Perkapalan dan pelayaran
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025
Sumber Artikel: id.wikipedia.org
Perkapalan dan pelayaran
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025
Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia, yang berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Inggris punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation Committee).
Cara kerja
Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor.
Sejarah
Munculnya sonar tak bisa dilepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang pada tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan suara di bawah air di Danau Geneva, Swiss. Ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, yang pada tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama untuk mendeteksi puncak gunung es. Minat terhadap sonar makin tinggi pada era Perang Dunia I, yaitu ketika ada kebutuhan untuk bisa mendeteksi kapal selam.
Dalam perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat piezoelektrik kuartz. Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang, karya Langevin berpengaruh besar dalam desain sonar.
Jenis sonar
Sonar pasif
Sonar pasif sebenarnya lebih mengarah ke sistem hidroakustik yang ada pada kapal, sehingga tidak ada sinyal yang dikirim keluar. Artinya suara-suara di bawah laut ditangkap oleh alat sensitif dan didengarkan oleh operator di dalam kapal. Operator yang berpengalaman dapat membedakan suara baling-baling kapal dari kapal selam, kapal perusak, maupun kapal kargo.
Akan tetapi sonar jenis ini artinya semua suara di bawah laut dapat terdengar yang artinya operator yang tidak kompeten akan mengira suara baling-balingnya sendiri sebagai suatu ancaman.
Pada sistem sonar pasif modern, ada bank data sonik (sumber bunyi) yang besar. Sistem komputer menggunakan bank data tadi untuk mengenali kelas kapal, juga aksinya (kecepatan atau senjata yang ditembakkan).
Sonar aktif
Pada tahun 1918 Inggris dan Amerika Serikat membuat sistem aktif, dimana sinyal dikirim dan diterima kembali dan bernama Sonar Aktif atau yang dikenal juga dengan ASDIC (Anti Submarine Division / Allied Submarine Detection Investigation Committee). Sonar ini merupakan perangkat yang menembakkan suara untuk mendeteksi keberadaan suatu objek bawah air. Sonar jenis ini mengeluarkan bunyi "ping" dan semakin dekat dengan target maka bunyi nya akan semakin intensif. Sonar aktif juga dapat digunakan untuk mengukur kedalaman perairan dibawah lunas kapal. Untuk mengukur kedalaman digunakan sonar dengan frekuensi kecil agar dapat mengukur jarak yang jauh.
ASDIC sendiri memiliki beragam frekuensi suara. Semakin besar frekuensi maka akan semakin pendek jarak yang ditempuh akan tetapi semakin bagus resolusinya. Karena perbedaan frekuensi ini maka ada beberapa material yang bisa menyerap sebagian suara dari frekuensi tertentu. Material ini dapat digunakan untuk pelapis kapal selam agar tidak mudah terdeteksi ASDIC (mislakan logam akan memantulkan frekuensi 10 kHz sedangkan material A tidak, maka material A dapat dijadikan pelapis lambung kapal selam)
Bagi kapal selam modern, mengaktifkan perangkat ASDIC sama saja bunuh diri karena bunyi "ping" dapat terdengar jelas bahkan tanpa perangkat hidrofon sekalipun.
Sumber Artikel: id.wikipedia.org
Perkapalan dan pelayaran
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025
Kapal layar adalah kapal yang digerakkan dengan menggunakan layar yang memanfaatkan tenaga angin sebagai pendorongnya. Konstruksi Kapal ini umumnya terbuat dari kayu dan cukup lama digunakan sebagai tulang pungung pelayaran baik bersifat sipil maupun militer sampai penemuan mesin uap dan kapal besi/baja pada abad ke 19 seiring dengan ramainya Revolusi Industri yang dipelopori oleh Inggris melalui penemuan mesin uap oleh James Watt.
Pinisi
Pada awalnya, kapal layar digerakkan oleh tenaga manusia sebagai pendayung dan layar. Model dari kapal jenis ini dapat dilihat pada kapal viking, kapal Mesir Kuno, kapal Romawi Kuno, Kapal India Kuno sampai masa Kapal Borobudur yang sudah menggunakan kapal layar. Seiring dengan perkembangan, maka digunakan kapa layar bercadik seperti yang dijumpai di Indonesia, Kapal dengan menggunakan layar segitiga seperti yang dijumpai di Timur tengah dan Kapal layar segi empat yang digunakan oleh Bangsa bangsa Eropa menjelang memasuki abad penjelajahan, Serta kapal layar lipat dengan model yang dijumpai di Jepang ataupun China.
Pada masa kini umumnya kapal layar dilengkapi dengan mesin tempel untuk menghadapi kemungkinan tidak bertiupnya angin pada daerah daerah tertentu agar tetap melanjutkan perjalanannya.
Jenis Jenis Kapal Layar
Sumber Artikel: id.wikipedia.org
Perkapalan dan pelayaran
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025
IMO bergerak di bidang keselamatan laut Organisasi Maritim Internasional (Bahasa Inggris:International Maritime Organization atau IMO (dulunya dikenal sebagai Inter-Governmental Maritime Consultative Organization atau IMCO)), didirikan pada tahun 1948 melalui PBB untuk mengkoordinasikan keselamatan maritim internasional dan pelaksanaannya. Walaupun telah didirikan sepuluh tahun sebelumnya, IMO baru bisa berfungsi secara penuh pada tahun 1958. Dengan berpusat di London, Inggris, IMO mempromosikan kerja-sama antar-pemerintah dan antar-industri pelayaran untuk meningkatkan keselamatan maritim dan untuk mencegah polusi air laut.
IMO dijalankan oleh sebuah majelis dan dibiayai oleh sebuah dewan yang beranggotakan badan-badan yang tergabung di dalam majelis tadi. Dalam melaksanakan tugasnya, IMO memiliki lima komite. Kelima komite ini dibantu oleh beberapa sub-komite teknis. Organisasi-organisasi anggota PBB boleh meninjau cara kerja IMO. Status peninjau (observer) bisa diberikan juga kepada LSM yang memenuhi syarat tertentu.
IMO didukung oleh sebuah kantor sekretariat yang para pegawainya adalah wakil-wakil dari para anggota IMO sendiri. Sekretariat terdiri atas seorang Sekretaris Jendral yang secara berkala dipilih oleh Majelis, dan berbagai divisi termasuk Inter-Alia, Keselamatan Laut (Marine Safety), Perlindungan Lingkungan dan sebuah seksi Konferensi.
IMO headquarters in London
Sejarah
Konsep IMO muncul setelah bencana kapal Titanic. Berdasarkan standar modern, rancangan Titanic membuatnya sangat rapuh. Sekat-sekat kedap airnya tidak dipasang hingga atas lambung kapal karena para insinyur perancangnya menghitung bahwa air laut tidak akan mampu masuk ke atas kapal apabila kapal bermuatan wajar. Ketika Titanic menabrak gunung es, perhitungan ini terbukti sangat salah. Dan ketika para penumpang mulai meninggalkan kapal, terlihat jelas bahwa sekoci-sekoci penyelamat tidak cukup tersedia. Alhasil, banyak nyawa dan materi hilang dalam tragedi ini.
Pada saat itu, setiap negara memiliki peratuuran sendiri mengenai standar rancangan kapal, konstruksi dan peralatan keselamatannya. Inter-Governmental Maritime Consultative Organization (IMCO) dibentuk sebagai jawaban atas tragedi Titanic, tetapi tertunda perwujudannya ketika Perang Dunia I meletus. Ketika perang berakhir, IMCO dihidupkan kembali dan menghasilkan sekumpulan peraturan mengenai pembangunan kapal dan keselamatannya yang disebut Safety Of Life At Sea (SOLAS) atau Keselamatan Jiwa di Laut. Setiap tahun, SOLAS terus dimodifikasi dan dimodernisasi untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan peristiwa-peristiwa baru di laut.
IMCO pada akhirnya berubah menjadi IMO. IMO secara berkala membuat peraturan (seperti International Regulations for Preventing Collisions at Sea atau Peraturan Internasional untuk Menghindari Tabrakan di Laut) yang didukung oleh badan-badan klasifikasi dan surveyor maritim untuk memastikan ketaatan setiap kapal terhadap peraturan yang berlaku. Port State Control authority (atau Otorita Pengawas Pelabuhan Negara) didirikan untuk memberikan kekuasaan kepada penjaga pantai (Amerika Serikat: US Coast Guard, Indonesia: KPLP [Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai]) untuk menginspeksi kapal-kapal berbendera asing yang masuk ke pelabuhan-pelabuhan negara tersebut. Sebuah Memorandum of Understanding (Protokol) telah ditanda-tangani oleh beberapa negara untuk menyatukan prosedur Port State Control di antara negara-negara tersebut.
Sumber Artikel: id.wikipedia.org
Perkapalan dan pelayaran
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Sonar, atau dikenal juga sebagai sound navigation and ranging, adalah sebuah teknik yang menggunakan gelombang suara di dalam air untuk navigasi dan mendeteksi objek di bawah laut. Di Amerika, istilah ini pertama kali digunakan selama Perang Dunia dan di Inggris dikenal dengan sebutan ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation Committee).
Cara Kerja Sonar
Sonar bekerja dengan memancarkan gelombang suara ke dalam air dan mengukur pantulan gelombang tersebut untuk mendeteksi lokasi dan jarak objek di bawah laut. Teknologi sonar telah digunakan secara luas untuk mendeteksi kapal selam, ranjau, mengukur kedalaman laut, penangkapan ikan, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut. Data suara yang dipantulkan kemudian dikirim ke operator melalui pengeras suara atau ditampilkan pada monitor.
Sejarah Sonar
Sonar pertama kali dikembangkan oleh tokoh seperti Daniel Colloden pada tahun 1822 di Danau Geneva, Swiss, dan Lewis Nixon pada tahun 1906 untuk mendeteksi gunung es. Minat terhadap sonar semakin meningkat selama Perang Dunia I ketika kebutuhan mendeteksi kapal selam menjadi penting. Salah satu tokoh penting dalam perkembangan sonar adalah Paul Langevin yang pada tahun 1915 menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi kapal selam menggunakan sifat-sifat piezoelektrik kuarsa.
Jenis Sonar
Sumber: id.wikipedia.com
Perkapalan dan pelayaran
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025
Kapal perang adalah jenis kapal yang digunakan untuk keperluan militer atau angkatan bersenjata. Kapal-kapal perang umumnya dapat dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk kapal induk, kapal tempur, kapal patroli, kapal angkut, kapal selam, dan kapal pendukung seperti kapal tanker dan kapal tender. Beberapa negara, seperti Rusia dan Finlandia yang memiliki lautan yang membeku pada musim tertentu, juga menggunakan kapal pemecah es.
Fungsi utama kapal perang adalah untuk menegaskan posisi suatu negara di perairan dan memberikan perlindungan keamanan di laut. Mereka melindungi kepentingan nasional, termasuk melindungi nelayan dan kegiatan perdagangan negara tersebut. Selain itu, kapal perang juga digunakan dalam kegiatan penyerangan dan penjarahan terhadap negara lain melalui perairan.
Sejarah kapal perang dimulai ketika banyak kerajaan dan pemerintahan merasa perlu membangun kehadiran mereka di laut. Mereka menggunakan kapal-kapal perang untuk melindungi kepentingan dan aktivitas mereka. Contohnya, bangsa Viking dari Skandinavia menggunakan kapal-kapal perang mereka, yang dikenal sebagai "Viking Longship," untuk menjelajahi lautan dan juga untuk merompak negara-negara lain. Pada masa penjelajahan, kapal dagang sering diubah menjadi kapal perang dengan menambahkan persenjataan seperti meriam, baik untuk melindungi diri mereka dari bajak laut maupun untuk menguasai wilayah yang diinginkan.
Di masa lampau, kapal perang juga digunakan oleh negara-negara Barat seperti Spanyol dan Portugal. Mereka menggunakan kapal perang layar jenis galleon untuk menjelajahi samudera, mengangkut hasil dagangan, dan juga untuk berperang melawan armada dagang saingan, bajak laut, atau penguasa lokal yang menentang kehendak mereka. Era penjelajahan ini kemudian berkembang menjadi era penjajahan di mana bangsa-bangsa Barat mendirikan koloni-koloni baru.
Saat ini, negara-negara yang memiliki wilayah perairan yang luas menganggap penting untuk membangun angkatan laut dan kapal-kapal perang. Pembangunan angkatan laut disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya masing-masing negara. Seperti halnya Angkatan Udara, pembangunan angkatan laut juga bergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang kelautan. Memiliki angkatan laut yang kuat membutuhkan biaya dan sumber daya yang besar. Selain membangun armada yang diperlukan, negara juga harus menjaga agar armada tersebut dapat beroperasi dengan efektif.
Kemampuan suatu negara dalam menjaga operasi Angkatan Lautnya juga bergantung pada kekuatan ekonomi negara tersebut. Mengoperasikan angkatan laut yang kuat juga dapat dianggap sebagai investasi untuk menjaga perekonomian negara. Oleh karena itu, kelangsungan kehidupan Angkatan Laut dan Angkatan Udara sangat dipengaruhi oleh kebijakan politik dan ekonomi suatu negara, termasuk pandangan negara tersebut terhadap perkembangan politik di kawasan, yang dikenal sebagai geopolitik. Manajemen dalam Angkatan Laut dan Angkatan Udara berbeda dengan Angkatan Darat, karena personel yang ada di Angkatan Laut dan Angkatan Udara berfungsi sebagai awak senjata, sementara personel Angkatan Darat dipersenjatai langsung.
Sumber: id.wikipedia.com