtunneling unggul dalam kecepatan dan minim gangguan, sementara cut-and-cover lebih hemat biaya untuk diameter besar. Simulasi stokastik dan 4D menjadi alat penting dalam pengambilan keputusan, memastikan proyek berjalan efisien, aman, dan berkelanjutan.
Sumber : Shayan Jorjam (2022), Stochastic Simulation of Construction Methods of Multi-purpose Utility Tunnels, Master of Applied Science Thesis, Concordia University, Montreal, Quebec, Canada.
Pembuatan Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 02 Mei 2025
Pengelolaan limbah nuklir jangka panjang menuntut infrastruktur bawah tanah yang stabil selama puluhan hingga ratusan tahun. Salah satu kandidat terbaik untuk penyimpanan geologis adalah formasi lempung dalam, seperti Boom Clay di Belgia dan Callovo-Oxfordian claystone di Prancis. Artikel ini menyajikan hasil analisis 20 tahun pemantauan struktur galeri bawah tanah di kedua lokasi penelitian: Connecting Gallery dari laboratorium HADES (Belgia) dan GRD4 Gallery dari Meuse/Haute-Marne URL (Prancis).
1. Konteks Proyek dan Signifikansinya
Tujuan utama dari studi ini:
2. Galeri HADES: 20 Tahun Pemantauan di Boom Clay
Konstruksi Connecting Gallery
Instrumentasi
Hasil Utama
Dampak PRACLAY Heater Test
3. Galeri GRD4: Eksperimen di Lempung Batu Prancis
Konstruksi GRD4 Gallery
Instrumentasi
Hasil Pemantauan
4. Perbandingan Perilaku Jangka Panjang
Persamaan:
Perbedaan:
5. Analisis Stres: Model dan Validasi
Pendekatan Eurocode2
6. Implikasi untuk Repositori Limbah Nuklir
7. Refleksi & Rekomendasi Praktis
Untuk insinyur dan perencana:
Untuk kebijakan nuklir nasional:
Untuk akademisi:
Sumber : Dizier, A., Scibetta, M., Armand, G., Zghondi, J., et al. Stability analysis and long-term behaviour of deep tunnels in clay formations. Geological Society, London, Special Publications, 536, 185–204. Published online: May 22, 2023.