Logistik Cerdas
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 24 Juni 2025
Pendahuluan
Dalam industri e-commerce, last-mile delivery (LMD) memainkan peran kunci dalam meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi rantai pasok. LMD menyumbang hingga 37% dari total biaya logistik, sehingga efektivitasnya sangat menentukan daya saing perusahaan.
Penelitian ini mengevaluasi bagaimana DHL eCommerce Vietnam mengadopsi strategi LMD untuk menghadapi tantangan logistik di pasar e-commerce yang berkembang pesat. Studi ini menyoroti tantangan utama, inovasi teknologi, serta peran DHL dalam menciptakan layanan pengiriman yang lebih cepat, murah, dan andal bagi pelanggan di Vietnam.
Tantangan dalam Last-Mile Delivery di Pasar Vietnam
1. Biaya Operasional yang Tinggi
2. Persaingan Ketat di Industri Logistik
3. Kegagalan Pengiriman dan Ketergantungan pada Pembayaran COD
4. Infrastruktur dan Kemacetan Lalu Lintas
Strategi DHL eCommerce Vietnam dalam Last-Mile Delivery
DHL eCommerce Vietnam telah menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan efisiensi LMD:
1. Sistem Pelacakan Real-Time dan Transparansi Pengiriman
✅ Pelanggan dapat melacak pesanan secara real-time, meningkatkan kepuasan pelanggan dan mengurangi ketidakpastian.
✅ Notifikasi otomatis dikirim ke pelanggan untuk memastikan kesiapan penerimaan barang.
2. Jaringan Service Points yang Luas
✅ DHL memiliki jaringan service points yang lebih luas dibandingkan pesaing lokal.
✅ Pelanggan dapat mengambil atau mengembalikan barang dengan lebih fleksibel.
3. Opsi Pengiriman Cepat dan Fleksibel
✅ DHL Parcel Metro menawarkan layanan same-day delivery untuk kota besar seperti Ho Chi Minh dan Hanoi.
✅ Tersedia pilihan waktu pengiriman yang lebih fleksibel untuk menekan angka gagal pengiriman pertama.
4. Penggunaan Kendaraan Ramah Lingkungan
✅ DHL menguji penggunaan kendaraan listrik dan sepeda kargo untuk mengurangi emisi karbon di perkotaan.
✅ Inisiatif ini sejalan dengan strategi global DHL untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2050.
Studi Kasus: Implementasi LMD oleh DHL di Vietnam
1. Efektivitas Layanan DHL Parcel Metro
2. Penurunan Tingkat Pengiriman Gagal
3. Persaingan dengan Perusahaan Logistik Lokal
Tantangan dan Rekomendasi untuk DHL eCommerce Vietnam
1. Mengatasi Kegagalan Pengiriman Pertama
✅ Solusi: Menyediakan lebih banyak opsi drop-box dan parcel lockers untuk memungkinkan pengambilan mandiri.
2. Meningkatkan Efisiensi Operasional
✅ Solusi: Mengoptimalkan rute pengiriman menggunakan AI dan Machine Learning, serta memperluas penggunaan kendaraan listrik.
3. Mengurangi Ketergantungan pada COD
✅ Solusi: Mendorong penggunaan dompet digital dan pembayaran non-tunai melalui edukasi pelanggan dan promosi cashback.
4. Menyesuaikan dengan Tren Pasar
✅ Solusi: Mengembangkan sistem fulfillment lokal untuk mempercepat pengiriman tanpa perlu transportasi jarak jauh.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa DHL eCommerce Vietnam telah berhasil meningkatkan daya saing dalam layanan LMD dengan strategi inovatif seperti layanan same-day delivery, sistem pelacakan real-time, dan ekspansi service points.
✅ DHL berhasil menurunkan tingkat pengiriman gagal dari 30% menjadi 18% melalui fleksibilitas waktu dan sistem notifikasi otomatis.
✅ Penggunaan AI dalam optimasi rute dan kendaraan listrik membantu meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.
✅ Namun, tantangan besar tetap ada, termasuk persaingan ketat dengan layanan lokal seperti Tiki Now dan Shopee Express.
Dengan terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar, DHL eCommerce Vietnam dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam layanan LMD yang kompetitif dan berkelanjutan di Vietnam.
Sumber Artikel:
Hiep Cong Pham, Dat Nguyen, Chau Doan, Quyen Thai, & Ngoc Nguyen. (2019). Last Mile Delivery as a Competitive Logistics Service – A Case Study. 9th International Conference on Operations and Supply Chain Management, Vietnam.
Logistik Cerdas
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 24 Juni 2025
Pendahuluan
Konsep smart city semakin berkembang dengan tujuan menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih efisien dan berkelanjutan. Salah satu tantangan utama dalam pengelolaan smart city adalah last-mile logistics, yang mencakup distribusi barang dalam kota yang sering menghadapi kemacetan, biaya tinggi, dan dampak lingkungan yang signifikan.
Artikel ini membahas tantangan utama dalam last-mile logistics serta solusi yang diterapkan dalam smart cities, termasuk konsolidasi pusat distribusi, micro logistics, dan mobile depots.
Tantangan dalam Last-Mile Logistics di Smart Cities
1. Peningkatan Urbanisasi dan Mobilitas Terbatas
Pertumbuhan populasi perkotaan mengarah pada pembatasan mobilitas dan akses logistik di beberapa wilayah kota. Infrastruktur perkotaan yang padat memperumit distribusi barang, meningkatkan waktu pengiriman, serta biaya operasional.
2. Ledakan E-Commerce dan Kapasitas Terbatas
Meningkatnya permintaan e-commerce mempercepat kebutuhan distribusi barang secara efisien. Namun, keterbatasan kapasitas dalam rantai pasok menyebabkan ketidakseimbangan antara permintaan dan infrastruktur logistik yang tersedia.
3. Ekspektasi Pelanggan yang Berubah
Konsumen saat ini menuntut pengiriman lebih cepat, biaya lebih rendah, dan fleksibilitas lebih besar. Permintaan terhadap layanan same-day delivery terus meningkat, mendorong perusahaan logistik untuk mencari solusi lebih efisien.
4. Masalah Lingkungan dan Kemacetan Lalu Lintas
Tingginya volume kendaraan logistik di perkotaan berkontribusi terhadap polusi udara, kebisingan, dan emisi karbon yang tinggi. Hal ini menimbulkan tekanan bagi pemerintah kota untuk mengembangkan solusi transportasi yang lebih ramah lingkungan.
5. Biaya Operasional yang Tinggi
Last-mile logistics sering kali memiliki biaya distribusi yang tinggi karena ketidakefisienan dalam rute pengiriman, kegagalan pengiriman pertama, dan kurangnya fasilitas konsolidasi yang memadai.
Solusi Inovatif dalam Last-Mile Logistics
1. Konsolidasi Pusat Distribusi di Perkotaan
Konsep urban consolidation centers (UCCs) memungkinkan penyimpanan dan distribusi barang di lokasi yang lebih dekat dengan konsumen. UCCs mengurangi kebutuhan kendaraan besar memasuki pusat kota, sehingga menekan biaya logistik dan mengurangi kemacetan.
Keunggulan:
2. Micro Logistics dan Micro Consolidation Centers
Micro logistics mengacu pada pengelolaan distribusi dalam skala kecil dengan pusat konsolidasi yang lebih dekat dengan penerima barang.
Keunggulan:
3. Mobile Depots untuk Fleksibilitas Pengiriman
Konsep mobile depots memungkinkan kendaraan logistik berfungsi sebagai gudang sementara yang berpindah-pindah di dalam kota. Mobile depots telah diuji oleh TNT Express di Brussels, yang menghasilkan pengurangan waktu pengiriman dan peningkatan efisiensi logistik.
Keunggulan:
4. Penggunaan Teknologi Digital dalam Pengiriman
Integrasi teknologi seperti AI, IoT, dan blockchain membantu meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam last-mile logistics. Teknologi ini memungkinkan optimasi rute otomatis, pelacakan paket secara real-time, serta pembayaran dan verifikasi pengiriman yang lebih aman.
Keunggulan:
Studi Kasus: Implementasi Solusi Smart Logistics
1. Urban Consolidation Centers di Eropa
Beberapa kota di Eropa telah menerapkan UCCs sebagai bagian dari strategi smart logistics. Misalnya, London dan Paris telah mengembangkan pusat konsolidasi logistik untuk mengurangi jumlah kendaraan pengiriman di pusat kota.
Hasil:
2. TNT Express Mobile Depot di Brussels
TNT Express menguji konsep mobile depot sebagai bagian dari proyek STRAIGHTSOL di Brussels.
Hasil:
3. Penggunaan Micro Logistics di Jerman
Di Jerman, beberapa perusahaan logistik telah beralih ke micro logistics untuk mengurangi jarak tempuh dan meningkatkan efisiensi pengiriman.
Hasil:
Rekomendasi untuk Pengembangan Smart Logistics
Kesimpulan
Last-mile logistics merupakan tantangan utama dalam pengelolaan smart cities. Namun, dengan penerapan strategi inovatif seperti konsolidasi pusat distribusi, micro logistics, mobile depots, dan teknologi digital, efisiensi logistik dapat ditingkatkan secara signifikan.
Beberapa pencapaian dari implementasi solusi smart logistics:
Dengan inovasi yang terus berkembang dan dukungan regulasi yang tepat, masa depan last-mile logistics akan semakin efisien, berkelanjutan, dan mampu memenuhi ekspektasi pelanggan di era smart city.
Sumber Artikel
Özbekler, T. M., & Karaman Akgül, A. (2020). Last Mile Logistics in the Framework of Smart Cities: A Typology of City Logistics Schemes. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, XLIV-4/W3-2020, 335-337.
Logistik Cerdas
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 24 Juni 2025
Pendahuluan
Dengan meningkatnya aktivitas e-commerce global, jumlah pengiriman paket meningkat pesat. Namun, last-mile logistics menjadi tantangan utama dalam rantai pasok karena menyumbang emisi karbon yang signifikan, menyebabkan kemacetan lalu lintas, dan meningkatkan konsumsi sumber daya. Studi ini menyoroti bagaimana touchpoints pelanggan dalam perjalanan belanja e-commerce dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk memilih opsi pengiriman yang lebih berkelanjutan.
Penelitian ini menggunakan kerangka teoritis dan analisis empiris berbasis wawancara dengan para ahli industri untuk mengidentifikasi titik-titik interaksi pelanggan yang berkontribusi terhadap keberlanjutan dalam last-mile logistics.
Tantangan Keberlanjutan dalam Logistik Last-Mile
1. Dampak Lingkungan dari Last-Mile Logistics
2. Preferensi Pelanggan yang Bertentangan
3. Peran E-Commerce dalam Keberlanjutan
Solusi: Mengoptimalkan Customer Touchpoints untuk Keberlanjutan
Penelitian ini mengidentifikasi bahwa pelanggan dapat dipengaruhi melalui touchpoints di sepanjang perjalanan belanja mereka, termasuk:
1. Komunikasi dan Iklan Berbasis Keberlanjutan
2. Teknologi dan Data-Driven Decision Making
3. Program Loyalitas dan Insentif untuk Pengiriman Berkelanjutan
4. Penggunaan Label Hijau dan Sertifikasi Keberlanjutan
5. Penggunaan Infrastruktur Logistik Berkelanjutan
Studi Kasus Implementasi Keberlanjutan dalam Last-Mile Logistics
Tren Masa Depan dalam E-Commerce dan Logistik Berkelanjutan
Tantangan Implementasi Keberlanjutan dalam Last-Mile Logistics
Kesimpulan & Rekomendasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa mengoptimalkan customer touchpoints dalam e-commerce dapat meningkatkan keberlanjutan logistik last-mile secara signifikan. Dengan langkah-langkah berikut, perusahaan dapat mengurangi emisi karbon, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menghemat biaya operasional:
✅ Gunakan AI dan big data untuk menampilkan opsi pengiriman hijau secara otomatis.
✅ Terapkan parcel lockers dan pick-up points untuk mengurangi pengiriman individu.
✅ Berikan insentif bagi pelanggan yang memilih opsi pengiriman berkelanjutan.
✅ Gunakan teknologi blockchain untuk meningkatkan transparansi rantai pasok.
Dengan strategi ini, e-commerce dapat berkembang dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, mencapai keseimbangan antara efisiensi bisnis dan kepedulian lingkungan.
Sumber Artikel
Hasler, Jannik Alfred (2023). E-Commerce and Last Mile Logistics: Customer Touchpoints Impacting Sustainability. Johannes Kepler University Linz.
Keamanan Air
Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 24 Juni 2025
Kota-kota di dunia kini menghadapi tantangan air yang semakin kompleks: keterbatasan pasokan, perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, dan urbanisasi yang pesat. Madaba, Yordania, adalah contoh nyata kota yang berada di garis depan krisis air. Paper “Assessing Water Security in Water-Scarce Cities: Applying the Integrated Urban Water Security Index (IUWSI) in Madaba, Jordan” karya Hassan Tolba Aboelnga dkk. (2020) menawarkan pendekatan baru dalam mengukur keamanan air perkotaan secara holistik, dengan menyesuaikan indikator pada konteks lokal dan memprioritaskan intervensi berbasis bukti. Artikel ini sangat relevan di tengah urgensi SDG 6 (air bersih dan sanitasi) dan kebutuhan tata kelola air yang adaptif di kawasan rawan kekeringan.
Konsep Keamanan Air Urban: Tantangan Definisi dan Pengukuran
Keamanan air perkotaan adalah konsep multidimensi yang mencakup ketersediaan, kualitas, aksesibilitas, keandalan, perlindungan ekosistem, ketahanan terhadap bencana, dan keberlanjutan sosial-ekonomi. Namun, banyak studi sebelumnya menggunakan indikator yang sama berat tanpa mempertimbangkan kondisi lokal, sehingga hasilnya sering tidak operasional bagi pengambil kebijakan123.
Studi ini mengembangkan kerangka penilaian baru berbasis DECS (Drinking water, Ecosystems, Climate change and water-related hazards, Socioeconomic aspects) dan menerapkan IUWSI (Integrated Urban Water Security Index) dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk memprioritaskan indikator sesuai kebutuhan Madaba413.
Studi Kasus Madaba: Kota di Tengah Krisis Air
Profil Kota dan Sistem Air
Madaba terletak 35 km dari Amman, memiliki populasi sekitar 200.000 jiwa (2018), dengan 98% penduduk terhubung ke layanan air, namun hanya 65% yang terhubung ke jaringan limbah domestik43. Distribusi air sangat tidak merata dan bersifat intermiten—air hanya mengalir sekali atau dua kali per minggu, memaksa warga menyimpan air dalam tangki besar atau membeli dari truk swasta. Sistem distribusi sepanjang 1000 km harus mengalirkan air dari sumur Heedan dan Wala ke reservoir utama, membutuhkan energi besar karena perbedaan elevasi lebih dari 400 meter.
Metodologi: Kerangka DECS dan IUWSI
Penilaian keamanan air di Madaba dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Hasil dan Analisis Dimensi Keamanan Air Madaba
1. Air Minum dan Kesejahteraan Manusia
2. Ekosistem
3. Perubahan Iklim dan Bencana Air
4. Aspek Sosial-Ekonomi
Studi Kasus Kritis: NRW dan Kebocoran di Madaba
Studi terpisah oleh Aboelnga dkk. (2018) menunjukkan NRW di Madaba mencapai 3,5 juta m³/tahun, setara kerugian USD 2,8 juta. Kebocoran fisik dan komersial menjadi tantangan utama, dengan 37,2% kerugian berasal dari kegagalan yang dilaporkan, 26,6% dari kegagalan tak terlaporkan, dan sisanya akibat tekanan jaringan dan deteksi yang lambat. Intervensi IREAP (infrastruktur, perbaikan, edukasi, manajemen tekanan) direkomendasikan untuk menurunkan NRW secara sistemik6.
Kritik, Opini, dan Perbandingan dengan Studi Lain
Nilai Tambah dan Inovasi
Kritik dan Keterbatasan
Perbandingan dengan Studi Lain
Relevansi Industri dan Tren Masa Depan
Tren Industri
Peluang dan Tantangan
Rekomendasi Kebijakan dan Jalan ke Depan
Madaba sebagai Cermin Kota Kering Dunia
Madaba adalah cerminan tantangan keamanan air urban di kawasan kering dunia. Dengan IUWSI 2,5 (reasonable), kota ini mampu memenuhi kebutuhan dasar, namun masih jauh dari keberlanjutan jangka panjang. Tanpa diversifikasi sumber, efisiensi sistem, dan reformasi tata kelola, Madaba dan kota-kota serupa akan terus terjebak dalam siklus kekurangan air, risiko kesehatan, dan ketidaksetaraan layanan. IUWSI dan pendekatan DECS menawarkan peta jalan baru bagi pembuat kebijakan untuk menargetkan intervensi pada indikator berdampak tinggi, membangun sistem air yang lebih adaptif, inklusif, dan berkelanjutan.
Sumber Artikel Asli
Hassan Tolba Aboelnga, Hazim El-Naser, Lars Ribbe, Franz-Bernd Frechen. “Assessing Water Security in Water-Scarce Cities: Applying the Integrated Urban Water Security Index (IUWSI) in Madaba, Jordan.” Water 2020, 12, 1299.
Logistik Cerdas
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 24 Juni 2025
Pendahuluan
Dalam ekosistem rantai pasok modern, last-mile logistics memainkan peran penting dalam memastikan kepuasan pelanggan. Namun, segmen ini juga menjadi tantangan terbesar dalam industri logistik karena biaya tinggi, inefisiensi, dan dampak lingkungan yang signifikan. Penelitian ini meninjau lebih dari 257 publikasi akademik mengenai strategi Alternative Delivery Locations (ADL) yang mencakup locker paket, titik pengambilan dinamis, dan mekanisme distribusi bergerak.
Dengan analisis bibliometrik dan sistematis, studi ini mengeksplorasi bagaimana ADL dapat mengurangi biaya pengiriman hingga 53%, mengoptimalkan distribusi, serta meningkatkan fleksibilitas layanan bagi pelanggan e-commerce.
Tantangan Logistik Last-Mile dan Peran ADL
1. Tantangan dalam Last-Mile Logistics
2. Solusi: Alternative Delivery Locations (ADL)
ADL menawarkan berbagai solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi logistik, antara lain:
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan literature review sistematis, dengan data dari Scopus dan Web of Science. Dari 257 artikel akademik, mayoritas (89%) diterbitkan dalam enam tahun terakhir, menunjukkan meningkatnya perhatian terhadap solusi ADL.
Metode analisis meliputi:
Studi Kasus Implementasi ADL dalam Industri
Tren Masa Depan dalam Logistik Last-Mile
Tantangan dalam Implementasi ADL
Kesimpulan & Rekomendasi
Studi ini menunjukkan bahwa Alternative Delivery Locations (ADL) adalah solusi yang efektif untuk mengatasi tantangan logistik last-mile. Dengan penerapan yang tepat, ADL dapat:
✅ Mengurangi biaya operasional dengan mengoptimalkan jalur distribusi.
✅ Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan opsi pengiriman yang lebih fleksibel.
✅ Mengurangi dampak lingkungan melalui efisiensi transportasi dan integrasi teknologi ramah lingkungan.
Untuk memaksimalkan manfaat ADL, perusahaan logistik dan e-commerce disarankan untuk:
Dengan strategi ini, logistik last-mile dapat berkembang menjadi lebih efisien, berkelanjutan, dan sesuai dengan tuntutan pasar modern.
Sumber : Pourmohammadreza, N., Jokar, M.R.A., & Van Woensel, T. (2025). Last-Mile Logistics with Alternative Delivery Locations: A Systematic Literature Review. Results in Engineering, 25, 104085.
Logistik Cerdas
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 24 Juni 2025
Pendahuluan
Artikel "Smart Method for Self-Organization in Last-Mile Parcel Delivery" oleh J.H.R. van Duin dkk. yang diterbitkan di Transportation Research Record (2021) menyajikan metode baru untuk mengalokasikan paket ke kendaraan pengiriman dan menyusun rute kendaraan secara real time melalui sistem lelang. Metode ini bertujuan meningkatkan efisiensi, ketahanan, dan fleksibilitas operasi pengiriman last mile.
Latar Belakang
Pertumbuhan pesat e-commerce telah meningkatkan permintaan layanan pengiriman paket. Namun, operator pengiriman menghadapi tekanan untuk memenuhi permintaan ini sambil menjaga kelayakan huni kota dan meminimalkan dampak lingkungan. Pengiriman last mile menjadi tantangan utama karena merupakan bagian yang paling tidak efisien, mahal, dan tidak ramah lingkungan dari proses pengiriman. Penyebab utamanya adalah duplikasi area layanan oleh berbagai operator, sehingga terjadi redundansi jarak tempuh kendaraan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
Metodologi
Penelitian ini menggunakan pengembangan metode baru berbasis sistem lelang, simulasi berbasis agen untuk menguji kinerja metode baru, dan perbandingan dengan teknik yang digunakan saat ini.
Hasil Utama
Metode baru berhasil meningkatkan efisiensi, ketahanan, dan fleksibilitas operasi pengiriman secara signifikan. Sistem lelang memungkinkan alokasi paket dan penyusunan rute secara real-time. Pendekatan self-organizing memungkinkan pengiriman kolaboratif dan intermodal.
Analisis Mendalam
Metode ini menerapkan konsep self-organizing logistics, di mana sistem berfungsi berdasarkan interaksi lokal antar aktor, tidak memerlukan entitas pusat untuk panduan, serta meningkatkan ketahanan dan fleksibilitas sistem logistik. Fitur utama metode ini adalah sistem lelang real-time di mana paket dan kendaraan berperan sebagai agen otonom. Kendaraan menawar untuk mengangkut paket, dan paket memilih kendaraan berdasarkan kriteria tertentu, sehingga memungkinkan penyesuaian cepat terhadap perubahan kondisi. Metode ini mendukung kolaborasi antar operator pengiriman, penggunaan berbagai moda transportasi, optimalisasi kapasitas kendaraan, dan pengurangan duplikasi area layanan.
Implikasi Praktis
Peningkatan efisiensi dengan mengurangi jarak tempuh kendaraan dan biaya operasional. Fleksibilitas tinggi karena mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan permintaan atau gangguan. Kolaborasi antar operator yang memungkinkan penggunaan sumber daya bersama secara optimal. Pengurangan dampak lingkungan dengan menurunkan emisi melalui optimalisasi rute dan kapasitas.
Studi Kasus dan Angka
Artikel ini menggunakan simulasi berbasis agen untuk menguji metode baru. Hasil simulasi menunjukkan bahwa metode ini mampu meningkatkan efisiensi, ketahanan, dan fleksibilitas operasi pengiriman secara signifikan dibandingkan dengan metode tradisional. Namun, detail angka peningkatan tidak disebutkan secara spesifik.
Keterbatasan dan Penelitian Masa Depan
Penelitian ini perlu pengujian lebih lanjut dalam skenario dunia nyata. Terdapat tantangan implementasi terkait privasi data dan keamanan informasi. Penelitian selanjutnya dapat fokus pada potensi pengembangan untuk integrasi dengan teknologi lain seperti kendaraan otonom.
Kesimpulan
Metode self-organizing untuk pengiriman paket last mile yang diusulkan dalam penelitian ini menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, ketahanan, dan fleksibilitas operasi pengiriman. Pendekatan inovatif ini dapat menjadi solusi untuk menghadapi tantangan pertumbuhan e-commerce dan tuntutan keberlanjutan dalam industri logistik.
Sumber : van Duin, J.H.R., Vlot, T.S., Tavasszy, L.A., Duinkerken, M.B., & van Dijk, B. (2021). Smart Method for Self-Organization in Last-Mile Parcel Delivery. Transportation Research Record, 2675(4), 260–270.