Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 21 Maret 2025
Penataan Kawasan Pusaka Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah ditargetkan akan rampung pada bulan Agustus 2022. Dilansir dari laman resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kawasan yang baru mulai penataannya pada bulan Agustus 2021 tersebut tercatat menelan dana anggaran Rp 88,13 miliar. Saat ini, proyek yang dikerjakan oleh pelaksana PT. Putera Jaya Andalan dan PT. Yodya Karya (Persero) Wilayah I itu telah menyelesaikan sekitar 30 persen pekerjaan dari total seluruh perencanaan bangunan.
Adapun proyek yang termasuk ke dalam 30 persen bangunan yang telah selesai dikerjakan, meliputi alun-alun, pengembangan Pasar lasen, rehabilitasi Masjid Jami dan penataan pedestrian jalan. Untuk diketahui, Kawasan Pusaka Lasem adalah tempat bersejarah yang dilengkapi dengan perpaduan budaya. Selain itu, kawasan ini juga dijadikan sebagai simbol toleransi masyarakat.
“Program penataan Kawasan Pusaka Lasem ini bertujuan untuk memelihara asa toleransi. Lasem ini sudah dikenal menjadi kota toleransi, baik agama maupun etniknya,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam kunjungannya ke daerah tersebut. Basuki mengatakan bahwa penataan kawasan tersebut harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, baik dari segi struktur dan nilai estetika. “Ini merupakan pekerjaan seni (art work), jadi harus hati-hati. Perhatikan detail setiap pekerjaannya agar hasilnya rapi sesuai desain,” tambah Basuki.
Basuki menginstruksikan kepada jajaran Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah untuk turut menata pedestrian di Jalan Daendels yang masih masuk dalam Kawasan Pusaka Lasem. Kementerian PUPR juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Rembang serta Wakil Ketua Komisi V DPR RI Muhammad Arwani Thomafi. "Seperti yang disampaikan Bapak Menteri PUPR, ini adalah program dengan perspektif seni, jadi betul-betul harus dilaksanakan dengan baik,” kata Wakil Ketua Komisi V DPR RI. Dengan konsep penataan yang melindungi kawasan bersejarah, keselarasan lingkungan dan mempertahankan kearifan lokal, tujuan akhir dari adanya pembangunan kawasan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan kawasan Lasem.
Sumber: kompas.com
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 21 Maret 2025
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terus berupaya untuk menyelesaikan target pembangunan ruas-ruas tol baru, salah satunya yakni ruas Tol Cimanggis-Cibitung yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Jalan tol sepanjang 26,2 Km tersebut terdiri dari Seksi I (Junction Cimanggis - On/Off Ramp Jatikarya) sepanjang 2,8 Km dan Seksi II (On/Off Ramp Jatikarya-Junction Cibitung) sepanjang 23,4 Km, dimana untuk Seksi I saat ini sudah rampung konstruksinya dan siap operasi penuh.
Kehadiran ruas ini akan menambah kapasitas jalan dan melengkapi struktur jaringan jalan pada Kawasan Metropolitan Jabodetabek sebagai pusat kegiatan nasional.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, kehadiran jalan tol yang terhubung dengan kawasan-kawasan produktif akan dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing investasi.
Jalan Tol Cimanggis – Cibitung Seksi I akan segera beroperasi setelah diterbitkannya Sertifikat Laik Operasi (SLO) oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR dan berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1540/KPTS/M/2020 tanggal 26 Oktober 2020 tentang Penetapan Pengoperasian Jalan Tol Cimanggis-Cibitung Seksi I (Junction Cimanggis - On/Off Ramp Jatikarya).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit menyatakan, pengoperasian Seksi I Jalan Tol Cimanggis-Cibitung akan dioperasikan tanpa tarif mulai Selasa, 10 November 2020. “Dibukanya ruas ini tanpa tarif merupakan bagian dari sosialisasi kepada masyarakat hingga akhir November 2020,” ujar Danang.
Jalan tol ini akan menghubungkan akses jalan Cibubur ke Tol Jagorawi dimana kondisinya saat ini sudah sangat padat terutama pada jam kerja dan jam pulang kerja, sehingga diharapkan masyarakat pada kawasan tersebut memiliki jalur alternatif dalam mengurai kemacetan. Jika sebelumnya untuk menuju ke tengah akses jalan Transyogi/Alternatif Cibubur dari Tol Jagorawi dan sebaliknya bisa memakan waktu lebih dari 30 menit, kini dengan dioperasikannya Jalan Tol Cimanggis-Cibitung Seksi I hanya akan membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit saja.
Selanjutnya untuk pembangunan Seksi 2 ruas On/Off Ramp Jatikarya - Junction Cibitung saat ini progres konstruksinya telah mencapai 73 % dan ditargetkan konstruksinya selesai pada Maret 2021 mendatang. Pembangunannya dilaksanakan oleh BUJT PT Cimanggis Cibitung Tollways dengan kerjasama kepemilikan saham antara PT Waskita Toll Road, PT Bakrie Toll Indonesia, dan PT Bakrie and Brothers, dengan total investasi sebesar Rp10,6 triliun.
Jalan Tol Cimanggis - Cibitung dibangun dua arah dan masing-masing terdiri dari 3 lajur dengan menggunakan jenis perkerasan beton (rigid pavement).
Jalan Tol Cimanggis - Cibitung merupakan bagian dari 6 ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR II), yang terdiri dari Jalan Tol Cengkareng - Batu Ceper - Kunciran (14,2 Km), Kunciran - Serpong (11,4 Km), Serpong - Cinere (10,1 Km), Cinere - Jagorawi (14,6 Km), Cimanggis - Cibitung (26,2 Km), dan Cibitung - Cilincing (34 Km).
Sumber: pu.go.id
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 21 Maret 2025
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai pembangunan kembali/rekonstruksi Jembatan Palu IV Ponulele atau dikenal Jembatan Kuning di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang rusak akibat gempa dan tsunami pada 28 September 2018 silam.
Rekonstruksi ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Chief Representative Japan International Cooperation Agency (JICA) Takehiro Yasui, Gubernur Sulawesi Tengah H. Rusdy Mastura, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, dan Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto pada Rabu (20/7/2022).
Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna saat menyampaikan sambutan Menteri PUPR mengatakan, program rekonstruksi Jembatan Palu IV diinisiasi sebagai upaya untuk memulihkan aksesibilitas dan mobilitas Kota Palu yang terdampak gempa bumi dan tsunami pada 2018 lalu .
"Dengan dibangunnya kembali jembatan ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi dan pembangunan wilayah Kota Palu, serta menjadi ikon Kota Palu sehingga dapat menarik wisatawan baik dari Sulawesi Tengah maupun dari luar," kata Herry.
Program rekonstruksi Jembatan Palu IV mendapatkan bantuan dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) yakni berupa dana hibah senilai 2,5 miliar Yen atau sekitar Rp325 miliar. Konstruksinya dilaksanakan oleh kontraktor Jepang Tokyu Construction dengan menggandeng PT Waskita Karya.
"Penandatanganan hibah tersebut sudah dilaksanakan pada 21 Juni 2019 lalu antara Dirjen Bina Marga dan JICA. Kegiatan rekonstruksi semula direncanakan dimulai pembangunannya pada tahun 2020, namun akibat adanya Pandemi dan penyelesaian pembebasan lahan yang membutuhkan waktu lebih lama, pelaksanaan rekonstruksi Jembatan Palu IV baru dimulai Juli 2022 dan direncanakan selesai pada Juni 2024," kata Herry.
Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, Jembatan Palu IV yang baru akan terkoneksi dengan jalan elevated yang merupakan bagian dari sistem mitigasi bencana tsunami, sehingga diharapkan akan terwujud kawasan Silebeta yang tangguh bencana.
"Pondasi dan ketinggian Jembatan Palu IV didesain dengan mempertimbangkan nilai seismik gempa dan tsunami berdasarkan peta risiko gempa dengan bentang total 250 meter. Desain Jembatan Palu IV telah mendapatkan persetujuan rekomendasi dari Menteri PUPR pada 5 Maret 2020, setelah mendapatkan rekomendasi dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) pada 3 Maret 2020," kata Arie.
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid mengatakan, rekonstruksi jembatan ini sudah lama dinanti masyarakat Palu, karena jembatan ini merupakan ikon Kota Palu dan sangat berperan dalam konektivitas yang menghubungkan kecamatan Palu Timur dan Palu Barat. "Hari ini adalah jawaban dari penantian masyarakat. Untuk Kementerian PUPR dan JICA kami mengucapkan terima kasih atas dukungan bantuan pembangunan kembali Jembatan Palu IV, karena jembatan ini bagi masyarakat Palu memiliki cerita dan kenangan tersendiri,"ujarnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Keterpaduan Pembangunan Achmad Gani Ghazaly Akman, Direktur Pembangunan Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Yudha Handita Pandjiriawan, Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II Thomas Setiabudi Aden, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Sulawesi Tengah Arief Syarif Hidayat, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tengah Sahabuddin, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Sulawesi II Bakhtiar, dan Kepala Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Sulteng Ronny Adriandri.
Sumber: pu.go.id
Pertahanan
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 21 Maret 2025
PT PAL Indonesia menyatakan rencananya pembangunan Kapal Perang jenis Frigate pesanan Kementerian Pertahanan akan dikerjakan dalam kurun waktu 69 bulan. Kapal perang ini akan mengusung main engine dengan spesifikasi 4 x 9100 kW.
Kadep Hubungan Masyarakat PT PAL Indonesia (Persero) Utario Esna Putra dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Senin (20/9), mengatakan, kurun pengerjaan itu tertuang dalam kesepakatan jual beli Kapal Frigate, dalam surat nomor TRAK/54/PLN/2020/AL/antara Kementerian Pertahanan dengan PT PAL Indonesia (Persero) pada 30 April 2020. Sebelumnya, telah dilaksanakan penandatanganan perjanjian lisensi (Licence Agreement) antara PT PAL Indonesia dan Rosyth Royal Dockyard Ltd (Babcock) selaku Penyedia Desain Arrowhead 140 untuk Pengadaan 2 (dua) unit Kapal Frigate Kementerian Pertahanan RI pada 16 September 2021.
Penandatanganan dilaksanakan CEO PT PAL Indonesia (Persero) Kaharuddin Djenod dan CEO Rosyth Royal Dockyard Ltd David Lockwood dan disaksikan oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto di London, Inggris beberapa waktu lalu. Pemilihan Babcock sebagai penyedia desain, juga telah mendapat persetujuan dari Kementerian Pertahanan RI.
Utario menjelaskan main engine dengan spesifikasi 4 x 9100 kW itu mampu memacu kapal dengan maximum speed sampai dengan 28 knot dengan kondisi MCR (full boad Endurance) pada 18 knot sebesar 9.000 NM. Kapal Frigate, kata dia, nantinya juga akan dilengkapi dengan Diesel Generator 4x1360 kW dan emergency D/G 1X180 kW.
Untuk kemudahan manuver, kapal ini dilengkapi dengan Bow Thruster sebesar 925 kW. Kapal frigate juga dilengkapi dengan rudal sebagai bentuk sistem pertahanan udara, spesifikasinya yakni peluncur rudal vertikal jarak sedang (Vertical launcher missile surface to air medium range) 3x8 cells.
Kemudian, peluncur rudal vertikal ke udara dengan jarak jauh (Vertical launcher Missile Suraface to Air Long range) 4x8 cells, dan peluncur rudal vertikal ke permukaan dengan jarak jauh (Vertical launcher missile surface to surface long range) 2x8 cells yang mana akan dilakukan proses pemasangan dengan sistem Fit For But Not With (FFBNW).
Sumber: news.republika.co.id
Pertahanan
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 21 Maret 2025
CUKUP SERING saya menerima pertanyaan dari anak anak muda yang penuh semangat, kapan nih kita bisa bikin fighter aircraft atau pesawat terbang tempur sendiri? Sebuah pertanyaan yang sangat menggelitik, karena pada dasarnya siapa orang Indonesia yang tidak menginginkan negaranya memiliki kemampuan membuat pesawat terbang sendiri. Kalau semata berbicara tentang kemampuan, sebenarnya sudah terjawab bahwa kita memiliki kemampuan untuk yang satu ini. Sejak Bapak Nurtanio sampai dengan Bapak BJ Habibie, sudah memberikan sinyal kuat menjawab pertanyaan tentang bangsa ini memang memiliki kemampuan untuk membuat pesawat terbang.
Pesawat terbang dalam hal ini pesawat terbang tempur adalah salah satu saja, sub-sub sistem alat utama persenjataan pertahanan udara. Pada sisi lain, pesawat tempur merupakan bagian dari jenis pesawat terbang yang peruntukkannya khusus menjalankan misi tertentu. Walaupun fenomena global kini tengah berada dalam arus menuju efisiensi kekuatan udara yang lebih condong kepada penggunaan sistem senjata dari cyber world berikut artificial intelligent-nya dengan antara lain penggunaan unmanned vehicle, populer disebut drone. Lebih jauh lagi sistem pertahanan udara nasional adalah merupakan bagian dari sistem pertahanan keamanan negara secara keseluruhan. Dari sebuah sistem pertahanan keamanan negara yang sudah tersusun rapi dan detail, akan muncul kebutuhan-kebutuhan yang antara lain bernama Angkatan Perang.
Dari Bab mengenai Angkatan Perang maka akan muncul kebutuhan-kebutuhan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Demikian seterusnya, maka akan sampai kepada pasal-pasal yang menyebutkan AD butuh ini, AL butuh itu, AU butuh ini dan seterusnya. Pada salah satu jabarannya itulah akan muncul kebutuhan akan berbagai jenis pesawat terbang yang antara lain pesawat terbang tempur. Memilih untuk pengadaan jenis pesawat tempur adalah bak memilih kancing bagi keperluan sebuah baju yang bernama sistem pertahanan keamanan negara. Tanpa tahu tentang model baju apa yang akan dibuat, maka mustahil akan dapat memilih kancing yang tepat.
Itu sebabnya, unsur keterpaduan dari seluruh pihak yang berkait dengan sistem pertahanan keamanan negara menjadi penting. Pada titik inilah akan ditentukan kemudian apakah kebutuhan tersebut akan dibeli atau membuat perencanaan strategis untuk membuat sendiri, misalnya. Kajian kajian tentang keputusan ini tidak mudah, karena akan terletak dalam landasan yang multi disiplin sifatnya.
Sekadar contoh sederhana saja, apabila kita menengok sejenak ke beberapa negara maju pada umumnya, maka disain awal dari membangun sebuah Angkatan Perang pasti akan mempertimbangkan, bahkan tersandera pada dua hal utama, yaitu tentang “high technology” dan "total defense", di samping ketersediaan dana tentu saja. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak hanya akan berhubungan erat dengan perencanaan strategis yang konsisten berlanjut dan terpadu, akan tetapi juga berkait erat dengan kegiatan kegiatan research and develepment, penelitian dan pengembangan bidang hankamneg. Demikianlah gambaran sederhana tentang bagaimana atau dari mana kita harus memulainya untuk menuju pada kemampuan membuat sendiri pesawat terbang tempur.
Bagi pemikiran untuk cepat-cepat berhasil akan sulit untuk dapat mewujudkannya, karena semuanya memerlukan proses yang menyita waktu cukup panjang. Di samping itu akan sangat bergantung pula kepada pemikiran para elite (pengambil keputusan) yang diharapkan memiliki perhatian yang cukup terhadap masalah masalah pertahanan keamanan negara terutama pertahanan udara. Universitas Pertahanan dengan 13 bidang program studi mungkin dapat memulainya dengan brainstorming dan diskusi intensif untuk "merangsang" pemikiran yang fokus pada masalah ini.
Namun yang pasti, pada umumnya topik tentang militer dan persenjataan kecenderungannya kurang menarik untuk dibahas, apalagi di masa sekarang ini. Belanda masih jauh adalah jargon populer yang kerap berkembang. Tidak perlu putus asa, Universitas Pertahanan kiranya salah satu wadah yang tepat dan dapat bersama-sama beberapa lembaga lainnya menyusun "partitur" saja terlebih dahulu. Partitur dari sebuah lagu beraliran pertahanan keamanan negara dengan judul lagu "Pesawat tempur made in Indonesia". Dengan demikian bila nanti suatu saat muncul pemimpin yang akan tergerak untuk menjadi “konduktor" dan akan memainkan judul lagu itu, maka partiturnya sudah siap.
Sumber: nasional.kompas.com
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 21 Maret 2025
Teknik Geofisika adalah ilmu yang mempelajari aspek-aspek fisik dan dinamik bumi, lalu bagaimana melakukan pengukuran dan melakukan pemrosesan data mengenai gejala-gejala alam tersebut. Pada Teknik Geofisika dikembangkan teknologi untuk pemanfaatan sumber daya bumi dan lingkungan alam, selain itu teman-teman akan belajar pula tentang mitigasi bencana kebumian.
Pada program studi Teknik Geofisika terdapat empat kelompok besar studi yaitu eksplorasi sumberdaya bumi; reservoar; imaging dan pengolahan data; dan teknik dan lingkungan.
Berbagai hal yag menarik kerapkali terjadi pada bagian bumi tanpa kita sadari. Contohnya saja, lempengan-lempengan pembentuk bumi ini ternyata tidak statis, tapi bergerak dan melakukan pergeseran secara pelan-pelan. Kita memang tidak menyadarinya karena pergeserannya yang sangat tidak kentara, tapi setiap tahun ternyata ada perubahan posisinya. Lalu kenapa ada daerah di bumi yang dinyatakan rawan gempa dan kenapa ada yang tidak. Bagaimana persebaran titik-titik rawan gempa tersebut. Nah, pada program studi Teknik Geofisika inilah teman-teman akan mempelajari hal tersebut.
Selain belajar teoretis di dalam ruangan, teman-teman juga akan menghabiskan waktu di laboratorium. Ilmu-ilmu yang dipelajari pada prinsipnya adalah segala sesuatu yang menyangkut bumi dan bagian-bagian padatnya. Pada proses perkuliahannya teman-teman juga akan akrab dengan beberapa perangkat lunak yang akan membantu teman-teman dalam memodelkan gejala-gejala yang terjadi di bumi.
Saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, patahnya lempengan kerak bumi seorang sarjana Teknik Geofisika adalah orang yang paling dicari, karena dengan keilmuannya seorang sarjana Teknik Geofisika akan mampu menentukan bagaimana mitigasi dari bencana alam tersebut.
Yang dimaksud dengan mitigasi adalah pencegahan dan usaha meminimalisir dampak-dampak negatif bencana alam tersebut. Karena sebagai manusia kita tidak mampu menolak terjadinya, namun kita mampu mengusahakan sarana-sarana pendukung untuk meminimalisir dampaknya saja.
ROSPEK KERJA
Seorang sarjana Teknik Teknik Geofisika memiliki prospek kerja yang sangat luas di dalam maupun di luar negeri, antara lain:
Instansi Pemerintah:
Swasta:
Bidang eksplorasi, eksploitasi, akuisisi data, pemrosesan data Teknik Geofisika, konsultan, dsb. misalnya di beberapa perusahaan seperti :
Sumber: fttm.itb.ac.id