Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Teknologi tepat guna adalah umumnya dikenal sebagai pilihan teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik terdesentralisasi, berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan kondisi lokal. Secara umum, dapat dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif seminimal mungkin dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan. Baik Schumacher maupun banyak pendukung teknologi tepat guna pada masa modern juga menekankan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang berbasiskan pada manusia penggunanya.
Teknologi tepat guna paling sering didiskusikan dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah alternatif dari proses transfer teknologi padat modal dari negara-negara industri maju ke negara-negara berkembang. Namun, gerakan teknologi tepat guna dapat ditemukan baik di negara maju dan negara berkembang. Di negara maju, gerakan teknologi tepat guna muncul menyusul krisis energi tahun 1970 dan berfokus terutama pada isu-isu lingkungan dan keberlanjutan (sustainability). Di samping itu, istilah teknologi tepat guna di negara maju memiliki arti yang berlainan, sering kali merujuk pada teknik atau rekayasa yang berpandangan istimewa terhadap ranting-ranting sosial dan lingkungan. Secara luas, istilah teknologi tepat guna biasanya diterapkan untuk menjelaskan teknologi sederhana yang dianggap cocok bagi negara-negara berkembang atau kawasan perdesaan yang kurang berkembang di negara-negara industri maju. Seperti dijelaskan di atas, bentuk dari "teknologi tepat guna" ini biasanya lebih bercirikan solusi "padat karya" daripada "padat modal". Pada pelaksanaannya, teknologi tepat guna sering kali dijelaskan sebagai penggunaan teknologi paling sederhana yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif di suatu tempat tertentu.
Latar belakang dan definisi
Proposal rancangan ruang kelas portabel lestari
Sejarah
Para Pendahulu
Mahatma Gandhi, seorang pemimpin ideologis dari India, sering kali disebut sebagai yang mengawali adanya pendekatan teknologi tepat guna. Meski pada masa Gandhi konsep teknologi tepat guna belum diberi nama, Gandhi sudah mulai mengusahakan penggunaan teknologi sederhana berbasis kondisi lokal, dan sebagian besar berupa teknologi berbasis pedesaan untuk membantu desa-desa di India agar menjadi mandiri. Gandhi tidak setuju dengan ide mengenai teknologi yang menguntungkan hanya sebagian kecil orang dengan mengorbankan sebagian besar yang lain, termasuk penerapan teknologi yang menyebabkan banyak pengurangan tenaga kerja demi meningkatkan keuntungan (profit). Tahun 1925 Gandhi mendirikan the All-India Spinners Association dan pada tahun 1935 dia pensiun dari dunia politik untuk membentuk the All-India Village Industries Association. Kedua organisasi tersebut menempatkan fokusnya pada teknologi berbasis pedesaan yang mirip dengan gerakan teknologi tepat guna yang tumbuh pesat beberapa dekade setelah itu.
Pada masa pemerintahan Mao Zedong dan selanjutnya dalam Revolusi Kebudayaan, China juga menerapkan kebijakan yang mirip dengan konsep teknologi tepat guna. Pada masa Revolusi Kebudayaan, kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasar pada ide "berdiri di atas kaki sendiri" (walking on two legs) mendorong pembangunan baik pabrik-pabrik berskala besar maupun industri-industri berskala pedesaan.
E. F. Schumacher
Meskipun sudah banyak cerita mengenai contoh-contoh pendekatan yang ada sebelumnya, Dr. Ernst Friedrich "Fritz" Schumacher diakui sebagai pendiri dari gerakan teknologi tepat guna. Sebagai seorang ekonom terkenal, Schumacher sebelumnya bekerja pada the British National Coal Boardselama lebih dari 20 tahun, di mana dia menyalahkan ukuran operasi industri yang menjadi penyebab ketidakpedulian industri dalam merespon penyakit paru-paru hitam yang diderita oleh banyak penambang (Coalworker's pneumoconiosis). Namun sebenarnya, pekerjaan Schumacher dengan beberapa negara berkembang seperti India dan Burma sangat membantu dia dalam membentuk prinsip-prinsip teknologi tepat guna.
Pertama kali Schumacher mengartikulasikan idenya sebagai "intermediate technology," bukan "appropriate technology," dalam sebuah laporannya pada tahun 1962 kepada Komisi Perencanaan India (Indian Planning Commission) di mana dia mendeskripsikan India sebagai sebuah negara yang berlimpah tenaga kerja namun kekurangan modal, sehingga dia menyerukan sebuah teknologi-antara untuk industri (intermediate industrial technology) yang memanfaatkan surplus tenaga kerja di India. Schumacher telah mengembangkan ide dari teknologi-antara selama beberapa tahun sebelum laporannya pada Komite tersebut. Pada tahun 1955, setelah bertugas sebagai seorang penasihat ekonomi bagi pemerintah Burma, dia mempublikasikan sebuah artikel ilmiah pendek berjudul "Economics in a Buddhist Country," yang dikenal sebagai kritiknya yang pertama terhadap efek dari pengaruh ekonomi Barat pada negara-negara berkembang. Disamping Buddhaisme, Schumacher juga memberi penghargaan pada Gandhi dalam ide-idenya.
Terminologi
Secara umum istilah teknologi tepat guna digunakan di dalam dua wilayah: memanfaatkan teknologi paling efektif untuk menjawab kebutuhan daerah pengembangan, dan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan dan ramah sosial di negara maju. Konsep teknologi tepat guna sendiri sering berfungsi sebagai payung bagi berbagai macam nama dari tipe teknologi yang sejenis. Seringkali istilah-istilah tersebut juga digunakan secara bergantian. Namun, penggunaan dari sebuah istilah ketimbang istilah lainnya bisa menunjukkan fokus yang lebih spesifik, bias maupun tujuan dari sebuah pilihan teknologi. Walaupun nama asli dari konsep yang sekarang dikenal sebagai teknologi tepat guna, "teknologi-antara" (intermediate technology) sekarang sering dianggap sebagai bagian dari teknologi tepat guna itu sendiri, dengan fokus yang lebih condong pada tipe teknologi yang lebih produktif dibanding teknologi-teknologi tradisional namun lebih terjangkau jika dibandingkan dengan teknologi untuk masyarakat industri. Tipe-tipe teknologi lain yang berada di bawah payung teknologi tepat guna adalah:
Sumber Artikel: Wikipedia.org
Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Negara maju (atau negara berpenghasilan tinggi, negara industri) adalah negara berdaulat yang memiliki kualitas hidup yang tinggi, ekonomi yang maju dan infrastruktur teknologi yang canggih relatif dibandingkan negara-negara yang kurang maju lainnya. Negara-negara yang memiliki pendapatan minimal US$11.906 per tahun atau lebih dapat disebut sebagai negara maju. Umumnya, kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat pembangunan ekonomi negara adalah produk domestik bruto (PDB), pendapatan nasional bruto (PNB), pendapatan per kapita, tingkat industrialisasi, jumlah infrastruktur yang tersebar luas, dan standar hidup umum; namun beberapa negara yang telah mencapai PDB tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti Nauru melalui pengambilan fosfor dan Brunei Darussalam melalui pengambilan minyak bumi) tanpa mengembangkan industri yang beragam, dan ekonomi berdasarkan-jasa tidak dianggap memiliki status sebagai negara maju.
Negara-negara maju umumnya memiliki ekonomi pasca-industri yang lebih maju, artinya sektor jasa memberikan lebih banyak kekayaan daripada sektor industri. Mereka kontras dengan negara-negara berkembang, yang sedang dalam proses industrialisasi atau pra-industri dan hampir seluruhnya agraris, beberapa di antaranya mungkin masuk dalam kategori negara terbelakang. Pada tahun 2015, negara maju terdiri dari 60,8% dari PDB global berdasarkan nilai nominal dan 42,9% dari PDB global berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja menurut Dana Moneter Internasional. Saat ini, negara-negara maju sebagian besar berada di kawasan Eropa Barat, Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan Jepang.
Istilah lain
Istilah yang terkait dengan konsep negara maju adalah "negara industri", "negara yang lebih maju (more developed country/MDC)", "negara yang lebih maju secara ekonomi" (more economically developed country/MEDC), "negara Utara Global", "negara dunia pertama", dan "negara pasca industri". Istilah negara industri mungkin agak ambigu, karena industrialisasi adalah proses berkelanjutan yang sulit didefinisikan. Negara industri pertama adalah Britania Raya, lalu Belgia. Selanjutnya menyebar lebih jauh ke Jerman, Amerika Serikat, Prancis, dan negara-negara Eropa Barat lainnya. Akan tetapi, menurut beberapa ekonom seperti Jeffrey Sachs, kesenjangan saat ini antara negara maju dan negara berkembang sebagian besar merupakan fenomena abad ke-20. Mathis Wackernagel menyebut pelabelan dua golongan negara tersebut tidak jelas atau tidak deskriptif.
Ciri-ciri dan kriteria
Ciri ciri negara maju
PBB tidak memiliki kriteria pasti suatu negara disebut maju atau berkembang.
Divisi Statistik PBB menyatakan:
Tidak ada konvensi mengenai penentuan suatu negara atau wilayah "maju" dan "berkembang" dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan juga menyatakan:
Sebutan "maju", "dalam transisi", dan "berkembang" dimaksudkan untuk kemudahan statistik dan tidak selalu berarti ungkapkan penilaian terhadap tahap yang dicapai oleh negara atau wilayah tertentu dalam proses pembangunan.
Meski begitu, para ahli dan beberapa organisasi internasional memiliki kriteria sendiri dalam penyebutan status negara, seperti keadaan ekonomi, indeks pembangunan, dan sebagainya.
Indeks Pembangunan Manusia
Negara-negara di urutan "Sangat Tinggi" Indeks Pembangunan Manusia (berdasarkan laporan 2019).
Negara-negara maju menurut Laporan Pembangunan Manusia 2019 oleh Program Pembangunan PBBmemiliki IPM di atas 0,800, ambang batas ukuran pembangunan manusia yang "sangat tinggi". Sejak 1990, Norwegia (2001–2006, 2009–2018), Jepang (1990–1991 dan 1993), Kanada (1992 dan 1994–2000), dan Islandia (2007–2008) memiliki skor IPM tertinggi.
Sumber Artikel : Wikipedia
Operation Research and Analysis
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025
Dalam analisis numerik, mendaki bukit adalah teknik optimasi matematis yang termasuk dalam keluarga pencarian lokal. Ini adalah algoritma iteratif yang dimulai dengan solusi arbitrer untuk suatu masalah, kemudian mencoba menemukan solusi yang lebih baik dengan membuat perubahan bertahap pada solusi. Jika perubahan menghasilkan solusi yang lebih baik, perubahan tambahan lainnya dilakukan pada solusi baru, dan seterusnya sampai tidak ada perbaikan lebih lanjut yang dapat ditemukan.
Misalnya, mendaki bukit dapat diterapkan pada masalah salesman keliling. Sangat mudah untuk menemukan solusi awal yang mengunjungi semua kota tetapi kemungkinan akan sangat buruk dibandingkan dengan solusi optimal. Algoritme dimulai dengan solusi semacam itu dan membuat perbaikan kecil untuknya, seperti mengubah urutan kunjungan dua kota. Akhirnya, rute yang jauh lebih pendek kemungkinan akan diperoleh.
Pendakian bukit menemukan solusi optimal untuk masalah cembung – untuk masalah lain hanya akan menemukan optima lokal (solusi yang tidak dapat diperbaiki oleh konfigurasi tetangga), yang belum tentu solusi terbaik (optimal global) dari semua solusi yang mungkin ( ruang pencarian). Contoh algoritma yang memecahkan masalah cembung dengan mendaki bukit termasuk algoritma simpleks untuk pemrograman linier dan pencarian biner.: 253 Untuk mencoba menghindari terjebak dalam optima lokal, seseorang dapat menggunakan restart (yaitu pencarian lokal berulang), atau lebih skema kompleks berdasarkan iterasi (seperti pencarian lokal berulang), atau pada memori (seperti optimasi pencarian reaktif dan pencarian tabu), atau pada modifikasi stokastik tanpa memori (seperti simulasi anil).
Kesederhanaan relatif dari algoritme menjadikannya pilihan pertama yang populer di antara algoritme pengoptimalan. Ini digunakan secara luas dalam kecerdasan buatan, untuk mencapai keadaan tujuan dari simpul awal. Pilihan yang berbeda untuk node berikutnya dan node awal digunakan dalam algoritma terkait. Meskipun algoritme yang lebih canggih seperti simulasi anil atau pencarian tabu dapat memberikan hasil yang lebih baik, dalam beberapa situasi mendaki bukit juga berfungsi dengan baik. Pendakian bukit seringkali dapat menghasilkan hasil yang lebih baik daripada algoritma lain ketika jumlah waktu yang tersedia untuk melakukan pencarian terbatas, seperti dengan sistem waktu nyata, selama sejumlah kecil peningkatan biasanya menyatu pada solusi yang baik (solusi optimal atau pendekatan dekat). Di sisi lain, bubble sort dapat dilihat sebagai algoritme pendakian bukit (setiap pertukaran elemen yang berdekatan mengurangi jumlah pasangan elemen yang tidak teratur), namun pendekatan ini jauh dari efisien bahkan untuk N yang sederhana, karena jumlah pertukaran yang diperlukan bertambah secara kuadrat.
Mendaki bukit adalah algoritme kapan saja: ia dapat mengembalikan solusi yang valid bahkan jika terputus kapan saja sebelum berakhir.
Deskripsi matematika
Mendaki bukit mencoba untuk memaksimalkan (atau meminimalkan) fungsi target , di mana
adalah vektor nilai kontinu dan/atau diskrit. Pada setiap iterasi, mendaki bukit akan menyesuaikan satu elemen di
dan menentukan apakah perubahan meningkatkan nilai
. (Perhatikan bahwa ini berbeda dari metode penurunan gradien, yang menyesuaikan semua nilai dalam
pada setiap iterasi sesuai dengan gradien bukit.) Dengan mendaki bukit, perubahan apa pun yang meningkatkan
diterima, dan proses berlanjut sampai tidak ada perubahan yang dapat ditemukan untuk meningkatkan nilai
. Maka
dikatakan "optimal secara lokal".
Dalam ruang vektor diskrit, setiap nilai yang mungkin untuk dapat divisualisasikan sebagai simpul dalam graf. Pendakian bukit akan mengikuti grafik dari titik ke titik, selalu meningkat (atau menurun) secara lokal nilai
, hingga maksimum lokal (atau minimum lokal )
tercapai.
Varian
Dalam pendakian bukit sederhana, simpul terdekat pertama dipilih, sedangkan pada pendakian bukit tercuram semua penerus dibandingkan dan yang paling dekat dengan solusi dipilih. Kedua bentuk gagal jika tidak ada node yang lebih dekat, yang mungkin terjadi jika ada maxima lokal di ruang pencarian yang bukan solusi. Pendakian bukit pendakian terjal mirip dengan pencarian terbaik-pertama, yang mencoba semua kemungkinan ekstensi jalur saat ini, bukan hanya satu.
Pendakian bukit stokastik tidak memeriksa semua tetangga sebelum memutuskan bagaimana cara bergerak. Sebaliknya, ia memilih tetangga secara acak, dan memutuskan (berdasarkan jumlah peningkatan pada tetangga itu) apakah akan pindah ke tetangga itu atau memeriksa yang lain.
Penurunan koordinat melakukan pencarian garis sepanjang satu arah koordinat pada titik saat ini di setiap iterasi. Beberapa versi penurunan koordinat secara acak memilih arah koordinat yang berbeda masing-masing erasi.
Pendakian bukit yang dimulai ulang secara acak adalah meta-algoritma yang dibangun di atas algoritma pendakian bukit. Ini juga dikenal sebagai pendakian bukit Shotgun. Ini secara iteratif melakukan pendakian bukit, setiap kali dengan kondisi awal acak .
terbaik dipertahankan: jika rangkaian baru mendaki bukit menghasilkan
yang lebih baik daripada status tersimpan, ini akan menggantikan status tersimpan.
Pendakian bukit yang dimulai ulang secara acak adalah algoritma yang sangat efektif dalam banyak kasus. Ternyata seringkali lebih baik menghabiskan waktu CPU menjelajahi ruang, daripada mengoptimalkan dengan hati-hati dari kondisi awal
Masalah
Maksimum lokal
Sebuah permukaan dengan dua maxima lokal. (Hanya salah satunya adalah maksimum global.) Jika seorang pendaki bukit dimulai di lokasi yang buruk, mungkin menyatu ke maksimum yang lebih rendah.
Mendaki bukit tidak serta merta menemukan maksimum global, tetapi mungkin bertemu pada maksimum lokal. Masalah ini tidak terjadi jika heuristiknya cembung. Namun, karena banyak fungsi pendakian bukit yang tidak cembung mungkin sering gagal mencapai maksimum global. Algoritme pencarian lokal lainnya mencoba mengatasi masalah ini seperti pendakian bukit stokastik, jalan acak, dan anil simulasi.
Meskipun banyak maxima lokal dalam grafik ini, maksimum global masih dapat ditemukan dengan menggunakan simulasi annealing. Sayangnya, penerapan simulasi anil adalah masalah khusus karena bergantung pada penemuan lompatan keberuntungan yang meningkatkan posisi. Dalam contoh ekstrem seperti itu, pendakian bukit kemungkinan besar akan menghasilkan maksimum lokal.
Pegunungan dan gang
Sebuah punggungan
Punggungan adalah masalah yang menantang bagi pemanjat bukit yang mengoptimalkan dalam ruang terus menerus. Karena pemanjat bukit hanya menyesuaikan satu elemen dalam vektor pada satu waktu, setiap langkah akan bergerak dalam arah yang sejajar sumbu. Jika fungsi target membuat punggungan sempit yang menanjak ke arah yang tidak searah sumbu (atau jika tujuannya adalah meminimalkan, gang sempit yang menurun ke arah yang tidak searah sumbu), maka pemanjat bukit hanya dapat mendaki punggung bukit (atau menuruni gang) dengan zig-zag. Jika sisi punggung bukit (atau gang) sangat curam, maka pemanjat bukit mungkin terpaksa mengambil langkah yang sangat kecil karena zig-zag menuju posisi yang lebih baik. Dengan demikian, mungkin diperlukan waktu yang tidak masuk akal untuk naik ke punggung bukit (atau menuruni gang).
Sebaliknya, metode penurunan gradien dapat bergerak ke segala arah sehingga punggung bukit atau gang dapat naik atau turun. Oleh karena itu, penurunan gradien atau metode gradien konjugasi umumnya lebih disukai daripada mendaki bukit ketika fungsi target dapat dibedakan. Akan tetapi, pemanjat bukit memiliki keuntungan karena tidak memerlukan fungsi target yang dapat dibedakan, sehingga pemanjat bukit mungkin lebih disukai bila fungsi targetnya kompleks.
Dataran
Masalah lain yang terkadang terjadi dengan pendakian bukit adalah dataran tinggi. Dataran tinggi ditemui ketika ruang pencarian datar, atau cukup datar sehingga nilai yang dikembalikan oleh fungsi target tidak dapat dibedakan dari nilai yang dikembalikan untuk wilayah terdekat karena presisi yang digunakan oleh mesin untuk mewakili nilainya. Dalam kasus seperti itu, pemanjat bukit mungkin tidak dapat menentukan ke arah mana ia harus melangkah, dan mungkin mengembara ke arah yang tidak pernah mengarah pada perbaikan.
Sumber Artikel: en.wikipedia.org
Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Karena tidak ada definisi tetap negara berkembang yang diakui secara internasional, tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di dalam negara berkembang tersebut. Sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi.
Negara yang memiliki ekonomi yang lebih maju daripada negara berkembang lainnya, tetapi tidak sepenuhnya menampakkan tanda-tanda negara maju dikelompokkan dalam istilah negara industri baru.
Definisi
Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, menetapkan negara berkembang sebagai "negara yang memperbolehkan seluruh warga negaranya menikmati hidup yang bebas dan sehat dalam lingkungan yang aman." Namun menurut Divisi Statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa:
Tidak ada konvensi resmi untuk penetapan negara atau wilayah "maju" dan "berkembang" dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Selain itu mereka mengemukakan:
Penetapan "maju" dan "berkembang" hanya ditujukan untuk kemudahan statistik dan tidak mengekspresikan penilaian terhadap tahap-tahap yang telah dicapai suatu negara atau wilayah dalam proses pembangunannya.
PBB juga mencatat
Dalam kenyataannya, Jepang di Asia, Kanada dan Amerika Serikat di Amerika Utara, Australia dan Selandia Baru di Oseania, dan Eropa dianggap sebagai wilayah atau kawasan "maju". Dalam statistik perdagangan internasional, Persatuan Bea Cukai Afrika Bagian Selatan juga dianggap sebagai kawasan maju dan Israel sebagai negara maju; negara yang muncul dari bekas Yugoslavia dianggap sebagai negara berkembang; dan negara-negara di Eropa Timur dan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (kode 172) di Eropa tidak termasuk dalam wilayah maju ataupun berkembang.
Pada abad ke-21, wilayah Empat Macan Asia asli (Hong Kong, Singapura, ]Korea Selatan, dan Taiwan), bersama Siprus, Malta,dan Slovenia, dianggap "negara maju".
Di sisi lain, menurut klasifikasi IMF sebelum April 2004, seluruh negara Eropa Timur(kecuali negara Eropa Tengah yang masih tergabung dalam "Eastern Europe Group" di PBB) juga bekas negara Uni Soviet (USSR) di Asia Tengah (Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Tajikistan dan Turkmenistan) dan Mongolia tidak dimasukkan dalam kawasan maju atau berkembang, tetapi disebut sebagai "negara transisi", mereka sekarang lebih dikenal (dalam laporan internasional) sebagai "negara berkembang".
IMF menggunakan sistem klasifikasi fleksibel yang memperhitungkan "(1) tingkat pendapatan per kapita, (2) diversifikasi ekspor sehingga eksportir minyak yang memiliki PDB per kapita tinggi tidak akan masuk dalam klasifikasi maju karena 70% barang ekspornya berupa minyak, dan (3) tingkat integrasinya ke dalam sistem keuangan global.
Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia ke dalam empat kelompok pendapatan. Kelompok ini diatur setiap tahun pada tanggal 1 Juli. Ekonomi yang terbagi menurut pendapatan nasional per kapita 2008 menggunakan tingkatan pendapatan berikut:
Negara pendapatan rendah memiliki PN per kapita US$975 atau kurang.
Bank Dunia mengelompokkan semua negara berpendapatan rendah dan menengah sebagai negara berkembang namun menyatakan, "Penggunaan sebutan ini tujuannya adalah memudahkan; tidak ditujukan untuk menyatakan bahwa semua ekonomi dalam kelompok ini mengalami pembangunan yang sama atau ekonomi lain telah mencapai tahap akhir pembangunan yang dituju. Pengelompokkan menurut pendapatan nasional secara langsung tidak mencerminkan status pembangunan suatu negara.
Pengukuran dan konsep pembangunan
Pembangunan suatu negara diukur dengan indeks statistik seperti pendapatan per kapita (per orang) (PDB), harapan hidup, tingkat melek aksara, dan lain-lain. PBB telah mengembangkan HDI, sebuah indikator statistik untuk mendorong tingkat pembangunan manusia di negara-negara yang terdata oleh PBB.
Negara berkembang umumnya adalah negara yang belum mencapai tingkat industrialisasi yang relatif terhadap penduduknya dan memiliki standar hidup menengah ke rendah. Terdapat korelasi kuat antara pendapatan rendah dan pertumbuhan populasi yang tinggi.
Istilah yang digunakan ketika membicarakan negara berkembang mengarah pada tujuan dan pembangunan negara-negara yang memakai istilah ini. Istilah lain yang kadang digunakan adalah negara kurang maju (LDC), negara ekonomi kurang maju (LEDC), "bangsa belum maju" atau bangsa Dunia Ketiga, dan "bangsa non-industri". Sebaliknya, ujung lain dari spektrum ini disebut negara maju, negara ekonomi sangat maju (MEDC), bangsa Dunia Pertama dan "bangsa industri".
Untuk mengurangi aspek eufemistik dari kata berkembang, organisasi internasional mulai memakai istilah negara ekonomi kurang maju (LEDC) untuk negara miskin yang dalam hal apapun tidak dapat disebut sebagai negara berkembang. LEDC adalah subset termiskin dari LDC. Penggunaan ini dapat menentang keyakinan bahwa seluruh dunia berkembang memiliki standar hidup yang sama.
Konsep bangsa berkembang dapat ditemukan (dalam satu istilah atau lain) di berbagai sistem teoretis yang memiliki beragam orientasi — misalnya, teori dekolonisasi, teologi pembebasan, Marxisme, anti-imperialisme, dan ekonomi politik.
Kritik atas istilah 'negara berkembang'
Ada berbagai kritik terhadap pemakaian istilah 'negara berkembang'. Istilah ini menekankan inferioritas sebuah 'negara berkembang' jika dibandingkan dengan sebuah 'negara maju' yang tidak disukai oleh banyak negara. Istilah ini seolah menekankan sebuah negara agar 'berkembang' mengikuti model pembangunan ekonomi tradisional 'Barat' yang tidak diikuti beberapa negara seperti Kuba.
Istilah 'berkembang' berarti mobilitas dan tidak mengakui bahwa pembangunan menurun atau tetap di sejumlah negara, terutama Afrika bagian selatan yang terkena dampak parah dari HIV/AIDS. Dalam beberapa kasus, istilah negara berkembang dapat dianggap sebagai eufemisme. Istilah ini berarti homogenitas antara negara-negara tersebut yang sangat beragam. Istilah ini juga berarti homogenitas di antara negara-negara tersebut ketika kekayaan (dan kesehatan) sebagian besar atau kecil kelompok utama sangat bervariasi.
Umumnya, pembangunan memerlukan infrastruktur modern (fisik dan institusional), dan perpindahan dari sektor bernilai rendah seperti pertanian dan pengambilan sumber daya alam. Sebagai perbandingan, negara maju biasanya memiliki sistem ekonomi berdasarkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan stabil dalam sektor ekonomi tersier dan sektor ekonomi kuarter dan standar hidup material tinggi. Tetapi, ada pengecualian utama ketika beberapa negara yang dianggap maju memiliki banyak komponen industri primer dalam ekonomi nasional mereka, seperti Norwegia, Kanada, Australia. AS dan Eropa Tengah memiliki sektor pertanian yang sangat penting, keduanya adalah pemain penting dalam pasar pertanian internasional. Selain itu, pengambilan sumber daya alam dapat menjadi industri yang sangat menguntungkan (bernilai tinggi) seperti pengeboran minyak.
Ciri-ciri Negara Berkembang dari Segi Ekonomi
Tingkat Pendapatan Perkapita Rendah
Yang disebut dengan pendapatan perkapita adalah nilai rata-rata dari pendapatan penduduk di suatu negara. Untuk mengetahui pendapatan perkapita, dapat dilakukan dengan membagi pendapatan nasional dengan jumlah penduduk negara yang dimaksud.
Impor Lebih Besar Daripada Ekspor
Ciri-ciri negara berkembang selanjutnya adalah besarnya jumlah impor ketimbang ekspor barang yang terjadi di sebuah negara. Padahal, impor dilakukan saat suatu negara mengalami keterbatasan teknologi dan keahlian sehingga membutuhkan barang yang dibawa oleh negara lain untuk memnuhi kebutuhan.
Jumlah Pengangguran Tinggi
Ciri-ciri negara berkembang yang ketiga adalah jumlah pengangguran yang terbilang tinggi. Seiring dengan semakin banyaknya angka kelahiran, persaingan di dunia kerja juga pasti tinggi. Alhasil, negara tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang layak untuk menampung jumlah pengangguran yang terlampau banyak.
Mengandalkan Sektor Primer
Negara maju berinovasi dengan menghadirkan berbagai macam terobosan untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Namun berbeda dengan negara berkembang. Ciri-ciri negara berkembang yang cukup kentara adalah caranya mengandalkan sektor primer sebagai pemasukan utama.
Tingkat Korupsi Tinggi
Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Mungkin kalimat inilah yang cocok untuk menggambarkan posisi rakyat jelata dan para petinggi yang hanya berorientasi pada aspek materiil. Di negara berkembang, tingkat korupsi yang terjadi cukup tinggi sehingga berdampak buruk pada perekonomian negara.
Sumber Artikel : Wikipedia
Operation Research and Analysis
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025
Pencarian Lokal Berulang (ILS) adalah istilah dalam matematika terapan dan ilmu komputer yang mendefinisikan modifikasi pencarian lokal atau metode mendaki bukit untuk memecahkan masalah optimasi diskrit.
Metode pencarian lokal bisa macet di minimum lokal, di mana tidak ada tetangga yang lebih baik yang tersedia.
Modifikasi sederhana terdiri dari panggilan iterasi ke rutin pencarian lokal, setiap kali dimulai dari konfigurasi awal yang berbeda. Ini disebut pencarian lokal berulang, dan menyiratkan bahwa pengetahuan yang diperoleh selama fase pencarian lokal sebelumnya tidak digunakan. Pembelajaran menyiratkan bahwa sejarah sebelumnya, misalnya memori tentang minima lokal yang ditemukan sebelumnya, ditambang untuk menghasilkan titik awal yang lebih baik dan lebih baik untuk pencarian lokal.
Asumsi implisitnya adalah distribusi berkerumun dari minima lokal: ketika meminimumkan suatu fungsi, menentukan minima lokal yang baik lebih mudah ketika memulai dari minimum lokal dengan nilai rendah daripada saat memulai dari titik acak. Satu-satunya peringatan adalah untuk menghindari kurungan di baskom atraksi tertentu, sehingga tendangan untuk mengubah peminim lokal menjadi titik awal untuk lari berikutnya harus cukup kuat, tetapi tidak terlalu kuat untuk menghindari kembali ke restart acak tanpa memori.
Pencarian Lokal Berulang didasarkan pada pembuatan urutan solusi optimal lokal dengan:
Kekuatan gangguan harus cukup untuk mengarahkan lintasan ke cekungan tarikan yang berbeda yang mengarah ke optimum lokal yang berbeda.
Algoritma Gangguan
Algoritma gangguan untuk ILS bukanlah tugas yang mudah. Tujuan utamanya adalah untuk tidak terjebak dalam minimum lokal yang sama dan untuk mendapatkan properti ini benar, operasi undo dilarang. Meskipun demikian, permutasi yang baik harus mempertimbangkan banyak nilai, karena ada dua jenis permutasi buruk:
Gangguan Tolok Ukur
Prosedurnya terdiri dari memperbaiki sejumlah nilai untuk gangguan sedemikian rupa sehingga nilai-nilai ini signifikan misalnya: pada probabilitas rata-rata dan tidak jarang. Setelah itu, pada saat runtime akan memungkinkan untuk memeriksa plot benchmark untuk mendapatkan ide rata-rata pada instance yang dilewati.
Gangguan Adaptif
Karena tidak ada fungsi apriori yang memberi tahu mana yang merupakan nilai yang paling cocok untuk gangguan tertentu, kriteria terbaik adalah membuatnya adaptif. Misalnya Battiti dan Protasi mengusulkan algoritma pencarian reaktif untuk MAX-SAT yang sangat cocok dengan kerangka kerja ILS. Mereka melakukan skema gangguan "terarah" yang diimplementasikan oleh algoritma pencarian tabu dan setelah setiap gangguan mereka menerapkan algoritma keturunan lokal standar. Cara lain untuk mengadaptasi gangguan adalah dengan mengubah secara deterministik kekuatannya selama pencarian.
Mengoptimalkan Gangguan
Prosedur lain adalah mengoptimalkan sub-bagian dari masalah, dengan mengaktifkan properti not-undo. Jika prosedur ini memungkinkan, semua solusi yang dihasilkan setelah gangguan cenderung sangat baik. Selanjutnya bagian-bagian baru juga dioptimalkan.
Kesimpulan
Metode ini telah diterapkan pada beberapa masalah optimasi kombinatorial termasuk masalah Penjadwalan Job Shop, Masalah Flow-Shop, Masalah Perutean Kendaraan serta banyak lainnya.
Sumber Artikel: en.wikipedia.org
Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025
Padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan tenaga mesin. Menggunanakan tenaga manusia dalam jumlah besar. Tujuan utama dari program padat karya adalah untuk membuka lapangan kerja bagi keluarga-keluarga miskin atau kurang mampu yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap. Proyek padat karya merupakan program pemerintah melalui bappenas untuk memberi lapangan kerjaterutama yang kehilangan pekerjaan pada masa sulit. Menurut Habibi pengembangan industri padat karya sangat tepat karena karena pada saat ini di Indonesia banyak melimpahnya sember daya manusia yang tidak berketrampilan. Sehingga dapat menggurangi angka pengangguran. Salah satu contoh bentuk dari pekerjaan padat karya adalah pekerjaan kontruksi seperti perbaikan jalan, saluran, dan sebagainya. Yang selama ini jarang atau tidak mungkin dimasuki oleh pekerjaan perempuan. Masalah yang dihadapi dalam program kerja padat karya adalah faktor upah yang ideal bagi seorang pekerja. Dalam mendorong pembangunan pemerintah harus lebih mementingkan proyek-proyek padat karya agar kegiatan tersebut dapat mendorong kepentingan golongan ekonomi rendah. Program penciptaan kerja padat karya cendrung menguntungkan pekerja pria ketimbang perempuan.
Sumber Artikel : WIkipedia