Accelerated Life Testing
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 19 Maret 2025
Pendahuluan
Electric revenue meters atau meteran listrik merupakan perangkat penting dalam sistem distribusi listrik, digunakan untuk mengukur konsumsi energi pelanggan dan menentukan tagihan bulanan. Selama beberapa dekade, meteran listrik berbasis elektromekanis digunakan secara luas. Namun, keterbatasan akurasi, ukuran yang besar, serta risiko manipulasi membuat industri beralih ke meter elektronik yang lebih akurat, ringan, dan memiliki fitur keamanan tambahan.
Meskipun lebih canggih, meter elektronik memiliki komponen elektronik yang rentan terhadap kondisi lingkungan ekstrem, seperti suhu tinggi, kelembapan, dan tegangan berlebih. Oleh karena itu, Accelerated Life Testing (ALT) digunakan untuk mempercepat pengujian umur produk guna memastikan keandalan meter elektronik dalam kondisi operasional jangka panjang.
Metode Accelerated Life Testing (ALT)
1. Konsep ALT dalam Pengujian Meteran Listrik
ALT adalah teknik di mana meteran diuji dalam kondisi stres tinggi (misalnya suhu tinggi atau tegangan lebih besar dari normal) untuk mempercepat kegagalan dan memperkirakan umur produk dalam kondisi normal.
Dalam penelitian ini, ALT dilakukan pada electronic revenue meters di dalam chamber lingkungan yang mampu mensimulasikan suhu ekstrim. Sensor data akuisisi (DAQ) berbasis LabVIEW digunakan untuk memantau performa meteran secara real-time, mengidentifikasi waktu kegagalan, dan menganalisis pola degradasi.
2. Model Statistik dan Distribusi Keandalan
Dua pendekatan utama digunakan dalam memodelkan keandalan meter elektronik:
Fungsi keandalan (R) dalam distribusi Weibull diberikan oleh:
R(t)=e−(t/η)βR(t) = e^{-(t/\eta)^\beta}
di mana η adalah parameter skala dan β adalah parameter bentuk.
Hasil Simulasi dan Studi Kasus
1. Hasil Uji ALT pada Suhu Tinggi
Uji keandalan dilakukan pada tiga level suhu berbeda: 110°C, 130°C, dan 150°C. Dari hasil pengujian:
Menggunakan model Arrhenius, umur meteran dalam kondisi normal (25°C) diperkirakan sekitar 15 tahun, yang sesuai dengan standar industri.
2. Analisis Keakuratan dan Performa Meteran
Selain umur produk, akurasi pengukuran juga diuji menggunakan sensor kalibrasi inframerah. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah 10.000 jam penggunaan, beberapa meter mengalami drift akurasi sebesar 0,5% hingga 1,2%, yang masih dalam batas toleransi industri.
Penerapan dalam Industri dan Biaya Operasional
1. Pengurangan Biaya Pemeliharaan
Dengan menerapkan ALT dalam strategi pemeliharaan, perusahaan listrik dapat:
2. Implementasi dalam Smart Grid dan AMI
Elektronik meter modern dilengkapi dengan Advanced Metering Infrastructure (AMI) yang memungkinkan pemantauan jarak jauh dan respons real-time terhadap kegagalan. Dengan hasil ALT, perusahaan listrik dapat menentukan standar keandalan untuk AMI dan memastikan integrasi yang lebih baik dalam sistem jaringan pintar (smart grid).
Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan penelitian ini, beberapa rekomendasi utama adalah:
Dengan memahami pola kegagalan dan faktor stres yang mempengaruhi meter elektronik, perusahaan listrik dapat meningkatkan keandalan layanan, mengurangi downtime, dan memastikan kepatuhan terhadap standar industri.
Sumber : Venkata Naga Harish Chaluvadi. Accelerated Life Testing of Electronic Revenue Meters. Clemson University, 2008.
Keinsinyuran
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Maret 2025
Profesi insinyur sipil memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor konstruksi. Dalam menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), diperlukan insinyur yang memiliki kompetensi sesuai dengan standar global. Makalah Relevansi Unit Kompetensi Insinyur Sipil pada Bidang Pekerjaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Profesi karya Indri Miswar, Benny Hidayat, dan Taufika Ophiyandri dari Universitas Andalas membahas sejauh mana kompetensi insinyur sipil relevan dengan bidang pekerjaan mereka serta pengaruhnya terhadap kinerja profesional.
Penelitian ini menggunakan metode survei dan wawancara terhadap insinyur sipil di berbagai sektor, seperti perencana, pengawas, dan pelaksana proyek konstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit kompetensi insinyur sipil memiliki hubungan signifikan dengan kinerja profesional mereka, yang berarti semakin tinggi kompetensi yang dimiliki, semakin baik pula kinerjanya dalam bidang pekerjaan terkait.
Ringkasan Isi Makalah
1. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Era pasar bebas menuntut tenaga kerja yang kompeten untuk bersaing secara global. Berdasarkan data yang dikutip dalam makalah ini, rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia, termasuk insinyur sipil, menjadi salah satu hambatan utama dalam industri konstruksi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk:
2. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode survei terhadap 100 insinyur sipil yang bekerja di tiga sektor utama:
Dari total 100 kuesioner yang disebarkan, 83 di antaranya kembali dengan jawaban yang valid. Responden dinilai berdasarkan tiga aspek utama kompetensi:
Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan statistik deskriptif dan analisis non-parametrik.
3. Hasil Penelitian
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata nilai relevansi unit kompetensi berada di atas skala 4 (dalam skala 1–5), yang berarti sangat relevan dengan bidang pekerjaan. Beberapa temuan utama meliputi:
Selain itu, terdapat hubungan linear antara relevansi unit kompetensi dan kinerja profesi. Semakin tinggi relevansi kompetensi terhadap bidang pekerjaan, semakin besar pengaruhnya terhadap hasil kerja insinyur sipil.
Studi Kasus dan Implikasi
1. Kurangnya Standarisasi Kompetensi di Indonesia
Salah satu permasalahan utama yang diungkap dalam makalah ini adalah kurangnya standarisasi dalam pengakuan kompetensi insinyur sipil. Persatuan Insinyur Indonesia (PII) telah menetapkan standar kompetensi profesional, tetapi implementasi di lapangan masih bervariasi. Banyak insinyur yang belum memiliki sertifikasi yang diakui secara internasional, sehingga kesulitan bersaing di pasar global.
2. Pengaruh Kompetensi terhadap Efisiensi Proyek Konstruksi
Dalam proyek konstruksi, ketidaksesuaian kompetensi insinyur dengan bidang pekerjaan dapat menyebabkan keterlambatan proyek dan meningkatnya biaya. Sebagai contoh, proyek pembangunan infrastruktur di Kota Padang yang mengalami kendala akibat kurangnya keterampilan teknis tenaga kerja. Kesalahan dalam membaca gambar teknik dan manajemen proyek sering kali menjadi penyebab utama keterlambatan.
3. Pentingnya Pelatihan Berkelanjutan
Hasil survei menunjukkan bahwa banyak insinyur merasa kurang mendapatkan pelatihan yang memadai setelah menyelesaikan pendidikan formal mereka. Oleh karena itu, pelatihan berkelanjutan sangat dibutuhkan agar kompetensi mereka tetap relevan dengan perkembangan teknologi dan regulasi baru dalam industri konstruksi.
Rekomendasi
Untuk meningkatkan relevansi kompetensi insinyur sipil dengan bidang pekerjaan, beberapa langkah strategis dapat dilakukan:
1. Peningkatan Pendidikan dan Sertifikasi
2. Penguatan Standarisasi dan Regulasi
3. Pengembangan Program Pelatihan Berkelanjutan
Kesimpulan
Makalah Relevansi Unit Kompetensi Insinyur Sipil pada Bidang Pekerjaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Profesi memberikan wawasan penting mengenai hubungan antara kompetensi insinyur sipil dan kinerja mereka dalam dunia kerja. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan adalah:
Dengan penerapan rekomendasi yang tepat, diharapkan insinyur sipil Indonesia dapat lebih kompetitif dalam menghadapi tantangan global dan meningkatkan kontribusinya dalam pembangunan nasional.
Sumber: Indri Miswar, Benny Hidayat, Taufika Ophiyandri. Relevansi Unit Kompetensi Insinyur Sipil pada Bidang Pekerjaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Profesi. Jurnal Rekayasa Sipil, Vol. 13 No. 2, Universitas Andalas, 2017.
Accelerated Life Testing
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 19 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam dunia industri, jaminan garansi adalah strategi penting bagi produsen untuk menarik pelanggan dan meningkatkan kepercayaan terhadap produk. Namun, agar skema garansi tetap menguntungkan, perusahaan harus memastikan bahwa produk memiliki keandalan yang cukup untuk bertahan selama periode garansi tanpa mengalami kegagalan.
Accelerated Life Testing (ALT) adalah teknik yang digunakan untuk mempercepat pengujian umur produk dengan menempatkannya pada kondisi stres yang lebih tinggi dari kondisi normal. Artikel ini membahas penerapan ALT dalam memperkirakan umur produk di bawah skema garansi, menggunakan pendekatan Bayesian Analysis dan distribusi probabilitas yang digeneralisasi.
Metode dan Model ALT
1. Konsep Accelerated Life Testing (ALT)
ALT digunakan untuk memperkirakan umur produk dengan memberikan tingkat stres yang lebih tinggi (misalnya suhu, tegangan, atau tekanan) untuk mempercepat kegagalan. Teknik ini memungkinkan produsen untuk memprediksi keandalan produk dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan pengujian dalam kondisi normal.
2. Model Statistik untuk ALT
Artikel ini menggunakan pendekatan Generalized Exponential Distribution (GE) untuk menganalisis data keandalan produk. Model ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan distribusi eksponensial atau Weibull dalam menggambarkan pola kegagalan produk modern.
Fungsi probabilitas kepadatan (pdf) dari Generalized Exponential Distribution adalah:
f(t)=αβe−βt(1−e−βt)α−1,t>0f(t) = \alpha \beta e^{-\beta t} (1 - e^{-\beta t})^{\alpha - 1}, \quad t > 0
di mana:
Artikel ini juga mengadopsi Power Rule Model untuk menghubungkan tingkat stres dengan umur produk:
αj=CVj−p\alpha_j = C V_j^{-p}
di mana C adalah konstanta proporsionalitas dan p adalah eksponen dari stres yang diterapkan.
3. Censoring Type-I dalam Pengujian ALT
Pengujian dilakukan dengan pendekatan Type-I Censoring, di mana eksperimen dihentikan setelah mencapai waktu tertentu atau setelah sejumlah kegagalan terjadi.
Hasil Simulasi dan Analisis Keandalan
Artikel ini menyajikan simulasi menggunakan metode Bayesian untuk memperkirakan parameter α dan β berdasarkan data ALT. Beberapa temuan utama dalam studi ini:
Simulasi Monte Carlo juga dilakukan untuk memvalidasi hasil estimasi, dengan kesimpulan bahwa metode Bayesian lebih unggul dibandingkan metode Maksimum Likelihood Estimation (MLE) dalam memperkirakan umur produk di bawah kondisi stres.
Penerapan dalam Skema Garansi dan Biaya Pemeliharaan
Dalam industri, pengujian ALT sering digunakan untuk menentukan kebijakan garansi, seperti pro-rata rebate warranty, di mana pelanggan mendapatkan pengembalian sebagian harga produk jika terjadi kegagalan dalam periode garansi.
Artikel ini mengembangkan model biaya pemeliharaan berdasarkan ALT, dengan rumus:
E(C(τ))=Cd+Cp∫0τ(1−F(u))duE(C(\tau)) = C_d + C_p \int_{0}^{\tau} (1 - F(u)) du
di mana:
Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan menerapkan ALT dan model Bayesian:
Kesimpulan dan Rekomendasi
Artikel ini menegaskan bahwa Accelerated Life Testing (ALT) dengan pendekatan Bayesian adalah metode yang efektif untuk memperkirakan umur produk, mengoptimalkan skema garansi, dan menekan biaya pemeliharaan.
Rekomendasi utama dari penelitian ini:
Bagi industri manufaktur yang mengandalkan keandalan produk untuk menjaga daya saing, ALT adalah alat penting yang harus diintegrasikan dalam proses pengujian dan pengembangan produk.
Sumber : Showkat Ahmad Lone, Ahmadur Rahman. Designing Accelerated Life Testing for Product Reliability Under Warranty Prospective. Bayesian Analysis and Reliability Estimation of Generalized Probability Distributions, AIJR Publisher, 2019.
Rumah Panggung
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 19 Maret 2025
Rumah panggung merupakan solusi arsitektural yang telah lama digunakan untuk mengatasi masalah banjir, rob, dan kondisi tanah dengan daya dukung rendah. Makalah Sistem Sambungan Struktur dalam Rumah Panggung karya Widija Suseno Widjaja, Etty Endang Listiati, IM. Tri Hesti Mulyani, dan Bernadette Tyas Susanti membahas inovasi teknik dalam sistem sambungan struktur rumah panggung, khususnya dalam penggunaan material seperti baja, beton, bambu, dan pipa galvanis.
Makalah ini menyoroti bagaimana sistem sambungan yang tepat dapat meningkatkan kekuatan, stabilitas, serta umur panjang rumah panggung. Selain itu, penelitian ini juga berfokus pada bagaimana teknologi hidrolis dapat membantu rumah panggung beradaptasi dengan perubahan lingkungan, seperti kenaikan permukaan air.
Ringkasan Isi Makalah
1. Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Rumah panggung sering digunakan di daerah yang mengalami banjir atau rob. Namun, banyak struktur tradisional tidak memiliki sambungan yang kuat dan fleksibel sehingga rentan terhadap pergeseran dan penurunan tanah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem sambungan yang lebih kuat dan tahan lama.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan eksperimental dengan membangun rumah contoh di daerah rob di Kelurahan Kemijen, Semarang. Rumah panggung ini dirancang menggunakan kombinasi struktur hidrolis, pipa galvanis, serta material bambu dan beton.
2. Komponen Utama Sistem Sambungan
Dalam makalah ini, sistem sambungan yang dikembangkan meliputi beberapa komponen utama:
3. Studi Kasus: Rumah Panggung di Kelurahan Kemijen, Semarang
Sebagai bagian dari penelitian, rumah contoh dibangun dengan spesifikasi berikut:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah panggung ini dapat menahan perubahan ketinggian air dengan baik serta memiliki stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan rumah panggung konvensional.
Analisis dan Implikasi
1. Keunggulan Sistem Sambungan yang Diterapkan
Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem sambungan yang diperkuat memiliki beberapa keunggulan:
2. Tantangan dalam Implementasi
Meskipun sistem ini menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang masih harus diatasi:
Rekomendasi dan Masa Depan Rumah Panggung
Untuk meningkatkan efektivitas sistem sambungan ini dalam skala yang lebih luas, diperlukan beberapa langkah strategis:
Kesimpulan
Makalah Sistem Sambungan Struktur dalam Rumah Panggung memberikan wawasan penting mengenai inovasi dalam desain rumah panggung untuk meningkatkan daya tahan terhadap kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan adalah:
Dengan penerapan yang lebih luas dan dukungan regulasi yang memadai, rumah panggung dengan sistem sambungan inovatif ini dapat menjadi solusi yang efektif dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan bencana banjir di berbagai daerah.
Sumber: Widija Suseno Widjaja, Etty Endang Listiati, IM. Tri Hesti Mulyani, Bernadette Tyas Susanti. Sistem Sambungan Struktur dalam Rumah Panggung. Buletin Profesi Insinyur, Vol. 2 No. 3, 2019.
Accelerated Life Testing
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 19 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam industri manufaktur, pengujian umur produk (life testing) sangat penting untuk memastikan keandalan dan efisiensi biaya perawatan. Salah satu metode yang digunakan adalah Step-Stress Partially Accelerated Life Testing (SS-PALT) yang memungkinkan pengujian di bawah kondisi percepatan untuk memperkirakan kegagalan lebih cepat dibandingkan pengujian biasa.
Artikel ini membahas penerapan SS-PALT pada distribusi Power Function dengan skema sensor progresif Type-II. Tujuan utamanya adalah untuk memperkirakan parameter keandalan produk, menentukan biaya optimal dalam kebijakan pemeliharaan, dan mengevaluasi metode melalui simulasi Monte Carlo.
Metode Pengujian Umur Produk
1. Step-Stress Partially Accelerated Life Testing (SS-PALT)
SS-PALT adalah teknik di mana produk diuji dalam dua tahap, dimulai dengan kondisi normal dan kemudian ditingkatkan ke kondisi percepatan (misalnya, suhu atau tegangan lebih tinggi) setelah waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk mempercepat pengumpulan data keandalan tanpa menunggu kegagalan alami terjadi.
2. Progressive Type-II Censoring
Dalam metode ini, produk yang masih berfungsi dapat dikeluarkan dari pengujian setelah kegagalan tertentu terjadi, memungkinkan analisis yang lebih efisien dibandingkan skema sensor lainnya.
Model dan Estimasi Parameter
Artikel ini menggunakan distribusi Power Function yang sering digunakan dalam analisis keandalan karena mampu menangkap pola kegagalan produk yang lebih kompleks dibandingkan distribusi eksponensial.
Rumus fungsi probabilitas kepadatan (pdf) Power Function:
f(t)=pλptp−1,0<t<λf(t) = \frac{p}{\lambda^p} t^{p-1}, \quad 0 < t < \lambda
dan fungsi keandalan:
R(t)=1−(tλ)pR(t) = 1 - \left(\frac{t}{\lambda}\right)^p
di mana p adalah parameter bentuk dan λ adalah parameter skala.
Artikel ini menggunakan Metode Maksimum Likelihood Estimation (MLE) untuk mengestimasi parameter p, λ, dan β (faktor percepatan). Hasil estimasi dihitung menggunakan teknik Newton-Raphson dan ditampilkan dalam bentuk matriks informasi Fisher.
Analisis Biaya Pemeliharaan
Artikel ini juga mengkaji biaya kebijakan pemeliharaan menggunakan model SS-PALT dengan dua jenis perawatan:
Rumus perhitungan biaya total pemeliharaan dalam periode layanan:
E(C(τ,N))=E(Cmr)+E(Cpm)LE(C(\tau,N)) = \frac{E(Cmr) + E(Cpm)}{L}
di mana:
Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan menerapkan SS-PALT dan strategi pemeliharaan yang tepat:
Studi Kasus dan Simulasi Monte Carlo
Simulasi dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas SS-PALT pada berbagai skenario. Beberapa hasil utama:
Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis, SS-PALT terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi pengujian umur produk dan menekan biaya pemeliharaan. Beberapa rekomendasi utama:
Bagi industri yang mengandalkan peralatan dengan biaya perbaikan tinggi, penerapan metode ini dapat mengurangi downtime dan meningkatkan profitabilitas secara signifikan.
Sumber Asli
Intekhab Alam, Arif Ul Islam, Aquil Ahmed. Step Stress Partially Accelerated Life Tests and Estimating Costs of Maintenance Service Policy for the Power Function Distribution under Progressive Type-II Censoring. Journal of Statistics Applications & Probability, 9(2), 287-298, 2020.
Reliability Block Diagram
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 19 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam industri manufaktur modern, manajemen operasional berperan penting dalam memastikan efisiensi produksi, mengurangi waktu henti (downtime), dan meningkatkan keandalan mesin serta fasilitas. Downtime akibat kegagalan mesin dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar. Sebagai contoh, dalam industri pengemasan makanan, kegagalan satu peralatan dapat menyebabkan kerugian hingga $15.000 per jam. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pemeliharaan yang efektif untuk memastikan sistem produksi tetap berjalan optimal.
Artikel ini membahas strategi pemeliharaan dan metode analisis keandalan, termasuk Preventive Maintenance (PM), Predictive Maintenance (PDM), Breakdown Maintenance (BM), dan Reliability-Centred Maintenance (RCM). Selain itu, dibahas juga metode evaluasi keandalan seperti Reliability Block Diagram (RBD) dan Fault Tree Analysis (FTA).
Jenis-Jenis Strategi Pemeliharaan
1. Preventive Maintenance (PM)
Strategi ini menerapkan pemeliharaan berdasarkan jadwal yang ditentukan, seperti pelumasan, inspeksi, dan penggantian suku cadang secara berkala. Keunggulannya adalah mengurangi risiko kerusakan besar dan meningkatkan umur peralatan, tetapi dapat menyebabkan pemborosan waktu dan biaya jika dilakukan secara berlebihan.
2. Predictive Maintenance (PDM)
PDM menggunakan sensor dan analisis data untuk mendeteksi potensi kegagalan sebelum terjadi. Teknik yang digunakan termasuk analisis getaran, termografi, dan pengujian pelumas. Meskipun lebih akurat, metode ini memerlukan investasi awal yang tinggi untuk implementasi sistem monitoring.
3. Breakdown Maintenance (BM)
Juga dikenal sebagai Run-to-Failure, metode ini membiarkan mesin beroperasi hingga benar-benar rusak sebelum diperbaiki. Pendekatan ini lebih murah untuk komponen non-kritis, tetapi dapat menyebabkan downtime yang tidak terduga dan kerugian produksi jika diterapkan pada komponen vital.
4. Reliability-Centred Maintenance (RCM)
RCM adalah pendekatan berbasis keandalan yang mengombinasikan semua strategi pemeliharaan sebelumnya. Dengan menganalisis keandalan sistem, strategi ini memungkinkan pengurangan biaya pemeliharaan sambil meningkatkan efisiensi operasional.
Metode Analisis Keandalan
1. Reliability Block Diagram (RBD)
RBD memetakan hubungan antar komponen dalam sistem dan menunjukkan bagaimana suatu kegagalan dapat memengaruhi keseluruhan operasional. Model ini dapat berupa:
Rumus dasar keandalan dalam sistem seri dan paralel adalah:
Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat menentukan komponen mana yang paling rentan terhadap kegagalan, sehingga dapat difokuskan untuk pemeliharaan preventif.
FTA menggunakan diagram pohon kesalahan untuk mengidentifikasi penyebab utama kegagalan sistem. Metode ini mempermudah analisis akar masalah (root cause analysis) dan membantu dalam perencanaan pemeliharaan berbasis risiko.
3. Markov Analysis
Markov Analysis memprediksi keandalan sistem berdasarkan probabilitas transisi antar kondisi (misalnya, dari kondisi normal ke kondisi gagal). Metode ini sangat berguna dalam menganalisis sistem yang memiliki banyak mode kegagalan.
Studi Kasus dan Hasil Simulasi
Dalam studi kasus yang dianalisis, penggunaan Predictive Maintenance (PDM) mampu menurunkan biaya pemeliharaan hingga 30%, sementara Reliability-Centred Maintenance (RCM) meningkatkan keandalan sistem sebesar 25% dibandingkan metode Breakdown Maintenance (BM). Selain itu, dengan menggunakan RBD dan FTA, perusahaan dapat mengidentifikasi komponen kritis yang menyumbang 80% dari total kegagalan sistem.
Hasil lain yang ditemukan dalam simulasi:
Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis, strategi pemeliharaan yang paling efektif adalah kombinasi antara Predictive Maintenance (PDM) dan Reliability-Centred Maintenance (RCM). Dengan penerapan metode ini, industri dapat:
Bagi perusahaan manufaktur yang ingin meningkatkan daya saing, adopsi sistem pemeliharaan berbasis data dan analisis keandalan adalah langkah yang sangat direkomendasikan.
Sumber : Sunday A. Afolalu, Omolayo M. Ikumapayi, Osise Okwilagwe, Moses M. Emetere, Bernard A. Adaramola. Evaluation of Effective Maintenance and Reliability Operation Management – A Review.