Rantai Pasok Resilien dan Adaptif

Membangun Rantai Pasok Makanan Segar yang Hijau, Tangguh, Lincah, dan Berkelanjutan di India

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025


Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Mahak Sharma, Rose Antony, dan Konstantinos Tsagarakis, membahas faktor-faktor yang mendukung rantai pasok makanan segar yang hijau (green), tangguh (resilient), lincah (agile), dan berkelanjutan (sustainable) (GRAS). Studi ini meneliti bagaimana interaksi antara faktor-faktor ini dapat menciptakan rantai pasok makanan segar (FFSC) yang lebih kuat dan berkelanjutan di India.

Definisi dan Kerangka Konseptual

Paper ini menguraikan empat pilar utama dalam rantai pasok makanan segar:

  • Green (Hijau) – Mengurangi dampak lingkungan melalui praktik ramah lingkungan.
  • Resilient (Tangguh) – Meningkatkan daya tahan rantai pasok terhadap gangguan.
  • Agile (Lincah) – Memungkinkan respons cepat terhadap perubahan pasar.
  • Sustainable (Berkelanjutan) – Mengoptimalkan sumber daya untuk keberlanjutan jangka panjang.

Keempat elemen ini harus saling terintegrasi untuk menciptakan rantai pasok yang kompetitif dan berdaya tahan.

Studi Kasus: Tantangan dan Dampak Gangguan pada FFSC

Paper ini menganalisis dampak gangguan besar pada rantai pasok makanan segar di India:

  • Pandemi COVID-19 – Gangguan rantai pasok menyebabkan peningkatan biaya logistik hingga 252%.
  • Perubahan Iklim – Cuaca ekstrem mengurangi hasil pertanian hingga 30% di beberapa wilayah.
  • Krisis Keuangan Global – Fluktuasi harga bahan baku menurunkan margin keuntungan petani dan distributor.

Dengan mengadopsi strategi GRAS, perusahaan dapat mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi operasional.

Strategi Implementasi GRAS dalam Rantai Pasok Makanan Segar

1. Strategi Green untuk Efisiensi Lingkungan

  • Penggunaan kemasan ramah lingkungan untuk mengurangi limbah plastik.
  • Optimalisasi transportasi untuk menekan emisi karbon.

2. Strategi Resilient untuk Daya Tahan Rantai Pasok

  • Diversifikasi pemasok guna mengurangi ketergantungan pada satu sumber.
  • Penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan transparansi rantai pasok.

3. Strategi Agile untuk Respons Pasar

  • Pemanfaatan data real-time untuk menyesuaikan pasokan dengan permintaan.
  • Automasi gudang untuk mempercepat distribusi produk segar.

4. Strategi Sustainable untuk Keberlanjutan Jangka Panjang

  • Pelatihan petani dalam teknik pertanian berkelanjutan.
  • Kemitraan dengan organisasi lingkungan untuk meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan.

Metrik Keberhasilan Integrasi GRAS

Paper ini mengidentifikasi beberapa KPI utama untuk menilai efektivitas strategi GRAS:

  • Food Waste Reduction Rate – Persentase pengurangan limbah makanan dalam rantai pasok.
  • Carbon Footprint Reduction – Pengurangan emisi karbon dari operasional rantai pasok.
  • Supply Chain Agility Index – Kecepatan rantai pasok dalam merespons perubahan permintaan.
  • Supplier Reliability Index – Keandalan pemasok dalam memenuhi permintaan secara konsisten.

Kritik dan Evaluasi

Meskipun paper ini memberikan wawasan yang mendalam, ada beberapa aspek yang dapat ditingkatkan:

  • Minimnya studi kuantitatif – Sebagian besar data berasal dari wawancara, bukan model kuantitatif.
  • Fokus terbatas pada India – Perlu studi komparatif dengan negara lain untuk validasi lebih luas.
  • Kurangnya eksplorasi teknologi blockchain – Teknologi ini dapat meningkatkan transparansi rantai pasok.

Kesimpulan

Paper ini menegaskan bahwa integrasi strategi Green, Resilient, Agile, dan Sustainable (GRAS) sangat penting dalam rantai pasok makanan segar. Dengan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi dampak lingkungan, dan memperkuat ketahanan rantai pasok.

Sumber Artikel: Sharma, M., Antony, R., & Tsagarakis, K. (2023). Green, Resilient, Agile, and Sustainable Fresh Food Supply Chain Enablers: Evidence from India. Annals of Operations Research.

 

Selengkapnya
Membangun Rantai Pasok Makanan Segar yang Hijau, Tangguh, Lincah, dan Berkelanjutan di India

Rantai Pasok Resilien dan Adaptif

Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok dan Kinerja Operasional UKM di Nairobi

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025


Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Martin Muthuri Gitonga dari University of Nairobi, membahas hubungan antara resiliensi rantai pasok dan kinerja operasional pada usaha kecil dan menengah (UKM) manufaktur di Nairobi. Studi ini menyoroti strategi yang diterapkan UKM dalam menghadapi gangguan serta dampaknya terhadap efisiensi operasional.

Definisi dan Kerangka Konseptual

Paper ini mengidentifikasi empat strategi utama dalam meningkatkan resiliensi rantai pasok:

  • Strategi Mitigasi Risiko – Identifikasi risiko dan pengelolaan rantai pasok yang lebih tangguh.
  • Rekayasa Ulang Rantai Pasok – Adaptasi struktur rantai pasok untuk meningkatkan efisiensi.
  • Strategi Lean dan Agile – Reduksi pemborosan dan peningkatan fleksibilitas.
  • Kolaborasi Strategis – Kerja sama dengan pemasok dan mitra bisnis untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok.

Studi Kasus: Gangguan Global dan Dampaknya pada UKM Nairobi

Paper ini menyoroti beberapa gangguan besar yang memengaruhi UKM manufaktur di Nairobi:

  • Pandemi COVID-19 – Mengakibatkan peningkatan biaya logistik hingga 252% dan keterlambatan rantai pasok.
  • Krisis Keuangan 2008 – Penurunan produksi industri 42,3% di sektor transportasi dan 40,3% di industri manufaktur.
  • Ketidakstabilan Politik di Kenya – Menyebabkan fluktuasi harga bahan baku dan ketidakpastian regulasi.

Dengan mengadopsi strategi resiliensi rantai pasok, UKM mampu bertahan dan tetap kompetitif dalam kondisi penuh ketidakpastian.

Strategi Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok

1. Strategi Mitigasi Risiko

  • Penerapan kontrak kinerja untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
  • Pembuatan risk register guna mengidentifikasi dan mengelola risiko lebih efektif.

2. Rekayasa Ulang Rantai Pasok

  • Outsourcing ke penyedia spesialis untuk menurunkan biaya operasional.
  • Diversifikasi pemasok guna mengurangi ketergantungan pada satu sumber pasokan.

3. Strategi Lean dan Agile

  • Optimalisasi kapasitas kendaraan distribusi untuk meningkatkan efisiensi biaya logistik.
  • Pembatasan produk yang tidak menguntungkan untuk menghindari kerugian finansial.

4. Kolaborasi Strategis

  • Komunikasi terbuka dengan pemasok untuk mempercepat respons terhadap perubahan pasar.
  • Kemitraan dengan kompetitor dalam pengelolaan suplai dan harga produk.

Metrik Keberhasilan Strategi Resiliensi

Paper ini menggunakan beberapa KPI utama untuk mengukur efektivitas strategi resiliensi rantai pasok:

  • Inventory Turnover – Seberapa cepat stok diperbarui dalam rantai pasok.
  • Lead Time Variability – Konsistensi waktu pengiriman dan produksi.
  • Customer Satisfaction Index – Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan rantai pasok.
  • Operational Cost Reduction – Efisiensi biaya operasional setelah penerapan strategi resiliensi.

Kritik dan Evaluasi

Meskipun paper ini memberikan wawasan yang komprehensif, ada beberapa aspek yang dapat diperbaiki:

  • Kurangnya data dari sektor non-manufaktur – Studi ini hanya fokus pada UKM manufaktur.
  • Minimnya eksplorasi teknologi digital – AI dan blockchain dapat berperan lebih besar dalam meningkatkan resiliensi rantai pasok.
  • Studi terbatas pada satu wilayah – Perlu ada perbandingan dengan daerah lain untuk validitas lebih luas.

Kesimpulan

Paper ini menegaskan bahwa strategi resiliensi rantai pasok berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kinerja operasional UKM. Dengan mengadopsi strategi mitigasi risiko, rekayasa ulang rantai pasok, lean-agile, dan kolaborasi strategis, UKM dapat mengurangi risiko, meningkatkan efisiensi, dan mempertahankan daya saing dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

Sumber Artikel: Gitonga, M. M. (2021). Supply Chain Resilience and Operational Performance of Manufacturing SMEs in Nairobi County. University of Nairobi.

 

Selengkapnya
Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok dan Kinerja Operasional UKM di Nairobi

Rantai Pasok Resilien dan Adaptif

Integrasi Paradigma LARG dalam Manajemen Rantai Pasok: Meningkatkan Efisiensi dan Keberlanjutan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025


Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Helena Carvalho dan V. Cruz-Machado dari UNIDEMI, Universidade Nova de Lisboa, membahas integrasi empat paradigma utama dalam manajemen rantai pasok: Lean, Agile, Resilience, dan Green (LARG_SCM). Studi ini menyoroti bagaimana kombinasi strategi ini dapat meningkatkan efisiensi, daya tanggap, ketahanan, dan keberlanjutan rantai pasok global.

Definisi dan Kerangka Konseptual

Paper ini menguraikan empat paradigma utama dalam manajemen rantai pasok:

  • Lean – Berfokus pada pengurangan biaya dan eliminasi pemborosan dalam proses produksi.
  • Agile – Kemampuan rantai pasok untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.
  • Resilience – Ketahanan dalam menghadapi gangguan tak terduga seperti krisis ekonomi dan bencana alam.
  • Green – Strategi untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi sumber daya.

Keempat paradigma ini memiliki trade-off, tetapi integrasi mereka dapat menciptakan rantai pasok yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.

Studi Kasus: Dampak Gangguan Global dan Integrasi LARG_SCM

Paper ini mengkaji dampak berbagai gangguan global pada rantai pasok dan bagaimana strategi LARG_SCM dapat membantu:

  • Krisis Finansial 2008 – Menyebabkan penurunan produksi industri 42,3% di sektor transportasi dan 40,3% di industri logam dasar.
  • Gempa Jepang 2011 – Memaksa Toyota untuk meningkatkan produksi lokal guna mengurangi ketergantungan pada pemasok global.
  • Pandemi COVID-19 – Meningkatkan biaya logistik hingga 252% di rute pelayaran utama seperti Shanghai-Rotterdam.

Dengan mengadopsi kombinasi strategi lean, agile, resilience, dan green, perusahaan dapat lebih tangguh dalam menghadapi disrupsi.

Strategi Integrasi LARG dalam Rantai Pasok

Paper ini mengusulkan pendekatan holistik dengan strategi berikut:

1. Lean Supply Chain untuk Efisiensi

  • Just-in-Time (JIT) untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi produksi.
  • Lean Distribution untuk meminimalkan biaya transportasi dan penyimpanan.

2. Agile Supply Chain untuk Adaptabilitas

  • Dynamic Alliances guna meningkatkan fleksibilitas dalam menjalin kerja sama dengan pemasok.
  • Demand-Driven Supply Chain untuk merespons permintaan pasar secara cepat dan akurat.

3. Resilient Supply Chain untuk Ketahanan

  • Strategic Stock Buffers untuk mengantisipasi gangguan pasokan.
  • Risk Management Framework berbasis AI untuk mengidentifikasi dan merespons risiko lebih cepat.

4. Green Supply Chain untuk Keberlanjutan

  • Eco-Design untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk dan proses manufaktur.
  • Reverse Logistics untuk meningkatkan penggunaan kembali bahan baku dan limbah industri.

Metrik Keberhasilan Integrasi LARG

Untuk menilai efektivitas strategi ini, paper ini mengusulkan beberapa KPI utama:

  • Inventory Turnover – Seberapa cepat stok diperbarui dalam rantai pasok.
  • Lead Time Variability – Konsistensi waktu pengiriman dan produksi.
  • Supplier Reliability Index – Seberapa andal pemasok dalam memenuhi permintaan.
  • Carbon Footprint Reduction – Pengukuran dampak lingkungan dari operasional rantai pasok.

Kritik dan Evaluasi

Meskipun paper ini menawarkan wawasan berharga, ada beberapa aspek yang dapat dikembangkan lebih lanjut:

  • Kurangnya studi empiris – Banyak analisis berbasis literatur tanpa data kuantitatif.
  • Minimnya eksplorasi AI dan blockchain – Teknologi ini dapat memainkan peran lebih besar dalam meningkatkan integrasi LARG.
  • Fokus pada manufaktur besar – Kurangnya aplikasi pada UKM yang memiliki struktur rantai pasok lebih sederhana.

Kesimpulan

Paper ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana integrasi Lean, Agile, Resilience, dan Green dalam rantai pasok dapat meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, ketahanan, dan keberlanjutan. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko, meningkatkan daya saing, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

Sumber Artikel: Carvalho, H., & Cruz-Machado, V. (2023). Integrating Lean, Agile, Resilience, and Green Paradigms in Supply Chain Management (LARG_SCM). UNIDEMI, Universidade Nova de Lisboa.

 

Selengkapnya
Integrasi Paradigma LARG dalam Manajemen Rantai Pasok: Meningkatkan Efisiensi dan Keberlanjutan

Rantai Pasok Resilien dan Adaptif

Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok dengan Solusi Digital Vendor Managed Inventory

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025


Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Daniel Meyer dari KTH Royal Institute of Technology, membahas bagaimana Vendor Managed Inventory (VMI) digital solutions dapat meningkatkan resiliensi rantai pasok dalam menghadapi gangguan besar. Studi ini berfokus pada penerapan teknologi untuk meningkatkan visibilitas, fleksibilitas, dan ketahanan rantai pasok setelah gangguan seperti pandemi COVID-19.

Definisi dan Kerangka Konseptual

Paper ini menyoroti bahwa resiliensi rantai pasok bergantung pada:

  • Visibilitas penuh – Kemampuan untuk melacak inventaris di seluruh rantai pasok secara real-time.
  • Fleksibilitas – Kemampuan untuk menyesuaikan strategi dan operasi berdasarkan perubahan kondisi pasar.
  • Kolaborasi yang lebih erat – Penerapan teknologi digital untuk meningkatkan komunikasi antara pemasok dan pembeli.

Studi Kasus: Gangguan Global dan Dampaknya

Paper ini mengutip berbagai kasus gangguan besar:

  • Pandemi COVID-19 menyebabkan kenaikan biaya logistik hingga 252% di rute pelayaran utama seperti Shanghai-Rotterdam.
  • Gempa Jepang 2011 memaksa Toyota untuk mengadopsi produksi yang lebih lokal guna mengurangi ketergantungan pada pemasok global.
  • Krisis Finansial 2008 mengakibatkan penurunan aktivitas rantai pasok global sebesar 42,3% pada sektor transportasi dan 40,3% pada industri logam dasar.

Strategi Meningkatkan Resiliensi dengan VMI Digital Solutions

Untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok, paper ini mengusulkan strategi berikut:

1. Penerapan Teknologi Digital dalam Rantai Pasok

  • Vendor Managed Inventory (VMI) memungkinkan pemasok untuk mengelola inventaris pelanggan secara otomatis.
  • IoT dan Big Data untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam distribusi barang.

2. Desain Jaringan Pasok yang Adaptif

  • Dual Sourcing untuk mengurangi risiko ketergantungan pada satu pemasok.
  • Model lean supply chain guna meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan stok.

3. Optimalisasi Manajemen Risiko

  • Penggunaan AI untuk prediksi permintaan guna menghindari efek bullwhip.
  • Pembuatan buffer stock strategis untuk menghadapi lonjakan permintaan yang tiba-tiba.

Metrik Keberhasilan VMI Digital Solutions

Untuk mengukur efektivitas strategi ini, paper ini mengidentifikasi beberapa KPI utama:

  • Inventory Turnover – Seberapa cepat stok diperbarui dalam rantai pasok.
  • Lead Time Variability – Konsistensi waktu pengiriman dari pemasok.
  • Supplier Reliability Index – Seberapa andal pemasok dalam memenuhi permintaan.

Kritik dan Evaluasi

Walaupun paper ini memberikan wawasan mendalam, ada beberapa aspek yang dapat diperbaiki:

  • Kurangnya studi empiris – Sebagian besar argumen didasarkan pada literatur, bukan data kuantitatif.
  • Fokus industri terbatas – Studi lebih banyak berfokus pada manufaktur besar tanpa mempertimbangkan sektor UKM.
  • Kurangnya eksplorasi AI dan blockchain – Teknologi ini bisa berperan lebih besar dalam meningkatkan resiliensi rantai pasok.

Kesimpulan

Paper ini menyajikan kerangka kerja yang kuat untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok dengan VMI digital solutions. Dengan menerapkan strategi berbasis teknologi, perusahaan dapat meningkatkan transparansi, fleksibilitas, dan daya saing di era gangguan global yang semakin kompleks.

Sumber Artikel:

  • Meyer, D. (2020). Resilient Supply Chains: A Framework to Position Vendor Managed Inventory Digital Solutions and Enhance Resilience of Supply Chains After Disruptions. KTH Royal Institute of Technology.

 

Selengkapnya
Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok dengan Solusi Digital Vendor Managed Inventory

Rantai Pasok Resilien dan Adaptif

Meningkatkan Resiliensi dan Kelincahan Rantai Pasok: Strategi untuk Menghadapi Disrupsi Global

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025


Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Jorge Calvo, Vanesa Berlanga Silvent, dan del Olmo Arriaga Josep Lluís, membahas pentingnya resiliensi dan kelincahan rantai pasok dalam menghadapi disrupsi global. Dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi, geopolitik, dan teknologi, perusahaan harus mengadopsi strategi rantai pasok yang mampu bertahan dan beradaptasi dengan cepat. Artikel ini mengkaji literatur teoretis mengenai konsep tersebut serta pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan ketahanan operasional.

Definisi dan Kerangka Konseptual

Paper ini menguraikan dua pendekatan utama dalam manajemen rantai pasok:

  1. Resiliensi – Kemampuan rantai pasok untuk menyerap, menyesuaikan, dan pulih dari gangguan.
  2. Agility (Kelincahan) – Kemampuan untuk merespons perubahan pasar dengan cepat dan efisien.

Kedua konsep ini sangat berkaitan dengan strategi mitigasi risiko, termasuk perencanaan sebelum gangguan, tindakan cepat saat terjadi disrupsi, serta proses pemulihan dan stabilisasi pasca-krisis.

Faktor Risiko dalam Rantai Pasok

Penulis mengidentifikasi lima kategori risiko utama yang dapat memengaruhi rantai pasok:

  • Risiko permintaan – Fluktuasi permintaan pasar yang tidak terduga.
  • Risiko pasokan – Gangguan dari pemasok, termasuk keterlambatan dan kelangkaan bahan baku.
  • Risiko operasional – Kegagalan internal dalam sistem logistik dan produksi.
  • Risiko lingkungan – Faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan kebijakan.
  • Risiko finansial – Ketidakstabilan ekonomi global yang berdampak pada biaya produksi dan pengiriman.

Studi Kasus: Dampak Krisis Global pada Rantai Pasok

Paper ini menyajikan beberapa contoh gangguan global yang telah menguji ketahanan rantai pasok:

  • Krisis Finansial 2008 menyebabkan gangguan besar dalam rantai pasok global, dengan penurunan 42,3% pada sektor transportasi dan 40,3% pada industri logam dasar.
  • Gempa Jepang 2011 memaksa perusahaan seperti Toyota untuk menyesuaikan strategi pasokan mereka, meningkatkan produksi lokal untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok luar negeri.
  • Pandemi COVID-19 menyebabkan lonjakan harga bahan baku dan biaya logistik hingga 252% untuk jalur pelayaran utama seperti Shanghai-Rotterdam.

Strategi Meningkatkan Resiliensi dan Kelincahan

Untuk menghadapi tantangan tersebut, perusahaan perlu menerapkan strategi berikut:

1. Manajemen Risiko Proaktif

  • Mengembangkan model prediksi berbasis AI dan big data.
  • Meningkatkan diversifikasi pemasok untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber.

2. Desain Rantai Pasok Fleksibel

  • Strategi dual sourcing untuk memastikan keberlanjutan pasokan.
  • Penggunaan sistem digitalisasi dan IoT untuk meningkatkan visibilitas rantai pasok.

3. Optimasi Logistik dan Produksi

  • Mengadopsi model lean supply chain untuk meningkatkan efisiensi.
  • Membangun buffer stock sebagai cadangan dalam menghadapi fluktuasi permintaan.

Pengukuran Keberhasilan: KPI dalam Resiliensi Rantai Pasok

Paper ini mengidentifikasi beberapa metrik utama dalam mengukur efektivitas strategi rantai pasok:

  • Inventory Turnover – Mengukur efisiensi perputaran stok.
  • Supplier Reliability Index – Menilai keandalan pemasok.
  • Lead Time Variability – Mengukur kestabilan waktu pemenuhan pesanan.

Kritik dan Evaluasi

Meskipun artikel ini memberikan wawasan yang mendalam, ada beberapa aspek yang dapat dikembangkan lebih lanjut:

  • Kurangnya data empiris – Sebagian besar analisis berbasis teori tanpa dukungan studi kuantitatif.
  • Fokus industri terbatas – Studi ini lebih banyak mengacu pada manufaktur besar tanpa mempertimbangkan skala bisnis kecil dan menengah.
  • Minimnya eksplorasi teknologi – Peran AI, blockchain, dan otomasi masih belum dieksplorasi secara mendalam dalam mendukung resiliensi rantai pasok.

Kesimpulan

Paper ini memberikan landasan teoretis yang kuat mengenai pentingnya resiliensi dan agility dalam rantai pasok untuk menghadapi tantangan global. Dengan menerapkan strategi mitigasi risiko, perusahaan dapat meminimalkan dampak gangguan serta meningkatkan daya saing mereka dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks.

Sumber Artikel: Calvo, J., Berlanga, V., & del Olmo, J. L. (2020). Supply chain resilience and agility: a theoretical literature review. International Journal of Supply Chain and Operations Resilience, 4(1), 37–69.

 

Selengkapnya
Meningkatkan Resiliensi dan Kelincahan Rantai Pasok: Strategi untuk Menghadapi Disrupsi Global

Rantai Pasok Resilien dan Adaptif

Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok: Strategi dan Metrik dari Studi Kasus Assa Abloy Entrance Systems

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 13 Maret 2025


Pendahuluan

Paper ini, yang ditulis oleh Alexander Andersson dan Hanna Klinga dari Chalmers University of Technology, mengeksplorasi strategi dan metrik untuk meningkatkan resiliensi rantai pasok. Dengan meningkatnya kompleksitas rantai pasok global, organisasi harus mengadopsi strategi yang dapat mengantisipasi, merespons, dan pulih dari gangguan. Studi ini memberikan kerangka kerja komprehensif berdasarkan literatur dan wawancara dengan 11 responden dari Assa Abloy Entrance Systems.

Ringkasan Isi

1. Definisi dan Faktor Penentu Resiliensi Rantai Pasok

Resiliensi rantai pasok didefinisikan sebagai kemampuan suatu sistem untuk menyerap, beradaptasi, dan pulih dari gangguan. Paper ini mengidentifikasi beberapa determinan utama:

  • Robustness (ketahanan terhadap gangguan)
  • Flexibility (kemampuan untuk mengubah operasi)
  • Adaptability (kemampuan menyesuaikan strategi)
  • Agility (kecepatan dalam merespons perubahan)
  • Collaboration (tingkat koordinasi dalam rantai pasok)
  • Visibility (transparansi informasi dalam rantai pasok)
  • Supply Chain Structure (desain jaringan pasok yang optimal)

2. Studi Kasus: Dampak Gangguan terhadap Assa Abloy Entrance Systems

Paper ini menyajikan berbagai gangguan utama yang memengaruhi rantai pasok Assa Abloy:

  • Pandemi COVID-19: Mengurangi kapasitas pemasok, menyebabkan keterlambatan produksi dan lonjakan harga bahan baku hingga 252% (Shanghai-Rotterdam).
  • Perang Rusia-Ukraina: Meningkatkan harga energi dan logistik akibat ketergantungan pada pasokan gas Rusia.
  • Tarif Perdagangan AS-Tiongkok: Memaksa peralihan sumber pemasok dan meningkatkan biaya produksi.

3. Strategi Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok

Paper ini mengusulkan berbagai strategi untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok:

  1. Manajemen Inventaris: Penempatan dan ukuran stok strategis, buffer waktu, dan program stok cadangan.
  2. Sumber Pasokan: Diversifikasi pemasok, lokalitas vs. globalisasi, dan strategi dual sourcing.
  3. Desain Rantai Pasok: Fleksibilitas dalam jaringan pasok, pengurangan ketergantungan pada satu titik kritis.
  4. Desain Produk: Standarisasi komponen untuk memudahkan substitusi bahan baku.
  5. Kolaborasi Rantai Pasok: Hubungan jangka panjang dengan pemasok dan integrasi sistem informasi.
  6. Manajemen Risiko & Budaya: Simulasi skenario, analisis risiko, dan peningkatan budaya komunikasi dalam organisasi.

4. Pengukuran Resiliensi Rantai Pasok

Untuk mengevaluasi efektivitas strategi resiliensi, paper ini menyajikan 34 metrik berbasis KPI, termasuk:

  • Lead Time Variability (Variabilitas waktu pemenuhan pesanan)
  • Inventory Turnover (Tingkat perputaran inventaris)
  • Supply Chain Visibility Index (Indeks transparansi rantai pasok)
  • Supplier Reliability Score (Skor keandalan pemasok)

Analisis dan Kritik

Paper ini menawarkan wawasan berharga dengan menyajikan strategi berbasis bukti dan studi kasus nyata. Namun, ada beberapa area yang dapat dikembangkan lebih lanjut:

  • Pendekatan Kuantitatif: Sebagian besar analisis didasarkan pada wawancara, bukan model kuantitatif yang dapat memberikan prediksi lebih akurat.
  • Diversifikasi Studi Kasus: Fokus utama pada Assa Abloy Entrance Systems membuat hasil kurang umum untuk diterapkan pada industri lain.
  • Dampak Teknologi: Paper ini belum cukup membahas peran AI, blockchain, dan IoT dalam meningkatkan resiliensi rantai pasok.

Kesimpulan

Paper ini berhasil memberikan pemahaman mendalam mengenai strategi dan metrik dalam meningkatkan ketahanan rantai pasok. Studi kasus Assa Abloy Entrance Systems menjadi ilustrasi nyata bagaimana perusahaan dapat menghadapi gangguan besar dan mengembangkan strategi adaptif. Dengan menambahkan lebih banyak data kuantitatif dan mengeksplorasi peran teknologi, studi ini dapat menjadi referensi yang lebih kuat bagi akademisi dan praktisi rantai pasok.

Sumber Artikel: Andersson, A., & Klinga, H. (2023). Supply chain resilience: A study of strategies and metrics. Chalmers University of Technology.

 

Selengkapnya
Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok: Strategi dan Metrik dari Studi Kasus Assa Abloy Entrance Systems
« First Previous page 560 of 1.274 Next Last »