Reliability Block Diagram
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam dunia industri yang kompetitif, perusahaan manufaktur menghadapi tantangan besar dalam menjaga keandalan proses produksi. Kegagalan peralatan, variabilitas produksi, dan downtime adalah faktor utama yang dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.
Penelitian ini, yang dilakukan oleh Marina Kostina, berfokus pada pengembangan alat penilaian keandalan berbasis FMEA dan Bayesian Belief Network (BBN). Tujuan utamanya adalah membantu insinyur mengidentifikasi titik paling rentan dalam proses produksi dan memberikan rekomendasi perbaikan berbasis data.
Metodologi
Penelitian ini mengembangkan kerangka kerja untuk menganalisis kegagalan proses produksi, dengan pendekatan utama:
Hasil dan Temuan Utama
1. Identifikasi Komponen Paling Rentan
Berdasarkan analisis data dari sistem Enterprise Resource Planning (ERP), ditemukan bahwa kegagalan peralatan dan variabilitas proses adalah faktor utama yang menghambat produksi:
2. Efektivitas Integrasi FMEA dan BBN
3. Simulasi Optimasi Keandalan dengan Pemeliharaan Prediktif
Implikasi Industri & Rekomendasi
1. Implementasi Pemeliharaan Prediktif Berbasis Data
2. Peningkatan Efisiensi Produksi
3. Peningkatan Kualitas Produk & Reduksi Limbah
Kesimpulan
Penelitian ini membuktikan bahwa integrasi FMEA dengan Bayesian Belief Network (BBN) dapat secara signifikan meningkatkan keandalan proses produksi. Dengan penerapan pemeliharaan prediktif berbasis data, perusahaan manufaktur dapat mengurangi downtime, meningkatkan efisiensi produksi, dan mengurangi biaya operasional secara drastis.
Sumber : Marina Kostina (2012). Reliability Management of Manufacturing Processes in Machinery Enterprises. PhD Thesis, Tallinn University of Technology, Estonia.
Reliability Block Diagram
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Maret 2025
Pendahuluan
European Rail Traffic Management System (ERTMS) dan European Train Control System (ETCS) adalah sistem sinyal dan kontrol kereta api yang dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas dan efisiensi operasional di seluruh jaringan perkeretaapian Eropa.
Namun, implementasi sistem ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk keandalan infrastruktur, pemeliharaan, dan integrasi dengan jaringan yang ada. Studi yang dilakukan oleh Raja Gopal Kalvakunta ini menggunakan Reliability Block Diagram (RBD) untuk mengevaluasi reliabilitas ERTMS/ETCS dengan studi kasus di jalur pilot Østfoldbanen Østre Linje (ØØL) di Norwegia.
Metodologi
Penelitian ini mengembangkan model keandalan ERTMS/ETCS dengan pendekatan berikut:
Hasil dan Temuan Utama
1. Komponen Infrastruktur dengan Kegagalan Tertinggi
Berdasarkan analisis data dari Bane NOR, ditemukan bahwa faktor utama keterlambatan kereta di jalur ØØL disebabkan oleh:
2. Analisis Keandalan Sistem dengan Simulasi RBD
3. Dampak Terhadap Ketepatan Waktu Operasional
Implikasi Industri & Rekomendasi
1. Implementasi Pemeliharaan Prediktif Berbasis Data
2. Peningkatan Redundansi Infrastruktur
3. Optimasi Sistem Penjadwalan & Trafik
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa Reliability Block Diagram (RBD) adalah metode yang efektif untuk mengevaluasi dan meningkatkan keandalan ERTMS/ETCS. Dengan strategi pemeliharaan prediktif berbasis data, keandalan sistem dapat ditingkatkan secara signifikan, mengurangi downtime, serta meningkatkan efisiensi dan ketepatan waktu perjalanan kereta.
Sumber : Raja Gopal Kalvakunta (2017). Reliability Modelling of ERTMS/ETCS. Master’s Thesis, Norwegian University of Science and Technology, Norway.
Reliability Block Diagram
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Maret 2025
Pendahuluan
Energi gelombang laut merupakan sumber energi terbarukan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu teknologi yang dikembangkan untuk menangkap energi ini adalah Oscillating Wave Surge Converter (OWSC), yang menggunakan Power Take-Off (PTO) system untuk mengubah energi mekanik dari gelombang menjadi listrik.
Namun, sistem ini menghadapi tantangan utama dalam keandalan dan pemeliharaan, karena harus beroperasi di lingkungan maritim yang keras. Penelitian oleh Eetu Heikkilä dkk. ini menganalisis keandalan PTO pada MegaRoller OWSC, menggunakan pendekatan Reliability Block Diagram (RBD) untuk mengevaluasi dan meningkatkan keandalan sistem.
Metodologi
Penelitian ini mengadopsi metode Reliability Block Diagram (RBD) berdasarkan standar IEC 61078:2016, yang memungkinkan analisis kegagalan sistem secara grafis dan kuantitatif.
Langkah-langkah utama dalam penelitian ini:
Hasil dan Temuan Utama
1. Keandalan PTO dan Faktor Risiko Utama
2. Pengaruh Distribusi Weibull terhadap Prediksi Kegagalan
3. Simulasi Optimasi Keandalan dengan Pemeliharaan
Implikasi Industri & Rekomendasi
1. Peningkatan Desain dan Pemeliharaan PTO
2. Implementasi Pemeliharaan Prediktif
3. Integrasi dengan Sistem Energi Terbarukan
Kesimpulan
Metode RBD terbukti efektif dalam menganalisis dan meningkatkan keandalan PTO pada MegaRoller OWSC. Dengan strategi pemeliharaan yang tepat dan optimasi desain, sistem ini dapat mencapai keandalan lebih dari 90%, meningkatkan efisiensi energi laut sebagai sumber daya berkelanjutan.
Sumber Asli
Eetu Heikkilä, Tero Välisalo, Risto Tiusanen, Janne Sarsama, Minna Räikkönen (2021). Reliability Modelling and Analysis of the Power Take-Off System of an Oscillating Wave Surge Converter. Journal of Marine Science and Engineering, 9(552).
Reliability Block Diagram
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Maret 2025
Pendahuluan
Unmanned Aerial Vehicles (UAV) atau drone telah menjadi teknologi penting dalam operasi militer dan sipil. Namun, salah satu tantangan utama dalam penggunaannya adalah keandalan sistemnya. Kegagalan UAV di tengah misi dapat menyebabkan kerugian operasional dan finansial yang besar.
Penelitian ini, yang dilakukan oleh Yılmaz Koç, bertujuan untuk menganalisis keandalan UAV taktis yang dikembangkan oleh Middle East Technical University (METU). Dengan menggunakan simulasi berbasis distribusi eksponensial dan Weibull, studi ini mengevaluasi kegagalan komponen dan strategi pemeliharaan terbaik.
Metodologi
Penelitian ini mengusulkan dua pendekatan dalam memprediksi keandalan UAV METU:
Untuk mengevaluasi sistem UAV, penelitian ini mengumpulkan data waktu kegagalan (Time to Failure, TTF) dari berbagai komponen, termasuk:
Kemudian, simulasi Monte Carlo digunakan untuk mengevaluasi dampak distribusi kegagalan terhadap keandalan UAV secara keseluruhan.
Hasil dan Temuan Utama
1. Perbandingan Keandalan UAV dengan Distribusi Eksponensial & Weibull
2. Identifikasi Komponen Paling Rentan terhadap Kegagalan
Studi ini menemukan bahwa beberapa komponen UAV memiliki waktu kegagalan rata-rata (MTTF) yang lebih pendek dibandingkan yang lain:
3. Efek Pemeliharaan Terhadap Keandalan UAV
Implikasi Industri & Rekomendasi
1. Strategi Pemeliharaan Berbasis Data
2. Optimalisasi Desain UAV
3. Standarisasi Keandalan UAV
Kesimpulan
Distribusi Weibull lebih akurat dibandingkan eksponensial dalam memprediksi keandalan UAV, karena mencerminkan peningkatan tingkat kegagalan seiring waktu. Dengan strategi pemeliharaan prediktif berbasis data, keandalan UAV dapat ditingkatkan secara signifikan, mengurangi risiko kegagalan dalam operasi kritis.
Sumber : Yılmaz Koç (2017). Reliability Analysis of Tactical Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Master’s Thesis, Middle East Technical University, Turkey.
Reliability Block Diagram
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Maret 2025
Pendahuluan
Reliability, Availability, and Maintainability (RAM) merupakan faktor kunci dalam operasional industri gas. Keandalan sistem yang buruk dapat menyebabkan downtime signifikan dan kerugian finansial. Penelitian ini, yang dilakukan oleh Tengku Ibrahim bin Tengku Muhammad, membahas penggunaan Reliability Block Diagram (RBD) untuk menganalisis keandalan unit dehidrasi gas (Dehydration Unit/DHU) dalam Gas Processing Plant (GPP).
Unit ini berfungsi menghilangkan air dari gas alam untuk mencegah korosi dan pembentukan hidrasi yang dapat menyumbat pipa. Dengan analisis RAM berbasis RBD, penelitian ini mengidentifikasi komponen kritis yang memengaruhi keandalan keseluruhan sistem.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan data waktu kegagalan dan waktu perbaikan dari sistem DHU untuk membangun model RBD. Analisis dilakukan dengan:
Hasil dan Temuan Utama
1. Identifikasi Komponen Kritis dalam DHU
Berdasarkan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), ditemukan bahwa beberapa komponen yang paling rentan mengalami kegagalan adalah:
Dengan data dari Offshore Reliability Data (OREDA), penelitian menemukan bahwa MTTF (Mean Time to Failure) rata-rata sistem adalah 14.888 jam, tetapi beberapa komponen memiliki MTTF yang jauh lebih rendah, seperti Feed Gas Dryer yang hanya 7.925 jam.
2. Dampak Kegagalan terhadap Sistem dan Produksi
3. Simulasi Perbaikan Keandalan Sistem
4. Analisis Ketersediaan dan Waktu Perbaikan
Kesimpulan & Rekomendasi
Metode RBD efektif dalam mengidentifikasi dan meningkatkan keandalan sistem DHU di Gas Processing Plant (GPP).
Rekomendasi untuk Industri:
Sumber : Tengku Ibrahim bin Tengku Muhammad (2011). Reliability Block Diagram Method for RAM Study of Dehydration Unit. Bachelor’s Thesis, Universiti Teknologi PETRONAS, Malaysia.
Reliability Block Diagram
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 18 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam industri manufaktur modern, sistem udara terkompresi memainkan peran penting dalam mendukung proses produksi. Namun, tantangan utama seperti downtime, inefisiensi energi, dan biaya perawatan masih menjadi kendala besar.
Penelitian ini, yang dilakukan oleh Robert Jakobson, mengusulkan framework berbasis IoT untuk meningkatkan keandalan sistem udara terkompresi di O-I Production Estonia AS, sebuah pabrik produksi kaca di Estonia. Dengan mengadopsi Industry 4.0, Lean Six Sigma, dan reliability engineering, penelitian ini bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian dalam operasional, merencanakan tindakan preventif, dan mengumpulkan data untuk peningkatan lebih lanjut.
Metodologi
Framework IoT ini dikembangkan berdasarkan beberapa pendekatan utama:
Sistem ini diuji dan diterapkan di O-I Production Estonia AS, sebuah pabrik kaca yang sangat bergantung pada udara terkompresi dalam proses produksinya.
Hasil dan Temuan Utama
1. Identifikasi Masalah Utama pada Sistem Udara Terkompresi
Berdasarkan analisis FMEA, beberapa kegagalan utama yang sering terjadi pada sistem udara terkompresi di pabrik adalah:
Sebagai solusi, penelitian ini mengusulkan pemasangan sensor IoT untuk mendeteksi parameter ini secara real-time dan mencegah kegagalan sebelum terjadi.
2. Pengurangan Downtime dan Efisiensi Energi
Hasil penerapan sistem IoT menunjukkan perbaikan signifikan:
3. Validasi Framework dan Implementasi
Untuk membuktikan efektivitas sistem, tim peneliti melakukan pengujian dengan pengukuran kapasitas udara kompresor sebelum dan sesudah implementasi.
Kesimpulan & Implikasi Industri
Framework berbasis IoT yang dikembangkan dalam penelitian ini terbukti mampu meningkatkan keandalan sistem udara terkompresi, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan efisiensi energi.
Dampak utama dalam industri:
Rekomendasi & Arah Penelitian Masa Depan
Sumber : Robert Jakobson (2018). IoT Based Framework for Compressed Air System Management in O-I Production Estonia AS. Master’s Thesis, Tallinn University of Technology, Estonia.