Tujuan Manajemen Perairan dan Perikanan

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman

26 April 2024, 22.12

Papan nama yang mencantumkan peraturan penangkapan ikan di Horton Creek, Arizona - Wikipedia

Pengelolaan perikanan berfungsi sebagai kemudi yang membimbing kapal menuju pemanfaatan sumber daya akuatik yang dapat diperbarui secara berkelanjutan, mencakup dimensi biologis, lingkungan, dan sosioekonomi. Istilah "diperbarui" berlaku ketika organisme yang dituju, seperti ikan, kerang, dan mamalia laut, menunjukkan surplus biologis tahunan yang dapat dipanen tanpa mengorbankan produktivitas masa depan melalui strategi pengelolaan yang bijaksana.

Batu penjuru pengelolaan perikanan modern terletak pada kemampuannya untuk melindungi sumber daya ini, memungkinkan eksploitasi yang berkelanjutan. Mengandalkan prinsip-prinsip ilmu perikanan dan seringkali memanggil prinsip pencegahan, kegiatan pengelolaan bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya perikanan tetap berlimpah bagi generasi mendatang.

Dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan berbasis ekosistem telah mendapat dukungan, mengakui bahwa perikanan ada dalam ekosistem yang kompleks di mana berbagai spesies dan faktor lingkungan saling berinteraksi. Pendekatan ini mengakui keterkaitan kehidupan laut dan lingkungan, berusaha untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan.

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menekankan sifat majemuk pengelolaan perikanan, melibatkan pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan, dan penegakan peraturan. Upaya ini ditujukan untuk memastikan produktivitas sumber daya terus berlanjut dan mencapai berbagai tujuan perikanan.

Tujuan politik memainkan peran penting, membentuk prioritas dan strategi pengelolaan perikanan. Tujuan seperti memaksimalkan hasil biomassa dan ekonomi yang berkelanjutan, menjamin keamanan kerja, dan meningkatkan keamanan pangan mendorong keputusan kebijakan. Namun, tujuan yang saling bersaing dapat menimbulkan tantangan, memerlukan navigasi yang hati-hati untuk mendamaikan kepentingan yang bertentangan.

Pada tingkat internasional, pengelolaan perikanan dipandu oleh perjanjian dan peraturan seperti Kode Etik untuk Perikanan yang Bertanggung Jawab, memberikan kerangka kerja untuk praktik yang berkelanjutan di seluruh dunia. Negara-negara menetapkan mekanisme pengelolaan dalam zona ekonomi eksklusif mereka, menggunakan langkah-langkah untuk mengatur input (misalnya, lisensi kapal) dan output (misalnya, kuota tangkapan).

Kuota tangkapan individu (ITQ) merupakan alat pengelolaan yang mencolok, membatasi total tangkapan dan mengalokasikan bagian dari kuota tersebut di antara nelayan yang bekerja di perikanan tersebut. Nelayan dapat membeli/menjual/menjual saham sesuai keinginan mereka.

Penelitian terbaru telah menyoroti peran penting ikan induk tua dalam menjaga perikanan yang produktif, menantang kebijaksanaan konvensional dan menekankan pentingnya ketahanan ekosistem. Selain itu, prinsip pencegahan menekankan perlunya tindakan pengelolaan yang ketat dan cepat untuk melindungi stok ikan dan ekosistem.

Mengelola perikanan melibatkan pengelolaan orang dan bisnis, mengakui implikasi sosio-ekonomi dari keputusan regulasi. Keterlibatan pemangku kepentingan penting, memberdayakan komunitas untuk berkontribusi secara bermakna dalam proses pengelolaan. Namun, korupsi merupakan ancaman besar, merusak upaya regulasi dan memperparah penurunan sumber daya.

Kualitas data tetap menjadi kekhawatiran utama, dengan ketiadaan data yang dapat diandalkan menghambat pengambilan keputusan pengelolaan yang efektif. Hukum perikanan, bidang yang terus berkembang, berusaha untuk mengatasi kesenjangan regulasi dan mempromosikan praktik yang berkelanjutan, baik secara nasional maupun internasional.

Perubahan iklim menambahkan lapisan kompleksitas lainnya, memengaruhi stok ikan dan ekosistem. Memahami dinamika ini penting untuk menyesuaikan strategi pengelolaan dengan kondisi lingkungan yang berubah.

Sebagai kesimpulan, pengelolaan perikanan yang efektif memerlukan pendekatan yang holistik, mengintegrasikan pertimbangan ekologi, sosial, dan ekonomi. Dengan merangkul prinsip berbasis ekosistem, memberdayakan pemangku kepentingan, dan mengatasi tantangan tata kelola, kita dapat menuju masa depan yang berkelanjutan bagi sumber daya laut dan komunitas pesisir.

Sumber:

https://en.wikipedia.org