Risiko Tersembunyi dalam Proyek Design and Build: Studi Kritis dari Lagos dan Implikasinya bagi Dunia Konstruksi

Dipublikasikan oleh Anisa

20 Mei 2025, 10.46

Unplash.com

Pendahuluan: Mengapa Risiko dalam Proyek Design and Build (D&B) Perlu Dikelola Serius?

Dalam industri konstruksi, metode Design and Build (D&B) sering dipuji karena efisiensinya: satu entitas bertanggung jawab atas desain dan pelaksanaan proyek, mempercepat proses dan mengurangi konflik. Namun, pendekatan ini juga membawa serta risiko-risiko unik yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Penelitian yang dilakukan oleh Ajayi et al. (2012) berjudul “Impact of Risk on Performance of Design and Build Projects in Lagos State, Nigeria” memberikan wawasan kritis tentang berbagai jenis risiko yang dapat memengaruhi kinerja proyek D&B—terutama dalam konteks negara berkembang. Studi ini relevan secara global karena menyentuh fondasi utama proyek: biaya, waktu, dan kualitas.

Metodologi: Studi Kuantitatif Berbasis Praktik Lapangan

Penelitian ini mengadopsi pendekatan deskriptif melalui survei terhadap 27 profesional konstruksi yang terlibat dalam proyek D&B di Lagos. Para responden terdiri dari konsultan (54%), kontraktor (42%), dan klien (4%). Profesi mereka mencakup arsitek, quantity surveyor, insinyur sipil, hingga ahli teknik elektro dan mesin. Proyek yang ditangani pun bervariasi, mulai dari hunian (50%), kantor (31%), industri (15%), hingga institusi (4%).

Dengan menggunakan Mean Item Score (MIS) sebagai alat analisis statistik, peneliti mengidentifikasi dan mengukur tingkat dampak dari berbagai risiko terhadap tiga aspek utama proyek: biaya, waktu, dan kualitas.

Risiko Tertinggi pada Aspek Biaya: Perubahan Lingkup Pekerjaan dan Inflasi

Temuan ini menunjukkan bahwa perencanaan awal yang tidak matang bisa menjadi bom waktu finansial. Proyek yang desainnya belum final tetapi sudah mulai dibangun rentan mengalami revisi, yang tentu berdampak langsung pada biaya material, tenaga kerja, dan manajemen.

 Analisis Tambahan

Di Nigeria, inflasi tahunan mencapai angka dua digit dalam dekade terakhir, membuat estimasi biaya menjadi tidak stabil. Selain itu, kontraktor sering kali harus menanggung risiko nilai tukar karena impor material. Ini menunjukkan pentingnya cost contingency planning dan penggunaan kontrak berbasis eskalasi harga.

Risiko Waktu: Perubahan Desain hingga Akses Lokasi

 Studi Kasus Relevan

Proyek pembangunan jalan tol di Lagos sempat mengalami keterlambatan hampir satu tahun akibat konflik hak akses tanah dan belum rampungnya izin lingkungan. Padahal konstruksi sudah dimulai. Hal ini menegaskan bahwa risiko administratif bisa sama seriusnya dengan risiko teknis.

Risiko Kualitas: Kontrol Mutu Jadi Sorotan

Kualitas menjadi titik rawan dalam sistem D&B, terutama karena pemilik proyek memiliki keterlibatan terbatas dalam proses desain yang dikelola sepenuhnya oleh kontraktor. Akibatnya, potensi penyimpangan mutu tinggi, apalagi jika pengawasan eksternal minim.

Opini Kritis: Apakah Design and Build Terlalu Berisiko?

Kelebihan Metode D&B

  • Mempercepat proses pengadaan dan pelaksanaan

  • Mengurangi konflik antar konsultan dan kontraktor

  • Potensi efisiensi biaya melalui integrasi tim

Kekurangan Serius

  • Risiko terpusat pada satu pihak (kontraktor)

  • Keterlibatan klien rendah dalam proses desain

  • Sulitnya memantau kualitas secara objektif jika tidak ada pengawasan pihak ketiga
     

Metode D&B memang efisien, tetapi jika digunakan tanpa pemahaman risiko yang matang, justru dapat menjadi bumerang. Di negara berkembang seperti Nigeria, di mana regulasi lemah dan pengalaman manajemen risiko masih terbatas, potensi gagal proyek meningkat signifikan.

Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini memperkuat temuan Oztas dan Okmen (2004) bahwa proyek D&B membawa intensitas risiko lebih tinggi dibanding metode tradisional. Berbeda dari studi-studi sebelumnya yang hanya menyebutkan risiko secara umum, penelitian Ajayi et al. menyajikan peringkat kuantitatif dan data berbasis lapangan.

Selain itu, pendekatan Mean Item Score memungkinkan analisis yang lebih presisi dibanding metode kualitatif semata, menjadikannya referensi penting untuk studi risiko proyek konstruksi.

Implikasi Praktis dan Rekomendasi

Bagi praktisi proyek, temuan ini memberikan panduan penting:

Apa yang Harus Dilakukan?

  1. Lakukan identifikasi risiko sejak tahap perencanaan
    Gunakan pendekatan sistematis seperti HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment).

  2. Pisahkan kontrak desain dan konstruksi untuk proyek kompleks
    D&B cocok untuk proyek sederhana atau fast-track, tetapi kurang ideal untuk proyek infrastruktur besar dengan risiko tinggi.

  3. Tingkatkan kapasitas manajemen risiko kontraktor lokal
    Melalui pelatihan, standarisasi kontrak, dan integrasi digital tools seperti BIM dan ERP.

  4. Adopsi pendekatan risk-sharing yang seimbang
    Jangan bebankan semua risiko kepada satu pihak. Sistem kontrak harus adil dan transparan.

Penutup: Belajar dari Lagos untuk Dunia

Penelitian ini menjadi alarm bagi semua stakeholder proyek, tidak hanya di Nigeria, tetapi juga di negara berkembang lain—termasuk Indonesia. Ketika efisiensi menjadi prioritas, jangan lupakan bahwa pengelolaan risiko adalah kunci utama keberhasilan proyek.

Metode D&B tetap relevan dan menjanjikan. Namun tanpa pengelolaan risiko yang sistematis, efisiensi yang diimpikan bisa berubah menjadi kegagalan konstruksi.

Sumber:

Ajayi, O.M., Ogunsanmi, O.E., Salako, O.A., & Mafimidiwo, B.A. (2012). Impact of Risk on Performance of Design and Build Projects in Lagos State, Nigeria. Journal of Civil Engineering and Architecture, Vol. 6, No. 9, pp. 1210–1217.
[DOI unavailable, full text: Journal of Civil Engineering and Architecture (ISSN 1934-7359)].