Internet of Things

Internet untuk Segala

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Internet untuk Segala-(nya) (bahasa Inggris: Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.

Keunikan Pengalamatan Suatu Benda

Ide Sebenarnya dari Auto – ID Center berbasis pada Radio Frequency Identification(RFID) dan identifikasi yang unik melalui Electronic Product code namun hal ini telah berkembang menjadi objek yang memiliki alamat Intenet protocol(IP) atau Uniform Resource Identifier(URI).

Pandangan alternatif, dari dunia Semantic Web, berfokus pada pembuatan segala sesuatu yang berhubungan dengan RFID dan dihubungkan oleh masing-masing protokol, seperti URI . Objek itu sendiri terhubung dengan objek lainnya secara otomatis seperti halnya suatu server terpusat yang terhubung langsung dengan kliennya dan dikendalikan oleh manusia.

Generasi berikutnya dari aplikasi Internet menggunakan Internet Protocol Version 6 (IPv6) akan mampu berkomunikasi dengan perangkat yang melekat pada hampir semua benda buatan manusia karena ruang alamat yang sangat besar dari protokol IPv6 . Sistem ini dapat membangun sebuah objek dalam skala yang besar .

Kombinasi ide ini dapat ditemukan dalam arus GS1/EPCglobal EPC Information Services (EPCIS). Sistem ini digunakan untuk mengidentifikasi objek mulai dari industri hingga ke logistik pemasaran.

Cara Kerja

Cara Kerja Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun.Internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung.

Tantangan terbesar dalam mengkonfigurasi Internet of Things ialah menyusun jaringan komunikasinya sendiri, yang dimana jaringan tersebut sangatlah kompleks, dan memerlukan sistem keamanan yang ketat. Selain itu biaya yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya produksi.

Karakteristik dan tren

1.Kecerdasan

  • Kecerdasan intelejensi dan kontrol automatisasi di saat ini merupakan bagian dari konsep asli Internet of Things . Namun, perlu dilakukan riset yang lebih mendalam lagi di dalam penelitian konsep Internet of Things dan kontrol automatisasi agar pada masa depan Internet of Things akan menjadi jaringan yang terbuka dan semua perintah dilakukan secara auto – terorganisir atau cerdas ( Web, komponen SOA ), objek virtual ( avatar ) dan dapat dioperasikan dengan mudah, bertindak secara independen sesuai dengan konteks, situasi atau lingkungan yang dihadapi .

2.Arsitektur

  • Arsitektur Internet Of Things terdiri atas beberapa jaringan dan sistem yang kompleks serta sekuriti yang sangat ketat, jika ketiga unsur tersebut dapat dicapai, maka kontrol automatisasi di dalam Internet Of Things dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama sehingga mendapatkan profit yang banyak bagi suatu perusahaan, namun dalam membangun ketiga arsitektur itu banyak sekali perusahaan pengembang IOT yang gagal, karena dalam membangun arsitektur itu membutuhkan waktu yang lama serta biaya yang tidak sedikit.

3.Faktor Ukuran, Waktu dan Ruang

  • Di dalam membangun Internet Of Things para engineer harus memperhatikan ketiga aspek yaitu: Ukuran, ruang, dan waktu. Dalam melakukan pengembangan IOT faktor Waktu yang biasanya menjadi kendala.Biasanya dibutuhkan waktu yang lama karena menyusun sebuah jaringan kompleks di dalam IOT tidak lah mudah dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.

Implementasi IoT

Internet of Things mengacu pada pengidentifikasian suatu objek yang direpresentasikan secara virtual di dunia maya atau Internet. Jadi dapat dikatakan bahwa Internet of Things adalah bagaimana suatu objek yang nyata di dunia ini digambarkan di dunia maya (Internet). Bahkan salah satu cafe kopi terkenal di Indonesia “Starbucks” dalam beberapa tahun ke depan, dilaporkan berencana menghubungkan kulkas dan mesin kopi milik mereka dengan teknologi Internet of Thing. Sehingga mereka dapat meningkatkan pelayanan mereka dengan mengetahui apa saja yang lebih disukai konsumen, meramalkan kebutuhan stock barang (kopi,dll), dan masih banyak lainnya dan pada akhirnya efisiensi dan keuntungan akan meningkat. Mari kita bayangkan ketika semua benda, bahkan manusia, hewan dan tumbuhan dilengkapi dengan alat pengidentifikasian, maka mereka bisa dikelola secara efisien dengan bantuan komputer. Dan pengidentifikasian tersebut dapat dilakukan dengan beberapa teknologi seperti kode batang (Barcode), Kode QR (QR Code) dan Identifikasi Frekuensi Radio (RFID)

Metode dan Pengimplementasian

  • Metode yang digunakan oleh Internet of Things adalah nirkabel atau pengendalian secara otomatis tanpa mengenal jarak. Pengimplementasian Internet of Things sendiri biasanya selalu mengikuti keinginan si developer dalam mengembangkan sebuah aplikasi yang ia ciptakan, apabila aplikasinya itu diciptakan guna membantu monitoring sebuah ruangan maka pengimplementasian Internet of Things itu sendiri harus mengikuti alur diagram pemrograman mengenai sensor dalam sebuah rumah, berapa jauh jarak agar ruangan dapat dikontrol, dan kecepatan jaringan internet yang digunakan. Perkembangan teknologi jaringan dan Internet seperti hadirnya IPv6, 4G, dan Wimax, dapat membantu pengimplementasian Internet of Things menjadi lebih optimal, dan memungkinkan jarak yang dapat di lewati menjadi semakin jauh, sehingga semakin memudahkan kita dalam mengontrol sesuatu.
  • Pengimplementasian Internet of Things terwujud dalam produk Speedy Monitoring. Produk ini diluncurkan oleh PT Telkom guna menangkap, merekam, dan memonitor suatu ruangan atau area tertentu dengan menggunakan IP Camera yang terhubung ke jaringan Speedy. Kelebihan produk ini adalah kita dapat mengakses hasil monitoring kamera dan memanajemen sistem ini melalui web browser. Baik melalui desktop maupun mobile phone. Keistimewaan dari produk Speedy Monitoring adalah tersedianya media penyimpanan yang ditangani secara terpusat sehingga kita hanya perlu menyediakan kamera dan tak perlu repot lagi dengan urusan penyediaan tempat penyimpanan data dan penyediaan server. Dapat mengawasi dan mengontrol suatu tempat dan keadaaan saat kapanpun dan dimanapun adalah idaman. Tentunya dengan IOT mempermudah kita mengawasi dan mengontrol apapun tanpa terbatas jarak dan waktu (online monitoring), termasuk memonitor keadaan rumah (home monitoring). Jika Home Monitoring dapat dilakukan dengan mudah, setiap waktu, dan dari media akses apapun tentunya kita akan merasa aman dan nyaman meninggalkan rumah apalagi dalam jangka waktu yang lama. Maka dari itu dengan Internet of Things kita dapat mengendalikan segala sesuatu melalui sebuah perangkat dan mempermudah dalam melakukan segala aktivitas.

Manfaat

Banyak manfaat yang didapatkan dari internet of things. Pekerjaan yang kita lakukan menjadi cepat, mudah, dan efisien. Kita juga bisa mendeteksi pengguna dimanapun ia berada. Sebagai contoh barcode yang tertera pada sebuah produk. Dengan barcode tersebut, bisa dilihat produk mana yang paling banyak terjual dan produk mana yang kurang diminati. Selain itu dengan barcode kita juga bisa memprediksi produk yang stoknya harus ditambah atau dikurangi. Dengan barcode kita tak perlu susah – susah menghitung produk secara manual. Contoh lain saat kita pergi ke Singapore. Jika kita ingin bepergian menggunakan transportasi umum seperti MRT atau bis kita cukup menggunakan atau membeli EZ-link card. EZ-link card biasanya dipakai oleh para wisatawan yang mengunjungi Singapore sebagai pengganti uang untuk membayar jasa transportasi yang telah digunakan. Sedangkan warga negara Singapore sendiri menggunakan ktp ataupun kartu pelajar sebagai alat membayarnya. Cara ini lebih efisien dan cepat ketimbang kita menggunakan uang tunai. Jika kita menggunakan uang tunai, kita masih harus mengantri untuk membayar, belum lagi jika kita membayar dengan nilai nominal uang besar, kita harus menunggu untuk mendapatkan uang kembalian kita.

Aplikasi IoT dalam B2B dan pemerintahan:

  • Iklan dan pemasaran terhubung. Cisco percaya bahwa kategori ini (Billboards terkoneksi internet) akan menjadi tiga terbesar kategori IoT, bersamaan dengan smart factories dan sistem pendukung telecommuting.
  • Sistem pengelolaan sampah. Di Cincinnati, volume sampah masyarakat turun 17% dan volume daur ulang meningkat hingga 49% melalui pemanfaatan program “pay as you throw” berbasis teknologi IoT untuk memonitor siapa yang membuang sampah melebihi batas.
  • Jaringan listrik pintar yang menyesuaikan tarif untuk penggunaan puncak energi. Jaringan listrik ini mewakili penghematan US$200 miliar hinga US$500 miliar per tahun sampai dengan 2025 berdasarkan McKinsey Global Institute.
  • Sistem air cerdas. Kota Doha, Sao Paulo, dan Beijing mengurangi kebocoran air 40-50% dengan meletakkan sensor pada pompa dan infrastruktur air lainnya.
  • Penggunaan dalam industri mencakup pabrik dan gudang terhubung, internet yang dikelola jaringan rakitan, dan sebagainya.

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Internet untuk Segala

Design and Manufacturing Engineering

Sistem manufaktur fleksibel

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Sistem manufaktur fleksibel atau FMS (Flexible Manufacturing System) adalah sistem manufaktur yang dapat bereaksi secara fleksibel terhadap perubahan-perubahan. Dua macam perubahan sistem itu dapat berupa perubahan tipe produk yang akan dihasilkan (machine flexibility), maupun perubahan urutan proses dalam pembuatan produk tersebut (routing flexibility). Keuntungan dari penggunaan FMS dalam suatu sistem produksi massal (mass production) adalah kemampuan fleksibilitasnya yang tinggi baik dalam mengalokasikan waktu dan usaha, sehingga dapat menaikkan produktivitas dan mutu produk serta menurunkan biaya produksi.

Kebanyakan sistem FMS terdiri dari 3 bagian, yaitu sebuah sistem mesin CNC yang ter-automasi, satu grup mesin produksi (material handling system) dan robot, serta satu set komputer sentral (termasuk di dalamnya alat-alat elektronik instrumentasi industri/pabrik, alat pengukuran, dan sensor). Melalui jaringan komputer pabrik yang mempunyai ciri tersendiri daripada kebanyakan jaringan komputer perkantoran, semua peralatan dalam FMS ini dapat dikendalikan dan dapat saling berkomunikasi satu sama lain.

Ciri khas dari jaringan komputer pabrik adalah tingginya gangguan (noise) akibat panas, adanya debu dan kelembaban yang tinggi, yang menyebabkan jaringan komputer sering gagal. Selain itu, beberapa kegiatan mesin dan robot dapat mengakibatkan keadaan yang berbahaya dan perlu penanganan dengan cepat dan darurat. Oleh karena itu jenis jaringan komputer lokal (LAN), seperti CSMA/CD dan Token Bus standar tidak bisa dipakai. Untuk dapat menangani paket data yang urgen dan bersifat segera, jaringan komputer itu harus dapat memberikan prioritas pengiriman berita. Dalam hal ini, berita urgen dapat meng-interupsi pengiriman data biasa, seperti yang dimiliki oleh jaringan Token ring dan Token Bus termodifikasi.

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Sistem manufaktur fleksibel

Information Engineering

Sistem pakar

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program ini pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut. Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu simpulan.

Tujuan Sistem Pakar adalah mentransfer kepakaran seorang pakar ke komputer, kemudian melanjutkannya dari komputer ke orang lain (yang bukan pakar).

Artsitektur

Terdapat dua mode utama terkait dengan mesin inferensi, yakni

  • forward chaining dan
  • backward chaining.

Sejarah

Sistem pakar pertama, yang disebut Dendral, dikembangkan di Stanford pada akhir 1960-an. Ini adalah sistem pakar yang menentukan struktur molekul organik dengan rumus kimia dan data spektrografi pada ikatan kimia dalam molekul. Nilai Dendral adalah sebagai berikut. Molekul organik biasanya sangat besar dan oleh karena itu jumlah struktur yang mungkin untuk molekul ini juga besar. Berkat pengetahuan heuristik ahli kimia ahli yang tertanam dalam sistem pakar, dari sejuta solusi yang mungkin, solusi yang tepat ditemukan hanya dalam beberapa upaya. Prinsip dan ide di balik Dendral telah terbukti sangat efektif sehingga masih digunakan sampai sekarang di laboratorium kimia dan farmasi di seluruh dunia.

Sistem pakar Dendral adalah salah satu yang pertama menggunakan pengetahuan heuristik spesialis untuk mencapai tingkat ahli dalam memecahkan masalah, namun, metodologi sistem pakar modern dikaitkan dengan pengembangan lain - Mycin. Itu menggunakan pengetahuan para ahli medis untuk mendiagnosis dan mengobati meningitis khusus dan infeksi darah bakteri.

Sistem pakar Mycin, yang dikembangkan di Stanford yang sama pada pertengahan 1970-an, adalah salah satu yang pertama untuk mengatasi masalah pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang tidak dapat diandalkan atau tidak mencukupi. Semua penalaran dari sistem pakar Mycin didasarkan pada prinsip-prinsip logika kontrol, sesuai dengan spesifik area subjek. Banyak teknik pengembangan sistem pakar yang digunakan saat ini dipelopori oleh proyek Mycin.

Kelebihan

  1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
  2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
  3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
  4. Meningkatkan output dan produktivitas.
  5. Meningkatkan kualitas.
  6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).
  7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
  8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.
  9. Memiliki reliabilitas.
  10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
  11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.
  12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
  13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.

Kelemahan

  1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya relatif mahal karena diperlukan banyak data.
  2. Dibutuhkan admin khusus yang selalu memperbaharui pengetahuan pada sistem pakar sesuai perkembangan di bidang keahliannya.
  3. Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan perangkat lunak konvensional.
  4. Sulit dikembangkan.
  5. Membutuhkan waktu yang lama untuk membuatnya.

Contoh sistem pakar

  1. MYCIN: diagnosa penyakit
  2. Dendral: mengidentifikasikan struktur molekul campuran kimia yang tidak dikenal
  3. XCON & XSEL: konfigurasi sistem komputer besar
  4. Prospector: bidang geologi.

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Sistem pakar

Information Engineering

Sistem informasi perpustakaan

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Sistem Informasi Perpustakaan atau Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan merupakan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang dipakai untuk mengelola data buku, artikel, jurnal dan majalah ilmiah, surat kabar, dokumen digital, thesis, laporan riset, microfilm, basis data konten digital (Proquest, misalnya), dan semua bahan pustaka yang berada di sebuah perpustakaan. Sistem ini kadang-kadang dikenal sebagai eLibrary atau Perpustakaan Digital atau Sistem Informasi Perpustakaan berbasis Web yang banyak dipakai oleh perpustakaan di berbagai belahan dunia, seperti halnya OCLC di Amerika Serikat, Sistem Informasi Perpustakaan Oxford di Inggris, OPAC (Katalog akses daring perpustakaan dan RUNNERS yang dipakai di Jepang, Sistem Informasi Perpustakaan berbasis IndoMARC yang dipakai di Indonesia, dll .

Selengkapnya
Sistem informasi perpustakaan

Information Engineering

Sistem informasi rumah sakit

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Sistem informasi rumah sakit (SIRS) ( bahasa Inggris: Hospital information systems, HIS) adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit se-Indonesia. Sistem Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit umum maupun khusus, baik yang dikelola secara publik maupun privat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.SIRS ini merupakan penyempurnaan dari SIRS Revisi V yang disusun berdasarkan masukan dari tiap Direktorat dan Sekretariat dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Hal ini diperlukan agar dapat menunjang pemanfaatan data yang optimal serta semakin meningkatnya kebutuhan data saat ini dan yang akan datang.

Dasar Hukum

  • Rumah sakit di Indonesia wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit sebagaimana ketentuan dalam pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit .
  • Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Public (KIP) maka tersedianya data dan informasi mutlak dibutuhkan terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit.

Dasar Pelaksanaan

  • Berdasarkan SK Menkes Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah Sakit) Revisi V, tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada sehinnga perlu disesuaikan. Paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah peraturan ini diundangkan. Dengan berlakunya peraturan ini, maka keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1410/MENKES/SK/X/2003 Revisi V, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Agar setiap orang mengetahui Peraturan ini, Pemerintah mengundangkan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
  • Berdasarkan PERMENKES No. 1171 Tahun 2011, Pasal 1 (satu) ayat 1 (satu) Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, yaitu “Setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
  • Berdasarkan kesepakatan dengan Dinas Kesehatan RL (tahunan) dikirimkan mulai Januari 2012 untuk data tahun 2011 dan RL 5 (bulanan) dikirimkan mulai tahun berjalan.

Aplikasi

SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada Kementerian Kesehatan yang meliputi:

  • Data identitas rumah sakit.
  • Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit.
  • Data rekapitulasi kegiatan pelayanan kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap.
  • Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.

Penerapan

  • Untuk dapat menggunakan aplikasi SIRS ONLINE, setiap rumah sakit wajib melakukan registrasi pada Kementerian Kesehatan.
  • Registrasi digunakan untuk pencatatan data dasar rumah sakit pada Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan Nomor Identitas Rumah Sakit yang berlaku secara Nasional.
  • Registrasi dilakukan secara online pada situs resmi Direktorat Bina Upaya Kesehatan.

Tujuan

Penyelenggaraan SIRS bertujuan untuk:

  • Merumuskan Kebijakan dibidang perumahsakitan
  • Menyajikan informasi rumah sakit secara nasional
  • Melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi penyeleggaraan rumah sakit secara nasional.

Sifat Pelaporan

Sifat pelaporan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan

  • Pelaporan yang bersifat terbaru, setiap saat (updated), ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan program dan kebijakan dalam bidang perumahsakitan.
  • Pelaporan yang bersifat periodic dilakukan 2(dua) kali dalam 1(satu)tahun yang terdiri dari laporan tahunan dan rekapitulasi laporan bulanan (otomatis).

Pengembangan

Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS” dan “sasaran pengembangan SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:

  1. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
  2. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
  3. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
  4. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.
  5. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang.
  6. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relative singkat.
  7. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
  8. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
  9. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
  10. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.
  11. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap pengembangan SIRS.

Sasaran Pengembangan

Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:

  1. Memiliki aspek pengawasan terpadu, baik yang bersifat pemeriksaan atau pengawasan (auditable) maupun dalam hal pertanggung-jawaban penggunaan dana (accountable) oleh unit-unit yang ada di lingkungan rumah sakit.
  2. Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
  3. Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
  4. Meningkatkan daya guna dan hasil guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.
  5. Terjaminnya konsistensi data.
  6. Orientasi ke masa depan.
  7. Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai Rancangan Global SIRS.

Tahapan Pengembangan

SIRS merupakan suatu sistem informasi yang, cakupannya luas (terutama untuk rumah sakit tipe A dan B) dan mempunyai kompleksitas yang cukup tinggi. Oleh karena itu penerapan sistem yang dirancang harus dilakukan dengan memilih pentahapan yang sesuai dengan kondisi masing-masing subsistem, atas dasar kriteria dan prioritas yang ditentukan. Kesinambungan antara tahapan yang satu dengan tahapan berikutnya harus tetap terjaga. Secara garis besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai berikut:

  • Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS.
  • Penyusunan Rancangan Global SIRS.
  • Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS.
  • Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat spesifik.
  • Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaanperangkat keras maupun perangkat lunak pendukung.
  • Operasionalisasi dan Pemantapan

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Sistem informasi rumah sakit

Information Engineering

Sistem informasi pemasaran

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 07 Maret 2022


Sistem Informasi Pemasaran (SIP) merupakan suatu terdiri dari orang-orang, peralatan, dan prosedur-prosedur untuk mengumpulkan, menyortir, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang tepat waktu, akurat, dan dibutuhkan kepada para pembuat keputusan pemasaran. Agar manajer pemasaran dapat menjalankan tanggung jawab analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendaliannya, ia memerlukan informasi mengenai perkembangan dalam lingkungan pemasaran. Peranan SIP adalah untuk memperkirakan kebutuhan informasi manajer, menghasilkan informasi yang dibutuhkan, dan mendistribusikan informasi tersebut secara tepat waktu kepada para manajer pemasaran. Informasi yang dibutuhkan dihasilkan melalui catatan internal perusahaan, aktivitas intelejensi pemasaran, riset pemasaran, dan analisis pendukung keputusan pemasaran (marketing decision support analysis).

Sistem Pencatatan Internal

Sistem informasi yang paling dasar yang digunakan oleh para manajer pemasaran adalah sistem pencatatan internal.

Siklus Pesanan Sampai Pembayaran

  • Inti dari sistem pencatatan internal adalah siklus pesanan-sampai-pembayaran. Wiraniaga, penyalur, dan pelanggan mengirim pesanan ke perusahaan. Departemen pesanan penjualan mempersiapkan faktur penjualan dan mengirimkan tembusannya ke berbagai departemen. Item barang yang persediaannya habis dipesan kembali. Item-item barang yang dikirim disertai dengan dokumen pengiriman dan rekening yang juga dibuat rangkap dan dikirimkan ke berbagai departemen.
  • Para pelanggan lebih menyukai perusahaan yang dapat mengirim barangnya tepat waktu. Perusahaan-perusahaan yang cepat tanggap sekarang menerapkan program peningkatan kualitas terpadu (total quality-improvement programs) untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi aliran kerja antar departemen, dan banyak di antaranya yang memperoleh manfaat substansial dalam efisiensi.

Sistem Pelaporan Penjualan

  • Manajer pemasaran membutuhkan laporan terbaru mengenai penjualan berjalan mereka. Perusahaan-perusahaan barang konsumen terkemas (consumer packaged-goods) dapat menerima laopran penjualan eceran setiap dua bulan.

Merancang Sistem Laporan yang Berorientasi Pada Pemakai

  • Sistem informasi pemasaran harus mencerminkan titik temu antara apa yang para manajer anggap mereka perlukan, apa yang benar-benar mereka perlukan, dan apa yang secara ekonomis dapat disediakan. Dalam menciptakan sistem informasi penjualan yang canggih, perusahaan harus menghindari hambatan-hambatan tertentu yaitu:
    • Menghasilkan terlalu banyak informasi yang kurang perlu.
    • Menciptakan sistem yang menghasilkan informasi yang terlalu cepat.

Sistem Intelijen Pemasaran

Sistem intelijen pemasaran adalah serangkaian prosedur dan sumber daya yang digunakan para manajer untuk memperoleh informasi sehari-hari mengenai perkembangan berkaitan dengan lingkungan pemasaran. Manajer pemasaran mengamati lingkungan tersebut dengan empat cara:

  • Pengamatan tidak terarah (undirected viewing), yaitu pengungkapan informais secara umum dimana manajer tidak mempunyai maksud khusus sebelumnya.
  • Pengamatan bersyarat (conditioned viewing), yaitu pengungkapan terarah terhadap bidang atau jenis informasi yang relatif telah diidentifikasi secara jelas, tetapi tidak melibatkan penyelidikan aktif.
  • Penyelidikan informal (informal search), yaitu suatu usaha yang relatif terbatas dan tidak terstruktur untuk memperoleh informasi spesifik atau informasi untuk maksud spesifik.
  • Penyelidikan formal (formal search), yaitu suatu usaha disengaja - biasanya mengikuti suatu rencana, prosedur, atau metodologi yang sudah ditetapkan sebelumnya - untuk memperoleh informasi spesifik.

Sistem Riset Pemasaran

Riset pemasaran adalah perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan secara sistematis atas data dan temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.

Penyedia Riset Pemasaran

  • Perusahaan riset pemasaran terbagi dalam tiga kelompok:
    • Perusahaan riset jasa tersindikasi (syndicated-service research firms). Perusahaan ini mengumpulkan informasi konsumen dan perdagangan periodik, kemudian menjualnya kepada klien dengan fee tertentu. Contoh: A.C. Nielsen, Survey Research Group.
    • Perusahaan riset pemasaran yang dipesan (custom marketing research firms). Perusahaan ini disewa untuk melakukan proyek riset khusus. Mereka berpartisipasi dalam perancangan studi tersebut dan laporannya menjadi milik klien.
    • Perusahaan riset pemasaran dengan keahlian khusus (specialty-line marketing research firms). Perusahaan ini menyediakan jasa riset dalam

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Sistem informasi pemasaran
« First Previous page 753 of 773 Next Last »