Manajemen Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Juni 2025
Pendahuluan
Supplier Relationship Management (SRM) memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok dan memastikan kualitas produk. Penelitian ini membahas penerapan SRM berbasis indeks kapabilitas proses untuk memilih, mengelompokkan, dan mengembangkan pemasok berdasarkan karakteristik kualitas mereka. Dengan menggunakan metode kapabilitas proses, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan dengan pemasok serta memberikan usulan strategi pengembangan yang tepat.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kapabilitas proses dengan indikator seperti bursting strength, tear strength, tensile strength, dan elongation. Data dikumpulkan dari PT. Karyamitra Budisentosa, perusahaan manufaktur sepatu yang bergantung pada bahan baku kulit berkualitas tinggi dari pemasoknya. Analisis dilakukan dengan metode pengelompokan berbasis indeks kapabilitas untuk memahami performa setiap pemasok.
Hasil dan Analisis
1. Pengelompokan Pemasok Berdasarkan Indeks Kapabilitas
Penelitian ini mengidentifikasi dua kelompok pemasok berdasarkan indeks kapabilitas mereka:
Contoh Data Kapabilitas Pemasok:
2. Pengaruh SRM terhadap Efisiensi dan Kualitas
Strategi Pengembangan Pemasok
1. Framework Pengembangan untuk Kelompok 1
Pemasok dalam kelompok ini memiliki kualitas yang lebih baik, tetapi tetap perlu ditingkatkan melalui:
2. Framework Pengembangan untuk Kelompok 2
Kelompok ini memiliki potensi tetapi memerlukan perbaikan dalam beberapa aspek:
Kesimpulan & Rekomendasi
Studi ini menunjukkan bahwa Supplier Relationship Management berbasis indeks kapabilitas proses dapat membantu perusahaan dalam mengelola pemasok secara lebih strategis. Pengelompokan pemasok berdasarkan indeks kapabilitas membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih akurat terkait pemilihan dan pengembangan mitra bisnis.
Rekomendasi untuk Implementasi SRM yang Efektif:
Sumber : Prasetyo, Erik Bagus. "Supplier Relationship Management Berdasarkan Indeks Proses Kapabilitas untuk Multiple Characteristic." Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2018.
Manajemen Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Juni 2025
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, ketersediaan produk dan ketepatan waktu pengiriman menjadi faktor utama dalam kepuasan pelanggan. Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management/SCM) bukan hanya tentang distribusi barang, tetapi juga mencakup kemitraan pemasok, penggunaan teknologi, dan pengelolaan risiko.
Artikel ini mengulas strategi SCM yang dapat meningkatkan ketersediaan produk, dengan fokus pada:
Strategi Efektif dalam Manajemen Rantai Pasok
1. Kemitraan Strategis dengan Pemasok
Hubungan erat dengan pemasok sangat penting untuk memastikan ketersediaan bahan baku berkualitas. Studi menunjukkan bahwa perusahaan yang membangun kemitraan jangka panjang dengan pemasok mengalami peningkatan efisiensi hingga 25%.
Keuntungan utama dari kemitraan pemasok:
✅ Ketersediaan bahan baku lebih stabil.
✅ Negosiasi harga lebih fleksibel.
✅ Respons lebih cepat terhadap perubahan pasar.
2. Digitalisasi dan Automasi dalam SCM
Perusahaan yang menggunakan sistem SCM berbasis digital mampu:
✅ Mengurangi kesalahan pengelolaan inventaris hingga 30%.
✅ Meningkatkan akurasi permintaan pasar dengan prediksi berbasis data.
✅ Mempercepat proses pemesanan dan pengiriman barang.
Teknologi seperti ERP (Enterprise Resource Planning), RFID, dan AI-based analytics berperan dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok dan mengurangi keterlambatan distribusi.
3. Manajemen Risiko dalam Rantai Pasok
Gangguan dalam rantai pasok dapat berdampak pada keterlambatan pengiriman dan peningkatan biaya operasional. Strategi mitigasi risiko yang efektif meliputi:
✅ Diversifikasi pemasok untuk menghindari ketergantungan pada satu pihak.
✅ Menyiapkan stok pengaman untuk mengantisipasi gangguan produksi.
✅ Menggunakan analitik data untuk memprediksi potensi gangguan rantai pasok.
Studi Kasus Implementasi SCM yang Sukses
1. Efisiensi SCM di Industri Manufaktur
Studi pada PT. Karyamitra Budisentosa menunjukkan bahwa pengelolaan rantai pasok yang efektif mampu meningkatkan ketersediaan produk hingga 40%.
Langkah utama yang diterapkan:
2. Penerapan Teknologi dalam SCM di Perusahaan Ritel
Perusahaan ritel global seperti Carrefour menggunakan sistem SCM berbasis AI untuk mengelola distribusi produk di berbagai negara. Hasilnya:
3. Pengelolaan Risiko dalam Distribusi Global
Perusahaan multinasional seperti Unilever menghadapi tantangan besar dalam mengelola rantai pasok global. Dengan menerapkan strategi mitigasi risiko, mereka berhasil:
Kesimpulan dan Rekomendasi
Strategi Supply Chain Management yang efektif mampu meningkatkan ketersediaan produk dan memastikan kelancaran distribusi.
Poin utama yang harus diterapkan:
✅ Membangun kemitraan erat dengan pemasok untuk stabilitas pasokan.
✅ Mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok.
✅ Mengelola risiko dengan strategi mitigasi yang matang.
Dengan implementasi SCM yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan operasional mereka dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Sumber : Farida. (2023). Supply Chain Management Strategy to Increase Product Availability. Jurnal Info Sains, Volume 13, No. 03.
Manajemen Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Juni 2025
Supplier Relationship Management (SRM) merupakan strategi penting dalam meningkatkan kinerja organisasi melalui manajemen hubungan dengan pemasok. Berdasarkan penelitian dari Engin Kopal dalam tesisnya di Eindhoven University of Technology (2018), penerapan SRM yang efektif dapat meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas bisnis.
Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Office Depot EU B.V., sebuah perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja organisasi dengan mengadopsi strategi SRM yang lebih kolaboratif. Sebelumnya, perusahaan ini menjalankan hubungan pemasok secara transaksional (arm’s-length relationship), yang lebih berfokus pada negosiasi harga dibandingkan kolaborasi strategis.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan utama: "Bagaimana Office Depot EU B.V. dapat meningkatkan kinerja organisasinya melalui manajemen hubungan dengan pemasok?"
Metode Penelitian
Studi ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, termasuk:
Temuan Utama
Studi Kasus & Data Pendukung
Kesimpulan dan Rekomendasi
Sumber : Kopal, E. (2018). Performance Enhancement by Supplier Relationship Management. Eindhoven University of Technology.
Manajemen Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Juni 2025
Pendahuluan
Supplier Relationship Management (SRM) memainkan peran kunci dalam meningkatkan kinerja rantai pasokan organisasi. Penelitian ini berfokus pada bagaimana SRM memengaruhi kinerja rantai pasokan Inyange Industries, sebuah perusahaan pengolahan makanan di Rwanda. Dengan menggunakan analisis statistik, studi ini menyoroti faktor-faktor seperti pembagian informasi, keandalan kualitas, keandalan layanan, dan strategi rantai pasokan dalam meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan inferensial dengan SPSS versi 25.0 untuk menganalisis data dari 152 responden. Analisis dilakukan melalui korelasi Pearson dan model regresi berganda untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel independen (SRM) dan variabel dependen (kinerja rantai pasokan).
Hasil & Analisis
1. Peran Pembagian Informasi dalam Kinerja Rantai Pasokan
2. Keandalan Kualitas dalam Rantai Pasokan
3. Keandalan Layanan dalam Rantai Pasokan
4. Strategi Rantai Pasokan sebagai Faktor Kunci
Implikasi Studi & Rekomendasi
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa SRM memainkan peran krusial dalam kinerja rantai pasokan. Meskipun berbagi informasi, keandalan kualitas, dan layanan penting, strategi rantai pasokan adalah faktor utama dalam meningkatkan efisiensi. Studi ini menjadi referensi penting bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan hubungan dengan pemasok demi keberlanjutan bisnis.
Sumber : Mahoro I., & Dushimimana J. D. (2024). The Role of Supplier Relationship Management to the Supply Chain Performance of an Organization; A Case of Inyange Industries in Kicukiro District, Rwanda. Journal of Procurement & Supply Chain, Vol 8(1), pp. 86-106.
Manajemen Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Juni 2025
Pendahuluan
Dalam industri farmasi, pengadaan yang efisien adalah kunci untuk memastikan ketersediaan obat yang berkualitas dan tepat waktu. Studi ini meneliti bagaimana Supplier Relationship Management (SRM) memengaruhi kinerja pengadaan Ethiopian Pharmaceuticals Supply Service (EPSS), badan yang bertanggung jawab atas distribusi farmasi di Ethiopia.
SRM mengacu pada strategi dalam mengelola hubungan dengan pemasok guna meningkatkan efisiensi rantai pasokan, mengurangi waktu pengadaan, serta memastikan kualitas produk. Penelitian ini menyoroti faktor-faktor seperti pelatihan pemasok, evaluasi kinerja pemasok, berbagi informasi, negosiasi, dan kepercayaan dalam mendukung efisiensi pengadaan farmasi di Ethiopia.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan inferensial, dengan 100 responden dari EPSS yang terdiri dari berbagai direktorat terkait pengadaan. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan SPSS versi 23 untuk melihat korelasi antara variabel SRM dan kinerja pengadaan farmasi.
Hasil & Temuan Utama
1. Supplier Training dan Kinerja Pengadaan
2. Evaluasi Kinerja Pemasok dan Efisiensi Pengadaan
3. Berbagi Informasi dalam Rantai Pasokan
4. Peran Negosiasi dalam Efisiensi Pengadaan
5. Kepercayaan dalam Hubungan dengan Pemasok
6. Analisis Regresi & Dampak SRM pada Kinerja Pengadaan
Implikasi Studi & Rekomendasi
Dari hasil penelitian ini, terdapat beberapa rekomendasi strategis bagi EPSS dan organisasi pengadaan farmasi lainnya:
Kesimpulan
Studi ini menegaskan bahwa Supplier Relationship Management (SRM) memiliki dampak signifikan pada efisiensi pengadaan farmasi di Ethiopia. Evaluasi pemasok dan kepercayaan memiliki dampak terbesar, sementara negosiasi masih perlu diperbaiki. Dengan memperbaiki strategi SRM, EPSS dapat mengurangi waktu pengadaan, meningkatkan kualitas produk, serta menurunkan biaya operasional, yang pada akhirnya akan meningkatkan pelayanan kesehatan di Ethiopia.
Sumber : Walta Tekle Embaye (2022). The Effects of Supplier Relationship Management on Procurement Performance of the Ethiopian Pharmaceuticals Supply Service. Addis Ababa University, School of Commerce.
Manajemen Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 20 Juni 2025
Pendahuluan
Sourcing adalah salah satu keputusan paling krusial dalam rantai pasok manufaktur. Pemilihan antara single sourcing (menggunakan satu pemasok) dan multiple sourcing (menggunakan lebih dari satu pemasok) berdampak langsung pada efisiensi, biaya, dan stabilitas rantai pasok.
Penelitian ini dilakukan dengan dukungan produsen truk besar, yang ingin memahami situasi ideal untuk memilih antara single vs. multiple sourcing. Melalui wawancara dengan pembeli dari beberapa perusahaan manufaktur, studi ini mengidentifikasi perbedaan, keuntungan, dan tantangan kedua metode sourcing.
Keputusan Sourcing dalam Manufaktur
1. Apa Itu Single dan Multiple Sourcing?
2. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Sourcing
Perbandingan Single vs. Multiple Sourcing
Keuntungan Single Sourcing
Tantangan Single Sourcing
Keuntungan Multiple Sourcing
Tantangan Multiple Sourcing
Studi Kasus Implementasi Sourcing dalam Manufaktur
Strategi untuk Memilih Sourcing yang Tepat
Kapan memilih Single Sourcing?
Kapan memilih Multiple Sourcing?
Kesimpulan
Keputusan antara single vs. multiple sourcing sangat bergantung pada strategi bisnis, jenis industri, dan faktor risiko yang dihadapi perusahaan.
Studi ini merekomendasikan agar perusahaan mengadopsi strategi hybrid—menggunakan single sourcing untuk komponen kritis yang memerlukan inovasi bersama pemasok, tetapi tetap mempertahankan multiple sourcing untuk produk yang lebih umum guna mengurangi risiko.
Sumber : Boni, P. (2018). Manufacturing Sourcing Decisions: Single versus Multiple Sourcing. MSc in Logistics and Transport Management, University of Gothenburg.