Perwilayahan Industri
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025
PT Surabaya Industrial Estate Rungkut atau biasa disingkat menjadi SIER, adalah sebuah perusahaan yang mengelola kawasan industri seluas 332 hektar di perbatasan Surabaya dan Sidoarjo, serta seluas 563 hektar di Kabupaten Pasuruan. Hingga tahun 2022, Danareksa memegang 50% saham perusahaan ini, sementara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya masing-masing memegang 25% sisanya.
Sejarah
Perusahaan ini didirikan oleh Pemerintah Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 1974. Perusahaan ini kemudian membebaskan lahan seluas ± 245 hektar di Rungkut, Surabaya (kini terbagi menjadi Rungkut, Tenggilis Mejoyo, dan Gunung Anyar) untuk dijadikan kawasan industri. Lokasi tersebut dinilai strategis, karena dekat dengan jalan tol, jalan nasional, pelabuhan, dan bandara. Pada tahun 1980, perusahaan ini mulai membangun Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk menetralisasi limbah dari pabrik-pabrik di kawasan industri tersebut sebelum dialirkan ke Sungai Tambak Oso. IPAL tersebut pun mulai dioperasikan setahun kemudian. Pada tahun 1985, perusahaan ini membebaskan lahan seluas ± 87 hektar di Berbek, Sidoarjo, dan kemudian disambungkan dengan kawasan industri yang telah ada di Rungkut.
Pada tahun 1989, perusahaan ini membebaskan lahan seluas ± 497 hektar di Rembang, Pasuruan untuk dijadikan kawasan industri dengan nama Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER). Pada tahun 1995, perusahaan ini mulai membangun IPAL di PIER. PIER juga dilengkapi dengan kawasan berikat seluas 50 hektar. Perusahaan ini kemudian mulai menyewakan Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP), pergudangan, perkantoran, dan Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK). Pada tahun 2000, perusahaan ini mendirikan anak usaha bernama PT SIER Puspa Utama untuk berbisnis di bidang konstruksi, pengadaan, dan perdagangan.
Pada tahun 2012, perusahaan ini menambah kapasitas penampungan limbah industri di PIER, sehingga menjadikan IPAL di PIER sebagai yang terbesar di Jawa Timur. Pada tahun 2013, perusahaan ini membebaskan lahan seluas ± 63 hektar di Rembang, untuk memperluas PIER. Pada tanggal 24 Januari 2022, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan 50% saham perusahaan ini ke Danareksa, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di lintas sektor.
Kawasan industri
Pintu gerbang masuk kawasan industri PIER
Surabaya Industrial Estate Rungkut, seluas 245 hektar, terbagi menjadi 309 lokasi, dan telah ditempati oleh 267 perusahaan, yakni 21 perusahaan PMA dan 246 perusahaan PMDN, yang mempekerjakan 45.953 orang.
Sidoarjo Industrial Estate Berbek, seluas 87 Ha, terbagi menjadi 129 lokasi, dan telah ditempati oleh 103 perusahaan, yakni 14 perusahaan PMA dan 89 perusahan PMDN, yang mempekerjakan 19.183 orang.
Pasuruan Industrial Estate Rembang, seluas 563 hektar, terbagi menjadi 164 lokasi, dan telah ditempati oleh 87 perusahaan, yakni 45 perusahaan PMA dan 42 perusahaan PMDN, yang mempekerjakan 23.199 orang.
Sumber Artikel :
Wikipedia
Perwilayahan Industri
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025
PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung atau biasa disingkat menjadi JIEP, adalah sebuah perusahaan yang mengelola kawasan industri seluas 500 hektar di Pulogadung, Jakarta Timur. Hingga tahun 2022, Danareksa dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masing-masing memegang 50% saham perusahaan ini.
Sejarah
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1969 ketika Surat Keputusan Gubernur Propinsi KDKI Jakarta nomor Ib.3/2/35/1969 menetapkan lahan seluas 500 hektar di Pulogadung sebagai sebuah kawasan industri dengan nama "Kawasan Industri Pulogadung". Kawasan industri pertama di Indonesia tersebut awalnya dikelola oleh Proyek Industrial Estate Pulogadung milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan makin meningkatnya arus investasi di DKI Jakarta, maka pada tanggal 26 Juni 1973, berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1973 dan Surat Gubernur Propinsi KDKI Jakarta nomor D.V-a.3/2/36/73, dibentuklah perusahaan ini untuk menggantikan Proyek Industrial Estate Pulogadung. Pada tanggal 24 Januari 2022, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan 50% saham perusahaan ini ke Danareksa, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di lintas sektor.
Sumber Artikel : Wikipedia.org
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang menyebut, peta jalan Making Indonesia 4.0 merupakan inisiatif untuk percepatan revitalisasi sektor manufaktur memasuki era industri 4.0. Sasaran utamanya adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai 10 negara ekonomi terbesar dunia di 2030.
Berdasarkan peta jalan tersebut, terdapat tujuh sektor industri yang didorong sebagai fokus prioritas pada Making Indonesia 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan.
"Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total PDB manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri," katanya dalam webinar Internasional, Senin (12/4).
Menteri Agus mengemukakan, sektor industri di Indonesia menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi pandemi Covid-19, termasuk dengan kesiapan memanfaatkan teknologi industri 4.0, sehingga tetap dapat menjaga aktivitas produksinya. Di tengah pandemi, realisasi investasi sektor industri pada periode 2020 mencapai Rp272,9 triliun, tumbuh 26 persen dari 2019 yang sebesar Rp216 Triliun.
Selain itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Maret 2021 berada di level 53,2 atau meningkat sebesar 2,3 poin dari Februari 2021. Peningkatan PMI manufaktur Maret 2021 menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
"Capaian gemilang tersebut mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia akan semakin cepat, dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021," tegas Menteri Agus.
Indonesia Siap Sambut Era Industri 4.0
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah Indonesia siap menghadapi revolusi industri 4.0. Saat ini pemerintah juga sedang menyusun roadmap daripada industri 4.0 tersebut.
"Industri kami siap menghadapi revolusi industri dengan meluncurkan pembuatan roadmap Indonesia 4.0," kata Menko Airlangga dalam webinar internasional, Senin (12/2).
Dia menambahkan, setidaknya ada beberapa sektor industri yang akan dimasukan di dalam roadmap Indonesia 4.0 tersebut. Beberapa di antaranya adalah sektor prioritas, seperti minuman, tekstil, otomotif, kendaraan, elektronik, dan farmasi.
Sumber Artikel : Merdeka.com
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025
Kementerian Perindustrian menyebut keikutsertaan Indonesia sebagai official partner country pada Hannover Messe 2021 Digital Edition bertujuan untuk membagikan kepada dunia mengenai pencapaian dalam implementasi peta jalan penerapan industri 4.0 di Indonesia. Gelaran yang mengusung tema Making Indonesia 4.0, akan menjadi ajang pameran teknologi terbesar di dunia untuk mendorong keterhubungan Indonesia dengan jejaring rantai suplai global. “Selain itu, kami juga mendorong terjadinya transfer teknologi melalui keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2021," ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka Pra-Konferensi Indonesia Partner Country Hannover Messe 2021 secara virtual, Selasa (6/4/2021).
Agus menyebut dalam masa pandemi yang mengubah gaya hidup, cara berinteraksi, hingga aktivitas ekonomi masyarakat, keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2021 yang kali ini diselenggarakan secara digital memberikan keleluasaan. Menperin menyampaikan, Kehadiran Indonesia sebagai official partner country secara digital akan berlangsung selama setahun hingga berganti partner country HM dari negara mitra lainnya.
“Dalam HM 2021, kita juga menunjukkan akselerasi digital yang dilakukan sektor industri di Indonesia yang juga dipicu oleh adanya pembatasan pergerakan dan interaksi di masa pandemi. Di titik inilah 4 th Industrial Revolution menemukan momentumnya," ujar Agus. Perusahaan industri di Indonesia menunjukkan kesiapannya dalam menghadapi pandemi Covid-19, termasuk dengan memanfaatkan teknologi Industri 4.0 sehingga tetap dapat menjaga aktivitas produksinya. Sisi lain kendati di tengah pandemi, realisasi investasi sektor industri pada periode 2020 mencapai Rp272,9 triliun, atau masih bertumbuh 26 persen dari 2019 yang sebesar Rp216 Triliun. Selain itu, pada Maret 2021 lalu Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di level 53,2 atau meningkat sebesar 2,3 poin dari Februari 2021. Peningkatan PMI manufaktur Maret 2021 menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu satu dekade terakhir.
Hal tersebut diyakini Agus menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia akan semakin cepat, dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021. Adapun Peta jalan Making Indonesia 4.0 merupakan inisiatif untuk percepatan pembangunan industri memasuki era industri 4.0. Sasaran utamanya adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai 10 negara ekonomi terbesar dunia di tahun 2030. Berdasarkan peta jalan tersebut, terdapat tujuh sektor industri yang didorong sebagai fokus prioritas pada Making Indonesia 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan. Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total PDB manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri.
Sumber: https://ekonomi.bisnis.com
Sumber Artikel : Kemlu.go.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025
Kementerian Perindustri bersama sejumlah lembaga terkait tengah menyusun peta jalan pengembangan industri halal. Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo mengatakan bahwa kementerian/lembaga terkait itu di antaranya Komite Nasional Ekonomi Syariah (KNEKS), Kementerian Keuangan, serta Kementerian PPN/Bappenas. “Hal ini diharapkan dapat mempercepat terbentuknya ekosistem halal dari aspek industri,” kata Dody di Jakarta dalam keterangan tertulis, Selasa (12/10/2021).
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengeluarkan dua beleid terkait industri halal, yakni tentang pembentukan kawasan industri halal dan pusat pemberdayaan industri halal. Pemberdayaan industri halal diwujudkan dalam beberapa program utama, meliputi pembinaan sumber daya manusia (SDM), pembinaan proses produksi, fasilitasi pembangunan infrastruktur, serta publikasi dan promosi.
“Ini juga termasuk dukungan terhadap industri kecil dan menengah yang selama ini telah mendapatkan fasilitas sertifikasi halal,” jelasnya.
Dody menjelaskan, banyak aspek yang menjadi perhatian untuk menghasilkan produk halal, misalnya bahan baku, teknologi penunjang, fasilitas pendukung, dan SDM industri yang terlibat.
“Kedua peraturan menteri tersebut dijalankan bersama untuk mengembangkan industri halal yang mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia,” ujarnya.
Dody menjelaskan bahwa potensi ekonomi syariah global yang mencapai US$2,02 triliun, membuat Indonesia sangat berpeluang untuk mengembangkan industri halal, terutama pada sektor makanan dan minuman, fesyen, farmasi, serta kosmetik.
“Ini dilihat dari peningkatan demand produk makanan halal maupun berkembangnya tren fesyen busana muslim yang harus dapat dimanfaatkan oleh industri tekstil dan produk tekstil nasional melalui ragam inovasi produk dan optimalisasi tekstil fungsional,” jelas Dody.
Sementara itu, pada industri farmasi dan kosmetika, pengembangan produk halal juga sejalan dengan upaya substitusi bahan baku impor, karena dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia yang unik sebagai selling point tersendiri di mata konsumen global.
Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Halal (PPIH) Kemenperin Junadi Marki menambahkan, terdapat empat strategi utama yang menjadi acuan para pemangku kepentingan terkait pengembangan ekosistem halal, yaitu penguatan rantai nilai, penguatan keuangan syariah, penguatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta penguatan ekonomi digital.
Ia menambahkan, strategi utama tersebut juga akan diperkuat dengan empat strategi dasar yang menjadi ekosistem pendukung, yaitu penguatan regulasi dan tata kelola, pengembangan kapasitas riset dan pengembangan, peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, serta peningkatan kesadaran dan literasi publik.
Sumber Artikel : Bisnis.com
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025
Penguatan ketahanan industri menjadi kunci untuk membangun dunia yang lebih baik di masa endemi Covid-19. Ini seiring mulai pulihnya dunia dari pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun melanda dunia.
Demikian tema dari pameran Industrial Transformation Asia-Pasific (ITAP) ke-4 yang kembali digelar dari 22-24 November 2021 dalam format hibrida untuk memaksimalkan jangkauan regional dan mendorong keterlibatan dalam industri manufaktur dan industri terkait.
Dua pilar utama ITAP 2021 adalah SDM dan Teknologi yang Memberdayakan. Dua hal tersebut adalah kunci untuk membangun ketahanan dan kelangsungan dunia yang tahan Covid-19.
"Covid-19 masih menjadi masalah besar bagi perusahaan manufaktur yang melakukan produksi secara fisik dan aktivitas lapangan. Teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR) dapat membantu mengurangi masalah ini dengan memungkinkan produsen bekerja dengan aman, mengurangi risiko terpapar sekaligus meningkatkan produktivitas," ungkap Chief Executive (Markets) Constellar Holdings, Chua Wee Phong, selaku penyelenggara pameran dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (8/11).
"Kami mengajak perusahaan-perusahaan untuk memanfaatkan kesempatan ini guna mengevaluasi proses bisnis mereka, meningkatkan keterampilan pekerja mereka dan membekalinya dengan keahlian yang tepat untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi. ITAP senantiasa menjadi platform industri di kawasan untuk mengeksplorasi solusi inovatif, memperluas jaringan kemitraan dan membangun gudang alat mereka untuk pengembangan kemampuan,” jelas dia.
Constellar menargetkan lebih dari 15.000 pengunjung menghadiri pameran tahun ini.
"Tahun lalu jumlah pengunjung digital dari Indonesia berada di peringkat kedua terbanyak mencapai 8% dari total pengunjung. Tahun ini dengan dibukanya paviliun Indonesia oleh Kementerian Perindustrian RI di pameran fisik ITAP 2021 di Singapore EXPO, akan semakin mengundang banyak para petinggi perusahaan Indonesia untuk hadir secara fisik di ITAP 2021," ungkap Chua Wee Phong.
Kunci Daya Saing
Chief Executive Deutsche Messe, Jochen Köckler mengatakan, digitasi, keberlanjutan, dan rantai pasokan yang efektif adalah kunci daya saing produksi.
Pandemi dengan jelas menunjukkan seberapa cepat proses produksi dapat ditantang. Implementasi dan perluasan produksi yang berkesinambungan dalam Industri 4.0 menjadi komponen yang semakin penting dalam pengembangan produksi.
"Kawasan Asia Pasifik dengan cepat berkembang menjadi hub bagi perusahaan teknologi yang terkait dengan Industri 4.0. ITAP memberikan kesempatan bertemu secara langsung dengan perusahaan-perusahaan tersebut, merasakan inovasi teknologi dan menjalin kerjasama bisnis," ujar dia.
Fokus tahun ini pada Sumber Daya Manusia dan Teknologi adalah hasil dari pengamatan mendalam terhadap negara-negara tetangga seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, yang memiliki sentimen kuat seputar tantangan tenaga kerja yang timbul akibat protokol jaga jarak.
"Situasi ini akan terus berlanjut dan menciptakan kenormalan baru dimana perusahaan harus menyesuaikan pola kerja dan proses produksi. Ini akan menjadi kekuatan pendorong Industri 4.0 dan kita perlu mengembangkan secara sistematis di semua dimensi untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan," ujar Siriwat Waiyanit, Wakil Ketua (Manufacturing Automation and Robot Center) Thai-German Institute.
Sumber Artikel: Liputan6.com