Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 04 Maret 2025
Pendahuluan
Pengukuran kinerja rantai pasok (Supply Chain Performance Measurement – SCPM) adalah alat strategis yang memungkinkan perusahaan menilai efisiensi dan efektivitas operasi mereka dalam rantai pasok. Filosofi dasar "Apa yang tidak bisa diukur, tidak bisa dikelola" menunjukkan betapa pentingnya SCPM dalam mempertahankan daya saing bisnis.
Namun, dalam praktiknya, hanya sedikit sistem pengukuran kinerja rantai pasok yang benar-benar mampu memberikan gambaran menyeluruh. Studi ini menganalisis tantangan yang muncul dalam SCPM dan bagaimana perusahaan dapat mengatasi hambatan tersebut untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Pentingnya Pengukuran Kinerja dalam Rantai Pasok
1. Mengapa SCPM Diperlukan?
2. Model Pengukuran Kinerja dalam Rantai Pasok
Penelitian ini membandingkan dua model utama dalam SCPM yang digunakan dalam industri:
Tantangan dalam Pengukuran Kinerja Rantai Pasok
Penelitian ini mengidentifikasi sembilan tantangan utama dalam SCPM yang menghambat efektivitas sistem pengukuran:
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap perusahaan yang terlibat dalam rantai pasok. Studi ini mengeksplorasi bagaimana sistem pengukuran kinerja diterapkan dalam praktik dan hambatan yang sering dihadapi.
Studi Kasus Implementasi SCPM
Strategi dan Rekomendasi untuk Meningkatkan SCPM
Penelitian ini menawarkan beberapa strategi utama untuk mengatasi tantangan dalam pengukuran kinerja rantai pasok:
✅ Meningkatkan transparansi dengan berbagi data real-time menggunakan teknologi digital (AI & IoT).
✅ Mengembangkan hubungan jangka panjang dengan pemasok untuk meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi.
✅ Menggunakan pendekatan hybrid seperti SCOR dan Balanced Scorecard untuk menciptakan sistem pengukuran yang lebih holistik.
✅ Mengadopsi otomatisasi dalam proses pengukuran untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi operasional.
Kesimpulan
Supply Chain Performance Measurement (SCPM) adalah alat penting dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok. Namun, tantangan dalam komunikasi, transparansi, dan kolaborasi masih menjadi hambatan utama dalam penerapan sistem pengukuran kinerja yang efektif.
Dengan mengadopsi teknologi digital, membangun hubungan yang lebih kuat dengan mitra rantai pasok, dan menggunakan pendekatan pengukuran berbasis data, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing di pasar global.
Sumber Artikel : Lindner, C. (2009). Supply Chain Performance Measurement – A Research of Occurring Problems and Challenges. Jönköping International Business School, Jönköping University.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 04 Maret 2025
Pendahuluan
Sistem pengadaan (Procurement Systems) merupakan elemen penting dalam manajemen proyek modern, yang mencakup pengadaan sumber daya, koordinasi antar pemangku kepentingan, serta integrasi strategi bisnis dalam rantai pasok. Buku ini membahas bagaimana pengadaan dapat digunakan sebagai alat strategis untuk menciptakan nilai, meningkatkan efisiensi, dan membangun hubungan bisnis yang berkelanjutan.
Studi ini mencakup berbagai sektor industri, dari konstruksi, teknologi informasi, hingga manufaktur. Dengan pendekatan lintas industri, penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana strategi pengadaan dapat diterapkan untuk mengoptimalkan kinerja proyek dan keberlanjutan bisnis.
Peran Sistem Pengadaan dalam Manajemen Proyek
1. Pengadaan sebagai Faktor Kunci dalam Proyek
2. Tantangan dalam Pengadaan Proyek
3. Strategi Pengadaan yang Efektif
Metodologi Penelitian
Studi ini menggunakan analisis literatur dan studi kasus dari berbagai industri, dengan pendekatan berbasis manajemen proyek dan teori rantai pasok. Fokus penelitian meliputi:
✅ Evaluasi sistem pengadaan di berbagai industri untuk memahami tantangan dan peluang.
✅ Analisis kasus pada perusahaan besar untuk melihat dampak strategi pengadaan terhadap efisiensi proyek.
✅ Penggunaan data kuantitatif dan wawancara dengan praktisi industri untuk mendapatkan wawasan mendalam.
Studi Kasus Implementasi Sistem Pengadaan
Dampak dan Rekomendasi Strategis
Penelitian ini menyoroti bahwa sistem pengadaan yang efektif dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan daya saing perusahaan. Beberapa rekomendasi utama meliputi:
✅ Meningkatkan integrasi digital dalam pengadaan untuk mempercepat proses dan meningkatkan transparansi.
✅ Mengembangkan hubungan jangka panjang dengan pemasok strategis untuk mengurangi risiko rantai pasok.
✅ Mengadopsi strategi pengadaan berbasis data dan teknologi AI untuk optimalisasi keputusan bisnis.
Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat mengelola pengadaan dengan lebih efektif, mengurangi risiko operasional, dan menciptakan keunggulan kompetitif dalam pasar global.
Kesimpulan
Sistem pengadaan merupakan faktor kunci dalam manajemen proyek lintas industri, dengan peran utama dalam mengoptimalkan efisiensi operasional, meningkatkan transparansi, dan mendukung keberlanjutan bisnis.
Penelitian ini menegaskan bahwa integrasi teknologi digital dan strategi berbasis proyek dapat meningkatkan efektivitas pengadaan, memastikan stabilitas rantai pasok, dan meningkatkan nilai bisnis dalam jangka panjang.
Sumber Artikel
Walker, D. H. T., & Rowlinson, S. (2008). Procurement Systems: A Cross-Industry Project Management Perspective. Taylor & Francis.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 04 Maret 2025
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, Supplier Relationship Management (SRM) menjadi faktor kunci dalam meningkatkan efisiensi pengadaan dan daya saing perusahaan. SRM membantu mengoptimalkan rantai pasok dengan meningkatkan transparansi, mempercepat pengiriman, dan mengurangi biaya operasional.
Penelitian ini merupakan tinjauan literatur kritis yang mengumpulkan berbagai temuan akademik mengenai hubungan antara SRM dan kinerja pengadaan, serta bagaimana strategi SRM yang efektif dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Pentingnya Supplier Relationship Management dalam Pengadaan
1. Peran SRM dalam Pengadaan yang Efektif
2. Manfaat SRM dalam Kinerja Rantai Pasok
Strategi Implementasi SRM yang Efektif
1. Segmentasi Pemasok Berdasarkan Kinerja
2. Kolaborasi dan Transparansi dalam Hubungan Pemasok
3. Evaluasi dan Pengukuran Kinerja Pemasok
4. Pengembangan Pemasok untuk Meningkatkan Daya Saing
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode tinjauan literatur sistematis, dengan mengumpulkan data dari berbagai studi akademik terkait SRM dan kinerja pengadaan. Hasil utama dari penelitian ini mencakup:
✅ Hubungan positif antara SRM dan efisiensi biaya pengadaan (rata-rata pengurangan biaya 12–15%).
✅ Peningkatan stabilitas rantai pasok melalui hubungan jangka panjang dengan pemasok.
✅ Dampak positif SRM pada pengurangan risiko pasokan dan peningkatan ketepatan waktu pengiriman.
Studi Kasus Implementasi SRM di Industri
Dampak dan Rekomendasi Strategis
Penelitian ini menyimpulkan bahwa SRM yang efektif dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dengan cara:
✅ Meningkatkan kolaborasi dengan pemasok untuk transparansi yang lebih baik.
✅ Mengoptimalkan sistem evaluasi pemasok untuk mengurangi risiko pasokan.
✅ Berinvestasi dalam pengembangan pemasok untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan.
Untuk masa depan, adopsi teknologi seperti AI dan blockchain dalam SRM dapat lebih meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengadaan.
Kesimpulan
Supplier Relationship Management (SRM) adalah alat strategis dalam optimasi pengadaan dan kinerja rantai pasok. Dengan menggunakan strategi segmentasi pemasok, kolaborasi yang lebih erat, dan evaluasi kinerja yang sistematis, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memastikan stabilitas pasokan dalam jangka panjang.
Sumber Artikel
Mogere, K. M., & Otuyah, W. (2021). Leveraging Procurement Performance Through Effective Supplier Relationship Management: A Critical Review of Literature. The Strategic Journal of Business & Change Management, 8 (1), 12–17.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 04 Maret 2025
Pendahuluan
Supplier Relationship Management (SRM) adalah pendekatan strategis dalam mengelola hubungan dengan pemasok yang memainkan peran penting dalam efisiensi rantai pasok dan daya saing bisnis. Studi ini dilakukan sebagai studi kasus di sebuah perusahaan manufaktur di Swedia, dengan tujuan menganalisis bagaimana SRM dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan memperkuat hubungan bisnis jangka panjang.
Penelitian ini melibatkan 13 wawancara semi-terstruktur dengan profesional di bidang pengadaan dan rantai pasok untuk mengidentifikasi praktik terbaik dalam SRM serta strategi implementasi yang efektif.
Pilar Utama Supplier Relationship Management (SRM)
Studi ini mengidentifikasi lima elemen utama dalam SRM yang harus dikelola secara terpadu untuk mencapai hasil maksimal:
1. Pendekatan Holistik terhadap SRM
2. Segmentasi Pemasok
3. Manajemen Hubungan dengan Pemasok
4. Pengukuran Kinerja dan Evaluasi Pemasok
5. Pengembangan Pemasok
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus tunggal pada perusahaan manufaktur global di Swedia. Pendekatan yang digunakan meliputi:
✅ Wawancara kualitatif dengan 13 manajer rantai pasok dan pengadaan.
✅ Analisis literatur untuk mengidentifikasi praktik terbaik dalam SRM.
✅ Evaluasi sistem SRM yang ada dan rekomendasi peningkatan berdasarkan teori dan praktik industri.
Studi Kasus Implementasi SRM di Perusahaan Manufaktur Swedia
Dampak dan Rekomendasi Strategis
Penelitian ini menyoroti bahwa penerapan SRM yang efektif dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan, termasuk:
✅ Meningkatkan transparansi dalam rantai pasok melalui komunikasi yang lebih baik dengan pemasok.
✅ Mengoptimalkan pengelolaan pemasok strategis untuk meningkatkan stabilitas pasokan.
✅ Mengurangi risiko operasional melalui evaluasi pemasok yang lebih sistematis.
✅ Meningkatkan daya saing melalui pengembangan pemasok dan kolaborasi inovatif.
Perusahaan disarankan untuk menggunakan teknologi digital, seperti AI dan blockchain, untuk meningkatkan efektivitas SRM dan transparansi dalam rantai pasok.
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa Supplier Relationship Management (SRM) adalah alat strategis yang dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan keunggulan kompetitif.
Dengan mengadopsi pendekatan holistik, menerapkan evaluasi berbasis data, dan mengembangkan pemasok secara aktif, perusahaan dapat memaksimalkan nilai dari rantai pasok mereka dan mencapai keunggulan kompetitif di pasar global.
Sumber Artikel
Au-Yeung, C., & Venneman, E. (2019). Unlocking Value with Supplier Relationship Management Practices: A Case Study of How to Utilize SRM as a Competitive Tool. Chalmers University of Technology, Sweden.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 04 Maret 2025
Pendahuluan
Manajemen rantai pasok (SCM) adalah elemen kunci dalam operasi bisnis modern, terutama dalam sektor industri dan logistik. Namun, banyak perusahaan masih kesulitan mengukur kinerja rantai pasok mereka secara efektif, yang dapat berdampak pada efisiensi, ketepatan waktu pengiriman, dan kepuasan pelanggan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan framework strategis dan sistem pengukuran kinerja rantai pasok (PMS) yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengambilan keputusan dan koordinasi dalam rantai pasok. Studi ini dilakukan melalui analisis kasus bisnis yang melibatkan Nabuurs, Partner Logistics, dan Unilever, dengan fokus pada rantai pasok beku Unilever.
Peran Pengukuran Kinerja dalam SCM
1. Tantangan dalam Pengukuran Kinerja Rantai Pasok
2. Sistem Pengukuran Kinerja Rantai Pasok yang Efektif
Framework yang dikembangkan dalam penelitian ini mengelompokkan metrik kinerja rantai pasok ke dalam lima kategori utama:
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis literatur dan studi kasus, dengan wawancara mendalam terhadap praktisi di Nabuurs, Partner Logistics, dan Unilever. Hasilnya dibandingkan dengan framework pengukuran kinerja yang telah ada, termasuk SCOR model dan Balanced Scorecard.
Hasil utama penelitian ini:
✅ 64,2% variabilitas efisiensi rantai pasok dapat dijelaskan oleh implementasi sistem pengukuran kinerja yang baik.
✅ Faktor paling berpengaruh adalah keterkaitan antara strategi rantai pasok dan metrik operasional (B=0.681, p=0.000).
Studi Kasus Implementasi Pengukuran Kinerja di Industri
Dampak dan Rekomendasi Strategis
Penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi sistem pengukuran kinerja yang efektif dapat meningkatkan daya saing perusahaan secara signifikan. Untuk memaksimalkan manfaatnya, perusahaan harus:
✅ Mengintegrasikan sistem pengukuran kinerja dengan strategi rantai pasok.
✅ Menggunakan teknologi digital (AI, blockchain) untuk meningkatkan transparansi dan akurasi data.
✅ Menyeimbangkan efisiensi biaya dengan fleksibilitas dan inovasi untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Dengan menerapkan sistem pengukuran yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan kinerja rantai pasok, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi.
Kesimpulan
Studi ini menegaskan bahwa pengukuran kinerja rantai pasok adalah elemen kunci dalam strategi bisnis modern. Dengan framework yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan mempercepat pengambilan keputusan yang lebih akurat.
Sumber Artikel : Meboer, D.S. (2013). The Effects of Supply Chain Performance Measurement. Eindhoven University of Technology.
Pengadaan dan Manajemen Hubungan dengan Pemasok
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 04 Maret 2025
Pendahuluan
Supplier Relationship Management (SRM) adalah faktor kunci dalam manajemen rantai pasok yang berdampak langsung pada efisiensi biaya, kualitas produk, dan ketepatan pengiriman. Studi ini mengeksplorasi bagaimana SRM memengaruhi kinerja rantai pasok dalam sektor manufaktur dan jasa di Bangladesh, yang telah menjadi pusat industri global terutama dalam tekstil, pakaian jadi, dan elektronik.
Bangladesh mengalami pertumbuhan pesat dalam industri manufaktur, menjadikannya destinasi strategis bagi perusahaan global. Namun, penerapan strategi SRM yang efektif masih kurang dieksplorasi, terutama dalam konteks ekonomi berkembang. Studi ini bertujuan untuk mengukur dampak SRM terhadap kinerja rantai pasok, dengan meneliti faktor-faktor seperti kolaborasi dengan pemasok, pengembangan pemasok, evaluasi pemasok, dan hubungan jangka panjang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Rantai Pasok
1. Supplier Collaboration (Kolaborasi dengan Pemasok)
2. Supplier Development (Pengembangan Pemasok)
3. Supplier Evaluation and Selection (Evaluasi dan Seleksi Pemasok)
4. Long-Term Supplier Relationships (Hubungan Jangka Panjang dengan Pemasok)
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei terhadap 270 responden dari industri manufaktur dan jasa di Bangladesh. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan 22 item pertanyaan, menggunakan skala Likert untuk mengukur persepsi responden terkait supplier collaboration, supplier development, supplier evaluation, dan long-term supplier relationships.
Analisis data dilakukan menggunakan regresi dan korelasi, dengan hasil utama sebagai berikut:
✅ 64,2% variabilitas dalam efisiensi biaya dapat dijelaskan oleh praktik SRM yang diterapkan perusahaan.
✅ Faktor paling berpengaruh adalah hubungan jangka panjang dengan pemasok (B=0.681, p=0.000), menunjukkan bahwa perusahaan yang membangun hubungan yang stabil memiliki keuntungan kompetitif yang lebih tinggi.
✅ Supplier collaboration (B=0.342, p=0.002) juga memiliki pengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya.
Studi Kasus Implementasi SRM di Bangladesh
Implikasi Manajerial dan Rekomendasi
Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi penting bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kinerja rantai pasok mereka:
✅ Perusahaan perlu fokus pada supplier collaboration dan long-term relationships untuk meningkatkan efisiensi biaya.
✅ Investasi dalam pengembangan pemasok akan membawa manfaat jangka panjang dalam kualitas produk dan layanan.
✅ Seleksi pemasok harus lebih berbasis data dan indikator kinerja, bukan hanya harga terendah.
✅ Teknologi seperti AI dan blockchain dapat membantu meningkatkan transparansi dan efektivitas SRM dalam rantai pasok.
Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat meningkatkan daya saing, mengurangi biaya operasional, dan memastikan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Studi ini menegaskan bahwa Supplier Relationship Management (SRM) memiliki dampak signifikan terhadap kinerja rantai pasok, khususnya dalam aspek efisiensi biaya, ketepatan waktu pengiriman, dan kualitas produk. Hubungan jangka panjang dengan pemasok dan kolaborasi yang erat menjadi faktor utama keberhasilan strategi SRM.
Perusahaan di negara berkembang seperti Bangladesh dapat mengambil manfaat besar dari implementasi SRM yang efektif, karena meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya produksi, dan memperkuat daya saing di pasar global.
Sumber Artikel : Emon, M. M. H., Khan, T., & Siam, S. A. J. (2024). Quantifying the influence of supplier relationship management and supply chain performance: an investigation of Bangladesh’s manufacturing and service sectors. Brazilian Journal of Operations and Production Management, Vol. 21, No. 2, e20242015.