Perhitungan Biaya Siklus Hidup Berbasis Keandalan Item Menggunakan Simulasi Monte Carlo

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti

28 Mei 2025, 12.12

pexels.com

Pendahuluan

Sektor energi terbarukan, khususnya energi angin lepas pantai, merupakan pilar penting dalam transisi global menuju masa depan yang lebih hijau. Namun, di balik potensi besar untuk menghasilkan energi bersih, proyek-proyek ini dihadapkan pada tantangan unik yang signifikan: lingkungan laut yang keras, biaya instalasi dan pemeliharaan yang tinggi, serta kompleksitas operasional yang luar biasa. Oleh karena itu, mengelola aset-aset ini secara efektif untuk memastikan keandalan jangka panjang sambil menekan biaya merupakan prioritas utama bagi pengembang dan operator.

Makalah ilmiah yang berjudul "Item-based Reliability-centred Life-Cycle Costing using Monte Carlo Simulation" ini menawarkan sebuah kerangka kerja yang inovatif untuk mengatasi tantangan tersebut. Para peneliti secara cermat menguraikan metodologi yang mengintegrasikan analisis keandalan berbasis komponen dengan model biaya siklus hidup (Life-Cycle Costing – LCC) menggunakan simulasi Monte Carlo. Ini bukan sekadar perhitungan biaya, melainkan sebuah pendekatan holistik yang memungkinkan pengambilan keputusan investasi yang lebih cerdas dan berbasis risiko, terutama untuk sistem energi terbarukan lepas pantai yang memiliki karakteristik operasional yang kompleks dan biaya kapital yang tinggi.

Megahnya Energi Angin Lepas Pantai: Potensi dan Tantangan

Sebelum kita menyelami detail metodologi, penting untuk memahami skala dan kompleksitas proyek energi angin lepas pantai. Turbin angin lepas pantai adalah struktur raksasa yang ditempatkan di laut, mampu menghasilkan energi dalam skala besar. Menurut Global Wind Energy Council (GWEC), kapasitas angin lepas pantai global tumbuh sebesar 13,8% pada tahun 2023, mencapai 75 GW. Proyeksi menunjukkan pertumbuhan yang eksponensial di dekade mendatang, dengan banyak negara berinvestasi besar-besaran di sektor ini.

Namun, potensi ini datang dengan serangkaian tantangan yang signifikan:

  • Biaya Kapital yang Masif: Pembangunan ladang angin lepas pantai memerlukan investasi awal yang sangat besar, mencakup fondasi, turbin, kabel bawah laut, dan infrastruktur grid. Biaya per MW untuk angin lepas pantai bisa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga angin di darat atau bahkan beberapa bentuk pembangkit listrik konvensional.
  • Lingkungan Operasional yang Ekstrem: Turbin angin lepas pantai terpapar pada kondisi cuaca laut yang keras, termasuk badai, ombak tinggi, dan korosi air asin. Faktor-faktor ini mempercepat degradasi komponen dan meningkatkan risiko kegagalan.
  • Aksesibilitas dan Logistik: Operasi dan pemeliharaan (O&M) di laut lepas sangat menantang dan mahal. Akses ke turbin seringkali dibatasi oleh kondisi cuaca, dan perbaikan memerlukan kapal khusus serta kru yang sangat terampil. Biaya vessel day rate untuk kapal O&M dapat mencapai puluhan ribu dolar per hari.
  • Ketidakpastian yang Tinggi: Keandalan komponen turbin angin di lingkungan lepas pantai dapat sangat bervariasi. Ketidakpastian dalam waktu kegagalan, durasi perbaikan, dan biaya komponen menambah kompleksitas dalam perencanaan LCC.

Mengingat tantangan ini, sangat jelas bahwa keputusan investasi dan strategi O&M tidak bisa lagi didasarkan pada perkiraan sederhana. Diperlukan model yang canggih untuk mengintegrasikan keandalan komponen dan biaya siklus hidup secara probabilistik. Inilah celah yang coba diisi oleh makalah ini.

Biaya Siklus Hidup (LCC) dan Keandalan: Sebuah Hubungan Simbiosis

Makalah ini menyoroti hubungan integral antara keandalan dan biaya siklus hidup. Secara tradisional, LCC sering kali hanya berfokus pada biaya pembelian awal, operasional, dan pembuangan, dengan asumsi keandalan yang deterministik. Namun, dalam sistem yang kompleks seperti turbin angin lepas pantai, kegagalan komponen memiliki dampak biaya yang besar, tidak hanya dalam bentuk biaya perbaikan langsung tetapi juga dalam bentuk kehilangan pendapatan akibat downtime (energi yang tidak dihasilkan).

  • LCC Inklusif: LCC, dalam konteks makalah ini, didefinisikan sebagai total biaya kepemilikan aset sepanjang masa pakainya. Ini mencakup biaya kapital awal (CAPEX), biaya operasional dan pemeliharaan (OPEX), serta biaya dekomisioning. Namun, elemen kunci yang ditekankan adalah bagaimana ketidakandalan dan kegagalan komponen secara langsung memengaruhi OPEX melalui biaya perbaikan, biaya logistik O&M, dan yang paling penting, biaya kehilangan produksi energi (Lost Production Cost - LPC).
  • Keandalan Berbasis Komponen: Untuk mengintegrasikan keandalan secara efektif, para peneliti menggunakan model keandalan berbasis komponen. Ini berarti menganalisis tingkat kegagalan dan durasi perbaikan untuk setiap bagian kritis turbin angin, seperti bilah, gearbox, generator, dan subsistem listrik. Data keandalan ini seringkali dimodelkan menggunakan distribusi probabilitas seperti Weibull, yang mampu menangkap karakteristik kegagalan komponen yang berubah seiring waktu.

Dengan menggabungkan kedua perspektif ini, makalah ini bertujuan untuk menciptakan model LCC yang lebih realistis dan prediktif, yang mampu mencerminkan dampak finansial sebenarnya dari kinerja keandalan aset.

Simulasi Monte Carlo: Memodelkan Ketidakpastian

Untuk mengatasi ketidakpastian inheren dalam keandalan komponen dan biaya operasional, makalah ini secara krusial memanfaatkan Simulasi Monte Carlo (MC). Mengapa Monte Carlo menjadi pilihan yang tepat?

Simulasi Monte Carlo adalah teknik komputasi yang menggunakan pengambilan sampel acak berulang untuk memperoleh hasil numerik. Dalam konteks ini, MC digunakan untuk mensimulasikan ribuan atau jutaan skenario yang berbeda sepanjang masa pakai aset turbin angin lepas pantai. Untuk setiap skenario, parameter keandalan (misalnya, kapan sebuah komponen akan gagal, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaikinya) diambil secara acak dari distribusi probabilitas yang relevan.

Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut:

  1. Generasi Status Komponen: Untuk setiap iterasi simulasi, keadaan operasional (bekerja atau gagal) setiap komponen utama turbin angin dihasilkan secara acak, berdasarkan fungsi keandalan dan tingkat kegagalan yang telah ditentukan (misalnya, mengikuti distribusi Weibull).
  2. Penentuan Kebutuhan O&M: Jika suatu komponen gagal, simulasi akan menentukan jenis dan biaya perbaikan yang diperlukan, termasuk biaya suku cadang, biaya tenaga kerja, dan biaya logistik (misalnya, biaya kapal O&M).
  3. Perhitungan Downtime dan Kehilangan Produksi: Durasi perbaikan akan dihitung, dan selama waktu downtime ini, turbin tidak menghasilkan energi. Ini dihitung sebagai kehilangan produksi energi yang kemudian dikonversi menjadi biaya kehilangan pendapatan (LPC).
  4. Agregasi Biaya: Semua biaya (CAPEX, OPEX, LPC) diagregasikan sepanjang umur aset untuk satu iterasi.
  5. Iterasi Berulang: Proses ini diulang ribuan atau jutaan kali. Dengan jumlah iterasi yang cukup, hasil agregat akan membentuk distribusi probabilitas dari total biaya siklus hidup, memungkinkan para pengambil keputusan untuk memahami tidak hanya biaya rata-rata, tetapi juga rentang potensi biaya dan risiko finansial.

Penggunaan Monte Carlo memungkinkan para peneliti untuk menangkap interaksi kompleks antara berbagai variabel dan menyajikan hasil LCC sebagai distribusi probabilitas, bukan hanya satu angka deterministik. Ini memberikan wawasan yang jauh lebih berharga tentang risiko finansial yang terkait dengan proyek.

Studi Kasus: Turbin Angin Lepas Pantai 10 MW

Makalah ini memvalidasi metodologi yang diusulkan melalui studi kasus terperinci pada turbin angin lepas pantai referensi berkapasitas 10 MW. Ini adalah ukuran yang realistis dan representatif untuk turbin angin lepas pantai modern. Studi kasus ini menyoroti beberapa aspek kunci:

  • Identifikasi Komponen Kritis: Turbin angin dipecah menjadi subsistem utama seperti rotor blade, main shaft, gearbox, generator, power conversion, dan sub-sea cable. Untuk setiap subsistem ini, parameter keandalan (tingkat kegagalan, durasi perbaikan) didefinisikan.
  • Pemodelan Biaya: Berbagai komponen biaya LCC, termasuk biaya kapital awal, biaya O&M langsung (misalnya, biaya perbaikan, biaya kapal), dan biaya kehilangan produksi, dimodelkan secara terpisah.
  • Analisis Sensitivitas (Implisit): Meskipun tidak secara eksplisit disebut sebagai analisis sensitivitas, model Monte Carlo secara inheren memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi komponen atau parameter mana yang paling berkontribusi terhadap total biaya atau downtime. Misalnya, jika kegagalan gearbox memiliki frekuensi tinggi dan durasi perbaikan yang sangat lama, simulasi akan secara jelas menunjukkan dampak dominannya pada LCC.

Meskipun makalah ini tidak secara spesifik memaparkan angka-angka hasil simulasi secara rinci dalam abstrak, temuan umumnya mengindikasikan bahwa metodologi ini berhasil memberikan estimasi LCC berbasis risiko yang komprehensif, dengan memperhitungkan secara eksplisit ketidakpastian dalam keandalan komponen. Ini memungkinkan perbandingan strategi pemeliharaan yang berbeda dan keputusan desain yang lebih optimal.

Bayangkan sebuah skenario di mana dua desain turbin angin memiliki biaya kapital awal yang serupa. Tanpa model seperti ini, mungkin sulit untuk memilih yang terbaik. Namun, jika simulasi LCC berbasis keandalan menunjukkan bahwa Desain A memiliki risiko kegagalan gearbox yang lebih tinggi, yang akan menyebabkan biaya O&M yang jauh lebih tinggi dan kehilangan pendapatan yang signifikan selama umur proyek, maka Desain B, meskipun sedikit lebih mahal di awal, bisa menjadi pilihan yang lebih menguntungkan dalam jangka panjang.

Analisis Mendalam dan Nilai Tambah: Mengukir Masa Depan Energi

Makalah ini tidak hanya sekadar menyajikan model, tetapi juga memberikan wawasan yang mendalam dan relevansi praktis yang luas bagi industri energi terbarukan:

Paradigma Pengambilan Keputusan Berbasis Risiko: Ini adalah pergeseran dari pendekatan LCC tradisional yang seringkali terlalu deterministik. Dengan menyajikan biaya sebagai distribusi probabilitas, pengambil keputusan (investor, insinyur, manajer proyek) dapat memahami rentang potensi biaya, probabilitas terjadinya skenario terburuk, dan tingkat risiko yang terkait dengan proyek. Ini sangat krusial dalam lingkungan investasi yang berisiko tinggi seperti energi angin lepas pantai.

Optimasi Desain dan Pemilihan Komponen: Metodologi ini dapat digunakan pada tahap desain awal proyek untuk membandingkan berbagai konfigurasi turbin, pemasok komponen, atau teknologi pemeliharaan. Dengan mensimulasikan dampak keandalan setiap pilihan pada LCC, pengembang dapat membuat keputusan yang lebih informasi untuk mengoptimalkan kinerja jangka panjang dan mengurangi risiko finansial. Misalnya, apakah investasi pada komponen yang lebih mahal namun jauh lebih andal akan menghasilkan penghematan biaya secara keseluruhan? Model ini dapat memberikan jawabannya.

Strategi Operasi dan Pemeliharaan (O&M) yang Lebih Cerdas: Model ini adalah alat yang ampuh untuk mengevaluasi strategi O&M yang berbeda. Apakah lebih baik melakukan pemeliharaan preventif yang agresif atau mengadopsi pendekatan run-to-failure untuk komponen tertentu? Bagaimana dampak dari kebijakan suku cadang yang berbeda (misalnya, memiliki stok suku cadang di lokasi vs. pemesanan on-demand) pada LCC? Model ini dapat memandu optimalisasi strategi O&M untuk meminimalkan downtime dan biaya.

Relevansi dalam Konteks "Cost of Energy" (CoE): Tujuan akhir dari semua upaya ini adalah mengurangi Levelized Cost of Energy (LCOE) atau Cost of Energy (CoE) dari energi terbarukan. Dengan meminimalkan LCC secara keseluruhan, termasuk dampak biaya dari ketidakandalan, metodologi ini secara langsung berkontribusi pada pencapaian target CoE yang lebih rendah, membuat energi terbarukan lebih kompetitif dengan sumber energi tradisional.

Keterkaitan dengan Industri 4.0 dan Prediktif Analytics: Data keandalan yang digunakan dalam model ini dapat diperkaya oleh data sensor real-time dari turbin yang beroperasi (operational data). Mengintegrasikan predictive analytics dan machine learning dengan model ini dapat menghasilkan perkiraan keandalan komponen yang lebih akurat dan memungkinkan O&M berbasis kondisi yang lebih responsif, mengurangi biaya dan meningkatkan uptime.

Tantangan dan Arah Penelitian Masa Depan: Meskipun model ini sangat berharga, ada beberapa area untuk pengembangan lebih lanjut. Pertama, akurasi model sangat bergantung pada kualitas dan ketersediaan data keandalan komponen yang akurat. Mengumpulkan data ini dari operasi turbin angin lepas pantai bisa jadi menantang. Kedua, makalah ini berfokus pada turbin tunggal; memperluas model ini untuk mencakup interaksi dan dependensi di seluruh ladang angin (misalnya, dampak kegagalan transformator atau kabel yang memengaruhi beberapa turbin) akan meningkatkan kompleksitas tetapi juga nilai tambah. Ketiga, memasukkan faktor-faktor eksternal seperti fluktuasi harga energi, kebijakan subsidi, dan perubahan regulasi juga dapat memperkaya model LCC.

Kesimpulan: Membangun Fondasi untuk Energi Bersih yang Lebih Kuat

Makalah oleh J. Reifferscheidt dan rekan-rekannya ini merupakan kontribusi yang signifikan dalam memajukan metodologi penilaian investasi di sektor energi terbarukan lepas pantai. Dengan menggabungkan secara cerdas analisis keandalan berbasis komponen dan model biaya siklus hidup menggunakan simulasi Monte Carlo, mereka telah menciptakan alat yang ampuh untuk pengambilan keputusan yang lebih informasi dan berbasis risiko.

Kemampuan untuk memodelkan ketidakpastian dan menyajikan hasil LCC sebagai distribusi probabilitas adalah sebuah lompatan maju dari pendekatan deterministik. Ini memungkinkan investor dan operator untuk tidak hanya melihat biaya rata-rata, tetapi juga memahami rentang risiko finansial yang terkait dengan proyek-proyek energi angin lepas pantai yang sangat mahal dan kompleks. Pada akhirnya, penelitian ini membantu membuka jalan bagi pengembangan yang lebih efisien dan tangguh dari infrastruktur energi bersih yang sangat kita butuhkan untuk masa depan berkelanjutan.

Sumber Artikel:

Reifferscheidt, J., Lio, H., Scheu, M., Welte, T., Sperstad, I. B., & Kolios, A. (2021). Item-based Reliability-centred Life-Cycle Costing using Monte Carlo Simulation. Journal of Physics: Conference Series, 2018(1), 012034. DOI: 10.1088/1742-6596/2018/1/012034