Teknik Fisika
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 01 Juni 2024
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai Fisika Teknik ITB. Beberapa pertanyaan dan jawaban di halaman ini ditujukan untuk masyarakat umum, termasuk mereka yang sedang mempertimbangkan untuk mendaftar di program pascasarjana. Untuk pertanyaan dan jawaban yang secara khusus ditujukan untuk siswa SMA (atau sederajat) yang berminat masuk ke program sarjana, akan ada halaman terpisah yang saat ini sedang dikembangkan.
Apa yang dimaksud dengan Fisika Teknik?
Fisika Teknik adalah disiplin ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip teknik dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang mendalam. Hal ini berbeda dengan disiplin ilmu teknik lainnya yang cenderung mengkhususkan diri dalam mempelajari bidang teknik tertentu. Teknik Fisika ITB memiliki kurikulum yang berbeda yang mencakup semua bidang teknik termasuk dasar-dasar elektronika, mekanika, material, desain, dan proses industri. Oleh karena itu, lulusan Teknik Fisika memiliki keunggulan yaitu kemampuan untuk menjembatani sains dan teknik dalam proses pemecahan masalah.
Apakah Fisika Teknik merupakan bagian dari program studi Fisika?
Tidak, bukan. Seperti halnya perguruan tinggi lainnya, ITB menawarkan program studi Fisika (sarjana dan pascasarjana) yang berada di bawah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Perbedaan program studi Teknik Fisika dan Fisika terletak pada berbagai aspek termasuk struktur kurikulum serta gelar yang diberikan setelah menyelesaikan masing-masing program. Lulusan program Fisika memiliki kualifikasi di bidang keilmuan dan program ini memberikan gelar Sarjana Sains (S.Si.) untuk program sarjana (setara dengan BS di bidang Fisika) dan Magister Sains (M.Si.) untuk program magister (setara dengan MS di bidang Fisika). Lulusan program studi Teknik Fisika memiliki kualifikasi di bidang teknik dan program ini memberikan gelar Sarjana Teknik (S.T.) untuk program sarjana (setara dengan BS dalam bidang Teknik) dan Magister Teknik (M.T.) untuk program magister (setara dengan MS dalam bidang Teknik). Lulusan program studi Teknik Fisika juga dapat melanjutkan ke program Insinyur Profesional dan bergabung dengan Persatuan Insinyur Indonesia.
Apa yang dimaksud dengan 'komunitas' Teknik Fisika?
Seiring berjalannya waktu, program-program akademik yang tersedia di ITB juga bertambah banyak. Istilah 'komunitas' ditambahkan pada kelompok yang menawarkan beberapa program (sarjana dan pascasarjana) dalam lingkup studi yang sama. Saat ini, komunitas Fisika Teknik ITB menyediakan program sarjana untuk program studi Fisika Teknik, program magister untuk program studi Fisika Teknik, program magister untuk program studi Instrumentasi dan Kontrol, dan program doktor untuk program studi Fisika Teknik.
Di mana lulusan Teknik Fisika biasanya bekerja?
Dengan latar belakang pengetahuan yang luas, lulusan Teknik Fisika memiliki kesempatan untuk bekerja di berbagai bidang, mulai dari industri proses seperti petrokimia dan minyak dan gas, industri manufaktur, industri jasa, penelitian, hingga wirausaha. Profil alumni Teknik Fisika dapat dilihat pada laman di tautan ini.
Saya bukan lulusan Teknik Fisika, apakah saya bisa melanjutkan studi ke program studi yang ditawarkan oleh komunitas Teknik Fisika ITB?
Tergantung dari latar belakang pendidikan Anda sebelumnya. Jika Anda adalah lulusan dari bidang teknik dan sains lainnya, Anda dapat mendaftar di program yang ditawarkan oleh Komunitas Fisika Teknik ITB. Untuk informasi lebih lanjut, silakan baca informasi yang tersedia di bawah menu 'Program Akademik' pada menu bar di atas.
Apakah ada sub-jurusan di Teknik Fisika?
Lulusan dari prodi S1 atau S2 Teknik Fisika atau S2 Instrumentasi dan Kontrol akan tetap memiliki gelar Sarjana atau Magister dari program yang ditempuh tanpa ada keterangan sub-jurusan tertentu pada transkrip nilai (kecuali jika mengambil minor di prodi komunitas lain di ITB). Akan tetapi mulai tahun ajaran 2019/2020, kurikulum terbaru sarjana TF menyediakan pilihan spesialisasi bagi mahasiswa di tingkat tiga yang terdiri dari:
Untuk program magister, ada empat jalur yang dapat Anda pilih. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di halaman ini.
Jika saya mendaftar ke Program Studi Teknik Fisika ITB, apakah saya memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam program internasional atau bahkan melanjutkan studi di luar negeri?
Ya, untuk semua program yang ditawarkan oleh komunitas Fisika Teknik ITB, kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar atau penelitian internasional sudah tersedia. Mulai dari program pertukaran pelajar, sekolah musim panas, dan program gelar ganda tersedia di beberapa program. Anda dapat mengakses laman internasional dan jaringan untuk melihat rekam jejak program dan jaringan yang dibangun dengan universitas dan institusi luar negeri.
Disadur dari: https://tf.itb.ac.id/
Teori Belajar
Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 01 Juni 2024
Pemikiran desain mengacu pada serangkaian prosedur kognitif, strategis dan praktis yang digunakan oleh desainer dalam proses perancangan, dan pada kumpulan pengetahuan yang telah dikembangkan tentang bagaimana orang bernalar ketika terlibat dengan masalah desain. Pemikiran desain juga dikaitkan dengan resep untuk inovasi produk dan layanan dalam konteks bisnis dan sosial.
Berkembang dari tahun 1950an dan 60an, pemikiran desain berakar pada penelitian tentang kognisi desain dan metode desain. Ini juga disebut sebagai "berpikir yang dirancang" dan "cara yang dirancang untuk mengetahui, berpikir, dan bertindak". Banyak konsep dan aspek utama pemikiran desain telah ditemukan melalui penelitian di berbagai domain desain, kognisi desain, dan aktivitas desain baik dalam konteks laboratorium maupun alam.
Istilah "pemikiran desain" digunakan untuk merujuk pada gaya kognitif tertentu (berpikir seperti seorang desainer), teori umum desain (memahami cara desainer bekerja), dan sumber daya pedagogi (yang membantu desainer atau organisasi yang tidak berpengalaman memahami cara desainer menangani masalah yang kompleks dengan cara yang dirancang). Banyak penggunaan istilah ini telah membuat orang bingung bagaimana menggunakannya.
Sejarah
Pemikiran desain muncul sebagai cara khusus pemecahan masalah melalui kreativitas pada tahun 1950-an dan 1960-an, berdasarkan penelitian psikologis tentang kreativitas yang dilakukan pada tahun 1940-an, seperti "Pemikiran Produktif" karya Max Wertheimer (1945). John E. Arnold dalam "Creative Engineering" (1959) dan L. Bruce Archer dalam "Systematic Method for Designers" (1963–1964) adalah dua penulis pertama yang berbicara tentang pemikiran desain.
Arnold membedakan empat domain pemikiran kreatif dalam bukunya "Rekayasa Kreatif" tahun 1959: (1) Fungsi baru, seperti solusi yang memenuhi persyaratan yang belum pernah dipenuhi sebelumnya atau yang melakukannya dengan cara yang sama sekali berbeda; (2) peningkatan tingkat kinerja suatu solusi; (3) pengurangan biaya produksi; atau (4) peningkatan penjualan. Pengembang produk harus mencari kemungkinan di masing-masing dari empat bidang pemikiran desain, sesuai dengan rekomendasi Arnold untuk pendekatan yang seimbang: "Sangat menarik untuk melihat sejarah perkembangan produk atau rangkaian produk apa pun dan mencoba mengklasifikasikan perubahan menjadi satu dari empat bidang... Ada kemungkinan bahwa kelompok Anda juga telah terjerumus ke dalam kebiasaan, memusatkan seluruh upaya pemikiran desainnya pada satu bidang dan mengabaikan pengambilan risiko cerdas di bidang lain."
"Metode Sistematis untuk Desainer" oleh L. Bruce Archer (1963–1964)[56] mengakui perlunya memperluas batas-batas desain tradisional, meskipun fokus utamanya adalah pada pendekatan metodis dalam desain: "Metode harus ditemukan menggabungkan pengetahuan ergonomi, sibernetika, pemasaran, dan ilmu manajemen ke dalam pemikiran desain." “Waktunya semakin dekat ketika pengambilan keputusan desain dan teknik pengambilan keputusan manajemen akan memiliki begitu banyak kesamaan sehingga yang satu tidak lebih dari perpanjangan dari yang lain,” kata Archer, yang juga mengembangkan hubungan antara pemikiran desain dan manajemen. .
Di Universitas Stanford, Arnold memulai tradisi panjang pemikiran desain yang dijalankan oleh banyak orang lainnya, termasuk Robert McKim dan Rolfe Faste, yang menyebarkan pengetahuan tentang "pemikiran desain sebagai metode tindakan kreatif". Selain itu, pada tahun 2000an terjadi transisi dari rekayasa kreatif ke manajemen inovasi. David M. Kelley, rekan Faste di Stanford yang membentuk konsultan desain IDEO pada tahun 1991, memodifikasi pemikiran desain untuk penggunaan komersial.
Proses menggeneralisasi ide pemikiran desain dimulai oleh buku Bryan Lawson tahun 1980, How Designers Think, yang sebagian besar berfokus pada desain dalam arsitektur. Beberapa kekuatan dan kapasitas yang melekat pada pemikiran desain pertama kali ditunjukkan dalam sebuah artikel oleh Nigel Cross berjudul "Cara Mengetahui Secara Desainer" pada tahun 1982. Artikel ini juga menjadikan pemikiran desain dapat diterapkan pada khalayak yang lebih luas dan pendidikan umum. Ungkapan "pemikiran desain" pertama kali digunakan dalam literatur penelitian desain secara substansial oleh Peter G. Rowe dalam bukunya tahun 1987 dengan judul yang sama. Karya Rowe menyoroti teknik dan pendekatan yang digunakan oleh arsitek dan perencana kota. Di Universitas Teknologi Delft, serangkaian simposium penelitian mengenai pemikiran desain di seluruh dunia diluncurkan pada tahun 1991. Berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Rittel dan Webber pada awal tahun 1970-an, artikel Richard Buchanan tahun 1992 "Masalah Jahat dalam Pemikiran Desain" mengartikulasikan pandangan yang lebih luas tentang desain berpikir sebagai pemecahan tantangan manusia yang tidak dapat diatasi melalui desain.
Fitur
Dalam proses berulang dan non-linier, pemikiran desain mencakup aktivitas seperti analisis konteks, pengujian pengguna, penemuan dan pembingkaian masalah, menghasilkan ide dan solusi, berpikir kreatif, membuat sketsa dan menggambar, membuat prototipe, dan mengevaluasi. Fitur inti dari pemikiran desain mencakup kemampuan untuk:
Disadur dari:
Hidrografi
Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 01 Juni 2024
Ekspedisi Challenger tahun 1872–1876 merupakan program ilmiah yang menghasilkan banyak penemuan untuk meletakkan dasar oseanografi. Nama ekspedisi tersebut diambil dari nama kapal angkatan laut yang melakukan perjalanan tersebut, HMS Challenger.
Ekspedisi yang diprakarsai oleh William Benjamin Carpenter ini ditempatkan di bawah pengawasan ilmiah Sir Charles Wyville Thomson—dari Universitas Edinburgh dan Merchiston Castle School—dibantu oleh lima ilmuwan lainnya, termasuk Sir John Murray, seorang sekretaris-artis dan seorang fotografer.
Royal Society of London memperoleh penggunaan Challenger dari Royal Navy dan pada tahun 1872 memodifikasi kapal untuk tugas ilmiah, melengkapinya dengan laboratorium terpisah untuk sejarah alam dan kimia. Ekspedisi yang dipimpin oleh Kapten George Nares ini berlayar dari Portsmouth, Inggris, pada 21 Desember 1872. Perwira angkatan laut lainnya termasuk Komandan John Maclear.
Kapal HMS Challenger melakukan perjalanan sekitar 68.890 mil laut (79.280 mil; 127.580 kilometer) untuk survei dan penjelajahan di bawah pengawasan ilmiah Thomson sendiri. Hasilnya adalah Laporan Hasil Ilmiah dari Eksplorasi Pelayaran H.M.S. Challenger tahun 1873–76, yang mengkatalogkan lebih dari 4.000 spesies yang sebelumnya tidak diketahui, di antara banyak penemuan lainnya.
John Murray, yang mengawasi publikasi tersebut, menganggap laporan tersebut sebagai "kemajuan terbesar dalam pengetahuan tentang planet kita sejak penemuan-penemuan terkenal pada abad kelima belas dan keenam belas." Laporan Pelayaran HMS Challenger dapat diakses secara online. Challenger sedang berlayar di dekat Antartika, tetapi tidak dapat diamati. Namun demikian, ini merupakan ekspedisi ilmiah pertama yang mengambil gambar gunung es.
Dalam perjalanan penting mengelilingi dunia, dilakukan 492 pemeriksaan laut dalam, 133 kapal keruk dasar, 151 pukat perairan terbuka, dan 263 pengamatan suhu air secara serial. Sekitar 4.700 spesies biota laut baru ditemukan. Karya ilmiah ini dilakukan oleh Wyville Thomson, John Murray, John Young Buchanan, Henry Nottidge Moseley, dan Rudolf von Willemoes-Suhm. Frank Evers Bed ditunjuk sebagai jaksa. Artis ekspedisi rasmi adalah John James Wild.
Selain Nares dan Maclear, anggota awak angkatan laut lainnya termasuk Pelham Aldrich, George Granville Campbell, dan Andrew Francis Balfour (salah satu putra ahli botani Skotlandia John Hutton Balfour). Di antara para perwira tersebut juga terdapat Thomas Henry Tizard, yang telah melakukan pengamatan hidrografi penting pada pelayaran sebelumnya. Meskipun dia bukan salah satu staf ilmiah sipil, Tizard kemudian membantu menulis laporan resmi ekspedisi tersebut, dan juga menjadi Anggota Royal Society. Pelengkap kapal asli terdiri dari 21 perwira dan sekitar 216 awak kapal. Pada akhir pelayaran, jumlah tersebut berkurang menjadi 144 karena kematian, desersi, personel ditinggalkan di darat karena sakit, dan rencana keberangkatan.
Sumber:
Arsitektur
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 31 Mei 2024
Pendekatan mitigasi kebisingan dalam desain bangunan sangat penting untuk menciptakan lingkungan interior yang nyaman bagi penghuninya. Berikut adalah beberapa poin penting dari pendekatan tersebut:
1. Tata letak ruangan: Tata letak ruangan dalam desain bangunan harus memperhitungkan sumber kebisingan eksternal. Ruangan yang kurang sensitif terhadap kebisingan, seperti dapur atau ruang utilitas, sebaiknya ditempatkan lebih dekat dengan sumber kebisingan seperti jalan raya atau rel kereta api. Sementara itu, ruangan yang lebih sensitif terhadap kebisingan, seperti kamar tidur atau ruang keluarga, sebaiknya ditempatkan jauh dari sumber kebisingan.
2. Geometri dan orientasi bangunan: Desain geometri dan orientasi bangunan juga memainkan peran penting dalam mengurangi kebisingan. Bangunan harus dirancang sedemikian rupa untuk meminimalkan pantulan suara dari sumber kebisingan utama. Hindari pantulan suara dari satu fasad bangunan ke fasad lainnya, karena ini dapat meningkatkan tingkat kebisingan dalam bangunan.
3. Elemen tambahan dan konfigurasi geometris: Elemen tambahan seperti balkon dan dinding sayap dapat digunakan dalam desain bangunan untuk tujuan mitigasi kebisingan. Mengarahkan jendela menjauh dari sumber kebisingan dan melindunginya dengan dinding sayap dianggap sebagai praktik terbaik dalam desain akustik. Balkon juga dapat memberikan pengurangan kebisingan tertentu tergantung pada faktor-faktor seperti lebar jendela, sudut antara jalan dan jendela, kedalaman balkon, dan ketinggian dinding pembatas.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa desain bangunan yang baik harus mempertimbangkan faktor-faktor akustik dengan cermat untuk menciptakan lingkungan interior yang nyaman dan bebas kebisingan sebanyak mungkin. Dalam konteks ini, ontologi data kinerja bangunan membantu dalam mengidentifikasi, mengkategorikan, dan menangkap kompleksitas data kinerja bangunan dan atributnya.
Proses ontologisasi data yang dijelaskan dalam artikel ini meliputi beberapa langkah:
1. Preprocessing: Data terkait bangunan diproses terlebih dahulu untuk memastikan ketepatan dan kualitasnya. Langkah ini mungkin melibatkan pembersihan data, normalisasi, dan penghapusan data yang tidak relevan atau tidak valid.
2. Identifikasi kategorikal: Data kemudian diidentifikasi berdasarkan kategori atau jenisnya. Hal ini membantu dalam pengorganisasian data ke dalam struktur ontologi yang tepat.
3. Penambahan atribut yang relevan: Atribut-atribut yang relevan dengan domain kinerja bangunan ditambahkan ke dalam ontologi data. Ini bisa termasuk informasi tentang material, dimensi, efisiensi energi, dan parameter kinerja lainnya.
4. Pengkodean dalam format file yang tepat: Setelah ontologi data dibangun, data diterjemahkan ke dalam format file yang sesuai. Hal ini memungkinkan data untuk digunakan secara efisien oleh berbagai aplikasi penilaian kinerja bangunan.
Dengan menggunakan pendekatan ontologisasi data seperti yang dijelaskan dalam artikel tersebut, dapat meningkatkan efisiensi dalam penggunaan data untuk proses pengiriman dan manajemen bangunan, serta dalam spesifikasi dan penilaian kinerja bangunan. Dalam kutipan yang anda berikan dari Ensiklopedia Energi, disebutkan beberapa praktik terbaik untuk menghemat energi dan mengurangi dampak lingkungan dalam bisnis perhotelan.
Berikut adalah ringkasan dari beberapa praktik terbaik yang disebutkan:
1. Desain bangunan berkelanjutan: Desain bangunan yang memungkinkan penggunaan sinar matahari, ventilasi silang, dan perlindungan cuaca secara maksimal dapat membantu mengurangi konsumsi energi.
2. Pemanfaatan energi terbarukan: Menggunakan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan generator angin untuk memenuhi kebutuhan energi, seperti pemanasan air dan listrik, dapat membantu mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
3. Peralatan hemat energi: Menggunakan peralatan hemat energi seperti lampu neon berdaya rendah dan peralatan lainnya dapat membantu mengurangi konsumsi energi secara keseluruhan.
4. Penggunaan teknologi modern: Menggunakan teknologi modern seperti panel surya dan sistem air panas kuantum untuk mengurangi konsumsi energi.
5. Praktik transportasi ramah lingkungan: Mengurangi penggunaan energi dalam transportasi dengan cara seperti mengangkut pelanggan dan staf dengan bus mini, mengganti kendaraan roda empat dengan kendaraan roda dua, dan mendorong penggunaan sepeda.
6. Meningkatkan waktu tinggal: Meningkatkan lama waktu tinggal di satu lokasi dapat membantu mengurangi kebutuhan akan perjalanan, yang pada gilirannya dapat mengurangi konsumsi energi.
7.Mematuhi kode praktik lingkungan: Mengikuti kode praktik lingkungan yang mendukung bisnis dalam mengurangi penggunaan energi.
Praktik-praktik ini dapat membantu bisnis perhotelan menghemat biaya, mengurangi dampak lingkungan, dan mendapatkan keunggulan kompetitif dalam industri.
Interaksi longsoran dengan rintangan merupakan aspek penting dalam pemetaan bahaya dan perencanaan mitigasi. Eksperimen di Swiss, Rusia, dan Kanada menunjukkan bahwa longsoran dapat memberikan tekanan besar pada rintangan. Rintangan, seperti tiang pengukuran, dianggap sebagai benda kaku dibandingkan dengan perilaku tubuh longsoran yang seperti cairan. Interaksi ini tidak hanya melibatkan tumbukan tetapi juga berlangsung saat longsoran mengalir melewati rintangan.
Tekanan maksimum yang diukur di lokasi pengujian di Swiss adalah 100 t/m2, sedangkan peneliti Rusia melaporkan tekanan hingga 200 t/m2. Longsoran aliran campuran kering di Swiss menghasilkan tekanan puncak antara 20 dan 50 t/m2 dengan kecepatan antara 30 dan 40 m/s. Sinyal tekanan dapat bervariasi tergantung pada rezim aliran longsoran dan jenisnya.
Model tekanan interaksi longsoran dan rintangan mengasumsikan bahwa badan longsoran adalah sebuah kontinum. Tekanan dapat dievaluasi menggunakan rumus hidrodinamika dengan koefisien hambatan yang tergantung pada bentuk objek. Penting untuk memperkirakan kecepatan longsoran dan densitas aliran untuk menentukan tinggi tekanan yang diterapkan.
Rumus hidrodinamika digunakan untuk memprediksi tekanan tumbukan butiran lokal dalam longsoran salju. Rumus tersebut mengasumsikan tumbukan plastis di mana butiran benar-benar hancur saat tumbukan. Pengalaman menunjukkan bahwa rumus ini mendekati tekanan tumbukan yang terukur dengan baik. Dengan demikian, pemahaman tentang interaksi longsoran dengan rintangan penting untuk merancang bangunan dan struktur lainnya di jalur longsoran serta untuk pemodelan dan mitigasi bahaya longsoran salju.
Perkembangan arsitektur perkotaan
abad ke-20, dengan penekanan pada tema "mesin" dan efek simbolisnya terhadap ruang perkotaan. Penelitian dalam geografi manusia menyoroti berbagai aspek Modernisme, mulai dari ideologi hingga praktik desain, dan dampaknya terhadap penggunaan ruang perkotaan. Modernisme arsitektur menekankan efisiensi dan kesederhanaan dalam desain bangunan, dengan gagasan bahwa bentuk harus mengikuti fungsi. Estetika teknologi dan mesin menjadi simbol kesehatan dan efisiensi, dan unsur-unsur seperti dinding putih dan garis lurus digunakan untuk menciptakan efek sosiospasial tertentu dalam ruang perkotaan. Namun, penelitian juga menyoroti kurangnya kritisisme dalam beberapa sejarah arsitektur, yang jarang memperhatikan pengalaman pengguna bangunan atau ketidaksetaraan sosial ekonomi yang mungkin diperparah oleh desain perkotaan Modern.
Sejarah Modernisme arsitektur juga menyoroti pentingnya kepribadian dan ideologi dalam desain perkotaan, serta perdebatan yang terus mempengaruhi perkembangan kota hingga saat ini. Para ahli geografi menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih kritis terhadap arsitektur memungkinkan dengan membandingkan pengalaman penghuni masa lalu dengan analisis simbolis dan praktis dari desain perumahan Modern. Secara keseluruhan, artikel ini menyoroti kompleksitas dan signifikansi Modernisme arsitektur dalam perkembangan perkotaan abad ke-20, serta pentingnya mempertimbangkan dampaknya terhadap penggunaan ruang dan pengalaman sosial masyarakat perkotaan.
Prospek dan tantangan untuk pasar hidrogen hijau
Prospek:
1. Penurunan emisi karbon: Hidrogen hijau merupakan sumber energi bersih yang dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan dalam berbagai sektor, termasuk transportasi, industri, dan pembangkit listrik.
2. Diversifikasi energi: Pasar hidrogen hijau dapat membantu negara-negara untuk diversifikasi sumber energi mereka, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
3. Potensi skala ekonomi: Dengan adopsi yang luas, pasar hidrogen hijau memiliki potensi untuk menciptakan skala ekonomi yang dapat mengurangi biaya produksi dan distribusi, membuatnya lebih kompetitif dengan sumber energi konvensional.
4. Teknologi terus berkembang: Inovasi dan pengembangan teknologi terus mendorong efisiensi produksi dan penggunaan hidrogen hijau, membuka peluang baru untuk aplikasi dan penggunaan yang lebih luas.
Tantangan:
1. Biaya investasi yang tinggi: Pembangunan infrastruktur produksi dan distribusi hidrogen hijau membutuhkan investasi awal yang signifikan, terutama untuk infrastruktur skala besar seperti pipa atau kapal cair.
2. Efisiensi dan kehilangan produk: Beberapa metode distribusi hidrogen hijau, seperti transportasi dalam bentuk cair, memiliki tantangan terkait efisiensi energi dan kehilangan produk selama pengiriman.
3. Kesiapan infrastruktur: Negara-negara perlu mengembangkan infrastruktur yang memadai untuk mendukung produksi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen hijau secara efektif.
4. Pasar dan permintaan: Tingkat adopsi hidrogen hijau tergantung pada ketersediaan pasar yang memadai dan permintaan yang cukup, serta kebijakan yang mendukung.
5. Pengalaman industri: Pengiriman dan penggunaan hidrogen cair (LH2) masih merupakan bidang yang relatif baru bagi industri, sehingga diperlukan pengalaman dan pemahaman yang lebih dalam untuk mengatasi tantangan teknis dan operasional.
6. Keamanan: Penggunaan hidrogen sebagai sumber energi juga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan dalam hal penyimpanan, penanganan, dan transportasi, yang perlu dikelola dengan hati-hati.
Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga riset akan menjadi kunci untuk mempercepat pengembangan dan adopsi hidrogen hijau sebagai sumber energi yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Efisiensi Energi dan Perubahan Iklim
Peningkatan efisiensi energi dalam desain dan konstruksi peralatan dan bangunan memiliki dampak positif yang signifikan pada penghematan energi. Contoh yang diberikan oleh Arthur Rosenfeld dan John Wilson dalam Ensiklopedia energi tahun 2004 mengilustrasikan bagaimana efisiensi energi yang ditingkatkan dari peralatan dan bangunan dapat bekerja secara bersama-sama untuk mengurangi konsumsi energi secara keseluruhan.
Sebelum tahun 1970-an, banyak rumah, terutama di daerah yang beriklim lebih sejuk, memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki insulasi yang memadai dan menggunakan jendela dengan panel tunggal. Namun, dengan diperkenalkannya standar bangunan yang lebih ketat, rumah-rumah baru dibangun dengan kualitas insulasi yang lebih baik dan menggunakan jendela dengan teknologi yang lebih canggih. Hal ini menghasilkan kebutuhan pemanasan dan pendinginan yang lebih rendah untuk menjaga suhu yang nyaman di dalam rumah.
Sementara itu, peralatan seperti AC juga telah mengalami peningkatan efisiensi. Meskipun efisiensi peralatan AC bisa diukur pada saat pembelian berdasarkan standar federal tertentu, efisiensi sebenarnya juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik bangunan tempat peralatan tersebut digunakan. Dengan kombinasi dari standar bangunan yang lebih ketat dan peningkatan efisiensi peralatan AC, penggunaan energi di rumah-rumah baru di California dapat dikurangi hingga 40% dari tingkat penggunaan energi pada awal tahun 1970-an.
Selain itu, dengan diperkenalkannya standar yang lebih baru pada tahun 2006, diharapkan penggunaan energi akan terus menurun, dengan estimasi mencapai 33% dari tingkat penggunaan energi pada tahun 1970-an. Ini menunjukkan bahwa kombinasi dari peningkatan efisiensi dalam desain bangunan dan peralatan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi konsumsi energi dan mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh bangunan dan peralatan tersebut.
Tulisan tersebut membahas peran ventilasi dalam memengaruhi lingkungan mikrobiologis dalam sebuah bangunan. Berikut adalah poin-poin penting yang dapat disimpulkan dari teks tersebut:
1. Ventilasi sebagai Strategi Utama: Ventilasi merupakan strategi utama dalam desain arsitektur untuk mengatur masuknya udara ambien ke dalam ruangan. Ventilasi alami dan mekanis merupakan dua jenis utama ventilasi yang dibahas.
2. Ventilasi Alami Mekanis: Ventilasi alami cenderung memberikan tingkat pertukaran udara yang cukup, sementara ventilasi mekanis dilengkapi dengan filter untuk mencegah masuknya partikel berukuran besar dari udara luar.
3. Pengaruh pada Mikrobioma Ruangan: Jenis ventilasi yang digunakan mempengaruhi komposisi mikrobioma (komunitas mikroorganisme) dalam ruangan. Ruangan dengan ventilasi alami cenderung memiliki komunitas bakteri yang mirip dengan udara luar ruangan yang berdekatan, sementara ruangan dengan ventilasi mekanis memiliki komunitas mikroba yang berbeda dan kurang beragam.
4. Perawatan Ventilasi: Penting untuk memelihara sistem ventilasi secara rutin untuk mencegah amplifikasi dan penyebaran patogen mikroba. Praktik pembersihan yang rutin diperlukan untuk meningkatkan kualitas udara di dalam bangunan.
Dengan demikian, ventilasi tidak hanya memengaruhi sirkulasi udara dalam bangunan, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan mikrobiologis di dalam ruangan. Oleh karena itu, penting untuk memilih dan memelihara sistem ventilasi dengan baik untuk menjaga kualitas udara di dalam bangunan.
Panduan desain ventilasi industri yang disebutkan oleh Alfred Moser dan Markus Koschenz, dalam konteks pemodelan teknik, memberikan gambaran tentang penggunaan teknologi komputer dalam desain bangunan, terutama dalam hal ventilasi industri. Di dalamnya, mereka membahas tentang komputer aided building design (CABD), yang merupakan alat yang umum digunakan dalam simulasi dan desain bangunan.
Beberapa poin kunci yang dapat ditarik dari kutipan yang anda berikan adalah:
1. Tautan dengan basis data: CABD sering kali terintegrasi dengan basis data untuk mengelola informasi yang beragam terkait dengan desain bangunan, termasuk informasi geometris, properti material, dan lainnya.
2. Pentingnya standardisasi: Upaya dilakukan untuk menstandarisasi format model bangunan, sehingga memungkinkan interaksi yang lebih mudah antara berbagai perangkat dan perangkat lunak yang digunakan dalam desain dan simulasi bangunan.
3. Reduksi informasi geometris: Informasi geometris yang dihasilkan oleh CABD sering kali harus disesuaikan atau disederhanakan sebelum dapat digunakan dalam simulasi termal atau analisis lainnya.
4. Pentingnya representasi grafis: Representasi grafis dari data input bangunan yang dihasilkan oleh CABD memungkinkan insinyur atau desainer untuk dengan mudah memeriksa dan memvalidasi informasi geometris yang dimasukkan.
Dengan menggunakan teknologi ini, desainer ventilasi industri dapat menghasilkan desain yang lebih efisien dan efektif, serta dapat melakukan simulasi untuk mengoptimalkan kinerja ventilasi dalam bangunan industri.
Disadur dari: sciencedirect.com
Arsitektur
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 31 Mei 2024
Setiap desainer harus mematuhi prinsip-prinsip desain dasar untuk menciptakan komposisi yang efektif dan menarik. Desain yang baik dihasilkan dengan mengikuti prinsip-prinsip ini dan tentu saja kreativitas. Menjadi kreatif saja tidak cukup untuk menciptakan desain yang menyampaikan pesannya. Penting untuk mengikuti prinsip-prinsip dasar seperti kontras, penekanan, gerakan dan keseimbangan.
Keseimbangan
Semua elemen dalam desain anda memiliki bobotnya masing-masing. Bobot ini mungkin disebabkan oleh tekstur, ukuran, frekuensi atau warna item. Yang perlu anda perhatikan saat mendesain adalah menjaga agar bobot elemen-elemen ini tetap seimbang. Sulit untuk memberikan pesan yang diinginkan dalam desain yang tidak memiliki prinsip keseimbangan. Pada desain dasar, Anda dapat menciptakan keseimbangan secara simetris dan asimetris. Desain keseimbangan simetris terdiri dari elemen-elemen yang didistribusikan secara merata di sekitar pusat keseimbangan. Keseimbangan asimetris ditemukan pada desain yang tidak memiliki kesetaraan, tetapi semua elemen saling bertemu.
Gerakan
Gerakan adalah prinsip yang mengontrol elemen-elemen dalam desain dan menyajikan pesan yang ingin anda sampaikan dalam sebuah alur. Gerakan menciptakan narasi aturan seperti kontras, keseimbangan, dan penekanan, yang merupakan prinsip desain lainnya dari komposisi yang anda buat.
Penekanan
Dalam desain anda, Anda perlu menyoroti pesan yang ingin anda sampaikan. Penekanan di antara prinsip-prinsip aturan desain dasar adalah satu atau lebih elemen konkret atau abstrak berada di latar depan. Sebelum mendesain, Anda harus membuat draf dan memutuskan ide utama apa yang ingin disampaikan dalam draf ini.
Kontras
Kita bisa mengatakan bahwa efek yang diciptakan oleh dua kontras yang besar sangat kuat dalam desain. Efek seperti ketebalan dan ketipisan, menciptakan kontras antara warna, adalah efek yang memiliki peran yang sangat penting dalam desain. Kontras antara font atau elemen desain adalah salah satu prinsip desain dasar yang penting.
Kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas
Merancang ruang yang dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan sangat penting dalam arsitektur kontemporer. Ini berarti menciptakan bangunan yang dapat melayani berbagai tujuan dari waktu ke waktu, mengakomodasi kemajuan teknologi dan pergeseran cara penggunaan ruang. Misalnya, gedung perkantoran dapat dirancang dengan ruang kerja modular yang dapat dengan mudah dikonfigurasi ulang untuk tugas atau ukuran tim yang berbeda.
Integrasi kontekstual
Arsitektur tidak ada dalam ruang hampa tetapi merupakan bagian dari konteks lingkungan, budaya, dan sejarah yang lebih besar. Desain yang efektif mempertimbangkan lanskap sekitar, material lokal, dan gaya arsitektur bersejarah, memastikan bahwa konstruksi baru melengkapi dan meningkatkan pengaturannya. Prinsip ini mendorong arsitek untuk merancang bangunan yang menghormati lingkungan mereka dan berkontribusi positif terhadap karakter lokal mereka.
Desain yang berpusat pada manusia
Di luar daya tarik estetika dan inovasi struktural, arsitektur memiliki tujuan mendasar untuk mengakomodasi aktivitas manusia. Prinsip-prinsip desain harus selalu memprioritaskan kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan penghuni. Hal ini melibatkan pertimbangan yang cermat terhadap tata ruang, pencahayaan, ventilasi, dan akustik, serta aksesibilitas bagi individu dengan disabilitas. Ruang harus dirancang untuk meningkatkan produktivitas, mendorong interaksi sosial, dan mendukung kesehatan fisik dan mental pengguna.
Disadur dari: illustrarch.com
Arsitektur
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 31 Mei 2024
5 Prinsip Desain Dasar Arsitektur
Dari patung yunani kuno hingga desain grafis modern, setiap bentuk seni dapat dipecah menjadi dasar-dasar desain dasar-garis, bentuk, rupa, warna, nilai, bentuk, dan tekstur. Arsitektur tidak terkecuali dan juga dapat dibedah dengan menggunakan elemen-elemen desain dasar ini. Namun, karena karya arsitektur adalah bentuk seni yang khas dan fungsional, ia juga memiliki seperangkat prinsip desainnya sendiri.
Prinsip-prinsip desain arsitektur mendefinisikan lebih lanjut elemen-elemen dasar desain dengan cara yang secara khusus berhubungan dengan seni arsitektur. Prinsip-prinsip ini sangat berharga untuk pemahaman, pembelajaran, pemecahan masalah, dan pertumbuhan arsitektur.
Mengapa prinsip-prinsip desain arsitektur penting?
Prinsip-prinsip desain arsitektur adalah blok bangunan dari desain yang sukses. Meskipun masing-masing berfokus pada elemen desain yang berbeda, mereka harus bekerja bersama-sama untuk memastikan bahwa sebuah struktur menyenangkan secara visual dan terpadu. Selain itu, pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip ini membantu dengan:
Prinsip-prinsip desain arsitektur
1. Prinsip keseimbangan
Jenis simetri apa yang dimiliki oleh struktur tersebut? Apakah itu mencapai keseimbangan visual? Prinsip penting ini mungkin yang paling mudah untuk diidentifikasi. Ini mengacu pada keseimbangan visual, yang dalam bentuknya yang paling dasar dapat dikategorikan sebagai keseimbangan simetris atau keseimbangan asimetris.
Contoh bangunan simetris termasuk Gedung Capitol Amerika Serikat, Taj Mahal, Pantheon, dan Masjid Raya Baiturrahman.
Masjid Raya Baiturrahman.
Keseimbangan simetris dan asimetris adalah bentuk keseimbangan yang paling dasar. Namun, Anda juga dapat memiliki bentuk simetri lain dalam sebuah struktur dan komponen arsitekturnya. Misalnya, simetri radial yang berasal dari titik pusat, seperti jendela kaca patri bundar, atau simetri spiral, seperti tangga spiral.
2. Prinsip penekanan
Anda ingin mata tertuju pada apa? Apa yang akan menuntunnya ke sana? Semua desain membutuhkan titik fokus-tempat alami bagi mata untuk beristirahat. Tanpa adanya titik fokus, sebuah bangunan akan terasa tidak seimbang dan kacau. Untuk menekankan titik fokus, seorang arsitek dapat menggunakan garis, warna, bentuk, tekstur, dan massa.
Metode penekanan yang lebih spesifik meliputi:
3. Prinsip proporsi dan skala
Meskipun gedung pencakar langit dapat dengan mudah masuk ke dalam lanskap kota, gedung tersebut akan terlihat tidak pada tempatnya di lingkungan pedesaan. Apakah komponen bangunan proporsional satu sama lain? Apakah desainnya berskala dengan baik dengan lingkungan sekitarnya?
4. Prinsip Gerakan
Bagaimana mata menjelajahi karya? Bagaimana pengguna menavigasi dan merasakan bangunan?
5. Prinsip irama
Pengulangan segitiga di Sydney Opera House menciptakan aliran yang berirama. Hal ini tidak muncul dengan sendirinya dalam sebuah pola tetapi memiliki ritme yang acak.Terakhir, meskipun tidak semua pengulangan membentuk sebuah pola, namun semua pola memiliki pengulangan. Karena sebuah pola dapat diprediksi, maka mudah dan menarik bagi mata untuk mengikutinya. Oleh karena itu, adalah hal yang umum untuk melihat pola yang digunakan untuk menekankan dan menarik perhatian ke bagian tertentu dari desain, seperti titik fokus.
Disadur dari: microsolresources.com