Simulasi

Revolusi Perencanaan Keandalan Sistem Listrik dengan Machine Learning dan Simulasi Monte Carlo

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 15 Mei 2025


Konteks: Masalah Lama, Solusi Baru

Dalam dunia perencanaan operasi sistem tenaga listrik, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana membuat keputusan yang dapat menjamin keandalan sistem di hari berikutnya—day-ahead planning—di tengah ketidakpastian permintaan, cuaca, dan fluktuasi pembangkit terbarukan. Pendekatan klasik berbasis simulasi Monte Carlo memang andal, tetapi sangat lambat karena memerlukan ribuan iterasi pemodelan kompleks.

Penelitian ini menawarkan pendekatan revolusioner: menggandeng Machine Learning (ML) untuk membangun “proksi” sistem operator nyata, sehingga proses simulasi bisa dipercepat secara drastis tanpa mengorbankan akurasi.

Metodologi: Perpaduan Monte Carlo, Control Variates, dan ML

Studi ini menyatukan tiga elemen inti:

  1. Monte Carlo Simulation (MC): Digunakan untuk membuat skenario acak dari kondisi hari berikutnya.
  2. Machine Learning Proxy: Model prediksi berbasis supervised learning yang menggantikan perhitungan Security Constrained Optimal Power Flow (SCOPF).
  3. Control Variates: Teknik statistik untuk mengurangi variansi estimasi MC menggunakan prediksi ML sebagai pembanding.

Inovasi Kunci:

Alih-alih menjalankan SCOPF untuk ribuan skenario, peneliti hanya melakukan simulasi penuh pada sebagian skenario (misalnya 850 dari 2400), dan melatih model ML—dalam hal ini Neural Networks (NN) dan Extremely Randomized Trees (ET)—untuk memperkirakan output sisanya.

Studi Kasus: IEEE RTS-96 dan Simulasi Hari Depan

Sistem Uji

Penelitian menggunakan sistem benchmark IEEE RTS-96 tiga-area yang dimodifikasi dengan 19 pembangkit tenaga angin. Sistem ini memiliki permintaan puncak 3135 MW per area dan menjalankan simulasi untuk 1 Januari dengan resolusi waktu satu jam selama 24 jam.

Ketidakpastian yang Dimodelkan

  • Fluktuasi daya angin.
  • Error prediksi permintaan beban.
  • Korelasi spasial antara pembangkit dan beban.

Dengan pendekatan ini, skenario simulasi menjadi realistis dan mencerminkan kondisi aktual di lapangan.

Dua Pendekatan Pembelajaran Mesin

  1. Setting 1: Prediksi total biaya sistem langsung dari satu skenario.
  2. Setting 2: Prediksi biaya per jam, kemudian dijumlahkan—dan ini terbukti jauh lebih akurat.

Model Neural Network secara konsisten mengungguli ET, namun memerlukan tuning parameter lebih teliti.

Hasil dan Efektivitas

Estimasi Biaya Preventif (Total Preventive Control Cost)

  • Estimasi crude Monte Carlo dengan 2400 skenario menghasilkan error standar ~21.000 euro.
  • Dengan pendekatan control variates dan ML:
    • Error turun drastis jadi ~8.000 euro.
    • Untuk mencapai akurasi serupa dengan metode lama, dibutuhkan >10.000 skenario (setara 240.000 perhitungan SCOPF).
    • Pendekatan ML hanya butuh ~60.000 perhitungan—penghematan 4x lipat.

Dampak Real-Time:

Pendekatan ini juga berhasil memperkirakan biaya lainnya:

  • Load shedding preventif.
  • Curtailment pembangkit angin.
  • Kontrol korektif pasca kontingensi.

Setiap komponen menunjukkan pengurangan error hingga 50% jika dibandingkan dengan pendekatan MC klasik.

Nilai Tambah Praktis

Pendekatan ini sangat relevan untuk:

  • Operator sistem energi yang harus membuat keputusan cepat dan efisien.
  • Pengelola energi terbarukan yang menghadapi ketidakpastian pasokan.
  • Industri AI dan kelistrikan yang kini bergerak ke arah digital twin dan simulasi real-time.

Integrasi ML membuat perencanaan sistem menjadi prediktif alih-alih hanya reaktif, memberi alat baru untuk memitigasi risiko blackout dan optimalkan biaya operasional.

Kritik dan Batasan

Meski menjanjikan, pendekatan ini tetap memiliki beberapa keterbatasan:

  • Bergantung pada kualitas data simulasi awal. Jika data pelatihan tidak representatif, proxy ML bisa gagal.
  • Fokus hanya pada keandalan ekonomis, belum menyentuh aspek stabilitas dinamis atau emisi karbon.
  • Mengandalkan model proxy, sehingga hasil bisa bias jika tidak dikoreksi dengan baik.

Namun demikian, penulis juga menawarkan solusi jangka panjang: metode Stacked Monte Carlo—yang mengoptimalkan semua data pelatihan dan validasi dengan cara cross-fold—terbukti bisa lebih akurat dengan jumlah data lebih sedikit.

Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

Meskipun gagasan menggunakan ML dalam sistem kelistrikan bukan hal baru, penerapannya sebagai alat pembentuk control variates dalam simulasi keandalan masih sangat jarang. Kontribusi kunci dari paper ini:

  • Memberi pendekatan sistematis untuk membangun variabel pengendali berbasis ML.
  • Mencapai efisiensi perhitungan tanpa mengorbankan ketelitian.
  • Menunjukkan potensi super-root-n convergence pada estimasi probabilistik—yang belum umum di literatur kelistrikan.

Masa Depan dan Aplikasi Lebih Lanjut

Beberapa arah riset lanjutan yang disarankan oleh penulis, dan patut dijelajahi:

  • Estimasi probabilitas kejadian ekstrem (misalnya gangguan besar).
  • Peringkat skenario perencanaan berdasarkan risiko dan biaya.
  • Estimasi gradien terhadap keputusan perencanaan untuk optimasi langsung.

Hal ini membuka jalan bagi pendekatan end-to-end automated planning berbasis AI, yang bisa mendesain dan mengatur sistem tenaga secara proaktif.

Kesimpulan

Studi ini menawarkan fondasi kuat dalam menggabungkan pembelajaran mesin dengan penilaian keandalan sistem tenaga secara probabilistik. Lebih dari sekadar efisiensi komputasi, pendekatan ini memperkaya cara kita memahami dan mengelola risiko dalam sistem kelistrikan modern.

Dalam era energi terbarukan dan kompleksitas operasional yang meningkat, pendekatan seperti ini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.

Sumber

Duchesne, L., Karangelos, E., & Wehenkel, L. (2018). Using Machine Learning to Enable Probabilistic Reliability Assessment in Operation Planning. PSCC 2018. https://pscc-central.epfl.ch/reports/2018/Duchesne_PSCC2018.pdf

Selengkapnya
Revolusi Perencanaan Keandalan Sistem Listrik dengan Machine Learning dan Simulasi Monte Carlo
page 1 of 1