Seni Rupa dan Desain

Apa Hubungan Antara Seni dan Sains?

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Hubungan antara seni dan sains adalah interaksi yang menawan dan kompleks yang telah memukau para pemikir, pencipta, dan cendekiawan sepanjang sejarah. Meskipun tampaknya merupakan disiplin ilmu yang berbeda, seni dan sains lebih saling berhubungan daripada yang mungkin dirasakan pada awalnya. Seni, yang sering dikaitkan dengan kreativitas, imajinasi, dan ekspresi estetika, dan sains, yang dicirikan oleh logika, observasi, dan bukti empiris, memiliki hubungan yang mendalam yang melampaui perbedaan yang tampak. Bersama-sama, keduanya membentuk hubungan simbiosis, saling memengaruhi dan memperkaya satu sama lain dengan cara mendorong batas-batas pemahaman dan kreativitas manusia.

Seni dan sains, pada intinya, merupakan metode penyelidikan tentang sifat dunia. Sementara sains berusaha untuk memahami dan menjelaskan fenomena melalui observasi, eksperimen, dan analisis yang ketat, seni mengeksplorasi dunia melalui interpretasi subjektif, emosi, dan pengalaman indrawi. Kedua disiplin ilmu ini berusaha untuk memahami dunia dan mengomunikasikan temuan mereka kepada orang lain, meskipun melalui cara yang berbeda.

Artikel Mind the Graph ini menggali pertanyaan, "Apa hubungan antara seni dan sains?" Dengan pendekatan yang lugas dan komprehensif, artikel ini mengeksplorasi interaksi dinamis antara dua disiplin ilmu yang tampaknya berbeda ini.

Definisi seni dan sains

Seni mengacu pada ekspresi atau penerapan kreativitas dan imajinasi manusia melalui berbagai media seperti seni visual (lukisan, pahatan, gambar), seni pertunjukan (musik, tarian, teater), literatur, film, dan banyak lagi. Seni mencakup berbagai disiplin ilmu dan bentuk ekspresi, yang mencerminkan interpretasi subjektif, emosi, estetika, dan konteks budaya. Upaya artistik sering kali bertujuan untuk membangkitkan sensasi, memprovokasi pemikiran, menyampaikan ide, atau mengkomunikasikan pengalaman, menyediakan sarana bagi individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan persepsi dan perspektif mereka tentang dunia.

Sains, di sisi lain, adalah pendekatan sistematis dan empiris untuk memahami dunia alam. Sains melibatkan studi tentang struktur, perilaku, dan proses dunia fisik dan alam melalui observasi, eksperimen, dan analisis. Sains mengandalkan metodologi yang ketat, penalaran logis, dan metode ilmiah untuk merumuskan dan menguji hipotesis, mengembangkan teori, dan mengungkap pengetahuan tentang cara kerja alam semesta. Disiplin ilmu sains mencakup bidang-bidang seperti fisika, kimia, biologi, astronomi, psikologi, dan banyak lagi, yang bertujuan untuk memajukan pemahaman manusia, membuat prediksi, dan memecahkan masalah-masalah praktis.

Tujuan seni dan sains

Tujuan dari seni adalah untuk menginspirasi, memprovokasi pemikiran, membangkitkan emosi, dan mengkomunikasikan ide melalui ekspresi subjektif, mendorong refleksi budaya, empati, dan perubahan sosial. 

Sains berusaha untuk mengeksplorasi dunia alam secara sistematis, mengungkap pengetahuan objektif, dan memajukan pemahaman kita tentang alam semesta, yang mengarah pada kemajuan teknologi, aplikasi praktis, dan pertumbuhan intelektual. 

Meskipun berbeda, seni dan sains dapat bersinggungan, dengan seni menjembatani konsep-konsep ilmiah kepada publik dan sains menginspirasi inovasi artistik. Keduanya berkontribusi pada perkembangan intelektual dan budaya kita, memperkaya kehidupan kita dan memperluas perspektif kita.

Sejarah antara seni dan sains

Lalu, apa hubungan antara seni dan sains? Sepanjang sejarah, hubungan antara seni dan sains telah berevolusi dan diwujudkan dalam berbagai cara. Dari zaman prasejarah hingga periode Renaisans dan ke zaman modern, interaksi antara kedua domain ini telah membentuk budaya, pengetahuan, dan kreativitas manusia.

Zaman Prasejarah

Pada masa prasejarah, seni dan ilmu pengetahuan saling terkait erat. Lukisan gua, seperti yang ditemukan di Lascaux dan Altamira menggambarkan hewan, adegan berburu, dan benda-benda langit, yang mencerminkan pengamatan ilmiah awal dan ketertarikan pada dunia alam. Karya-karya seni ini berfungsi sebagai sarana komunikasi, bercerita, dan ekspresi budaya, sekaligus mengungkapkan pemahaman awal tentang lingkungan dan penghuninya.

Yunani kuno

Yunani Kuno dikenal sebagai periode penting bagi perkembangan seni dan ilmu pengetahuan. Para filsuf Yunani, seperti Plato dan Aristoteles mengeksplorasi berbagai topik mulai dari metafisika hingga biologi, meletakkan dasar bagi penyelidikan ilmiah. Seni Yunani, dengan penekanannya pada bentuk manusia yang diidealkan dan prinsip-prinsip matematika, menampilkan interaksi antara estetika dan proporsi matematika.

Periode renaisans

Renaisans, yang berlangsung dari abad ke-14 hingga abad ke-17, menjadi saksi konvergensi yang luar biasa antara seni dan sains. Seniman seperti Leonardo da Vinci melambangkan persatuan ini, mewujudkan konsep "manusia Renaisans". Penyelidikan ilmiah Da Vinci, termasuk studi anatomi dan investigasi terhadap prinsip-prinsip teknik, menginformasikan karya-karya artistiknya. Lukisan-lukisannya, seperti "Mona Lisa" yang penuh teka-teki, menampilkan perhatian yang cermat terhadap detail dan pemahaman mendalam tentang anatomi dan ekspresi manusia. Periode Renaisans juga menyaksikan kebangkitan perspektif dalam seni, yang dipengaruhi oleh kemajuan ilmiah dalam bidang optik dan geometri.

Era pencerahan

Era Pencerahan, yang terjadi pada abad ke-18, menekankan pada nalar, pengamatan empiris, dan pemikiran kritis. Revolusi ilmiah menghasilkan terobosan dalam fisika, kimia, dan biologi, yang memperluas pemahaman kita tentang dunia alam. Periode ini juga menjadi saksi kebangkitan seni neoklasik, yang terinspirasi dari seni Yunani dan Romawi kuno, yang mencerminkan keinginan akan rasionalitas, keteraturan, dan keseimbangan.

Zaman modern

Di zaman modern ini, hubungan antara seni dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Kemunculan fotografi, film, dan media digital telah memperluas kemungkinan artistik, memadukan ekspresi artistik dengan kemajuan teknologi. Para seniman semakin terinspirasi oleh konsep, teori, dan penemuan ilmiah, dan memasukkannya ke dalam karya mereka. Dari eksplorasi konsep abstrak seperti fisika kuantum hingga pemeriksaan masalah ekologi dan kemajuan teknologi, seni telah menjadi media untuk membahas dan merefleksikan perkembangan ilmiah dan masyarakat.

Era kontemporer

Era kontemporer, dari abad ke-20 hingga saat ini, telah menyaksikan jalinan lebih lanjut antara seni dan sains. Munculnya teknologi baru, seperti fotografi, video, dan media digital, telah merevolusi praktik artistik. Para seniman saat ini mengeksplorasi konsep-konsep ilmiah, terlibat dalam penelitian mutakhir, dan menangani masalah sosial dan lingkungan yang mendesak melalui karya-karya mereka. Era ini telah menyaksikan kemunculan bidang-bidang seperti bioart, di mana para seniman berkolaborasi dengan para ilmuwan untuk mengeksplorasi proses biologis dan etika.

Keterampilan yang digunakan dalam seni dan sains

Setelah menjawab pertanyaan "Apa hubungan antara seni dan sains?", sekarang penting untuk mengeksplorasi keterampilan umum yang dimiliki oleh kedua disiplin ilmu ini. Seni dan sains memiliki keterampilan yang sama yang merupakan bagian integral dari proses kreatif dan investigasi. Keterampilan ini meliputi pemikiran kreatif, pemikiran analitis, pemecahan masalah, pemikiran kritis, visualisasi, dan komunikasi. Keterampilan ini menjembatani kesenjangan antara seni dan sains, mendorong kolaborasi interdisipliner dan membuka kemungkinan baru untuk inovasi dan pemahaman.

Berpikir kreatif

Baik seni maupun sains membutuhkan pemikiran kreatif untuk menghasilkan ide, pendekatan, dan solusi baru. Seniman dan ilmuwan harus berpikir di luar kebiasaan, menantang konvensi, dan mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan inovatif.

Pemikiran analitis

Pemikiran analitis sangat penting dalam seni dan sains. Seniman menganalisis elemen-elemen seperti komposisi, teori warna, dan bentuk untuk menciptakan karya seni yang harmonis dan berdampak. Ilmuwan menganalisis data, observasi, dan eksperimen untuk mendapatkan kesimpulan yang bermakna dan merumuskan teori.

Pemecahan masalah

Baik seni maupun sains melibatkan keterampilan pemecahan masalah. Seniman menghadapi tantangan dalam menerjemahkan ide mereka ke dalam bentuk nyata, sementara ilmuwan menghadapi hambatan dalam memahami fenomena kompleks atau menemukan solusi untuk masalah ilmiah. Kedua disiplin ilmu ini membutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah secara efektif.

Berpikir kritis

Berpikir kritis sangat penting dalam seni dan sains. Seniman secara kritis mengevaluasi karya mereka, mencari koherensi, makna, dan dampak emosional. Ilmuwan secara kritis menganalisis temuan penelitian, mempertanyakan asumsi, dan mengevaluasi validitas teori dan hipotesis.

Visualisasi

Visualisasi adalah keterampilan yang dimiliki bersama dalam seni dan sains. Seniman memvisualisasikan konsep mereka dan menghidupkannya melalui berbagai media artistik, sementara ilmuwan memvisualisasikan data kompleks dan konsep abstrak untuk memfasilitasi pemahaman dan komunikasi.

Komunikasi

Komunikasi yang efektif sangat penting dalam seni dan sains. Seniman mengomunikasikan ide, emosi, dan pesan mereka melalui karya seni mereka, yang bertujuan untuk melibatkan dan memancing respons dari pemirsa. Ilmuwan mengomunikasikan temuan penelitian, teori, dan penemuan mereka kepada rekan-rekan dan publik yang lebih luas, yang bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman.

Hubungan antara seni dan sains

Seni dan sains, disiplin ilmu yang tampaknya berbeda, saling berhubungan dalam berbagai cara. Keduanya memiliki benang merah yang menunjukkan adanya saling pengaruh dan ketergantungan satu sama lain.

  • Seni mengambil inspirasi dari konsep ilmiah, menggabungkannya ke dalam ekspresi artistik.
  • Visualisasi dan representasi sangat penting dalam seni dan sains untuk menyampaikan ide dan konsep.
  • Seniman dan ilmuwan memiliki fokus yang sama dalam hal observasi dan persepsi untuk menangkap detail dan memahami dunia.
  • Eksperimen dan eksplorasi merupakan hal yang umum bagi kedua disiplin ilmu, mendorong batas-batas dan mengungkap kebenaran baru.
  • Komunikasi dan ekspresi merupakan hal yang mendasar dalam seni dan sains, menyampaikan emosi, ide, dan temuan penelitian.
  • Estetika dan keindahan dihargai di kedua domain, menghargai daya tarik visual dan keanggunan kreasi artistik dan ilmiah.

Singkatnya, seni dan sains saling berhubungan melalui inspirasi kreatif, visualisasi, observasi, eksperimen, komunikasi, dan apresiasi estetika. 

Tujuan yang sama: Memahami dunia di sekitar kita

Seni dan sains sama-sama berusaha untuk memahami dunia di sekitar kita, meskipun melalui pendekatan yang berbeda. Sementara seniman mengeksplorasi interpretasi subjektif dan ekspresi emosional, ilmuwan menggunakan observasi sistematis dan penyelidikan empiris. Kedua disiplin ilmu ini membahas pertanyaan eksistensial, menginspirasi rasa ingin tahu, dan mengandalkan observasi dan interpretasi. Dengan mengenali dan merangkul hubungan antara seni dan sains, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan lebih komprehensif tentang keberadaan kita dan tempat kita di alam semesta.

Gambar yang menarik secara visual untuk penelitian Anda

Mind the Graph adalah platform online yang mengubah dunia yang membantu para ilmuwan menciptakan gambar yang menakjubkan secara visual untuk penelitian mereka. Dengan perpustakaan ilustrasi ilmiah yang luas, opsi penyesuaian yang mudah, dan antarmuka yang ramah pengguna, para peneliti dapat dengan mudah mendesain visual menawan yang secara efektif mengomunikasikan konsep yang kompleks. Tingkatkan penelitian Anda, pikat audiens Anda, dan buat dampak yang langgeng dengan Mind the Graph. Daftar secara gratis.

Sumber: https://mindthegraph.com/

Selengkapnya
Apa Hubungan Antara Seni dan Sains?

Seni Rupa dan Desain

Seni Teknologi Masa Depan: Kreativitas dalam Era Kecerdasan Buatan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Dalam era modern yang diwarnai oleh pesatnya kemajuan teknologi, seni dan teknologi semakin terkait erat. Salah satu aspek yang paling menarik adalah bagaimana kecerdasan buatan (AI) telah mengubah cara kita memahami dan menghasilkan seni. Kreativitas yang terpancar dalam seni teknologi masa depan adalah manifestasi inovatif yang mengagumkan, di mana AI berperan sebagai mitra sekaligus sumber inspirasi bagi seniman.

Kecerdasan buatan, yang semula dikembangkan untuk tugas-tugas analitis, sekarang telah menjadi alat penting dalam menciptakan seni visual dan musik. Dengan kemampuannya dalam memahami pola dan konteks, AI mampu menghasilkan karya seni yang memukau dan tak terduga. Misalnya, dalam seni visual, AI dapat menciptakan lukisan abstrak atau potret berdasarkan data yang dimasukkan oleh seniman, membantu mereka menjelajahi berbagai gaya dan komposisi.

Pada bidang musik, AI dapat menghasilkan lagu-lagu yang memikat dengan mengolah data musik yang ada. Sebuah algoritma dapat menganalisis lagu-lagu favorit kamu dan menciptakan musik baru dengan nuansa yang serupa. Ini bukanlah penggantian seniman, melainkan alat yang memperkaya kreativitas manusia.

Tidak hanya itu, AI juga digunakan dalam seni interaktif. Instalasi seni interaktif yang responsif terhadap pergerakan dan interaksi pengunjung semakin populer. AI berperan dalam membuat pengalaman ini lebih mendalam dan menarik dengan merespons pengunjung secara real-time.

Selain itu, AI juga menjadi alat penting dalam analisis seni. Dalam bidang sejarah seni, AI dapat membantu mengidentifikasi gaya, penulis, dan tren tertentu dalam karya seni dengan analisis gambar dan teks secara bersamaan.

Namun, seiring dengan semua kecanggihan AI, penting untuk diingat bahwa kecerdasan buatan hanyalah alat. Ia tidak memiliki emosi atau pengalaman manusiawi. Oleh karena itu, seniman masih memiliki peran yang tak tergantikan dalam menginterpretasikan dunia mereka dan menyampaikan pesan pribadi mereka melalui seni.

Seni teknologi masa depan adalah perkawinan yang menarik antara kreativitas manusia dan kecerdasan buatan. AI membuka pintu menuju eksplorasi yang lebih dalam dalam seni dan memberikan seniman alat yang kuat untuk menciptakan karya yang menginspirasi. Dengan kerja sama yang bijak antara manusia dan mesin, masa depan seni akan terus menghadirkan kejutan dan inovasi yang luar biasa.

Sumber: https://manggustore.com/

Selengkapnya
Seni Teknologi Masa Depan: Kreativitas dalam Era Kecerdasan Buatan

Seni Rupa dan Desain

8 Manfaat dari Prinsip Seni Rupa yang Menarik Diketahui

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Apa manfaat dari prinsip seni rupa? Soal ini menjadi bagian dari tugas Seni Budaya untuk siswa kelas 10.

Prinsip seni rupa menekankan pada sisi artistik seperti kesatuan, keseimbangan, dan ritme. Siswa harus memahami prinsip tersebut, agar dapat menata dan mempelajari unsur-unsur seni rupa dan manfaatnya.

Apa manfaat dari prinsip seni rupa? ini jawabannya

Prinsip seni rupa memiliki manfaat bagi perkembangan siswa. Berdasarkan buku Seni Rupa untuk Anak Usia Dini, Farida Mayar (2022:26), berikut adalah jawaban untuk soal apa manfaat dari prinsip seni rupa.

1. Linguistik dan Sosial

Seni rupa akan menjadi pengalaman siswa dalam mengungkapkan perasaannya, melalui kegiatan membentuk dan bereksperimen, dengan menggabungkan bentuk, belajar warna dan kombinasi warna.

2. Perkembangan Fisik

Seni rupa membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan seperti koordinasi mata, tangan, keterampilan motorik halus, dan keterampilan motorik kasar.

Pada ruang seni rupa yang lebih luas, siswa dapat belajar untuk mengendalikan otot-otot yang lebih besar, dan pada area seni rupa kecil atau menggambar detail, dapat melatih keterampilan motorik halus.

3. Belajar Sains dan Matematika

Siswa belajar mengenali bentuk kompleks, bekerja dengan garis, garis melengkung, volume, banyak cat dalam sebuah wadah, dan penggabungan warna.

4. Fungsi Otak Kanan

Seni rupa dapat membantu mengembangkan fungsi belahan otak kanan. Saat belajar menggambar, terjadi perkembangan otak, sehingga kreativitasnya bisa berkembang dengan baik.

5. Daya Ingat Meningkat

Siswa mudah mengingat hal-hal berupa imaji atau gambar yang pernah dibuatnya.

6. Meningkatkan Daya Konsentrasi

Seni rupa bisa menambah kemampuan konsentrasi dan ketekunan siswa.

7. Daya Nalar Terasah

Seni rupa dapat melatih siswa untuk memiliki imajinasi yang tinggi. Hal ini akan membuat daya nalarnya lebih terasah.

Siswa akan mudah saat diajak bicara atau diskusi memecahkan masalah, karena bisa menggambarkan solusi atau memetakan permasalahan di kepalanya.

8. Kesabaran, Ketekunan, dan Ketelitian Meningkat

Seni rupa dapat melatih kesabaran, ketekunan, dan ketelitian pada siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil karya seninya yang detail.

Saat menggambar pemandangan, ia akan melengkapinya dengan rumah, pohon, sawah, binatang ternak, dan hal yang kecil yang umumnya akan dilewatkan oleh mereka yang kurang sabar dan tekun.

Apa manfaat dari prinsip seni rupa? Seni rupa adalah bahasa visual yang dapat digunakan siswa untuk mengekspresikan perasaannya.(DK)

Sumber: https://kumparan.com/

Selengkapnya
8 Manfaat dari Prinsip Seni Rupa yang Menarik Diketahui

Seni Rupa dan Desain

Menggabungkan Seni dan Sains: Komposisi yang Harmonis

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Seni dan sains telah lama dianggap sebagai disiplin ilmu yang terpisah, sehingga tidak ada ruang untuk tumpang tindih. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan minat untuk mengeksplorasi potensi penggabungan dua dunia yang tampaknya berbeda ini. Hasilnya adalah kolaborasi menarik yang mendobrak batasan kreativitas dan inovasi. Artikel ini menggali komposisi seni dan sains, menyoroti cara keduanya saling melengkapi dan meningkatkan.

Persimpangan seni dan sains

Sekilas, seni dan sains mungkin tampak bertolak belakang. Seni sering dikaitkan dengan kreativitas, ekspresi, dan estetika, sedangkan sains dikaitkan dengan logika, nalar, dan bukti empiris. Namun, jika dicermati lebih dekat, kita dapat menemukan benang merah yang menyatukan mereka – rasa ingin tahu.

Baik seniman maupun ilmuwan memiliki keingintahuan yang tak terpuaskan terhadap dunia di sekitar mereka. Mereka berusaha memahami, menafsirkan, dan mengkomunikasikan temuan mereka dengan cara yang unik dan menawan. Baik melalui sapuan kuas di atas kanvas atau persamaan di papan tulis, baik seni maupun sains berusaha untuk memahami kompleksitas keberadaan.

Peran seni dalam sains

Seni memiliki kemampuan untuk memanusiakan ilmu pengetahuan dengan membuatnya lebih mudah diakses dan menarik. Konsep dan penemuan ilmiah seringkali rumit dan sulit dipahami oleh masyarakat umum. Representasi artistik dapat menjembatani kesenjangan ini dengan menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang nyata dan dapat dihubungkan.

Misalnya, ilustrasi medis telah lama digunakan untuk menggambarkan seluk-beluk tubuh manusia secara visual. Gambar detail ini tidak hanya membantu memahami anatomi tetapi juga membangkitkan rasa takjub dan apresiasi terhadap keindahan hidup. Demikian pula, teknik visualisasi data dapat mengubah data ilmiah yang kompleks menjadi grafik yang menarik secara visual dan mudah dipahami, sehingga lebih mudah diakses oleh khalayak yang lebih luas.

Pengaruh sains dalam seni

Sains memberi seniman banyak inspirasi dan media baru untuk dijelajahi. Dari penemuan pigmen dan material baru hingga kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan telah memperluas kemungkinan ekspresi artistik. Seniman kini dapat memasukkan prinsip-prinsip ilmiah, seperti optik, kinetika, dan genetika, ke dalam karya mereka, sehingga menghasilkan kreasi yang menawan dan menggugah pikiran.

Salah satu contohnya adalah bidang bioart, di mana seniman menggunakan organisme hidup dan teknik rekayasa genetika untuk membuat patung dan instalasi hidup. Karya seni ini tidak hanya menantang persepsi kita tentang kehidupan dan identitas tetapi juga menimbulkan pertanyaan etika dan filosofis yang penting. Dengan menggabungkan seni dan sains, para seniman ini mendobrak batas-batas apa yang mungkin terjadi dan mengaburkan batas antara alam dan buatan.

Manfaat menggabungkan seni dan sains

Perpaduan seni dan sains membawa banyak manfaat bagi kedua disiplin ilmu tersebut. Bagi para ilmuwan, hal ini mendorong pendekatan penelitian yang lebih kreatif dan interdisipliner. Dengan menggabungkan praktik artistik, para ilmuwan dapat berpikir di luar kebiasaan, mengeksplorasi perspektif alternatif, dan mengkomunikasikan temuan mereka dengan lebih efektif.

Di sisi lain, seniman mendapatkan akses terhadap beragam pengetahuan dan sumber daya ilmiah. Hal ini memungkinkan mereka bereksperimen dengan teknik, bahan, dan konsep baru, yang pada akhirnya memperluas cakrawala praktik artistik mereka.

Menggabungkan seni dan sains adalah pendekatan yang menarik dan produktif dalam berbagai bidang. Saat kedua elemen ini digabungkan dengan baik, mereka dapat menciptakan komposisi yang harmonis yang menggabungkan keindahan dan fungsionalitas. Berikut adalah beberapa cara menggabungkan seni dan sains dalam komposisi yang harmonis:

  1. Desain Arsitektur:
    • Arsitek dapat menggabungkan estetika dan ilmu pengetahuan untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya indah tetapi juga efisien dari segi energi dan keberlanjutan.
  2. Seni Digital:
    • Seniman digital dapat menggunakan prinsip-prinsip ilmu komputer untuk menciptakan karya seni berbasis digital, seperti animasi 3D, seni permainan, dan seni komputer generatif.
  3. Seni Bioinformasi:
    • Menggabungkan seni dan sains biologi molekuler untuk menciptakan karya seni yang berhubungan dengan DNA, genom, dan berbagai aspek biologi.
  4. Seni Lingkungan:
    • Melalui seni lingkungan, seniman dapat menyampaikan pesan tentang pelestarian lingkungan dan dampak perubahan iklim dengan menggunakan data ilmiah sebagai dasar karya seni mereka.
  5. Seni Musim Semi:
    • Dalam bidang musik, seniman dapat memadukan teori musik dan akustik dengan ekspresi seni untuk menciptakan komposisi musik yang memikat.
  6. Pemodelan Matematika:
    • Menggabungkan seni dengan matematika dalam pembuatan bentuk-bentuk abstrak dan karya seni yang berdasarkan prinsip-prinsip matematika seperti fraktal, geometri, atau teori graf.
  7. Seni Medis:
    • Seni plastik dan ilmu kedokteran dapat digabungkan dalam seni medis untuk menciptakan karya seni yang memvisualisasikan prosedur medis atau anatomi tubuh manusia.
  8. Seni dan Robotika:
    • Seniman dapat menciptakan instalasi seni yang berinteraksi dengan robot atau menggunakan algoritma cerdas untuk menciptakan karya seni dinamis.
  9. Fotografi Ilmiah:
    • Fotografi dapat digunakan untuk merayakan keindahan alam dan fenomena alam sambil menjelaskan aspek ilmiah di baliknya.
  10. Ilustrasi Ilmiah:
    • Seniman ilustrasi ilmiah dapat menciptakan gambar dan ilustrasi yang menggabungkan keindahan dengan ketepatan ilmiah untuk buku ilmiah dan publikasi serupa.

Penting untuk memahami bahwa menggabungkan seni dan sains memerlukan pemahaman mendalam tentang keduanya. Ini adalah kolaborasi yang kompleks, dan karya seni yang berhasil dalam konteks ini akan menggabungkan kreativitas dengan akurasi ilmiah. Komposisi yang harmonis antara seni dan sains dapat memperkaya pemahaman kita tentang dunia dan merangsang pemikiran kreatif yang inovatif.

Kesimpulan

Komposisi seni dan sains merupakan perpaduan harmonis yang mendorong batas kreativitas dan pemahaman manusia. Dengan menggabungkan disiplin ilmu yang tampaknya berbeda ini, kita dapat menciptakan pendekatan pengetahuan dan ekspresi yang lebih kaya dan holistik. Baik melalui lukisan, patung, atau eksperimen ilmiah, sinergi antara seni dan sains memiliki kekuatan untuk menginspirasi, mendidik, dan mengubah dunia di sekitar kita.

Sumber: https://komputer-grafis-d3.stekom.ac.id/

 

Selengkapnya
Menggabungkan Seni dan Sains: Komposisi yang Harmonis

Seni Rupa dan Desain

Apa itu Seni? (Sarana dan Bahan)

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Sarana dan bahan

Dalam sejarah umat manusia, seni telah diungkapkan melalui sarana dan bahan yang beragam, mulai dari arang, kapur, batu, kayu, cat hingga teknologi terkini seperti media digital. Seniman-seniman purbakala memanfaatkan bahan-bahan sederhana seperti tulang, kayu dan batu untuk menciptakan suatu gambar atau rancangan. Lambat laun, media seni bergeser menjadi tanah liat yang dibentuk dan dibakar, kemudian menemukan teknik penempaan dan pengecoran untuk menciptakan alat-alat berbahan logam. Di sisi lain, para pelukis menjelajah lingkungan sekitarnya untuk menemukan bahan-bahan berpigmen, seperti kapur, arang, beri-berian, krustasea dan mineral tertentu yang disarikan dari tanah. Cat tempera yang terbuat dari telur adalah bahan yang populer hingga abad ke-15 sebelum akhirnya tergantantikan oleh cat minyak. Cat minyak dan cat air menguasai bentang seni lukis hingga 1940-an tatkala cat akrilik ditemukan. Pada abad ke-20, seniman kemudian mencoba menggabungkan berbagai media, alat dan bahan untuk menciptakan karya seni yang menantang konsepsi manusia tentang dunianya dan estetika seni.

Gambar

Menggambar adalah ungkapan seni yang paling gegas. Sebelum Renaisans, menggambar tidaklah dianggap sebagai sebentuk seni, melainkan hanya sebatas tahap persiapan dari penciptaan karya seni yang sesungguhnya. Cennino Cennini, misalnya, melihat kegiatan menggambar sebagai "pelengkung kemenangan" menuju lukisan. Seniman yang masyhur memanfaatkan kegiatan menggambar sebagai sarana pengungkapan independen adalah Leonardo da Vinci dan Michaelangelo.

Beberapa bahan untuk menggambar yang dikenali dalam sejarah yakni:

  • Arang. Arang adalah salah satu bahan tertua yang dikenali dalam dunia seni dan masih jamak digunakan hingga saat ini. Arang untuk penggunaan seni biasanya dipakai pelukis untuk melukis gambaran dasar lukisan mereka. Hal ini dipilih karena goresan arang mudah ditimpa dengan cat tanpa mempengaruhi mutu warna cat di atasnya. Seniman Dylan Eakin menggunakan arang untuk memperhalus hasil lukisannya.
  • Kapur. Kapur putih mulanya digunakan untuk menambahkan sorotan pada sarana gambar lain dan sangat mangkus jika diterapkan pada kertas berwarna. Pigmen seperti besi oksida dimasukkan ke dalam kapur untuk menghasilkan ciri khas lukisan-lukisan Abas Renaisans yang menggunakan kapur merah. Saat ini kapur telah diproduksi dalam pancawarna yang lengkap. Kapur putih juga merupakan bahan yang digunakan dalam teknik Gouache. Teknik Gouache adalah seni lukis hasil perpaduan antara cat air dan akrilik.
  • Pastel. Pastel terbuat dari campuran gum alami dan bubuk pigmen. Bahan ini populer pada abad ke-18 di kalangan seniman potret. Pastel lembut dapat menghasilkan lukisan dengan pembauran warna yang halus dan cerah. Sementara itu, pastel keras lebih cocok digunakan untuk menggambar. Beberapa jenis pastel diantaranya adalah pastel kering, pastel minyak atau lilin.
  • Pena dan tinta. Pena sering digunakan sebagai pengganti kuas yang mampu menggoreskan garis dengan baik. Keutamaan dari tinta di atas kertas kering adalah kemampuannya untuk menghasilkan garis secara tepat dan permanen. Dalam sejarahnya, tinta dibuat dari beragam bahan, seperti karbon, serangga, cumi-cumi hingga krustasea. Tinta yang larut dalam air cenderung lebih mudah pudar dibandingkan dengan tinta yang tahan air. beberapa jenis pulpen yang biasa digunakan dalam seni adalah felt-tip pen, marker pen, dan rollerball pen.
  • Pensil. Bagian hitam dari pensil sesungguhnya terbuat dari sebentuk karbon bernama grafit. Pada abad ke-16 dan 17, satu-satunya tambang padatan grafit hanya berada di kawasan Borrowdale, Danau District, Britania Raya. Barulah pada penghujung abad ke-18, orang Perancis mulai membuat pensil yang kita kenal hari ini dengan mencampurkan grafit nirbentuk bertekstur gembur dengan tanah liat. Saat ini, istilah pensil melingkupi beberapa material sekaligus, termasuk yang terbuat dari pampatan arang, kapur, atau lilin yang dapat dibungkus dengan lapisan kayu sehingga tampak seperti pensil pada umumnya.

Lukis

Semua cat membutuhkan bahan perantara yang dapat mengikat pigmen secara kuat sehingga dapat diterapkan pada pelbagai bidang lukis, seperti tembok, kayu, kulit, kertas, atau kanvas. Bentuk cat awal dibuat dengan mengikat pigmen menggunakan semacam lem berbasis air yang dibuat dari kulit binatang. Bahan perantara lainnya yang mungkin juga digunakan meliputi karet dan resin yang diambil dari pepohonan, kuning dan putih telur, atau lilin lebah. Dari abad ke-15 sampai 20, bahan perantara cat utamanya dibuat dari minyak nabati, khususnya minyak biji flaks.

  • Enkaustik. Lukisan enkaustik atau lukisan lilin panas adalah sarana yang tahan lama dan salah satu teknik utama di Dunia Kuno, digunakan oleh orang-orang Mesir, Yunani dan Romawi untuk melukis pada panel dan tembok. Kata enkaustik berasal dari bahasa Yunani yang artinya "dibakar". Seniman akan melukis menggunakan kuas dan sudip ke bidang lukis. Setelah gambar selesai, seniman akan menyalakan obor dan memanaskan ulang lilin supaya meresap ke bidang gambar.
  • Tempera. Tempera atau tempera telur adalah sarana lukis yang memanfaatkan telur kocok sebagai cat. Pemanfaatan campuran putih telur dengan cat disebut sebagai clarum atau glair, populer di kalangan pelukis iluminasi naskah abad pertengahan. Di sisi lain, para pelukis memanfaatkan campuran kuning telur dengan cat dan disebut sebagai tempera telur.
  • Fresko. Fresko diambil dari bahasa Italia yang artinya segar. Fresko adalah metode lukis yang menerapkan campuran pigmen dan air langsung pada lapisan kapur-plester dinding yang baru saja dilapiskan. Cairan cat kemudian diserap lapisan plaster. Ketika mengering, pigmen telah menyatu dengan dinding tersebut. Fresko sudah dikenal dalam kebudayaan Minoa, Yunani Kuno dan Romawi jauh sebelum digunakan oleh Michaelangelo dan pelukis-pelukis lain semasa Renaisans.
  • Cat minyak. Minyak nabati—utamanya dari kenari, popi atau flaks—telah digunakan sebagai bahan lukis sekian masa sebelum Renaisans, tetapi lebih banyak digunakan di Eropa bagian utara daripada di Italia. Ialah Jan Van Eyck, seorang pelukis Flandria yang perigel, yang berhasil meyakinkan orang-orang Venesia dan kemudian orang-orang Italia dan Eropa pada umumnya untuk beralih ke cat minyak untuk lukisan kanvas, khususnya lukisan potret, pada permulaan abad ke-15. Keunggulan dari penggunaan cat minyak terletak pada kekuatan dan keluwesannya.
  • Cat air. Cat air atau akuarel adalah sarana lukis yang menggunakan pigmen dan pelarut air. Warna-warna yang dihasilkan cat air bersifat transparan sehingga membutuhkan permukaan yang terang untuk menciptakan kesan berpendar, seperti kertas putih. Keahlian khusus dalam memanfaatkan cat air berkembang pesat pada abad ke-18 dan 19 di Britania Raya, terkhusus karya-kaya J. M. W. Turner. Contoh pelukis yang lebih baru melingkupi Emil Nolde dan Paul Klee yang berhasil mendayagunakan sifat kemilau dan kehalusan dari cat air.
  • Gouache. Gouache adalah sejenis cat air yang dicampur dengan bahan putih, seperti kapur, untuk menciptakan warna-warna yang buram (tidak tembus cahaya). Oleh karena itu, gouache lebih cocok untuk lukisan berlapis atau menciptakan lukisan-lukisan yang memiliki rancangan tegas dan berwarna datar.
  • Cat akrilik. Cat akrilik adalah cat yang dibuat dari pigmen bercampur emulsi polimer akrilik. Akrilik dikembangkan pada tahun 1940-an dan dimanfaatkan oleh banyak seniman modern atas kecepatan keringnya dan ketahanannya. Keunggulan cat akrilik adalah sifatnya yang larut dalam air ketika basah, tetapi cepat kering pada permukaan yang tahan lama. Cat air dapat digunakan pada penerapan transparan selayaknya cat air ataupun penerapan impasto yang tebal selayaknya cat minyak. Pelopor penggunaan sarana ini di antaranya meliputi seniman mural kenamaan berkebangsaan Meksiko Orozco dan Siqueros.
  • Kolase. Kolase adalah gabungan bahan-bahan—cetak, kain, bahkan benda padat—yang dipasang pada suatu bidang untuk menciptakan sebuah susunan. Praktikus kolase awal adalah Picasso dan Braque yang sering kali menempelkan potongan-potongan kertas koran dan benda lainnya pada lukisan kubisme mereka. Seniman Jerman Kurt Schwitters melakukan banyak hal untuk mengembangkan penggunaan kolase dengan memasukkan tiket bus dan bahkan sampah jalanan pada susunan puitisnya. Tokoh penting lainnya adalah Max Ernst dan Joseph Cornell yang memperluas pengertian kolase hingga pada bentuk kotak trimatra. Beberapa teknik yang masih bertalian dengan kolase, yaitu di antaranya dekupase dan dekolase.

Cetak

Bentuk paling kuno dari pembuatan kriya cetak memanfaatkan teknik cetak tinggi, di mana gambar tercipta dari menempelkan kertas pada area yang timbul yang sebelumnya telah dilapisi tinta, contohnya seperti pada cukil kayu. Sementara itu dalam teknik intaglio, seperti gravir dan etsa, tinta mengisi area yang turun pada papan cetak yang kemudian akan menempel pada kertas. Teknik cetak lainnya adalah cetak saring dan cetak datar, teknik cetak yang menggunakan permukaan datar, seperti pada teknik cetak batu.

  • Cukil kayu. Ketika teknologi percetakan tersebar dari Jerman ke seluruh Eropa pada penghujung abad ke-15, cukil kayu juga turut tenar dan digunakan secara luas. Untuk membuat cukilan kayu diperlukan alat pencukil berbentuk V yang mampu menghilangkan area negatif pada sebuah desain, membuat area positif lebih tinggi yang siap untuk dilapisi tinta. Salah satu seniman cukil kayu paling berpengaruh ialah Albrecht Dürer. Pada abad ke-18 dan 19, seniman-seniman Jepang menyempurnakan teknik cukil kayu multiwarna yang memanfaatkan percetakan berlapis dengan lapisan terakhir berupa guratan garis gambar berwarna hitam.
  • Gravir dan etsa. Gravir dan etsa adalah teknik cetak dalam yang memungkinkan mencetak garis yang lebih halus, yang tidak dapat dilakukan dengan teknik cukil kayu. Pada proses gravir, alat berbentuk berlian bernama burin digunakan untuk menggores permukaan papan kayu seperti kayu buxus atau papan berbahan logam lunak seperti lempengan tembaga. Berbeda dengan gravir, etsa melibatkan proses kimiawi dalam pembuatannya. Lempengan tembaga mulanya dilapisi lilin tipis, yang disebut dasaran etsa, yang akan bertahan ketika direaksikan bersama asam. Dasaran ini kemudian digores menggunakan pena/jarum ukir untuk menghasilkan gambar. Cairan asam kemudian digunakan untuk mengikis garis-garis yang tidak terlindungi lilin.
  • Litografi. Litografi adalah salah satu teknik cetak datar yang memanfaatkan daya tolak antara air dan minyak. Proses ini ditemukan oleh Aloys Senefelder, seorang dramawan Bavaria, pada tahun 1798.
  • Cetak saring. Cetak saring atau secara tradisional dikenal dengan istilah cetak saring sutra (silkscreen printing) atau serigrafi adalah teknik cetak yang dikembangkan dari cetak stensil. Teknik ini utamanya digunakan untuk keperluan percetakan tekstil komersial. Pada tahun 1930-an, teknik cetak ini banyak digunakan khususnya di Amerika Serikat untuk menghasilkan iklan cetak, seperti poster, selebaran dll.

Patung

Menciptakan patung adalah bentuk ungkapan seni pertama dan paling mudah ditemukan dalam berbagai kebudayaan. Patung-patung paling purba ditengarai diciptakan dengan mengubah bentuk suatu benda yang ditemukan menjadi sebentuk manusia atau hewan. Seiring dengan perkembangan teknologi, para seniman mulai menjelajah berbagai kemungkinan dalam menciptakan patung, mulai dari memahat tulang-belulang, kayu, dan batu, hingga menciptakan gerabah dan menemukan teknik pengecoran logam. Berbeda dengan patung-patung Romawi dan Yunani yang masyhur dalam keadaan yang sudah luntur, patung-patung Klasik sesungguhnya jarang dibuat tanpa warna. Pematung mewarnai patungnya dengan pigmen dan batu berharga untuk menghias atau meningkatkan realisme dari karyanya.

  • Perunggu. Menciptakan patung dengan bahan perunggu adalah teknologi rumit yang dikembangkan secara mandiri di banyak kebudayaan, mulai dari Amerika Selatan, Tiongkok hingga Afrika Barat. Pengecoran perunggu melibatkan proses pembuatan cetakan/mal yang terbuat dari tanah liat, lepa atau lilin.
  • Kayu. Memahat/mengukir kayu ditemukan di seluruh kebudayaan di dunia. Akan tetapi peninggalan berbahan kayu tidak banyak yang bertahan hingga zaman modern karena kelemahannya terhadap pembusukan, kerusakan akibat serangga atau kebakaran. Memahat kayu membutuhkan kemampuan membaca galur kayu. Karya pahatan kayu dapat berupa patung atau figurin, ukiran sebagai hiasan, atau benda lain yang terbuat dari kayu.
  • Batu. Masyarakat prasejarah membuat patung batu mungil, seperti Venus dari Willendorf, sebelum belajar membuat patung besar yang bisa berdiri. Budaya Yunani mempelajari cara membuat patung yang dapat berdiri sendiri dari budaya Mesir yang sebelumnya sudah mampu menciptakan patung-patung kouros. Lambat laun mereka semakin mengembangkan seni memahat batu hingga sampai pada tingkatan naturalisme yang menakjubkan.

Kontemporer

Banyak karya seni kontemporer bertujuan untuk mematahkan ekspektasi pemirsanya tentang kesenian dan kehidupan, sering kali dalam semangat parodi atau pastise. Demi mengejar keaslian dalam berkarya, seniman-seniman kiwari telah menjelajah bermacam ragam sarana dan bahan yang terbayangkan, mulai dari fotografi, papan neon, film hingga video.

  • Fotografi. Fotografi berangsur-angsur berkembang dari bentuk purbanya, kamera obscura. Mulanya fotografi dianggap sebagai bagian seni yang kurang penting. Akan tetapi ada abad ke-20, berkat perkembangan fotografi jurnalistik dan fotografi bentang pandang, fotografi telah mendapatkan status yang lebih tinggi.
  • Seni video. Seni video berkembang dari film seni yang ditangkap menggunakan format 16-mm dan 8-mm, khususnya karya studio The Factory milik Andy Warhol pada 1960-an. Penemuan teknologi video membuka kesempatan baru bagi para seniman dengan pemutaran instan dan pengeditan dalam kamera.
  • Seni instalasi. Tokoh seni instalasi dapat berbentuk banyak ragam dan menggunakan seluruh bahan.
  • Seni bumi. Seni bumi adalah suatu gerakan seni yang timbul pada kisaran 1960-an dan 1970-an di Amerika Serikat dan Inggris. Seniman menggunakan material bumi seperti tanah, pasir, dan batu, untuk menciptakan karya seninya. Dalam penciptaan karya seni bumi, fotografi memegang peran penting karena menjadi satu-satunya sarana untuk mengawetkan seni bumi dalam bentuk visual sebelum karya tersebut berangsur-angsur menghilang secara alami.

Keterjangkauan

Semenjak dahulu kala, karya-karya seni terbaik sengaja dihadirkan untuk menunjukkan kekayaan dan kekuasaan. Karya seni ini sering kali diciptakan dengan menggunakan bahan-bahan berskala besar dan mahal. Banyak karya seni dipesan oleh penguasa politik atau lembaga agama, dengan versinya yang lebih sederhana untuk golongan papan atas dalam masyarakat.

Biarpun demikian, terdapat banyak periode dalam sejarah ketika seni bermutu tinggi tersedia, dalam artian kepemilikan, bagi banyak kalangan dalam masyarakat, terutama dengan media berbahan murah seperti tembikar, yang bertahan di dalam tanah, dan media yang mudah rusak seperti kain dan kayu. Pada banyak kebudayaan yang berbeda-beda, keramik orang asli Amerika ditemukan dalam banyak makam yang membuktikan bahwa benda semacam itu tidak terbatas pada golongan elit, meskipun bentuk karya seni lainnya mungkin terbatas pada kalangan tertentu. Tata cara pembuatan seperti cetakan memungkinkan produksi jumlah besar menjadi lebih mudah dilakukan, dan hal semacam itu digunakan untuk menyediakan tembikar Romawi Kuno dan figurin Tanagra Yunani yang bermutu tinggi ke pasar yang luas. Segel silinder yang memiliki fungsi praktis dan artistik, digunakan secara luas pada kalangan yang kita sebut sebagai kelas menengah di Timur Dekat Kuno. Ketika uang logam telah dipergunakan secara luas, hal ini juga berarti bahwa uang logam telah menjadi sebentuk seni yang telah menjangkau masyarakat yang paling luas.

Inovasi penting lainnya terjadi pada abad ke-15 di Eropa, ketika karya seni cetak mulai dibuat dari cukilan kayu kecil yang umumnya bertema keagamaan. Hasil seni cetak ini sering kali berukuran sangat kecil dan diwarnai secara manual, dan bahkan terjangkau bagi kalangan buruh tani. Mereka menempelkan seni cetak tersebut ke dinding rumah mereka. Sementara itu, pada mulanya buku cetak begitu mahal, tetapi harganya terus turun hingga abad ke-19 yang bahkan kalangan berekonomi rendah dapat membeli ilustrasi cetak. Berbagai macam hasil cetak populer telah menghiasi rumah dan tempat-tempat lainnya selama berabad-abad.

Pada tahun 1661, Kota Basel di Swiss membuka museum seni untuk umum pertama di dunia, yaitu Museum Seni Rupa Basel. Saat ini, koleksinya merentang luas dari permulaan abad ke-15 hingga karya seni mutakhir. Koleksinya yang beraneka ragam membuat museum ini menjadi salah satu museum seni terpenting di dunia. Sejumlah koleksinya meliputi lukisan dan gambar dari seniman-seniman wilayah Rhein Atas antara tahun 1400 dan 1600, serta juga karya seni dari abad ke-19 hingga 21.

Bangunan dan tugu publik, baik yang sekuler maupun yang religius, secara alami menganggap keseluruhan masyarakat dan pengunjung sebagai penonton, sehingga kenampakannya pada khalayak umum merupakan suatu faktor penting dalam perancangannya. Kuil-kuil Mesir yang paling besar dan paling mewah biasanya ditempatkan pada lokasi yang bisa dilihat oleh masyarakat umum, bukan tempat tersembunyi yang hanya bisa dilihat oleh kalangan tertentu. Banyak kawasan dalam istana dan puri kerajaan atau rumah kalangan elite bisa dikunjungi masyarakat umum. Koleksi karya seni kerajaan atau kalangan elite juga dapat dilihat oleh semua orang, dengan atau tanpa biaya masuk. Sebagian juga memiliki kode busana tertentu tanpa membeda-bedakan siapa mereka, seperti di Istana Versailles di mana aksesori tambahan yang sesuai (gesper sepatu perak dan pedang) dapat disewa dari toko di luar.

Di Indonesia, batik merupakan contoh karya seni yang mulanya terbatas pada kalangan tertentu tetapi kemudian menjadi tersedia untuk masyarakat luas. Batik awalnya hanya dikerjakan dengan tangan sehingga hanya tersedia dalam jumlah yang sedikit dan harganya tidak terjangkau. Pada 1840-an, batik dengan teknik cap diperkenalkan dan berhasil mempercepat produksi batik. Selembar kain batik tulis umumnya diselesaikan dalam waktu 2-3 bulan, tetapi dengan teknik cap dapat diselesaikan hanya dalam 2-3 hari saja. Pada 1960-an, teknologi cetak untuk batik diperkenalkan. Sejak saat itu, harga kain batik menjadi jauh lebih murah dari yang sebelumnya dikerjakan menggunakan tangan. Batik juga mampu diproduksi secara massal dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu, batik lantas berhasil menjangkau beragam lapisan dalam masyarakat.

Cabang-cabang seni

Umumnya seni dibagi menjadi dua cabang besar, yakni seni murni (fine art) dan seni terapan (applied art). Seni rupa murni tidak memperhatikan unsur praktis. Karya seni rupa murni adalah ungkapan daya cipta pembuatnya. Cabang-cabang seni rupa murni di antaranya adalah:

  • Seni Lukis
  • Seni Grafis
  • Seni Patung
  • Seni Keramik
  • Seni Pertunjukan
  • Musik

Sementara itu, seni rupa terapan merupakan cabang seni yang memperhatikan nilai kepraktisan atau kegunaan dari karya seni.Seni rupa terapan sering kali disebut juga dengan desain. Cabang-cabang seni rupa terapan antara lain adalah sebagai berikut:

Gerakan/aliran seni dan sastra secara lintas sejarah antara lain adalah sebagai berikut:

Asal Barat

  • Romanesque
  • Gotik
  • Mannerisme
  • Barok
  • Rokoko
  • Klasisisme
  • Klasisisme Weimar
  • Sentimentalisme
  • Romantisisme
  • Musik romantik
  • Romantisisme Jerman
  • Neo-romantisisme
  • Akademisme
  • Realisme
  • Naturalisme
  • Realisme sosialis
  • Realisme magis
  • Pra-Raphaelite
  • Impresionisme
  • Dekaden
  • Simbolisme
  • Modernisme
  • Art Nouveau
  • Gerakan seni dan kriya
  • Pascaimpresionisme
  • Fauvisme
  • Kubisme
  • Primitivisme
  • Ekspresionisme
  • Die Brücke
  • Der Blaue Reiter
  • Avant-garde
  • Dadaisme
  • Futurisme
  • Kubofuturisme
  • Imagisme
  • Imaginisme
  • Konstruktivisme
  • Seni abstrak
  • Orfisme
  • Suprematisme
  • Neoplastisisme
  • De Stijl
  • Funksionalisme
  • Bauhaus
  • Ekspresionisme abstrak
  • Purisme
  • Surealisme
  • Art Deco
  • Minimalisme
  • Pop art
  • Plakatstil
  • Pascamodernisme
  • Seni siborg

Asal Timur

Polemik

Seni dalam perjalanan sejarahnya sering kali menuai kontroversi, yakni dalam bentuk tidak disukai oleh sejumlah pihak yang melihatnya karena berbagai alasan, meskipun sebagian besar kontroversi pra-modern direkam secara samar, atau sama sekali hilang dari pengetahuan modern. Salah satu bentuk kebencian dan penghancuran terhadap seni adalah ikonoklasme. Banyak hal yang dapat melatarbelakangi ikonoklasme, termasuk salah satunya adalah agama. Sementara itu, anikonisme adalah ketidaksukaan secara umum terhadap semua gambar figuratif, atau sering kali hanya yang bersifat religius. Anikonisme dapat ditemui di banyak agama besar. Dalam Seni Islam, penggambaran Muhammad dianggap sebagai hal yang kontroversial. Sebagian karya seni lainnya tidak disukai semata-mata karena menggambarkan atau mewakili penguasa atau pihak yang tidak disegani atau menggambarkan kelompok lain. Kesepakatan tentang nilai-nilai artistik sering kali bersifat konservatif dan dianggap sangat serius oleh para kritikus seni, meskipun sering kali tidak dipandang demikian oleh masyarakat umum. Muatan ikonografi seni dapat menimbulkan kontroversi, seperti penggambaran baru Bunda Maria Jatuh Pingsan dalam adegan Penyaliban Yesus. Pengadilan Terakhir oleh Michelangelo juga dianggap kontroversial karena berbagai alasan, termasuk pelanggaran kesopanan dalam bentuk ketelanjangan dan pose Kristus yang tampak seperti Apollo.

Sumber: https://id.wikipedia.org/

Selengkapnya
Apa itu Seni? (Sarana dan Bahan)

Energi dan Sumber Daya Mineral

Cuaca Ekstrem, PLN akan Mitigasi Pasokan Batu Bara

Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 25 Februari 2025


Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Zulkifli Zaini mengatakan pada November hingga Januari tahun depan cuaca ekstrem menjadi tantangan besar bagi pasokan batu bara. Sehingga menurut Zulkifli pasokannya perlu dijaga atau mitigasi.

"Kami juga masih memperhatikan ramalan cuaca. Kami mendapatkan informasi bahwa di November Desember sampai Januari tahun depan cuaca akan ekstrem. Kami perlu melakukan beberapa langkah mitigasi," ujar Zulkifli di Komisi VII DPR RI, Senin (15/11).

Zulkifli menjelaskan salah satunya saat ini PLN sedang memperhatikan rantai pasok persoalan batu bara ini. Kata dia, di beberapa PLTU akan diadakan penambahan fasilitas untuk keperluan loading dan unloading batu bara.

"Kami juga memperhatikan dan menyempurnakan rantai pasok. Fasilitas PLTU kami bisa menerima loading unloading dari batubara itu dengan baik. Disamping dengan transportasi dari batubaranya juga. Dalam hal ini perusahaan pelayarannya," tambah Zulkifli.

Selain itu, kedepan kata dia untuk memitigasi pasokan batu bara, pihaknya akan memilih kontrak jangka panjang dibandingkan jangka pendek. Ia juga mengatakan akan mengurangi porsi kontrak dengan trader.

"Kedepan kami akan mengutamakan kontrak jangka panjang dibandingkan kontrak jangka pendek. Kami juga akan berkontrak dengan perusahaan yang punya izin yang terkait dengan penambangan batubara bukan ke trader," ujar Zulkifli.

"PLN siapkan langkah mitigasi cuaca ekstrem untuk jaga pasokan batu bara, dengan fokus pada kontrak jangka panjang dan penyempurnaan fasilitas PLTU. Simak cara PLN atasi tantangan pasokan energi 2023."
Sumber Artikel: republika.co.id

Selengkapnya
Cuaca Ekstrem, PLN akan Mitigasi Pasokan Batu Bara
« First Previous page 591 of 1.164 Next Last »