Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 15 April 2025
Pendahuluan
Prediksi keandalan perangkat semikonduktor merupakan tantangan utama dalam industri elektronik, khususnya pada komponen yang digunakan di sektor-sektor kritikal seperti nuklir dan militer. Metode tradisional seperti MIL-HDBK-217F, Telcordia, dan PRISM masih memiliki keterbatasan, terutama karena ketidakmampuannya mengikuti laju perkembangan teknologi dan material.
Sebagai solusi, artikel ini mengusulkan pendekatan baru yang menggabungkan Physics of Failure (PoF) dan metode statistik. Pendekatan ini tidak hanya memperbaiki akurasi prediksi keandalan, tetapi juga memberi kerangka kerja sistematis untuk menganalisis dan merancang ulang komponen agar lebih tahan terhadap kegagalan.
Mengapa Physics of Failure (PoF) Perlu Dimodifikasi?
PoF adalah metode berbasis akar penyebab kegagalan pada level mikroskopis. Namun, dalam praktiknya, PoF memiliki keterbatasan karena:
Oleh karena itu, kombinasi PoF dengan pendekatan statistik memberikan nilai tambah yang signifikan.
Komponen Pendekatan Baru: Gabungan PoF dan Statistik
📊 Studi Kasus: Perbandingan Model Prediksi
Data perbandingan prediksi Mean Time To Failure (MTTF) dari berbagai model untuk komponen DC–DC Converter dan Power Supply Unit (PSU) menunjukkan perbedaan hasil yang sangat signifikan. Misalnya, pada suhu 25°C, model MIL-HDBK-217F memperkirakan umur hingga 31,6 juta jam (3.606 tahun), sementara model Telcordia SR332 memproyeksikan angka yang jauh lebih tinggi, yaitu 104,2 juta jam (11.895 tahun). Bahkan model HRD5 memberikan estimasi yang jauh lebih konservatif, yakni hanya 2,46 juta jam (281 tahun). Ketika suhu dinaikkan menjadi 85°C, prediksi juga mengalami perbedaan mencolok, mulai dari 686.771 jam (78 tahun) hingga 57 juta jam (6.525 tahun).
Perbedaan yang ekstrem ini menimbulkan satu pertanyaan penting: model mana yang benar-benar bisa diandalkan? Jawabannya justru terletak pada keterbatasan pendekatan tunggal dalam merepresentasikan kenyataan operasional. Di sinilah pentingnya pendekatan yang lebih presisi dan berbasis fisika seperti gabungan Physics of Failure (PoF) dengan metode statistik. Pendekatan gabungan ini memungkinkan analisis yang mempertimbangkan variabilitas nyata, kondisi lingkungan spesifik, dan degradasi fisik komponen secara langsung, bukan sekadar estimasi berbasis data historis atau asumsi suhu rata-rata. Dalam konteks desain sistem kritis, pemilihan model prediksi yang tepat bukan hanya menyangkut keakuratan teknis, tapi juga menyentuh ranah keselamatan, biaya, dan kepercayaan jangka panjang terhadap suatu produk atau sistem.
📌 Insight Penting:
Perbedaan ekstrem ini memperlihatkan urgensi untuk menggunakan metode yang lebih presisi—yakni metode gabungan yang diusulkan.
Langkah Implementasi: Dari Data Hingga Keputusan
Keunggulan Pendekatan Gabungan
✅ Lebih Akurat: Kombinasi data fisik dan statistik memperkaya analisis
✅ Efisiensi Biaya: Mengurangi kebutuhan akan pengujian ulang dan recall
✅ Desain Fleksibel: Data dapat diadaptasi untuk item sejenis
✅ Dukungan Pengambilan Keputusan: Sistem pendukung menjadikan proses lebih objektif dan efisien
Tantangan & Keterbatasan
❗ Akses Data Terbatas: Banyak informasi penting disembunyikan oleh manufaktur
❗ Biaya & Waktu: Butuh alat mahal dan proses panjang
❗ Butuh Keahlian Multidisiplin: Tim harus mencakup ahli statistik, fisika material, desain elektronik, dan manajemen risiko
Kesimpulan
Pendekatan modified Physics of Failure menawarkan kerangka kerja komprehensif untuk meningkatkan prediksi keandalan komponen elektronik. Dengan mengintegrasikan analisis deterministik dan probabilistik, pendekatan ini dapat mengungkap akar masalah, mengurangi biaya perbaikan, dan mempercepat pengambilan keputusan.
Namun, pendekatan ini ideal diterapkan hanya pada komponen kritikal bernilai tinggi, seperti di industri nuklir, dirgantara, dan medis. Untuk komponen standar, pendekatan ini mungkin terlalu mahal dan kompleks.
📄 Sumber Artikel : Thaduri, A., Verma, A.K., Gopika, V., Gopinath, R., & Kumar, U. (2013). Reliability prediction of semiconductor devices using modified physics of failure approach. Int J Syst Assur Eng Manag, 4(1), 33–47.
Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 15 April 2025
Pendahuluan: Kenapa Perlu Prediksi Umur Kapasitor?
Di tengah tuntutan efisiensi dan keandalan tinggi dalam sistem elektronik, aluminium electrolytic capacitor tetap jadi tulang punggung di banyak perangkat, khususnya dalam DC-link pada variable-frequency drives. Namun, karena karakteristik degradasinya yang unik dan potensi kegagalan pada umur pakai, pengujian umur sangat penting. Makalah ini, ditulis oleh Aleksi Mäkelin (2021) dari LUT University, menawarkan desain sistem Accelerated Life Testing (ALT) yang memungkinkan prediksi lebih cepat dan presisi terhadap end-of-life failure mode kapasitor.
1. Apa Itu Accelerated Life Testing (ALT)?
ALT adalah metode untuk mempercepat proses penuaan komponen dengan memberi stres lingkungan atau operasional secara ekstrem—tanpa menjauh dari kondisi penggunaan sebenarnya. Tujuannya adalah:
2. Fokus Pengujian: Aluminium Electrolytic Capacitor
Jenis kapasitor ini:
3. Desain Sistem ALT dan Simulasi Awal
Pengujian dilakukan di ABB Drives Helsinki, dengan dukungan tim teknik. Simulasi awal dilakukan via MATLAB Simulink untuk menyesuaikan tegangan, arus, dan frekuensi:
4. Metode Akselerasi: Stres Termal & Elektrikal
Jenis stres:
Formula akselerasi yang digunakan:
5. Model Lifetime & Kalkulasi
Model evaluasi umur kapasitor:
L = L₀ × K_R × K_T × K_V
Contoh Perhitungan Awal:
6. Hasil Uji Pertama: Simulasi Sukses
Setup:
Analisis:
7. Insight & Pengembangan Selanjutnya
Kekuatan:
Rencana Upgrade:
Kritik:
8. Aplikasi Industri & Relevansi Lebih Luas
Dengan data yang dihasilkan ALT, produsen dapat:
Kesimpulan: ALT untuk Kapasitor = Investasi Keandalan Jangka Panjang
Dengan ALT berbasis fisika dan kalkulasi umur, kita bisa:
Ini adalah langkah awal menuju sistem elektronik yang benar-benar tahan masa depan.
Sumber : Mäkelin, A. Designing Accelerated Life Test Setup for Aluminium Electrolytic Capacitors. Master’s Thesis, Lappeenranta–Lahti University of Technology LUT, 2021.
Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 15 April 2025
Pendahuluan: Menjawab Tantangan Keandalan Misi Antariksa
Dalam industri penerbangan luar angkasa, satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal. Menyadari hal ini, NASA mengembangkan pendekatan baru untuk menilai keandalan sistem melalui Physics of Failure (PoF). Artikel ini merangkum isi dari “NASA Physics of Failure (PoF) for Reliability” yang dipresentasikan dalam PSAM16, dan mengulas peran penting PoF dalam menggantikan metode tradisional berbasis handbook seperti MIL-HDBK-217 yang tak lagi representatif terhadap kenyataan.
1. Latar Belakang: Masalah Data Historis yang Tidak Akurat
NASA menunjukkan bahwa banyak prediksi umur misi berbasis data handbook terbukti terlalu pesimis. Misalnya:
Kesimpulan: model probabilistik historis tidak cukup—PoF dibutuhkan untuk akurasi nyata.
2. Solusi: Handbook PoF NASA untuk Evaluasi Keandalan
NASA mengembangkan Handbook on Methodology for Physics of Failure Based Reliability Assessments, dibagi dalam 3 pendekatan utama:
3. Bagian Empiris: Belajar dari Data Nyata
Metode yang digunakan meliputi:
Contoh: Distribusi Weibull
Keunggulan utama: Bisa digunakan untuk memperbarui model secara berkelanjutan saat data lapangan bertambah.
4. Bagian Deterministik: Memahami Fisika Kerusakan
Model deterministik mengurai mekanisme kegagalan utama, seperti:
Semua model ini telah disesuaikan dengan profil misi luar angkasa, termasuk peluncuran, operasi, hingga dekomisioning.
5. Bagian Agregatif: Menyatukan Estimasi dari Berbagai Model
NASA mengidentifikasi 3 jenis hubungan antar model kegagalan:
Tujuan akhir: membentuk inclusive likelihood of failure yang realistis.
6. Studi Kasus & Visualisasi Umur Misi
Salah satu pembuktian kuat akan pentingnya pendekatan prediktif berbasis fisika seperti Physics of Failure (PoF) dapat ditemukan pada studi kasus misi luar angkasa NASA. Dalam banyak kasus, terdapat ketimpangan mencolok antara estimasi keandalan berbasis handbook konvensional dan realisasi umur misi di lapangan. Misalnya, misi Aqua awalnya diperkirakan hanya mampu bertahan selama 6 tahun, dengan probabilitas bertahan 13–14%. Namun kenyataannya, misi ini telah beroperasi selama 20 tahun dan masih aktif hingga sekarang. Kasus serupa juga terjadi pada Solar Dynamics Observatory (SDO), yang diperkirakan hanya mampu bertahan selama 5 tahun (dengan estimasi survivabilitas 44%), tetapi berhasil melampaui harapan dengan menjalankan operasinya selama lebih dari 12 tahun secara sukses.
Visualisasi umur misi yang disusun oleh NASA menunjukkan tren serupa secara umum: rata-rata umur operasional misi tercatat 14,8 tahun, sedangkan umur desain berdasarkan handbook hanya sekitar 8,9 tahun. Fakta ini membuka ruang diskusi penting: apakah metode estimasi tradisional sudah tidak lagi relevan untuk sistem berkompleksitas tinggi seperti satelit dan pesawat luar angkasa? Jawabannya mengarah pada pentingnya mengintegrasikan pendekatan berbasis first principles, seperti PoF, sejak tahap desain awal, untuk memperoleh estimasi keandalan yang lebih akurat dan sesuai dengan kenyataan operasional. Dalam konteks perencanaan misi dan investasi anggaran negara yang sangat besar, pendekatan seperti ini bukan hanya teknis, melainkan strategis.
12 tahun berjalan sukses
Visualisasi misi menunjukkan bahwa rata-rata misi NASA berlangsung 14.8 tahun, padahal desain hanya 8.9 tahun.
7. Masa Depan: Infusi Teknologi & AI untuk PoF
NASA mendorong evolusi PoF dengan:
Tujuan jangka panjang: menciptakan digital twin yang bisa belajar dari lingkungan nyata dan terus memperbarui risiko kegagalan secara real-time.
8. Kolaborasi & Evolusi Komunitas
NASA membuka handbook-nya untuk:
Inti : PoF bukan milik satu lembaga, tapi milik komunitas teknik global.
9. Kritik & Opini
Kekuatan:
Keterbatasan:
Bandingkan dengan industri lain:
Metode PoF semacam ini cocok diterapkan di sektor pertahanan, energi nuklir, dan kendaraan otonom—di mana kegagalan bukan opsi.
Kesimpulan: PoF Bukan Sekadar Metode, Tapi Paradigma Baru
NASA menunjukkan bahwa dengan mengandalkan fisika, bukan asumsi, sistem bisa dirancang lebih andal, hemat biaya, dan memiliki ketahanan misi lebih panjang.
Prediksi kegagalan bukan lagi tebakan, tapi hasil rekayasa yang terukur.
Sumber : Lindsey, N. J.; Dawson, J.; Sheldon, D.; Sindjui, L.-N.; DiVentic, A. NASA Physics of Failure (PoF) for Reliability, PSAM16, June 26–July 1, 2022, Honolulu, Hawaii.
Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 15 April 2025
Pendahuluan: Mengapa Kita Perlu Meramal Umur Elektronik?
Dalam dunia teknologi tinggi seperti penerbangan, otomotif, dan sistem energi, desain elektronik bukan hanya soal performa—tapi soal ketahanan jangka panjang. Artikel oleh Andrew Wileman, Suresh Perinpanayagam, dan Sohaib Aslam ini menawarkan solusi berbasis Physics of Failure (PoF) yang memungkinkan prediksi masa pakai komponen langsung dari desain awal, bahkan sebelum dibuat secara fisik.
1. Apa Itu Physics of Failure (PoF)?
PoF adalah pendekatan prediktif berbasis mekanisme degradasi nyata. Ia menjawab pertanyaan: Mengapa dan kapan komponen elektronik gagal? Dengan menggabungkan simulasi Finite Element Analysis (FEA), model degradasi, dan kondisi lingkungan operasional (panas, getaran, kejut mekanik), kita bisa meramal waktu gagal suatu sistem, bahkan pada level solder.
2. Uji Platform: Evaluation Board Infineon
Board yang diuji berasal dari Infineon, dengan struktur:
Tujuan uji:
3. Model FEA: Dari eCAD ke Simulasi 3D
Data desain PCB (ODB++) dikonversi ke model 3D FEA dalam dua bentuk:
Model ini disimulasikan terhadap:
4. Hasil Uji: Simulasi Berbasis Standar Internasional
A. Thermal Mechanical Cycling
B. Thermal Events
C. Getaran Alamiah (Natural Frequency)
D. Getaran Acak (Random Vibration)
E. Kejut Mekanik (Shock)
F. Solder Fatigue
G. Semiconductor Wear-out
5. Analisis Umur Total: Simulasi Jadi Penyelamat
Beberapa elemen mitigasi di dunia nyata (seperti klip pengikat IGBT atau baut inductor) tidak dimodelkan, tapi disarankan untuk dimasukkan di iterasi desain berikutnya.
6. Insight Kritis & Opini
Kelebihan:
Kelemahan:
Potensi Integrasi Masa Depan:
7. Relevansi untuk Industri dan Tren Global
Kesimpulan: Merancang untuk Umur Panjang, Bukan Sekadar Fungsi
Simulasi berbasis Physics of Failure bukan sekadar alat validasi teknis, tapi juga strategi bisnis. Dengan mengadopsi pendekatan ini:
Bagi industri dengan siklus hidup produk panjang, seperti transportasi, pertahanan, dan energi, pendekatan ini adalah investasi cerdas jangka panjang.
Sumber : Wileman, A.; Perinpanayagam, S.; Aslam, S. Physics of Failure (PoF) Based Lifetime Prediction of Power Electronics at the Printed Circuit Board Level. Applied Sciences, 2021, 11(6), 2679.
Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 15 April 2025
Pendahuluan: Mengapa Perlu Prediksi Umur Komponen Elektronik?
Dalam sistem elektronik modern, khususnya pada industri aerospace dan otomotif, memastikan keandalan jangka panjang dari sebuah produk menjadi bagian vital dalam rantai desain dan manufaktur. Paper oleh Wileman, Perinpanayagam, dan Aslam (2021) mengusulkan pendekatan berbasis Physics of Failure (PoF) sebagai metode simulasi prediktif untuk menentukan lifetime komponen secara akurat, bahkan sebelum proses produksi dimulai.
1. Apa Itu Physics of Failure (PoF)?
PoF bukan sekadar metode uji ketahanan fisik. Ini adalah gabungan dari simulasi Finite Element Analysis (FEA) dan model fisik degradasi berdasarkan realita operasional—panas, getaran, kejutan, dan perubahan suhu. Dengan pendekatan ini, pengembang dapat:
2. Platform Uji: PCB Evaluasi dari Infineon
Studi ini menggunakan evaluation board dari Infineon, berisi dua transistor IGBT, kapasitor besar, inductor toroidal, heatsink, dan beberapa konektor. Desain ini disimulasikan dengan skenario:
3. Metode: Dari eCAD ke Model FEA 3D
Data desain PCB (2D layout, pick-and-place, parts list, dan layer stack-up) dikonversi menjadi model FEA 3D menggunakan format ODB++. Model ini menganalisis:
4. Hasil Uji dan Simulasi
A. Siklus Termal Mekanik
B. Event Thermal
C. Natural Frequency (Getaran Resonansi)
D. Harmonik
E. Getaran Acak (Random Vibration)
5. Solder Fatigue: Siapa yang Paling Tangguh?
Dalam pengujian keandalan solder terhadap kelelahan termal (solder fatigue), dua jenis solder diuji untuk menilai ketahanannya dalam kondisi ekstrem. Solder SAC305, yang merupakan tipe bebas timah (lead-free), menunjukkan performa unggul dengan lulus semua pengujian dan memiliki umur pakai yang memadai untuk penggunaan lebih dari 30 tahun. Sebaliknya, solder PB90SN10, yang berbasis timah, mengalami kegagalan pada dua komponen Schottky diode yang terletak di bawah heatsink—area yang memiliki tegangan termal (strain) tinggi akibat akumulasi panas. Temuan ini menegaskan pentingnya pemilihan material solder yang tepat untuk jangka panjang. Sebagai solusi, disarankan untuk mengganti jenis solder ke SAC305 atau merelokasi komponen sensitif seperti Schottky diode dari area dengan paparan panas tinggi, guna mengurangi risiko kegagalan akibat kelelahan termal dalam siklus hidup perangkat.
6. Wearout Semikonduktor
7. Penilaian Umur Keseluruhan
8. Insight dan Opini Kritis
Kelebihan Studi:
Kekurangan & Potensi Peningkatan:
9. Relevansi Industri:
Kesimpulan: Investasi Awal, Manfaat Besar
Pendekatan PoF menawarkan penghematan besar dalam pengembangan produk elektronik:
Dengan menyatukan engineering fisik, simulasi digital, dan validasi standar militer, pendekatan ini membentuk standar baru dalam perancangan elektronik masa depan.
Sumber : Wileman, A.; Perinpanayagam, S.; Aslam, S. Physics of Failure (PoF) Based Lifetime Prediction of Power Electronics at the Printed Circuit Board Level. Applied Sciences, 2021, 11(6), 2679.
Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 15 April 2025
Menembus Batas Keandalan Industri: Integrasi Physics-of-Failure dan Jaringan Bayesian Dinamis untuk Evaluasi Risiko Fasilitas Industri
1. Pendahuluan: Era Baru Manajemen Risiko Industri
Di tengah meningkatnya kompleksitas fasilitas industri dan ancaman dari peristiwa alam ekstrem (seperti gempa), muncul kebutuhan akan pendekatan penilaian risiko yang adaptif dan akurat. Artikel ini memperkenalkan framework baru berbasis Physics-of-Failure (PoF) dan Dynamic Bayesian Network (DBN) untuk menilai degradasi safety barrier seiring waktu, memungkinkan pembaruan risiko secara berkala dan responsif terhadap kondisi nyata.
2. Inti Inovasi: Integrasi PoF ke dalam Model DBN
Framework ini menyatukan dua pendekatan kuat:
Hasilnya: prediksi kegagalan yang lebih presisi dan tindakan mitigasi yang berbasis data.
3. Studi Kasus: Fasilitas Kimia & Risiko NaTech (Natural Hazard-Induced Technological Events)
a. Karakteristik Fasilitas & Bahaya
4. Sistem Pelindung (Safety Barriers) Terdapat lima jenis pelindung:
Dalam sistem perlindungan keselamatan industri, terdapat lima jenis pelindung (safety barriers) yang diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan cara kerjanya. Pertama, Water Deluge System (WDS) merupakan pelindung aktif yang bekerja secara otomatis untuk menyemprotkan air guna meredam panas dan mencegah penyebaran api. Kedua, Fireproofing (PFP) berperan sebagai pelindung pasif dengan melapisi struktur atau peralatan penting agar tahan terhadap suhu tinggi dalam jangka waktu tertentu. Ketiga, Pressure Safety Valve (PSV) termasuk dalam kategori aktif, berfungsi melepaskan tekanan berlebih untuk mencegah kegagalan peralatan akibat overpressure. Keempat, Emergency Team Intervention (ETI) diklasifikasikan sebagai pelindung prosedural, yang mengandalkan kecepatan dan keahlian tim darurat untuk menanggulangi insiden. Terakhir, Foam Water Sprinkler System (FWS) juga merupakan pelindung aktif yang menyemprotkan busa untuk mengendalikan kebakaran, terutama pada area penyimpanan bahan mudah terbakar. Kelima pelindung ini bekerja secara sinergis untuk meminimalkan risiko dan dampak dari potensi kecelakaan industri.
b. Umur & Parameter Kritis
Contoh:
5. Model Fragilitas Berbasis Usia (Age-Dependent Fragility)
a. PFP:
b. Sprinkler:
c. PSV:
6. Struktur DBN: Digital Twin Risiko Fasilitas
7. Hasil: Risiko Dinamis & Pembaruan Model
a. Tanpa Perubahan (By-Design)
b. Dengan Informasi Baru
Tahun ke-8: Waktu respons ETI meningkat → Risiko naik → Tambah PFP di T1/T2 → Risiko turun kembali
Tahun ke-14: Update peta seismik → LSIR naik → Tambah anchor peredam energi → Risiko kembali turun
Tahun ke-23: Beban tangki meningkat → Risiko naik tajam → Ganti sprinkler ke ESFR → Risiko terjaga
8. Analisis Kritis: Mengapa Ini Penting?
9. Keterbatasan & Saran Lanjut
10. Kesimpulan: Risiko Bisa Dikendalikan, Asal Terukur
Framework ini bukan sekadar alat akademik—ia menawarkan solusi nyata untuk industri kimia, energi, dan infrastruktur kritis. Dengan kemampuan prediksi yang berbasis fisika dan pembaruan berbasis data, perusahaan bisa:
Keamanan kini bukan reaktif, tapi prediktif.
Sumber : Marchetti, S.; Di Maio, F.; Zio, E. A Physics-of-Failure (PoF) Model-based Dynamic Bayesian Network for Considering the Aging of Safety Barriers in the Risk Assessment of Industrial Facilities. Journal of Loss Prevention in the Process Industries, August 2024.