Industri Beresiko

Meningkatkan Keselamatan Pekerja dalam Ruang Terbatas dan Operasi Hot Work

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 20 Februari 2025


Industri berisiko tinggi seperti minyak dan gas, manufaktur, serta konstruksi menghadapi tantangan besar dalam keselamatan pekerja, terutama dalam pekerjaan di ruang terbatas dan operasi hot work.

Ruang terbatas sering kali memiliki ventilasi yang buruk dan berisiko tinggi terhadap akumulasi gas beracun seperti hidrogen sulfida (H₂S) dan karbon monoksida (CO). Selain itu, risiko kekurangan oksigen dapat menyebabkan sesak napas mendadak bagi pekerja. Studi yang dikutip dalam paper ini mencatat bahwa 60% kematian dalam ruang terbatas terjadi pada pekerja penyelamat yang kurang persiapan.

Hot work, seperti pengelasan dan pemotongan logam, menimbulkan risiko kebakaran dan ledakan, terutama di area dengan bahan mudah terbakar. Menurut penelitian ini, kecelakaan akibat hot work menyumbang 25% dari semua insiden kebakaran industri di sektor minyak dan gas. Salah satu studi kasus yang dianalisis adalah ledakan di kilang minyak Texas City yang menewaskan 15 pekerja dan melukai lebih dari 170 orang. Penyebab utama insiden ini adalah kegagalan dalam menerapkan standar keselamatan hot work, termasuk kurangnya ventilasi dan pengawasan terhadap gas yang mudah terbakar.

Di pabrik kimia DuPont, empat pekerja meninggal akibat terpapar metil merkaptan dalam ruang terbatas. Investigasi mengungkapkan bahwa kegagalan dalam mendeteksi gas beracun dan kurangnya sistem evakuasi darurat menjadi faktor utama dalam kecelakaan tersebut.

Berbagai regulasi keselamatan yang relevan, termasuk:

  • OSHA 29 CFR 1910.146 (Standar ruang terbatas di industri)
  • OSHA 29 CFR 1910.252 (Standar keselamatan hot work)
  • ISO 45001:2018 (Standar manajemen keselamatan kerja internasional)

Sebelum pekerja memasuki ruang terbatas atau melakukan hot work, perusahaan harus menerapkan sistem penilaian risiko yang mencakup:

  • Pengukuran atmosfer untuk mendeteksi gas beracun dan kadar oksigen.
  • Evaluasi kemungkinan kebakaran atau ledakan.
  • Penggunaan izin kerja untuk memastikan langkah-langkah keselamatan sudah diterapkan.

Pentingnya pelatihan berkala dan sertifikasi bagi pekerja. Pelatihan harus mencakup penggunaan alat pelindung diri (APD), teknik penyelamatan darurat, serta simulasi situasi berbahaya. Adopsi teknologi seperti detektor gas otomatis, sistem pemantauan jarak jauh, dan drone inspeksi dapat meningkatkan keselamatan kerja. Paper ini mencatat bahwa implementasi teknologi ini dapat mengurangi kecelakaan hingga 40% dalam tiga tahun.

Prosedur darurat harus mencakup:

  • Tim penyelamat yang terlatih khusus untuk ruang terbatas.
  • Peralatan penyelamatan seperti tali pengaman dan alat bantu pernapasan.
  • Komunikasi darurat untuk memastikan respons cepat jika terjadi kecelakaan.

Pencegahan kecelakaan di ruang terbatas dan hot work membutuhkan kombinasi regulasi yang ketat, pelatihan pekerja, serta pemanfaatan teknologi keselamatan. Dengan menerapkan praktik terbaik yang dijelaskan, industri dapat secara signifikan mengurangi angka kecelakaan kerja dan melindungi nyawa pekerja.

Sumber Artikel: Oluwaseyi Ayotunde Akano, Enobong Hanson, Chukwuebuka Nwakile, Andrew Emuobosa Esiri. Improving Worker Safety in Confined Space Entry and Hot Work Operations: Best Practices for High-Risk Industries. Global Journal of Advanced Research and Reviews, 2024, 02(02), 031–039.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selengkapnya
Meningkatkan Keselamatan Pekerja dalam Ruang Terbatas dan Operasi Hot Work
page 1 of 1