Rantai Pasok Resilien dan Adaptif

Membangun Ketahanan Rantai Pasok: Studi Kasus dan Strategi Berbasis Data untuk Menghadapi Gangguan Global

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Pendahuluan

Dalam dunia bisnis modern, rantai pasok memainkan peran krusial dalam menjaga kelangsungan operasi perusahaan dan memenuhi permintaan pelanggan. Namun, berbagai gangguan global seperti pandemi Covid-19, krisis semikonduktor, dan perang Ukraina telah memperlihatkan betapa rentannya rantai pasok terhadap perubahan mendadak. Oleh karena itu, supply chain resilience menjadi konsep penting yang harus diterapkan perusahaan untuk memastikan keberlanjutan bisnis.

Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengidentifikasi apa yang dimaksud dengan supply chain resilience dalam konteks organisasi tertentu.
  2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan rantai pasok dalam organisasi tersebut.
  3. Menjelaskan bagaimana organisasi dapat meningkatkan ketahanan rantai pasoknya melalui strategi yang sistematis.

Studi ini menggunakan metode wawancara semi-terstruktur dengan 20 responden dari berbagai posisi dalam organisasi yang berhubungan dengan rantai pasok dan pengadaan strategis. Analisis dilakukan menggunakan metode Gioia, yang membantu mengidentifikasi pola utama dalam data yang dikumpulkan.

Definisi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Supply Chain Resilience

1. Apa Itu Supply Chain Resilience?

Berdasarkan wawancara dengan para responden, resiliensi rantai pasok didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengelola gangguan, mempertahankan operasi dalam kondisi sulit, dan beradaptasi dengan perubahan. Beberapa responden menyebutnya sebagai:

  • "Kemampuan untuk menavigasi rantai pasok melalui krisis secara efektif."
  • "Bagaimana kita bisa menyerap gangguan tanpa berdampak besar pada operasional."
  • "Kemampuan untuk berpikir ke depan dan pulih dengan cepat dari turbulensi."

Dari definisi tersebut, ada tiga aspek utama dalam resiliensi rantai pasok:

  1. Adaptabilitas – Kemampuan untuk menyesuaikan strategi dengan perubahan kondisi pasar.
  2. Fleksibilitas – Memiliki alternatif atau rencana cadangan untuk menghadapi gangguan.
  3. Ketahanan operasional – Memastikan kelangsungan produksi dan distribusi meskipun terjadi krisis.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Rantai Pasok

Berdasarkan analisis wawancara dan data sekunder, faktor utama yang berkontribusi terhadap supply chain resilience meliputi:

a. Digitalisasi dan Teknologi

  • Penggunaan AI dan big data analytics memungkinkan perusahaan untuk memprediksi dan merespons perubahan pasar lebih cepat.
  • Digital twins digunakan untuk mensimulasikan skenario gangguan dan merancang strategi mitigasi yang lebih efektif.

b. Kolaborasi dan Transparansi

  • Kemitraan yang kuat dengan pemasok dapat meningkatkan visibilitas rantai pasok dan mempercepat pemulihan saat terjadi gangguan.
  • Transparansi data memungkinkan organisasi membuat keputusan berbasis informasi real-time.

c. Strategi Pengadaan yang Fleksibel

  • Mengadopsi multi-sourcing untuk mengurangi ketergantungan pada satu pemasok.
  • Menggunakan proximity sourcing, yaitu mencari pemasok yang lebih dekat secara geografis untuk menghindari risiko gangguan logistik global.

d. Manajemen Risiko dan Keuangan

  • Cadangan persediaan strategis dapat membantu perusahaan mengatasi gangguan mendadak.
  • Keseimbangan antara efisiensi dan redundansi diperlukan untuk menghindari biaya tinggi akibat terlalu banyak stok.

e. Budaya Organisasi dan Pengembangan SDM

  • Pelatihan karyawan dalam manajemen krisis meningkatkan kesiapan organisasi menghadapi perubahan.
  • Kolaborasi lintas departemen membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan efektif.

Strategi untuk Meningkatkan Ketahanan Rantai Pasok

Berdasarkan studi ini, ada beberapa langkah strategis yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok mereka:

1. Membangun Model Ketahanan Rantai Pasok Berbasis Data

Salah satu temuan utama dalam penelitian ini adalah pentingnya Supply Chain Resilience Maturity Model. Model ini didasarkan pada framework dari Ali, Mahfouz, dan Arisha (2017), yang mengidentifikasi tahapan perkembangan ketahanan rantai pasok mulai dari level dasar hingga yang sangat adaptif.

2. Implementasi Teknologi Digital

  • AI dan machine learning untuk analisis prediktif permintaan dan gangguan.
  • Blockchain untuk meningkatkan transparansi dalam transaksi dan pergerakan barang.
  • IoT dan sensor real-time untuk meningkatkan visibilitas rantai pasok.

3. Optimalisasi Rantai Pasok dengan Hybrid Model

Menggunakan kombinasi Lean Supply Chain untuk efisiensi di hulu dan Agile Supply Chain di hilir untuk fleksibilitas lebih tinggi.

4. Penguatan Manajemen Risiko

  • Menggunakan skenario perencanaan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan gangguan.
  • Melakukan stres tes rantai pasok secara berkala untuk menguji ketahanan terhadap berbagai risiko.

5. Meningkatkan Kolaborasi dengan Pemasok dan Mitra

  • Membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok kunci untuk memastikan kelangsungan pasokan.
  • Meningkatkan keterlibatan pemasok dalam perencanaan strategis untuk meningkatkan responsivitas terhadap perubahan.

Studi Kasus dan Data Empiris

Studi ini mengkaji implementasi strategi ketahanan rantai pasok di berbagai industri:

  1. Industri Telekomunikasi – Nokia
    • Menghadapi krisis semikonduktor global dengan diversifikasi pemasok dan strategi nearshoring.
    • Menggunakan AI dan data analytics untuk optimasi rantai pasok global.
  2. Industri Otomotif – Volkswagen Autoeuropa
    • Penerapan Just-In-Time (JIT) meningkatkan efisiensi produksi hingga 30%.
    • Digital twins digunakan untuk memprediksi risiko dan meminimalkan gangguan.
  3. Industri Farmasi – AstraZeneca
    • Lean Supply Chain diterapkan dalam produksi vaksin, mengurangi waktu produksi hingga 50% lebih cepat dibanding metode konvensional.
    • Agile memungkinkan distribusi cepat ke berbagai negara selama pandemi Covid-19.

Kesimpulan & Rekomendasi

Studi ini menunjukkan bahwa supply chain resilience adalah faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan bisnis di era ketidakpastian global. Untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok, perusahaan harus:

  • Mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan transparansi dan visibilitas.
  • Mengoptimalkan strategi pengadaan dengan diversifikasi pemasok dan metode multi-sourcing.
  • Menggunakan model ketahanan rantai pasok berbasis data untuk meningkatkan respons terhadap gangguan.
  • Memperkuat kolaborasi lintas rantai pasok untuk memastikan fleksibilitas dan adaptabilitas.

Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat mengurangi dampak gangguan global, meningkatkan daya saing, dan memastikan keberlanjutan operasional dalam jangka panjang.

Sumber Artikel

Tomi Hardén (2023). Developing Supply Chain Resilience: A Case Study. Laurea University of Applied Sciences.

Selengkapnya
Membangun Ketahanan Rantai Pasok: Studi Kasus dan Strategi Berbasis Data untuk Menghadapi Gangguan Global

Rantai Pasok Resilien dan Adaptif

Peran Kecerdasan Buatan dalam Meningkatkan Ketahanan Rantai Pasok: Pelajaran dari Pandemi Covid-19

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Pendahuluan

Pandemi Covid-19 membawa tantangan besar bagi rantai pasok global, menyebabkan gangguan signifikan dalam distribusi, produksi, dan manajemen inventaris. Artikel ini meneliti bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat meningkatkan ketahanan rantai pasok dengan menciptakan transparansi, memastikan pengiriman last-mile, memberikan solusi personalisasi, mengurangi dampak gangguan, dan mempercepat strategi pengadaan.

Penelitian ini dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur dengan 35 pakar rantai pasok di sektor e-commerce, serta menggunakan pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi tema utama yang berkontribusi pada ketahanan rantai pasok berbasis AI.

Konsep Utama dalam Ketahanan Rantai Pasok Berbasis AI

  1. Transparansi dalam Rantai Pasok
    • AI membantu prediksi permintaan dengan mengumpulkan data real-time dari pengecer dan pelanggan.
    • Tracking pengiriman berbasis AI memungkinkan pemantauan waktu nyata, mengurangi keterlambatan logistik.
    • Automasi faktur dan manajemen inventaris mempermudah kontrol keuangan.
  2. Solusi Personalisasi untuk Pelanggan
    • Chatbot berbasis AI meningkatkan interaksi pelanggan dan memberikan layanan responsif.
    • Analisis perilaku konsumen membantu perusahaan menyesuaikan strategi supply chain untuk berbagai pasar.
    • Perencanaan inventaris berbasis AI menghindari overstock atau stock-out yang tidak perlu.
  3. Strategi Pengadaan Berbasis AI
    • AI membantu analisis pengeluaran (spend analysis) untuk mengoptimalkan biaya pengadaan.
    • Manajemen vendor berbasis AI mendukung identifikasi pemasok lokal untuk mengurangi ketergantungan global.
    • AI digunakan dalam pengelolaan kontrak untuk membaca, menilai, dan memilih perjanjian terbaik.
  4. Optimasi Pengiriman Last-Mile
    • AI mengoptimalkan rute pengiriman dengan analisis lalu lintas dan cuaca.
    • Manajemen tenaga kerja berbasis AI memastikan alokasi staf yang lebih efisien.
    • Teknologi AI mendukung proses pengiriman tanpa kertas, meningkatkan efisiensi dan keamanan selama pandemi.
  5. Pengurangan Dampak Gangguan Rantai Pasok
    • Otomasi gudang dan robotic process automation (RPA) meningkatkan efisiensi operasional.
    • AI membantu rantai pasok lebih fleksibel dengan analisis tren pasar untuk merespons perubahan cepat.
    • Perencanaan penjualan dan operasi (S&OP) berbasis AI meningkatkan kolaborasi antar pemangku kepentingan.

Studi Kasus

  1. Industri Otomotif – Volkswagen Autoeuropa
    • Penerapan Just-In-Time (JIT) meningkatkan efisiensi produksi hingga 30%.
    • Digital twins digunakan untuk memprediksi risiko dan mengurangi gangguan rantai pasok.
  2. Industri Makanan – Nestlé
    • Lean Manufacturing berhasil mengurangi limbah produksi sebesar 20%.
    • Strategi berbasis Agile Supply Chain memungkinkan respon cepat terhadap perubahan permintaan musiman.
  3. Industri Farmasi – AstraZeneca
    • Penerapan Lean dalam produksi vaksin memungkinkan waktu produksi 50% lebih cepat dibanding metode konvensional.
    • AI memungkinkan distribusi cepat vaksin ke berbagai negara selama pandemi Covid-19.

Tantangan & Solusi Implementasi AI dalam Rantai Pasok

  1. Kendala Integrasi Sistem
    • Banyak perusahaan masih menggunakan sistem konvensional yang sulit diintegrasikan dengan AI.
    • Solusi: Investasi dalam digitalisasi menggunakan IoT, AI, dan blockchain untuk meningkatkan visibilitas data.
  2. Biaya Implementasi Tinggi
    • Transformasi rantai pasok membutuhkan investasi besar dalam teknologi dan pelatihan SDM.
    • Solusi: Menggunakan pendekatan bertahap dengan fokus pada quick wins untuk ROI lebih cepat.
  3. Perubahan Budaya Organisasi
    • Perusahaan perlu menyesuaikan budaya kerja dengan teknologi baru dan sistem berbasis data.
    • Solusi: Menerapkan metode Scrum atau Kanban untuk mendukung transisi menuju digital supply chain.

Kesimpulan & Rekomendasi

Studi ini menunjukkan bahwa penerapan kecerdasan buatan dalam rantai pasok secara signifikan meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, dan daya saing perusahaan. Beberapa rekomendasi utama bagi perusahaan adalah:

  • Optimalkan Lean untuk produksi dan pengadaan.
  • Gunakan Agile dalam distribusi dan layanan pelanggan.
  • Manfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan visibilitas dan respons rantai pasok.

Sumber Artikel : Modgil, S., Singh, R.K., & Hannibal, C. (2021). Artificial Intelligence for Supply Chain Resilience: Learning from Covid-19. The International Journal of Logistics Management.

 

Selengkapnya
Peran Kecerdasan Buatan dalam Meningkatkan Ketahanan Rantai Pasok: Pelajaran dari Pandemi Covid-19

Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile

E-Commerce dan Logistik Last-Mile: Peran Touchpoints Pelanggan dalam Keberlanjutan Rantai Pasok

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Pendahuluan

Dengan meningkatnya aktivitas e-commerce global, jumlah pengiriman paket meningkat pesat. Namun, last-mile logistics menjadi tantangan utama dalam rantai pasok karena menyumbang emisi karbon yang signifikan, menyebabkan kemacetan lalu lintas, dan meningkatkan konsumsi sumber daya. Studi ini menyoroti bagaimana touchpoints pelanggan dalam perjalanan belanja e-commerce dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk memilih opsi pengiriman yang lebih berkelanjutan.

Penelitian ini menggunakan kerangka teoritis dan analisis empiris berbasis wawancara dengan para ahli industri untuk mengidentifikasi titik-titik interaksi pelanggan yang berkontribusi terhadap keberlanjutan dalam last-mile logistics.

Tantangan Keberlanjutan dalam Logistik Last-Mile

1. Dampak Lingkungan dari Last-Mile Logistics

  • Rantai pasok menyumbang 90% dari total emisi karbon perusahaan, dengan bagian terbesar berasal dari pengiriman last-mile (Lawton, 2021).
  • 20–30% emisi CO₂ perkotaan berasal dari aktivitas last-mile logistics (European Commission, 2020).
  • Lonjakan 27% dalam volume pengiriman global pada 2020, dengan proyeksi peningkatan tahunan 11% hingga 2026 (Pitney Bowes, 2021).

2. Preferensi Pelanggan yang Bertentangan

  • Studi menemukan bahwa 50% pelanggan lebih memilih pengiriman rendah karbon, tetapi kebanyakan tetap memilih opsi tercepat dan termurah.
  • 65% pelanggan merasa tidak mendapatkan informasi cukup tentang dampak lingkungan dari pengiriman (Nogueira et al., 2021).

3. Peran E-Commerce dalam Keberlanjutan

  • Retailer online beralih ke strategi omnichannel untuk mengintegrasikan penjualan fisik dan digital.
  • Peningkatan transparansi informasi keberlanjutan dapat mengubah kebiasaan belanja pelanggan.

Solusi: Mengoptimalkan Customer Touchpoints untuk Keberlanjutan

Penelitian ini mengidentifikasi bahwa pelanggan dapat dipengaruhi melalui touchpoints di sepanjang perjalanan belanja mereka, termasuk:

1. Komunikasi dan Iklan Berbasis Keberlanjutan

  • Menyediakan informasi eksplisit tentang jejak karbon opsi pengiriman.
  • Menggunakan sosial media dan platform digital untuk meningkatkan kesadaran pelanggan tentang dampak lingkungan.
  • Menampilkan opsi pengiriman hijau lebih awal dalam proses checkout untuk meningkatkan adopsi.

2. Teknologi dan Data-Driven Decision Making

  • AI dan machine learning untuk menawarkan rekomendasi produk dan opsi pengiriman berdasarkan riwayat pelanggan.
  • Blockchain untuk transparansi rantai pasok, memastikan pelanggan memahami asal dan metode distribusi produk.
  • Virtual reality (VR) dan Augmented Reality (AR) untuk meningkatkan pengalaman pelanggan tanpa perlu pengiriman sampel fisik.

3. Program Loyalitas dan Insentif untuk Pengiriman Berkelanjutan

  • Poin reward atau diskon bagi pelanggan yang memilih opsi pengiriman ramah lingkungan.
  • Menampilkan dampak positif dari setiap keputusan pelanggan, seperti jumlah emisi karbon yang berhasil dikurangi.

4. Penggunaan Label Hijau dan Sertifikasi Keberlanjutan

  • Label hijau yang menunjukkan opsi pengiriman dengan jejak karbon lebih rendah.
  • Integrasi skema kompensasi karbon otomatis untuk pelanggan yang ingin mengurangi dampak lingkungan.

5. Penggunaan Infrastruktur Logistik Berkelanjutan

  • Integrasi pusat distribusi lokal dan sistem pengiriman berbasis EV (Electric Vehicles).
  • Meningkatkan penggunaan parcel lockers dan pick-up points untuk mengurangi perjalanan pengiriman individu.
  • Menjalin kemitraan dengan layanan logistik ramah lingkungan, seperti penggunaan kendaraan listrik atau sepeda untuk pengiriman di area perkotaan.

Studi Kasus Implementasi Keberlanjutan dalam Last-Mile Logistics

  1. Amazon – Penggunaan Parcel Lockers
    • Meningkatkan ketepatan waktu pengiriman hingga 97% dan mengurangi pengiriman gagal.
    • Mengurangi lalu lintas kendaraan pengiriman di area perkotaan.
  2. DHL Packstations di Jerman
    • Mengintegrasikan lokasi pick-up di stasiun transportasi umum untuk memudahkan pelanggan.
    • Mengurangi 30% lalu lintas kendaraan pengiriman, mengoptimalkan rute logistik.
  3. Walmart – Strategi Hybrid Pengiriman dan Pengambilan Mandiri
    • Meningkatkan kepuasan pelanggan hingga 85% dengan opsi pengambilan fleksibel.
    • Mengurangi biaya pengiriman last-mile dengan mendorong pengambilan di toko.

Tren Masa Depan dalam E-Commerce dan Logistik Berkelanjutan

  1. Hyper-Personalized Delivery
    • Opsi pengiriman berbasis kebiasaan pelanggan dengan mempertimbangkan pola perjalanan mereka.
    • Model berbasis langganan untuk layanan premium yang ramah lingkungan.
  2. Green Logistics dengan Kendaraan Ramah Lingkungan
    • Kendaraan listrik dan autonomous delivery bots untuk mengurangi emisi CO₂.
    • Rute pengiriman berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi energi.
  3. Edukasi Konsumen dan Perubahan Perilaku
    • Platform e-commerce harus lebih transparan tentang dampak lingkungan pengiriman.
    • Pelanggan didorong untuk memilih opsi yang lebih hijau dengan informasi yang jelas dan menarik.

Tantangan Implementasi Keberlanjutan dalam Last-Mile Logistics

  1. Biaya Implementasi Teknologi Hijau
    • Perusahaan harus berinvestasi dalam EV, parcel lockers, dan pusat distribusi lokal.
    • Solusi: Insentif pemerintah untuk transisi ke logistik ramah lingkungan.
  2. Kesadaran Konsumen yang Masih Rendah
    • Tidak semua pelanggan memahami pentingnya keberlanjutan dalam pengiriman.
    • Solusi: Edukasi melalui iklan interaktif dan kampanye kesadaran di e-commerce.
  3. Kompleksitas Integrasi Teknologi
    • Banyak perusahaan masih menggunakan sistem lama yang sulit diadaptasi.
    • Solusi: Penerapan bertahap dengan pendekatan hybrid digital dan manual.

Kesimpulan & Rekomendasi

Penelitian ini menunjukkan bahwa mengoptimalkan customer touchpoints dalam e-commerce dapat meningkatkan keberlanjutan logistik last-mile secara signifikan. Dengan langkah-langkah berikut, perusahaan dapat mengurangi emisi karbon, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menghemat biaya operasional:
✅ Gunakan AI dan big data untuk menampilkan opsi pengiriman hijau secara otomatis.
✅ Terapkan parcel lockers dan pick-up points untuk mengurangi pengiriman individu.
✅ Berikan insentif bagi pelanggan yang memilih opsi pengiriman berkelanjutan.
✅ Gunakan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi rantai pasok.

Dengan strategi ini, e-commerce dapat berkembang dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, mencapai keseimbangan antara efisiensi bisnis dan kepedulian lingkungan.

Sumber Artikel

Hasler, Jannik Alfred (2023). E-Commerce and Last Mile Logistics: Customer Touchpoints Impacting Sustainability. Johannes Kepler University Linz.

 

Selengkapnya
E-Commerce dan Logistik Last-Mile: Peran Touchpoints Pelanggan dalam Keberlanjutan Rantai Pasok

Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile

Masa Depan Logistik Last-Mile: Peran Lokasi Pengiriman Alternatif dalam Efisiensi dan Keberlanjutan Rantai Pasok

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Pendahuluan

Dalam ekosistem rantai pasok modern, last-mile logistics memainkan peran penting dalam memastikan kepuasan pelanggan. Namun, segmen ini juga menjadi tantangan terbesar dalam industri logistik karena biaya tinggi, inefisiensi, dan dampak lingkungan yang signifikan. Penelitian ini meninjau lebih dari 257 publikasi akademik mengenai strategi Alternative Delivery Locations (ADL) yang mencakup locker paket, titik pengambilan dinamis, dan mekanisme distribusi bergerak.

Dengan analisis bibliometrik dan sistematis, studi ini mengeksplorasi bagaimana ADL dapat mengurangi biaya pengiriman hingga 53%, mengoptimalkan distribusi, serta meningkatkan fleksibilitas layanan bagi pelanggan e-commerce.

Tantangan Logistik Last-Mile dan Peran ADL

1. Tantangan dalam Last-Mile Logistics

  1. Biaya Pengiriman Tinggi
    • Last-mile logistics menyumbang 53% dari total biaya pengiriman, terutama karena kompleksitas pengantaran individual.
    • E-commerce di AS mengalami lonjakan paket harian, meningkatkan biaya operasional dan tekanan pada infrastruktur logistik.
  2. Dampak Lingkungan
    • Meningkatnya jumlah kendaraan pengiriman memperburuk kemacetan dan polusi udara di perkotaan.
    • Model pengiriman konvensional berkontribusi pada emisi karbon yang tinggi akibat penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil.
  3. Kepuasan Pelanggan
    • Ekspektasi pelanggan terhadap pengiriman cepat dan fleksibel meningkat.
    • Pengiriman gagal karena pelanggan tidak berada di lokasi saat paket tiba, menimbulkan biaya tambahan bagi perusahaan.

2. Solusi: Alternative Delivery Locations (ADL)

ADL menawarkan berbagai solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi logistik, antara lain:

  1. Parcel Lockers
    • Locker otomatis 24/7 memungkinkan pelanggan mengambil paket kapan saja, mengurangi risiko pengiriman gagal.
    • Meningkatkan efisiensi operasional dan menurunkan emisi karbon dengan mengurangi perjalanan pengiriman.
  2. Roaming Delivery Points
    • Titik pengambilan dinamis memungkinkan pelanggan mengambil paket di lokasi yang berubah sesuai dengan kebutuhan mereka.
    • Mengurangi kepadatan lalu lintas dengan mendistribusikan pengiriman ke berbagai titik strategis.
  3. Mobile Distribution Centers
    • Kendaraan yang berfungsi sebagai pusat distribusi bergerak, memungkinkan pengiriman lebih fleksibel.
    • Efektif untuk area dengan permintaan pengiriman tinggi tetapi akses terbatas.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan literature review sistematis, dengan data dari Scopus dan Web of Science. Dari 257 artikel akademik, mayoritas (89%) diterbitkan dalam enam tahun terakhir, menunjukkan meningkatnya perhatian terhadap solusi ADL.

Metode analisis meliputi:

  • Bibliometrik Analysis: Menilai tren publikasi, penulis terkemuka, dan jurnal paling berpengaruh dalam topik ADL.
  • Systematic Content Review: Mengklasifikasikan strategi ADL dan dampaknya terhadap efisiensi dan keberlanjutan rantai pasok.

Studi Kasus Implementasi ADL dalam Industri

  1. E-Commerce – Amazon Hub Locker
    • Meningkatkan ketepatan waktu pengiriman hingga 97% di kota-kota besar.
    • Mengurangi biaya operasional dan gagal kirim dengan menyediakan titik pengambilan mandiri.
  2. Transportasi Publik – DHL Packstations di Jerman
    • DHL mengintegrasikan locker paket di stasiun transportasi publik, memungkinkan pelanggan mengambil paket saat bepergian.
    • Mengurangi 30% lalu lintas kendaraan pengiriman di perkotaan.
  3. Retail – Walmart Pickup Points
    • Menggunakan model hybrid antara locker dan toko fisik sebagai titik pengambilan pesanan online.
    • Meningkatkan kepuasan pelanggan hingga 85% dengan opsi pengambilan yang lebih fleksibel.

Tren Masa Depan dalam Logistik Last-Mile

  1. AI dan Big Data dalam Optimasi ADL
    • AI digunakan untuk memprediksi permintaan dan menyesuaikan lokasi ADL secara dinamis.
    • Penggunaan blockchain untuk meningkatkan transparansi dan keamanan dalam rantai pasok.
  2. Green Logistics dan Kendaraan Listrik
    • Penggunaan kendaraan listrik untuk distribusi last-mile guna mengurangi emisi karbon.
    • Optimalisasi rute pengiriman berbasis AI untuk mengurangi konsumsi bahan bakar.
  3. Hyper-Personalized Delivery
    • Pelanggan dapat memilih lokasi pengambilan berdasarkan pola perjalanan mereka.
    • Model berbasis langganan untuk akses premium ke layanan ADL tanpa biaya tambahan.

Tantangan dalam Implementasi ADL

  1. Investasi Infrastruktur
    • Pemasangan locker dan pusat distribusi membutuhkan biaya awal yang besar.
    • Perlu kolaborasi dengan pemerintah dan perusahaan swasta untuk memperluas jaringan ADL.
  2. Keamanan dan Privasi Data
    • Locker otomatis memerlukan sistem keamanan yang kuat untuk mencegah pencurian paket.
    • Pengelolaan data pelanggan secara etis agar tidak melanggar privasi pengguna.
  3. Kesadaran Konsumen dan Perilaku Pembelian
    • Masih ada resistensi dari pelanggan yang terbiasa dengan pengiriman langsung ke rumah.
    • Diperlukan kampanye edukasi untuk meningkatkan adopsi ADL sebagai metode pengiriman yang lebih efisien.

Kesimpulan & Rekomendasi

Studi ini menunjukkan bahwa Alternative Delivery Locations (ADL) adalah solusi yang efektif untuk mengatasi tantangan logistik last-mile. Dengan penerapan yang tepat, ADL dapat:
✅ Mengurangi biaya operasional dengan mengoptimalkan jalur distribusi.
✅ Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan opsi pengiriman yang lebih fleksibel.
✅ Mengurangi dampak lingkungan melalui efisiensi transportasi dan integrasi teknologi ramah lingkungan.

Untuk memaksimalkan manfaat ADL, perusahaan logistik dan e-commerce disarankan untuk:

  • Mengadopsi AI dan big data dalam strategi pengiriman.
  • Berinvestasi dalam jaringan locker paket dan pusat distribusi bergerak.
  • Meningkatkan kolaborasi dengan mitra retail dan pemerintah untuk memperluas akses ke ADL.

Dengan strategi ini, logistik last-mile dapat berkembang menjadi lebih efisien, berkelanjutan, dan sesuai dengan tuntutan pasar modern.

Sumber Artikel

Pourmohammadreza, N., Jokar, M.R.A., & Van Woensel, T. (2025). Last-Mile Logistics with Alternative Delivery Locations: A Systematic Literature Review. Results in Engineering, 25, 104085.

 

 

Selengkapnya
Masa Depan Logistik Last-Mile: Peran Lokasi Pengiriman Alternatif dalam Efisiensi dan Keberlanjutan Rantai Pasok

Pertanian

Inovasi dalam Pertanian: Memahami Peran Holtikultura dalam Revolusi Tanaman Modern

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Holtikultura adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik bercocok tanam dengan menggunakan teknologi terkini.

Melansir dari laman American Society For Holticultural Science, ilmu hortikultura adalah satu-satunya ilmu tumbuhan yang menggabungkan ilmu teknologi dan estetika tumbuhan. Holtikultura memungkinkan Anda untuk menghasilkan buah-buahan, sayuran, bunga, tumbuhan, dan tanaman hias yang dapat dimakan, serta dikomersialkan.

Hortikultura adalah ilmu aplikasi yang dikembangkan oleh ahli hortikultura, dan diterapkan pada produksi tanaman, peningkatan, pemasaran, dan peningkatan kehidupan manusia dan hewan di bumi. Holtikultura mencakup berbagai macam metode, teknologi dan praktik yang bertujuan untuk memaksimalkan hasil panen tanaman dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Holtikultura adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik bercocok tanam, dengan menggunakan teknologi terkini. Tujuan utama dari holtikultura adalah untuk menciptakan kondisi optimal bagi tanaman, agar tumbuh dan berkembang dengan baik. 

Salah satu teknologi yang digunakan dalam holtikultura adalah hidroponik, yaitu teknik menanam tanaman tanpa menggunakan tanah. Berikut ini lingkup hortikultura yang Liputan6.com rangkum dari berbagi sumber, Minggu (16/4/2023).

Lingkup hortikultura

Melansir dari laman vendatu, tanaman hortikultura menghasilkan hasil yang lebih tinggi per hektar daripada tanaman lapangan. Tanaman hortikultura sangat berharga karena nilai gizinya yang tinggi, di mana buah dan sayuran khususnya, memberi kita banyak vitamin dan mineral.

Tanaman hortikultura bermanfaat bagi lingkungan dengan meminimalkan limbah, melestarikan tanah dan air, serta meningkatkan status sosial ekonomi petani. Berikut adalah lingkup hortikultura di antaranya: 

  • Seleksi tanaman

Seleksi tanaman merupakan salah satu aspek penting dalam hortikultura. Pemilihan tanaman yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan, akan sangat mempengaruhi kesuksesan budidaya. Di dalam seleksi tanaman, para ahli hortikultura mengidentifikasi berbagai faktor yang dapat memengaruhi kesehatan dan produktivitas tanaman seperti jenis tanah, tingkat kelembapan udara, intensitas sinar matahari, suhu lingkungan, pH tanah, dan kandungan nutrisi dalam tanah. 

Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai terobosan untuk memacu produksi, mutu hasil panen dan ekspor produk hortikultura terutama di era digital saat ini.

Kementan dengan sigap telah berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Proteksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengenai hal tersebut.

Melansir dari laman vendatu, tanaman hortikultura menghasilkan hasil yang lebih tinggi per hektar daripada tanaman lapangan. Tanaman hortikultura sangat berharga karena nilai gizinya yang tinggi, di mana buah dan sayuran khususnya, memberi kita banyak vitamin dan mineral.

Tanaman hortikultura bermanfaat bagi lingkungan dengan meminimalkan limbah, melestarikan tanah dan air, serta meningkatkan status sosial ekonomi petani. Berikut adalah lingkup hortikultura di antaranya: 

  • Seleksi tanaman

Seleksi tanaman merupakan salah satu aspek penting dalam hortikultura. Pemilihan tanaman yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan, akan sangat mempengaruhi kesuksesan budidaya. Di dalam seleksi tanaman, para ahli hortikultura mengidentifikasi berbagai faktor yang dapat memengaruhi kesehatan dan produktivitas tanaman seperti jenis tanah, tingkat kelembapan udara, intensitas sinar matahari, suhu lingkungan, pH tanah, dan kandungan nutrisi dalam tanah. 

  • Teknik bercocok tanam

Teknik bercocok tanam adalah aspek lain dalam hortikultura yang sangat penting. Teknik bercocok tanam yang baik, dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Beberapa teknik bercocok tanam dalam hortikultura meliputi:

  1. Penggunaan teknik pengendalian hama dan penyakit yang terintegrasi, sehingga mengurangi penggunaan pestisida kimia berbahaya dan menghasilkan produk yang lebih sehat.
  2. Pemilihan jenis pupuk dan penggunaannya secara tepat, sehingga meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman.
  3. Penggunaan teknik pengairan yang efisien dan tepat waktu, sehingga menjaga kelembaban tanah yang optimal untuk pertumbuhan tanaman.
  4. Pengaturan intensitas sinar matahari dengan penanaman yang tepat, sehingga menjamin tanaman menerima cahaya yang cukup untuk fotosintesis.
  5. Pengaturan jarak tanam dan pemangkasan, sehingga memaksimalkan penyerapan cahaya oleh tanaman dan mengurangi tumbuhnya gulma.
  • Perbanyakan tanaman

Perbanyakan tanaman adalah salah satu aspek penting dalam hortikultura, karena dapat membantu petani menghasilkan banyak tanaman dari satu tanaman induk. Teknik perbanyakan tanaman di hortikultura tergantung pada jenis tanaman dan kebutuhan budidaya.

Teknik perbanyakan tanaman meliputi:

  1. Pemakaian stek yang merupakan teknik perbanyakan tanaman, dengan cara memotong dan menanam bagian tertentu dari tanaman induk.
  2. Okulasi adalah teknik perbanyakan tanaman dengan menggabungkan bagian tanaman yang diinginkan, dengan tanaman yang lebih kuat dan lebih besar.
  3. Cangkok, yang merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan memasukkan tanaman yang ingin diperbanyak ke dalam lubang pada tanaman induk.
  4. Pemisahan rimpang, yang merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan memisahkan bagian-bagian akar atau rimpang dari tanaman yang sudah dewasa, lalu menanamnya di tempat yang baru.

Jenis

  • Hortikultura sayuran

Hortikultura sayuran adalah jenis hortikultura yang meliputi tanaman-tanaman, yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan manusia. Jenis tanaman ini dapat dikategorikan sebagai sayuran daun, buah, akar, umbi, dan kacang-kacangan. Beberapa jenis sayuran daun yang sering ditanam adalah bayam, kangkung, selada, sawi, dan bok choy. Sayuran akar seperti wortel, bit, lobak, dan kentang. Sayuran buah seperti tomat, paprika, timun, dan terong.

Sayuran kacang-kacangan seperti kacang panjang, kacang polong, dan kacang merah. Sayuran sangat penting dalam asupan makanan manusia, karena mengandung banyak nutrisi seperti vitamin, mineral, serat, dan antioksidan. Hortikultura sayuran juga merupakan salah satu jenis hortikultura yang paling banyak dibudidayakan di dunia, karena permintaan pasar yang besar.

  • Hortikultura buah-buahan

Hortikultura buah-buahan meliputi tanaman-tanaman yang menghasilkan buah, di mana akan dimanfaatkan sebagai makanan manusia. Buah-buahan mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin, mineral, serat, dan antioksidan. Beberapa jenis buah-buahan yang sering ditanam adalah apel, jeruk, mangga, pisang, dan stroberi.

Jenis buah-buahan yang dibudidayakan sangat bervariasi tergantung pada iklim dan kondisi geografis suatu daerah. Hortikultura buah-buahan juga merupakan jenis hortikultura yang sangat penting dalam perdagangan internasional. Buah-buahan seperti jeruk dan pisang merupakan komoditas ekspor yang besar dari banyak negara di dunia.

  • Hortikultura hias

Hortikultura hias adalah jenis hortikultura yang meliputi tanaman-tanaman, yang dimanfaatkan untuk tujuan keindahan taman, landscape, atau dekorasi dalam ruangan. Tanaman hias dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, seperti bunga, tanaman perdu, semak, pohon, dan kaktus.

Beberapa jenis tanaman hias yang populer adalah mawar, anggrek, bougenville, bunga matahari, dan keladi. Tanaman hias memberikan banyak manfaat untuk lingkungan, seperti menyediakan habitat untuk serangga dan burung, meningkatkan kualitas udara, serta memberikan ketenangan dan relaksasi bagi manusia.

  • Hortikultura herbal

Hortikultura herbal meliputi tanaman-tanaman yang dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan atau bahan kosmetik. Tanaman herbal mengandung bahan aktif, yang dapat digunakan sebagai obat atau bahan kosmetik. Beberapa jenis tanaman herbal yang sering ditanam antara lain jahe, temulawak, kunyit, lidah buaya, dan lavender. Hortikultura herbal merupakan salah satu jenis hortikultura yang semakin populer, karena semakin banyak orang yang beralih ke pengobatan alternatif dan produk kosmetik alami.

Bagaimana Tanaman Hortikultura Ditanam

Tanaman hortikultura dapat ditanam dengan beberapa cara yang berbeda, tergantung pada jenis tanaman dan tujuannya. Beberapa metode penanaman yang umum digunakan dalam hortikultura adalah sebagai berikut:

  • Tanam langsung ke tanah

Tanaman ditanam langsung di tanah yang telah disiapkan dengan baik. Biasanya tanah diolah terlebih dahulu dengan mencangkul dan menggemburkannya, kemudian diaplikasikan pupuk organik atau bahan tambahan lainnya untuk meningkatkan kesuburan tanah. Setelah itu, tanaman ditanam langsung ke tanah.

  • Tanam dalam pot atau wadah

Metode ini biasanya digunakan untuk menanam tanaman hortikultura dalam skala kecil, atau di lingkungan yang terbatas seperti di apartemen atau halaman kecil. Tanaman ditanam dalam pot atau wadah yang berisi tanah yang disiapkan khusus untuk menanam tanaman, dan dilengkapi dengan lubang drainase untuk memungkinkan air mengalir keluar. Tanaman yang ditanam dalam pot atau wadah, membutuhkan perawatan yang lebih intensif dibandingkan dengan tanaman yang ditanam langsung di tanah.

  • Hidroponik

Metode hidroponik adalah cara menanam tanaman hortikultura tanpa menggunakan tanah. Tanaman ditanam dalam wadah atau sistem hidroponik, memungkinkan tanaman tumbuh dengan menyerap nutrisi langsung dari larutan nutrisi yang diberikan. Metode ini biasanya digunakan untuk menanam tanaman dalam skala besar, seperti di rumah kaca atau di lahan pertanian.

Sumber: https://www.liputan6.com/

Selengkapnya
Inovasi dalam Pertanian: Memahami Peran Holtikultura dalam Revolusi Tanaman Modern

Pertanian

Botanis vs Ahli Hortikultura: Apa Perbedaan diantara Keduanya?

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 26 Februari 2025


Berpikir untuk menjadi ahli botani atau ahli hortikultura, tetapi tidak yakin apa perbedaan di antara keduanya? Kedua bidang studi ini sama-sama berakar pada studi tentang tanaman, tetapi memiliki beberapa perbedaan yang jelas. Dalam artikel ini, kita akan membahas kedua disiplin ilmu tersebut, dan apa yang bisa Anda harapkan saat Anda memperdalam pengetahuan Anda di masing-masing bidang tersebut.

Jika Anda tertarik dengan berkebun dan tanaman, Anda dapat mempertimbangkan dua profesi secara dekat: ahli botani dan ahli hortikultura. Meskipun ada kemiripan, keduanya merupakan karier yang sangat berbeda. Kapan kesamaan antara ahli botani vs ahli hortikultura, dan bagaimana perbedaannya?

Banyak orang yang menganggap kedua profesi ini hampir sama. Seringkali kedua cabang ilmu ini bekerja sama dengan sangat erat untuk membuat pertanian menjadi lebih baik. Ada banyak tumpang tindih di antara kedua kelompok tersebut.

Namun, ada beberapa perbedaan mendasar dalam studi sains berbasis tanaman ini. Hortikultura adalah ilmu terapan berkebun, sementara ahli botani mempelajari teori tanaman. Mari kita lihat setiap disiplin ilmu secara lebih rinci agar Anda memiliki pemahaman penuh tentang masing-masing disiplin ilmu, dan apa yang mereka lakukan.

Apa yang dimaksud dengan Ahli Hortikultura?

Dalam banyak hal, seorang ahli hortikultura berurusan dengan pertumbuhan dan pemeliharaan tanaman secara langsung. Mereka fokus pada tanaman pangan dan tanaman hias yang dapat Anda lihat di kebun. Mereka tidak terlalu fokus pada tanaman mikroskopis dan bakteri nabati.

Kata hortikultura berasal dari bahasa Latin yang berarti budidaya kebun, dan itulah yang menjadi titik fokus dari studi ini. Mereka bekerja untuk membuat kebun dan tanaman. Mereka mempelajari bagaimana tanaman berkembang biak dan genetika tanaman untuk mendapatkan bunga dan buah terbaik untuk dinikmati manusia.

Jika Anda tertarik dengan pengalaman langsung saat mempelajari tanaman seperti yang Anda lakukan saat masih kecil, Anda harus mempertimbangkan hortikultura. Anda akan mengotori tangan Anda dan berpartisipasi dalam kegiatan seperti merawat kebun atau halaman rumput dalam banyak kasus.

Setiap ahli hortikultura bekerja untuk menumbuhkan dan menciptakan tanaman terbaik yang mereka bisa. Ahli hortikultura akan sering melihat hasil kerja mereka tumbuh di depan mata. Akan sangat memuaskan melihat hasilnya setelah menerapkan beberapa ilmu pengetahuan dunia nyata pada tanaman yang sedang berkembang.

Bagaimana cara kerja kebun hortikultura?

Ahli hortikultura langsung terjun ke lapangan dan mengerjakan setiap aspek kebun mereka. Mereka menanam, menyiram, dan merawat kebun yang luas untuk menciptakan bunga, sayuran, dedaunan yang dapat dimakan, dan tanaman hijau lainnya. Laboratorium mereka adalah tanah. Jika berada di luar ruangan sangat penting bagi Anda, menjadi ahli hortikultura bisa menjadi mimpi yang menjadi kenyataan.

Meskipun pada awalnya diperlukan banyak belajar dari buku, Anda akan menghabiskan lebih sedikit waktu di perpustakaan dan lebih banyak waktu di lapangan karena Anda akan semakin berpengalaman dalam menerapkan pelajaran praktis yang telah Anda pelajari.

Ahli hortikultura juga lebih banyak terlibat secara fisik dalam menanam tanaman. Mereka sering melakukan lansekap, penanaman, penyiangan, dan perawatan lainnya secara langsung. Ahli hortikultura tingkat lanjut dapat mendelegasikan tugas-tugas yang lebih kecil kepada orang lain, tetapi jarang sekali pekerjaan ini berhenti menjadi pekerjaan padat karya.

Jenis pekerjaan apa yang dimiliki ahli hortikultura?

Ahli hortikultura banyak bekerja di bidang pertanian. Mereka membantu petani dan pemilik pembibitan untuk mendapatkan tanaman terbaik yang mereka bisa. Ada juga banyak pekerjaan pemerintah seperti Departemen Pertanian Amerika Serikat, USDA. Pemerintah daerah menawarkan banyak posisi.

Banyak ahli hortikultura fokus pada keberlanjutan. Mereka membantu tempat-tempat menjadi lebih ramah lingkungan saat memproduksi pertanian. Praktik-praktik ini dapat berkisar dari pengendalian hama alami hingga rotasi tanaman yang lebih baik untuk menghasilkan tanaman terbaik dengan dampak negatif sekecil mungkin.

Ahli hortikultura dapat berspesialisasi dalam bidang tertentu. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk membantu kebun anggur, lapangan golf, atau taman hiburan. Di mana pun ada tanaman yang disesuaikan atau tanaman untuk bidang khusus, mereka dapat menguasai dan membantu memelihara.

Banyak karir berkebun langsung juga mencari ahli hortikultura. Posisi seperti ini melibatkan pengelolaan kebun, desain lanskap, desain bunga, dan perencanaan taman. Jika pekerjaannya terdiri dari menanam apa pun, ahli hortikultura berada di posisi teratas

Bagaimana Anda menjadi ahli hortikultura?

Banyak sekolah menawarkan gelar di bidang hortikultura. Ini dimulai dengan gelar dua atau empat tahun yang membutuhkan kelas botani, kimia, ilmu tanah, dan kursus sains lainnya. Setelah Anda memiliki gelar sarjana di bidang ini, Anda dapat melamar ke sebagian besar pekerjaan pertanian.

Jika Anda ingin berspesialisasi dalam penelitian atau pengajaran, Anda juga bisa mendapatkan gelar master atau PhD. di bidang hortikultura. Gelar-gelar ini juga dapat membantu Anda maju dalam karier di mana Anda sudah memiliki gelar sarjana di bidang tersebut.

Karena sifat praktis dari bidang ini, banyak kelas di hortikultura yang akan membawa Anda keluar ke kebun dan pertanian untuk merasakan pengalaman kerja. Sifat pekerjaan di luar ruangan menjadikannya gelar yang populer di antara orang-orang yang menyukai sains dan tanaman tetapi ingin lebih aktif dalam studi mereka.

Ahli hortikultura terkenal

Terlepas dari pekerjaannya yang luas, sebagian besar ahli hortikultura tidak terkenal - seringkali, pekerjaan mereka lebih banyak dilakukan di belakang layar. Berikut adalah beberapa nama besar dalam komunitas hortikultura yang mungkin pernah Anda dengar sebelumnya.

  • Gertrude Jekyll: menciptakan lebih dari 400 taman di dunia dan menulis secara ekstensif tentang bidang ini.
  • Alan Titchmarsh: Ahli hortikultura profesional yang menjadi pembawa acara televisi.
  • Charlie Dimmock: Pembawa acara banyak acara restorasi taman.
  • Mark Lane: Kepala tukang kebun di Istana Buckingham.

Apa yang dimaksud dengan ahli botani?

Ahli botani berfokus pada ilmu murni tanaman. Mereka mempelajari semua hal yang berhubungan dengan tanaman. Ahli botani dapat berkonsentrasi pada tanaman yang lebih besar, tanaman mikroba, bakteri dengan karakteristik seperti tanaman, dan bahkan jamur. Mereka cenderung mempelajari tanaman yang lebih luas untuk memahami semuanya.

Jika ahli hortikultura adalah insinyur, ahli botani adalah ahli fisika teoretis. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari mekanisme tanaman dan klasifikasinya. Mereka lebih peduli dengan teori tanaman dan bagaimana fungsinya.

Ahli botani juga tertarik untuk menjaga kesehatan tanaman. Mereka dapat mempelajari berbagai hama dan penyakit tanaman dan mencari cara untuk menyembuhkannya. Mempelajari cara memerangi hama dengan lebih baik juga merupakan peran penting sebagai ahli botani.

Pertimbangan fungsi ekstra ini tidak berarti mereka tidak menanam tanaman. Ahli botani akan sering memelihara kebun sebagai tempat di mana mereka dapat menguji teori-teori mereka. Mereka akan menghabiskan banyak waktu mereka di laboratorium dan perpustakaan, tetapi mereka masih dapat memilih untuk menanam bahan penelitian mereka sendiri.

Bagaimana Cara Kerja Kebun Raya?

Seringkali seorang ahli botani harus melakukan banyak penelitian di laboratorium. Mereka juga sering turun ke lapangan untuk mempelajari dan mengkategorikan tanaman liar dan alami. Jadwal ini biasanya tidak menyisakan banyak waktu bagi mereka untuk melakukan pendekatan aktif ke kebun.

Beberapa masih berusaha untuk keluar dan menanam tanaman mereka sendiri, tetapi banyak yang menyerahkannya kepada orang lain sambil mempelajari sifat-sifat planet. Hal ini bisa berjalan dengan baik bagi orang-orang yang suka menanam tanaman mereka sendiri dan melakukan kedua tugas tersebut. Namun, tidak ada jaminan bahwa Anda akan dapat menghabiskan hari-hari Anda untuk bercocok tanam.

Jika bercocok tanam sendiri adalah keinginan utama Anda, maka botani mungkin bukan pilihan terbaik untuk Anda. Anda akan belajar banyak tentang tanaman, dan hampir setiap ahli botani memiliki kebun pribadi, tetapi menanam mungkin bukan bagian dari pekerjaan Anda.

Jenis pekerjaan apa yang dimiliki ahli botani?

Ahli botani bisa mendapatkan berbagai macam pekerjaan. Mulai dari pekerjaan yang berorientasi pada penelitian di mana mereka mempelajari tanaman dan tidak perlu menanamnya hingga kerja lapangan yang memungkinkan mereka menjelajahi hutan belantara untuk mencari kehidupan tanaman tertentu.

Mereka bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan swasta, terutama jika mereka tertarik untuk mempelajari penyakit dan hama. Ahli botani juga bisa mendapatkan pekerjaan di organisasi pemerintah, termasuk Dinas Kehutanan dan USDA. Ahli botani akan dibutuhkan setiap kali ada produk atau posisi yang membutuhkan pemahaman atau penciptaan tanaman yang lebih baik dalam bentuk apa pun.

Mereka juga membantu konservasi. Ahli botani sering kali berada di garis depan dalam membantu tanaman yang terancam punah - mereka sangat penting dalam menemukan dan mengidentifikasi tanaman yang berisiko.

Bagaimana Anda menjadi ahli botani?

Ada beberapa pilihan gelar di bidang botani, yang menawarkan berbagai jalur karier berbasis tanaman.

Banyak gelar yang memungkinkan Anda menjadi ahli botani. Beberapa sekolah menawarkan program khusus botani. Yang lain menawarkan gelar ilmu lingkungan, biologi, atau biologi tumbuhan yang semuanya dapat bekerja dengan baik.

Program-program ini biasanya merupakan gelar empat tahun yang mencakup botani, biologi, kimia, dan ilmu pengetahuan alam dan matematika lainnya. Jika Anda ingin melanjutkan pendidikan Anda, Anda bisa mendapatkan gelar master atau gelar Ph.D. di bidang tersebut. Gelar yang lebih tinggi ini diperlukan jika Anda terutama akan melakukan penelitian.

Kelas untuk ahli botani cenderung berada di dalam kelas dan laboratorium. Mereka belajar banyak tentang teori tanaman. Beberapa kelas melibatkan penanaman, tetapi tidak selalu demikian, dan ini menjadi penghalang bagi sebagian orang.

Namun, jika mengkategorikan dan memahami tanaman adalah dorongan terbesar Anda, ahli botani menghabiskan karir mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.

Ahli Botani Terkenal

Botani selalu menjadi cabang ilmu pengetahuan yang sangat populer. Banyak dari para ilmuwan ini memberikan kontribusi yang cukup besar pada bidang ilmu pengetahuan lainnya, terutama genetika. Berikut adalah beberapa nama yang paling terkenal di bidang botani.

  • George Washington Carver: Bekerja keras dengan kacang tanah dan menciptakan selai kacang.
  • Barbara McClintock: Mempelajari genom jagung. Karyanya kemudian berperan penting dalam proyek pemetaan genom manusia.
  • Charles Darwin: Menciptakan Teori Evolusi.
  • Gregory Mendel: Karyanya dengan kacang polong sangat memengaruhi bidang genetika.

Apa persamaan ahli botani dan ahli hortikultura?

Kedua disiplin ilmu ini sama-sama menyukai tanaman.

Setelah Anda melihat karier dan pendidikan untuk ahli botani vs ahli hortikultura, mari kita lihat kesamaannya. Kedua bidang ini memiliki kecintaan yang mendalam terhadap tanaman. Mereka mempelajari banyak teori dan konsep yang sama, terutama di awal pendidikan mereka.

Kedua kelompok ini mencoba membantu membuat budidaya dan produksi tanaman menjadi lebih mudah dan lebih baik. Mereka bekerja untuk meningkatkan hasil panen di lapangan dan meminimalkan hama dan penyakit. Mendapatkan yang terbaik dari setiap siklus pertumbuhan sangat penting untuk memaksimalkan sumber daya.

Mereka sangat terlatih dalam bidang sains. Pasangan ini memahami aspek-aspek yang lebih dalam dari penanaman dan dapat fokus pada ilmu pertanian untuk menjadikannya bidang yang lebih maju.

Ahli Botani dan Hortikultura bekerja untuk menciptakan tanaman dan tanaman yang lebih berkelanjutan. Mereka berdua ingin menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk membantu melindungi dunia. Menemukan cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari tanaman memungkinkan orang untuk mendapatkan hasil maksimal dari setiap panen dengan tetap menghormati lingkungan.

Apa perbedaan ahli botani dan ahli hortikultura?

Meskipun kedua jalur karier ini berurusan dengan tanaman, ahli botani akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan ilmu tanaman.

Ahli hortikultura adalah orang-orang yang lebih cenderung mencari nafkah sebagai tukang kebun, petani, dan pekebun. Mereka ada di luar sana membuat kebun dan bekerja langsung dengan tanaman. Ahli botani adalah ahli teori yang lebih suka bekerja pada ilmu tanaman.

Ahli hortikultura membuat perubahan pada tanaman itu sendiri, bekerja pada pemuliaan rotasi tanaman dan budidaya. Ahli botani biasanya melakukan perubahan pada genetika tanaman dengan menggunakan teknik laboratorium untuk melakukan perubahan.

Ahli botani juga mempelajari berbagai jenis tanaman yang lebih komprehensif, termasuk banyak kelompok yang tidak ditangani oleh ahli hortikultura. Seorang ahli botani tidak terlalu peduli dengan tanaman komersial dan lebih fokus pada seluruh kerajaan tanaman, bahkan terkadang tumpang tindih dengan jamur dan bakteri.

Karier mana yang membayar lebih baik?

Uang bukanlah segalanya, tetapi jika Anda melihat perbedaan antara kedua bidang ini, mungkin akan muncul. Kedua jalur ini rata-rata bergaji tinggi. Biro Statistik Tenaga Kerja tidak memisahkan ahli hortikultura dan ahli botani sebagai bidang yang terpisah ketika Anda melihat Biro Statistik Tenaga Kerja.

Namun, jika Anda melihat bidang seperti pemeliharaan kebun, Anda akan melihat bahwa gaji tahunan rata-rata adalah $32.000. Di sisi lain, seorang ilmuwan tanah menghasilkan sekitar $73.000. Jelas terlihat bahwa mereka yang berada di posisi berbasis sains cenderung menghasilkan lebih banyak uang.

Mengingat kedua karir ini menawarkan berbagai macam posisi, cara terbaik untuk mengetahui berapa banyak yang akan Anda dapatkan adalah dengan mempertimbangkan apa yang ingin Anda lakukan dengan pendidikan Anda. Mungkin akan lebih mudah untuk memikirkan posisi spesifik mana yang Anda inginkan untuk menentukan gelar yang akan Anda dapatkan.

Pikiran akhir

Seperti yang Anda lihat, ada banyak perbedaan dan persamaan antara ahli botani dan ahli hortikultura, namun keduanya merupakan profesi yang melibatkan kecintaan mendalam pada tanaman.

Sebagai aturan umum, ahli hortikultura berfokus pada sisi praktis tanaman, sedangkan ahli botani bekerja dengan teori dan klasifikasi tanaman. Keduanya menjadikan tanaman dan berkebun sebagai pekerjaan hidup mereka, tetapi mereka mendekatinya dengan cara yang berbeda, yang berarti Anda harus memutuskan mana yang lebih cocok untuk Anda.

Disadur dari: https://www.epicgardening.com/

Selengkapnya
Botanis vs Ahli Hortikultura: Apa Perbedaan diantara Keduanya?
« First Previous page 113 of 835 Next Last »