Perindustrian
Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — LG Energy Solution (LGES) Korea Selatan (Korsel) berencana untuk menghabiskan dana hingga 2,1 miliar dengan General Motors (GM) untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik (EV). Hal ini disampaikan perusahaan induk LG Chem mengatakan pada Selasa (25/1).
LGES dan GM diharapkan untuk mendanai proyek secara merata melalui Ultium Cells, perusahaan patungan baterai mereka yang berbasis di Amerika Serikat (AS) untuk membangun pabrik baterai. Meski demikian, LGES menolak merinci lokasi atau kapasitas produksi pabrik baru tersebut.
Pada Desember 2021, dilaporkan GM mengusulkan pembangunan pabrik baterai senilai 2,5 miliar dolar AS di dekat Lansing, Michigan. LGES menguasai lebih dari 20 persen pasar baterai kendaraan listrik global dan memasok antara lain Tesla Inc, Volkswagen AG dan Hyundai Motor Co.
Selain itu, LGES juga membangun dua pabrik dengan GM di Ohio dan Tennessee untuk memproduksi 70 GWh baterai, yang dapat memberi daya sekitar 1 juta EV pada 2024. Perusahaan ini memiliki lokasi produksi di AS, Cina, Korsel, Polandia, dan Indonesia.
Pengumuman terbaru datang menjelang debut pasar perusahaan akhir pekan ini setelah meluncurkan IPO terbesar Korsel yang pernah ada. IPO menarik penawaran senilai 12,8 triliun dolar AS dari investor institusional dan $96 miliar dari investor ritel.
Harga IPO LGES bernilai sekitar 70,2 triliun won atau sekitar 58,57 miliar dolar AS dan akan menjadikannya perusahaan paling bernilai ketiga di Korsel, setelah Samsung Electronics Co dan SK Hynix Inc.
Sumber: www.republika.co.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mitsubishi Fuso jadi salah satu pabrikan kendaraan komersial yang terbilang paling agresif dalam menyambut electric vehicle (EV). Hal ini sudah terlihat sejak kehadiran Mitsubishi eCanter dalam ajang Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020.
Sinyal itu pun seakan jadi bagian dari tonggak awal keseriusan pabrikan Jepang tersebut dalam menghadirkan kendaraan komersial yang lebih efisien dan ramah lingkungan. General Manager Of Product Strategy PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, Bayu Aprizal mengatakan, saat ini langkah Miitsubishi Fuso dalam menyambut pasar EV telah memasuki tahapan proof of concept.
"Kami telah membentuk departemen khusus EV. Departemen itu memiliki tugas khusus untuk mempelajari kendaraan listrik di Indonesia," kata Bayu dalam Mitsubishi Fuso Media Media Gathering yang digelar secara virtual beberapa waktu lalu.
Dengan departemen itu, maka nantinya truk listrik yang dihadirkan bisa benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di Indonesia. Dengan begitu, tujuan utama EV sebagai kendaraan ramah lingkungan dan efisien bisa benar-benar tercapai.
"Kami akan lebih gencar melakukan promosi kendaraan listrik. Agar lebih optimal, promosi ini pun akan menggandeng sejumlah operator logistik," ujarnya.
Sumber: www.republika.co.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volkswagen akan dapat membangun 1 juta kendaraan listrik per tahun di China pada tahun 2023. CEO Mobil Volkswagen Ralf Brandstaetter kepada Nikkei, dikutip dari Reuters, Sabtu (5/2/2022), mengatakan hal itu didorong oleh pabrik baru di provinsi Anhui.
Pabrik yang merupakan perusahaan patungan dengan Anhui Jianghuai Automobile Co (JAC) China yang pertama kali diumumkan pada 2019 itu akan memproduksi 300 ribu mobil listrik per tahun. Produksi dimulai pada 2023.
Bersama dengan produksi dari dua pabrik patungan lebih lanjut, satu dengan FAW Group, dan satu dengan SAIC Motor, ini akan membawa total kapasitas ke angka 1 juta, kata Brandstaetter.
Volkswagen tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar lebih detail.
Produsen mobil Jerman itu menjual 70.625 kendaraan listrik ID-nya di China tahun lalu. Jumlah ini meleset dari targetnya untuk menjual 80-100 ribu mobil, dengan produksi juga dipengaruhi oleh wabah COVID-19 regional selain masalah terkait chip.
Kepala Volkswagen China Stephan Wollenstein mengatakan pada briefing di Beijing pada bulan Januari sebelumnya mengatakan bahwa pembuat mobil ingin menggandakan penjualan kendaraan listrik ID-nya tahun ini, tetapi memperingatkan bahwa pasokan semikonduktor yang rendah dapat menghambat upayanya.
Brandstaetter akan mengambil alih bisnis Volkswagen di China mulai 1 Agustus. Di bawah pengawasannya, pembuat mobil akan meningkatkan pengembangan lokal di China, kata Brandstaetter.
"Di masa lalu, pendekatan kami adalah mengembangkan di Jerman dan melokalisasi di China. Tetapi pendekatan ini akan diubah secara signifikan dengan menyiapkan lebih banyak sumber daya lokal untuk R&D, terutama untuk perangkat lunak, agar lebih cepat, lebih mandiri di China," katanya.
Sumber: www.republika.co.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah atau UKM dalam rangka mempercepat penerapan kendaraan listrik untuk transportasi jalan. Terlebih, hal itu jadi bagian rencana aksi transisi energi di Indonesia.
Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepakat membangun sinergi untuk pengembangan dan pemberdayaan pelaku UKM dalam transformasi kendaraan listrik. "Nota kesepahaman ini difokuskan untuk menjalin pengembangan sumber daya manusia dan transformasi kendaraan listrik yang dibina oleh Kementerian ESDM," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim di Jakarta, Selasa (8/2/2022).
Transformasi kendaraan listrik merupakan wujud dukungan pemerintah terhadap pembangunan yang berkelanjutan untuk mengatasi dampak dari perubahan iklim. Seperti, peningkatan bencana hidrometeorologi, peningkatan suhu bumi, kenaikan muka air laut, hingga gelombang ekstrem.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM bersama UNDP, lanjut Arif, sekitar 94-95 persen UKM tertarik dengan gagasan praktik usaha ramah lingkungan. Sedangkan, sekitar 86-90 persen UKM tertarik untuk melakukan praktik usaha inklusif.
Menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah kendaraan listrik di Indonesia sudah mencapai 14 ribu unit dengan jumlah kendaraan motor listrik sebanyak 12.460 unit. Arif optimistis industri kendaraan listrik dapat terus bertumbuh dengan kolaborasi para UKM, pemerintah, BUMN, dan swasta.
"Kami ingin momentum Covid-19 memperkuat adaptasi, inovasi, dan daya saing UKM. Itulah yang disebut dengan pemulihan transformatif," ujar Arif.
Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, UKM punya dua peran dalam transformasi kendaraan listrik tersebut, yaitu penyedia komponen untuk konversi dan penyedia jasa melalui bengkel. Kementerian ESDM menargetkan ada 13 juta unit sepeda motor listrik hingga 2030, separuh kendaraan baru dan separuh lagi hasil konversi.
"Hitungan kami sekarang, butuh Rp 10,5 juta hingga Rp 10,8 juta per motor untuk konversi. Kalau kita punya target misalkan 5 juta unit berarti kita punya pasar senilai Rp 50 triliun untuk UKM, baik itu dari sisi penyediaan produk maupun dari sisi jasa," kata Dadan.
Sumber: ekonomi.republika.co.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand dilaporkan tengah mempertimbangkan serangkaian pemotongan pajak, hingga subsidi untuk mengembangkan pasar kendaran listrik (EV). Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat memacu pembuat EV untuk berinvestasi lebih banyak di Thailand. Dengan demikian, negara Asia Tenggara ini akan menjadi pusat manufaktur untuk mobil yang lebih bersih.
Pemerintah Thailand mempertimbangkan subsidi antara 70.000 baht atau sekitar 2.145 dolar AS hingga 150.000 baht (4.605 dolar AS), tergantung pada jenis dan model kendaraan. Insentif yang lebih luas untuk impor akan berlangsung hingga 2025 ketika produksi lokal diharapkan untuk mengumpulkan momentum. Pemotongan pajak untuk pembuat mobil EV adalah dengan syarat bahwa perusahaan memproduksi jumlah kendaraan yang sama atau lebih pada 2025 yang diimpor pada tahun-tahun sebelumnya.
Supant Monkolsuthree, ketua Federasi Industri Thailand dan anggota komite kebijakan EV, membenarkan isi rancangan rencana tersebut. Sompop Pattanariyankool, juru bicara Kementerian Energi, menolak mengomentari rencana tersebut sebelum persetujuan kabinet.
Komite kebijakan EV adalah panel pejabat pemerintah dan industri yang bertanggung jawab untuk menyusun peta jalan kebijakan untuk membantu Thailand mencapai produksi kendaraan tanpa emisi 100 persen pada 2035. Thailand berupaya untuk mempertahankan statusnya sebagai pusat manufaktur mobil di Asia Tenggara karena pembuat mobil secara global beralih ke kendaraan listrik.
Thailand mengharapkan untuk menarik sebanyak 400 miliar baht dalam investasi manufaktur EV selama tahun-tahun mendatang.
Toyota Motor Corp, Foxconn Technology Group, China's Great Wall Motor Co, dan PTT Pcl termasuk di antara perusahaan yang berencana membangun pabrik di Thailand. Subsidi untuk EV impor akan dibayarkan kepada perusahaan lokal, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat kepada pembeli.
Jika nanti perusahaan ditemukan melanggar aturan, mereka akan kehilangan semua insentif, kehilangan garansi bank dan harus membayar kembali subsidi dengan bunga yang masih harus dibayar, sesuai dengan proposal.
“Paket tersebut harus membantu dalam menciptakan permintaan lokal untuk EV dan juga mendorong produsen untuk mulai memproduksi EV atau mereka akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari pasar ini,” ujar Supant, dilansir BNN Bloomberg, Senin (14/2/2022).
Rincian lebih lanjut dari paket EV adalah dengan subsidi berkisar antara 70.000 baht dan 150.000 baht untuk mobil serta truk. Sementara, untuk sepeda motor listrik akan mendapat subsidi hingga 18.000 baht.
Proposal akan memotong pajak cukai menjadi dua persen dari delapan persen untuk mobil. Mobil dengan harga di bawah 2 juta baht ditetapkan untuk mendapatkan manfaat maksimal.
Sumber: internasional.republika.co.id
Perindustrian
Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 26 April 2024
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mendukung produksi bus listrik yang dilakukan perusahaan swasta. Bus listrik dimaksud sebagai salah satu alat transportasi massal lewat sejumlah regulasi.
"Penggunaan dan kampanye kendaraan serta bus listrik semakin digencarkan pemerintah. Kemenhub sangat mendukung dan mendorong apa yang dilakukan oleh Bakrie Autoparts yang memproduksi bus listrik sebagai angkutan massal," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Kamis (17/2/2022).
Konferensi pers itu digelar usai peresmian kerja sama strategis antara VKTR (Bakrie Group) dan perusahaan karoseri Tri Sakti bersama BYD Auto dalam memproduksi bus listrik di Magelang, Jawa Tengah. Budi menyebutkan, sejumlah regulasi yang dikeluarkan pemerintah meliputi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai pada 12 Agustus 2019.
Perpres 55/2019 menjadi aturan awal yang disebut sebagai payung hukum kendaraan listrik Indonesia. Juga Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Selain itu juga Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Kendaraan Tertentu dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik. "Hampir semua kementerian dan lembaga sudah menyusun regulasi dan konsep terkait percepatan kendaraan listrik. Kami dari Kemenhub juga sudah mengeluarkan sejumlah regulasi mendukung Bakrie Group mempercepat penggunaan kendaraan listrik," ujar dia.
Data Kemenhub menunjukkan sampai 15 Februari 2022 Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan listrik mencapai 145. Sedangkan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) kendaraan listrik sebesar 15.704.
CEO PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya Novyan Bakrie yang hadir di Magelang mengatakan, PT Vektor Mobiliti Indonesia (VKTR), entitas bisnis yang dibentuk oleh PT Bakrie Autoparts, resmi menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan karoseri Tanah Air, Tri Sakti. Ini menjadi langkah awal VKTR dalam upaya pengembangan ekosistem industri kendaraan elektrik (EV) di Indonesia.
Sumber: ekonomi.republika.co.id