Kemaritiman

Perkembangan dalam Industri Kereta Api

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


PT Industri Kereta Api (Persero), disingkat INKA, adalah produsen kereta api milik negara Indonesia.

Profil

INKA didirikan pada tahun 1981 untuk menjadi produsen lokomotif kereta api nasional dan rolling stock untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) di jalur-jalur pendapatannya di pulau Jawa dan Sumatra. Pabrik Lokomotif Madiun yang pertama dikonversi dari bekas fasilitas perbaikan lokomotif uap PJKA. Di bawah kepemimpinan Suharto, INKA diprakarsai sebagai bagian dari industri strategis nasional, sebagai basis industri produksi kereta api nasional. Oleh karena itu, INKA fokus untuk mendominasi pasar domestik dan memenangkan persaingan di kawasan ASEAN dan negara-negara berkembang.

INKA telah memproduksi atau mereparasi setiap rangkaian gerbong penumpang KAI, kecuali beberapa unit, sejak tahun 1985. Produksi beberapa unit dimulai pada tahun 1987, ketika INKA merakit EMU Rheostatik dari Jepang. Sejak saat itu, INKA menggunakan bodi mobil baja tahan karat yang ringan dan kontrol traksi AC modern dengan inverter VVVF (sebelumnya GTO, sekarang IGBT) untuk produksi EMU. INKA mulai memproduksi beberapa unit diesel pada tahun 2007 dengan pesanan dari Kementerian Perhubungan untuk kereta api regional dan komuter. INKA telah memasok berbagai gerbong barang ke KAI, terutama gerbong pengangkut batu bara yang mendukung industri pertambangan batu bara di Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Selatan.

Pada tahun 2019 PT INKA (Persero) bekerja sama dengan PT Len Industri (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan kolaborasi pengembangan bisnis dengan membentuk konsorsium Indonesian Railways Development Incorporated for Africa (IRDIA) yang menyasar negara-negara Afrika.

Selain itu, INKA Ltd bersama dengan KAI menjalin kerja sama dengan perusahaan manufaktur rolling stock asal Swiss, Stadler Rail membentuk perusahaan patungan untuk membangun pabrik rolling stock yang memiliki fasilitas khusus untuk uji tabrak dan uji tilt/roll over sesuai dengan standar International Union of Railways (UIC) di Banyuwangi, Jawa Timur. Kerja sama ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sistem transportasi Indonesia.

Produk PT Industri Kereta Api (Persero), disingkat INKA, adalah produsen kereta api milik negara Indonesia..

Profil

INKA didirikan pada tahun 1981 untuk menjadi produsen lokomotif kereta api nasional dan rolling stock untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) di jalur-jalur pendapatannya di pulau Jawa dan Sumatra. Pabrik Lokomotif Madiun yang pertama dikonversi dari bekas fasilitas perbaikan lokomotif uap PJKA. Di bawah kepemimpinan Suharto, INKA diprakarsai sebagai bagian dari industri strategis nasional, sebagai basis industri produksi kereta api nasional. Oleh karena itu, INKA fokus untuk mendominasi pasar domestik dan memenangkan persaingan di kawasan ASEAN dan negara-negara berkembang.

INKA telah memproduksi atau mereparasi setiap rangkaian gerbong penumpang KAI, kecuali beberapa unit, sejak tahun 1985. Produksi beberapa unit dimulai pada tahun 1987, ketika INKA merakit EMU Rheostatik dari Jepang. Sejak saat itu, INKA menggunakan bodi mobil baja tahan karat yang ringan dan kontrol traksi AC modern dengan inverter VVVF (sebelumnya GTO, sekarang IGBT) untuk produksi EMU. INKA mulai memproduksi beberapa unit diesel pada tahun 2007 dengan pesanan dari Kementerian Perhubungan untuk kereta api regional dan komuter. INKA telah memasok berbagai gerbong barang ke KAI, terutama gerbong pengangkut batu bara yang mendukung industri pertambangan batu bara di Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Selatan.

Pada tahun 2019 PT INKA (Persero) bekerja sama dengan PT Len Industri (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan kolaborasi pengembangan bisnis dengan membentuk konsorsium Indonesian Railways Development Incorporated for Africa (IRDIA) yang menyasar negara-negara Afrika.

Selain itu, INKA Ltd bersama dengan KAI menjalin kerja sama dengan perusahaan manufaktur rolling stock asal Swiss, Stadler Rail membentuk perusahaan patungan untuk membangun pabrik rolling stock yang memiliki fasilitas khusus untuk uji tabrak dan uji tilt/roll over sesuai dengan standar International Union of Railways (UIC) di Banyuwangi, Jawa Timur. Kerja sama ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sistem transportasi di Indonesia.

Produk

Sarana transportasi kereta api

INKA telah memproduksi lokomotif, trainset, gerbong kereta api dan beberapa unit, beberapa di antaranya dibuat melalui kerja sama dengan perusahaan lain. Beberapa produk telah diekspor ke mancanegara. Beberapa proyek kereta api INKA:

  • 1982 - Gerbong kereta tertutup untuk PJKA

  • 1985 - Gerbong penumpang Ekonomi dan Eksekutif PJKA angkatan 1985

  • 1987 - EMU Rheostatik ED101, angkatan 1987 (bekerja sama dengan konsorsium Jepang yang dipimpin oleh Nippon Sharyo)

  • 1991 - Gerbong barang untuk KTMB

  • 1994 - EMU seri VVVF-GTO EA201, bekerja sama dengan BN-Holec

  • 1995 - Rangkaian kereta kelas Argo Bromo dan Argo Gede

  • 1996 - Lokomotif CC203, bekerja sama dengan GE

  • 1997 - Rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek

  • 1998 - Gerbong Ballast Hopper untuk SRT

  • 2001 - EMU seri EA201 untuk KRL Jabotabek

  • 2002 - Gerbong pembangkit listrik dan gerbong flat bogie reefer untuk KTMB

  • 2004 - Gerbong kontainer & kusen tengah badai salju (ke Australia)

  • 2006 - Gerbong penumpang Bangladesh Railway BG

  • 2007 - Railbus Kertalaya untuk pemerintah provinsi Sumatera Selatan.

  • 2008 - Seri MH102(Kereta Rel Diesel Indonesia) (untuk Aceh dan Jawa)

  • 2010 - rangkaian kereta Ekonomi AC untuk Kemenhub, lokomotif GE C20EMP (bekerja sama dengan GE Transportation)

  • 2011 - Railbus Batara Kresna dan EMU seri EA202  

  • 2016 - Gerbong kereta eksekutif dan ekonomi KAI serta gerbong kereta BG dan MG Bangladesh Railway

  • 2018 - LRV rel ketiga untuk LRT Palembang Model yang disempurnakan diproduksi pada tahun 2019 untuk LRT Jabodebek. EMU seri EA203 untuk jalur kereta bandara Soekarno-Hatta

  • 2019 - DMU kelas PNR 8000  

  • 2020 - DMU kelas PNR 8100 dan INKA CC300 DHL (ditambah 15 gerbong kelas PNR 8300 ) ke Filipina

  • 2023 - 133 gerbong datar untuk KiwiRail di Selandia 

Industri otomotif

Pada tahun 2008, INKA mengajukan GEA (singkatan dari Gulirkan Energi Alternatif) sebagai mobil nasional. Sebuah prototipe dibuat pada tahun 2008. Pada tahun 2009, GEA mulai menggunakan mesin yang dikembangkan oleh BPPT, Rusnas, setelah sebelumnya menggunakan mesin dari Cina. Karburator adalah satu-satunya komponen yang diimpor pada prototipe tahun 2009.

PT Inka juga memasok bus berbahan bakar gas alam terkompresi (CNG) untuk TransJakarta, yang dikenal dengan nama merek Inobus (disingkat Inobus). Saat ini, ada tiga varian produk yang dikenal:

Inobus ATC 320 (Articulated Car) (diproduksi tahun 2011-2012) dengan mesin CNG Cummins Westport ISL-G 320 HP, dikawinkan dengan transmisi otomatis Voith DIWA 864.3E. Total ada 39 unit yang dioperasikan, dengan 21 unit dioperasikan oleh Perum DAMRI dari tahun 2011 hingga 2018 dan 18 unit dioperasikan oleh PT. Bianglala Metropolitan dari tahun 2013 hingga 2016. Perbedaan utama antara keduanya adalah unit yang dioperasikan oleh DAMRI menggunakan AC Songz sedangkan unit yang dioperasikan oleh Bianglala menggunakan AC Denso.

Inobus SGL 290 (Single) dengan mesin CNG Doosan GL11K 290 HP (EPA 2010), mesin yang sama dengan yang digunakan pada bus Zhongtong saat ini, dikawinkan dengan transmisi otomatis Allison T350R. Sebanyak 36 unit, seharusnya sudah dioperasikan oleh Perum PPD.

Armada masa depan: Inobus ATC 340 (Articulated Car) dengan mesin CNG Doosan GL11K 340 HP Euro IV, mesin yang sama dengan yang digunakan pada bus Zhongtong saat ini, dikawinkan dengan transmisi otomatis Voith DIWA 864.5.
Pada tahun 2011, INKA memproduksi Kancil, kendaraan 404 cc yang direncanakan untuk menggantikan bajaj. Namun, kendaraan ini tidak dapat berkembang di pasarnya, karena peraturan yang ada pada saat itu.

Pada tahun 2022, INKA mengumumkan bahwa keduanya akan melanjutkan produksi bus listrik Merah Putih setelah dikabarkan telah menandatangani Perjanjian Kerjasama. Kabar tersebut diumumkan oleh Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati yang menjelaskan bahwa kedua entitas tersebut akan memproduksi lima bus listrik. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kelima bus listrik tersebut telah mencapai tahap finishing. Dengan begitu, bus listrik Merah Putih siap diluncurkan dalam waktu dekat. Setelah itu, bus listrik ini akan digunakan untuk Trans Semanggi Suroboyo, dan Trans Metro Pasundan.

Disadur dari: en.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Perkembangan dalam Industri Kereta Api

Kemaritiman

Industri Alat Berat Nasional Menggeliat: Produksi Diperkirakan Capai 5.000 Unit Tahun Ini

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri alat berat di Indonesia kembali menggeliat memasuki tahun 2021. Hal ini ditunjukkan oleh melonjaknya produksi alat berat nasional.

Berdasarkan data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi alat berat dalam negeri per kuartal I-2021 tercatat sebesar 1.417 unit atau tumbuh sekitar 45% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Produksi alat berat di kuartal I-2021 juga mendekati 50% dari total produksi sepanjang tahun 2020 sebanyak 3.427 unit.

Hydraulic Excavator masih menjadi jenis alat berat yang terbanyak diproduksi di kuartal I-2021 yakni mencapai 1.331 unit. Ketua Umum Hinabi Jamalludin mengatakan, kenaikan harga sejumlah komoditas, khususnya batubara, menjadi katalis utama yang membuat permintaan alat berat melesat di tiga bulan pertama tahun ini. Sebab, para produsen batubara nasional mulai gencar lagi memproduksi batubara sehingga membutuhkan tambahan alat berat.

Sekadar catatan, harga batubara acuan (HBA) mencapai level US$ 89,74 per ton pada bulan Mei 2021 atau lebih tinggi dibandingkan HBA di bulan sebelumnya senilai US$ 86,68 per ton. “Produksi masih didominasi hydraulic excavator. Ada pula dump truck yang banyak diproduksi untuk sektor tambang,” ujar dia, Jumat (7/5).

Jamalludin masih memperkirakan bahwa produksi alat berat nasional hingga akhir tahun nanti mencapai kisaran 5.000 unit. Di samping sektor pertambangan, produksi alat berat juga akan ditopang oleh proyek-proyek infrastruktur yang mulai kembali ramai pada tahun ini.

Secara umum, lanjut dia, sektor pertambangan dan infrastruktur berkontribusi paling besar terhadap produksi alat berat di tiap tahun, yakni masing-masing memiliki porsi produksi sebanyak 30%. Adapun sisa produksi alat berat berasal dari sektor kehutanan (forestry) dan perkebunan yang masing-masing berkontribusi 20% dari total produksi yang ada.

Pihak Hinabi berharap pemerintah turut andil dalam memperketat kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk alat berat. Ini mengingat tingginya permintaan membuat peluang maraknya penggunaan impor alat berat mencuat, sehingga produk-produk alat berat di dalam negeri mesti ditingkatkan kualitasnya supaya bisa bersaing.

“Insentif yang kami harapkan adalah penggunaan alat berat yang sudah diproduksi di Indonesia dengan pengetatan TKDN,” tandas Jamalludin. Sementara itu, PT United Tractors Tbk (UNTR) turut mencetak kenaikan kinerja sektor bisnis alat berat pada kuartal I-2021. Tercatat, penjualan alat berat Komatsu di kuartal I-2021 mencapai 688 unit atau tumbuh 11,50% (yoy) dibandingkan penjualan alat berat di kuartal I-2020 sebesar 617 unit.

Mayoritas penjualan alat berat UNTR di kuartal I-2021 berasal dari sektor tambang sebesar 42%, konstruksi 31%, kehutanan 17%, dan perkebunan 10%. Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis mengaku, penjualan alat berat UNTR cukup terbantu oleh perbaikan kinerja di sektor pertambangan serta konstruksi seiring berlangsungnya sejumlah proyek infrastruktur.

Sebelumnya, UNTR menargetkan penjualan alat berat di 2021 sebanyak 1.700 unit. Namun, seiring melesatnya penjualan di kuartal I-2021, UNTR memutuskan untuk mengerek target penjualan alat beratnya di sisa tahun ini. “Melihat prospek di kegiatan tambang dan konstruksi, kami sesuaikan target di tahun ini menjadi sekitar 2.500 unit,” ungkap Sara, hari ini (7/5).

Lantaran UNTR bertindak sebagai distributor, lantas kenaikan target penjualan tersebut tidak membuat perusahaan ini mesti merogoh kocek investasi untuk urusan produksi alat berat.

Sumber: industri.kontan.co.id

 

Selengkapnya
Industri Alat Berat Nasional Menggeliat: Produksi Diperkirakan Capai 5.000 Unit Tahun Ini

Kemaritiman

Industri Alat Berat Berambisi Cetak Rekor Produksi Baru Tahun Ini

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


Himpunan Industri Alat Berat Indonesia alias Hinabi menargetkan produksi alat berat tahun ini dapat mencetakkan rekor baru sejak 1998. Jumlah produksi industri alat berat nasional selama 24 tahun terakhir terjadi pada 2018, yakni sebanyak 7.981 unit.  

Sepanjang 2021, produksi alat berat di dalam negeri mencapai 6.740 unit. Realisasi itu lebih tinggi 12,33 % dari target tahun lalu, sebanyak 6.000 unit atau mendekati capaian 2019 sebanyak 6.060 unit. 

 "Pada 2022 rencananya kenaikan (produksi) 30 % - 40 % dari (realisasi) 2021, mirip 2018," kata Ketua Umum Hinabi Jamalludin kepada Katadata, Senin (10/1).  

Dengan kata lain, target produksi alat berat hingga akhir 2022 maksimal mencapai 9.436 unit atau lebih tinggi 18,23 % dari rekor industri alat berat saat ini. Jamalludin menilai, harga batu bara acuan atau HBA akan terus tumbuh pada 2022 dan membuat permintaan alat berat dari sektor pertambangan terus menggeliat. 

Adapun, capaian produksi 2021 tercatat melonjak 96,67 % dari capaian produksi 2020 sebanyak 2020. Adapun, pandemi Covid-19 telah memukul produksi industri alat berat dan mengikis total produksi hingga 43,44 % secara tahunan pada 2020. 

Peningkatan produksi pada 2021 itu dinilai datang dari pertumbuhan HBA sejak awal 2021. HBA pada 2021 bahkan pernah menembus level US$ 200 per ton ke level US$ 215,01 per ton pada November 2021.  

HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya. Di mana kualitas disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8 %, total sulphur 0,8 %, dan ash 15 %.

Kementerian ESDM atau Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan harga batu bara acuan (HBA) Januari 2022 US$ 158,5 per ton atau setara Rp 2,26 juta (kurs Rp 14.300). Angka ini turun US$ 1,29 per ton dibandingkan Desember 2021 US$ 159,79 per ton atau Rp 2,8 juta. 
Sementara itu, Jamalludin menilai kenaikan harga minyak goreng belum merangsang permintaan alat berat di industri perkebunan sawit. Sebagai informasi, industri alat berat domestik memiliki dua pasar utama, yakni pasar pertambangan dan pasar perkebunan.  

Berdasarkan data Hinabi, mayoritas alat berat yang diproduksi hingga kuartal III-2021 adalah hydraulic excavator sebanyak 4.232 unit atau 92,32 % dari total produksi alat berat nasional. Capaian itu diikuti produksi bulldozer sebanyak 239 unit, motor grader sebanyak 57 unit, dan dump truck sebanyak 56 unit.  

Tahun lalu, Kementerian Perindustrian memacu industri alat berat bisa semakin berdaya saing dengan memfasilitasi sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Salah satu langkah strategisnya yang dijalankan adalah melalui penyelenggaraan Program Pendidikan Setara Diploma I bidang Manufaktur Alat Berat. 

Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin dan PT. Komatsu Indonesia telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait pelaksanaan program pendidikan vokasi tersebut. Kerja sama ini bersifat tailor made, diselenggarakan selama satu tahun dan lulusannya langsung diserap bekerja di industri. 

Pada 2020, BPSDMI Kemenperin telah memfasilitasi 18 kelas program setara Diploma Satu untuk 607 peserta D1 di 10 Provinsi dan 12 Kabupaten/Kota. “Melihat pentingnya industri alat berat ini dalam rantai perekonomian Indonesia, maka kompetensi karyawan perusahaan sebagai salah satu aset yang terpenting harus diperhatikan,” ujar Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Iken Retnowulan. 

Sumber : katadata.co.id

 

Selengkapnya
Industri Alat Berat Berambisi Cetak Rekor Produksi Baru Tahun Ini

Perindustrian

Kementerian Perindustrian Menggelar Festival BMBI untuk Mendorong Produk Mesin Dalam Negeri

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai upaya mensosialisasikan produk lokal serta membuka akses masyarakat lebih mudah untuk belanja produk lokal, Kementerian Perindustrian menggelar Festival Virtual Bangga Mesin Buatan Indonesia (BMBIFest). Acara yang dihadirkan melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) ini utamanya menyasar pengembangan produk Industri Kecil dan Menengah (IKM).

Setelah sebelumnya digelar pada tahun 2020 dan mendapatkan respon antusias masyarakat, pada tahun 2021, BMBIFest kembali dilaksanakan dengan mengangkat tujuan untuk memperkenalkan potensi mesin-mesin buatan dalam negeri berkualitas serta mempermudah akses masyarakat Indonesia menemukan pelaku IKM pembuat mesin lokal untuk mendukung usahanya.

“Perlahan tapi pasti, kita harus dapat membuat peralatan dan permesinan yang dibutuhkan oleh Industri dengan kualitas yang diharapkan. BMBI Fest juga lahir dengan semangat untuk mendukung kebijakan substitusi impor,” jelas Plt Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Reni Yanita dalam siaran pers, Sabtu (11/12).

Reni juga menyampaikan, festival ini dilaksanakan bekerja sama dengan Blibli.com yang juga mendorong agar IKM permesinan bergabung dalam virtual hub produk IKM permesinan di Blibli dengan nama official store “Galeri Mesin Lokal”.

Virtual hub ini kata Reni menampung IKM permesinan dengan 7 kategori produk, yaitu mesin pengolahan makanan dan minuman; mesin industri lainnya; mesin / alat kesehatan; elektronik / kelistrikan; alat / mesin teknologi tinggi; alat / mesin pertanian dan perikanan; dan alat transportasi.

“Dengan hadirnya Festival Bangga Mesin Buatan Indonesia diharapkan IKM peralatan / permesinan Indonesia memasuki tren bisnis digital yang berdampak pada perluasan pemasaran dan jaringan IKM melalui teknologi digital,” tambahnya.

Lay Ridwan Gautama, Executive Vice President of Digital and Automotive Category Blibli mengaku bangga dengan kolaborasi dengan Kementerian Perindustrian RI di Festival Bangga Mesin Buatan Indonesia 2021.

 "Berdasarkan riset yang Blibli lakukan bersama dengan Litbang Kompas dan BCG baru-baru ini, dikatakan bahwa 77% UMKM di Indonesia mempekerjakan warga lokal, dan 64% dari pekerjanya menggantungkan hidup pada UMKM dan IKM. Hal ini menandakan bahwa UMKM dan IKM dapat memberikan lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Karena itu melalui Galeri Mesin Lokal yang secara eksklusif hadir di platform Blibli, harapannya pengusaha IKM mampu memperluas pasar dan daya saing yang pada akhirnya akan memajukan industri nasional,” ungkap Lay.

Sekedar informasi, Festival Virtual Bangga Mesin Buatan Indonesia (BMBIfest21) akan diselenggarakan selama 3 (tiga) hari, pada tanggal 9-11 Desember 2021 melalui situs www.bmbifestival.id.

Dalam rangkaian Festival Virtual ini, untuk melengkapi pameran yang diikuti oleh IKM permesinan, juga akan dilaksanakan talkshow, webinar, sosialisasi serta diskusi yang akan memperkaya informasi bagi IKM khususnya IKM permesinan terkait kemudahan pembiayaan maupun potensi perluasan pasar baik itu pasar retail online, business-to-business, maupun pasar melalui belanja pemerintah.

Kegiatan Pameran BMBIFest ini diikuti oleh 45 (empat puluh lima) IKM dari kategori-kategori yang dibuka dimana sebanyak 15 (lima belas) IKM dari kategori Alat / Mesin Pertanian dan Perikanan; 8 (delapan) IKM kategori Alat / Mesin Teknologi Tinggi; 2 (dua) IKM kategori Alat Transportasi; 5 (lima) IKM kategori Mesin / Alat Kesehatan; 11 (sebelas) IKM kategori Mesin Industri Lainnya; dan 4 (empat) Mesin Pengolahan Makanan dan Minuman.

Sumber: industri.kontan.co.id

 

Selengkapnya
Kementerian Perindustrian Menggelar Festival BMBI untuk Mendorong Produk Mesin Dalam Negeri

Perindustrian

Industri PLTS Indonesia Disebut Masih Minim Pengalaman Tangani Proyek Besar

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut bahwa industri pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dalam negeri belum memiliki pengalaman yang cukup untuk mendukung pengembangan PLTS skala besar. Hal itu berpengaruh pada rendahnya daya saing di industri tersebut. 

Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian Herman Supriadi mengatakan bahwa selain modul surya, komponen yang diperlukan untuk pengembangan PLTS masih harus dipasok dari luar negeri. 

Beberapa komponen yang diimpor mulai dari inverter hingga penyangga modul. Sebab itu, pemerintah mendorong industri PLTS dapat berkembang untuk mendukung upaya transisi energi. 

“Industri dalam negeri belum memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup memadai dalam mendukung PLTS skala besar. Hal ini menyebabkan daya saing industri PLTS dalam negeri belum bisa bersaing,” katanya saat webinar, Rabu (29/12/2021).

 Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa meningkatnya porsi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sesuai RUPTL PLN 2021–2030, kalangan industri harus menyadari ihwal potensi kebutuhan komponen pembangkit listrik di masa depan. 

“Ini menggambarkan bahwa kebutuhan industri dan komponen EBT masih sangat besar, dan diharapkan kedepan makin besar, sehingga keekonomiannya semakin masuk ke skala keekonomian dan bisa bersaing di pasar,” terangnya. 

Pada kesempatan yang sama, Kementerian Perindustrian mengapresiasi keberadaan industri modul surya dalam negeri. Pemerintah terus mendorong pengembangan industri ini sesuai dengan kebutuhan pada pembangkit EBT. 

Saat ini, industri modul surya disebut telah memproduksi komponen dengan kapasitas daya sekitar 500 megawatt peak (MWp). Kendati demikian, capaian ini harus terus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan pasar internasional. 

“Harus kita pelajari bersama industri dalam negeri supaya bisa terus menyesuaikan dengan kebutuhan,” ujarnya.

Sumber: ekonomi.bisnis.com

Selengkapnya
Industri PLTS Indonesia Disebut Masih Minim Pengalaman Tangani Proyek Besar

Perindustrian

Langkah Mendapatkan Sertifikasi TKDN Gratis untuk Alat Pertanian

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza pada 25 Februari 2025


Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menginisiasi pemberian sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) gratis untuk alat mesin pertanian dalam negeri untuk mendukung peningkatan daya saing dan produktivitas subsektor industri tersebut, sehingga tidak tergantung pada impor alat mesin pertanian (alsintan). 

Kemenperin memberikan sertifikasi TKDN gratis untuk 9.000 produk industri kecil dan menengah (IKM) dan industri skala besar, bagi kelompok mesin dan peralatan pertanian guna mendukung program pemulihan ekonomi nasional. 

Berdasarkan catatan Kemenperin, hingga 08 Oktober 2010 terdapat 107 produk dengan TKDN 25–40 persen dan 139 produk yang memiliki TKDN lebih dari 40 persen. 

“Targetnya, nilai rata-rata TKDN naik 50 persen pada 2024 dari 43,3 persen pada 2020,” ujar Menteri Perindustrian (menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan tertulis yang diterima Jakarta, Sabtu (9/10/2021). 

TKDN adalah besaran komponen produksi yang dibuat di Indonesia pada suatu produk barang dan jasa atau gabungan keduanya. Pembatasan penggunaan komponen impor dalam persentase tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29/2018 tentang Pemberdayaan Industri. 

Khusus untuk kelompok mesin dan peralatan pertanian, capaian TKDN-nya berkisar antara 14,5 persen hingga 96,3 persen. 

“Aturan TKDN bersifat wajib untuk sejumlah kegiatan produksi, baik perusahaan yang berskala nasional maupun internasional,” ujar Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (Pusat P3DN) Kemenperin Nila Kumalasari. 

Adapun, verifikator yang ditunjuk oleh Kemenperin untuk memastikan penggunaan TKDN sesuai persentase adalah PT Sucofindo (Persero) dan PT Surveyor Indonesia (Persero). 

Lebih lanjut, dikatakan bahwa satu perusahaan bisa mendapatkan hingga delapan sertifikat produk. Selain itu, satu sertifikat yang difasilitasi dapat memuat produk dengan jenis bahan baku dan proses produksi yang sama, meskipun beda dimensi. 

Untuk mendapatkan sertifikasi gratis, pelaku IKM maupun industri besar dapat menghubungi Unit Bisnis Strategis Perdagangan Industri dan Kelautan Sucofindo maupun ke perwakilan cabang-cabang Sucofindo yang ada di daerah. 

Sementara itu, Kepala Unit Bisnis Strategis Perdagangan Industri dan Kelautan Sucofindo Supriyanto menginformasikan perusahaan hanya perlu menyiapkan dokumen Akta Pendirian Perusahaan dan Izin Usaha Industri (IUI) yang masih berlaku atau pengajuan IUI melalui Online Single Submission (OSS) di BKPM. 

Selanjutnya, lembaga surveyor akan melakukan site visit atau kunjungan pabrik untuk melihat fasilitas produksi yang digunakan dan menghitung porsi lokal hingga impor dari bahan baku atau material yang digunakan, tenaga kerja, dan biaya tidak langsung pabrik. 

Hingga akhir September 2021 tercatat sudah ada 8.677 produk dalam negeri yang mengantongi sertifikasi TKDN dengan nilai di atas 40 persen. Diikuti, 8.557 produk dalam negeri dengan nilai TKDN antara 25–40 persen. 

Mengingat kesempatan memperoleh sertifikasi TKDN gratis ini hanya dibuka hingga akhir 2021, tak lupa Supriyanto mengajak para produsen untuk memanfaatkan program ini.

Sumber: ekonomi.bisnis.com

 

Selengkapnya
Langkah Mendapatkan Sertifikasi TKDN Gratis untuk Alat Pertanian
« First Previous page 737 of 1.279 Next Last »