Ilmu Pendidikan

Pelatihan sebagai Salah Satu Bentuk Continuing Professional Development (CPD)

Dipublikasikan oleh Admin pada 02 Maret 2022


The Continuing Professional Development and Workplace Learning Section of IFLA (CPDWL) pada tahun 2006 menghasilkan sebuah panduan yaitu “Continuing Professional Development: Principles and Best Practices”. CPDWL mencakup semua aspek pengambangan professional dan pembelajarandi tempat kerja dari mulai pascakualifikasi hingga akhir karier. CPDWL dapat diakses melalui tautan berikut: https://www.ifla.org/units/cpdwl/. Bagian ini dibentuk atas kesadaran tentang pentingnya perpustakaan menjadi organisasi pembelajaran. Hal ini juga menjadi salah satu dari hukum Five Laws Library Science, yaitu “A Library is growing organism”.

Continuing Professional Development (CPD) diterjemahkan sebagai Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan. IFLA merumuskan CPD dari Unesco Public Library Manifesto (1994) yang menyatakan bahwa pustakawan adalah penghubung aktif antara pemustaka dan sumber daya informasi maupun pengetahuan. Dapat dikatakan bahwa peran pustakawan dalam perpustakaan sangat penting. Dibutuhkan pustakawan yang professional untuk mengelola perpustakaan.

The librarian is an active intermediary between users and resources. Professional and continuing education of the librarian is indispensable to ensure adequate services. (UNESCO, 1994)

            British Computer Society mendefinisikan CPD sebagai proses terorganisir untuk terus meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan. CPD dilaksanakan dengan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan masing-masing individu dan kemudian merencanakan bagaimana cara memenuhinya. Pengertian tersebut, diperoleh bahwa CPD dilakukan oleh masing-masing individu yang sadar akan kebutuhan pengembangan kompetensinya. Hal ini dijelaskan juga oleh Marchington &Wilkinson (2005) bahwa CPD adalah upaya pembaruan pengetahuan dan peningkatan kompetensi professional yang dilakukan secara sadar oleh karyawan sepanjang masa kerjanya. Peningkatan kompetensi ini dapat dilakukan baik dalam bentuk formal maupun informal.

Pedoman Continuing Professional Development: Principles and Best Practices yang diterbitkan oleh IFLA menjabarkan kunci dan prinsip praktik terbaik dari masing-masing peran berdasarkan tanggung jawabnya dalam pengembangan kompetensi. 5 {lima} peran yang bertanggung jawab dalam pengembangan kompetensi adalah: pelajar, karyawan, asosiasi perpustakaan, pendidik studi ilmu informasi dan perpustakaan, dan penyedia pelatihan.

Salah satu peran yang bertanggung jawab dalam pengembangan kompetensi adalah penyedia pelatihan. Penyedia pelatihan memiliki tanggung jawab untuk menyediakan peluang dalam mengembangkan pemahaman dan ketrampilan baru, mengikuti prinsip teori pembelajaran orang dewasa dan desain instruksi, dan memanfaatkan fasilitas, teknologi dan sumber daya yang sesuai.

Sumber: pusdiklat.perpusnas.go.id

 

Selengkapnya
Pelatihan sebagai Salah Satu Bentuk Continuing Professional Development (CPD)

Ilmu Pendidikan

Pengembangan profesional berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Admin pada 28 Februari 2022


Pengembangan profesional berkelanjutan (bahasa InggrisContinuing Professional Development) merupakan proses pengembangan profesionalitas yang direncanakan dan dijalankan oleh individu itu sendiri. Perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan membuat seseorang dapat melihat pengembangan karier dirinya dari sudut pandang yang lebih luas dan menantang individu tersebut untuk dapat membuat refleksi dan penilaian terhadap karier yang telah dijalani karena pada dasarnya setiap individu bertanggung jawab untuk dapat mengembangkan profesionalitasnya sendiri.[1]

Kebutuhan akan pengembangan profesional berkelanjutan didasari oleh pemikiran bahwa jaminan jangka panjang pada pekerjaan setiap individu tidak terletak pada organisasi tempat bekerja, namun lebih kepada tuntutan bahwa setiap individu harus memiliki pembaruan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman. Oleh karena itu, pengembangan profesional berkelanjutan menuntut adanya rasa ingin tahu yang tinggi akan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman baru dari setiap individu tersebut.[1]

Prinsip Dasar

Pengembangan profesional adalah proses berkelanjutan yang dilakukan sepanjang masa karier individu. Proses pengembangan tidak mungkin dilakukan sekali waktu pada awal karier, namun harus terus dilakukan secara kontinu. Saat ini perkembangan ilmu dan teknologi tidak terbatas dan makin terus berkembang sepanjang waktu, seperti hal tersebut, keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman juga harus terus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis.[1]

Setiap individu bertanggung jawab untuk mengatur proses pengembangan dirinya dan wajib menetapkan kebutuhan pembelajaran yang ingin diraih, serta cara untuk memenuhi untuk kebutuhan tersebut. Masing - masing individu tidak memiliki batasan untuk menetapkan mimipi yang ingin diraih.

Hal yang sering menjadi penghambat yaitu terkadang telah ada pola yang terbentuk untuk melakukan sesuatu sebagaimana hal tersebut telah ditetapkan dan tidak terpikir untuk melampaui batasan, menciptakan inovasi baru, serta menetapkan jalur unik untuk mencapai tujuan.

Memiliki perencanaan pengembangan berkelanjutan dapat menuntun kita untuk aktif melangkah melakukan hal - hal baru supaya dapat mewujudkan mimpi yang telah ditetapkan. Pada saat awal karier, ada kemungkinan individu tidak mengetahui pilihan karier yang akan diambil karena cenderung mengikuti bentukan dari lingkungan seperti sekolah dan keluarga.

Mengetahui kebutuhan pembelajaran untuk pengembangan profesional berkelanjutan dapat membuat secara perlahan individu sadar akan apa yang dikehendaki dalam karier serta cara pilihan apa yang mungkin dapat dipilih.[1]

Keuntungan

Belakangan ini, manajemen organisasi semakin menyadari pentingnya pengembangan profesional berkelanjutan dikarenakan hal ini dapat menjaga motivasi individu untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman sehingga dapat membantu untuk membuat perencanaan karier individu di masa yang akan datang.[1]

Selengkapnya
Pengembangan profesional berkelanjutan

Ilmu Pendidikan

Pendidikan sepanjang hayat

Dipublikasikan oleh Admin pada 28 Februari 2022


Pendidikan Sepanjang Hayat adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa proses pendidikan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh usia.[1] Tujuan Pendidikan Seumur Hidup yaitu mengembangkan potensi manusia secara optimal dan menyelaraskan pendidikan wajib belajar dengan pengembangan kepribadian manusia.[2] 

Penerapan Pendidikan Sepanjang Hayat dapat dilakukan pada lingkungan rumah tangga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.[3] Melalui proses Pendidikan Sepanjang Hayat ini, manusia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya secara berkesinambungan, mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, serta mampu mengikuti perkembangan masyarakat dan budaya untuk menghadapi tantangan masa depan dan mengubahnya menjadi peluang.[4][5]

Konsep

Pendidikan Sepanjang Hayat dipahami sebagai sebuah konsep yang menyatakan bahwa proses pendidikan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi oleh usia. Pendidikan Sepanjang Hayat bermakna bahwa di sepanjang kehidupan, manusia akan selalu membutuhkan proses pendidikan.

Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat ini merupakan jawaban atas beragam bentuk dan variasi perubahan sosial dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.[1] Pendidikan Sepanjang Hayat mencakup konsep pedagogi dan andragogi.[6] 

Oleh karenanya, pendidikan diperoleh melalui pengalaman-pengalaman kehidupan yang telah dijalani. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan berlangsung sejak manusia dilahirkan hingga ia meninggal dunia.[2]

Pendidikan Sepanjang Hayat didasarkan pada pemikiran yang ditinjau dari aspek filosofis, psikofisis, sosial budayaekonomi, politik, dan aspek tekonologi. Dasar pemikiran ini menjadikan Pendidikan Sepanjang Hayat sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan manusia.[3] 

Dorongan untuk belajar sepanjang hayat telah dijadikan sebagai suatu kebutuhan. Kenyataan hidup sehari-hari memperlihatkan bahwa manusia belajar sepanjang hidupnya, meski dengan cara dan proses yang berbeda-beda. Proses Pendidikan Sepanjang Hayat dapat dilakukan melalui pendidikan formalpendidikan informal dan pendidikan nonformal.

Pelaksanaan Pendidikan Sepanjang Hayat berlangsung di lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan dan dalam lingkungan masyarakat.[4]

Tujuan

Tujuan Pendidikan Seumur Hidup adalah untuk mengembangkan potensi manusia secara optimal. Selain itu, Pendidikan Seumur Hidup juga bertujuan untuk menyelaraskan antara pendidikan wajib belajar dengan proses pengembangan kepribadian manusia yang bersifat berubah-ubah.[2]

Penerapan

Penerapan Pendidikan Sepanjang Hayat dapat dilakukan pada lingkungan rumah tangga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tanggung jawab penyelenggaraan Pendidikan Sepanjang Hayat diemban bersama oleh keluarga, sekolah, dan pemerintah.[3] 

Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat sesuai untuk diterapkan pada kehidupan manusia dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat.[3] Pendidikan Sepanjang Hayat secara umum berlaku untuk semua manusia. Sedangkan secara khusus, Pendidikan Sepanjang Hayat dapat diterapkan dalam pendidikan baca tulispendidikan vokasipendidikan profesi, pendidikan inovasi, serta pendidikan kewargenegaraan[3]

Peran

Pendidikan Sepanjang Hayat memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk belajar sesuai dengan minat, usia, dan kebutuhan belajarnya. Kesempatan ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk belajar di berbagai tempat dan kondisi. Kegiatan belajar tersebut dapat dilakukan secara berkelompok maupun perorangan.

Pembelajaran Sepanjang Hayat juga dapat meningkatkan kebermaknaan seseorang dalam kehidupan dirinya, keluarganya dan lingkungan masyarakatnya. Seseorang menjadi pribadi yang memiliki kemampuan untuk menjadi diri sendiri, bersikap mandiri, serta memiliki tujuan hidup yang jelas dan terarah.

Kebermaknaan ini berdampak pada sikap dan perilaku serta harapan yang lebih positif dari peserta didik bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Peserta didik menjadi pembelajar yang selalu optimis terhadap lingkungan dan masa depan.[6] 

Melalui proses Pendidikan Sepanjang Hayat ini, manusia mampu meningkatkan kualitas kehidupannya secara berkesinambungan, mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, serta mampu mengikuti perkembangan masyarakat dan budaya untuk menghadapi tantangan masa depan dan mengubahnya menjadi peluang.[4] Pendidikan Sepanjang Hayat juga menjadi landasan berbagai usaha reformasi pendidikan, terutama pembaruan sistem persekolahan.[4]

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Pendidikan sepanjang hayat
« First Previous page 12 of 12