Pertanian
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 09 Juni 2024
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi dan variabilitas kehidupan di Bumi. Keanekaragaman hayati biasanya merupakan ukuran variasi pada tingkat genetik, spesies, dan ekosistem. Biodiversitas daratan (terestrial) biasanya lebih besar di sekitar khatulistiwa, akibat iklim yang hangat dan produktivitas primer (aliran energi) yang tinggi. Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di Bumi, dan paling bervariasi di daerah tropis. Meskipun ekosistem hutan tropis hanya mencakup 10 persen dari permukaan Bumi, tetapi ekosistem ini memiliki sekitar 90 persen spesies yang ada di dunia. Keanekaragaman hayati laut biasanya tertinggi di sepanjang pantai Samudra Pasifik bagian barat, tempat suhu permukaan laut paling tinggi, dan di pita lintang tengah di semua lautan. Keanekaragaman spesies juga dipengaruhi gradien lintang. Keanekaragaman hayati umumnya cenderung mengelompok di titik panas, dan telah meningkat seiring waktu, tetapi kemungkinan akan melambat di masa depan.
Perubahan lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massal. Lebih dari 99,9 persen dari semua spesies yang pernah hidup di Bumi, yang berjumlah lebih dari lima miliar spesies, diperkirakan telah punah. Perkiraan jumlah spesies Bumi saat ini berkisar antara 10 juta hingga 14 juta; sekitar 1,2 juta spesies telah dicatat, tetapi lebih dari 86 persen di antaranya belum dideskripsikan. Pada Mei 2016, para ilmuwan melaporkan bahwa diperkirakan ada 1 triliun spesies yang berada di Bumi saat ini, dan hanya seperseribu dari satu persen yang telah dideskripsikan. Jumlah total pasangan basa DNA di Bumi diperkirakan 5,0 x 1037 dengan berat 50 miliar ton. Sebagai perbandingan, total massa biosfer diperkirakan sebanyak 4 TtC (triliun ton karbon). Pada Juli 2016, para ilmuwan mengidentifikasi satu set yang terdiri atas 355 gen dari leluhur universal terakhir (LUCA) dari semua organisme yang hidup di Bumi.
Usia Bumi diperkirakan sekitar 4,54 miliar tahun. Bukti yang tak terbantahkan tentang awal kehidupan di Bumi paling tidak berasal dari 3,5 miliar tahun yang lalu,yaitu selama era Eoarkean setelah kerak geologis mulai mengeras, setelah sebelumnya meleleh pada eon Hadean. Ada fosil tikar mikrob yang ditemukan di batupasir berumur 3,48 miliar tahun di Australia Barat. Bukti fisik awal lain dari zat biogenik adalah grafit pada batuan metasedimentari berumur 3,7 miliar tahun yang ditemukan di Greenland Barat. Pada tahun 2015, "sisa-sisa kehidupan biotik" ditemukan di batuan berumur 4,1 miliar tahun di Australia bagian barat. Menurut salah satu peneliti, "Jika kehidupan muncul relatif cepat di Bumi .. maka ia bisa menjadi hal yang umum di alam semesta."
Sejak kehidupan dimulai di Bumi, lima kepunahan massal besar dan beberapa peristiwa kecil telah menurunkan keanekaragaman hayati secara besar dan mendadak. Eon Fanerozoikum (540 juta tahun terakhir) ditandai dengan pertumbuhan keanekaragaman hayati yang cepat melalui letusan Kambrium, sebuah periode ketika mayoritas filum organisme multiseluler pertama kali muncul. Selama 400 juta tahun berikutnya terjadi beberapa kali kepunahan massal, yaitu hilangnya keanekaragaman hayati secara besar-besaran. Pada periode Karbon, hancurnya hutan hujan menyebabkan hilangnya kehidupan tumbuhan dan hewan. Peristiwa kepunahan Perm–Trias yang berlangsung 251 juta tahun lalu merupakan kepunahan terburuk; organisme vertebrata memerlukan waktu 30 juta tahun untuk kembali pulih dari peristiwa ini. Kepunahan terakhir, yaitu peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen yang terjadi 65 juta tahun lalu, lebih menarik perhatian dibandingkan peristiwa kepunahan lainnya karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus non-avian.
Sejak munculnya manusia, pengurangan keanekaragaman hayati dan hilangnya keanekaragaman genetik terus berlangsung. Peristiwa ini dinamakan kepunahan Holosen, yaitu pengurangan yang terutama diakibatkan oleh manusia, terutama penghancuran habitat. Sebaliknya, keanekaragaman hayati memberi pengaruh positif terhadap kesehatan manusia melalui berbagai cara, walaupun beberapa dampak negatifnya sedang dipelajari.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan periode tahun 2011–2020 sebagai Dekade Keanekaragaman Hayati PBB, dan periode 2021–2030 sebagai Dekade Restorasi Ekosistem PBB. Menurut Laporan Penilaian Global tentang Keanekaragaman Hayati dan Layanan Ekosistem pada tahun 2019 oleh IPBES, 25% spesies tumbuhan dan hewan terancam punah akibat aktivitas manusia.
Etimologi
Definisi
Istilah "keanekaragaman hayati" paling banyak dipakai untuk menggantikan istilah yang sudah lebih dahulu didefinisikan dengan jelas, yaitu keanekaragaman spesies dan kekayaan spesies. Ahli biologi sering kali mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai "keseluruhan gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah". Keuntungan dari definisi ini yaitu menggambarkan sebagian besar keadaan dan menyajikan pandangan terpadu tentang jenis keanekaragaman hayati tradisional yang telah diidentifikasi sebelumnya:
Definisi eksplisit yang konsisten dengan interpretasi ini pertama kali dituliskan dalam makalah Bruce A. Wilcox yang ditugaskan oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam (IUCN) dalam Konferensi Taman Nasional Dunia 1982. Definisi Wilcox yaitu "Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman bentuk kehidupan ... pada semua tingkat sistem biologis (yaitu, molekuler, organisme, populasi, spesies, dan ekosistem) ...". Pada tahun 1984, Wilcox kembali mendefisikan keanekaragaman hayati secara genetis sebagai keanekaragaman alel, gen, dan organisme, yang mempelajari proses seperti mutasi dan transfer gen yang mendorong terjadinya evolusi.
Konferensi Tingkat Tinggi Bumi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1992 mendefinisikan "keanekaragaman hayati" sebagai "variabilitas di antara organisme hidup dari semua sumber, termasuk, antara lain, ekosistem darat, ekosistem laut dan perairan lainnya, serta kompleks ekologis di tempat mereka menjadi bagiannya: termasuk keanekaragaman dalam spesies, di antara spesies, dan ekosistem".Definisi ini digunakan dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB. Sementara itu, definisi Gaston dan Spicer dalam buku mereka "Biodiversity: an Introduction" adalah "variasi kehidupan di semua tingkatan organisasi biologis".
Distribusi
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata. Sifatnya sangat beragam di seluruh penjuru Bumi, serta di dalam kawasan tertentu. Beberapa faktor memengaruhi keanekaragaman semua makhluk hidup (biota), misalnya suhu, curah hujan, ketinggian, tanah, geografi, dan keberadaan spesies lain. Studi tentang distribusi spasial organisme, spesies, dan ekosistem, adalah ilmu biogeografi.
Tingkat keanekaragaman secara konsisten lebih tinggi di daerah tropis dan di beberapa wilayah lokal lainnya, seperti Wilayah Tanjung Floristik, dan umumnya lebih rendah di wilayah kutub. Hutan hujan yang sejak lama memiliki iklim basah, seperti Taman Nasional Yasuní di Ekuador, memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
Keanekaragaman hayati darat diperkirakan 25 kali lebih besar dibandingkan keanekaragaman hayati lautan. Metode baru yang digunakan pada tahun 2011, memperkirakan keseluruhan jumlah spesies di Bumi sebesar 8,7 juta, dengan 2,1 juta di antaranya diperkirakan hidup di lautan. Namun, perkiraan ini tampaknya kurang mewakili keanekaragaman mikroorganisme.
Secara umum, keanekaragaman hayati semakin meningkat dari daerah kutub ke daerah tropis. Dengan demikian, lokasi yang garis lintangnya lebih rendah memiliki lebih banyak spesies dibandingkan daerah yang garis lintangnya lebih tinggi. Hal ini sering disebut sebagai gradien lintang dalam keanekaragaman spesies. Beberapa faktor ekologis mungkin berkontribusi pada gradien ini, tetapi faktor utamanya adalah suhu rata-rata yang di ekuator yang tinggi dibandingkan dengan kutub.
Meskipun keanekaragaman hayati darat semakin menurun dari garis khatulistiwa ke kutub, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa sifat ini tidak diverifikasi dalam ekosistem perairan, terutama dalam ekosistem laut. Distribusi parasit secara latitudinal tampaknya tidak mengikuti aturan ini.
Pada tahun 2016, hipotesis alternatif ("keanekaragaman hayati fraktal") diusulkan untuk menjelaskan gradien lintang keanekaragaman hayati Dalam studi ini, ukuran kumpulan spesies dan sifat fraktal ekosistem digabungkan untuk memperjelas beberapa pola umum gradien ini. Hipotesis ini mempertimbangkan suhu, kelembaban, dan produksi primer bersih (NPP) sebagai variabel utama ceruk ekosistem dan sebagai poros dari hipervolume ekologis. Dengan cara ini, dimungkinkan untuk membangun hipervolume fraktal, yang dimensi fraktalnya naik menjadi tiga, yang bergerak ke arah khatulistiwa.
Titik panas keanekaragaman hayati adalah wilayah dengan spesies endemik tingkat tinggi yang telah mengalami pengrusakan habitat yang luar biasa. Istilah titik panas (hotspot) diperkenalkan pada tahun 1988 oleh Norman Myers. Meskipun titik panas tersebar di seluruh dunia, kebanyakan di antaranya merupakan kawasan hutan dan sebagian besar terletak di daerah tropis.
Hutan Atlantik Brasil dianggap sebagai salah satu titik panas, yang berisi sekitar 20.000 spesies tumbuhan, 1.350 vertebrata, dan jutaan serangga, sekitar setengahnya tidak ditemukan di tempat lain. Pulau Madagaskar dan India juga sangat terkenal. Kolombia dicirikan oleh keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan tingkat spesies tertinggi berdasarkan satuan luas di seluruh dunia dan memiliki jumlah endemik terbesar (spesies yang secara alami tidak ditemukan di tempat lain) di negara mana pun. Sekitar 10% dari spesies organisme di Bumi dapat ditemukan di Kolombia, termasuk lebih dari 1.900 spesies burung, lebih banyak daripada di Eropa dan Amerika Utara, Kolombia memiliki 10% spesies mamalia dunia, 14% spesies amfibi, dan 18% dari spesies burung di dunia. Hutan kering Madagaskar dan hutan hujan dataran rendah memiliki rasio endemisme yang tinggi. Karena pulau ini terpisah dari daratan Afrika 66 juta tahun yang lalu, banyak spesies dan ekosistemnya yang berevolusi secara mandiri. Dengan 17.000 pulau, Indonesia memiliki luas 1.354.555 mil persegi (1.904.560 km2) dan memiliki 10% dari tumbuhan berbunga di dunia, 12% dari [[mamalia, serta 17% dari reptil, amfibi, dan burung Banyak daerah dengan keanekaragaman hayati dan/atau endemisme yang tinggi muncul dari habitat khusus yang memerlukan adaptasi yang tidak biasa, misalnya, lingkungan pegunungan Alpen di pegunungan tinggi, atau rawa gambut Eropa Utara. Sulit untuk mengukur perbedaan keanekaragaman hayati secara akurat. Bias seleksi di antara para peneliti dapat menimbulkan penelitian empiris yang bias untuk perkiraan modern mengenai keanekaragaman hayati.
Evolusi
Keanekaragaman hayati merupakan hasil dari evolusi selama 3,5 miliar tahun. Asal-usul kehidupan belum dipastikan oleh sains, tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa kehidupan mungkin telah ada hanya beberapa ratus juta tahun setelah Bumi terbentuk. Hingga sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu, semua kehidupan terdiri dari mikroorganisme, yaitu arkea, bakteri, serta protozoa dan protista bersel tunggal.
Sejarah keanekaragaman hayati pada Eon Fanerozoikum (540 juta tahun terakhir), dimulai dengan pertumbuhan yang cepat melalui letusan Kambrium, yaitu periode ketika hampir setiap filum organisme multiseluler pertama kali muncul. Selama kurang lebih 400 juta tahun berikutnya, keanekaragaman invertebrata menunjukkan sedikit peningkatan tren secara keseluruhan, sementara keanekaragaman vertebrata menunjukkan tren peningkatan eksponensial secara keseluruhan. Peningkatan dramatis dalam keanekaragaman ini juga diikuti dengan hilangnya keanekaragaman besar secara berkala yang digolongkan sebagai peristiwa kepunahan massal. Kerugian yang signifikan terjadi ketika hutan hujan mengalami kerusakan pada periode Karbon. Kepunahan yang terburuk adalah peristiwa kepunahan Perm-Trias, 251 juta tahun yang lalu. Organisme vertebrata membutuhkan waktu 30 juta tahun untuk kembali pulih dari peristiwa ini.
Catatan fosil menunjukkan bahwa beberapa juta tahun terakhir memiliki keanekaragaman hayati terbesar sepanjang sejarah. Namun, tidak semua ilmuwan mendukung pandangan ini, karena ada ketidakpastian mengenai seberapa kuat rekaman fosil tersebut mengalami bias akibat ketersediaan dan pelestarian fosil yang lebih besar pada periode geologi baru-baru ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa dengan melakukan koreksi atas pengambilan sampel artefak, keanekaragaman hayati modern mungkin tidak jauh berbeda dari keanekaragaman hayati 300 juta tahun yang lalu, sedangkan peneliti lain menganggap catatan fosil telah cukup mencerminkan diversifikasi kehidupan. Perkiraan keanekaragaman spesies makroskopis global saat ini berkisar dari 2 juta hingga 100 juta, dengan perkiraan terbaik sekitar 9 juta, sebagian besar di antaranya merupakan artropoda. Keragaman tampaknya terus meningkat tanpa adanya seleksi alam.
Keberadaan daya dukung global, yang membatasi jumlah kehidupan yang dapat hidup sekaligus pada satu waktu, masih diperdebatkan. Timbul pula pertanyaan seperti apakah batas tersebut juga akan membatasi jumlah spesies. Catatan kehidupan di laut menunjukkan pola pertumbuhan logistik, sementara kehidupan di darat (serangga, tanaman, dan tetrapoda) menunjukkan peningkatan keanekaragaman yang eksponensial. Seperti yang dinyatakan dalam sebuah penelitian bahwa, "Tetrapoda belum menginvasi 64 persen area yang berpotensi layak huni dan bisa jadi bahwa tanpa pengaruh manusia, keanekaragaman hayati dan taksonomi tetrapoda akan terus meningkat secara eksponensial sampai mengisi sebagian besar atau semua area ekologis yang ada." Selain itu, keanekaragaman juga terlihat terus meningkat dari waktu ke waktu, terutama setelah kepunahan massal.
Di sisi lain, perubahan selama Eon Fanerozoikum berkorelasi jauh lebih baik dengan model hiperbolik (model yang banyak digunakan dalam biologi populasi, demografi dan sosiologi makro, serta keanekaragaman hayati fosil) dibandingkan dengan model eksponensial dan logistik. Model logistik menyiratkan bahwa perubahan dalam keanekaragaman dipandu oleh umpan balik positif tingkat pertama (lebih banyak leluhur, lebih banyak keturunan) dan/atau umpan balik negatif yang timbul dari keterbatasan sumber daya. Model hiperbolik menyiratkan umpan balik positif tingkat kedua. Perbedaan dalam kekuatan umpan balik tingkat kedua akibat intensitas persaingan antarspesies mungkin menjelaskan rediversifikasi Ammonoidea yang lebih cepat dibandingkan dengan Bivalvia setelah kepunahan Permian akhir. Model hiperbolik pertumbuhan populasi dunia muncul dari umpan balik positif tingkat kedua antara ukuran populasi dan laju pertumbuhan teknologi. Karakter hiperbolik dari pertumbuhan keanekaragaman hayati dapat juga dijelaskan dengan umpan balik antara keragaman dan kompleksitas struktur komunitas. Kesamaan antara kurva keanekaragaman hayati dan populasi manusia mungkin berasal dari fakta bahwa keduanya berasal dari campur tangan tren hiperbolik dengan dinamika siklus dan stokastik.
Namun, sebagian besar ahli biologi sepakat bahwa periode sejak kemunculan manusia adalah bagian dari kepunahan massal baru, yang disebut peristiwa kepunahan Holosen, yang terutama disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan manusia terhadap lingkungan. Tingkat kepunahan saat ini dipandang cukup untuk menghilangkan sebagian besar spesies di planet Bumi dalam 100 tahun.
Spesies baru ditemukan secara rutin (rata-rata antara 5–10.000 spesies baru setiap tahun, kebanyakan merupakan serangga) dan banyak di antara mereka yang belum diklasifikasikan (diperkirakan bahwa hampir 90% dari semua artropoda belum diklasifikasikan). Sebagian besar keanekaragaman terestrial ditemukan di hutan tropis dan secara umum, wilayah daratan memiliki lebih banyak spesies dibandingkan lautan; sekitar 8,7 juta spesies mungkin ada di Bumi dan sekitar 2,1 juta di antaranya hidup di lautan.
Manfaat untuk manusia
"Jasa ekosistem adalah rangkaian manfaat yang disediakan ekosistem bagi umat manusia." Spesies alami, atau biota, merupakan penjaga semua ekosistem. Seolah-olah dunia alami adalah rekening bank yang besar dari aset modal yang mampu membayar dividen seumur hidup tanpa batas waktu, tetapi hanya jika modalnya dipertahankan.
Manfaat ini meliputi tiga bentuk layanan:
Ada banyak klaim tentang efek keanekaragaman hayati terhadap layanan ekosistem ini, terutama layanan penyediaan dan pengaturan. Survei mendalam melalui tinjauan sejawat dilakukan untuk mengevaluasi 36 klaim tentang efek keanekaragaman hayati terhadap layanan ekosistem. Hasilnya, 14 klaim tersebut divalidasi, 6 klaim bercampur antara didukung atau tidak didukung, 3 klaim tidak benar, dan 13 klaim kekurangan cukup bukti untuk mendapatkan kesimpulan definitif.
Keanekaragaman pertanian dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama yaitu keanekaragaman intraspesifik, yang mencakup variasi genetik dalam satu spesies, seperti kentang (Solanum tuberosum) yang terdiri dari berbagai bentuk dan jenis (misalnya di AS yang membandingkan kentang cokelat muda dengan kentang baru atau kentang ungu, semua kentang tersebut berbeda, tetapi merupakan bagian dari spesies yang sama, S. tuberosum). Kategori kedua disebut keanekaragaman interspesifik dan mengacu pada jumlah dan jenis spesies yang berbeda. Contoh keanekaragaman yaitu berbagai tumbuhan berbeda yang ditanam oleh petani sayuran kecil, misalnya kentang, wortel, paprika, selada, dan sebagainya.
Keanekaragaman pertanian juga dapat dibagi menjadi keanekaragaman yang 'direncanakan' atau keanekaragaman 'terkait'. Pengelompokan ini merupakan klasifikasi fungsional dan bukan sifat intrinsik kehidupan. Keanekaragaman yang direncanakan misalnya tumbuhan yang didukung, ditanam, atau dibesarkan oleh petani (misalnya tanaman, simbion, dan hewan ternak), yang dapat dibedakan dengan keanekaragaman 'terkait' yang muncul dari tumbuhan tanpa diatur (misalnya herbivora serta spesies gulma dan patogen).
Pengendalian keanekaragaman hayati terkait merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi petani. Pada pertanaman tunggal (monokultur), pendekatan yang diambil untuk memberantas keanekaragaman terkait umumnya menggunakan pestisida yang merusak secara biologis, peralatan mekanis dan teknik rekayasa transgenik, kemudian rotasi tanaman. Meskipun sebagian petani pertanaman campuran (polikultur) menggunakan teknik yang sama, mereka juga menggunakan strategi pengendalian hama terpadu serta strategi yang lebih padat karya, tetapi umumnya kurang bergantung pada modal, bioteknologi, dan energi.
Keanekaragaman interspesifik juga menentukan sebagian variasi makanan kita. Keanekaragaman intraspesifik, berupa variasi alel dalam satu spesies, juga menawarkan kita pilihan untuk memilih diet. Jika pertanaman tunggal mengalami kegagalan panen, kita mengandalkan keanekaragaman pertanian untuk menanam kembali lahan dengan tumbuhan baru. Jika tanaman gandum dihancurkan oleh hama, kita mungkin menanam varietas gandum yang lebih kuat pada tahun berikutnya, dengan mengandalkan keanekaragaman intraspesifik. Kita juga dapat meninggalkan produksi gandum di daerah tersebut dan menanam spesies lain yang berbeda, tergantung pada keanekaragaman interspesifik. Bahkan, masyarakat agraris yang terutama menanam secara monokultur, pada titik tertentu tetap bergantung pada keanekaragaman hayati.
Meskipun sekitar 80 persen dari pasokan makanan manusia berasal dari 20 jenis tumbuhan saja, manusia menggunakan setidaknya 40.000 spesies. Banyak orang tergantung pada spesies ini untuk makanan, tempat tinggal, dan pakaian. Keanekaragaman hayati yang masih hidup menyediakan sumber daya untuk meningkatkan variasi makanan dan produk lainnya yang cocok untuk digunakan manusia, meski laju kepunahan memperkecil potensi tersebut.
Relevansi keanekaragaman hayati terhadap kesehatan manusia menjadi isu politik internasional, ketika bukti ilmiah menunjukkan implikasi kesehatan dunia akibat hilangnya keanekaragaman hayati. Masalah ini terkait erat dengan isu perubahan iklim, karena banyak risiko kesehatan—yang mengantisipasi perubahan iklim—dikaitkan dengan perubahan keanekaragaman hayati (misalnya perubahan populasi dan distribusi vektor penyakit, kelangkaan air bersih, dampak terhadap keanekaragaman hayati pertanian dan sumber makanan, dan lain-lain). Spesies yang paling mungkin hilang adalah mereka menjadi penyangga melawan penularan penyakit infeksi, sementara spesies yang bertahan cenderung merupakan spesies yang meningkatkan penularan penyakit, seperti pada kasus infeksi virus West Nile, penyakit Lyme, dan infeksi Hantavirus, menurut sebuah penelitian di Universitas Cornell.
Meningkatnya permintaan dan kurangnya ketersediaan air minum di planet ini merupakan tantangan tambahan bagi masa depan kesehatan manusia. Sebagian masalahnya terletak pada keberhasilan pemasok air untuk meningkatkan suplai, dan kegagalan kelompok penggerak pelestarian sumber daya air. Meskipun distribusi air bersih meningkat, di beberapa bagian dunia tetap tidak setara. Menurut WHO pada 2008, hanya 71% populasi dunia yang dapat mengakses air bersih yang bisa diminum.
Sebagian masalah kesehatan dipengaruhi oleh keanekaragaman hayati, seperti keamanan dan ketahanan pangan, penyakit menular, ilmu dan sumber daya kedokteran, serta kesehatan sosial dan psikologis. Keanekaragaman hayati juga diketahui berperan penting dalam mengurangi risiko bencana dan dalam upaya pemulihan pascabencana.
Keanekaragaman hayati memberi dukungan penting dalam penemuan obat dan ketersediaan sumber daya obat. Sebagianobat berasal dari sumber biologi (baik secara langsung atau tidak langsung): setidaknya 50% senyawa farmasi di pasar AS berasal dari tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, sementara sekitar 80% populasi dunia berrgantung pada obat-obatan dari alam (yang digunakan baik dalam praktik medis modern maupun tradisional) untuk kesehatan primer. Hanya sebagian kecil spesies liar yang telah diteliti untuk mengetahui potensi medisnya. Keanekaragaman hayati merupakan hal penting untuk kemajuan seluruh bidang bionik. Analisis pasar dan ilmu pengetahuan keanekaragaman hayati menunjukkan bahwa penurunan keluaran dari sektor farmasi sejak pertengahan 1980-an dapat dikaitkan dengan perpindahan dari eksplorasi produk alami (pencarian hayati) menjadi pendekatan genomik dan kimia sintetis, karena nilai dari produk farmasi yang belum ditemukan mungkin tidak memberikan insentif yang cukup tinggi bagi perusahaan di pasar bebas untuk mencarinya akibat tingginya biaya riset dan pengembangan; sementara itu, produk alami memiliki sejarah panjang dalam mendukung inovasi dalam bidang ekonomi dan kesehatan yang signifikan. Ekosistem laut sangat penting, walaupun pencarian hayati yang tidak sesuai dapat meningkatkan hilangnya keanekaragaman hayati serta melanggar hukum masyarakat dan negara tempat sumber tersebut diambil.
Banyak bahan baku industri diambil langsung dari sumber biologis, termasuk bahan bangunan, serat, pewarna, karet, dan minyak. Keanekaragaman hayati juga penting untuk keamanan sumber daya seperti air, kayu, kertas, serat, dan makanan. Akibatnya, hilangnya keanekaragaman hayati merupakan faktor risiko yang signifikan dalam pengembangan bisnis dan ancaman bagi keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
Keanekaragaman hayati memperkaya kegiatan rekreasi seperti mendaki, mengamati burung, atau mempelajari sejarah alam. Keanekaragaman hayati mengilhami musisi, pelukis, pemahat, sastrawan, dan seniman lainnya. Banyak kebudayaan melihat diri mereka sebagai bagian integral dari alam yang mengharuskan mereka untuk menghormati makhluk hidup lainnya.
Kegiatan populer seperti berkebun, memelihara ikan, dan mengumpulkan spesimen sangat tergantung pada keanekaragaman hayati. Jumlah spesies terlibat dalam kegiatan tersebut mencapai puluhan ribu, meskipun sebagian besar tidak diperdagangkan.
Hubungan yang cukup kompleks dan kurang dipahami terjadi antara habitat alam asli dari hewan dan tumbuhan ini (yang sering kali bersifat eksotik) dengan kolektor, pemasok, peternak, dan pelaku budi daya komersial, serta orang-orang yang mempromosikan pemahaman dan kenikmatan mereka. Masyarakat umum memberi respons yang baik terhadap paparan organisme langka dan tidak biasa, yang mencerminkan nilai yang melekat pada mereka.
Secara filosofis dapat dikatakan bahwa keanekaragaman hayati memiliki nilai estetika dan spiritual yang intrinsik untuk umat manusia itu sendiri. Gagasan ini dapat digunakan sebagai penyeimbang terhadap anggapan bahwa hutan tropis dan ekologi alam lain hanya layak dikonservasi karena manfaat yang mereka berikan.
Keanekaragaman hayati mendukung banyak layanan ekosistem:
"Sekarang ada bukti nyata bahwa hilangnya keanekaragaman hayati mengurangi efisiensi pada komunitas ekologis yang menangkap sumber daya biologis penting, menghasilkan biomassa, menguraikan dan mendaur ulang nutrisi penting biologis ... Ada bukti kuat bahwa keanekaragaman hayati meningkatkan stabilitas fungsi ekosistem melalui waktu ... Komunitas yang beragam lebih produktif karena mengandung spesies kunci yang memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas dan perbedaan sifat fungsional di antara organisme yang meningkatkan penangkapan jumlah sumber daya... Dampak hilangnya keanekaragaman terhadap proses ekologis mungkin cukup besar untuk menyaingi dampak dari banyak pendorong global perubahan lingkungan lainnya... Mempertahankan berbagai proses ekosistem di berbagai tempat dan waktu membutuhkan tingkat keanekaragaman hayati yang lebih tinggi dibandingkan proses tunggal di satu tempat dan waktu."
Keanekaragaman hayati berperan dalam mengatur kimiawi atmosfer dan persediaan air kita, serta terlibat secara langsung dalam pemurnian air, daur ulang nutren, dan penyediaan tanah yang subur. Eksperimen dengan lingkungan terkendali menunjukkan bahwa manusia tidak dapat membangun ekosistem untuk mendukung kebutuhan manusia dengan mudah; misalnya penyerbukan serangga tidak dapat ditiru, meskipun telah ada upaya untuk menciptakan penyerbuk buatan menggunakan pesawat tanpa awak. Kegiatan ekonomi penyerbukan saja mewakili antara Rp34.008,45–236.439,70 miliar pada tahun 2003.
Menurut penelitian Mora dan rekannya, jumlah spesies darat diperkirakan sekitar 8,7 juta, sementara jumlah spesies laut jauh lebih rendah, diperkirakan 2,2 juta. Para penulis menyampaikan bahwa perkiraan ini paling diyakini untuk organisme eukariota dan kemungkinan mewakili batas bawah keanekaragaman prokariota. Perkiraan lain termasuk:
Karena tingkat kepunahan meningkat, banyak spesies yang masih ada dapat punah sebelum dideskripsikan. Tidak mengherankan, pada filum hewan, kelompok yang paling banyak dipelajari adalah burung dan mamalia, sedangkan ikan dan artropoda adalah kelompok hewan yang paling sedikit dipelajari.
“ Kita tidak lagi harus membenarkan keberadaan hutan tropis lembab dengan alasan lemah bahwa mereka mungkin memiliki tumbuhan obat-obatan yang menyembuhkan penyakit manusia. Teori Gaia memaksa kita untuk melihat bahwa mereka menawarkan lebih dari hal ini. Dengan kapasitas untuk melakukan evapotranspirasi sejumlah besar uap air, mereka berfungsi untuk menjaga planet ini tetap dingin dengan mengenakan kerai berupa awan putih pemantul. Mengganti mereka dengan lahan pertanian dapat memicu bencana yang berskala global. ”
— James Lovelock, dalam Biodiversity (E. O. Wilson (Ed))
Pada abad ke-21, penurunan keanekaragaman hayati semakin banyak diamati. Pada tahun 2007, Menteri Lingkungan Federal Jerman Sigmar Gabriel mengutip perkiraan bahwa hingga 30% dari semua spesies akan punah pada tahun 2050. Dari jumlah tersebut, sekitar seperdelapan spesies tumbuhan yang diketahui saat ini terancam punah. Perkiraan kepunahan mencapai 140.000 spesies per tahun (berdasarkan teori spesies-area). Angka ini menunjukkan praktik ekologi yang tidak berkelanjutan karena hanya sedikit spesies yang muncul setiap tahun. Hampir semua ilmuwan mengakui bahwa laju kehilangan spesies pada saat ini lebih besar dibandingkan dengan seluruh periode sejarah manusia, dengan laju kepunahan terjadi ratusan kali lebih tinggi dibandingkan laju kepunahan normal. Pada 2012, beberapa penelitian menunjukkan bahwa 25% dari semua spesies mamalia dapat punah dalam 20 tahun.
Secara absolut, planet ini telah kehilangan 58% keanekaragaman hayati sejak tahun 1970 menurut sebuah studi 2016 oleh Dana Dunia Untuk Alam (WWF). The Living Planet Report 2014 yang diterbitkan WWF mengklaim bahwa "jumlah mamalia, burung, reptil, amfibi, dan ikan di seluruh dunia, rata-rata, sekitar setengah ukurannya pada 40 tahun yang lalu". Dari jumlah tersebut, 39% merupakan angka untuk hilangnya satwa liar darat, 39% untuk satwa liar laut, dan 76% untuk satwa liar air tawar. Keanekaragaman hayati mengalami pukulan terbesar di Amerika Latin, yaitu anjlok sebesar 83 persen. Negara-negara berpenghasilan tinggi menunjukkan peningkatan 10% dalam keanekaragaman hayati, sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah mengalami penurunan. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa negara-negara berpenghasilan tinggi menggunakan sumber daya ekologis lima kali lebih banyak dibandingkan negara-negara berpenghasilan rendah. Meskipun demikian, negara-negara kaya melakukan alih daya penipisan sumber daya ke negara-negara miskin, yang menderita kerugian ekosistem terbesar.
Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam PLOS One menemukan bahwa biomassa kehidupan serangga di Jerman telah menurun tiga perempat dalam 25 tahun terakhir. Dave Goulson dari Universitas Sussex menyatakan bahwa penelitian mereka menunjukkan bahwa manusia "tampaknya membuat bidang tanah luas yang tidak ramah untuk sebagian besar bentuk kehidupan, dan saat ini sedang dalam perjalanan menuju kehancuran total ("Armageddon") ekologis. Jika kita kehilangan serangga maka semuanya akan runtuh."
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 09 Juni 2024
Apa yang dilakukan Ahli Metalurgi, tepatnya?
Pekerjaan ahli metalurgi sangat penting dalam upaya mencapai keberlanjutan. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu tahu lebih banyak tentang ahli metalurgi.
Logam memainkan peran penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Hampir semua yang Anda miliki, mulai dari ponsel pintar, lampu, hingga remote control, ditenagai oleh logam. Dan hal ini membuat kita semakin bergantung pada logam.
Logam-logam yang kaya ini harus dikumpulkan dan dimurnikan terlebih dahulu dari kerak bumi dan bahan daur ulang sebelum dapat digunakan. Seorang ahli metalurgi dapat membantu dalam hal ini.
Insinyur metalurgi merencanakan, mengembangkan, dan menjalankan proses industri yang mengubah sumber daya mentah ini menjadi bahan yang dapat digunakan dan barang-barang manufaktur yang dibutuhkan untuk peradaban kontemporer.
Ekstraksi logam yang efektif melalui prosedur pemisahan fisik dan kimia adalah tujuan dari proses metalurgi skala industri.
Aluminium tembaga nikel nikel kobalt litium emas platina dan elemen tanah jarang lainnya termasuk di sini.
Jenis-jenis Ahli Metalurgi
Tiga bidang utama metalurgi harus diperhitungkan ketika mendefinisikan seorang ahli metalurgi.
Insinyur di bidang metalurgi mineral secara fisik menghilangkan komponen logam mulia dari komponen yang tidak diinginkan dalam bijih atau aliran umpan daur ulang.
Ekstraksi kimia dan pemurnian logam-logam ini kemudian dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik seperti hidrometalurgi (menggunakan larutan air untuk mengekstraksi logam) atau pirometalurgi (menggunakan panas untuk mengekstraksi logam) (menggunakan panas untuk mengekstraksi logam dalam pemrosesan suhu tinggi).
Hasilnya, ahli metalurgi juga terlibat dalam pembuatan bahan berteknologi tinggi seperti keramik dan komponen baterai.
Ini bukan hanya tentang membangun fasilitas pemrosesan baru; deskripsi pekerjaan seorang ahli metalurgi juga dapat mencakup mengarahkan operasi metalurgi, melakukan penelitian dan pengembangan untuk mempertahankan dan meningkatkan proses yang ada saat ini, serta menciptakan proses baru.
Bagaimana Ahli Metalurgi membantu menyelamatkan planet?
Pekerja logam selalu memainkan peran penting dalam peradaban, mulai dari Era Perunggu hingga era logam saat ini.
Logam sangat diminati, dan kebiasaan konsumsi kita berkembang dengan sangat cepat. Para ahli metalurgi menghadapi kesulitan dan kemungkinan baru sebagai akibat dari pergeseran sosial yang telah menyebabkan kekurangan logam kritis. Di antara perubahan tersebut:
Pergeseran ke energi terbarukan, peningkatan mobil listrik, dan meningkatnya kebutuhan akan material yang semakin canggih.
Google dan Microsoft, dua perusahaan terbesar di dunia, juga telah berkomitmen untuk menggunakan lebih banyak sumber daya daur ulang dan sumber daya terbarukan serta mengurangi jumlah limbah yang mereka hasilkan di tempat pembuangan sampah.
Sejak awal, kita perlu mendesain produk kita dengan mempertimbangkan penggunaan ulang dan daur ulang serta mengembangkan prosedur baru untuk mengekstraksi dan memurnikan logam dari bahan daur ulang yang rumit.
Bagi para pekerja logam di masa depan, mengekstraksi logam-logam penting dari sumber-sumber yang semakin rumit dan membantu pembuatan material baru akan menjadi tantangan besar.
Sektor metalurgi sedang mengalami periode perkembangan yang menarik untuk menghadapi tantangan ini. Kemajuan dan teknik ilmiah baru sedang diproduksi dan diterapkan seiring dengan digitalisasi industri.
Para insinyur di bidang metalurgi selalu mencari cara-cara inovatif untuk mendapatkan logam dan mengevaluasi kembali siklus hidup material.
Barang-barang akhir juga digunakan kembali untuk menghasilkan produk baru dengan mengambil kembali sumber daya dan memperkenalkannya kembali ke dalam perekonomian.
Sebagai konsekuensinya, hal ini membantu kita meminimalkan limbah, menghemat energi, dan menurunkan emisi pemanasan global.
Dikenal sebagai “ekonomi sirkular”, hal ini akan merevolusi cara kita mendapatkan logam, membuat dan menggunakan benda-benda umum, serta cara kita membuang limbah.
Apakah Metalurgi merupakan karier yang baik?
Dengan pendekatan langsung terhadap teknik berkelanjutan, metalurgi teknik kimia berada di ujung tombak.
Sebagai seorang ahli metalurgi, tidak pernah ada periode yang lebih menarik.
Meskipun kita tidak dapat sepenuhnya meninggalkan kebutuhan kita untuk menambang dan menggunakan logam, kita dapat meningkatkan metode kita.
Dengan penggunaan dan daur ulang barang dan sumber daya yang cermat dan teliti, sebagai ahli metalurgi, Anda dapat memberikan dampak yang bermanfaat bagi dunia di sekitar Anda.
Ide-ide segar dan para ahli di bidang ini sedang dicari untuk membantu memajukan masyarakat menuju masa depan yang lebih berkelanjutan ... Lulusan dengan kemampuan untuk menghadapi tantangan ini akan memiliki kesempatan yang tiada duanya.
Mengapa belajar Metalurgi di UQ?
Jika Anda ingin belajar tentang teknik metalurgi, University of Queensland adalah pilihan yang sangat baik. Dengan demikian, para mahasiswa kami akan lebih siap untuk menangani tuntutan perubahan di bidang mereka masing-masing.
Di bidang metalurgi, alumni kami berada di posisi terdepan karena hal-hal berikut:
Kesimpulan
Seorang Insinyur Metalurgi adalah seorang ahli di bidang teknik yang berfokus pada logam. Ketika dihadapkan pada suatu masalah dalam bisnis atau masyarakat, mereka beralih ke keahlian mereka dalam ilmu material, dengan memanfaatkan pemahaman mereka tentang perilaku logam pada tingkat atom dan apa yang menentukan karakteristiknya. Meskipun orang telah bekerja dengan logam sejak zaman prasejarah, baru pada tahun 1856 para ilmuwan benar-benar mulai memahami reaksi kimia dan fisika yang terjadi ketika logam bekerja. Insinyur yang berspesialisasi dalam metalurgi menyelidiki, mengevaluasi, dan membuat logam untuk aplikasi praktis. Selain itu, mereka bekerja dengan paduan, yang merupakan logam yang telah digabungkan satu sama lain atau dengan komponen lain.
Teknik metalurgi sangat menarik karena luasnya pengetahuan yang dibutuhkan, mulai dari sifat-sifat logam individual hingga cara kerja mesin yang kompleks dan upaya teknologi seperti perjalanan luar angkasa. Sederhananya, insinyur metalurgi bertanggung jawab untuk bekerja dengan logam dan menciptakan barang yang berguna darinya.
Membaca literatur yang ditinjau sejawat untuk mengikuti perkembangan di lapangan; melakukan pengambilan sampel metalurgi dan evaluasi, rekomendasi, dan implementasi analitis; memberikan laporan tentang masalah metalurgi atau pemrosesan; melakukan penyesuaian, mengurangi, atau meningkatkan proses; menerapkan teknik yang tepat untuk analisis sampel metalurgi; menyusun dan memberikan laporan teknis tingkat tinggi untuk audiens internal dan eksternal; dan terlibat dalam komputasi prediktif. Dua cabang utama metalurgi adalah metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisik. Praktik metalurgi ekstraktif meliputi perolehan logam dari bijihnya dan memurnikannya menjadi bentuk unsurnya.
Memeriksa logam dan paduannya dalam hal sifat fisiknya adalah fokus metalurgi fisik. Pemurnian logam setelah diekstraksi dari bijihnya merupakan tanggung jawab lain dari para insinyur pertambangan, yang juga bertanggung jawab untuk merancang dan mengawasi proses ekstraksi. Peleburan, pengecoran, dan pemaduan adalah metode yang digunakan dalam produksi. Komoditas logam ini juga dapat berfungsi sebagai input dalam pembuatan produk akhir tambahan. Untuk bekerja di industri metalurgi, seseorang membutuhkan gelar sarjana dari universitas terakreditasi, empat tahun pengalaman teknik, dan lulus ujian negara.
Di negara bagian di mana pekerjaan mereka dapat membahayakan nyawa orang atau merusak properti mereka, mereka juga harus memiliki lisensi untuk melakukan pekerjaan mereka secara legal. Prospek untuk sektor manufaktur beragam, dengan prediksi penurunan pada logam dasar, mesin dan peralatan industri, serta produk batu, tanah liat, dan kaca. Insinyur metalurgi bekerja selama 40 jam per minggu, di mana selama itu mereka mengunjungi klien, melakukan penelitian, dan berkonsultasi dengan manajer pabrik dan tambang. Mereka membutuhkan bakat dalam matematika dan sains, serta keterampilan sosial yang baik dan minat dalam pemecahan masalah. Gaji tahunan rata-rata untuk seorang insinyur material pada tahun 2004 adalah $67.110; namun, jumlah ini dapat sangat bervariasi tergantung pada tingkat pendidikan dan pengalaman individu di lapangan.
Para pekerja biasanya ditawarkan cuti berbayar, asuransi kesehatan, dan rencana pensiun sebagai tunjangan. Ahli metalurgi secara fisik memisahkan logam berharga dari pengotor dalam bijih atau aliran umpan daur ulang. Produksi material canggih seperti keramik dan komponen baterai adalah fokus lain dari industri mereka. Pergeseran ke energi terbarukan, munculnya kendaraan listrik, dan permintaan yang terus meningkat untuk bahan berteknologi tinggi semuanya telah menghadirkan tantangan dan peluang baru bagi industri logam. Untuk mengatasi masalah ini, industri metalurgi sedang mengalami transisi yang menarik menuju desain produk dengan mempertimbangkan penggunaan kembali dan daur ulang dan untuk menciptakan metode canggih untuk mengekstraksi dan memurnikan logam dari bahan daur ulang yang kompleks.
“Ekonomi sirkular” mengubah cara sumber daya diperoleh, produk dibuat dan digunakan, dan sampah dibuang. Dalam hal teknik berkelanjutan, bidang metalurgi teknik kimia berada di garis depan inovasi. University of Queensland adalah tempat yang tepat untuk mempelajari teknik metalurgi karena menyediakan alat analisis dan eksperimental yang canggih bagi para mahasiswanya, dan karena bisnis lokal memanfaatkan peluang dan kemajuan proses yang tercipta di sana.
Ringkasan konten
Apa peran seorang Insinyur Metalurgi?
Pertanyaan umum tentang Logam
Keterampilan apa yang dibutuhkan Insinyur Metalurgi?
Keahlian utama untuk ahli metalurgi
Bagaimana cara menjadi Insinyur Metalurgi?
Gelar Sarjana di bidang metalurgi, teknik geologi atau bidang studi terkait. Melakukan pengujian dan analisis metalurgi di laboratorium dan melakukan kerja lapangan di luar ruangan. Kemampuan untuk menggunakan peralatan permesinan dan pengelasan jika diperlukan oleh pekerjaan; paparan terhadap suhu ekstrem dan perlakuan panas mungkin terjadi.
Gelar apa yang Anda butuhkan untuk Teknik Metalurgi?
Bagaimana cara mendapatkan Gelar Ahli Metalurgi? Insinyur material biasanya harus memiliki setidaknya gelar sarjana di bidang ilmu atau teknik material. Mahasiswa biasanya mengambil mata kuliah di bidang teknik, matematika, kalkulus, kimia, dan fisika. Pekerjaan laboratorium juga diperlukan.
Di mana Insinyur Metalurgi bekerja?
Insinyur metalurgi yang terlibat dalam metalurgi ekstraktif bekerja di laboratorium, pabrik pengolahan bijih, kilang, dan pabrik baja. Mereka peduli untuk menemukan cara-cara baru dan lebih baik dalam memisahkan logam dalam jumlah yang relatif kecil dari batuan buangan dalam jumlah besar.
Apa yang dipelajari Ahli Metalurgi?
Sebagai seorang ahli metalurgi, kamu akan mempelajari ekstraksi dan pemrosesan berbagai logam dan paduan. Anda akan menyelidiki dan memeriksa kinerja logam seperti besi, baja, aluminium, nikel dan tembaga dan menggunakannya untuk menghasilkan berbagai produk dan bahan yang berguna dengan sifat tertentu.
Disadur dari: https://www.austgen.com.au/
Pertambangan dan Perminyakan
Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 09 Juni 2024
Apa peran seorang Insinyur Metalurgi? Jika Anda tidak terbiasa dengan frasa ini, mungkin Anda mengira bahwa ini adalah spesialisasi teknik yang hanya berfokus pada logam.
Sebaliknya, insinyur metalurgi mengandalkan pengetahuan mereka tentang perilaku logam pada tingkat atom dan apa yang menentukan karakteristiknya untuk memanfaatkan pengalaman mereka dalam ilmu material.
Setelah mereka mendapatkan keahlian ini, mereka dapat menggunakannya untuk memecahkan tantangan dalam bisnis atau masyarakat. Pengerjaan logam telah ada sejak awal waktu, ketika orang pertama kali menemukan cara mengekstrak logam dari bijih dan mengubahnya menjadi paduan yang berguna untuk peralatan dan senjata.
Terdapat jeda waktu yang cukup lama antara tahun 1856 dan awal mula pengaruh sains dalam memahami reaksi kimia dan fisika logam, namun hal ini disebabkan oleh penemuan susunan atom dalam molekul logam.
Logam dipelajari, dianalisis, dan dikembangkan oleh Insinyur Metalurgi.
Logam, seperti kekuatannya dan bagaimana logam tersebut dapat digunakan dalam produksi, dipelajari oleh para peneliti ini.
Bahan-bahan lain, seperti plastik, dapat membantu para Insinyur Metalurgi untuk lebih memahami apa yang akan terjadi ketika jenis logam tertentu digabungkan dengannya.
Teknik metalurgi adalah subjek yang menarik karena menuntut Anda untuk menerapkan pengetahuan Anda pada berbagai tingkatan, mulai dari memahami karakteristik logam tertentu hingga memahami bagaimana hal-hal seperti pabrik dan bahkan penerbangan luar angkasa beroperasi pada skala yang lebih besar.
Jadi, Anda tidak hanya akan duduk di depan komputer sepanjang hari-Anda juga akan keluar dan berkeliling!
Apa yang dimaksud dengan Insinyur Metalurgi?
Untuk logam seperti baja, aluminium, besi, dan tembaga, ada ilmuwan material yang disebut metalurgi (kadang-kadang dikenal sebagai insinyur metalurgi atau ilmuwan material).
Untuk membuat material dengan fitur tertentu yang diinginkan, mereka sering berurusan dengan paduan, yang merupakan logam yang digabungkan satu sama lain atau komponen lainnya.
Logam diuji untuk mengidentifikasi logam mana yang dapat digunakan untuk tujuan apa.
Adalah tugas pekerja logam untuk membentuk atau mencampur logam untuk mencapai kualitas atau bentuk tertentu.
Ekstraksi logam dari bijih dan sintesis paduan adalah dua bidang utama metalurgi lainnya. Tugas ahli metalurgi dapat sangat bervariasi, namun berikut ini adalah daftar umum yang mereka temui:
Terlibat dalam pemodelan komputer prediktif untuk teknik metalurgi dengan mendokumentasikan dan mengomunikasikan hasilnya
Memastikan bahwa semua proyek dan tugas didokumentasikan sesuai dengan standar dan prosedur teknik untuk kesehatan dan keselamatan.
Deskripsi pekerjaan Insinyur Metalurgi
Memproses logam dan mengubahnya menjadi produk yang dapat digunakan adalah tujuan insinyur metalurgi.
Salah satu ilmu material adalah metalurgi, ilmu yang mempelajari tentang logam. Metalurgi fisik, keramik, dan kimia polimer, atau plastik, adalah contoh ilmu material lainnya.
Sebagai bagian dari insinyur material yang dikenal sebagai insinyur metalurgi, mereka beroperasi di sektor besi dan baja.
Logam lain, seperti tembaga atau aluminium, juga digunakan oleh beberapa orang. Produsen mobil dan peralatan listrik, misalnya, mempekerjakan ahli metalurgi secara teratur.
Beberapa dipekerjakan oleh lembaga publik atau swasta, seperti universitas dan perguruan tinggi.
Insinyur metalurgi melakukan tugas yang sama dengan ahli metalurgi atau ilmuwan metalurgi.
Mikroskop elektron, mesin sinar-X, dan spektograf hanyalah beberapa alat yang digunakan oleh insinyur metalurgi. Mereka menggunakan penemuan ilmiah dan teknis terbaru dalam pekerjaan mereka.
Sudah menjadi hal yang umum bagi para pekerja logam untuk membantu para pekerja logam dalam pekerjaan mereka.
Metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisik adalah dua bidang dasar metalurgi. Dalam metalurgi ekstraktif, logam diekstraksi dari bijih melalui proses ekstraksi.
Logam dan senyawa lain dapat ditemukan dalam bijih. Untuk mengeluarkan logam dari bijih dan memurnikannya menjadi agak murni, berbagai proses harus dilakukan.
Para insinyur di bidang metalurgi bertanggung jawab untuk merancang dan mengawasi ekstraksi logam dari bijihnya.
Pada tahap awal proses ekstraksi, mereka sering bekerja bersama dengan insinyur pertambangan.
Insinyur metalurgi dapat menggunakan berbagai teknik untuk memurnikan logam setelah diekstraksi dari batuan dan elemen limbah lainnya.
Tindakan ini dilakukan dengan cara yang sama. Metalurgi fisik adalah cabang metalurgi yang menggunakan panas, arus listrik, atau bahan kimia yang dilarutkan dalam air untuk membuat paduan baru untuk berbagai hal seperti peralatan elektronik dan kendaraan.
Insinyur di bidang metalurgi ekstraktif beroperasi di berbagai tempat, termasuk laboratorium penelitian, fasilitas pengolahan bijih, kilang, dan pabrik baja.
Secara khusus, mereka mencari teknik yang lebih baik dan lebih efisien untuk memisahkan sejumlah kecil logam dari batuan buangan dalam jumlah besar.
Mereka juga perlu memikirkan bagaimana proses tersebut akan mempengaruhi lingkungan, cara menghemat energi, dan cara membuang batuan buangan dengan benar.
Metalurgi fisik adalah ilmu yang mempelajari logam dan paduannya dalam hal struktur dan kualitas fisiknya.
Dalam hal membuat produk akhir dari logam yang dimurnikan, ada banyak langkah. Namun, sebagian besar logam tidak berharga dalam keadaan murni.
Diperlukan paduan atau kombinasi logam dan satu atau beberapa elemen lain.
Sebagai contoh, baja adalah paduan logam. Karbon dan elemen lainnya hadir dalam proporsi kecil dalam besi yang digunakan untuk membuatnya.
Kuningan adalah paduan logam yang terbuat dari tembaga dan seng. Paduan dapat dikembangkan dalam metalurgi fisik untuk memenuhi permintaan para ilmuwan dan insinyur metalurgi.
Berbagai macam paduan tersedia untuk reaktor nuklir, karoseri kendaraan, dan peralatan listrik, di antara penggunaan lainnya.
Teknik produksi yang dikembangkan oleh ahli metalurgi fisik meliputi peleburan, pengecoran, dan pemaduan.
Baja struktur, kawat, dan lembaran aluminium hanyalah beberapa bahan yang mereka kembangkan dan kelola produksinya.
Dalam kasus tertentu, komoditas logam ini digunakan dalam produksi produk jadi lainnya. Laboratorium dan fasilitas industri adalah tempat kerja yang umum bagi ahli metalurgi fisik.
Persyaratan pendidikan dan pelatihan
Untuk menjadi insinyur metalurgi, Anda harus memiliki setidaknya gelar sarjana. Teknik metalurgi, metalurgi, dan ilmu material adalah pilihan untuk studi sarjana.
Gelar sarjana biasanya membutuhkan waktu empat atau lima tahun untuk diselesaikan. Selain itu, program studi sambil bekerja tersedia di beberapa sekolah dan universitas, yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sambil tetap menghadiri kelas.
Namun, gelar sarjana diperlukan untuk banyak posisi. Gelar master dapat diperoleh dalam satu atau dua tahun tambahan studi penuh waktu.
Setelah menyelesaikan gelar sarjana, biasanya diperlukan empat tahun studi penuh waktu untuk memperoleh gelar PhD. Insinyur di bidang metalurgi sering kali melanjutkan studi sambil bekerja.
Biasanya mereka akan dibayar oleh perusahaan mereka untuk mengikuti kursus yang akan membantu mereka bekerja lebih baik. Sangat penting bagi para insinyur untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam metalurgi karena disiplin ilmu ini selalu berkembang.
Seorang insinyur harus memiliki lisensi jika pekerjaan mereka berdampak pada kehidupan, kesehatan, atau properti di negara bagian tempat mereka bekerja.
Persyaratan tambahan untuk mendapatkan lisensi sebagai insinyur profesional meliputi gelar sarjana dari universitas yang diakui, setidaknya empat tahun pengalaman sebagai insinyur, dan lulus ujian negara.
Mendapatkan pekerjaan
Untuk berkarier sebagai insinyur di industri metalurgi, Anda mungkin ingin memeriksa kantor penempatan perguruan tinggi. Anda dapat terus bekerja untuk perusahaan Anda secara penuh waktu setelah lulus jika Anda berpartisipasi dalam program studi kerja.
Insinyur metalurgi dapat melamar langsung ke perusahaan-perusahaan di industri logam. Terkadang, lowongan pekerjaan diiklankan di iklan surat kabar, bank pekerjaan online, dan publikasi perdagangan dan profesional.
Kemungkinan kemajuan dan prospek pekerjaan
Ketika mereka memperoleh pengalaman kerja, insinyur metalurgi dapat menaiki tangga perusahaan ke peran dengan lebih banyak otoritas dan wewenang untuk membuat keputusan yang sulit.
Insinyur metalurgi profesional dengan gelar pascasarjana, khususnya, memiliki potensi untuk maju ke tingkat paling senior dalam pekerjaan penelitian dan manajemen.
Mengajar di tingkat perguruan tinggi dan bekerja sebagai konsultan untuk bisnis dan pemerintah adalah pilihan selanjutnya.
Untuk insinyur metalurgi, prognosis pekerjaannya cukup baik, meskipun pertumbuhan lapangan kerja secara keseluruhan untuk insinyur material diperkirakan kurang lebih sama dengan rata-rata untuk semua profesi hingga tahun 2014.
Sektor manufaktur seperti logam dasar, mesin dan peralatan industri, dan barang batu, tanah liat, dan kaca diprediksi akan mengalami penurunan.
Penelitian dan pengujian, penyediaan tenaga kerja, dan pekerjaan jasa teknik/arsitektural diperkirakan akan meningkat.
Kondisi Kerja
Kondisi kerja insinyur metalurgi berbeda tergantung pada posisi mereka. Bekerja di kantor dan laboratorium bersama dengan insinyur dan ahli metalurgi lainnya merupakan hal yang biasa dilakukan oleh sebagian besar insinyur.
Beberapa pekerjaan mereka juga dilakukan sendiri. Beberapa insinyur metalurgi bertemu dengan pengawas pabrik dan tambang. Lokasi produksi mungkin sangat panas dan bising. Tergantung di mana mereka bekerja, para insinyur mungkin diharuskan mengenakan kacamata dan pakaian pelindung.
Normalnya, mereka bekerja selama 40 jam per minggu. Pergeseran insinyur metalurgi tertentu dijadwalkan untuk dirotasi.
Ketika tenggat waktu proyek harus dicapai, lembur mungkin juga diperlukan. Penting bagi para insinyur untuk mengikuti perkembangan terbaru di bidang mereka.
Insinyur di bidang metalurgi harus melihat ke depan untuk tantangan yang datang dengan pekerjaan mereka.
Mereka harus memiliki minat dalam memecahkan masalah dan bakat dalam matematika dan sains.
Insinyur metalurgi harus dapat bergaul dengan orang lain karena mereka sering bekerja dalam tim. Insinyur juga harus dapat mengekspresikan pemikiran mereka kepada orang lain, yang sangat penting.
Penghasilan dan manfaat
Semuanya tergantung pada tingkat pendidikan dan pengalaman insinyur metalurgi serta lokasi geografisnya. Gaji tahunan rata-rata untuk insinyur material adalah Rp1.086.812.895 pada tahun 2004.
Gelar sarjana di bidang teknik material menghasilkan pendapatan awal rata-rata Rp825.627.999 pada tahun 2005. Liburan berbayar, asuransi kesehatan, dan rencana pensiun adalah fasilitas umum.
Disadur dari: https://www.austgen.com.au/
Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 08 Juni 2024
Gambaran umum rencana kerja pemerintah indonesia tahun 2024
Pada tanggal 15 Mei 2023, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS/PPN) mengeluarkan peraturan no. 4/2023 mengenai rencana kerja Indonesia untuk tahun 2024. Rencana ini dirancang untuk memajukan agenda pembangunan bangsa dan mengatasi berbagai tantangan sektor strategis. Rencana ini berfokus pada pembangunan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pembangunan berkelanjutan, dan kesejahteraan sosial. Rencana ini juga bertujuan untuk mendorong ketahanan ekonomi bangsa, meningkatkan infrastruktur yang ada, mendorong transformasi digital, dan meningkatkan tata kelola pemerintahan melalui pembangunan.
Rencana kerja 2024 merupakan dokumen akhir untuk mencapai rencana pembangunan jangka menengah pemerintah (RPJMN) 2020-2024 dan juga bertujuan untuk memberikan fondasi yang kuat untuk rencana jangka menengah berikutnya yaitu 2025-2029 dan ekonomi yang tangguh selama tahun pemilihan umum yang akan datang pada tahun 2024.
Latar belakang rencana kerja
Rencana kerja 2024 adalah instrumen panduan yang telah dikembangkan untuk memberikan prioritas pembangunan yang sistematis dan komprehensif bagi pemerintah. Rencana kerja ini mencakup seluruh aspek pembangunan, seperti kerangka pembiayaan, kelembagaan, regulasi, evaluasi, dan pengendalian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai prinsip panduan bagi sektor swasta sebagai aktor non-negara untuk berpartisipasi dan berkolaborasi dalam membantu Indonesia mencapai tujuan pembangunannya.
Selama bertahun-tahun, tujuan dari rencana kerja ini adalah untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ketahanan negara terhadap guncangan eksternal. Berbagai upaya akan dilakukan untuk mendiversifikasi ekonomi, menarik investasi, dan menstimulasi penciptaan lapangan kerja, terutama di sektor-sektor dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, seperti manufaktur, pariwisata, dan ekonomi digital. Rencana kerja pemerintah juga bermaksud untuk meningkatkan iklim usaha dengan mengurangi hambatan birokrasi dan memperbaiki kerangka kerja peraturan untuk memfasilitasi kewirausahaan dan inovasi.
Fokus rencana kerja 2024
Rencana kerja 2024 mengadopsi tema “mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan”. Tema ini menekankan pada tujuh bidang prioritas kebijakan pembangunan yang selaras dengan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) 2020-2024:
Mengikuti tujuh bidang prioritas tersebut, telah diidentifikasi delapan sasaran pada tahun 2024, yaitu: mengurangi kemiskinan, meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan, merevitalisasi industri dan meningkatkan ilmu pengetahuan manufaktur, meningkatkan daya saing bisnis lokal, pembangunan rendah karbon dan transisi energi, mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang diperlukan, mempercepat pembangunan ibu kota negara (IKN), dan pelaksanaan pemilihan umum 2024.
Perkembangan sektoral yang diharapkan
Pemerintah Indonesia akan fokus pada penerapan kebijakan yang mendorong pembangunan berkelanjutan, menarik investasi asing, dan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif untuk mencapai tujuan-tujuannya. Rencana kerja ini menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur, terutama di bidang transportasi dan konektivitas digital, untuk meningkatkan perdagangan dan konektivitas di seluruh nusantara. Selain itu, akan ada penekanan kuat pada pengembangan ibu kota Indonesia, yang akan berpindah dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di pulau Kalimantan yang terpisah. Megaproyek tersebut akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang diperlukan (seperti fasilitas kesehatan, kompleks perumahan, jaringan listrik, jalan penghubung, dan masih banyak lagi) dan gedung-gedung pemerintahan.
Pengembangan energi terbarukan, sebagai bagian dari “proyek besar” dalam rencana kerja 2024, memungkinkan bisnis untuk terlibat dalam pengembangan, pembuatan, dan pemasangan panel surya, turbin angin, bioenergi, dan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Akan ada peluang untuk berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi energi bersih lainnya. Ada juga sejumlah inisiatif dan proyek yang terus bertambah pada sistem penyimpanan energi dan solusi jaringan pintar untuk mendukung integrasi sumber energi terbarukan ke dalam jaringan listrik yang ada.
Sektor pertanian juga menawarkan prospek yang signifikan yang bertujuan untuk ketahanan pangan, dengan “proyek besar” kedua yang berfokus pada “food estate”. Bisnis dapat terlibat dalam sektor agribisnis, pengolahan makanan, dan teknologi pertanian. Hal ini mencakup keterlibatan dalam produksi input pertanian, seperti pupuk dan benih, pengembangan kapasitas, seperti teknik pertanian, pertanian berkelanjutan, dan pengolahan hasil pertanian di area prioritas program, yaitu Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, dan Papua.
Rencana Indonesia grafik 2024
Peta area prioritas yang terlihat untuk proyek lumbung pangan Indonesia diambil dari keputusan Menteri perencanaan pembangunan Nasional No. 19/M.PPN/HK/03/2023.
Rencana kerja 2024 juga mengakui peran penting pengembangan sumber daya manusia dalam mengurangi kemiskinan dan memperkuat kemampuan industrialisasi. Terdapat beberapa inisiatif untuk meningkatkan pengembangan sumber daya manusia dan pengurangan kemiskinan dalam rencana kerja tersebut, dengan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk memenuhi tuntutan pasar kerja yang berkembang pesat. Bisnis dan pengusaha dapat berpartisipasi dalam berpartisipasi dalam pusat pengembangan, solusi teknologi pendidikan, dan layanan perekrutan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja terampil.
Pemilu 2024 tidak diragukan lagi akan memiliki dampak yang signifikan terhadap lanskap bisnis di Indonesia. Seiring dengan berlangsungnya kampanye politik dan para kandidat menyampaikan kebijakan ekonomi mereka, Indonesia harus menyisihkan waktu dan anggaran untuk menyelenggarakan pemilu 2024. Perusahaan-perusahaan perlu memantau potensi implikasi terhadap operasi mereka dengan cermat. Hasil pemilu dapat membentuk kerangka regulasi, kebijakan fiskal, dan insentif investasi, yang mempengaruhi kemudahan berbisnis di Indonesia.
Secara keseluruhan, rencana kerja 2024 menandakan lahan subur bagi para wirausahawan dan bisnis di berbagai sektor. Dengan komitmen pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan iklim investasi, ada dorongan untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi perusahaan domestik dan asing untuk berkembang dan berkontribusi pada tujuan pembangunan negara.
Disadur dari: edelmanglobaladvisory.com
Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 08 Juni 2024
Dari tanggal 20 Mei hingga 3 Juni, delegasi Indonesia yang terdiri dari pejabat senior dari kementerian penanaman modal/BKPM dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS melakukan kunjungan belajar dan membangun jaringan selama dua minggu di Eropa. Misi yang difasilitasi oleh ARISE+ Indonesia ini dipimpin oleh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, BKPM, Bapak Nurul Ichwan. Delegasi ini bertemu dengan perwakilan dari Komisi Eropa, berbagai lembaga keuangan, perusahaan teknologi tinggi perintis dan ekosistem sektoral terkemuka di dunia.
Agenda tersebut mencakup diskusi mengenai inisiatif dan instrumen pembiayaan unggulan baru Uni Eropa, Global Gateway dan Dana Eropa untuk Pembangunan Berkelanjutan Plus (EFSD+) serta pertukaran wawasan mengenai kota pintar, mobilitas perkotaan, energi terbarukan, perawatan kesehatan, agribisnis, dan ekonomi hijau.
Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen ARISE+ Indonesia untuk mendukung BKPM dalam mengembangkan Rencana Daya Tarik Investasi Uni Eropa-Indonesia. Rencana ini sangat penting dalam mewujudkan agenda dan target investasi Indonesia, sehingga berkontribusi pada visi bangsa yang lebih luas.
Setelah misi ini berhasil, kami diberi kesempatan untuk terlibat dalam diskusi yang bermanfaat dengan Bapak Nurul Ichwan. Kami mengeksplorasi wawasan utama yang diperoleh dari misi studi dan mendiskusikan strategi potensial untuk membina kemitraan yang bermanfaat antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) untuk meningkatkan Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia.
Berikut ini adalah kutipan dari wawancara yang mencerahkan tersebut.
T: Dapatkah Anda memberikan gambaran umum mengenai arah kebijakan investasi Indonesia untuk periode 2020-2024 dan 2025-2029? Apa saja tujuan dan prioritas utama yang diuraikan dalam kebijakan-kebijakan tersebut?
NI: Arah kebijakan investasi Indonesia untuk periode 2020-2024 dan 2025-2029 sejalan dengan tujuan ambisius untuk menjadi negara maju dengan PDB terbesar kelima di dunia pada tahun 2045. Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah telah meluncurkan agenda transformasi ekonomi yang menekankan pada kebijakan yang berkelanjutan dan penciptaan iklim yang ramah investasi. Hal ini menjadi pilar utama dan kekuatan pendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Selama periode 2020-2024, Indonesia telah menetapkan target Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 4.983,2 triliun, yang mewakili peningkatan sebesar 47,3% dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya. Tahun ini, di bawah arahan Presiden kita, kita telah menetapkan target investasi yang ambisius sebesar Rp1.400 triliun, yang menandakan komitmen kita yang tak tergoyahkan terhadap pertumbuhan dan pembangunan. Untuk mencapai target investasi tersebut, diperlukan upaya yang luar biasa dan arah kebijakan investasi yang jelas, sehingga memungkinkan kita untuk membuka peluang-peluang baru dan memajukan bangsa kita.
Untuk mengarahkan transformasi ekonomi Indonesia, enam strategi penting telah diidentifikasi. Strategi ini mencakup mempromosikan ekonomi hijau dan rendah karbon, meningkatkan produktivitas ekonomi, merangkul transformasi digital, mendorong integrasi ekonomi domestik, memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia, dan melaksanakan pemindahan ibu kota negara. Selain itu, sektor-sektor prioritas telah ditetapkan untuk menarik investasi, termasuk industri padat karya, usaha berorientasi ekspor, proyek energi terbarukan, pembangunan infrastruktur, ekonomi digital, dan industri bernilai tambah. Strategi-strategi ini akan membuka jalan bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Kebijakan investasi kami memprioritaskan aspek-aspek utama yang mendorong realisasi investasi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini mencakup keterlibatan aktif dalam kegiatan promosi dan fasilitasi, serta persiapan proposal dan peta investasi yang cermat yang menguraikan proyek-proyek strategis dan prioritas, yang siap untuk dipresentasikan kepada para calon investor. Selain itu, kami berkomitmen untuk mengoptimalkan perizinan usaha melalui sistem OSS (Online Single Submission) yang efisien, yang menjamin kemudahan dan menumbuhkan iklim investasi yang menarik dan kondusif.
Dalam dedikasi kami yang tak tergoyahkan kepada para investor, kami bertekad untuk mengatasi masalah-masalah investasi melalui fasilitasi dan dukungan menyeluruh yang komprehensif, untuk memastikan bahwa tantangan-tantangan yang ada dapat diselesaikan dengan cepat. Kebijakan dan strategi investasi yang komprehensif ini menyoroti komitmen Indonesia untuk mendorong transformasi ekonomi, menarik investasi, dan mendorong pembangunan berkelanjutan demi kepentingan masyarakat dan ekonomi global.
T: Baru-baru ini, Anda memimpin delegasi Indonesia untuk mengunjungi beberapa negara Eropa untuk membangun kontak dan mempelajari inovasi dalam mobilitas perkotaan, energi terbarukan, kota berkelanjutan, dan perawatan kesehatan. Apa yang Anda anggap sebagai hasil utama dari misi ini?
NI: Selama misi ini, delegasi Indonesia berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan Komisi Eropa dan berbagai lembaga pembiayaan, mendapatkan wawasan yang berharga tentang berbagai struktur pembiayaan proyek investasi. Kami melihat antusiasme yang besar dari mitra-mitra kami di Eropa terhadap proyek-proyek pembangunan berkelanjutan yang siap diluncurkan, terlepas dari apakah proyek-proyek tersebut berskala kecil, menengah, atau besar. Hal ini menyoroti berbagai peluang yang menarik bagi Indonesia, peluang yang segera kami sampaikan dengan mempresentasikan Peta Peluang Investasi, sebuah proyek yang dikurasi oleh Kementerian Penanaman Modal serta daftar proyek infrastruktur nasional dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional untuk dipertimbangkan lebih lanjut.
Salah satu pengalaman unik dari kunjungan ini adalah melihat keberhasilan implementasi model triple helix di Uni Eropa - sebuah sistem yang mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan industri. Model ini telah terbukti menjadi saluran yang efektif untuk inovasi di berbagai sektor. Kami percaya bahwa inovasi adalah kekuatan pendorong untuk meningkatkan produktivitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan di negara-negara maju. Di Uni Eropa, kami mengamati bahwa model ini sering kali dimulai dari yang kecil, tumbuh secara organik dari bawah ke atas, dan bahkan muncul sebagai respons terhadap krisis. Kami ingin sekali membina kerja sama yang erat dengan mitra-mitra kami di Uni Eropa untuk mereplikasi model serupa yang disesuaikan dengan keunggulan unik Indonesia.
T: Bagaimana Anda yakin temuan-temuan ini dapat berkontribusi pada upaya promosi investasi dan pembangunan Indonesia di sektor-sektor ini?
NI: Misi kami telah memberikan wawasan penting yang kami yakini dapat secara langsung mendorong upaya promosi investasi Indonesia. Sepanjang perjalanan kami, kami terlibat dengan beberapa perusahaan Uni Eropa yang beroperasi di sektor bioteknologi, teknologi pertanian, dan energi terbarukan yang menunjukkan ketertarikan dan rencana nyata untuk berinvestasi di Indonesia. Kami berencana untuk segera memanfaatkan minat ini dengan menyediakan informasi, data, dan kontak yang diperlukan, bahkan memfasilitasi kunjungan mereka ke Indonesia dalam waktu dekat.
Baik Uni Eropa maupun beberapa lembaga pembiayaan telah menyatakan keinginannya untuk memperluas portofolio investasi mereka di Indonesia. Sebagai langkah awal, kami mempresentasikan kepada mereka beberapa proyek yang menjanjikan dan sesuai dengan sektor yang mereka tuju. Kami yakin bahwa dialog ini akan terus berlanjut hingga kolaborasi-kolaborasi tersebut membuahkan hasil. Menariknya, salah satu lembaga pembiayaan Belanda berencana untuk mengunjungi Jakarta pada bulan Juli 2023 untuk bertemu dengan para pemangku kepentingan terkait untuk diskusi yang lebih rinci.
Pembelajaran penting lainnya adalah keberhasilan implementasi Sistem Perdagangan Emisi (ETS) di Uni Eropa, yang telah berkembang dan matang sejak diluncurkan pada tahun 2005. Mengingat Indonesia meluncurkan ETS untuk subsektor pembangkit listrik tenaga batu bara pada awal tahun 2023, dan berencana untuk memperluasnya secara bertahap ke subsektor lainnya, hal ini menjadi tolok ukur yang sangat berharga bagi kami.
Saat ini, Pemerintah Indonesia, di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), sedang menyusun kebijakan perdagangan karbon yang dijadwalkan akan dirilis pada pertengahan tahun 2023. Komisi Eropa telah dengan murah hati menyampaikan undangan untuk berdiskusi lebih lanjut dengan Indonesia. Ini adalah kesempatan yang harus kita manfaatkan, karena Uni Eropa merupakan pelopor dan organisasi perdagangan karbon tertua di dunia.
T: Ke depannya, apakah Anda melihat potensi kemitraan antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) untuk mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA), khususnya di bidang mobilitas perkotaan, energi terbarukan, kota yang berkelanjutan, dan layanan kesehatan? Jika ya, bidang kolaborasi atau inisiatif bersama apa yang Anda bayangkan dapat mendorong investasi di sektor-sektor ini?
NI: Kami menyadari bahwa Uni Eropa saat ini berdiri sebagai penghubung global untuk teknologi hijau dan pembangunan berkelanjutan, menawarkan sejumlah besar solusi, inovasi, dan teknologi canggih yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup. Mereka juga telah menunjukkan rekam jejak yang sukses dalam menerapkan praktik-praktik terbaik. Mempertimbangkan kekuatan yang berbeda antara Indonesia dan Uni Eropa, serta pentingnya dan mendesaknya masalah lingkungan, kami percaya bahwa percepatan transisi energi di Indonesia harus menjadi fokus utama dari upaya kolaboratif kami.
Hal ini mencakup peningkatan investasi dalam pembangkitan energi terbarukan dan teknologi, mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik, dan mengamankan dukungan pembiayaan melalui berbagai skema yang disediakan oleh Uni Eropa dan negara-negara anggotanya.
Terkait dengan investasi langsung, kami bermaksud untuk mengaktifkan kembali Desk Uni Eropa di Kementerian Penanaman Modal/BKPM. Bersama dengan ARISE+ Indonesia dan bekerja sama dengan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) London, kami dapat menyusun daftar pendek dan memulai dialog dengan sejumlah besar perusahaan UE yang prospektif. Penjajakan lebih lanjut dapat difasilitasi melalui pertemuan dan forum yang ditargetkan di dalam Uni Eropa atau misi investasi ke Indonesia yang didukung oleh Uni Eropa.
Kami juga membayangkan Desk Uni Eropa berfungsi sebagai penghubung antara proyek-proyek berkelanjutan di Indonesia dengan berbagai instrumen pembiayaan Uni Eropa, termasuk yang berada di dalam kerangka Global Gateway, EFSD+ (Dana Eropa untuk Pembangunan Berkelanjutan Plus), dan JETP (Kemitraan Transisi Energi yang Adil).
T: Dari interaksi dan pengamatan Anda selama berinteraksi dengan para calon investor di Eropa, apa saja faktor atau persyaratan utama yang biasanya dicari atau dibutuhkan oleh para investor Eropa agar mereka yakin untuk berinvestasi di Indonesia?
NI: Sangat penting untuk mengakui peran penting dari komunikasi dan penyediaan informasi. Banyak investor Eropa, seperti yang kami temukan, tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang lanskap Indonesia. Oleh karena itu, mereka sangat termotivasi untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Hal ini tidak hanya membantu mereka menghindari risiko bisnis, tetapi juga meyakinkan mereka untuk berkomitmen pada proyek-proyek yang benar-benar siap untuk investasi.
Preferensi investor bisa berbeda-beda, namun ada beberapa faktor atau persyaratan utama yang biasanya mereka pertimbangkan: pertama, potensi pasar dan aksesibilitas memainkan peran penting. Sebagai contoh, investor Eropa sangat tertarik dengan ukuran dan potensi pertumbuhan pasar Indonesia. Mereka sering mengevaluasi elemen-elemen seperti daya beli, tren konsumen, dan permintaan pasar untuk produk atau layanan tertentu. Selain itu, mereka melihat nilai dalam mengakses tidak hanya pasar domestik tetapi juga pasar regional, karena memungkinkan penetrasi pasar yang lebih luas.
Kedua, mereka memperhatikan Lingkungan Bisnis secara keseluruhan. Investor Eropa menghargai lingkungan yang kondusif untuk bisnis. Mereka mencari administrasi yang ramping, birokrasi yang efisien, dan peraturan yang jelas dan tidak ambigu. Kerangka hukum dan peraturan yang kuat, transparan, dan dapat diprediksi adalah aspek penting lainnya yang mereka cari.
Ketiga, ketersediaan tenaga kerja terampil merupakan aspek yang sangat penting, terutama untuk memfasilitasi kegiatan industri yang inovatif dan berteknologi tinggi. Selanjutnya, stabilitas politik dan ekonomi sangat penting bagi para investor. Faktanya, stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten cukup menarik bagi investor Eropa. Adanya insentif investasi juga menjadi faktor lain yang mereka pertimbangkan, seperti keringanan pajak, pembebasan pajak, bea masuk, dan paket insentif lainnya. Terakhir, investor Eropa menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur. Infrastruktur sangat mempengaruhi efisiensi rantai pasokan, mengurangi biaya logistik, dan terutama meningkatkan konektivitas.
T: Dalam rangka menarik investor Uni Eropa, strategi atau pendekatan apa yang menurut Anda dapat dikembangkan untuk secara efektif mempromosikan investasi di Indonesia yang akan beresonansi dengan investor Uni Eropa dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik?
NI: Berbagai strategi dapat digunakan untuk menarik investor Uni Eropa dan mendorong mereka untuk melihat Indonesia sebagai pusat investasi yang menguntungkan. Yang paling penting dari upaya-upaya ini adalah menyebarkan informasi yang relevan melalui kolaborasi dengan berbagai entitas seperti Kedutaan Besar Indonesia di negara-negara Uni Eropa, asosiasi bisnis, dan lembaga pemikir, dengan menyoroti beberapa poin penting, termasuk: pertama, potensi pasar Indonesia yang besar dan kuat, dengan kelas menengah yang terus bertambah, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan demografi yang menguntungkan. Kedua, penting juga untuk menggarisbawahi komitmen Indonesia dalam meningkatkan kemudahan berusaha, meningkatkan transparansi peraturan, dan memperkuat perlindungan investor, termasuk menyediakan informasi yang komprehensif mengenai berbagai insentif investasi.
Ketiga, kita harus fokus pada rencana dan proyek pembangunan infrastruktur Indonesia, termasuk di sektor transportasi, energi, dan telekomunikasi. Kita dapat menggarisbawahi komitmen pemerintah untuk meningkatkan konektivitas domestik, memperbaiki jaringan logistik untuk rantai pasokan, dan memperluas akses pasar. Keempat, kita harus memberikan informasi mengenai komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan dan inisiatif hijau. Hal ini mencakup upaya-upaya kami dalam mitigasi perubahan iklim dan pengembangan energi terbarukan, yang menggambarkan dukungan pemerintah terhadap praktik-praktik bisnis yang ramah lingkungan.
Kelima, kita juga harus menyoroti ketersediaan tenaga kerja lokal. Investor Uni Eropa biasanya cukup tertarik untuk menjajaki peluang kemitraan dengan perusahaan lokal atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia. Selanjutnya, kita harus mengidentifikasi beberapa sektor yang menarik bagi investor Uni Eropa. Sektor-sektor tersebut dapat mencakup bidang-bidang seperti manufaktur, energi terbarukan, teknologi, pariwisata, dan perawatan kesehatan.
Strategi lain yang efektif adalah dengan mengadakan forum bisnis, kelompok usaha kecil, seminar, konferensi, serta misi investasi langsung dan kunjungan ke Indonesia. Terakhir, membangun kepercayaan dan memberikan fasilitasi dari tahap penyediaan informasi hingga tahap operasional di Indonesia adalah kuncinya. Dengan demikian, investor merasa didukung dan dipandu selama perjalanan investasi mereka di Indonesia.
T: ARISE+ Indonesia saat ini bekerja sama dengan tim anda untuk menyusun rencana daya tarik investasi Indonesia-Uni Eropa. Apa harapan dan ekspektasi Anda terkait keterlibatan dan dukungan Uni Eropa dalam mengimplementasikan rencana daya tarik ini, setelah rencana ini selesai?
NI: Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, harapan kami adalah bahwa kolaborasi ini akan memberikan hasil yang nyata, terutama peningkatan realisasi investasi berkualitas tinggi dari UE ke Indonesia. Tentu saja, proses ini membutuhkan waktu, yang melibatkan berbagai tahapan mulai dari menganalisis sektor-sektor prioritas, memilih perusahaan-perusahaan yang potensial, melakukan penjajakan lebih lanjut dengan perusahaan-perusahaan tersebut, dan akhirnya mencapai kesepakatan finansial. Kami berharap kerjasama dan dukungan Uni Eropa yang berkelanjutan selama proses ini, yang salah satu aspek pentingnya adalah pengaktifan kembali Desk Uni Eropa.
Selain itu, kami berharap Uni Eropa dapat memfasilitasi komunikasi dengan perusahaan-perusahaan potensial yang terpilih, komunitas bisnis yang lebih luas, dan lembaga-lembaga pembiayaan di Uni Eropa, melanjutkan upaya yang telah dimulai melalui kunjungan baru-baru ini ke Eropa yang difasilitasi oleh ARISE+ Indonesia. Membangun jalur komunikasi adalah salah satu tantangan signifikan kami dalam mendekati perusahaan dan mitra di Uni Eropa.
Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ARISE+ Indonesia atas bantuan mereka yang tak ternilai dalam pengembangan Rencana Daya Tarik Investasi Indonesia-Uni Eropa, penyelenggaraan misi ke Eropa, dan peran penting mereka dalam memfasilitasi hubungan dengan para investor Uni Eropa. Dukungan mereka yang tak tergoyahkan tidak hanya berkontribusi pada realisasi agenda dan target investasi kami, tetapi juga secara signifikan memajukan visi Indonesia.
Kolaborasi ini mewujudkan kemitraan strategis yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mendorong inovasi, dan membangun masa depan yang berkelanjutan bagi Indonesia. Pada akhirnya, upaya ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kita, berkontribusi pada masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami sangat berharap dan bersemangat dengan apa yang akan terjadi di masa depan dan dengan tulus menghargai komitmen dan dukungan yang berkelanjutan dari ARISE+ Indonesia.
Disadur dari: ariseplus-indonesia.org
Badan Usaha Milik Negara
Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari pada 08 Juni 2024
Air adalah kebutuhan mendasar untuk mendukung produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Sayangnya, menurut laporan UNICEF tahun 2022, 844 juta orang di seluruh dunia masih kekurangan akses terhadap air bersih dan 2 miliar orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman dan memadai.
Infrastruktur yang memadai sangat penting untuk memastikan akses yang merata terhadap air bersih. Namun, kapasitas pendanaan pemerintah untuk infrastruktur air bersih masih terbatas, sehingga perlu adanya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk menjembatani kesenjangan pendanaan di sektor sumber daya air.
Herry Trisaputra Zuna, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, menekankan pentingnya perhatian dan investasi di sektor air dalam acara lokakarya ke-4 tentang keuangan berkelanjutan, menuju Forum Air Dunia ke-10 di Jakarta, Senin (5/2/2023).
“Dibutuhkan lebih banyak perhatian dan investasi yang ditargetkan dalam interkoneksi antara upaya-upaya terkait iklim dan air, serta sanitasi dan kesehatan. Saat ini, kurang dari 3% dari total pendanaan iklim dialokasikan untuk inisiatif terkait air, dan hanya 1 dari 10 investasi yang didedikasikan untuk memenuhi kebutuhan air dan sanitasi masyarakat,” ujar Herry.
Indonesia dana air
Kementerian badan usaha milik negara (BUMN) melalui Danareksa telah meluncurkan Indonesia dana air (IWF). Program yang diluncurkan pada acara BUMN jalan menuju G-20 pada 17-18 Oktober 2022 ini merupakan salah satu upaya Indonesia untuk meningkatkan pendanaan dan investasi di bidang air bersih.
Herry menyatakan bahwa IWF akan mengelola dana sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 15 triliun untuk membiayai proyek air bersih bagi lebih dari 40 juta orang. Skema pendanaan yang melibatkan pihak swasta ini diharapkan dapat meringankan beban anggaran negara.
Sejalan dengan peta jalan SDGs Indonesia untuk tahun 2030, IWF akan mendukung pemerintah untuk mencapai tujuan 100% akses air minum yang aman bagi seluruh penduduk Indonesia. IWF juga diharapkan dapat mendorong minat investor untuk berkontribusi pada investasi berkelanjutan.
Mendirikan global dana air
Keberhasilan IWF akan menjadi prototipe bagi pembentukan global dana air, dan akan dibahas pada air dunia forum ke-10 di Bali pada tanggal 18-25 Mei 2024. Global dana air akan mengumpulkan dana untuk membiayai inisiatif terkait air di daerah-daerah yang menghadapi kelangkaan air dan kendala keuangan. Yadi Jaya Ruchandi, CEO PT Danareksa, mengungkapkan bahwa tata kelola dan skema pendanaan IWF dapat ditiru oleh negara-negara lain. Oleh karena itu, Indonesia ingin mengembangkan IWF menjadi skema pendanaan global melalui Global dana air.
“Kita punya IWF, dan kita ingin mengembangkan skema pendanaan ini menjadi global dana air. Hal ini akan membutuhkan proses politik, sehingga campur tangan pemerintah masih diperlukan, terutama dalam merumuskan kebijakan terkait investasi,” ujar Yadi Jaya Ruchandi.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Julian Smith, Pemimpin ESG pemerintah dan infrastruktur PwC Indonesia, berpendapat bahwa skema pendanaan Global dana air akan berbeda dengan investasi di sektor lain karena sifat isu air yang lintas batas. Ia mengusulkan konsep dana netral-politik, yang berarti bahwa proses pendanaan air yang dilakukan secara bersama-sama bebas dari kepentingan politik negara manapun.
“Masalah spesifik air biasanya melibatkan masalah lintas batas. Untuk itu diperlukan dana politik netral global agar global dana air dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan solusi yang diberikan tidak hanya berupa transfer sumber daya air dari satu negara ke negara lain,” ujar Smith.
Disadur dari: worldwaterforum.org