Teknik Elektro dan Informatika

Bagaimana Proses Penyaluran Energi Listrik Sampai ke Rumah Kita?

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 28 Mei 2024


Terdapat beberapa tahapan yang dilalui dalam proses perjalanan listrik dari pembangkit sampai ke rumah. Dimulai dari pembangkit listrik, menuju gardu, hingga kemudian sampai ke konsumen atau pengguna listrik.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang bagaimana proses listrik bisa sampai di rumah, tahukah kalian bahwa proses perjalanan listrik termasuk dalam sistem penyaluran energi listrik?

Sistem penyaluran energi listrik disebut dengan istilah transmisi. Namun, itu merupakan tahapan kedua dalam perjalanan listrik hingga sampai ke rumah. Energi listrik di rumah kita semuanya berasal dari pembangkit listrik.

Secara umum, proses penyaluran energi listrik di Indonesia terjadi dalam empat tahap, dimulai dari pembangkit listrik, transmisi (penyaluran), distribusi, hingga berakhir di konsumen. Setiap bagian memiliki fungsi yang berbeda serta saling berhubungan. Berikut penjelasan masing-masing bagian itu:

1. Pembangkit

Pembangkit listrik adalah proses ketika listrik dihasilkan dari perubahan energi seperti air, gas, dan diesel.

2. Transmisi/penyaluran

Transmisi adalah saluran penyalur energi listrik dari gardu induk ke pembangkit gardu induk lain yang jaraknya berjauhan.

3. Saluran Distribusi

Distribusi adalah saluran yang berfungsi menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk ke gardu distribusi dan konsumen.

4. Konsumen

Konsumen adalah pihak yang memakai jasa tenaga listrik, yakni rumah atau gedung.

Bagaimana proses listrik bisa sampai di rumah kita?

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, proses penyaluran energi listrik dilakukan mulai tahap pembangkit, transmisi, distribusi, hingga ke rumah konsumen. Namun, penjelasan sistem penyaluran energi listrik tersebut masih bersifat umum.

Sebenarnya, penyaluran energi listrik dari pembangkit listrik sampai rumah kita melalui berbagai proses yang lebih kompleks. Lantas, bagaimana penyaluran listrik dari gardu induk sampai ke rumah-rumah?

Simak penjelasan rinci langkah-langkah proses penyaluran listrik dari pembangkit listrik sampai ke rumah berikut ini:

1. Energi listrik dihasilkan pembangkit listrik

Energi listrik pertama kali dihasilkan di pusat pembangkit listrik (power plant). Proses pembangkitan tenaga listrik diawali dengan turbin sebagai penggerak awal (prime mover), kemudian generator mengubah tenaga turbin menjadi energi listrik. Beberapa contoh jenis pembangkit listrik yang ada di Indonesia:

2. Energi listrik di GITET

Setelah energi listrik dihasilkan, tegangannya dinaikkan oleh Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) yang biasanya juga terletak di pusat pembangkit listrik. Transformer adalah alat utama di GITET yang berfungsi menaikkan tegangan generator 11,5kV menjadi tegangan transmisi atau tegangan tinggi 150kV.

3. Energi listrik disalurkan melalui SUTT atau SUTET

Selepas dari GITET, energi listrik disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) ke Gardu Induk. SUTT adalah saluran yang digunakan sebagai transmisi listrik antar-wilayah dengan tegangan 70-150 kV. Di sisi lain, Saluran Udara SUTET merupakan saluran transmisi listrik antar wilayah yang menggunakan kawat telanjang dengan tegangan di atas 230 kV.

4. Energi listrik diturunkan tegangannya melalui trafo di Gardu Induk

Di Gardu Induk, voltase energi listrik diturunkan menjadi tegangan menengah, sekitar 20 kV. Gardu induk merupakan instalasi yang tersusun atas peralatan listrik dengan fungsi mengubah tegangan listrik baik menaikan atau menurunkan.

5. Energi listrik disalurkan melalui SUTM atau SKTM

Dari Gardu Induk, energi listrik disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) atau Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) menuju Gardu Distribusi (GADIS).

Di tahap inilah penyaluran energi listrik dimulai, dari Gardu Induk menuju Gardu Distribusi, kemudian ke rumah kita.

SUTM adalah jaringan kawat tanpa isolasi yang terbentang di udara, dan disangga oleh tiang listrik. Di Indonesia, SUTM digunakan untuk penyaluran tegangan listrik dengan daya yang sama. Sementara itu, SKTM merupakan jaringan distribusi energi listrik yang ditanam di dalam tanah.

6. Energi listrik diturunkan tegangannya melalui trafo di Gardu Distribusi

Tegangan listrik di Gardu Distribusi diturunkan dari 20 kV menjadi 380 V. Gardu Distribusi merupakan salah satu komponen dalam sistem distribusi energi listrik yang berfungsi menghubungan jaringan ke konsumen, dengan tegangan menengah atau rendah.

7. Energi listrik disalurkan melalui SUTR atau SKTR ke trafo distribusi

Dari Gardu Distribusi, energi listrik disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) atau Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR) ke trafo distribusi dengan tegangan 220 volt.

SUTR merupakan saluran distribusi bagian hilir dengan tegangan di bawah 1 kV yang langsung memasok kebutuhan energi ke konsumen. Sementara itu, SKTR adalah penyalur energi listrik ke konsumen melalui kabel yang ditanam dalam tanah.

8. Energi listrik disalurkan ke rumah-rumah dan gedung-gedung

Energi listrik disalurkan ke rumah-rumah dan gedung-gedung, sehingga dapat digunakan masyarakat sebagaimana mestinya.

Sumber: https://tirto.id/

Selengkapnya
Bagaimana Proses Penyaluran Energi Listrik Sampai ke Rumah Kita?

Teknik Elektro dan Informatika

Jongkok dan Rapatkan Kaki Aman dari Sambaran Petir di Lapangan

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 28 Mei 2024


Cara paling aman menghindari sambaran petir adalah berada dalam rumah atau bangunan. Jika posisi sedang berada di daerah terbuka seperti lapangan golf, segeralah berjongkok dan merapatkan kaki saat hujan sudah disertai petir. 

“Jongkok untuk menghindarkan sambaran petir langsung, merapatkan kaki untuk menghindarkan tegangan langkah jika petir menyambar di sekitar kita,” ujar ahli petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Reynaldo Zoro.

Sementara jika berlindung di bawah pohon, dia meminta memperhatikan jarak dari ranting yang terendah. Standarnya untuk terhindar side flash, kata Reynaldo, harus berjarak sekitar 1,5 hingga 2 meter.

Namun dia juga mengingatkan insiden seseorang tewas tersambar petir di lapangan Stadion Siliwangi Bandung. Padahal di sekitar lapangan ada benda seperti menara besi lampu stadion yang posisinya lebih tinggi. 

Profesor dari kelompok keahlian Teknik Ketenagalistrikan di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu menerangkan, benda tinggi itu luput karena tidak termasuk dalam daerah jangkauan petir. “Semakin kecil petirnya semakin kecil jangkauannya, jadi itu petir kecil,” ujarnya.

Petir tak sambar ponsel

Lalu bagaimana dengan kabar sambaran petir ke ponsel yang sedang di-charge hingga mematikan penggunanya, seperti yang terkini terjadi pada remaja di Purbalingga di Jawa Tengah pada Rabu pekan lalu? "Tidak ada cerita insiden itu di seluruh dunia,” kata Syarif Hidayat, dosen dari Kelompok Keahlian Teknik Ketenagalistrikan, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, menjawab.

Menurutnya, sejauh ini belum pernah ada laporan sambaran petir langsung ke handphone yang digunakan di dalam maupun di luar rumah. “Tidak cukup gelombang elektromagnetik dari handphone sanggup memancing petir karena sangat kecil,” ujarnya. 

Pada kasus gedung atau rumah yang tersambar petir, kata Syarif, tegangan listrik dari bangunan itu seketika akan naik luar biasa sampai ke tanah dan menyebabkan arus loncat. Ketika ada saluran listrik, tegangan tinggi dari petir meloncat ke kabel listrik konduktor. 

Dia menjelaskan, kecepatan sambaran petir itu dalam hitungan puluhan mikrodetik. Sedangkan reaksi sekring atau sirkuit pemutus beban listrik (MCB) dalam hitungan milidetik. 

Artinya, menurut Syarif, sekring atau MCB keburu rusak akibat sambaran petir sebelum bisa bekerja untuk melindungi bangunan. “Karena itu peralatan elektronik menjadi rusak,” ujarnya. 

Ketika ada peralatan elektronik yang sedang digunakan seperti setrika atau handphone yang sedang diisi ulang misalnya, Syarif menerangkan, umumnya tidak sampai menyebabkan orang terluka, apalagi sampai mematikan. “Apa saja yang terhubung secara listrik, orang bisa tersengat tapi umumnya tidak fatal,” kata dia.

Sumber: https://tekno.tempo.co/

Selengkapnya
Jongkok dan Rapatkan Kaki Aman dari Sambaran Petir di Lapangan

Teknik Elektro dan Informatika

Ahli Petir ITB Ungkap Cara Petir Menyambar dan Bagaimana Menghindarinya

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi pada 28 Mei 2024


Ahli petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Reynaldo Zoro mengatakan musim pancaroba pertama - peralihan dari musim hujan ke kemarau - pada Maret, April, Mei tergolong sebagai musim petir. “Musim petir juga waktu pancaroba kedua, September, Oktober, November,” katanya Jumat 8 Maret 2024.

Profesor dari kelompok keahlian Teknik Ketenagalistrikan di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu mengatakan petir akan menyambar titik yang terdekat dengannya, seperti gedung-gedung tinggi, pohon, atau manusia yang posisinya terbuka di permukaan tanah. Dia mencontohkan orang yang tersambar petir di lapangan Stadion Siliwangi Bandung beberapa waktu lalu.

Di sekitar lapangan ada benda seperti menara besi lampu stadion yang posisinya lebih tinggi. Namun, benda itu luput dari petir karena tidak termasuk dalam daerah jangkauan petir. “Semakin kecil petirnya semakin kecil jangkauannya, jadi itu petir kecil,” ujar Zoro. Orang yang tersambar itu dikabarkan meninggal dunia.

Kasus lain yaitu pada sekumpulan orang yang berteduh dari hujan di bawah pohon. Ketika pohon tersambar geledek, mereka ikut tersengat akibat side flash. Pada benda lain, kata Zoro, petir akan mengnduksikan muatan listriknya melalui kabel-kabel listrik yang berada di luar ruangan dan rumah, di pinggir jalan, atau atap rumah.

Zoro menyarankan jika sudah mulai hujan dan ada petir, agar orang masuk ke rumah atau bangunan lain. Jika posisinya berada di daerah terbuka seperti lapangan golf, orang diminta segera berjongkok dan merapatkan kaki. “Jongkok untuk menghindarkan sambaran petir langsung, merapatkan kaki untuk menghindarkan tegangan langkah jika petir menyambar di sekitar kita,” ujarnya.

Sementara jika berlindung di bawah pohon, standarnya berjarak sekitar 1,5 hingga 2 meter dari pohon atau dari ranting yang terendah.

Sementara itu data BMKG Bandung mencatat jumlah kejadian petir di Jawa Barat selama Februari 2024 mencapai 990.945 kejadian. Petir jenis CG (-) tergolong sebagai yang tertinggi pada minggu pertama pada 1 - 7 Februari sebanyak 227.005 kejadian. Sedangkan aktivitas petir CG (+) yang terbanyak berjumlah 102.212 kejadian pada sepekan terakhir antara 22-29 Februari 2024. 

Kejadian petir terbanyak pada minggu pertama Februari sebanyak 325.670 kejadian. Adapun kejadian petir terendah di wilayah Jawa Barat terjadi pada minggu ketiga pada kurun 15 - 22 Februari 2024 sebanyak 137.966 kejadian.

Menurut BMKG, daerah dengan tingkat sambaran petir tertinggi antara lain Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Bandung Barat.

Korban sambaran petir antara lain dua orang mahasiswa Fakultas Teknologi Geologi Universitas Padjadjaran atau FTG Unpad saat berkemah di Batu Kuda, Gunung Manglayang, pada Jumat malam, 23 Februari 2024.

Menurut Wakil Dekan Sumber Daya dan Organisasi FTG Unpad Cipta Endyana, ada tiga orang mahasiswa yang menjadi korban sambaran petir. Selain dua orang yang meninggal, seorang mahasiswa lain menjalani perawatan di rumah sakit.

Sumber: https://tekno.tempo.co/

Selengkapnya
Ahli Petir ITB Ungkap Cara Petir Menyambar dan Bagaimana Menghindarinya

Farmasi

Apa itu Bioavailabilitias?

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 27 Mei 2024


Dalam farmakologi, ketersediaan hayati atau bioavailabilitas (BA) adalah bagian dari dosis obat yang dapat tersebar luas ke seluruh tubuh. Ini adalah salah satu profil penting dari farmakokinetika obat. Berdasarkan definisi, ketersediaan hayati obat adalah 100% ketika diberikan secara intravena. Namun, ketika obat diberikan melalui cara lain, seperti peroral, ketersediaan hayati obat biasanya menurun karena obat tidak diserap sepenuhnya dan metabolisme lintas pertama. Selain itu, ketersediaan hayati obat mungkin berbeda dari satu pasien ke pasien lainnya atau mungkin tidak sama. Dalam farmakokinetika, ketersediaan hayati sangat penting. Salah satu alasan mengapa pentingnya mempertimbangkan ketersediaan hayati saat menghitung dosis obat yang tidak diberikan secara intravena. Ketersediaan hayati hanya didefinisikan sebagai jumlah atau pecahan dari dosis yang diserap untuk suplemen makanan, jamu, dan nutrisi lain yang sebagian besar diberikan secara peroral.

Karena metode pemberiannya yang berbeda dan peraturan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, definisi ketersediaan hayati sedikit berbeda dari definisi obat-obatan dan suplemen makanan. Konsep bioaksesibilitas mengacu pada ketersediaan hayati dalam konteks biodegradasi dan pencemaran lingkungan. Ketika suatu molekul (biasanya zat pencemar organik persisten) "dapat menembus membran sel dari lingkungan luar, jika organisme mempunyai akses ke molekul tersebut", dianggap bioaksesibel.

Ketersediaan hayati mutlak

Ketersediaan hayati mutlak berarti ketersediaan hayati zat aktif obat di peredaran sistemis pada pemberian obat bukan intravena (seperti oral, rektal, transdermal, subkutan, atau sublingual), dibandingkan dengan ketersediaan hayati obat yang sama pada pemberian intravena atau pecahan obat yang diserap pada pemberian intravena. Untuk melakukan perbandingan, dosis normal harus digunakan. Akibatnya, jumlah obat yang diserap harus dikoreksi terlebih dahulu dengan membagi nilai ini dengan dosis yang diberikan.

Dalam farmakologi, penelitian farmakokinetika harus dilakukan untuk menentukan ketersediaan hayati mutlak obat. Ini akan menghasilkan plot grafik konsenstrasi obat dalam plasma versus waktu setelah pemberian intravena (iv) dan ekstravaskular (bukan intravena, misalnya per oral). Untuk menghitung ketersediaan hayati mutlak, persamaan berikut dapat digunakan.

Oleh karena itu, ketersediaan hayati mutlak obat yang diberikan secara intravena akan sebesar 100% (f=1), sementara obat yang diberikan melalui rute lain biasanya memiliki ketersediaan hayati mutlak kurang dari satu. Ketersediaan hayati perbandingan atau bioavailabilitas komparatif digunakan untuk membandingkan ketersediaan hayati dua obat dengan zat aktif yang sama.

Mengetahui ketersediaan hayati mutlak obat sangat bermanfaat, tetapi penelitian ini jarang dilakukan. Alasannya adalah bahwa untuk menilai ketersediaan hayati diperlukan data dari rute pemberian intravena, di mana seluruh obat dapat masuk ke peredaran sistemis. Untuk memastikan keamanan obat tersebut, penelitian seperti ini memerlukan banyak biaya dan juga memerlukan uji ketoksikan praklinis. Selain itu, keterbatasan kelarutan obat menyebabkan kesulitan untuk diserap oleh tubuh.

Tidak ada peraturan yang mengatur minimal ketersediaan hayati mutlak yang diperlukan agar obat tersebut dapat dipasarkan; namun, dalam kasus di mana ketersediaan hayati rendah atau bervariasi, badan pengawas terkadang meminta data tentang ketersediaan hayati mutlak dari rute pemberian ekstravaskular, dan jika ada hubungan yang dapat dibuktikan antara farmakodinamika dan farmakokinetika pada dosis terapi. Data dari obat yang diberikan secara intravena dalam kejadian tersebut diperlukan untuk melakukan kajian ketersediaan hayati mutlak.

Parameter farmakokinetika seperti volume persebaran (V) dan klirens (CL) dapat diinformasikan melalui pemberian intravena obat tengah.

Sumber:

https://id.wikipedia.org

Selengkapnya
Apa itu Bioavailabilitias?

Industri Minuman, Hasil Tembakau & Bahan Penyegar

Sejarah Munculnya Usaha Cerutu

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 27 Mei 2024


Cerutu, serutu, atau sigar (dari bahasa Tamil suruá¹­á¹­u, yang berarti "gulungan") adalah gulungan daun tembakau yang belum dikeringkan dan difermentasikan yang dibakar pada satu ujung dan dihisap oleh mulut melalui ujung lainnya. Tembakau untuk cerutu diproduksi secara luas di negara-negara seperti Brasil, Kamerun, Kuba, Republik Dominika, Honduras, Indonesia, Meksiko, Nikaragua, dan Amerika Serikat dengan cerutu dari Kuba dianggap merupakan ikon untuk cerutu.

Sejarah

Sebagian besar orang percaya bahwa penjelajah Christopher Columbus adalah orang pertama yang memperkenalkan tembakau ke Eropa. Dilaporkan bahwa Rodrigo de Jerez dan Luis de Torres, dua awak Christopher yang melakukan perjalanan pada tahun 1492, menemukan tembakau untuk pertama kalinya di pulau San Salvador di Bahama, ketika orang-orang lokal memberi mereka daun kering dengan aroma yang aneh. Tembakau telah tersebar luas di semua pulau Karibia, jadi lagi-lagi ditemukan di Kuba, tempat Christopher Columbus dan anak buahnya menetap.

Sekitar tahun 1592, Galleon San Clemente dari Spanyol membawa 50 kg benih tembakau ke Filipina melalui rute perdagangan Acapulco Manila. Benih itu kemudian dibagikan ke komunitas Katolik Roma. Para ulama menemukan bahwa iklim dan tanah Filipina sangat cocok untuk tanaman tembakau berkualitas tinggi.

Pada tahun 1800-an, merokok cerutu adalah hal yang umum, sementara rokok sigaret masih sangat langka. Puisi terkenal "The Betrothed" ditulis oleh Rudyard Kipling pada awal abad ke-20. Banyak orang dipekerjakan di pabrik cerutu sebelum pembuatan cerutu secara mekanik menjadi nyata, karena industri ini sangat penting.

Di New York City, rol bekerja membuat cerutu. Hal ini menyatakan bahwa hingga tahun 1883, 127 apartemen rumah di Kota memproduksi cerutu, yang mempekerjakan 1.962 keluarga dan 7.924 orang. Sebuah undang-undang negara yang melarang praktik itu diberlakukan akhir tahun itu atas desakan serikat buruh atas dasar bahwa praktik upah ditekan. Kurang dari empat bulan kemudian, undang-undang itu dianggap inkonstitusional. Industri kemudian kembali ke Kota setelah pindah ke Brooklyn dan beberapa wilayah Long Island sementara peraturan berlaku. Ada 80.000 perusahaan yang membuat cerutu di Amerika Serikat pada tahun 1905, sebagian besar kecil dan dioperasikan oleh keluarga-toko, di mana cerutu digulung dan dijual.

Cerutu digunakan dengan cara yang mirip dengan rokok, yaitu dibakar di salah satu ujungnya. Dalam proses pembakaran ini, berbagai kumpulan senyawa berbahaya dapat dihasilkan, salah satunya adalah TAR. TAR terdiri dari berbagai kumpulan senyawa hidrokarbon yang lengket dan menempel pada silia, atau rambut halus paru-paru. Rambut halus ini membersihkan bakteri dan kuman dan mencegah racun masuk ke dalam sistem pernapasan. Rambut paru-paru yang terkena TAR tidak dapat berfungsi. Bahaya TAR pada tubuh sangat kompleks dan bahkan dapat dilihat langsung dengan mata telanjang, seperti gigi yang lebih kuning dari perokok. Ini karena partikel TAR yang menempel kuat pada gigi. TAR juga mengandung karsinogen, zat pemicu kanker, yang dapat merusak sel dan menyebabkan mutasi genetik pada sel di banyak organ tubuh, termasuk kanker paru-paru.

Untuk mengurangi kadar gula dan air tanpa membusuk daun yang lebih besar, daun tembakau dipanen dan dituakan menggunakan teknik pengawetan yang menggunakan panas dan keteduhan. Proses ini memakan waktu antara 25 dan 45 hari, tergantung pada jenis gudang yang digunakan untuk menyimpan tembakau yang telah dipanen.

Selama siklus penuaan, kertas terus digulung, diperiksa, dibongkar, dan diperiksa lagi. Produk ini disusun berdasarkan kualitas dan penampilan setelah matang sesuai dengan spesifikasi pabrik dan digunakan sebagai pengisi atau pembungkus yang sesuai. Selama proses ini, daun tetap dibasahi untuk menghindari kerusakan.

Sampai hari ini, cerutu berkualitas tinggi masih dibuat dengan tangan. Setiap hari, seorang penggulung cerutu yang berpengalaman dapat membuat ratusan cerutu yang hampir identik dan berkualitas tinggi. Rol menggunakan pisau berbentuk bulan sabit yang dirancang khusus yang disebut chavettes untuk membentuk daun pengisi dan pembungkus dengan cepat dan akurat untuk mempertahankan kelembapan tembakau, terutama pembungkusnya.

Disadur dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Cerutu

Selengkapnya
Sejarah Munculnya Usaha Cerutu

Keuangan

BI Kaji Mata Uang Digital, Diprediksi Paling Cepat 3 Tahun Lagi

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja pada 27 Mei 2024


Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) sedang menggodok rencana untuk menerbitkan mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC). Seperti diketahui, BI sudah mulai melakukan pembahasan serta kajian sebelum implementasi. 

CBDC merupakan sebuah representasi digital dari uang yang menjadi simbol kedaulatan negara atau sovereign currency yang diterbitkan oleh bank sentral dan menjadi bagian dari kewajiban moneternya. 

Saat ini, bank sentral memiliki kewajiban moneter berupa uang kartal (uang kertas dan uang logam) dan rekening giro pihak ketiga.

Ekonom Bank BCA David Sumual memperkirakan kesiapan implementasi mata uang digital belum akan rampung dalam waktu dekat. Setidaknya, kata David, persiapan masih akan memakan waktu hingga 3 tahun ke depan. 

"Perkiraan saya sih mungkin belum [siap] kalaupun dilakukan dalam waktu yang dekat. Mungkin perlu waktu 3 tahun ke depan paling enggak karena perlu persiapan-persiapan," ujar David kepada Bisnis, Senin (29/3/2021). 

Menurut David, menerapkan mata uang digital harus memiliki persiapan matang dari sisi sektor finansial dan perbankan. Dia mengatakan kemungkinan besar BI masih berada di tahap riset. 

Maka itu, David memperkirakan Bank Indonesia baru akan siap secepatnya dalam waktu 3 tahun. Dia mengatakan mayoritas negara-negara lain juga masih berada di tahapan riset atau pilot project CBDC.

"Ada sekitar 85 negara yang sedang riset bahkan sampai pilot project seperti di China, di 4 kota ya," jelasnya. 

Adapun yang perlu diperhatikan, kata David, adalah sisi teknologi yang efisien dan kompatibel dengan sektor perbankan serta finansial, skalabilitas, dan efisiensi. 

Sebelumnya, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan Bank Sentral saat ini masih terus mengamati perkembangan penggunaan cryptocurrency di dunia dan nasional. Bahkan, selama beberapa tahun terakhir penyusunan regulasi dan desain khusus terkait CBDC semakin intens. 

"Kalau urgensinya belum ada, kami masih akan melihat dulu dari negara lain. Kami memang banyak bekerja sama dengan Bank sentral negara lain. Namun, urgensi penerbitannya belum sebesar itu," katanya, Minggu (22/3/2021).

Sumber: finansial.bisnis.com

Selengkapnya
BI Kaji Mata Uang Digital, Diprediksi Paling Cepat 3 Tahun Lagi
« First Previous page 116 of 773 Next Last »