Teknik Elektro
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025
Program Studi Teknik Biomedik ini merupakan program studi yang menggabungkan bidang ilmu keteknikan dan kedokteran, dimana pada program studi ini akan dipelajari bagaimana merancang alat-alat mekanis dan elektronis untuk membantu dunia dunia medis. Secara garis besar, Teknik Biomedis ini mempelajari sistem elektronika kedokteran dan teknologi kesehatan. Prospek kerja jurusan Teknik Biomedis ini semakin cerah melihat perkembangan teknologi kesehatan dari tahun ke tahun yang semakin meningkat, apalagi perguruan tinggi yang memiliki prodi Teknik Biomedik masih sangat sedikit jumlahnya di Indonesia sehingga persaingan dunia kerja pada bidang teknik biomedis khususnya di Indonesia masih tidak terlalu ketat.
Lulusan teknik biomedis diharapkan dapat membantu mengembangkan industri alat-alat medis di Indonesia, sehingga ketergantungan negeri ini akan industri tersebut terhadap negara-negara maju dapat terus menerus dikurangi tiap tahunnya. Luaran akhir yang diharapkan khususnya bagi NKRI dengan adanya program studi ini adalah tercapainya kemandirian Indonesia di bidang industri alat-alat medis.
Berikut beberapa prospek kerja bagi lulusan teknik biomedis di Indonesia:
Laboratorium Kesehatan: Di laboratorium kesehatan, pengetahuan tentang alat-alat medis yang dimiliki oleh lulusan Teknik Biomedis sangatlah penting untuk melaksanakan penelitian yang bermanfaat bagi pasien dan masyarakat.
Rumah Sakit (Pemerintah atau Swasta): Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan adalah pengguna utama teknologi alat-alat medis. Lulusan Teknik Biomedis dibutuhkan sebagai konsultan untuk pembelian alat-alat medis yang berkualitas dan juga sebagai teknisi yang merawat alat-alat tersebut.
Perusahaan Obat/Farmasi: Di perusahaan farmasi, lulusan Teknik Biomedis dapat bekerja dalam tugas-tugas pemeliharaan, operasional, atau pengendalian kualitas alat-alat yang digunakan dalam produksi obat-obatan.
Lembaga Penelitian: Lulusan Teknik Biomedis dapat bekerja di lembaga penelitian untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan alat-alat medis, yang kemudian dapat bermanfaat untuk pengetahuan kesehatan dalam dan luar negeri.
Instansi Pemerintahan: Di instansi pemerintahan seperti Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan, lulusan Teknik Biomedis dapat bekerja sesuai dengan kompetensinya dalam bidang Teknik Biomedis.
Tenaga Pendidik: Lulusan Teknik Biomedis juga memiliki peluang untuk menjadi dosen, terutama dengan sedikitnya jumlah Program Studi Teknik Biomedis di perguruan tinggi Indonesia.
Wirausaha: Sebagai alternatif, lulusan Teknik Biomedis dapat memilih untuk menjadi pengusaha dengan mendirikan perusahaan yang memproduksi alat-alat medis. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, hal ini merupakan peluang yang layak dipertimbangkan, terutama karena mayoritas alat-alat medis di Indonesia masih diimpor dari luar negeri.
Sumber: biomedik.eng.ui.ac.id
Teknik Biomedik
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025
Mendeteksi keberadaan suatu penyakit secara dini merupakan langkah penting untuk meminimalkan gejala yang timbul dan dapat dilakukan tahap perawatan yang tepat sedari awal. Selama ini banyak kasus terjadinya penularan penyakit secara meluas atau gejala akut dialami seorang pasien disebabkan keterlambatan dalam hal diagnosis terkait dengan keberadaan suatu penyakit pada seseorang atau munculnya mikroorganisme berbahaya di lingkungan sekitar. Sebagai contoh ialah penyakit alzheimer yang dapat berkembang di dalam otak selama Z dekade sebelum menunjukkan gejala pada pasien. Contoh lainnya ialah banyaknya pasien tanpa gejala (asimtomatik), tapi berpotensi sebagai media penularan covid-19. Oleh karena itu, kemampuan mendeteksi sedini mungkin, baik pada pasien tanpa gejala maupun belum terbentuknya gejala, dapat menawarkan solusi untuk perawatan pada tahap awal yang akan mampu memberikan perbedaan signifikan pada seorang pasien.
Keterlambatan dalam hal diagnosis semakin dirasakan khususnya oleh masyarakat yang berada di daerah-daerah 3T (tertinggal, terpencil, dan terluar). Di sisi lain, sebagian besar proses diagnosis suatu penyakit membutuhkan waktu hitungan jam bahkan hari serta biaya yang sering kali tidak bisa dijangkau semua kalangan.
Oleh karena itu, teknologi di bidang diagnosis medis ke depan membutuhkan terobosan ham untuk menghasilkan tes uji penyakit secara dini yang lebih sederhana, cepat, murah, dan dapat digunakan di mana saja dan oleh siapa saja, termasuk masyarakat umum tanpa perlu keterampilan khusus. Untuk menjawab tantangan tersebut, penelitian dan pengembangan teknologi biosensor menjadi sangat penting. Biosensor dapat didefinisikan sebagai alat yang mampu mendeteksi keberadaan sebuah biomolekul, virus, set, dan bakteri di dalam tubuh, makanan, dan lingkungan sekitar kita. Uji kit untuk memonitor kadar gula darah dan kolesterol, tes kehamilan, dan tes cepat covid-19 merupakan beberapa contoh dari alat biosensor.
Sebagian besar biosensor yang berada di pasaran saat ini bekerja dengan menggunakan sampel darah yang tidak cukup nyaman bagi kebanyakan pasien, seperti pada pasien diabetes, yang setiap hari harus melakukan finger prick untuk memonitor kadar gula darah secara berkelanjutan dan sering kali proses pengambilan darah dapat menghasilkan infeksi dan lebam pada kulit. Oleh karena itu, pengembangan biosensor saat ini diarahkan untuk dapat bekerja tidak hanya dengan sampel berupa darah, tetapi juga dapat menggunakan sampel air liur, keringat, dan air seni tergantung dari jenis biomolekul atau mikroorganisme yang ingin kita dideteksi apakah dapat ditemukan dalam sampel tersebut atau tidak.
Selain membuat biosensor yang lebih bersahabat dengan pasien, yaitu menggunakan sampel dengan sumber yang lebih mudah diambil dari tubuh, arah inovasi lainnya ialah meningkatkan sensitivitas dan limit deteksi dari alat biosensor. Definisi sensitivitas dalam hal ini agak berbeda dengan sensitivitas yang sering kita temui pada label tes uji cepat covid-19. Pada konteks tes uji cepat covid-19, angka sensitivitas yang beredar menunjukkan perbandingan ketepatan tes uji pada pasien positif jika dibandingkan dengan pemeriksaan baku menggunakan tes swab PCR. Sementara itu, pada konteks biosensor secara umum, sensitivitas dapat dipahami sebagai rasio kemampuan perubahan respons alat terhadap perubahan jumlah molekul target pada sampel. Biosensor yang dapat memberikan respons 10 mikroampere dengan adanya perubahan 100 molekul target, lebih sensitif jika dibandingkan dengan alat yang hanya merespons 1 mikroampere. Sementara itu, limit deteksi berkaitan jumlah batas konsentrasi terkecil dari molekul target yang dapat dideteksi oleh alat.
Sebagai contoh kasus untuk deteksi virus SARS-CoV-2, tes uji cepat antibodi ataupun antigen hanya mampu memberikan sinyal positif ketika jumlah protein target berkisar pada 100.000-1.000.000 molekul pada sampel, sedangkan tes swab PCR memiliki limit deteksi yang lebih kecil, yaitu sekitar 100-1.000 molekul pada sampel. Sering kali sebuah alat memberikan hasil negatif palsu karena ketidakmampuan alat tersebut mendeteksi target molekul pada jumlah yang sangat kecil di bawah kemampuan deteksinya. Hal itu dapat terjadi pada beberapa orang yang terinfeksi virus dengan jumlah kecil dan tidak menimbulkan gejala, tapi berpotensi sebagai sumber penularan pada orang lain. Oleh karena itu, pengembangan alat uji dengan kemampuan sensitivitas yang tinggi hingga menuju level deteksi pada molekul mnggal ialah salah satu arah penelitian terkini di bidang biosensor.
Biosensor elektrokimia merupakan salah satu kategori divais yang dapat menawarkan sensitivitas tinggi, limit deteksi yang sangat rendah, serta fleksibilitas dan portabilitas alat yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut hingga tahap komersialisasi. Konfigurasi alat biosensor elektrokimia dapat berupa suatu elektroda kerja atau sebuah transistor elektrokimia. Elektroda atau transistor ialah komponen elektronika yang cukup familier dan dikenal masyarakat umum yang bisa ditemukan di berbagai perangkat elektronik di sekitar kita.
Gambaran sederhana agar sebuah elektroda dan transistor dapat menjadi sebuah biosensor ialah dengan memodifikasi permukaan elektroda dengan molekul atau protein yang dapat mengenali atau menangkap target yang ingin dideteksi sebagai contoh modifikasi elektroda dengan molekul antibodi sehingga bisa menangkap antigen, atau modifikasi permukaan elektroda dengan enzim sehingga bisa berinteraksi dengan target seperti glukosa atau kolesterol. Adanya proses penangkapan target molekul yang menempel pada molekul penangkap di atas permukaan elektroda, akan mengubah kerapatan muatan listrik atau aliran listrik. Perubahan sinyal listrik ini yang akan bisa kita baca sebagai respons dari biosensor elektrokimia.
Laboratorium material fungsional maju di ITB telah mengembangkan berbagai jenis biosensor elektrokimia, di antaranya alat untuk mendeteksi glukosa, dopamin, dan protein penanda Hepatitis B. Saat ini, tim laboratorium material fungsional maju terdiri atas berbagai personel dengan latar belakang keilmuan berbeda (multidisiplin) yang saling bersinergi untuk mengembangkan biosensor elektrokimia untuk jenis penyakit lainnya. Pandemi covid-19 mengajarkan kita bahwa pengembangan teknologi biosensor menjadi penting sebagai bagian solusi pada ranah diagnosis untuk penanganan pandemi. Beberapa arah pengembangan biosensor elektrokimia ke depannya dapat mencakup jenis material untuk aplikasi biosensor yang bisa diproduksi secara massal di Indonesia dan stabil selama proses produksi, penyimpanan, distribusi, hingga pemakaian.
Dari sisi keilmuan teknik meliputi pengembangan desain divais dan perangkat instrumentasi yang mudah digunakan user di mana saja dan kapan saja. Teknologi biosensor yang berbasis elektrokimia mungkin sepatunya menjadi salah satu target teknologi yang harapannya bisa oleh Indonesia ke depannya. Jika pesawat terbang bisa menjadi transportasi penghubung negara kepulauan Indonesia, diharapkan biosensor bisa menjadi teknologi pelengkap umuk tenaga medis dalam mendiagnosis penyakit secara lebih cepat, khususnya untuk penduduk-penduduk di pulau-pulau kecil tanpa hams mobilisasi ke rumah sakit di pulau besar yang membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya. (M-4)
Sumber: research.lppm.itb.ac.id
Quality and Reliability Engineering
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025
Five whys
Lima Alasan (atau 5 Alasan) adalah metode penelitian berulang yang digunakan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat dari suatu masalah tertentu. Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menemukan akar penyebab kegagalan atau masalah dengan mengulangi pertanyaan “Mengapa?” lima kali. Jawaban kelima dari pertanyaan mengapa harus mengungkap akar penyebab masalahnya.
Teknik Taiichi Ohno adalah dengan bertanya "Mengapa?" tepat lima kali untuk menemukan satu akar permasalahan. Dalam praktiknya, ini adalah penganalisis akar permasalahan yang buruk karena analisis akar permasalahan jarang bersifat linier, jarang menampilkan satu akar permasalahan, dan jarang memiliki tepat lima masalah yang mengarah ke satu akar permasalahan. Untuk mengatasi hal ini, kelima alasan tersebut terkadang disalahartikan sebagai pertanyaan “Mengapa?” lebih dari lima kali dan Anda akan memiliki beberapa pertanyaan pada awalnya. Tidak ada literatur yang diterbitkan secara resmi mengenai berbagai penafsiran ini. Karena alasan ini dan alasan lainnya, beberapa pihak menyarankan untuk mengabaikan kelima alasan tersebut secara keseluruhan (lihat Kritik). Meskipun cara-cara ini diikuti dengan ketat, namun hasilnya tetap bergantung pada pengetahuan dan tekad orang-orang yang terlibat.
Contoh
Contoh masalah adalah: Kendaraan tidak mau hidup.
Contoh pertanyaan ini dapat dibawa ke level enam, tujuh atau lebih tinggi, tetapi lima iterasi pertanyaan biasanya cukup untuk mencapai akar permasalahan. Kuncinya adalah mendorong para pemecah masalah untuk menghindari asumsi-asumsi dan jebakan-jebakan logis, dan sebagai gantinya secara bertahap menelusuri sebab-akibat melalui lapisan-lapisan abstraksi ke akar permasalahan yang masih memiliki hubungan dengan masalah awal. Perhatikan bahwa dalam contoh ini, "Mengapa" yang kelima mengacu pada proses yang rusak atau perilaku yang dapat diubah, yang berarti turun ke tingkat akar permasalahan.
Jawaban akhir merujuk pada proses tersebut. Ini adalah salah satu aspek terpenting dari pendekatan lima mengapa - akar permasalahan harus benar-benar berhubungan dengan proses yang tidak berjalan dengan baik atau tidak ada. Direktur yang tidak terlatih sering kali mendapati bahwa jawabannya tampaknya bermuara pada jawaban klasik seperti tidak memiliki cukup waktu, investasi, atau sumber daya. Jawaban-jawaban ini mungkin benar, namun berada di luar kendali kita. Oleh karena itu, alih-alih bertanya kenapa?, kenapa prosesnya gagal?.
Sejarah
Teknologi ini awalnya dikembangkan oleh Sakichi Toyoda dan digunakan oleh Toyota Motor Corporation untuk mengembangkan metode produksinya sendiri. Ini merupakan bagian penting dari pelatihan pemecahan masalah yang merupakan bagian dari pengenalan Sistem Produksi Toyota. Arsitek Sistem Manufaktur Toyota Taiichi Ohno menggambarkan metode Lima Mengapa sebagai "fondasi pendekatan ilmiah Toyota, mengulangi mengapa lima kali untuk menjelaskan sifat masalah dan solusinya."
Alat ini telah banyak digunakan di luar Toyota dan sekarang digunakan di Kaizen, Lean Manufacturing, Lean Construction, dan Six Sigma. Kelima penyebab tersebut awalnya dikembangkan untuk memahami mengapa fitur produk atau teknik manufaktur baru diperlukan, dan tidak dikembangkan untuk analisis akar penyebab.Di perusahaan lain, bentuknya berbeda. Di bawah Ricardo Semler, Semco mempraktikkan "tiga alasan" dan memperluas praktik tersebut hingga mencakup penetapan tujuan dan pengambilan keputusan.
Teknik
Ada dua teknik utama yang digunakan untuk melakukan analisis lima penyebab: diagram tulang ikan (atau Ishikawa) dan format tabel. Kedua alat tersebut menyediakan kerangka kerja yang memungkinkan analisis bercabang yang dapat mengidentifikasi berbagai akar penyebab suatu masalah. Diagram tulang ikan, juga dikenal sebagai Ishikawa atau diagram sebab-akibat, menunjukkan kemungkinan penyebab suatu masalah melalui representasi grafis. Pada saat yang sama, format tabel menyediakan struktur tabel yang dapat digunakan untuk merinci setiap tingkat analisis lima penyebab, sehingga memudahkan untuk mencatat dan melacak setiap penyebab yang teridentifikasi. Kedua teknik ini bekerja sama untuk memberikan pemahaman mendalam tentang akar penyebab suatu masalah dan membantu mengembangkan solusi yang efektif.
Aturan melakukan analisis lima mengapa
Ada beberapa rekomendasi praktis yang dapat diikuti untuk memastikan bahwa proses tersebut membuahkan hasil yang berarti ketika menerapkan Analisis Lima Alasan. Pertama, penting untuk melibatkan manajemen secara aktif dalam keseluruhan proses. Keberhasilan analisis dapat ditingkatkan dengan pembentukan kelompok kerja yang tepat dan keterlibatan guru khusus dalam kasus mata pelajaran yang kompleks.
Selain itu, disarankan untuk mengandalkan kertas atau papan tulis daripada komputer saat menggunakan media. Pendekatan ini membantu memfasilitasi diskusi dan menangkap ide dengan lebih efektif. Penting untuk menyajikan masalah dengan jelas dan memastikan bahwa semua anggota tim memiliki pemahaman yang sama tentang masalah yang sedang dibahas.
Proses analitis memerlukan pembedaan penyebab sebenarnya dari gejala. Hal ini membantu tim mengidentifikasi akar penyebab sebenarnya, bukan hanya mengatasi gejala yang terlihat. Logika hubungan sebab-akibat antar faktor penyebab harus dipertimbangkan dengan cermat untuk memastikan pemahaman keseluruhan yang konsisten.
Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa akar penyebab yang teridentifikasi benar-benar dapat menyebabkan kesalahan. Hal ini dapat dicapai dengan menerjemahkan kalimat hasil analisis dan menggunakan ungkapan “dan karena itu”. Kemudian, penting untuk menjawab pertanyaan secara lebih detail dan tidak terjebak pada kesimpulan umum.
Cari alasannya sedikit demi sedikit dan hindari langsung mengambil kesimpulan tanpa pemahaman yang mendalam. Hal ini memungkinkan tim untuk memahami secara menyeluruh kompleksitas masalah. Semua pernyataan harus didasarkan pada fakta dan informasi yang akurat, menghindari asumsi atau penilaian tanpa dukungan data.
Dalam konteks ini, kuncinya adalah fokus pada peningkatan proses daripada menyalahkan individu. Menciptakan suasana kepercayaan dan kejujuran dapat mendorong diskusi terbuka dan jujur, yang pada gilirannya mendukung pencarian solusi yang lebih efektif.
Jika Anda mencari jawaban atas pertanyaan "Mengapa?", tanyakan berulang kali hingga akar permasalahan sebenarnya terungkap. ditemukan. terungkap Hal ini mencegah solusi permukaan belaka dan memastikan hasil akhir yang menyeluruh. Terakhir, selalu ingat untuk melihat dari sudut pandang pelanggan, karena memahami dampaknya terhadap pelanggan dapat membantu mengidentifikasi akar permasalahan yang paling penting.
Kritik
Lima Penyebab telah dikritik sebagai alat yang kurang efektif untuk menganalisis akar permasalahan. Teruyuki Minoura, mantan CEO Toyota Global Procurement, berpendapat bahwa alat-alat ini terlalu sederhana dan gagal mencapai analisis mendalam yang diperlukan untuk memastikan solusi yang efektif. Kritik ini didasarkan pada beberapa alasan, termasuk kecenderungan peneliti untuk fokus pada gejala daripada penyebab yang lebih dalam, ketidakmampuan untuk melampaui pengetahuan peneliti saat ini, dan hasil yang sulit ditiru oleh orang lain.
Selain itu, alat ini tidak dianggap kurang dapat diandalkan. Dukungan yang memadai bagi para ilmuwan untuk memberikan jawaban yang berarti terhadap pertanyaan “mengapa” cenderung hanya mengisolasi satu akar permasalahan, meskipun setiap pertanyaan mungkin memiliki banyak akar penyebab. Profesor Kedokteran Alan J. Card juga mendukung kritik ini dan menyarankan agar kelima alasan ini ditolak sama sekali. Ia berpendapat bahwa kedalaman analisis lima penyebab bersifat artifisial dan tidak dapat berkorelasi dengan akar penyebab sebenarnya.Oleh karena itu, Card menyarankan penggunaan alat analisis akar penyebab lain, seperti diagram tulang ikan atau tulang cinta, yang dapat memberikan hasil yang lebih efektif. mengakses, pemahaman dan penanganan akar permasalahan secara lebih utuh dan menyeluruh.
Disadur dari : en.wikipedia.org
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan larangan ekspor bijih nikel Indonesia ke luar negeri. Akibat ekspor nikel dilarang, Pemerintah Indonesia pun mendapat gugatan dari Uni Eropa. Kendati demikian, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (24/11/2021), Presiden Jokowi tetap melanjutkan pelarangan ekspor bahan mental, bahkan tak hanya nikel, tetapi juga bauksit, meski digugat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Meskipun kita memang digugat di WTO, enggak masalah. Tapi di sini (kami melarang nikel karena) kita ingin membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya di negara kita Indonesia. Golnya ada di situ," kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Rabu (24/11/2021).
Dari penyetopan atau larangan ekspor bijih nikel, potensi penyerapan nilai tambah Indonesia tahun ini mencapai 20 miliar dollar AS, lebih tinggi dibandingkan 3-4 tahun yang lalu, yang hanya mencapai 1,1 miliar dollar AS. "Tidak boleh lagi (ekspor) yang namanya bahan mentah, raw material. Ini setop, sudah setop," tegas Jokowi.
Setelah pelarangan ekspor bahan mentah, nikel Indonesia mengguncang dunia. Sebab, logam berat ini memiliki peran dan manfaat penting bagi berbagai industri di dunia. Namun, pelarangan yang diberlakukan Presiden Joko Widodo ini diambil dengan dasar penambangan nikel yang terus-menerus akan berpotensi mengancam lingkungan. Nikel di Indonesia Nikel adalah logam keras berwarna putih keperakan dengan sedikit corak semburat keemasan. Ini adalah logam yang kuat, padat, dan memiliki ketahanan terhadap panas dan korosi.
Dengan demikian, fungsi nikel sangat berguna untuk pengembangan berbagai macam produk, seperti untuk bahan baku pembuatan kabel listrik, koin, dan peralatan militer. Berdasarkan keterangan Badan Geologi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Indonesia memiliki potensi nikel dan kobalt yang tersebar di beberapa pulau, yaitu Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, dan Papua. Endapan nikel dan kobalt di Indonesia merupakan endapan tipe laterit yang terkandung dalam bijih limonit, terutama bijih saprolit dengan kadar yang lebih tinggi. Rata-rata laterit tersebut memiliki kandungan nikel berkisar antara 0,6 persen - 2,23 persen dan kobalt 0,07 persen - 0,18 persen.
Sebelum diberlakukannya pelarangan ekspor bahan tambang mentah pada tahun 2014, Indonesia termasuk 3 besar negara pengekspor nikel dan mineral ikutannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 05/2017, saat ini hanya dengan kandungan nikel kurang dari 1,7 persen yang boleh diekspor, selebihnya harus dimurnikan dan diolah oleh industri domestik.
Nikel Indonesia adalah salah satu produk ekspor yang penting bagi dunia.
Nikel adalah elemen penting yang biasa digunakan untuk campuran bahan logam untuk keperluan industri.(SHUTTERSTOCK/lp-studio) Alternatif sumber nikel dari tanaman Beberapa waktu lalu, peneliti sekaligus ahli biologi tanah dan dosen di Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, Aiyen Tjoa, berhasil menemukan tumbuhan langka di salah satu kawasan pertambangan nikel terbesar di dunia, yaitu daerah Sorowako, Sulawesi Selatan. Aiyen sengaja mencari tanaman yang bisa beradaptasi dengan baik di area lingkungan yang kaya nikel tersebut. Adapun tanaman yang dicari dan ditemukan oleh Aiyen itu dikenal dengan hiper-akumulator nikel (nickel hyper-accumulators).
Disebut sebagai tanaman penambang nikel karena tanaman langka ini mampu menyerap dan menyimpan nikel dalam jumlah besar, setidaknya 1.000 mikrogram nikel per 1 gram daun kering.
Sebenarnya, kata Aiyen, tanaman jenis hiper-akumulator itu ada banyak sekali jenisnya.
Terutama jenis tanaman yang termasuk dalam penanggualan pencemaran fitoremediasi (pemanfaatan mikroorganisme), di antaranya adalah Phytoextraction, Phytostabilization, dan Phytodegradation.
Tanaman hiper-akumulator dapat menyerap dan menyimpan zat-zat kontaminan dari banyak jenis logam, bukan hanya nikel, melainkan bisa juga zinc, timbal, multi logam, dan lain sebagainya.
Aiyen mengatakan, tanaman hiper-akumulator yang ditemukan di Sorowako adalah jenis tanaman yang memanfaatkan mekanisme fitoremediasi dengan menyerap logam dan mengikat logam nikel. Logam nikel yang diikat oleh tanaman itu diserap dan disimpan disimpan di pucuk, daun, akar, atau getahnya.
Tanaman langka ini mengikat nikel di dalam dinding sel mereka atau menyimpannya di vakuola sebagai organel penyimpanan di dalam sel. Setelah empat tahun eksplorasi, Aiyen akhirnya menemukan dua spesies hiper-akumulator nikel asli pada tahun 2008, yaitu Sarcotheca celebica dan Knema matanensis.
"Kedua tanaman itu contoh saja. Banyak hal yang dilakukan terkait tanaman (hiper-akumulator nikel)," jelas Aiyen dalam pemberitaan Kompas.com (30/8/2020).
Dalam hasil kajian sementara oleh peneliti, didapatkan kedua tanaman asli ini dapat menyimpan antara 1.000 dan 5.000 mikrogram nikel per gram daun kering. Dibandingkan dengan tanaman "penambang" nikel yang ditemukan di tempat lain, keduanya menunjukkan kekuatan hiperakumulasi yang cukup sederhana.
"Kami sedang mencari tanaman yang dapat mengakumulasi setidaknya 10.000 mikrogram (per gram)," kata Aiyen seperti dikutip BBC, Rabu (26/8/2020). Pada ambang 10.000 mikrogram per gram itu, secara ekonomi membudidayakan tanaman untuk ekstraksi mineral atau phytomining menjadi layak secara ekonomi.
Potensi tanaman penambang nikel Aiyen berkata, tanaman hiper-akumulator nikel ini merupakan tanaman yang memiliki kemampuan menyerap logam yang cukup tinggi. "Bisa digunakan untuk ekstraksi (penghasil Ore), ataupun ekstraksi kontaminasi pada tanah, udara, air yang tercemar, dan sebagainya," jelas Aiyen.
Oleh karena itu, tanaman langka hiper-akumulator nikel ini dapat berpotensi besar dalam upaya menggantikan pengumpulan nikel dari pertambangan terbuka di lahan tanah menjadi pengumpulan nikel melalui perkebunan. Lihat Foto Aktivitas pekerja di smelter PT Vale di Sorowako, Sulawesi Selatan. "Ya, memang itu tujuannya (tanaman hiper-akumulator nikel bisa dijadikan perkebunan nikel)," ujarnya. Tindakan perkebunan tanaman hiper-akumulator nikel itu nantinya selain membersihkan tanah, tanaman kaya nikel ini juga dapat ditambang untuk menyediakan sumber alternatif logam, memungkinkan nikel dipanen tanpa merusak ekosistem.
Ahli ekofisiologi tumbuhan dari University of Queensland yang mempelajari hiper-akumulator nikel, Antony van der Ent, telah menghitung bahwa hiper-akumulator seperti Phyllantus balgoyii dapat menghasilkan sekitar 120 kg nikel per hektar setiap tahun.
Itu berarti nilai pasar sekitar 1.754 dollar AS atau sekitar Rp 25 juta-Rp 26 juta per hektar. Tidak hanya itu, manfaat baiknya dari penambangan nikel melalui perkebunan tanaman hyper-akumulator nikel ini yaitu dianggap sebagai penghasil karbon netral. "Semua karbon yang dilepaskan dari pembakaran akan ditangkap lagi oleh tanaman yang baru tumbuh dalam beberapa bulan," jelas van der Ent kepada BBC.
Oleh sebab itu, phytomining ini memiliki keunggulan lingkungan yang cukup besar dibandingkan dengan bentuk penambangan tradisional. Sebab, pertambangan tradisional dengan mengeruk batuan dari dalam tanah secara keseluruhan merupakan penghasil emisi karbon yang cukup besar. Pertambangan tradisional melepaskan setidaknya 10 persen dari emisi rumah kaca pada tahun 2007. Selain menawarkan cara yang lebih ramah lingkungan untuk menambang nikel, tanaman langka ini juga dapat membantu merehabilitasi lahan yang telah ditambang.
Menurut Aiyen, hal ini perlu dilakukan mengingat sebagian perusahaan tambang di Indonesia mengabaikan persyaratan untuk menanami kembali situs yang tidak digunakan dengan vegetasi.
Ketika perusahaan itu melakukannya, justru yang digunakan adalah tanaman biasa dan bukanlah tanaman yang mampu menyerap dan menyimpan nikel ini.
Pasalnya, tanaman hiper-akumulator nikel ini dapat menjadi proses penghijauan yang tepat untuk rehabilitasi, meningkatkan kesehatan tanah, dan mengembalikan nutrisi utama yang dibutuhkan oleh tanaman normal.
"Akhirnya tanaman biasa dapat dibudidayakan di tanah ini setelah phytomining selesai," jelas van der Ent. Hal ini juga dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi perusahaan tambang karena residu nikel yang menumpuk di pucuk tanaman hiper-akumulator nikel ini juga bisa dipanen.
Sumber Artikel : Kompas.com
Quality and Reliability Engineering
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 17 Februari 2025
Model linier umum
Model linier umum atau model regresi multivariat adalah cara mudah untuk membangun beberapa model regresi linier sekaligus. Dalam hal ini, ini bukanlah model statistik yang unik. Beberapa model regresi linier dapat diringkas sebagai berikut:
dimana Y adalah matriks yang berisi sekumpulan beberapa ukuran (setiap kolom adalah kumpulan ukuran untuk salah satu variabel terikat), biasanya berisi parameter estimasi, dan U adalah matriks yang berisi kesalahan (kebisingan). Umumnya diasumsikan terdapat kesalahan antar pengukuran dan mengikuti distribusi normal multivariat. Jika kesalahan tidak mengikuti distribusi normal multivariat,
Anda dapat melonggarkan asumsi tentang Y dan U menggunakan model linier umum.Anda dapat menggunakan model linier umum dan berbagai model statistik, termasuk ANOVA, ANCOVA, MANOVA, MANCOVA, dan regresi linier umum. menyatukannya , uji t, dan uji F. Generalized linear modelling merupakan gambaran regresi linier berganda ketika terdapat lebih dari dua variabel terikat. Jika Y, B, dan U adalah vektor kolom, persamaan matriks di atas mewakili regresi linier berganda.
Hipotesis dapat diuji dengan model linier umum dengan dua cara: uji varians atau uji varians independen berganda. kamu bisa Dalam pengujian berganda, kolom Y diuji, tetapi dalam pengujian tunggal, kolom Y diuji. Artinya, banyak pengujian berbeda dilakukan dengan menggunakan matriks desain yang sama.
Perbandingan dengan regresi linier berganda
Regresi linier berganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana untuk dua atau lebih variabel bebas dan merupakan kasus khusus untuk model linier umum yang terbatas pada satu variabel terikat. Rumus dasar regresi linier berganda adalah:
untuk setiap pengamatan i = 1, ... , n.
Model di atas mempertimbangkan n observasi variabel terikat dan p variabel bebas. Jadi, Yi adalah observasi ke-i terhadap variabel terikat, Xij adalah observasi ke-i terhadap variabel bebas ke-j, dan j = 1, 2, ..., p. Nilai j mewakili parameter yang akan diestimasi dan i adalah distribusi kesalahan normal independen.
Regresi linier berganda memiliki persamaan seperti di atas untuk setiap variabel m > 1. keyakinan. Karena variabel penjelasnya sama, maka variabel tersebut diestimasi secara bersamaan satu sama lain:
untuk semua observasi diindeks sebagai i = 1, ... , n dan untuk semua variabel dependen diindeks sebagai j = 1, ... , m.
Karena setiap variabel terikat memiliki serangkaian parameter regresi yang relevan, dari perspektif komputasi, regresi multivariat umum hanyalah serangkaian regresi linier berganda yang menggunakan variabel penjelas yang sama.
Perbandingan dengan model linier umum
Model linier umum (GLM) dan model linier umum (LM) adalah dua pendekatan statistik yang umum digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara beberapa prediktor dan satu variabel hasil. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada asumsi distribusi residu.
Model linier umum (LM) mengasumsikan dengan kuat bahwa residu mengikuti distribusi normal bersyarat. Sebaliknya, GLM melonggarkan asumsi ini dan memungkinkan distribusi keluarga eksponensial yang berbeda untuk residunya. Penting untuk dicatat bahwa LM adalah kasus khusus GLM yang mana distribusi residu mengikuti distribusi normal bersyarat.
Distribusi residu sangat dipengaruhi oleh jenis dan distribusi variabel.output. GLM menyediakan model berbeda untuk menyesuaikan variabel hasil yang berbeda. Beberapa contoh umum dalam keluarga GLM mencakup regresi binomial untuk hasil biner atau bivariat, regresi Poisson untuk menghitung hasil, distribusi normal, dan regresi linier untuk keluaran langsung. Oleh karena itu, GLM dianggap sebagai rangkaian model statistik yang luas, atau model yang dapat disesuaikan dengan hasil yang berbeda.
Aplikasi
Penerapan model linier umum muncul dalam analisis beberapa pemindaian otak di bidang eksperimen ilmiah, di mana Y berisi data pemindaian otak dan X berisi variabel desain eksperimen dan faktor perancu. Hal ini biasanya diuji menggunakan multivariat (di sini disebut massa univariat) dan disebut juga peta parameter statistik.
Disadur dari: en.wikipedia.org
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 17 Februari 2025
Indonesia tercatat sebagai daerah penghasil nikel terbesar dunia. Diansir dari KOMPAS.TV. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 25 persen cadangan nikel dunia. Ketersediaan sumber daya alam (SDA) ini memberikan peluang untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik. Karena, komponen utama baterai kendaraan listrik adalah nikel.
"Di Eropa, pada 2030, 70 persen mobil sudah beralih dari fosil ke energi terbarukan. Bahkan juga dibeberapa negara Asia dan Amerika Latin, termasuk Indonesia dan Asia Tenggara. Kita beruntung untuk energi baru terbarukan untuk mobil, 50 persen komponennya itu adalah baterai dan ternyata bahan baku utamanya nikel. Nikel di Indonesia itu cadangannya 25 persen dari total cadangan dunia," terang dia yang dikutip dari KOMPAS.TV
Menurut data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2020 total neraca sumber daya bijih nikel Indonesia mencapai 11.88 miliar ton. Adapun, total sumber daya logam nikel sebesar 174 juta ton. Selain sebagai komponen baterai utama kendaraan listrik, peradaban modern sangat tergantung pada nikel. Nikel digunakan mulai peralatan dapur hingga pembuatan pesawat terbang.
Cadangan nikel sebanyak 90% tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Pada 2019, Indonesia pernah menjadi produsen tambang bijih nikel terbesar di dunia, dengan produksi nikel dunia sebanyak 2,668 juta ton Ni.
Berikut daerah penghasil Nikel:
1. Kolaka, Sulawesi Tenggara
Kabupaten Kolaka terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebagian besar wilayahnya merupakan perairan (laut), kurang lebih sekitar 15.000 km 2 dengan panjang garis pantai 293,45 km. Di wilayah perairan tersebut terdapat sejumlah pulau-pulau.
Sedangkan, wilayah daratan Kolaka seluas 3.283,64 km2 Potensi sumber daya mineral hampir terdapat di seluruh kecamatan. Nikel terdapat di Kecamatan Wolo, Wundulako, Baula, Pomalaa, Tanggertada, dan Watubangga dengan deposit sekitar 1,30 milyar ton.
2. Luwu Timur, Sulawesi Selatan
Secara geografis Kabupaten Luwu terletak di sebelah selatan katulistiwa dengan luas wilayah 6,944.88 km2. Sekitar 11, 14 % Provinsi Sulawesi Selatan merupakan luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Nikel terdapat di Desa Magani, Kecamatan Nuha.Perusahaan tambang Nikel di Luwu Timur adalah PT Vale Indonesia yang yang terletak di Kecamatan Nuha.
3. Morowali, Sulawesi tengah
Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah memiliki 3.037 km2 . Wilayah ini merupakan deretan daftar penghasil nikel terbesar di Indonesia.
Tambang nikel di daerah ini terdapat di beberapa wilayah, antara lain Bahadopi, Bungku Timur, Bungku Pesisir, dan Petasia Timur.
4. Halmahera Timur, Maluku Utara
Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara merupakan wilayah di Maluku yang memiliki sumber nikel. Wilayah sebaran nikel terdapat di daerah Kecamatan Maba dan Wasilei. Di wilyah ini juga terdapat pabrik smelter (peleburan) yang memproses reduksi biji sehingga menjadi logam yang dapat dimanfaatkan. Industri nikel di Halmahera Timur menjadi salah satu sumber perekonomian masyarakat sekitar, terutama Halmahera Timur.
5. Pulau Gag
Pulau Gag merupakan salah satu pulau di gugusan kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Wilayah ini memiliki kekayaan nikel . Oleh pemerintah daerah setempat, wilayah ini ditetapkan sebagai hutan lindung yang dikelola oleh pemerintah setempat.Kegiatan pertambangan yang dilakukan hanya sebatas eksplorasi untuk kepentingan pengambilan contoh dan observasi nikel di tanah air. Perusahaan tambang yang terdapat di daerah ini adalah PT Aneka Tambang melalui anak usahanya PT Gag Nikel.
Sumber Artikel : Kompas.com