Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 11 Februari 2025
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus aktif menjalin sinergi dengan para stakeholder untuk mendukung Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Melalui sinergi berbagai pihak, Program P3DN bisa berkontribusi besar terhadap peningkatan produktivitas serta daya saing industri manufaktur nasional.
Di tahun 2022, Kemenperin kembali melakukan Sosialiasi Program P3DN untuk mencapai kesepahaman dengan para stakeholder serta mendorong optimalisasi peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada berbagai pengadaan barang/jasa. Salah satu kelompok stakeholder yang mendapatkan sosialisasi Program P3DN adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah, baik Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota dan Kabupaten serta para pelaku industri dalam negeri.
“Kemenperin mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan Program P3DN guna mendukung perekonomian di daerah,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo di Jakarta, Rabu (16/2).
Sekjen menjelaskan, Program P3DN merupakan salah satu langkah strategis untuk memperkuat industri dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor. Sebenarnya telah terjadi penurunan impor dari angka Rp1.677 Triliun di tahun 2019 menjadi Rp1.427 Triliun di 2020. “Namun penurunan ini belum cukup karena nilai penggunaan barang impor masih cukup tinggi,” ungkapnya.
Pelaksanaan Program P3DN di tahun 2022 sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan belanja produk dalam negeri dan produk UMKM serta Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. “Targetnya, sepanjang tahun 2022 ini, pembelanjaan PDN dan UMKM bisa mencapai Rp 400 Triliun,” jelas Sekjen Kemenperin.
Dalam Sosialisasi Program P3DN di Solo yang diselenggarakan Kemenperin kemarin (15/2), Kepala Pusat P3DN Kemenperin Nila Kumalasari menyebutkan bahwa terdapat potensi Belanja Barang dan Belanja Modal sebesar Rp 532,5 Triliun dalam APBD 2022. ”Dengan target belanja produk dalam negeri sebesar Rp400 Triliun, setiap Pemerintah Daerah bisa mengalokasikan 75% anggarannya untuk hal ini,” jelas Nila.
Kegiatan Sosialisasi Program P3DN kepada stakeholder di daerah ditargetkan untuk mengawali para SKPD dalam menyusun daftar kebutuhan belanja produk dalam negeri. ”Kami juga memberikan bimbingan teknis dan memfasilitasi business matching yang mempertemukan supply dan demand produk dalam negeri (PDN). Upaya ini bertujuan mengakselerasi target pembelian PDN sebesar Rp400 Triliun,” paparnya.
Nila menambahkan, sosialisasi kepada para stakeholder di daerah memberikan mengenai pentingnya peranan P3DN dalam seluruh aspek perekonomian. Pembelian PDN dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja serta mengurangi pengangguran di sebuah wilayah. Hal ini akan meningkatkan taraf perekonomian dan memperbaiki kesejahteraan rakyat. ”Kami mendorong bahwa setiap orang bisa berperan bahkan menjadi pahlawan dengan cara mulai menggunakan produk dalam negeri sejak tahap perencanaan hingga pembelian,” Ia menjelaskan.
Selanjutnya, Kemenperin juga memberikan fasilitasi 1.250 sertifikat TKDN kepada perusahaan industri dalam negeri pada tahun 2022. Pembiayaan fasilitasi tersebut dialokasikan melalui anggaran Prioritas Nasional (PN) sebesar Rp20 Miliar. “Saat ini, Kemenperin tengah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan untuk penambahan anggaran sertifikasi TKDN sebesar Rp161,25 Miliar dari dana Pemulihan Anggaran Nasional (PEN),” ujar Nila.
Diharapkan, dari sosialiasi ini, pemerintah daerah dapat meningkatkan pelaksanaan Program P3DN, termasuk para pelaku industri di daerahnya melakukan sertifikasi TKDN terhadap produk-produk yang dihasilkan.
”Melalui kegiatan ini, Kemenperin merangkul para stakeholder untuk dapat melaksanakan Program P3DN dengan optimal dan memaksimalkan seluruh potensi sektor industri dalam negeri,” pungkas Kepala Pusat P3DN Kemenperin.
Sumber Artikel : kemenperin.go.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 11 Februari 2025
Industri di Tanah Air harus menghasilkan produk bernilai tambah tinggi agar bisa menghadapi serbuan produk impor. Terlebih di era perdagangan bebas saat ini, produk dalam negeri harus mampu bersaing hingga kancah internasional.
Demi mewujudkan itu, pemerintah proaktif memacu pengembangan industri nasional agar lebih berdaya saing global melalui berbagai instrumen. Baik berupa kebijakan maupun pemberian fasilitas fiskal maupun nonfiskal. Apalagi, sektor industri manufaktur selama ini konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
"Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong peningkatan daya saing industri nasional adalah melalui kegiatan penciptaan dan pemanfaatan teknologi industri baru secara mandiri,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, pada acara Penganugerahan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri Tahun 2021 di Jakarta, Rabu (1/12).
Upaya itu merupakan salah satu wujud nyata dari implementasi program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada 2030.
Menurut Menperin, untuk mencapai target 10 negara perekonomian terbesar di dunia diperlukan juga terobosan di bidang industri dengan memanfaatkan perkembangan teknologi mutakhir. Tidak cukup hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi secara organik.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi, menyampaikan pihaknya senantiasa mendukung perekayasaan, inovasi atau invensi teknologi yang dilakukan pelaku industri nasional. Apresiasi ini diwujudkan melalui pemberian penghargaan Rintisan Teknologi Industri (Rintek).
"Tujuan dari pemberian penghargaan ini untuk meningkatkan semangat industriawan agar selalu menciptakan dan memanfaatkan teknologi baru dalam meningkatkan kualitas produk yang memenuhi kebutuhan konsumen saat ini," ujar Doddy. "Pada akhirnya produk nasional mampu berdaya saing di perdagangan domestik maupun internasional.”
Penghargaan Rintek dilaksanakan rutin setiap tahun oleh Kemenperin sejak 2006. Mulai 2012, kegiatan ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali pada tahun genap. Namun, karena dampak pandemi Covid-19, kegiatan penghargaan Rintek diundur menjadi 2021.
Hingga saat ini, penghargaan telah diberikan kepada 67 perusahaan industri atas 88 rintisan teknologi industri yang dihasilkan. Untuk tahun ini, telah dilaksanakan proses penilaian dan seleksi penerima Penghargaan Rintek 2021. Kemenperin telah menetapkan 16 perusahaan sebagai penerima penghargaan.
Perusahaan penerima penghargaan itu diantaranya PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan rintisan teknologi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Medium Altitude Long Endurance (MALE). Lalu PT Gabag Indonesia (Aplikasi Kantong ASI Pertama di Dunia), dan PT Pupuk Kalimantan Timur (Menurunkan Ammonia Losses 7 Ton per Hari dan Meningkatkan Produksi Urea 14 Ton per Hari dengan Penambahan Low Pressure Ammonia Absorber di Seksi Recovery Pabrik Urea-4).
Sumber Artikel : Republika.co.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 11 Februari 2025
JAKARTA - China sebagai negara industri dengan penduduk terbanyak di dunia hingga kini masih menjadi produsen tekstil terbesar di dunia. Meski ada pasang surutnya, industri tekstil menjadi industri yang tidak lekang waktu dan tidak pernah gagal total karena bagaimanapun tekstil merupakan kebutuhan primer manusia.
Laporan terbaru dari Grand View Research Inc menyebut, pasar tekstil global diperkirakan akan mencapai USD1.420,3 miliar pada 2030. Pertumbuhan pasar antara lain didorong oleh meningkatnya level awareness konsumen dan tren di industri fashion yang berubah dengan cepat. Pada tahun 2021, Asia Pasifik muncul sebagai pasar regional terbesar karena kehadiran negara-negara penghasil bahan baku yang besar seperti China, India, Australia, dan Jepang.
Terkait industri tekstil di dunia, China sejak lama telah menjadi global leader dan menguasai lebih dari 50% produksi tekstil dunia pada 2014. Berikut ini tiga negara yang menjadi produsen tekstil terbesar di dunia merujuk data tahun 2020, dirangkum SINDOnews dari laman BizVibe dan Statista:
1. China
China adalah produsen tekstil terbesar di dunia dengan output mencapai 52,2% dari produksi tekstil global tahun 2019. Dengan pertumbuhan pesat selama dua dekade terakhir, industri tekstil China telah menjadi salah satu pilar utama perekonomian Negeri Tirai Bambu.
Skala bisnis tekstil membuat mereka ekonomis. Biaya rendah dan ketersediaan tenaga kerja yang besar, berkurangnya hambatan perdagangan, serta pasokan bahan yang kuat, merupakan sederet keunggulan kompetitif yang ditawarkan negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa itu. Terkait pasokan bahan, pada tahun 2017 saja China memproduksi sekitar 79 miliar meter kain dan 5,99 juta metrik ton kapas pada 2017/2018. Jika dilihat secara bulanan, data Statista terbaru menyebut, pada April 2022 sekitar 3,23 miliar meter kain pakaian diproduksi di China. Volume produksi tekstil bulanan secara konsisten di atas tiga miliar meter. Adapun beberapa perusahaan manufaktur tekstil terbesar di China di antaranya Jiangsu Hengli Group, Shangtex Holding Co Ltd, Lu Thai Textile Co Ltd, dan Huafu Top Dyed Melange Yarn Co Ltd.
Selain menjadi produsen terbesar, China juga merajai ekspor tekstil. Industri tekstil dan sandang menjadi industri penopang ekspor China sejak diberlakukannya kebijakan pintu terbuka dan reformasi ekonomi pada 1979. Menurut analisis data IKAR, hingga 2019, China merupakan pengekspor produk tekstil dan sandang terbesar di dunia dengan sekitar 24.000 perusahaan yang bergerak di industri tersebut. Ekspor tekstil dan pakaian porsinya lebih dari 20% dari total ekspor China. Antara tahun 2013 dan 2017, China menggenggam 40% dari ekspor tekstil, pakaian jadi, dan kulit global. Angka ini meningkat 14% dibandingkan satu dekade sebelumnya.
Pada 2018, ekspor tekstil dari Negeri Panda bernilai hampir USD119 miliar. Pada 2019, China menyumbang lebih dari 39% dari ekspor tekstil dunia, diikuti oleh Uni Eropa dan India. Mengutip data Statista, pada tahun 2020 China menduduki peringkat teratas eksportir tekstil global dengan nilai sekitar USD154 miliar. Angka ekspor China ini hampir 43,5% dari total pasar ekspor tekstil di seluruh dunia.
2. India
India adalah produsen tekstil terbesar kedua di dunia dalam hal volume produksi, dengan pangsa 6,9% dari produksi tekstil global tahun 2019. Industri tekstil India nilainya diperkirakan mencapai USD250 miliar pada 2019. Menurut laporan IBEF, industri tekstil Negara Bollywood menyumbang 7% dari output industri pada 2018/2019. Ini berkontribusi 2% terhadap PDB India dan mempekerjakan lebih dari 45 juta orang pada 2018/2019. Sektor ini juga berkontribusi 15% terhadap pendapatan ekspor India pada 2018/2019. Beberapa perusahaan manufaktur tekstil terbesar di Negara Anak Benua antara lain Arvind Ltd, Vardhman Textiles Ltd, Welspun India Ltd, Raymond Ltd dan Trident Ltd. Industri tekstil India secara umum diklasifikasikan menjadi dua segmen. Pertama, sektor yang tidak terorganisir terdiri dari handloom, kerajinan tangan, dan serikultur, yang dioperasikan dalam skala kecil dengan mempraktikkan alat dan metode tradisional. Kedua, industri yang terorganisir yang menerapkan mesin dan teknik modern dengan skala ekonomi. Negara Barata telah menggunakan teknologi intensif untuk produksi massal produk tekstil seperti pemintalan, pertenunan, pemrosesan, dan pakaian jadi.
3. Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) menempati peringkat ketiga dalam daftar negara produsen tekstil terbesar di dunia, dengan output 5,3% dari produksi tekstil global tahun 2019. Berkat produktivitas, fleksibilitas, dan inovasinya, AS terus menjadi salah satu produsen tekstil terbesar di dunia. Negara adidaya ini merupakan produsen dan pengekspor bahan baku tekstil yang kompetitif secara global, mulai dari kain, benang, pakaian, perabotan rumah tangga, dan produk tekstil lainnya. Mengutip data US National Council of Textile Organizations (NCTO), nilai total pengiriman serat dan filamen, tekstil, serta pakaian jadi buatan AS berjumlah sekitar USD76,8 miliar pada tahun 2018, naik dari USD73 miliar dalam output pada tahun 2017. Kekuatan tekstil AS terutama pada kain non-tenunan, kain khusus dan industri, tekstil medis dan baju pelindung. Selain itu, Negeri Paman Sam secara teknis sangat maju di sektor tekstil dan pakaian yang membuat perusahaan tertarik berinvestasi di pasar tekstil AS. Beberapa perusahaan manufaktur tekstil terbesar di AS di antaranya TJX Companies, VF Corporation, L Brands Inc, Abercrombie & Fitch Co.
Sumber: www.google.com
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 11 Februari 2025
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan upaya akselerasi Industri 4.0 melalui penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Untuk mewujudkan salah satu prioritas peta jalan tersebut, Kemenperin membangun Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 sebagai one stop solution implementasi Industri 4.0 di Indonesia sekaligus menjadi jendela Indonesia 4.0 bagi dunia.
“PIDI 4.0 dijalankan dengan konsep kemitraan dan kerjasama pemanfaatan antara pemerintah dan perusahaan swasta, juga universitas. Saya menyambut bahagia dengan banyaknya industri dan universitas yang antusias menjadi mitra PIDI 4.0. Ini penting bagi seluruh stakeholder industri 4.0 untuk bergabung dan berkontribusi aktif dalam mengakselerasi transformasi Industri 4.0 di Indonesia,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan pada kegiatan Evaluasi Program Kegiatan PIDI 4.0 dan Mitranya di Denpasar, Rabu (13/7).
Arus menyampaikan, PIDI 4.0 mengusung lima pilar yakni Showcase Center, Delivery Center, Capability Center, Engineering and AI Center, dan Ecosystem for Industry 4.0. Sebagai Showcase Center, PIDI 4.0 memiliki program dan kegiatan yang siap menampilkan inovasi teknologi, di antaranya dari sektor makanan dan minuman berupa production line ice cream PT Indolakto, serta dari sektor otomotif dengan menghadirkan model factory Toyota. “Salah satu tujuan PIDI 4.0 adalah agar bisa menjadi wadah yang menampilkan inovasi-inovasi teknologi 4.0 di bidang manufaktur seperti yang sudah dilakukan dua perusahaan tersebut,” ucap Arus.
Pilar Capability Center merupakan fungsi PIDI 4.0 untuk menempa para pakar industri 4.0 dengan menggunakan kurikulum paduan teori dan praktik seiring dengan pengalaman langsung serta memberikan sertifkat kompetensi kepada para pekerja industri dalam bidang teknologi industri 4.0.
PIDI 4.0 telah menghasilkan modul dan kurikulum sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang pada tahun 2022 ditargetkan untuk manager, maintainers, dan engineer, sedangkan pada tahun 2023 hingga 2025 ditargetkan bagi mechatronics, automasi industri, cyber security, lean manufacturing, dan big data.
Selanjutnya PIDI 4.0 berfungsi sebagai Capability Center yang menyediakan pendidikan dan pelatihan (diklat) dan sertifikasi bagi tenaga kerja industri 4.0. Pada tahun 2022, PIDI menargetkan diklat dan sertifikasi bagi 1.400 naker, dan 5.000 naker di tahun 2025.
PIDI 4.0 juga memberikan workshop dan seminar dalam kapasitasnya sebagai Delivery Center kepada industri dari tujuh sektor prioritas pengembangan Industri 4.0, yakni industri tekstil dan pakaian jadi, industri makanan dan minuman, industri kimia, industri otomotif, industri elektronika, industri farmasi, serta industri alat kesehatan. “Lewat pilar ini, kami mendampingi serta memfasilitasi perusahaan industri dalam perjalanan transformasi industri 4.0,” jelas Arus.
Pada pilar Engineering and AI Center, PIDI 4.0 memfasilitasi perusahaan yang akan bertransformasi ke dalam industri 4.0 untuk melakukan kegiatan penelitian (reseach brokerage) dan testbed (prototyping) di antaranya melalui computer visual & artificial intelligence, mikroelektronika dan controller, tooling dan parts. Fasilitas ini memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi industri serta menyediakan test bed untuk aplikasi teknologi baru.
Untuk pilar Ecosystem for Industry 4.0, PIDI 4.0 telah mengandeng perusahaan-perusahaan nasional dan global, serta universitas sebagai mitra. Para stakeholder tersebut telah menyatakan minat untuk menjadi bagian dari ekosistem PIDI 4.0. Hingga saat ini, PIDI 4.0 telah memiliki 25 mitra dari industri dan dua universitas yang ada di Indonesia. “Saya sangat yakin masih banyak mitra dari industri dan universitas yang akan menjadi bagian dari ekosistem PIDI 4.0,” kata Kepala BPSDMI.
BPSDMI Kemenperin juga telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT.Schneider Electric Indonesia, Arcstone Pte, Ltd, dan Zyfra agar dapat bersinergi dan kolaborasi untuk mempercepat penerapan industri 4.0 di Indonesia. Arus menambahkan, PIDI 4.0 sangat terbuka terhadap ide dan peluang yang mendukung suksesnya transformasi industri 4.0 di Indonesia. Ia berharap industri yang telah menjadi mitra bisa memberikan gagasan konstruktif bagi pengembangan PIDI 4.0.
“Saya berharap, kerjasama antara PIDI 4.0 dengan mitranya benar-benar dapat direalisasikan untuk mendukung program pemerintah Making Indonesia 4.0. Sekali lagi saya berpesan dan mengajak para pelaku industri yang merupakan technology provider, service provider, dan seluruh stakeholder untuk bergabung dan berkontribusi aktif dalam mengakselerasi transformasi Industri 4.0 di Indonesia melalui PIDI 4.0,” Arus berpesan.
PIDI Hadir dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022
Untuk semakin memperkenalkan peran dan fungsi PIDI 4.0, BPSDMI Kemenperin berpartisipasi pada ajang Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 di Denpasar, Bali. Dalam pameran yang diselenggarakan Bank Indonesia tersebut, PIDI 4.0 menjadi salah satu exhibitor di kluster inisiatif Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Di pameran yang berlangsung pada 11-15 Juli 2022 itu, PIDI 4.0 menyajikan virtual reality gedung dan layanan PIDI 4.0. Selain itu, PIDI 4.0 juga menggandeng Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar yang menampilkan start-up binaannya di bidang augmented reality dan virtual reality. Bahkan, para pengunjung pameran dapat mencoba memainkan prototipe virtual reality alat musik gamelan Bali di booth PIDI 4.0 dan menyimak cerita rakyat Bali melalui inovasi Lont-AR.
Sumber: www.kemenperin.go.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 11 Februari 2025
Akselerasi revolusi industri 4.0 yang dicanangkan melalui Peta Jalan Making Indonesia 4.0 terus berjalan. Sektor manufaktur didorong bertransformasi menggunakan teknologi digital di seluruh rantai nilai industrinya. Momen ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia yang memiliki keunggulan dalam hal kuatnya faktor permintaan, kerangka kelembagaan yang kuat, serta perdagangan dan investasi global yang baik.
“Perkembangan teknologi adalah keniscayaan dan pasti akan terjadi. Negara-negara yang menerapkan industri 4.0 meyakini pentingnya dukungan kebijakan pemerintah yang holistik sebagai pilar penting keberhasilan implementasi kebijakan ekonomi digital,” kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Andi Rizaldi di Jakarta, Minggu (3/7).
Ia menyampaikan, pemerintah telah menetapkan inisiatif Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah peta jalan yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi, dengan aspirasi besar membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030. Resiliensi perekonomian Indonesia yang cukup baik juga dinilai sebagai salah satu potensi yang dapat dioptimalkan lewat penerapan Industri 4.0. hal tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2019 dan kontraksi yang lebih kecil pada 2020 dibanding peer countries.
Potensi selanjutnya adalah menghasilkan peluang pekerjaan baru yang lebih spesifik untuk mengakomodasi jumlah tenaga kerja yang besar. Revolusi Industri 4.0 tidak akan menghilangkan lapangan pekerjaan, melainkan menawarkan jenis pekerjaan baru yang memungkinkan migrasi dari satu profesi ke profesi lainnya. “Nantinya akan ada pergeseran profesi seseorang ke arah lebih baik yang justru akan mengangkat harkat dari pekerja itu sendiri,” ujar Andi.
Dalam Making Indonesia 4.0, Kemenperin telah menetapkan tujuh sektor prioritas yakni makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika dan alat kesehatan. Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri.
Proporsi tenaga kerja di tujuh sektor prioritas dalam program Making Indonesia 4.0 pada lima tahun terakhir menunjukkan tren meningkat yang mana pada tahun 2015 sebesar 5,02 persen dan pada tahun 2020 sebesar 5,70 persen, meski sempat dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19. “Melihat data peningkatan tersebut, tentunya memberikan harapan bahwa adopsi teknologi di tujuh sektor prioritas berpotensi meningkatkan kapabilitas ekonomi nasional,” tuturnya.
Ia menambahkan, Indonesia merupakan negara jumlah tenaga kerja terbanyak di dunia dengan jumlah 125 juta jiwa, setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. “Tentunya apabila didorong dengan peningkatan kualitas tenaga kerja, akan terus berdampak positif pada peningkatan produktivitas sektor manufaktur, dan akan terus memberikan kontribusi yang baik pada pertumbuhan ekonomi nasional,” tuturnya.
Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang mempu beradaptasi dalam era Industri 4.0, Kemenperin terus mendorong pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri melalui program-program utama, meliputi pendidikan vokasi berbasis kompetensi, pembangunan unit pendidikan dan pelatihan di wilayah pusat pertumbuhan industri, serta program link and match antara dunia pendidikan dengan industri. “Dalam upaya mengakselerasi pengembangan SDM Industri 4.0, Kemenperin telah menjalankan pelatihan, bimbingan teknis dan sertifikasi terhadap 2.171 orang,” jelas Andi.
Upaya lainnya adalah dengan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan di era Revolusi Industri 4.0, antara lain dengan melibatkan Industri Kecil Menengah (IKM) dalam pengembangannya, misalnya dengan melakukan pelatihan e-commerce kepada 13.183 IKM di tahun 2021 dan menggelar webinar e-smart IKM yang mendukung pemasaran IKM secara digital.
Sumber: www.kemenperin.go.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 11 Februari 2025
Ajang Indonesia Halal Industry Award (IHYA) 2021 memberikan penghargaan kepada 14 pemenang atas peran aktifnya dalam memajukan pengembangan industri halal di Indonesia. Sejumlah pemenang tersebut memperoleh penghargaan dalam tujuh kategori yang penyerahannya disaksikan secara langsung oleh Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin di Jakarta, Jumat (17/12).
“Seperti disampaikan Presiden Joko Widodo, Indonesia sudah harus menjadi pusat produksi halal dunia di 2024. Hari ini saya menyaksikan banyak inovasi muncul dari individu, pengusaha, akademisi, dan perusahaan, pertanda bahwa industri halal Indonesia akan tumbuh dan cita-cita menjadi pusat halal dunia akan bisa terwujud,” ujar Wakil Presiden dalam sambutannya.
Wapres berharap IHYA 2021 semakin mendorong lahirnya inovasi dan kreativitas seluruh insan industri halal Indonesia. “Kita menantikan sumbangsih yang lebih besar demi mewujudkan visi pusat indonesia halal dunia, indonesia sehat, dan ekonomi kuat,” ujarnya.
Menurut Wapres, produk halal merupakan bagian dari keimanan bagi Umat Muslim. Selain itu, di luar perintah agama, produk-produk halal memiliki keunggulan lain, seperti mengedepankan prinsip kebersihan dan kesehatan, sehingga memberikan ketenangan bagi konsumen.
“Hal ini menjadikan produk halal seperti makanan, pakaian, kosmetik dan obat-obatan semakin diminati oleh masyarakat, sehingga berkembang menjadi bagian gaya hidup dan jadi tren kompetisi perdagangan global,” paparnya.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga mengharapkan agar para penerima IHYA 2021 dapat berkontribusi terhadap upaya menghidupkan, membangkitkan, dan memperkuat ekosistem ekonomi syariah secara umum dan industri halal secara khusus.
Dalam proses perjalanan IHYA 2021, Kemenperin berkerjasama dengan berbagai kalangan, mulai dari pembina sektor, kementerian dan lembaga terkait, kalangan akademisi, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, serta Himpunan Kawasan Industri (HKI). “Hal ini merupakan wujud kolaborasi antara berbagai pihak dalam IHYA. Harapan kami, IHYA 2021 menjadi langkah awal kita bersama dalam rangka membangun ekosistem industri halal nasional, menaikkan reputasi industri lokal, dan meningkatkan daya saing industri nasional di tingkat global,” ujar Menperin.
Penghargaan Best Halal Innovation diberikan kepada lima pemenang. Pemenang individu adalah Arif Nur Ikhsan yang mengembangkan metode analisis kehalalan emulsi minyak dengan metode spektroskopi inframerah yang dikombinasikan dengan kemometrika. Sedangkan untuk korporat diberikan kepada PT Ajinomoto Indonesia. Perusahaan tersebut berhasil mengembangkan produk saus oriental berbahan baku lokal, menggantikan produk sejenis di pasaran yang mempunyai kandungan arak atau bahan lain yang mengandung alkohol.
Untuk bidang pendidikan, diberikan kepada Islamic Fashion Institute yang mengembangkan sekolah desain busana muslim pertama di Indonesia dengan kurikulum berdasarkan SKKNI dan fokus pada kaidah-kaidah berbusana dalam Islam. Selanjutnya, untuk organisasi pemerintahan, diraih oleh Balai Besar Keramik yang mengembangkan komposit bone ash berbasis bahan baku kapur alam untuk aplikasi pada industri keramik dan industri medis (implant tulang dan gigi), yang berpotensi menggantikan bone ash dari babi.
“Untuk komunitas, penghargaan ini diberikan kepada Tim Sensor Kehalalan yang berhasil mengembangkan sensor kehalalan berbasis SERS (Surface Enhanced Raman Spectroscopy) yang dapat membedakan jenis-jenis lemak hewan,” ujar Menperin.
Kategori Best Social Impact Initiative tingkat komunitas diraih oleh Teman Halal yang giat melakukan literasi terkait dengan halal lifestyle dengan target utama generasi muda. Sedangkan di tingkat korporasi, diberikan kepada PT Paragon Technology and Innovation yang memiliki program-program untuk mewujudkan kebermanfaatan perusahaan untuk pemberdayaan ekonomi.
Kategori Best Halal Supply Chain diberikan kepada PT Garuda Food Putra Putri Jaya yang memastikan jaminan halal dalam rantai pasoknya. Sedangkan penghargaan kategori Best Small and Medium Enterprise diberikan kepada industri kecil dan menengah (IKM) yang konsisten menjalankan prinsip-prinsip Halal dalam menjalankan produksinya. Penghargaan ini diterima oleh CV Yumeda Pangan Sejahtera di bidang industri makanan dan minuman, PT Soka Cipta Niaga di bidang industri fesyen, dan PT Naturindo Fresh di bidang industri kosmetik dan farmasi.
Kemudian, kategori Best Halal Industrial Estate diraih PT. Makmur Berkah Amanda, Tbk yang fokus pada pengembangan kawasan industri halal bagi IKM. Saat ini, Halal Industrial Park Sidoarjo yang dikelola perusahaan tersebut menampung lebih kurang 35 tenant IKM halal, serta memberikan fasilitasi pengembangan IKM halal.
Kategori Best Export Expansion diperoleh PT Darya-Varia Laboratoria Tbk yang mampu mengekspor Rp351 Miliar produk halal di tahun 2020, meningkat 139% dibanding tahun sebelumnya.
Sedangkan kategori Best Halal Program Support diraih oleh Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan yang mempunyai program utama memberdayakan industri halal melalui fasilitasi sertifikat halal kepada IKM.
Penghargaan Best of The Best
Penghargaan Best of The Best pada IHYA 2021 diberikan kepada PT Paragon Technology and Innovation yang mengembangkan dua platform, yaitu Open Research and Innovation dan Innovation Library. Kedua platform tersebut menunjukkan transformasi digital yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan industri kosmetif halal inovatif.
“Sejalan dengan capaian dan perkembangan industri halal di Indonesia, kami berharap penghargaan ini menjadi penambah semangat kita semua untuk bekerja lebih keras untuk meningkatkan kinerja industri halal nasional sehingga kita bisa menguasai pasar halal dunia,” pungkas Menperin.
Sumber Artikel: Kemenperin.go.id