Industri Otomotif

Melampaui Tantangan Pandemi: Kinerja Industri Otomotif Tetap Berakselerasi

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kertasasmita mengatakan, kinerja industri otomotif mampu melaju kencang di tengah hantaman dampak pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari pertumbuhan industri alat angkutan yang mencapai 27,84 persen pada kuartal III tahun 2021. "Pertumbuhan dua digit ini dicetak oleh industri alat angkutan selama dua triwulan berturut-turut. Saya mengapresiasi sektor ini sangat kencang pertumbuhannya," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran resminya, Kamis (11/11/2021). 

Agus menuturkan, angka penjualan dari industri otomotif ikut melesat. Pada periode Januari-September 2021, penjualan ritel mencapai 600.344 unit atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 407.390 unit. "Kenaikan yang sangat besar ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang on the right track," kata dia. Agus menambahkan, industri otomotif mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional, sehingga menjadi sektor yang diprioritaskan pengembangannya sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. 

Potensi industri otomotif saat ini, didukung oleh 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan total nilai investasi telah mencapai Rp 71,35 triliun. Baca juga: Pandemi Covid-19 Sadarkan Pentingnya Kemandirian Industri Kesehatan "Jumlah kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38.000 orang, dan lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai di sektor industri tersebut," ungkap Menperin. 

Di samping itu, lanjut dia, Indonesia merupakan pasar terbesar produk otomotif di ASEAN. Hal ini menjadi peluang bagi pengembangan dan industrialisasi kendaraan bermotor, termasuk yang hemat energi dan ramah lingkungan sesuai dengan tren global yang sedang berkembang. 

"Kita berupaya untuk memproduksi kendaraan yang ramah lingkungan, seperti yang berbasis EV. Kita juga masih punya program LCGC, yang nantinya ada lompatan teknologi hidrogen," ujar Agus. Agus juga menyampaikan terima kasih atas arahan serta dukungan Presiden Joko Widodo dalam pemberian relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sehingga mampu memberikan dampak signifian pada pemulihan sektor industri otomotif dan meningkatkan kepercayaan dari pelaku industri. 

Hal ini terlihat dari nilai Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 yang mencapai 57,2, tertinggi selama pandemi Covid 19. "Hal ini menjadi indikator kuat bahwa sektor industri telah memasuki tahap ekspansif," kata Agus. Sampai saat ini, peserta program PPnBM DTP telah memberdayakan sebanyak 319 perusahaan industri komponen Tier 1, dan akan turut mendorong peningkatan kinerja industri komponen Tier 2 dan 3 yang sebagian besar termasuk kategori industri kecil dan menengah (IKM). 

Agus mengatakan, hal ini memenuhi persyaratan penggunaan komponen lokal pada proses produksi (local purchase) dengan nilai minimal sebesar 60 persen. "Hal ini tentunya juga akan berdampak positif bagi pemulihan sektor industri otomotif yang memiliki multiplier effect yang cukup luas bagi sektor industri lainnya sehingga pada akhirnya akan mampu men-jumpstart perekonomian nasional," kata Agus.

Sumber: money.kompas.com
 

 

Selengkapnya
Melampaui Tantangan Pandemi: Kinerja Industri Otomotif Tetap Berakselerasi

Industri Otomotif

Menperin: Industri Otomotif Mendapat Sorotan Sebagai Sektor Unggulan dalam Ekonomi Nasional

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


Industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Saat ini, terdapat 22 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia.

“Sektor ini telah menyumbangkan nilai investasi sebesar Rp99,16 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun dan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38,39 ribu orang,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (19/2).

 Menperin juga mengemukakan, potensi industri kendaraan bermotor roda dua dan tiga di tanah air saat ini terdapat 26 perusahaan. Total nilai investasi yang telah digelontorkan sebesar Rp10,05 triliun dengan kapasitas produksi mencapai 9,53 juta unit per tahun dan menyerap tenaga kerja hingga 32 ribu orang.

“Bahkan, dari sektor otomotif ini memberikan dampak luas kepada lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut,” ungkapnya. Industri otomotif dinilai memiliki peran penting dan strategis sehingga dimasukkan ke dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, yang mendapat prioritas pengembangan dalam implementasi industri 4.0.

“Produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia. Pada periode tahun 2020, ekspor kendaraan completely build up (CBU) sebanyak 232,17 ribu unit atau senilai Rp41,73 triliun,” paparnya.

Sedangkan, pengapalan untuk kendaraan completely knock down (CKD) sebanyak 53,03 ribu set atau senilai Rp1,23 triliun, dan komponen sebanyak 61,2 juta pieces atau senilai Rp17,52 triliun. “Seiring program Making Indonesia 4.0, sektor industri kendaraan bermotor nasional ditargetkan akan menjadi pemain global,” ujar Menperin.

Bahkan, Indonesia akan menjadi ekspor hub kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) maupun kendaraan listrik atau electrical vehicle (EV). “Salah satu strategi otomotif 4.0 adalah membangun ekosistem untuk industri EV, dimulai dengan penguasaan kemampuan manufaktur sepeda motor listrik, kemudian kemampuan manufaktur baterai dan mobil listrik yang sesuai dengan tren global,” tandasnya.

Agus menegaskan, guna mendongkrak kembali produktivitas, penjualan dan daya saing industri otomotif nasional akibat dampak pandemi Covid-19, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan atau stimulus untuk sektor ini. Misalnya, insentif penurunan PPnBM untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan dengan CC di bawah 1500, yaitu untuk kategori sedan dan 4x2.

“Langkah ini dilakukan karena pemerintah ingin meningkatkan kembali pertumbuhan industri otomotif, sehingga tetap menjadi sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.

Pemberian insentif PPnBM tersebut akan dilakukan secara bertahap selama sembilan bulan, dengan masing-masing tahapan akan berlangsung selama tiga bulan. Insentif PPnBM sebesar 100% dari tarif akan diberikan pada tahap pertama, lalu diikuti PPnBM sebesar 50% dari tarif yang akan diberikan pada tahap kedua, dan insentif PPnBM 25% dari tarif akan diberikan pada tahap ketiga.

“Besaran insentif ini akan dilakukan evaluasi setiap tiga bulan. Kebijakan ini diyakini akan mendorong demand side dari industri otomotif,” tandasnya. Menteri AGK optimistis, kebijakan strategis tersebut dapat mengakselerasi pemulihan industri nasional dan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

“Kami juga memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pameran virtual Indonesia International Motor Show (IIMS) tahun ini. Sebab memiliki peran strategis dalam membantu program promosi dan penjualan industri otomotif di awal tahun 2021,” terangnya.
 
Melalui pengalaman baru dalam menghadirkan pameran otomotif secara virtual, lanjut Menperin, IIMS 2021 diharapkan dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan teknologi terbaru dari industri otomotif di tanah air dan kendaraan yang ditampilkan. “Semoga rangkaian pameran yang menghadirkan berbagai program dan promo menarik ini dapat menjadi barometer baru pameran otomotif bertaraf internasional serta meningkatkan kegairahan industri otomotif di tanah air,” pungkasnya.

Sumber: www.kemenperin.go.id
 

Selengkapnya
Menperin: Industri Otomotif Mendapat Sorotan Sebagai Sektor Unggulan dalam Ekonomi Nasional

Industri Otomotif

Apresiasi Presiden terhadap Kinerja Positif Industri Otomotif di Tengah Pandemi, Dibangkitkan oleh Menperin

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


Industri otomotif di tanah air semakin menunjukkan geliatnya di tengah tekanan pandemi Covid-19 yang masih melanda. Hal ini tercermin dari laju produktivitas kendaraan yang tetap terjaga dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor, yang juga berdampak pada akselerasi pemulihan ekonomi nasional.

“Industri alat angkut tumbuh luar biasa, mencapai dua digit pada tahun 2021, yaitu sebesar 17,82%. Sektor otomotif ini sebagai salah satu penopang utama pertumbuhan industri manufaktur dan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Karawang, Selasa (15/2).

Pada kesempatan tersebut, Menperin mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara Pencapaian Produksi Ekspor ke Dua Juta Unit dan Pelepasan Ekspor Perdana Ke Australia dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia TMMIN). Dalam laporannya kepada Presiden, Menperin menyampaikan, hal tersebut merupakan salah satu milestone bagi kebangkitan produk otomotif Indonesia yang sesuai standar produk global.

Menurut Menperin, sama halnya dengan ekspor ke Jepang, ekspor produk mobil ke Australia terkenal memiliki spesifikasi yang ketat, misalnya terkait spesifikasi bahan bakar, emisi, dan keamanan, menandakan industri otomotif Indonesia telah memiliki daya saing yang tinggi, sehingga produknya diminati di berbagai pasar mancanegara. “Dengan demikian, setelah menembus pasar Australia, Indonesia sudah ekspor ke empat benua di dunia, yaitu Amerika, Afrika, Asia, Australia,” imbuhnya.

Dengan rantai nilai yang terbentang luas, industri otomotif nasional memiliki nilai forward linkage sebesar Rp35 triliun dan nilai backward linkage sebesar Rp43 triliun pada tahun 2021. “Untuk Toyota sendiri memiliki nilai forward linkage senilai Rp19,7 triliun dan nilai backward linkage senilai Rp16,1 triliun. Jadi yang disumbangkan Toyota hampir 40% dari total akumulatif industri manufaktur,” ujarnya.

Agus menyampaikan, pihaknya bertekad memacu sektor industri untuk terus meningkatkan investasi, nilai tambah, dan melakukan perluasan pasar ekspor, termasuk membuka pasar-pasar ekspor baru, di antaranya adalah Australia. “Hal ini sesuai dengan arahan dan penugasan dari Bapak Presiden, yang menyampaikan pentingnya hal-hal tersebut,” tuturnya.

Terkait nilai investasi, industri otomotif tercatat merealisasikan sebesar Rp22,5 triliun pada tahun 2021, naik 220% dibanding capaian penanaman modal tahun 2020. Sementara itu, komitmen Toyota Group akan menambah investasi sebesar Rp28,3 triliun sampai tahun 2024.


Mengenai peningkatan nilai tambah, Kementerian Perindustrian terus mengakselerasi pendalaman struktur industri otomotif, sehingga nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) atau local purchase dari kendaraan yang diproduksi di Indonesia semakin meningkat.

“Saat ini, local purchase kendaraan roda empat atau lebih yang diproduksi di Indonesia rata-rata 20-80%. Namun dapat kami laporkan bahwa seluruh produksi dari Toyota sudah memiliki local purchase atau lokal konten sebesar 75%. Jadi, merek boleh Toyota, tetapi sebetulnya produk dalam negeri,” papar Menperin.

Untuk perluasan pasar ekspor, khususnya pangsa pasar ekspor produk otomotif Indonesia telah mampu menembus lebih dari 80 negara dengan kinerja ekspor tahun 2021 tercatat sebanyak 294 ribu unit kendaraan CBU dengan nilai sebesar Rp52,90 triliun, serta sebanyak 91 ribu set CKD dengan nilai sebesar Rp1,31 triliun, dan 85 juta pieces komponen dengan nilai sebesar Rp29,13 triliun.

“Secara khusus ekspor produk TMMIN pada tahun 2021 sebanyak 119 ribu unit kendaraan atau sekitar 40% dari total ekspor otomotif Indonesia ke luar negeri. Alhamdulillah, Bapak Presiden bisa hadir untuk melepas pengiriman ekspor perdana ke Australia yang juga disertai beberapa produk diekspor ke Filipina dan Jepang,” ungkap Agus.

Menperin pun memberikan apresiasi kepada PT TMIIN yang akan menjadikan Indonesia sebagai hub ekspor dari semua produk-produknya dengan teknologi dan standar tinggi. “Selain itu, PT Toyota juga telah menyampaikan komitmennya untuk memproduksi beberapa jenis kendaraan elektrifikasi, yang akan diawali dengan produksi Kijang hybrid. Tentunya kami akan terus mendukung dan mendorong percepatan produk elektrifikasi atau kendaraan listrik murni,” tandasnya.

Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pengembangan industri otomotif melalui beragam stimulus. Karenanya, Menperin menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas segenap dukungan serta arahan yang ditujukan untuk membangkitkan pelaku industri otomotif di tengah pandemi, terutama melalui pemberian insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP).

”Hasil kebijakan PPnBM DTP terbukti mampu menopang pertumbuhan dan peningkatan produksi kendaraan dan mampu menghindarkan terjadinya PHK pada sektor industri otomotif, khususnya sektor IKM,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pandemi bukan hanya menghadirkan ujian dan tantangan bagi semua pihak, utamanya bagi dunia usaha atau pelaku industri. ”Pandemi ini juga membuka untuk kita bisa mengambil peluang dan kesempatan yang ada, baik itu mengambil peluang pasar-pasar baru, yang peluang itu telah terbukti diambil oleh PT TMMIN dengan ekspor perdananya ke Australia,” paparnya.

Karena itu, Kepala Negara mengapresiasi kepada PT TMMIN karena produknya berupa Toyota Fortuner berhasil tembus ke pasar Australia. ”Keberhasilan ini juga didukung dari SDM-SDM Indonesia yang memiliki kualifikasi yang sangat baik untuk produk ekspor, khususnya dalam memproduksi mobil. Sebab, harus sangat teliti, cermat, dan hati-hati karena ini menyangkut keselamatan orang,” ujarnya.

Presiden pun memberikan apresiasi kepada upaya Menteri Perindustrian dalam terus mendorong ekspor mobil hingga mencapai 80-an negara di empat benua. ”Yang saya senang juga bahwa kandungan lokalnya, TKDN sudah lebih dari 75 persen. Artinya, banyak komponen atau spare part, dan juga aksesoris-aksesoris yang ada di dalam mobil itu disuplai dari industri-industri UKM kita. Ini juga sangat baik untuk menghidupkan usaha-usaha kecil, yang ada di negara kita,” tandasnya.

Sumber: www.kemenperin.go.id

 

Selengkapnya
Apresiasi Presiden terhadap Kinerja Positif Industri Otomotif di Tengah Pandemi, Dibangkitkan oleh Menperin

Industri Otomotif

Indonesia Diprediksi Menjadi Produsen Baterai Terbesar di Dunia

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid optimistis Indonesia akan menjadi produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia. Optimisme tersebut seiring resminya Indonesia membangun pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara. 

Presiden Joko Widodo telah melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan pabrik tersebut, di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9). Nilai investasi pembangunan pabrik ini mencapai 1,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 15,95 triliun. 

Selaras dengan hal tersebut, keoptimisan Arsjad berangkat dari besarnya pasokan nikel di Indonesia dalam pembuatan baterai lithium, yang menjadi bahan utama pengembangan mobil listrik. Indonesia memiliki kandungan nikel melimpah. 

"Nikel merupakan bahan utama pembuatan baterai lithium yang digunakan untuk mobil listrik. Kita bisa menguasai salah satu rantai pasok baterai lithium dan pengembangan mobil listrik dunia," ujar dia melalui keterangan resmi, Rabu (15/9).

Ia melanjutkan, selain memiliki sumber daya alam melimpah berupa nikel, demi mencapai cita-cita tersebut Indonesia juga harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berdaya saing tinggi, bisa memanfaatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), serta memanfaatkan teknologi yang bisa dikembangkan di dalam negeri.

“Kita beli teknologi dari luar negeri untuk dikembangkan di Indonesia. TKDN komponennya banyak di Indonesia, sehingga biaya pembuatan baterai dari Indonesia akan lebih kompetitif,” tuturnya.

Hal itu juga diamini oleh Presiden Joko Widodo. Menurutnya, Indonesia akan menjadi produsen utama berbagai produk barang jadi berbasis nikel seperti baterai lithium, baterai listrik, baterai kendaraan listrik. 

Jokowi bahkan menargetkan realisasinya bisa terwujud dalam 3 sampai 4 tahun ke depan. "Saya yakin 3 sampai 4 tahun ke depan, melalui manajemen yang baik, dan manajemen pengelolaan yang baik," ujar Jokowi. 

Hilirisasi industri nikel, kata dia, juga bisa meningkatkan nilai tambah bijih nikel secara signifikan. Jika diolah menjadi sel baterai, nilainya bisa meningkat 6 sampai 7 kali lipat. Kemudian jika dijadikan mobil listrik akan meningkat lagi nilai tambahnya sampai 11 kali lipat.

Sumber: www.republika.co.id
 

Selengkapnya
Indonesia Diprediksi Menjadi Produsen Baterai Terbesar di Dunia

Industri Otomotif

Menuju Masa Depan Ramah Lingkungan: Gojek Menargetkan 5.000 Kendaraan Listrik untuk Nol Emisi

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gojek berkomitmen mendukung program nol emisi (zero emission) yang dicanangkan pemerintah. Head of Global Transport Marketing Gojek Amanda Parikesit mengatakan, perusahaan ride hailing ini sedang dalam tahap uji coba. Dalam tahap uji coba ini, menurut Amanda, Gojek menargetkan sebanyak 5.000 kendaraan listrik dan 1 kilometer perjalanan.

"Kita akan meningkatkan secara bertahap agar lebih banyak pelanggan yang bisa menikmati layanan ini," kata Amanda di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Amanda menjelaskan, Gojek sudah mulai mengembangkan penggunaan kendaraan listrik sejak 2021. Gojek bahkan sudah membentuk usaha patungan atau Joint Venture (JV) dengan PT TBS Energi Utama Tbk melalui PT Karya Baru TBS (TBS).

Tidak hanya pengadaan armada, menurut Amanda, Gojek juga harus memastikan infrastruktur pendukung kendaraan listrik tersedia. Keberadaan infrastruktur ini penting untuk menjaga kenyamanan pelanggan dalam bertransportasi. 

"Infrastruktur yang memadai ini perlu supaya konsumen bisa terjaga kebutuhan kenyamanan dan keamanannya," ujar Amanda.  Sebagai informasi, dalam uji coba pengguna Gojek dapat memilih motor listrik pada saat menggunakan layanan GoRide dengan area penjemputan dan pengantaran di Jakarta Selatan. Sementara itu pengemudi yang menggunakan kendaraan listrik akan terus dapat menjadi bagian dari layanan Gojek lainnya seperti GoFood, GoSend Instant, GoShop, dan GoMart.

Sumber: www.republika.co.id
 

Selengkapnya
Menuju Masa Depan Ramah Lingkungan: Gojek Menargetkan 5.000 Kendaraan Listrik untuk Nol Emisi

Industri Otomotif

PLN Mendirikan SPKLU Pertama di Jayapura untuk Peningkatan Infrastruktur Energi

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024


REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- PT PLN (Persero) membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Papua, khususnya Kota Jayapura. Kehadiran SPKLU guna mendukung program pemerintah dalam Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Abdul Farid di Jayapura, Selasa (18/1/2022), mengatakan, PLN UIW Papua dan Papua Barat siap mendorong penyediaan infrastruktur dan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan pemilik kendaraan listrik. "Fasilitas SPKLU PLN tersebut kini sedang dalam proses pengiriman mesin Electric Vehicle (EV) Charger dari Jakarta.

"Kami perkirakan pada pekan kedua Februari 2022, SPKLU sudah dapat beroperasi dan berlokasi di kantor PLN UIW Papua dan Papua Barat Jalan Ahmad Yani Nomor 18 Kota Jayapura," kata dia.

Menurut Farid, masyarakat tidak perlu ragu untuk memiliki kendaraan listrik di Jayapura. Sebab, selain dari sisi kendaraan yang kualitasnya sudah mampu digunakan di kondisi geografis Jayapura. "Mengawali 2022 ini PLN melaksanankan touring KBLBB bersama Papua Electric Vehicle (EV) Community pada tiga lokasi di Papua, yakni Jayapura, Wamena, dan Asmat sebagai satu-satunya kabupaten dengan 100 persen pengguna motor listrik di Indonesia," ujar Farid.

Sumber: www.republika.co.id 
 

Selengkapnya
PLN Mendirikan SPKLU Pertama di Jayapura untuk Peningkatan Infrastruktur Energi
« First Previous page 6 of 12 Next Last »