Perindustrian
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 11 Februari 2025
Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan lockdown dari Pemerintah Vietnam membawa berkah bagi industri di Indonesia. Pasalnya, sejumlah pesanan untuk industri yang semula datang ke negara tersebut kini beralih ke Indonesia. Salah satu yang kelimpahan berkah adalah industri alas kaki. Pesanan yang masuk pun kini bukan hanya mengarah pada salah satu jenis sepatu, namun sudah bervariasi.
"Kalau 2020 lalu ekspor mengandalkan sport shoes, di 2021 mulai masuk sepatu- order sepatu non sport yang dikerjakan industri-industri menengah kita. Saya lihat data ekspor dari Jabodetabek meningkat, ekspor Jatim, Jateng meningkat," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/9/21).
Setiap tahun banyak pabrikan Indonesia yang mendapatkan order dari brand kenamaan dunia, mulai dari Adidas, Nike hingga Puma. Saat ini, permintaan dari brand tersebut masih ada, namun permintaan dari jenis sepatu lain juga ikut datang.
"Nggak hanya sport shoes aja nih, tapi kelimpahan non sport yang bukan brand-brand utama. Misalnya untuk outdoor meningkat, untuk keluar, bertani, kemudian sepatu untuk bekerja di kebun meningkat," sebutnya.
Demi memenuhi permintaan tersebut, pabrikan kini terus mengejar produksi. Salah satunya meningkatkan kapasitas menjadi 100%, Pemerintah pun sudah mengizinkannya asal dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Sesuai anjuran pemerintah 100%. Sempat beberapa zona masuk level 4 nggak bisa produksi lebih dari 50%, tapi beberapa daerah turun sudah ujicoba 100% sekarang mau ga mau," ujar Firman.
Selain itu, perusahaan pun sampai harus merekrut karyawan baru demi memenuhi permintaan. Namun, cara merekrut dari setiap perusahaan maupun daerah terlihat berbeda.
"Kasuistik karena ada penambahan order kapasitas akhirnya rekrut baru, ada yang di daerah-daerah, Jateng kapasitas rekrut baru. Jabodetabek kita menambah rekrut karyawan dari yang dulu di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau garmen PHK di 2020, kemudian dilatih lagi," jelasnya.
Berkah bertambahnya lapangan kerja karena Vietnam masih terus menghadapi lockdown. Data dari Asosiasi Tekstil dan Pakaian Vietnam (Vitas) yang dilansir dari AFP, mengungkapkan bahwa hingga 90% rantai pasokan di sektor garmen terputus, utamanya di wilayah Selatan negara tersebut.
Sumber: www.cnbcindonesia.com
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 11 Februari 2025
Sektor industri tetap konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional. Pada Januari 2022, kinerja ekspor industri pengolahan mencapai USD15,71 miliar atau naik 31,16% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri memberikan sumbangsih sebesar 82% terhadap struktur ekspor nasional pada awal tahun macan air. Pada Januari 2022, total ekspor nasional mencapai USD19,16 Miliar, atau naik 25,31% dibanding capaian Januari 2021 (y-o-y).
Sementara itu, sektor nonmigas berkontribusi hingga 95,30% terhadap kinerja ekspor nasional Januari 2022. Adapun pangsa pasar utama ekspor nonmigas, yaitu ke Tiongkok (19,25%), Amerika Serikat (14,04%), dan Jepang (8,29%).
“Ekspor di Januari 2022 ini menandai peningkatan kinerja yang stabil dan semakin membaik. Kami yakin, ekspor sektor manufaktur di bulan-bulan selanjutnya akan terus meningkat, meskipun pandemi Covid-19 masih terjadi,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (15/2).
Menurut Menperin, kinerja baik ekspor industri manufaktur ini sejalan dengan kebijakan hilirisasi dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri. Selain itu, membuktikan bahwa produk industri Indonesia mampu berdaya saing di kancah global.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, hal yang sedang dipacu dari sektor industri antara lain adalah penambahan investasi, peningkatan nilai tambah, dan perluasan pasar ekspor. Hal ini yang akan mengakselerasi upaya pemulihan ekonomi nasional,” paparnya.
Agus mencontohkan, sektor industri otomotif telah membuktikan kemampuannya untuk menembus pasar ekspor baru, yakni Australia. Negara Kanguru tersebut diketahui memiliki standar dan spesifikasi yang ketat terhadap produk kendaraan yang dipasarkan.
“Hari ini telah dibuktikan oleh salah satu perusahaan industri otomotif di Indonesia, yakni PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang berhasil melakukan ekspor perdana ke Australia. Menurut Bapak Presiden, keberhasilan tersebut berkat kompetensi SDM industri kita dan juga didukung oleh sektor IKM komponen otomotif yang mampu memenuhi standar kualitas global,” paparnya.
Untuk perluasan pasar ekspor, khususnya pangsa pasar ekspor produk otomotif, industri Indonesia telah mampu menembus sekitar 80 negara dengan kinerja ekspor tahun 2021 tercatat sebanyak 294 ribu unit kendaraan CBU dengan nilai sebesar Rp52,90 triliun, serta sebanyak 91 ribu set CKD dengan nilai sebesar Rp1,31 triliun, dan 85 juta pieces komponen dengan nilai sebesar Rp29,13 triliun.
“Secara khusus, ekspor produk TMMIN pada tahun 2021 sebanyak 119 ribu unit kendaraan, atau sekitar 40% dari total ekspor otomotif Indonesia ke luar negeri. Alhamdulillah, Bapak Presiden bisa hadir untuk melepas pengiriman ekspor perdana ke Australia yang juga disertai beberapa produk diekspor ke Filipina dan Jepang,” ungkap Agus.
Sumber Artikel : kemenperin.go.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 11 Februari 2025
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus aktif menjalin sinergi dengan para stakeholder untuk mendukung Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Melalui sinergi berbagai pihak, Program P3DN bisa berkontribusi besar terhadap peningkatan produktivitas serta daya saing industri manufaktur nasional.
Di tahun 2022, Kemenperin kembali melakukan Sosialiasi Program P3DN untuk mencapai kesepahaman dengan para stakeholder serta mendorong optimalisasi peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada berbagai pengadaan barang/jasa. Salah satu kelompok stakeholder yang mendapatkan sosialisasi Program P3DN adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah, baik Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota dan Kabupaten serta para pelaku industri dalam negeri.
“Kemenperin mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan Program P3DN guna mendukung perekonomian di daerah,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo di Jakarta, Rabu (16/2).
Sekjen menjelaskan, Program P3DN merupakan salah satu langkah strategis untuk memperkuat industri dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor. Sebenarnya telah terjadi penurunan impor dari angka Rp1.677 Triliun di tahun 2019 menjadi Rp1.427 Triliun di 2020. “Namun penurunan ini belum cukup karena nilai penggunaan barang impor masih cukup tinggi,” ungkapnya.
Pelaksanaan Program P3DN di tahun 2022 sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan belanja produk dalam negeri dan produk UMKM serta Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. “Targetnya, sepanjang tahun 2022 ini, pembelanjaan PDN dan UMKM bisa mencapai Rp 400 Triliun,” jelas Sekjen Kemenperin.
Dalam Sosialisasi Program P3DN di Solo yang diselenggarakan Kemenperin kemarin (15/2), Kepala Pusat P3DN Kemenperin Nila Kumalasari menyebutkan bahwa terdapat potensi Belanja Barang dan Belanja Modal sebesar Rp 532,5 Triliun dalam APBD 2022. ”Dengan target belanja produk dalam negeri sebesar Rp400 Triliun, setiap Pemerintah Daerah bisa mengalokasikan 75% anggarannya untuk hal ini,” jelas Nila.
Kegiatan Sosialisasi Program P3DN kepada stakeholder di daerah ditargetkan untuk mengawali para SKPD dalam menyusun daftar kebutuhan belanja produk dalam negeri. ”Kami juga memberikan bimbingan teknis dan memfasilitasi business matching yang mempertemukan supply dan demand produk dalam negeri (PDN). Upaya ini bertujuan mengakselerasi target pembelian PDN sebesar Rp400 Triliun,” paparnya.
Nila menambahkan, sosialisasi kepada para stakeholder di daerah memberikan mengenai pentingnya peranan P3DN dalam seluruh aspek perekonomian. Pembelian PDN dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja serta mengurangi pengangguran di sebuah wilayah. Hal ini akan meningkatkan taraf perekonomian dan memperbaiki kesejahteraan rakyat. ”Kami mendorong bahwa setiap orang bisa berperan bahkan menjadi pahlawan dengan cara mulai menggunakan produk dalam negeri sejak tahap perencanaan hingga pembelian,” Ia menjelaskan.
Selanjutnya, Kemenperin juga memberikan fasilitasi 1.250 sertifikat TKDN kepada perusahaan industri dalam negeri pada tahun 2022. Pembiayaan fasilitasi tersebut dialokasikan melalui anggaran Prioritas Nasional (PN) sebesar Rp20 Miliar. “Saat ini, Kemenperin tengah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan untuk penambahan anggaran sertifikasi TKDN sebesar Rp161,25 Miliar dari dana Pemulihan Anggaran Nasional (PEN),” ujar Nila.
Diharapkan, dari sosialiasi ini, pemerintah daerah dapat meningkatkan pelaksanaan Program P3DN, termasuk para pelaku industri di daerahnya melakukan sertifikasi TKDN terhadap produk-produk yang dihasilkan.
”Melalui kegiatan ini, Kemenperin merangkul para stakeholder untuk dapat melaksanakan Program P3DN dengan optimal dan memaksimalkan seluruh potensi sektor industri dalam negeri,” pungkas Kepala Pusat P3DN Kemenperin.
Sumber Artikel : kemenperin.go.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 11 Februari 2025
Industri di Tanah Air harus menghasilkan produk bernilai tambah tinggi agar bisa menghadapi serbuan produk impor. Terlebih di era perdagangan bebas saat ini, produk dalam negeri harus mampu bersaing hingga kancah internasional.
Demi mewujudkan itu, pemerintah proaktif memacu pengembangan industri nasional agar lebih berdaya saing global melalui berbagai instrumen. Baik berupa kebijakan maupun pemberian fasilitas fiskal maupun nonfiskal. Apalagi, sektor industri manufaktur selama ini konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
"Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong peningkatan daya saing industri nasional adalah melalui kegiatan penciptaan dan pemanfaatan teknologi industri baru secara mandiri,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, pada acara Penganugerahan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri Tahun 2021 di Jakarta, Rabu (1/12).
Upaya itu merupakan salah satu wujud nyata dari implementasi program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada 2030.
Menurut Menperin, untuk mencapai target 10 negara perekonomian terbesar di dunia diperlukan juga terobosan di bidang industri dengan memanfaatkan perkembangan teknologi mutakhir. Tidak cukup hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi secara organik.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi, menyampaikan pihaknya senantiasa mendukung perekayasaan, inovasi atau invensi teknologi yang dilakukan pelaku industri nasional. Apresiasi ini diwujudkan melalui pemberian penghargaan Rintisan Teknologi Industri (Rintek).
"Tujuan dari pemberian penghargaan ini untuk meningkatkan semangat industriawan agar selalu menciptakan dan memanfaatkan teknologi baru dalam meningkatkan kualitas produk yang memenuhi kebutuhan konsumen saat ini," ujar Doddy. "Pada akhirnya produk nasional mampu berdaya saing di perdagangan domestik maupun internasional.”
Penghargaan Rintek dilaksanakan rutin setiap tahun oleh Kemenperin sejak 2006. Mulai 2012, kegiatan ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali pada tahun genap. Namun, karena dampak pandemi Covid-19, kegiatan penghargaan Rintek diundur menjadi 2021.
Hingga saat ini, penghargaan telah diberikan kepada 67 perusahaan industri atas 88 rintisan teknologi industri yang dihasilkan. Untuk tahun ini, telah dilaksanakan proses penilaian dan seleksi penerima Penghargaan Rintek 2021. Kemenperin telah menetapkan 16 perusahaan sebagai penerima penghargaan.
Perusahaan penerima penghargaan itu diantaranya PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan rintisan teknologi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Medium Altitude Long Endurance (MALE). Lalu PT Gabag Indonesia (Aplikasi Kantong ASI Pertama di Dunia), dan PT Pupuk Kalimantan Timur (Menurunkan Ammonia Losses 7 Ton per Hari dan Meningkatkan Produksi Urea 14 Ton per Hari dengan Penambahan Low Pressure Ammonia Absorber di Seksi Recovery Pabrik Urea-4).
Sumber Artikel : Republika.co.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 11 Februari 2025
JAKARTA - China sebagai negara industri dengan penduduk terbanyak di dunia hingga kini masih menjadi produsen tekstil terbesar di dunia. Meski ada pasang surutnya, industri tekstil menjadi industri yang tidak lekang waktu dan tidak pernah gagal total karena bagaimanapun tekstil merupakan kebutuhan primer manusia.
Laporan terbaru dari Grand View Research Inc menyebut, pasar tekstil global diperkirakan akan mencapai USD1.420,3 miliar pada 2030. Pertumbuhan pasar antara lain didorong oleh meningkatnya level awareness konsumen dan tren di industri fashion yang berubah dengan cepat. Pada tahun 2021, Asia Pasifik muncul sebagai pasar regional terbesar karena kehadiran negara-negara penghasil bahan baku yang besar seperti China, India, Australia, dan Jepang.
Terkait industri tekstil di dunia, China sejak lama telah menjadi global leader dan menguasai lebih dari 50% produksi tekstil dunia pada 2014. Berikut ini tiga negara yang menjadi produsen tekstil terbesar di dunia merujuk data tahun 2020, dirangkum SINDOnews dari laman BizVibe dan Statista:
1. China
China adalah produsen tekstil terbesar di dunia dengan output mencapai 52,2% dari produksi tekstil global tahun 2019. Dengan pertumbuhan pesat selama dua dekade terakhir, industri tekstil China telah menjadi salah satu pilar utama perekonomian Negeri Tirai Bambu.
Skala bisnis tekstil membuat mereka ekonomis. Biaya rendah dan ketersediaan tenaga kerja yang besar, berkurangnya hambatan perdagangan, serta pasokan bahan yang kuat, merupakan sederet keunggulan kompetitif yang ditawarkan negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa itu. Terkait pasokan bahan, pada tahun 2017 saja China memproduksi sekitar 79 miliar meter kain dan 5,99 juta metrik ton kapas pada 2017/2018. Jika dilihat secara bulanan, data Statista terbaru menyebut, pada April 2022 sekitar 3,23 miliar meter kain pakaian diproduksi di China. Volume produksi tekstil bulanan secara konsisten di atas tiga miliar meter. Adapun beberapa perusahaan manufaktur tekstil terbesar di China di antaranya Jiangsu Hengli Group, Shangtex Holding Co Ltd, Lu Thai Textile Co Ltd, dan Huafu Top Dyed Melange Yarn Co Ltd.
Selain menjadi produsen terbesar, China juga merajai ekspor tekstil. Industri tekstil dan sandang menjadi industri penopang ekspor China sejak diberlakukannya kebijakan pintu terbuka dan reformasi ekonomi pada 1979. Menurut analisis data IKAR, hingga 2019, China merupakan pengekspor produk tekstil dan sandang terbesar di dunia dengan sekitar 24.000 perusahaan yang bergerak di industri tersebut. Ekspor tekstil dan pakaian porsinya lebih dari 20% dari total ekspor China. Antara tahun 2013 dan 2017, China menggenggam 40% dari ekspor tekstil, pakaian jadi, dan kulit global. Angka ini meningkat 14% dibandingkan satu dekade sebelumnya.
Pada 2018, ekspor tekstil dari Negeri Panda bernilai hampir USD119 miliar. Pada 2019, China menyumbang lebih dari 39% dari ekspor tekstil dunia, diikuti oleh Uni Eropa dan India. Mengutip data Statista, pada tahun 2020 China menduduki peringkat teratas eksportir tekstil global dengan nilai sekitar USD154 miliar. Angka ekspor China ini hampir 43,5% dari total pasar ekspor tekstil di seluruh dunia.
2. India
India adalah produsen tekstil terbesar kedua di dunia dalam hal volume produksi, dengan pangsa 6,9% dari produksi tekstil global tahun 2019. Industri tekstil India nilainya diperkirakan mencapai USD250 miliar pada 2019. Menurut laporan IBEF, industri tekstil Negara Bollywood menyumbang 7% dari output industri pada 2018/2019. Ini berkontribusi 2% terhadap PDB India dan mempekerjakan lebih dari 45 juta orang pada 2018/2019. Sektor ini juga berkontribusi 15% terhadap pendapatan ekspor India pada 2018/2019. Beberapa perusahaan manufaktur tekstil terbesar di Negara Anak Benua antara lain Arvind Ltd, Vardhman Textiles Ltd, Welspun India Ltd, Raymond Ltd dan Trident Ltd. Industri tekstil India secara umum diklasifikasikan menjadi dua segmen. Pertama, sektor yang tidak terorganisir terdiri dari handloom, kerajinan tangan, dan serikultur, yang dioperasikan dalam skala kecil dengan mempraktikkan alat dan metode tradisional. Kedua, industri yang terorganisir yang menerapkan mesin dan teknik modern dengan skala ekonomi. Negara Barata telah menggunakan teknologi intensif untuk produksi massal produk tekstil seperti pemintalan, pertenunan, pemrosesan, dan pakaian jadi.
3. Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) menempati peringkat ketiga dalam daftar negara produsen tekstil terbesar di dunia, dengan output 5,3% dari produksi tekstil global tahun 2019. Berkat produktivitas, fleksibilitas, dan inovasinya, AS terus menjadi salah satu produsen tekstil terbesar di dunia. Negara adidaya ini merupakan produsen dan pengekspor bahan baku tekstil yang kompetitif secara global, mulai dari kain, benang, pakaian, perabotan rumah tangga, dan produk tekstil lainnya. Mengutip data US National Council of Textile Organizations (NCTO), nilai total pengiriman serat dan filamen, tekstil, serta pakaian jadi buatan AS berjumlah sekitar USD76,8 miliar pada tahun 2018, naik dari USD73 miliar dalam output pada tahun 2017. Kekuatan tekstil AS terutama pada kain non-tenunan, kain khusus dan industri, tekstil medis dan baju pelindung. Selain itu, Negeri Paman Sam secara teknis sangat maju di sektor tekstil dan pakaian yang membuat perusahaan tertarik berinvestasi di pasar tekstil AS. Beberapa perusahaan manufaktur tekstil terbesar di AS di antaranya TJX Companies, VF Corporation, L Brands Inc, Abercrombie & Fitch Co.
Sumber: www.google.com
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 11 Februari 2025
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan upaya akselerasi Industri 4.0 melalui penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Untuk mewujudkan salah satu prioritas peta jalan tersebut, Kemenperin membangun Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI) 4.0 sebagai one stop solution implementasi Industri 4.0 di Indonesia sekaligus menjadi jendela Indonesia 4.0 bagi dunia.
“PIDI 4.0 dijalankan dengan konsep kemitraan dan kerjasama pemanfaatan antara pemerintah dan perusahaan swasta, juga universitas. Saya menyambut bahagia dengan banyaknya industri dan universitas yang antusias menjadi mitra PIDI 4.0. Ini penting bagi seluruh stakeholder industri 4.0 untuk bergabung dan berkontribusi aktif dalam mengakselerasi transformasi Industri 4.0 di Indonesia,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan pada kegiatan Evaluasi Program Kegiatan PIDI 4.0 dan Mitranya di Denpasar, Rabu (13/7).
Arus menyampaikan, PIDI 4.0 mengusung lima pilar yakni Showcase Center, Delivery Center, Capability Center, Engineering and AI Center, dan Ecosystem for Industry 4.0. Sebagai Showcase Center, PIDI 4.0 memiliki program dan kegiatan yang siap menampilkan inovasi teknologi, di antaranya dari sektor makanan dan minuman berupa production line ice cream PT Indolakto, serta dari sektor otomotif dengan menghadirkan model factory Toyota. “Salah satu tujuan PIDI 4.0 adalah agar bisa menjadi wadah yang menampilkan inovasi-inovasi teknologi 4.0 di bidang manufaktur seperti yang sudah dilakukan dua perusahaan tersebut,” ucap Arus.
Pilar Capability Center merupakan fungsi PIDI 4.0 untuk menempa para pakar industri 4.0 dengan menggunakan kurikulum paduan teori dan praktik seiring dengan pengalaman langsung serta memberikan sertifkat kompetensi kepada para pekerja industri dalam bidang teknologi industri 4.0.
PIDI 4.0 telah menghasilkan modul dan kurikulum sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang pada tahun 2022 ditargetkan untuk manager, maintainers, dan engineer, sedangkan pada tahun 2023 hingga 2025 ditargetkan bagi mechatronics, automasi industri, cyber security, lean manufacturing, dan big data.
Selanjutnya PIDI 4.0 berfungsi sebagai Capability Center yang menyediakan pendidikan dan pelatihan (diklat) dan sertifikasi bagi tenaga kerja industri 4.0. Pada tahun 2022, PIDI menargetkan diklat dan sertifikasi bagi 1.400 naker, dan 5.000 naker di tahun 2025.
PIDI 4.0 juga memberikan workshop dan seminar dalam kapasitasnya sebagai Delivery Center kepada industri dari tujuh sektor prioritas pengembangan Industri 4.0, yakni industri tekstil dan pakaian jadi, industri makanan dan minuman, industri kimia, industri otomotif, industri elektronika, industri farmasi, serta industri alat kesehatan. “Lewat pilar ini, kami mendampingi serta memfasilitasi perusahaan industri dalam perjalanan transformasi industri 4.0,” jelas Arus.
Pada pilar Engineering and AI Center, PIDI 4.0 memfasilitasi perusahaan yang akan bertransformasi ke dalam industri 4.0 untuk melakukan kegiatan penelitian (reseach brokerage) dan testbed (prototyping) di antaranya melalui computer visual & artificial intelligence, mikroelektronika dan controller, tooling dan parts. Fasilitas ini memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi industri serta menyediakan test bed untuk aplikasi teknologi baru.
Untuk pilar Ecosystem for Industry 4.0, PIDI 4.0 telah mengandeng perusahaan-perusahaan nasional dan global, serta universitas sebagai mitra. Para stakeholder tersebut telah menyatakan minat untuk menjadi bagian dari ekosistem PIDI 4.0. Hingga saat ini, PIDI 4.0 telah memiliki 25 mitra dari industri dan dua universitas yang ada di Indonesia. “Saya sangat yakin masih banyak mitra dari industri dan universitas yang akan menjadi bagian dari ekosistem PIDI 4.0,” kata Kepala BPSDMI.
BPSDMI Kemenperin juga telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT.Schneider Electric Indonesia, Arcstone Pte, Ltd, dan Zyfra agar dapat bersinergi dan kolaborasi untuk mempercepat penerapan industri 4.0 di Indonesia. Arus menambahkan, PIDI 4.0 sangat terbuka terhadap ide dan peluang yang mendukung suksesnya transformasi industri 4.0 di Indonesia. Ia berharap industri yang telah menjadi mitra bisa memberikan gagasan konstruktif bagi pengembangan PIDI 4.0.
“Saya berharap, kerjasama antara PIDI 4.0 dengan mitranya benar-benar dapat direalisasikan untuk mendukung program pemerintah Making Indonesia 4.0. Sekali lagi saya berpesan dan mengajak para pelaku industri yang merupakan technology provider, service provider, dan seluruh stakeholder untuk bergabung dan berkontribusi aktif dalam mengakselerasi transformasi Industri 4.0 di Indonesia melalui PIDI 4.0,” Arus berpesan.
PIDI Hadir dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022
Untuk semakin memperkenalkan peran dan fungsi PIDI 4.0, BPSDMI Kemenperin berpartisipasi pada ajang Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 di Denpasar, Bali. Dalam pameran yang diselenggarakan Bank Indonesia tersebut, PIDI 4.0 menjadi salah satu exhibitor di kluster inisiatif Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Di pameran yang berlangsung pada 11-15 Juli 2022 itu, PIDI 4.0 menyajikan virtual reality gedung dan layanan PIDI 4.0. Selain itu, PIDI 4.0 juga menggandeng Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar yang menampilkan start-up binaannya di bidang augmented reality dan virtual reality. Bahkan, para pengunjung pameran dapat mencoba memainkan prototipe virtual reality alat musik gamelan Bali di booth PIDI 4.0 dan menyimak cerita rakyat Bali melalui inovasi Lont-AR.
Sumber: www.kemenperin.go.id