Teknik Elektro

Perangkat Listrik: Pengertian dan Komponennya

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 29 April 2024


Perangkat listrik mencakup segala macam peralatan yang dapat beroperasi dengan menggunakan tenaga listrik. Umumnya, perangkat ini terdiri dari kotak tertutup yang dilengkapi dengan berbagai komponen elektronik dan sakelar. Jenis-jenis perangkat listrik termasuk dalam beberapa kategori, seperti pencahayaan, peralatan rumah tangga, teknologi informasi, dan mesin listrik. Di samping itu, perangkat listrik yang lebih khusus terdiri dari switchboard, switchgear, meteran listrik, dan transformator.

Alat ukur listrik

Alat ukur listrik merupakan peralatan listrik yang mampu mengadakan pengukuran terhadap besaran listrik. Jenis besaran listrik yang paling dasar untuk diukur oleh alat ukur listrik adalah arus listrik dan tegangan listrik. Alat ukur listrik bekerja dengan salah satu prinsip kerja antara lain kumparan putar, termokopel, besi putar atau elektrostatika.

Pengaman listrik

  • Pemutus daya

Pemutus daya atau pemutus tenaga merupakan perangkat yang berfungsi untuk memutus arus listrik pada suatu rangkaian listrik yang mengalami tegangan kerja atau arus hubung singkat. Pemutusan arus listrik dilakukan dengan cara membuka dan menutup kontak yang mengalirkan arus listrik. Pengendalian pemutus daya bisa dilakukan secara otomatis dan dari jarak jauh. Pemutus daya hanya akan aktif ketika arus listrik melebihi nilai normalnya. Terdapat beberapa jenis pemutus daya berdasarkan alat pemutusnya, seperti pemutus daya minyak, pemutus daya udara bertekanan, pemutus daya sulfur heksafluorida, dan pemutus daya vakum. Setiap jenis pemutus daya memiliki informasi tentang kinerjanya yang tercantum dalam pelat nama, termasuk nilai arus maksimum dan arus gangguan maksimum, serta tegangan saluran maksimum dan waktu gangguan dalam satu siklus.

Pemutus daya bekerja dengan cara memutuskan arus listrik dalam jumlah besar dengan cepat melalui proses deionisasi busur api dan pendinginan yang cepat. Biasanya, pemutus daya dipasang pada saluran transmisi tenaga listrik. Nilai kerja dari pemutus daya menunjukkan kemampuannya dalam memutus arus listrik dan dapat ditentukan berdasarkan daya listrik, dengan satuan kerja yang digunakan adalah MegaVoltAmpere.

Mesin listrik

  • Mesin arus searah

Mesin arus searah adalah adalah mesin listrik yang memanfaatkan sumber listrik arus searah dalam prinsip kerjanya. Berdasarkan prinsip kerjanya, mesin arus searah dapat dibedakan menjadi generator arus searah dan motor arus searah. Generator arus searah dapat mengadakan transformasi energi dari energi mekanis menjadi energi listrik. Sementara motor arus searah mampu mengadakan transformasi dari energi listrik menjadi energi mekanis. Mesin arus searah memanfaatkan energi radiasi dari medan magnetuntuk menjadi perantara selama proses transformasi energi. Bagian-bagian utama dalam mesin arus searah meliputi stator (bagian yang diam), rotor (bagian yang bergerak) sebagai penyimpanan energi mekanis, celah udara sebagi tempat pemindahan energi, dan komutator sebagai tempat penyearahan arus listrik pada rotor.

Prinsip kerja

  • Elektronika daya

Prinsip elektronika daya diterapkan pada perangkat listrik yang beroperasi dalam sistem tenaga listrik dengan tegangan dan arus yang cukup tinggi. Perangkat-perangkat tersebut memerlukan pemahaman tentang beberapa faktor kinerja, seperti arus listrik, tegangan listrik, faktor daya, efisiensi energi, dan harmonisa. Peralatan listrik yang menggunakan prinsip elektronika daya dapat berupa perangkat yang tidak memiliki komponen yang bergerak, seperti transformator, atau yang memiliki komponen yang bergerak, seperti motor listrik.
 

Sumber: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Perangkat Listrik: Pengertian dan Komponennya

Teknik Elektro

Tren Menurun pada Minat Studi Teknik Elektro di Tengah Tingginya Permintaan Tenaga Kerja

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 29 April 2024


Jurusan Teknik Elektro sangat jarang untuk masuk kedalam list jurusan yang akan calon mahasiswa pilih. Namun pada kenyataannya, lulusan jurusan teknik elektro ini masih banyak dicari perusahaan.Untuk yang belum tahu, Teknik Elektro ini merupakan bidang ilmu yang mempelajari listrik dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Bidang ilmu ini membahas tentang ilmu dan pengetahuan seputar konsep, perancangan, pengembangan, serta produksi perangkat listrik dan elektronik.Selain itu, ketika masuk jurusan ini, kita juga akan banyak belajar tentang metode pembangkit dengan sumber energi baru, metode penyimpanan energi, dan metode kontrol penghematan energi. Tak kalah menariknya, kita berpeluang besar untuk menjadi seorang ahli robotik dan pencipta alat-alat IoT (Internet of Things). Berdasarkan penjelasan diatas, kita bisa tarik kesimpulan jika memang jurusan teknik elektro ini memiliki jenjang karier yang jelas. Seiring perkembangan zaman menuju arah yang lebih baik, tentunya ahli robotik dan IoT pasti sangat dicari.

Alasan Kenapa harus Kuliah di Jurusan Teknik Elektro

Pertumbuhan infrastruktur telekomunikasi yang semakin pesat saat ini, tentu memerlukan dukungan sumber daya manusia yang mumpuni. Meski saat ini, beberapa Perguruan Tinggi mulai menghadirkan jurusan Teknik Telekomunikasi, namun kebutuhan ahli Teknik Elektro di bidang ini masih tergolong tinggi. Seseorang dengan kualifikasi pendidikan Teknik Elektro, dibutuhkan hampir di seluruh lini industri. Hal ini karena perusahaan apapun, pasti membutuhkan SDM yang mampu menangani berbagai persoalan kelistrikan dan sistem peralatan elektronik. Lulusan Teknik Elektro banyak diperlukan oleh berbagai perusahaan untuk membangun sistem distribusi tenaga listrik, kamu tak perlu khawatir akan prospek kerja jurusan ini.

Selain menjadi pekerja, seorang lulusan teknik elektro juga bisa menjadi peneliti dengan melakukan eksperimen di laboratorium untuk melakukan serangkaian tes terhadap desain baru dari suatu penemuan di bidang rekayasa teknik. Untuk sebagian besar perusahaan yang memerlukan suplai tenaga listrik besar, seperti pada industri minyak dan gas tentu sangat butuh orang dengan keahlian ini. Dan tentunya dengan gaji yang sangat besar. Sementara itu, meskipun Bidang yang paling populer di Teknik Elektro ialah tenaga listrik (arus kuat), karena kebanyakan mengincar pekerjaan dibidang kelistrikan, namun sebenarnya proskpek kerjanya luas. Hampir seluruh industri membutuhkan sarjana lulusan Teknik Elektro, mulai dari industri telekomunikasi, minyak dan gas, semikonduktor, aerospace, manufaktur, otomotif, transportasi, jasa dan pelayanan, juga bio engineering.

Sebagai contohnya, lulusan Teknik Elektro yang bekerja di industri telekomunikasi bisa memegang peran penting dalam melakukan kodefikasi informasi menjadi sinyal listrik. Bahkan beberapa pilihan lainnya yaitu, bisa menjadi seorang Robot Engineer, Perancang dan Teknisi Mesin, Teknisi dan Operator Pabrik, Teknisi Listrik (Electrical Engineer), Research and Development (RnD), Quality Assurance (QA) & Quality Control (QC), System Analyst, bahkan seorang dosen.

Apa yang dipelajari di Teknik Elektro Selama Kuliah?

Di jurusan Teknik Elektro, kita akan belajar tentang aplikasi kelistrikan, elektronika, dan elektromagnetik. Secara umum, memang ada tiga bidang yang menjadi fokus di jurusan Teknik Elektro, yaitu tenaga listrik (arus kuat), elektronika (arus lemah), dan telekomunikasi. Selain ketiga bidang itu, kamu bisa juga memilih teknik sistem kendali, teknik instrumentasi, atau lainnya sesuai dengan yang fokus kajian di kampus nantinya karena akan berbeda-beda satu sama lainnya.

Mata kuliah yang akan kamu pelajari selama perkuliahan antara lain Rangkaian Listrik, Medan Elektromagnetik, Mikroprosesor, Sistem Kontrol, Sistem Telekomunikasi, Teknik Digital, Bahan-bahan Listrik, Pengukuran Beban Listrik, Konversi Energi, Pengolahan Sinyal Digital, Elektronika Daya, Medan Listrik, dll. Jika kamu ingin melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana tentu saja bidang kajiannya akan semakin spesifik. Kamu tinggal pilih kampus yang sesuai dengan minat.

Salah satu kampus yang menyediakan jurusan Teknik Elektro adalah Universitas BSI (Bina Sarana Informatika). Universitas BSI membuka program studi (prodi) Teknik Elektro (S1) di Fakultas Teknik untuk kalian yang ingin melanjutkan kuliah ke jenjang S1 jurusan Teknik Elektro.
 

Sumber: republika.co.id

Selengkapnya
Tren Menurun pada Minat Studi Teknik Elektro di Tengah Tingginya Permintaan Tenaga Kerja

Teknik Elektro

Memahami Konsep Kontroler Loop Tertutup dalam Sistem Komputer

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 26 April 2024


Sebuah kontroler loop tertutup atau kontroler umpan balik merupakan sebuah loop kontrol yang memasukkan umpan balik, berbeda dengan kontroler loop terbuka atau kontroler non-umpan balik. Kontroler loop tertutup menggunakan umpan balik untuk mengontrol keadaan atau keluaran dari sebuah sistem dinamis. Nama "loop tertutup" berasal dari jalur informasi dalam sistem: input proses (misalnya, tegangan yang diterapkan pada motor listrik) memiliki efek pada keluaran proses (misalnya, kecepatan atau torsi motor), yang diukur dengan sensor dan diproses oleh kontroler; hasilnya (sinyal kontrol) "diumpankan kembali" sebagai input ke proses, menutup loop.

Pada sistem umpan balik linear, sebuah loop kontrol yang meliputi sensor, algoritma kontrol, dan aktuator diatur dalam upaya untuk mengatur sebuah variabel pada titik set (SP). Contoh sehari-hari adalah kontrol kecepatan pada kendaraan jalan raya; di mana pengaruh eksternal seperti bukit akan menyebabkan perubahan kecepatan, dan pengemudi memiliki kemampuan untuk mengubah kecepatan set yang diinginkan. Algoritma PID dalam kontroler mengembalikan kecepatan sebenarnya ke kecepatan yang diinginkan dengan cara yang optimal, dengan keterlambatan atau overshoot minimal, dengan mengendalikan output daya mesin kendaraan. Sistem kontrol yang mencakup beberapa pemantauan hasil yang ingin mereka capai menggunakan umpan balik dan dapat beradaptasi dengan berbagai keadaan sampai batas tertentu. Sistem kontrol loop terbuka tidak menggunakan umpan balik, dan berjalan hanya dalam cara yang telah diatur sebelumnya.

Kontroler loop tertutup memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan kontroler loop terbuka:

  • Penolakan gangguan (seperti bukit pada contoh kontrol kecepatan di atas)
  • Kinerja terjamin bahkan dengan ketidakpastian model, ketika struktur model tidak sempurna sesuai dengan proses nyata dan parameter model tidak tepat
  • Proses yang tidak stabil dapat distabilkan
  • Sensitivitas yang berkurang terhadap variasi parameter
  • Kinerja pelacakan referensi yang lebih baik
  • Peningkatan penyelesaian fluktuasi acak

Dalam beberapa sistem, kontrol loop tertutup dan kontrol loop terbuka digunakan secara bersamaan. Dalam sistem tersebut, kontrol loop terbuka disebut feedforward dan bertujuan untuk lebih meningkatkan kinerja pelacakan referensi. Arsitektur kontroler loop tertutup yang umum adalah kontroler PID.

Loop terbuka dan loop tertutup

Sistem kontrol loop terbuka dan loop tertutup beroperasi secara berbeda dalam mengelola proses atau variabel. Dalam kontrol loop terbuka, tindakan pengontrol tidak dipengaruhi oleh output proses. Contohnya adalah boiler pemanas sentral yang dikendalikan oleh pengatur waktu, di mana panas diterapkan untuk durasi yang ditetapkan terlepas dari suhu bangunan. Di sini, tindakan kontrol (peralihan boiler) tidak secara langsung terkait dengan suhu bangunan, yang menggambarkan kurangnya umpan balik langsung dari kontrol loop terbuka.

Sebaliknya, kontrol loop tertutup mendasarkan tindakannya pada output proses. Dengan menggunakan analogi boiler, hal ini melibatkan termostat yang memantau suhu bangunan, memberikan umpan balik untuk memastikan pengontrol mempertahankan suhu pada tingkat yang diinginkan. Loop umpan balik ini, karakteristik kontrol loop tertutup, menyesuaikan tindakan kontrol agar sesuai dengan input referensi atau titik setel, yang mengarah ke regulasi yang tepat. Dengan demikian, pengontrol loop tertutup juga dikenal sebagai pengontrol umpan balik.

British Standard Institution mendefinisikan sistem kontrol loop tertutup sebagai sistem yang menggabungkan umpan balik pemantauan, di mana sinyal deviasi yang dihasilkan dari umpan balik ini memandu tindakan elemen kontrol akhir untuk meminimalkan deviasi. Demikian pula, Sistem Kontrol Umpan Balik digambarkan sebagai sistem yang mempertahankan hubungan yang ditentukan antara variabel sistem dengan membandingkan fungsi variabel-variabel ini dan menggunakan perbedaannya untuk tujuan kontrol.

Fungsi transfer loop tertutup

The system's output, denoted as y(t), undergoes feedback via a sensor measurement, labeled as F, where it is compared to a reference value, r(t). The controller, denoted as C, then computes the error, e (the difference between the reference and the output), to adjust the inputs, u, to the system being controlled, P. This configuration represents a closed-loop controller or feedback controller.

This setup is known as a single-input-single-output (SISO) control system. However, Multi-Input-Multi-Output (MIMO) systems, which feature multiple inputs and outputs, are also common. In MIMO systems, variables are represented using vectors instead of scalar values. In some cases, particularly with distributed parameter systems, these vectors may be infinite-dimensional, typically involving functions.

A simple feedback control loop

Jika kita mengasumsikan pengontrol C, plant P, dan sensor F adalah linier dan tidak bergantung pada waktu (yaitu, elemen-elemen dari fungsi transfer C(s), P(s), dan F(s) tidak bergantung pada waktu), sistem di atas dapat dianalisis menggunakan transformasi Laplace pada variabel-variabelnya. Hal ini memberikan hubungan berikut:

{\displaystyle Y(s)=P(s)U(s)}

{\displaystyle U(s)=C(s)E(s)}

.{\displaystyle E(s)=R(s)-F(s)Y(s).}

Menyelesaikan Y(s) dalam bentuk R(s) akan menghasilkan hasil

.{\displaystyle Y(s)=\left({\frac {P(s)C(s)}{1+P(s)C(s)F(s)}}\right)R(s)=H(s)R(s).}

Ekspresi ini {\displaystyle H(s)={\frac {P(s)C(s)}{1+F(s)P(s)C(s)}}} disebut sebagai fungsi transfer loop tertutup sistem. Pembilangnya adalah penguatan maju (loop terbuka) dari r ke y, dan penyebutnya adalah satu ditambah penguatan dalam putaran umpan balik, yang disebut penguatan loop. Jika{\displaystyle |P(s)C(s)|\gg 1}, i.e., memiliki norma yang besar untuk setiap nilai s, dan jika {\displaystyle |F(s)|\approx 1}, maka Y(s) kira-kira sama dengan R(s) dan outputnya sangat mirip dengan input referensi.

Kontrol umpan balik PID

Pengontrol proporsional-integral-derivatif (PID) adalah mekanisme umpan balik yang digunakan secara luas dalam sistem kontrol. Kontroler ini beroperasi dengan terus menghitung nilai kesalahan (e(t)) sebagai perbedaan antara setpoint yang diinginkan dan variabel proses yang diukur. Berdasarkan kesalahan ini, pengontrol menerapkan koreksi menggunakan istilah proporsional, integral, dan turunan. Akronim "PID" mengacu pada ketiga istilah ini yang bekerja pada sinyal kesalahan untuk menghasilkan sinyal kontrol.

Berasal dari wawasan teoretis dan aplikasi yang berasal dari tahun 1920-an, pengontrol PID telah digunakan secara luas. Mereka awalnya diimplementasikan dalam pengontrol mekanis, kemudian beralih ke elektronik diskrit, dan akhirnya diintegrasikan ke dalam komputer proses industri. Pengontrol PID berdiri sebagai salah satu desain kontrol umpan balik yang paling umum digunakan.

Jika u(t) adalah sinyal kontrol yang dikirim ke sistem, y(t) adalah keluaran terukur dan r(t) adalah keluaran yang diinginkan, dan e(t) = r(t) − y(t) adalah pelacakan kesalahan, pengontrol PID memiliki bentuk umum

{\displaystyle u(t)=K_{P}e(t)+K_{I}\int ^{t}e(\tau ){\text{d}}\tau +K_{D}{\frac {{\text{d}}e(t)}{{\text{d}}t}}.}

Karakteristik yang diinginkan dari sistem loop tertutup dicapai dengan menyesuaikan tiga parameter: KP, KI, dan KD. Penyesuaian ini biasanya dilakukan secara berulang melalui proses yang dikenal sebagai "penyetelan", sering kali tanpa pengetahuan yang tepat tentang model pabrik. Stabilitas biasanya dapat dicapai hanya dengan menggunakan istilah proporsional. Istilah integral memungkinkan sistem untuk menolak gangguan langkah, yang sering kali merupakan persyaratan penting dalam kontrol proses. Istilah turunan digunakan untuk memberikan redaman atau membentuk respons sistem. Meskipun pengontrol PID banyak digunakan dan mapan, mereka mungkin tidak cocok untuk skenario yang lebih kompleks, terutama dalam kasus sistem MIMO.

Penerapan transformasi Laplace akan menghasilkan persamaan pengontrol PID yang ditransformasikan

{\displaystyle u(s)=K_{P}\,e(s)+K_{I}\,{\frac {1}{s}}\,e(s)+K_{D}\,s\,e(s)}

{\displaystyle u(s)=\left(K_{P}+K_{I}\,{\frac {1}{s}}+K_{D}\,s\right)e(s)}

dengan fungsi transfer pengontrol PID

{\displaystyle C(s)=\left(K_{P}+K_{I}\,{\frac {1}{s}}+K_{D}\,s\right).}

Sebagai contoh penyetelan pengontrol PID dalam sistem loop tertutup H(s), pertimbangkan pembangkit orde pertama yang diberikan oleh

{\displaystyle P(s)={\frac {A}{1+sT_{P}}}}

dimana A dan TP adalah beberapa konstanta. Output pabrik diumpankan kembali melalui

{\displaystyle F(s)={\frac {1}{1+sT_{F}}}}

dimana TF juga merupakan sebuah konstanta. Sekarang jika kita mengatur{\displaystyle K_{P}=K\left(1+{\frac {T_{D}}{T_{I}}}\right)}KD = KTD, dan{\displaystyle K_{I}={\frac {K}{T_{I}}}}, kita dapat mengekspresikan fungsi transfer pengontrol PID dalam bentuk seri sebagai

{\displaystyle C(s)=K\left(1+{\frac {1}{sT_{I}}}\right)(1+sT_{D})}

Memasukkan P(s), F(s), dan C(s) ke dalam fungsi transfer loop tertutup H(s), kita temukan bahwa dengan menetapkan

{\displaystyle K={\frac {1}{A}},T_{I}=T_{F},T_{D}=T_{P}}

H(s) = 1. Dengan penyetelan dalam contoh ini, keluaran sistem mengikuti masukan referensi dengan tepat.

In practical applications, implementing a pure differentiator is not feasible or preferable. This is because it can lead to the amplification of noise and the introduction of resonant modes within the system. As a result, alternative approaches such as employing a phase-lead compensator or using a differentiator with low-pass roll-off are utilized instead.


Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Memahami Konsep Kontroler Loop Tertutup dalam Sistem Komputer

Teknik Elektro

Loop Kontrol: Memahami dan Mengelola Variabel Proses dalam Industri

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 26 April 2024


Sebuah loop kontrol adalah unit dasar dari sistem kontrol secara umum dan sistem kontrol industri secara khusus. Loop kontrol terdiri dari sensor proses, fungsi pengontrol, dan elemen kontrol akhir (EKA) yang mengontrol proses untuk menyesuaikan nilai variabel proses yang diukur (PV) agar sama dengan nilai titik set (SP) yang diinginkan secara otomatis.

Ada dua kelas umum dari loop kontrol: loop terbuka dan loop tertutup. Dalam sistem kontrol loop terbuka, tindakan kontrol dari pengontrol tidak bergantung pada variabel proses. Contoh dari ini adalah boiler pemanas sentral yang dikontrol hanya oleh pengatur waktu. Tindakan kontrol adalah menghidupkan atau mematikan boiler. Variabel proses adalah suhu bangunan. Pengontrol ini mengoperasikan sistem pemanasan untuk waktu konstan tanpa memperhatikan suhu bangunan.

Dalam sistem kontrol loop tertutup, tindakan kontrol dari pengontrol bergantung pada variabel proses yang diinginkan dan aktual. Dalam analogi boiler, ini akan menggunakan termostat untuk memantau suhu bangunan, dan memberi umpan balik sinyal untuk memastikan output pengontrol mempertahankan suhu bangunan mendekati yang diatur pada termostat. Pengontrol loop tertutup memiliki loop umpan balik yang memastikan pengontrol memberikan tindakan kontrol untuk mengontrol variabel proses pada nilai yang sama dengan titik set. Oleh karena itu, pengontrol loop tertutup juga disebut sebagai

Sistem Kontrol Loop Terbuka dan Loop Tertutup

Sistem kontrol diklasifikasikan ke dalam dua jenis utama: kontrol loop terbuka (juga dikenal sebagai umpan maju) dan kontrol loop tertutup (juga dikenal sebagai umpan balik). Dalam kontrol loop terbuka, tindakan pengontrol tidak dipengaruhi oleh output proses. Contohnya adalah boiler pemanas sentral yang dikendalikan oleh pengatur waktu, di mana panas diterapkan untuk durasi yang tetap terlepas dari suhu bangunan. Di sini, tindakan kontrol (boiler hidup/mati) tidak disesuaikan berdasarkan suhu bangunan, oleh karena itu tidak memiliki kontrol langsung terhadapnya.

Sebaliknya, kontrol loop tertutup menyesuaikan tindakan kontrol berdasarkan output proses. Misalnya, dalam sistem pemanas dengan termostat yang memantau suhu gedung, pengontrol memastikan suhu gedung sesuai dengan titik setel pada termostat dengan menyesuaikan pemanasan. Pengontrol loop tertutup menggabungkan loop umpan balik untuk mempertahankan output proses pada tingkat yang diinginkan, oleh karena itu mereka juga disebut sebagai pengontrol umpan balik. British Standard Institution mendefinisikan sistem kontrol loop tertutup sebagai sistem yang memiliki umpan balik pemantauan, di mana sinyal deviasi dari umpan balik ini digunakan untuk mengatur tindakan elemen kontrol akhir untuk meminimalkan deviasi.

Contoh yang menggambarkan hal ini adalah sistem cruise control mobil, yang mempertahankan kecepatan konstan yang ditetapkan oleh pengemudi. Dalam sistem loop terbuka, cruise control hanya mengunci posisi throttle, yang menyebabkan variasi kecepatan pada medan yang tidak rata. Sebaliknya, cruise control loop tertutup secara terus menerus membandingkan kecepatan aktual dengan kecepatan yang diinginkan, menyesuaikan throttle untuk meminimalkan deviasi dan mempertahankan kecepatan yang diinginkan. Singkatnya, sistem kontrol loop tertutup memanfaatkan umpan balik untuk terus menyesuaikan tindakan kontrol, memastikan output sistem tetap sesuai dengan referensi yang diinginkan, sementara kontrol loop terbuka tidak memiliki mekanisme umpan balik ini.

Aplikasi Diagram Lingkaran Kontrol

Diagram yang disediakan mengilustrasikan loop kontrol yang terdiri dari satu input Variabel Proses (PV), fungsi kontrol, dan Output Kontrol (CO), yang mengatur tindakan Elemen Kontrol Akhir (FCE) untuk menyesuaikan nilai Variabel yang Dimanipulasi ( MV). Meskipun diagram menggambarkan loop kontrol aliran, diagram juga dapat mewakili parameter lain seperti level, suhu, atau parameter proses apa pun yang memerlukan pengaturan. Dalam skenario ini, fungsi kontrol, yang direpresentasikan sebagai tipe perantara seperti pengontrol PID, dapat menghasilkan rentang sinyal keluaran dari 0-100%, sehingga memungkinkan modulasi kontinu daripada kontrol hidup/mati sederhana. Meskipun dalam hal ini, PV dan MV identik karena keduanya dipasang secara seri di dalam pipa, dalam pengaturan yang berbeda, PV dapat mewakili variabel seperti ketinggian tangki, sedangkan MV akan mengatur aliran ke dalam tangki


Contoh loop kendali industri tunggal; menunjukkan kontrol aliran proses yang dimodulasi secara terus menerus.

Fungsi pengontrol dapat berupa pengontrol diskrit atau blok fungsi dalam sistem kontrol terkomputerisasi, seperti Sistem Kontrol Terdistribusi (DCS) atau Pengontrol Logika yang Dapat Diprogram (PLC). Terlepas dari implementasinya, diagram loop kendali berfungsi sebagai sarana yang mudah dan efektif untuk menggambarkan interaksi antara fungsi kendali dan pembangkit. Biasanya, pada level kendali proses, loop kendali disimbolkan menggunakan singkatan standar dalam Piping and Instrumentation Diagram (P&ID), yang secara komprehensif menggambarkan seluruh elemen pengukuran dan kendali proses berdasarkan diagram alir proses. Pada tingkat rinci diagram sambungan loop kontrol dibuat untuk menunjukkan sambungan listrik dan pneumatik. Hal ini sangat membantu diagnostik dan perbaikan, karena semua koneksi untuk satu fungsi kontrol ada dalam satu diagram.

Identifikasi Peralatan Loop dan Kontrol

Untuk memastikan identifikasi peralatan yang berbeda, setiap loop dan komponennya diberi label menggunakan sistem penandaan, dengan setiap elemen memiliki pengenal tag yang unik. Mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh standar seperti ANSI/ISA S5.1 dan ISO 14617-6, identifikasi biasanya terdiri dari hingga lima huruf.

Huruf pertama menunjukkan nilai yang diukur, huruf kedua berfungsi sebagai pengubah, huruf ketiga menunjukkan fungsi pasif/pembacaan, huruf keempat menunjukkan fungsi aktif/keluaran, dan huruf kelima berfungsi sebagai pengubah. Huruf-huruf ini diikuti oleh nomor loop, yang khusus untuk loop tertentu.

Sebagai contoh, penunjukan FIC045 menandakan Flow Indicating Controller dalam loop 045. Kode alfanumerik ini, yang sering disebut sebagai pengenal "tag", menentukan lokasi dan fungsi instrumen di lapangan. Dalam loop yang sama, perangkat lain mungkin membawa tag FT045, yang menunjukkan bahwa perangkat tersebut merupakan pemancar aliran yang beroperasi dalam konteks yang sama.


Disadur dari: en.wikipedia.org

Selengkapnya
Loop Kontrol: Memahami dan Mengelola Variabel Proses dalam Industri

Teknik Elektro

Dosen Dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Menjelaskan Keterkaitan Antara Tren Metaverse Dan Prospek Masa Depan Industri Konstruksi

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 18 April 2024


BANDUNG, itb.ac.id—Belakangan ini, metaverse menjadi suatu topik yang terus-menerus diperbincangkan. Bila awalnya hanya dari sekelompok pebisnis global, kini akademisi dan masyarakat mulai ambil peran dalam metaverse ini.

Topik metaverse ini akhirnya juga menjadi perhatian para akademisi dari dunia arsitektur. Seperti halnya dengan webinar yang dilaksanakan pada Kamis, 28 Juli 2022 oleh SAPPK ITB. Penjelasan dunia metaverse disampaikan oleh Fauzan Alfi A, S.T., M.T., dosen prodi Arsitektur yang baru saja menyelesaikan studi doktornya di Shibaura Institute of Technology, Jepang. Anggota muda KK Teknologi Bangunan ITB ini membawakan materi dengan judul “Menemukenali Metaverse Bagi Lingkungan Binaan”. Presentasi yang dibawakan selama 20 menit ini dibawakan oleh Fauzan langsung dari Tokyo, Jepang.

Menurutnya, metaverse merupakan sebuah kondisi gabungan kehidupan sosial nyata dan tidak. Istilah metaverse ini dapat disimpulkan masih dinamis, dengan banyaknya ahli yang berusaha menerjemahkan definisi metaverse itu sendiri.

Kata “metaverse” bukanlah suatu istilah yang benar-benar baru. Istilah “metaverse” ini pertama kali dicetuskan di tahun 1992 oleh Neal Stephenson, seorang novelis dari Amerika Serikat. Dalam karya fiksi-ilmiahnya berjudul “Snow Crash”, Stephenson menyebutkan bahwa virtual reality di masa depan akan menjadi successor dari internet. Selain dalam novel karya Stephenson, kehidupan meta sering diangkat dalam karya hiburan popular seperti Tron (1982, 2010), The Matrix (1992), Ready Player One (2011, 2018), serial Black Mirror (2011-2019) dan yang terbaru dalam film Hollywood, Free Guy (2021).

Secara cara kerja, metaverse merupakan sebuah digital extension internet dalam model 3D, bukan 3D spatial seperti yang kelompok awam selama ini pahami. Metaverse dapat disederhanakan pemahamannya sebagai sebuah jaringan internet epik. Di dalam Metaverse, kita dapat melakukan segala macam kegiatan seperti dalam dunia nyata, seperti transaksi, interaksi dalam jumlah tak terbatas. Dalam metaverse, kita seakan-akan hidup dalam dunia virtual tersebut.

Bagaimana Perencana Dapat Masuk dalam Pengembangan Metaverse?

Dalam metaverse, terdapat empat lapisan yang menjadi tubuhnya. Perencana dapat mengambil peran dalam pengembangan lapisan teratas dari metaverse, yaitu konten dan pengalaman. Lapisan ini dapat dipecah dan dirinci menjadi konten (isi), aplikasi dan dunia virtual. Berikut ini beberapa topik yang menjadi kesempatan bagi perencana di metaverse.

  1. Digital Sandbox
  2. Web3 (Blockchain dan NFT)
  3. Meta Architect
  4. Connected digital twin of built environment.


*contoh digital sandbox


*Salah satu contoh NFT dari aplikasi decentraland

Dia menjelaskan, walaupun tren metaverse dari pencarian google trends kini mengalami penurunan, perubahan ke virtual-reality ini tidak dapat dipandang sepele.


Sumber: itb.ac.id

Selengkapnya
Dosen Dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Menjelaskan Keterkaitan Antara Tren Metaverse Dan Prospek Masa Depan Industri Konstruksi

Teknik Elektro

Rehabilitasi Pasien Stroke Lewat Pemantauan Sinyal Listrik Otak

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 18 April 2024


Ketua tim penelitian Dr Adhi Dharma Wibawa ST MT menyampaikan, gejala stroke mampu merusak kemampuan motorik seseorang, sehingga pemantauan motorik pasien secara berkala dapat meningkatkan akurasi diagnosis. Kemampuan motorik ini dapat ditinjau berdasarkan sinyal listrik otak manusia atau yang dikenal dengan istilah Electro Encephalography (EEG). “Alat dapat digunakan pasien secara mandiri dengan bantuan tenaga kesehatan dari jarak jauh, sehingga mengurangi aktivitas fisik yang dapat memperburuk kondisi pasien,” tutur Adhi.

Lebih dalam, dosen Departemen Teknik Komputer ITS ini menjelaskan bahwa sinyal EEG akan muncul setiap manusia melakukan aktivitas. Mulai dari mengingat, mendengarkan, melihat, bahkan saat menggerakkan anggota tubuh. Maka dari itu, pasien akan diminta untuk melakukan beberapa pergerakan fisik oleh tenaga kesehatan untuk menganalisis sinyal EEG pasien. “Pasien hanya perlu menggunakan alat di kepala, lalu elektroda yang mengenai kulit kepala akan menangkap dan menguatkan sinyal EEG,” jelas lelaki asal Surabaya ini.

Alat EEG rancangan tim ITS yang digunakan di kepala pasien stroke untuk menangkap sinyal listrik otak

Sinyal listrik yang dihasilkan otak sendiri sangat kecil hanya berskala mikro volt, sehingga dibutuhkan penguatan sinyal dan penyaringan noise yang berulang. Setelah dikuatkan, sinyal EEG akan difilter berdasarkan frekuensinya dan dikelompokkan menjadi empat jenis sinyal dasar, yaitu delta, theta, alpha, dan beta.

Sinyal yang telah dikelompokkan tersebut akan difilter sekali lagi untuk menghilangkan noise yang timbul. “Alat sangat sensitif terhadap noise bahkan dengan kedipan mata saja dapat mempengaruhi hasil,” ujarnya.

Lebih lanjut, papar Adhi, sinyal EEG yang telah difilter ini akan dihitung nilai daya yang ada dalam sinyal sebagai fungsi frekuensi. Nilai ini disebut dengan Power Spectral Density (PSD) yang dinyatakan dalam watt per hertz (W/Hz). Adhi menuturkan bahwa dalam kondisi normal, nilai PSD pada otak kanan akan meningkat bila terjadi pergerakan di tubuh bagian kiri begitu pun sebaliknya. Pada pasien stroke kondisi tersebut dimungkinkan terjadi perubahan abnormal. “Nilai PSD pasien stroke lebih kecil dibandigkan dengan kondisi orang normal,” tambahnya.

Pengujian alat EEG rancangan tim ITS kepada pasien stroke secara langsung

Adhi juga mengingatkan bahwa alat perlu disambungkan terlebih dahulu ke perangkat komputer melalui port yang tersedia saat pemakaian alat. “Hal ini dimaksudkan untuk membaca nilai PSD secara real time serta mengkonversikan hasil perekaman EEG ke dalam bentuk txt yang akan tersimpan di komputer milik pasien,” ucap Wakil Kepala Pusat Penelitian Artificial Intelligence (AI) dan Teknologi Kesehatan ITS ini.

Berkas tersebut selanjutnya perlu diunggah ke sistem terintegrasi yang telah disediakan, sehingga penting bagi pasien melakukan registrasi terlebih dahulu. Database pasien ini akan ditinjau langsung oleh dokter yang bertanggung jawab tanpa harus bertemu langsung. “Perkembangan pasien dapat dilihat berdasarkan nilai PSD-nya melalui data yang diunggah pasien,” terang dosen yang juga mengajar program Magister di Departemen Teknik Elektro ITS ini.

Tampilan website yang digunakan untuk memantau perkembangan pasien berdasarkan nilai PSD yang terbaca pada alat EEGTampilan website yang digunakan untuk memantau perkembangan pasien berdasarkan nilai PSD yang terbaca pada alat EEG.

Penelitian yang telah berjalan sejak 2018 ini bekerja sama dengan ahli syaraf RSUA dr Wardah Rahmatul Islam SpS, ahli rehabilitasi pasien stroke RSUD dr Soetomo dr Muhammad Saiful Ardhi Sp S, mahasiswa ITS jenjang Magister (S-2) Monica Pratiwi dan Tanti, serta mahasiswa ITS jenjang Doktoral (S-3) Teguh Sulistyo ST MT dan Diah Risqiwati ST MT. “Kami berharap bahwa alat ini dapat segera mendapat izin untuk digunakan secara masal dan membawa manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya. (HUMAS ITS)

 

Sumber: www.its.ac.id

 

 

Selengkapnya
Rehabilitasi Pasien Stroke Lewat Pemantauan Sinyal Listrik Otak
« First Previous page 6 of 10 Next Last »