Ketenagakerjaan

Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Penting untuk Kartu Prakerja

Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 19 Februari 2025


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja Denni P Purbasari mengatakan, kolaborasi antara pemerintah dan swasta menjadikan pelaksanaan Program Kartu Prakerja lebih cepat dalam menyediakan banyak pelatihan untuk penerima manfaat.

Dalam diskusi virtual tentang evaluasi dampak Kartu Prakerja sebagai program pemulihan Covid-19 di Jakarta, Rabu (9/2/2022), Denni mengatakan, skema public private partnership (PPP) atau kemitraan pemerintah dan badan usaha diterapkan dalam program itu.

"Karena, kalau kemudian pelatihan disediakan semuanya oleh pemerintah dengan menggunakan skema pengadaan barang dan jasa bisa lama dan bisa saja salah sasaran," kata Denni.

Dengan berkolaborasi bersama banyak lembaga pelatihan, termasuk Balai Latihan Kerja (BLK), dapat memberikan kesempatan kepada para penerima manfaat untuk memilih sendiri pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan. Skema tersebut juga mendorong para penyedia latihan dapat saling bersaing untuk memperbaiki layanan yang diberikan kepada penerima manfaat.

Dia memastikan pihak manajemen terus melakukan perbaikan terkait layanan yang diberikan dengan berbasis data. Fitur-fitur tersebut disesuaikan dengan opini penerima manfaat, salah satunya fitur pencari kerja.

"Teman-teman tadi mengatakan bagaimana tidak hanya pelatihan, tapi bisa sampai mendapatkan pekerjaan. Makanya, di dashboard sekarang sudah ada fitur job recommendation dan job search, silakan dicari pekerjaan yang sesuai dengan keahlian," ujarnya.

Dia menjelaskan, pelatihan mendapatkan asesmen dari lembaga, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada untuk memeriksa kualitas pelatihan tersebut sebelum dapat masuk ekosistem Kartu Prakerja. Ada pengawasan ketika pelatihan-pelatihan tersebut masuk dalam Kartu Prakerja.

"Jadi multiple layers checking dan juga perbaikan itu dilakukan, sehingga hasilnya bisa seperti yang kita harapkan," ungkap Denni.

Sumber: news.republika.co.id
 

Selengkapnya
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Penting untuk Kartu Prakerja

Transportasi

Bangkitan Perjalanan

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025


Bangkitan perjalanan adalah langkah pertama dalam perencanaan transportasi empat tahap (dikuti oleh distribusi perjalananpilihan moda dan pembebanan jaringan), digunakan dalam memperkirakan jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan di suatu zona dalam analisis lalu lintas.

Bangkitan dari zona i

Fokus utama dalam analisis bangkitan perjalanan adalah dipemukiman, dan bahwa bangkitan perjalanan adalah fungsi dari kegiatan sosialekonomi keluarga. Pada tingkat zona analisis lalu lintastata guna lahan akan menghasilkan atau membangkitkan perjalanan. Zone juga merupakan tujuan perjalanan, menarik perjalanan. Analisis dari tarikan perjalanan difokuskan kepada tata guna lahan yang bukan pemukiman.

Pengumpulan data

Untuk mengetahui besarnya bangkitan perjalan suatu zona perlu dilakukan survei asal tujuan berupa wawancara keluarga, untuk mendapatkan informasi pola perjalanan yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga, informasi mengenai sosial, ekonomi keluarga. Survai dilakukan dengan sampling, semakin kecil kota yang akan disurvei semakin besar persentase sampel.

Analisis Bangkitan Perjalanan

Model yang digunakana dalam analisis bangkitan perjalanan:

  • Model regressi berganda
  • Analisis kategori

Model regresi berganda

Adalah model yang banyak digunakan dengan memasukkan variabel ekonomi dalam regresi

{\displaystyle Y_{i}=a_{0}+a_{1}X_{1}+a_{2}X_{2}+...a_{n}X_{n}}

Dimana:

  • Yi adalah Bangkitan perjalanan zona i
  • ao, a1, a2, .. an adalah parameter yang dikalibrasi
  • X1, X2, .. Xn adalah variabel

Analisis kategori

Disini tipe rumah tangga dikelompokkan kedalam beberapa kelompok, perjalanan yang dibangkitkan tergantung kepada kelompok keluarga yang ada dalam kategori yang bersangkutan.

Kategori.jpg

Sumber Artikel : Merlin Reineta

Selengkapnya
Bangkitan Perjalanan

Transportasi

Distribusi Perjalanan

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 19 Februari 2025


Distribusi perjalanan adalah salah satu langkah dalam perencanaan transportasi empat tahap (Four step transport planning) yang berkaitan dengan distribusi jumlah perjalanan (trip) antara satu zona dengan zona lain.

Tabel berikut menunjukkan contoh distribusi perjalanan dengan z jumlah zona.

Di mana Tij adalah jumlah perjalanan dari zona i menuju zona j.

Model gravitasi dalam distribusi perjalanan

Model gravitasi sederhana

Salah satu model yang digunakan dalam perencanaan transportasi untuk menjelaskan hubungan jumlah/distribusi perjalanan adalah model gravitasi yang diturunkan dari model gravitasi yang dikembangkan oleh Newton. Bentuk yang paling sederhana ditunjukkan dengan rumus berikut:

{\displaystyle T_{ij}=k{\frac {P_{i}P_{j}}{d^{2}}}}

Tij adalah besar perjalanan antara zona i dengn zona j

k adalah konstanta

Pi adalah besar penduduk zona i

Pj adalah besar penduduk zona j

d adalah jarak antara kedua zona

Model ini kemudian dikembangkan menjadi model yang lebih kompleks untuk mendapatkan suatu model yang simpangannya semakin kecil.

Model gravitasi yang dikembangkan

Model gravitasi yang dikembangkan seperti disampaikan oleh Jean-Paul Rodrigue disampaikan sebagai berikut:

{\displaystyle T_{ij}=k{\frac {{P_{i}}^{l}{P_{j}}^{a}}{d^{b}}}}

P, d dan k adalah variabel seperti rumus terdahulu

b (beta): Suatu parameter hambatan transportasi yang terkait dengan effisiensi sistem transportasi antara dua zona/lokasi. Jalan bebas hambatan akan mempunyai hambatan /index beta yang lebih kecil dari jalan biasa.

l (lambda): Potensi bangkitan perjalanan. Untuk pergerakan orang lambda dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan. Sebagai contoh perjalanan akan lebih tinggi dibangkitkan oleh orang-orang yang berpendapatan tinggi.

a (alpha): Potensi tarikan perjalanan. Terkait dengan kegiatan ekonomi pada tujuan perjalanan. Sebagai contoh suatu pusat kegiatan yang memiliki berbagai kegiatan komersial akan menarik lebih banyak perjalanan.

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Distribusi Perjalanan

Ketenagakerjaan

Pupuk Kaltim Beri Pelatihan Vokasi Putra Putri Papua

Dipublikasikan oleh Raynata Sepia Listiawati pada 19 Februari 2025


PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) secara resmi menerima peserta program pendidikan vokasi setara Diploma 1 dari Provinsi Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam mempersiapkan SDM yang andal dan terampil sesuai kebutuhan dunia industri.

Para peserta diterima secara simbolis oleh SVP SDM PKT Endang Murtiningsih, dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat Barnabas Donansiba di Hotel Grand Equator Bontang, pada Minggu (16/1/2022).

Dijelaskan Endang, total peserta yang mengikuti program ini sebanyak 50 orang, terdiri dari 35 peserta dari Papua, Papua Barat dan NTT, ditambah 15 peserta dari Bontang.

Program ini merupakan bentuk tindaklanjut kerjasama PKT dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian RI, guna mendukung transformasi bisnis Perusahaan dalam menghadapi era Volatility, Uncertainly, Complexity dan Ambiguity (VUCA).

“Kerjasama program pendidikan vokasi setara Diploma 1 ini juga menggandeng Politeknik ATI Makassar Sulawesi Selatan, dengan masa studi maksimal 1 tahun,” ujar Endang, Senin (17/1/2022).

Program ini selaras dengan semangat PKT dalam mendukung penguatan pendidikan vokasi di Indonesia, yang diimplementasikan melalui pengembangan kapasitas masyarakat untuk mencetak SDM yang unggul dan siap kerja di berbagai bidang.

Para peserta akan mendapatkan materi link and match sesuai kebutuhan industri, dengan komposisi materi 40 persen teori dan 60 persen praktik.

Pelaksanaan program juga didukung Infrastruktur Learning and Development yang disiapkan PKT untuk membangun budaya learning agility, dengan memberikan berbagai fasilitas pembelajaran menarik dan mudah diakses.

“Selain mendapat ijazah setara Diploma 1, para peserta yang dinyatakan kompeten juga akan menerima sertifikat profesi dari PKT dan BNSP,” terang Endang.

Lebih lanjut, pengembangan pendidikan vokasi yang diwujudkan melalui dukungan terhadap program pendidikan, pelatihan dan kompetensi hingga pemagangan, terus dilaksanakan PKT dalam 2 tahun terakhir.

Seluruh program tersebut bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti Lembaga Pelatihan dan Keterampilan (LPK) binaan PKT maupun Pemerintah.

Sumber: liputan6.com

Selengkapnya
Pupuk Kaltim Beri Pelatihan Vokasi Putra Putri Papua

Manajemen Konstruksi

Konstruksi

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 19 Februari 2025


Konstruksi adalah suatu kegiatan pembangunan sarana maupun prasarana. Selain itu kontruksi juga dapat diartikan sebagai bangunan maupun satuan infrastruktur dalam satu atau beberapa area.

Kontruksi juda merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil. Sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangun(an) yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, konstruksi struktur bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi jalan raya, konstruksi jembatan, konstruksi kapal, dan lain lain.

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor (proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan "fisik" sebuah konstruksi).

Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan/AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan/anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik, keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll.

Jenis

Berikut ini beberapa jenis kontruksi yang dapat anda ketahui yaitu:

  1. Kontruksi Gedung
  2. Kontruksi Teknik
  3. Kontruksi Industri.

Konstruksi permukiman

Konstruksi permukiman merupakan konstruksi yang mempertimbangkan tata ruang di masa depan. Kisaran waktu masa depan ini sekitar 20 tahun sejak konstruksi dimulai. Konstruksi permukiman meliputi konstruksi tempat tinggal dan kompleks permukiman.

Konstruksi gedung

Konstruksi gedung merupakan konstruksi yang mempertimbangkan penataan fasilitas-fasilitas yang tersedia di dalam bangunan. Penataan fasilitas ini berkaitan dengan kebutuhan dari pengguna bangunan. Konstruksi gedung meliputi antara lain gedung perkantoran, gedung kuliah dan gedung perbankan.

Konstruksi rekayasa berat

Konstruksi rekayasa berat merupakan konstruksi yang mempertimbangkan keterbengkalaian penggunaan alat-alat berat hasil penyewaan. Jenis konstruksi ini ditandai dengan banyaknya peralatan berat di dalam bangunan. Penataan alat-alat berat di dalam konstruksi rekayasa berat bertujuan untuk mengurangi biaya sewa dari alat-alat tersebut.

Konstruksi industri

Konstruksi industri merupakan konstruksi yang mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan di dalam bangunan terhadap lingkungan di sekitarnya. Dampak yang ditimbulkan seperti pencemaran dan limbah. Tata ruang pada konstruksi industri mengutamakan keberadaan fasilitas-fasilitas yang mampu mengurangi dampak dari kegiatan di industri. Konstruksi industri biasanya diterapkan pada pabrik.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Konstruksi

Rantai Pasok Digital

Memahami Supply Chain 4.0: Konsep, Kematangan, dan Agenda Riset untuk Masa Depan Rantai Pasok

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 19 Februari 2025


Artikel "Supply Chain 4.0: Concepts, Maturity and Research Agenda" yang diterbitkan di  Supply Chain Management: an International Journal , membahas tentang konseptualisasi  Supply Chain 4.0  (SCM 4.0) dan menawarkan kerangka kerja konseptual untuk memahami evolusinya. Artikel ini ditulis berdasarkan tinjauan literatur sistematis (SLR) untuk mengidentifikasi elemen-elemen inti dari SCM 4.0 dan mengusulkan tingkat kematangan untuk memfasilitasi pengembangan strategi SCM 4.0.

 

  Latar Belakang dan Motivasi Penelitian 

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya minat terhadap Industri 4.0 (I4.0) baik di kalangan akademisi maupun praktisi. Meskipun banyak artikel telah dipublikasikan tentang I4.0, belum ada penelitian yang secara jelas mengonseptualisasikan I4.0 dalam konteks rantai pasok. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan istilah "Supply Chain 4.0" dan mengembangkan kerangka kerja konseptual yang menangkap esensi I4.0 dalam konteks rantai pasok.

 

  Kerangka Teoretis 

Artikel ini membahas konsep-konsep kunci seperti Industri 4.0,  Supply Chain 4.0 , dan tingkat kematangan. Industri 4.0 mencakup berbagai teknologi mutakhir dan disruptif seperti  Cyber Physical Systems  (CPS),  Internet of Things  (IoT), dan  Cloud Computing .  Supply Chain 4.0  didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip dan teknologi I4.0 dalam manajemen rantai pasok. Tingkat kematangan digunakan untuk menggambarkan evolusi SCM 4.0 dan membantu dalam formulasi strategi.

 

  Metodologi Penelitian 

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deduktif dan strategi kualitatif.  Systematic Literature Review  (SLR) diadopsi sebagai metode penelitian untuk memahami hubungan antara rantai pasok, Industri 4.0, dan penelitian tingkat kematangan. Proses SLR terdiri dari tiga fase: perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Teknik berorientasi konsep diterapkan pada  output  SLR untuk mendapatkan konstruk kunci yang akan memfasilitasi pengembangan kerangka kerja konseptual  Supply Chain 4.0 .

 

  Temuan Penelitian Utama 

SLR menunjukkan bahwa ada penelitian terbatas yang menghubungkan Industri 4.0 dengan rantai pasok. Namun, dimungkinkan untuk mengekstrak serangkaian kategori tematik dari analisis artikel yang disebut sebagai konstruk karena mereka membentuk inti dari kerangka kerja konseptual  Supply Chain 4.0 . Konstruk ini adalah:

  •       Pendukung Manajerial & Kemampuan ( Managerial & Capabilities Supporters ) 
  •       Tuas Teknologi ( Technology Levers ) 
  •       Persyaratan Kinerja Proses ( Processes Performance Requirements ) 
  •       Hasil Strategis ( Strategic Outcomes ) 

Setiap konstruk terdiri dari sejumlah elemen yang disebut sebagai 'dimensi' dalam penelitian ini dan total dua puluh satu (21) dimensi diidentifikasi selama SLR. SLR juga menunjukkan bahwa proposisi kematangan untuk Industri 4.0 masih embrionik dan sama sekali tidak ada dalam konteks Rantai Pasokan. Oleh karena itu, penelitian ini mengembangkan dan mengusulkan kerangka kerja tingkat kematangan yang didasarkan pada konstruk inti dari  Supply Chain 4.0  dan dimensi yang sesuai.

 

  Studi Kasus dan Angka-Angka 

Artikel ini tidak menyajikan studi kasus atau angka-angka spesifik. Ini adalah penelitian konseptual yang didasarkan pada tinjauan literatur sistematis.

 

  Implikasi Teoretis dan Manajerial 

Penelitian ini memiliki implikasi teoretis dan manajerial yang signifikan. Secara teoretis, penelitian ini memperkenalkan kerangka kerja konseptual baru untuk memahami  Supply Chain 4.0  dan tingkat kematangannya. Secara manajerial, penelitian ini memberikan panduan bagi para praktisi untuk mengembangkan strategi SCM 4.0 dan mengevaluasi kematangan organisasi mereka.

 

  Keterbatasan dan Penelitian Mendatang 

Para penulis mengakui bahwa kerangka kerja yang diusulkan bersifat konseptual dan memerlukan penelitian empiris lebih lanjut untuk memvalidasinya dan mendapatkan wawasan baru. Mereka juga mengidentifikasi serangkaian pertanyaan penelitian terbuka yang dapat berfungsi sebagai panduan bagi para peneliti untuk mengembangkan lebih lanjut konsep  Supply Chain 4.0 .

 

  Kesimpulan 

Artikel ini menyimpulkan bahwa  Supply Chain 4.0  adalah bidang penelitian yang menjanjikan dengan potensi untuk mengubah manajemen rantai pasok. Penelitian ini memberikan kontribusi berharga bagi pemahaman tentang SCM 4.0 dan menawarkan kerangka kerja untuk memandu penelitian dan praktik di masa depan.

 

Sumber Artikel:  Kamble, S. S., Gunasekaran, A., & Gawankar, S. A. (2018). Supply Chain 4.0: Concepts, maturity and research agenda.  Supply Chain Management: An International Journal .

Selengkapnya
Memahami Supply Chain 4.0: Konsep, Kematangan, dan Agenda Riset untuk Masa Depan Rantai Pasok
« First Previous page 676 of 1.113 Next Last »