Seni Rupa
Dipublikasikan oleh Azka M Irfan pada 29 September 2024
Abstrak Ekspresionisme di Amerika Serikat muncul sebagai gerakan seni yang berbeda segera setelah Perang Dunia II dan mendapatkan penerimaan arus utama pada tahun 1950-an, sebuah pergeseran dari realisme sosial Amerika pada tahun 1930-an yang dipengaruhi oleh Depresi Besar dan muralis Meksiko. Istilah ini pertama kali diterapkan pada seni Amerika pada tahun 1946 oleh kritikus seni Robert Coates. Tokoh-tokoh kunci dalam New York School, yang merupakan pusat dari gerakan ini, termasuk seniman-seniman seperti Arshile Gorky, Jackson Pollock, Franz Kline, Mark Rothko, Norman Lewis, Willem de Kooning, Adolph Gottlieb, Clyfford Still, Robert Motherwell, dan Theodoros Stamos.
Gerakan ini tidak terbatas pada lukisan, namun juga mencakup kolase dan pematung yang berpengaruh, seperti David Smith, Louise Nevelson, dan lainnya. Ekspresionisme Abstrak terutama dipengaruhi oleh metode penciptaan spontan dan bawah sadar seniman Surealis seperti André Masson dan Max Ernst. Seniman yang terkait dengan gerakan ini menggabungkan intensitas emosional Ekspresionisme Jerman dengan kosakata visual radikal dari aliran avant-garde Eropa seperti Futurisme, Bauhaus, dan Kubisme Sintetis.
Ekspresionisme Abstrak dipandang sebagai pemberontakan dan idiosinkratik, mencakup berbagai gaya artistik, dan merupakan gerakan khusus Amerika pertama yang meraih pengaruh internasional dan menempatkan New York City sebagai pusat dunia seni Barat, peran yang sebelumnya diisi oleh Paris. Kritikus seni kontemporer memainkan peran penting dalam perkembangannya. Kritikus seperti Clement Greenberg dan Harold Rosenberg mempromosikan karya seniman yang terkait dengan Ekspresionisme Abstrak, khususnya Jackson Pollock, melalui tulisan-tulisan mereka. Konsep Rosenberg tentang kanvas sebagai "arena untuk beraksi" sangat penting dalam mendefinisikan pendekatan pelukis aksi.
Kekuasaan budaya Ekspresionisme Abstrak di Amerika Serikat telah berkurang pada awal tahun 1960-an, sementara penolakan terhadap penekanan Ekspresionisme Abstrak pada individualisme mengarah pada pengembangan gerakan seperti Pop art dan Minimalisme. Sepanjang paruh kedua abad ke-20, pengaruh AbEx dapat dilihat pada berbagai gerakan di AS dan Eropa, termasuk Tachisme dan Neo-ekspresionisme, antara lain. Istilah "ekspresionisme abstrak" diyakini pertama kali digunakan di Jerman pada tahun 1919 di majalah Der Sturm yang mengacu pada Ekspresionisme Jerman. Alfred Barr menggunakan istilah ini pada tahun 1929 untuk mendeskripsikan karya-karya Wassily Kandinsky.
Style (Gaya)
Secara teknis, pendahulu yang penting adalah surealisme, dengan penekanannya pada penciptaan spontan, otomatis, atau di bawah sadar. Teknik Jackson Pollock yang meneteskan cat pada kanvas yang diletakkan di lantai adalah teknik yang berakar pada karya André Masson, Max Ernst, dan David Alfaro Siqueiros. Penelitian yang lebih baru cenderung menempatkan seniman surealis pengasingan Wolfgang Paalen pada posisi seniman dan ahli teori yang mengembangkan teori ruang kemungkinan yang bergantung pada pemirsa melalui lukisan dan majalah DYN. Paalen mempertimbangkan gagasan mekanika kuantum, serta interpretasi idiosinkratik dari visi totem dan struktur spasial lukisan penduduk asli Indian dari British Columbia dan mempersiapkan landasan bagi visi spasial baru dari abstrak muda Amerika.
Esainya yang panjang, Totem Art (1943), memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap seniman seperti Martha Graham, Isamu Noguchi, Pollock, Mark Rothko, dan Barnett Newman. Sekitar tahun 1944, Barnett Newman mencoba menjelaskan gerakan seni terbaru di Amerika dan menyertakan daftar "tokoh-tokoh dalam gerakan baru". Paalen disebutkan dua kali; seniman lain yang disebutkan adalah Gottlieb, Rothko, Pollock, Hofmann, Baziotes, Gorky, dan lainnya. Robert Motherwell disebutkan dengan tanda tanya. Manifestasi awal penting lainnya dari apa yang kemudian disebut sebagai ekspresionisme abstrak adalah karya seniman Barat Laut Amerika, Mark Tobey, terutama kanvas "tulisan putih" miliknya, yang, meskipun secara umum tidak berskala besar, mengantisipasi tampilan "serba ada" pada lukisan tetesan Pollock.
Nama gerakan ini diambil dari kombinasi intensitas emosional dan penyangkalan diri para Ekspresionis Jerman dengan estetika anti-figuratif aliran abstrak Eropa seperti Futurisme, Bauhaus, dan Kubisme Sintetis. Selain itu, aliran ini memiliki citra pemberontakan, anarkis, sangat idiosinkratik, dan menurut beberapa orang, nihilistik. Dalam praktiknya, istilah ini diterapkan pada sejumlah seniman yang bekerja (sebagian besar) di New York yang memiliki gaya yang sangat berbeda, dan bahkan pada karya yang tidak terlalu abstrak atau ekspresionis.
Ekspresionis abstrak asal California, Jay Meuser, yang biasanya melukis dengan gaya non-obyektif, menulis tentang lukisannya yang berjudul Mare Nostrum, "Jauh lebih baik untuk menangkap semangat kemuliaan laut daripada melukis semua riak kecilnya." "Lukisan aksi" Pollock yang energik, dengan kesan "sibuk", berbeda, baik secara teknis maupun estetika, dengan seri Women yang penuh kekerasan dan keanehan pada lukisan figuratif Willem de Kooning, serta lukisan-lukisan persegi panjang berwarna pada lukisan Color Field dari Rothko (yang biasanya tidak disebut ekspresionisme, dan yang disangkal oleh Rothko sebagai lukisan abstrak). Namun keempat seniman tersebut diklasifikasikan sebagai ekspresionis abstrak.
Ekspresionisme abstrak memiliki banyak kemiripan gaya dengan seniman Rusia pada awal abad ke-20 seperti Wassily Kandinsky. Meskipun benar bahwa spontanitas atau kesan spontanitas mencirikan banyak karya ekspresionis abstrak, sebagian besar lukisan ini melibatkan perencanaan yang matang, terutama karena ukurannya yang besar menuntutnya. Dengan seniman seperti Paul Klee, Kandinsky, Emma Kunz, dan kemudian Rothko, Newman, dan Agnes Martin, seni abstrak secara jelas menyiratkan ekspresi gagasan mengenai spiritual, ketidaksadaran, dan pikiran.
Mengapa gaya ini diterima secara luas pada tahun 1950-an masih menjadi perdebatan. Realisme sosial Amerika telah menjadi arus utama pada tahun 1930-an. Gaya ini tidak hanya dipengaruhi oleh Depresi Besar, namun juga oleh para pelukis mural Meksiko seperti David Alfaro Siqueiros dan Diego Rivera. Iklim politik setelah Perang Dunia II tidak dapat mentolerir protes sosial para pelukis ini. Ekspresionisme abstrak muncul selama perang dan mulai dipamerkan pada awal tahun empat puluhan di galeri-galeri di New York seperti The Art of This Century Gallery. Era McCarthy pasca perang merupakan masa sensor artistik di Amerika Serikat, namun jika subjeknya benar-benar abstrak maka akan dianggap apolitis, dan karena itu aman. Atau jika seni tersebut bersifat politis, pesannya sebagian besar ditujukan untuk orang dalam.
Meskipun gerakan ini terkait erat dengan seni lukis, kolagis Anne Ryan dan beberapa pematung tertentu juga merupakan bagian dari ekspresionisme abstrak. David Smith, dan istrinya Dorothy Dehner, Herbert Ferber, Isamu Noguchi, Ibram Lassaw, Theodore Roszak, Phillip Pavia, Mary Callery, Richard Stankiewicz, Louise Bourgeois, dan Louise Nevelson adalah beberapa pematung yang dianggap sebagai anggota penting dalam gerakan ini. Selain itu, seniman David Hare, John Chamberlain, James Rosati, Mark di Suvero, dan pematung Richard Lippold, Raoul Hague, George Rickey, Reuben Nakian, dan bahkan Tony Smith, Seymour Lipton, Joseph Cornell, dan beberapa pematung lainnya adalah bagian integral dari gerakan ekspresionisme abstrak.
Banyak pematung yang terdaftar berpartisipasi dalam Ninth Street Show, sebuah pameran terkenal yang dikuratori oleh Leo Castelli di East Ninth Street di New York City pada tahun 1951. Selain pelukis dan pematung pada masa itu, aliran ekspresionisme abstrak New York juga menghasilkan sejumlah penyair yang mendukung, termasuk Frank O'Hara dan fotografer seperti Aaron Siskind dan Fred McDarrah (yang bukunya berjudul The Artist's World in Pictures mendokumentasikan aliran New York pada tahun 1950-an), dan pembuat film-terutama Robert Frank-juga. Meskipun aliran ekspresionisme abstrak menyebar dengan cepat ke seluruh Amerika Serikat, namun pusat dari gaya ini adalah Kota New York dan daerah Teluk San Francisco di California.
Kritikus Seni Rupa Era Pasca-Perang Dunia II
Pada tahun 1940-an, tidak hanya terdapat beberapa galeri (The Art of This Century, Pierre Matisse Gallery, Julien Levy Gallery, dan beberapa galeri lainnya), namun juga terdapat beberapa kritikus yang bersedia mengikuti karya-karya New York Vanguard. Ada juga beberapa seniman dengan latar belakang sastra, di antaranya Robert Motherwell dan Barnett Newman, yang berfungsi sebagai kritikus juga.
Meskipun avant-garde New York masih relatif tidak dikenal pada akhir tahun 1940-an, sebagian besar seniman yang telah menjadi nama-nama terkenal saat ini memiliki kritikus pelindung yang mapan: Clement Greenberg mendukung Jackson Pollock dan pelukis bidang warna seperti Clyfford Still, Mark Rothko, Barnett Newman, Adolph Gottlieb, dan Hans Hofmann; Harold Rosenberg tampaknya lebih menyukai pelukis aksi seperti Willem de Kooning dan Franz Kline, serta lukisan-lukisan maniak Arshile Gorky; Thomas B. Hess, redaktur pelaksana ARTnews, menjagokan Willem de Kooning.
Ekspresionisme Abstrak dan Perang Dingin
Sejak pertengahan 1970-an, ada yang berpendapat bahwa gaya ini menarik perhatian CIA, pada awal 1950-an, yang melihatnya sebagai representasi AS sebagai surga pemikiran bebas dan pasar bebas, serta tantangan terhadap gaya realis sosialis yang lazim di negara-negara komunis dan dominasi pasar seni Eropa. Buku karya Frances Stonor Saunders, The Cultural Cold War-The CIA and the World of Arts and Letters, (diterbitkan di Inggris dengan judul Who Paid the Piper?: CIA and the Cultural Cold War) merinci bagaimana CIA membiayai dan mengorganisir promosi para ekspresionis abstrak Amerika sebagai bagian dari imperialisme budaya melalui Kongres Kebebasan Budaya dari tahun 1950 hingga 1967.
Khususnya seri Robert Motherwell, Elegy to the Spanish Republic, yang membahas beberapa masalah politik tersebut. Tom Braden, kepala pendiri Divisi Organisasi Internasional (IOD) CIA dan mantan sekretaris eksekutif Museum of Modern Art mengatakan dalam sebuah wawancara, "Menurut saya, divisi ini merupakan divisi terpenting yang dimiliki CIA, dan menurut saya, divisi ini memainkan peran yang sangat besar dalam Perang Dingin."
Melawan tradisi revisionis ini, sebuah esai yang ditulis oleh Michael Kimmelman, kepala kritikus seni The New York Times, berjudul Revisiting the Revisionists: The Modern, Its Critics and the Cold War, menegaskan bahwa banyak informasi mengenai apa yang terjadi di kancah seni Amerika pada tahun 1940-an dan 50-an, serta interpretasi kaum revisionis tentang hal tersebut, adalah salah atau tidak sesuai dengan kenyataan. Buku-buku lain tentang subjek ini termasuk Art in the Cold War, karya Christine Lindey, yang juga menggambarkan seni Uni Soviet pada masa yang sama, dan Pollock and After, diedit oleh Francis Frascina, yang mencetak ulang artikel Kimmelman.
Konsekuensi
Pelukis Kanada Jean-Paul Riopelle (1923-2002), anggota kelompok yang terinspirasi oleh surealis yang berbasis di Montreal, Les Automatistes, membantu memperkenalkan gaya impresionisme abstrak yang terkait dengan dunia seni Paris sejak 1949. Buku terobosan Michel Tapié, Un Art Autre (1952), juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Tapié juga seorang kurator dan penyelenggara pameran yang mempromosikan karya-karya Pollock dan Hans Hofmann di Eropa. Pada tahun 1960-an, efek awal gerakan ini telah berasimilasi, namun metode dan pendukungnya tetap sangat berpengaruh dalam seni, dan sangat memengaruhi karya banyak seniman yang mengikutinya.
Ekspresionisme abstrak mendahului Tachisme, Lukisan Bidang Warna, Abstraksi Liris, Fluxus, Pop Art, Minimalisme, Postminimalisme, Neo-ekspresionisme, dan gerakan lainnya pada tahun enam puluhan dan tujuh puluhan dan mempengaruhi semua gerakan yang kemudian berkembang. Gerakan yang merupakan respons langsung terhadap, dan pemberontakan terhadap ekspresionisme abstrak dimulai dengan lukisan Hard-edge (Frank Stella, Robert Indiana, dan lainnya) dan seniman Pop, terutama Andy Warhol, Claes Oldenburg, dan Roy Lichtenstein yang menjadi terkenal di Amerika Serikat, didampingi oleh Richard Hamilton di Inggris. Robert Rauschenberg dan Jasper Johns di AS membentuk jembatan antara ekspresionisme abstrak dan seni Pop. Minimalisme dicontohkan oleh seniman seperti Donald Judd, Robert Mangold dan Agnes Martin.
Contoh Patung Utama
Richard Stankiewicz, Detail Gambar; 1956; baja, besi, dan beton; dalam koleksi Museum dan Taman Patung Hirshhorn
Alexander Calder, Red Mobile, 1956, Lembaran logam dan batang logam yang dicat, Museum Seni Rupa Montreal
John Chamberlain, S, 1959, Museum dan Taman Patung Hirshhorn, Washington, DC.
Isamu Noguchi, The Cry, 1959, Taman Patung Museum Kröller-Müller, Otterlo, Belanda
Disadur dari: en.wikipedia.org
Seni Rupa
Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 10 Mei 2024
Seni visual adalah bentuk-bentuk seni seperti lukisan, gambar, seni grafis, patung, keramik, fotografi, video, pembuatan film, komik, desain, kerajinan tangan, dan arsitektur. Banyak disiplin seni, seperti seni pertunjukan, seni konseptual, dan seni tekstil, juga melibatkan aspek seni visual dan juga seni jenis lainnya. Yang juga termasuk dalam seni visual adalah seni terapan, seperti desain industri, desain grafis, desain fashion, desain interior, dan seni dekoratif. Penggunaan istilah "seni visual" saat ini mencakup seni rupa serta seni terapan atau seni dekoratif dan kerajinan, tetapi tidak selalu demikian. Sebelum Gerakan Seni dan Kerajinan di Inggris dan di tempat lain pada pergantian abad ke-20, istilah 'seniman' selama beberapa abad sering kali terbatas pada orang yang bekerja di bidang seni rupa (seperti lukisan, pahatan, atau seni grafis) dan bukan seni dekoratif, kerajinan, atau media seni visual terapan. Perbedaan ini ditekankan oleh para seniman Gerakan Seni dan Kerajinan, yang menghargai bentuk-bentuk seni vernakular seperti halnya bentuk-bentuk seni tinggi. Sekolah-sekolah seni membuat perbedaan antara seni rupa dan kriya, dengan menyatakan bahwa seorang pengrajin tidak dapat dianggap sebagai praktisi seni.
Kecenderungan yang meningkat untuk mengistimewakan seni lukis, dan pada tingkat yang lebih rendah seni pahat, di atas seni lainnya telah menjadi ciri khas seni Barat dan juga seni Asia Timur. Di kedua wilayah tersebut, seni lukis dipandang sebagai seni yang sangat bergantung pada imajinasi seniman dan yang paling jauh dari kerja manual - dalam seni lukis Tiongkok, gaya yang paling dihargai adalah gaya "seni lukis cendekiawan", setidaknya dalam teori yang dipraktekkan oleh para seniman amatir. Hirarki genre di Barat mencerminkan sikap yang sama.
Pendidikan dan Pelatihan
Pelatihan dalam seni visual umumnya melalui variasi sistem magang dan lokakarya. Di Eropa, gerakan Renaisans untuk meningkatkan prestise seniman mengarah pada sistem akademi untuk melatih para seniman, dan saat ini sebagian besar orang yang mengejar karier di bidang seni belajar di sekolah seni di tingkat perguruan tinggi. Seni visual kini telah menjadi mata pelajaran pilihan di sebagian besar sistem pendidikan. Di Asia Timur, pendidikan seni untuk seniman nonprofesional biasanya berfokus pada kuas; kaligrafi termasuk di antara Enam Seni untuk para bangsawan pada dinasti Zhou di Tiongkok, dan kaligrafi serta lukisan Tiongkok termasuk di antara empat seni untuk para cendekiawan-pejabat di kekaisaran Tiongkok.
Negara terdepan dalam perkembangan seni di Amerika Latin, pada tahun 1875 mendirikan Perhimpunan Nasional Rangsangan Seni, yang didirikan oleh pelukis Eduardo Schiaffino, Eduardo Sívori, dan seniman lainnya. Persekutuan mereka diubah namanya menjadi Akademi Seni Rupa Nasional pada tahun 1905 dan, pada tahun 1923, atas prakarsa pelukis dan akademisi Ernesto de la Cárcova, menjadi sebuah departemen di Universitas Buenos Aires, Sekolah Seni Unggul Bangsa. Saat ini, organisasi pendidikan terkemuka untuk seni di negara ini adalah UNA Universidad Nacional de las Artes.
Nefertari dengan Isis
Menggambar
Menggambar adalah cara untuk membuat gambar, ilustrasi atau grafik dengan menggunakan berbagai macam alat dan teknik yang tersedia secara online dan offline. Umumnya, menggambar melibatkan pembuatan tanda pada permukaan dengan memberikan tekanan dari sebuah alat, atau menggerakkan alat di atas permukaan menggunakan media kering seperti pensil grafit, pena dan tinta, kuas bertinta, pensil warna lilin, krayon, arang, pastel, dan spidol. Alat-alat digital, termasuk pena, stylus, yang mensimulasikan efek-efek ini juga digunakan. Teknik utama yang digunakan dalam menggambar adalah: menggambar garis, arsir, crosshatching, arsir acak, arsir, coretan, stippling, dan pencampuran. Seorang seniman yang mahir dalam menggambar disebut sebagai juru gambar atau juru gambar. Menggambar dan melukis sudah ada sejak puluhan ribu tahun yang lalu. Seni Paleolitik Atas mencakup seni figuratif yang dimulai antara sekitar 40.000 hingga 35.000 tahun yang lalu. Lukisan gua non-figuratif yang terdiri dari stensil tangan dan bentuk geometris sederhana bahkan lebih tua lagi. Representasi gua Paleolitik dari hewan ditemukan di daerah-daerah seperti Lascaux, Prancis dan Altamira, Spanyol di Eropa, Maros, Sulawesi di Asia, dan Gabarnmung, Australia.
Di Mesir kuno, gambar tinta pada papirus, yang sering kali menggambarkan manusia, digunakan sebagai model untuk lukisan atau patung. Gambar pada vas Yunani, yang awalnya berbentuk geometris, kemudian berkembang menjadi bentuk manusia dengan tembikar berwarna hitam selama abad ke-7 SM. Dengan kertas menjadi hal yang umum di Eropa pada abad ke-15, menggambar diadopsi oleh para ahli seperti Sandro Botticelli, Raphael, Michelangelo, dan Leonardo da Vinci, yang terkadang memperlakukan menggambar sebagai seni tersendiri, bukan sebagai tahap persiapan untuk melukis atau memahat.
Melukis
Melukis secara harfiah adalah praktik mengaplikasikan pigmen yang tersuspensi dalam pembawa (atau media) dan zat pengikat (lem) ke permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau dinding. Namun, ketika digunakan dalam pengertian artistik, itu berarti penggunaan kegiatan ini dalam kombinasi dengan menggambar, komposisi, atau pertimbangan estetika lainnya untuk mewujudkan maksud ekspresif dan konseptual dari praktisi. Lukisan juga digunakan untuk mengekspresikan motif dan ide spiritual; situs-situs lukisan semacam ini berkisar dari karya seni yang menggambarkan tokoh-tokoh mitologi pada tembikar hingga Kapel Sistina, hingga tubuh manusia itu sendiri.
Sejarah
Seperti halnya menggambar, lukisan memiliki asal-usul yang terdokumentasikan di gua-gua dan di permukaan batu. Contoh terbaik, yang diyakini oleh beberapa orang berusia 32.000 tahun, ada di gua Chauvet dan Lascaux di Prancis selatan. Dalam nuansa warna merah, coklat, kuning dan hitam, lukisan-lukisan di dinding dan langit-langitnya menampilkan bison, sapi, kuda dan rusa. Lukisan figur manusia dapat ditemukan di makam-makam Mesir kuno. Di kuil besar Ramses II, Nefertari, ratunya, digambarkan dipimpin oleh Isis. Bangsa Yunani juga berkontribusi dalam seni lukis, namun sebagian besar karya mereka telah hilang. Salah satu representasi terbaik yang tersisa adalah potret mumi Fayum Helenistik. Contoh lainnya adalah mosaik Pertempuran Issus di Pompeii, yang mungkin didasarkan pada lukisan Yunani. Seni Yunani dan Romawi berkontribusi pada seni Bizantium pada abad ke-4 SM, yang memulai tradisi lukisan ikon.
Lukisan Lascaux
Terlepas dari manuskrip-manuskrip beriluminasi yang dihasilkan oleh para biarawan selama Abad Pertengahan, kontribusi signifikan berikutnya terhadap seni Eropa berasal dari para pelukis renaisans Italia. Dari Giotto pada abad ke-13 hingga Leonardo da Vinci dan Raphael pada awal abad ke-16, ini adalah periode terkaya dalam seni Italia karena teknik chiaroscuro digunakan untuk menciptakan ilusi ruang 3-D. Pelukis di Eropa utara juga dipengaruhi oleh aliran Italia. Jan van Eyck dari Belgia, Pieter Bruegel the Elder dari Belanda dan Hans Holbein the Younger dari Jerman adalah beberapa pelukis yang paling sukses pada masa itu. Mereka menggunakan teknik glazing dengan minyak untuk mencapai kedalaman dan kilau.
Abad ke-17 menjadi saksi kemunculan para pelukis besar Belanda seperti Rembrandt yang serba bisa, yang secara khusus dikenang karena lukisan potret dan pemandangan Alkitab, serta Vermeer yang berspesialisasi dalam pemandangan interior kehidupan Belanda.
Barok dimulai setelah Renaisans, dari akhir abad ke-16 hingga akhir abad ke-17. Seniman utama Barok termasuk Caravaggio, yang banyak menggunakan tenebrisme. Peter Paul Rubens, seorang pelukis Flemish yang belajar di Italia, bekerja untuk gereja-gereja lokal di Antwerpen dan juga melukis sebuah seri untuk Marie de' Medici. Annibale Carracci mengambil pengaruh dari Kapel Sistina dan menciptakan genre lukisan langit-langit ilusionistik. Sebagian besar perkembangan yang terjadi pada zaman Barok adalah karena adanya Reformasi Protestan dan Kontra Reformasi. Sebagian besar yang mendefinisikan Barok adalah pencahayaan yang dramatis dan visual secara keseluruhan.
Impresionisme dimulai di Prancis pada abad ke-19 dengan asosiasi seniman yang longgar termasuk Claude Monet, Pierre-Auguste Renoir, dan Paul Cézanne yang membawa gaya baru yang disikat secara bebas ke dalam lukisan, yang sering kali memilih untuk melukis pemandangan realistis kehidupan modern di luar daripada di dalam studio. Hal ini dicapai melalui ekspresi baru dari fitur estetika yang ditunjukkan oleh sapuan kuas dan kesan realitas. Mereka mencapai getaran warna yang intens dengan menggunakan warna murni dan tidak tercampur serta sapuan kuas yang pendek. Gerakan ini memengaruhi seni sebagai sebuah dinamika, bergerak melalui waktu dan menyesuaikan diri dengan teknik dan persepsi seni yang baru ditemukan. Perhatian terhadap detail menjadi kurang menjadi prioritas dalam pencapaian, sementara mengeksplorasi pandangan bias terhadap lanskap dan alam di mata seniman.
Menjelang akhir abad ke-19, beberapa pelukis muda membawa impresionisme ke tahap yang lebih jauh, menggunakan bentuk geometris dan warna yang tidak alami untuk menggambarkan emosi sambil berjuang untuk simbolisme yang lebih dalam. Yang paling terkenal adalah Paul Gauguin, yang sangat dipengaruhi oleh seni Asia, Afrika, dan Jepang, Vincent van Gogh, seorang Belanda yang pindah ke Prancis di mana dia memanfaatkan sinar matahari yang kuat di selatan, dan Toulouse-Lautrec, yang dikenang karena lukisan-lukisannya yang hidup tentang kehidupan malam di distrik Paris, Montmartre.
Edvard Munch, seorang seniman Norwegia, mengembangkan pendekatan simbolisnya pada akhir abad ke-19, terinspirasi oleh impresionis Prancis, Manet. The Scream (1893), karyanya yang paling terkenal, secara luas ditafsirkan sebagai representasi dari kegelisahan universal manusia modern. Sebagian akibat pengaruh Munch, gerakan ekspresionis Jerman berasal dari Jerman pada awal abad ke-20 ketika seniman seperti Ernst Kirschner dan Erich Heckel mulai mendistorsi realitas untuk mendapatkan efek emosional.
Secara paralel, gaya yang dikenal sebagai kubisme berkembang di Prancis ketika para seniman berfokus pada volume dan ruang struktur yang tajam dalam sebuah komposisi. Pablo Picasso dan Georges Braque adalah pendukung utama gerakan ini. Objek dipecah, dianalisis, dan dirakit kembali dalam bentuk abstrak. Pada tahun 1920-an, gaya ini berkembang menjadi surealisme dengan Dali dan Magritte.
Seni cetak
Ukiran instrumentalis wanita Tiongkok kuno
Seni cetak adalah menciptakan, untuk tujuan artistik, gambar pada matriks yang kemudian ditransfer ke permukaan dua dimensi (datar) dengan menggunakan tinta (atau bentuk pigmentasi lainnya). Kecuali dalam kasus monotipe, matriks yang sama dapat digunakan untuk menghasilkan banyak contoh cetakan. Secara historis, teknik utama (juga disebut media) yang terlibat adalah cukilan kayu, ukiran garis, etsa, litografi, dan sablon (serigrafi, penyaringan sutra), tetapi ada banyak teknik lainnya, termasuk teknik digital modern. Biasanya, cetakan dicetak di atas kertas, tetapi media lainnya berkisar dari kain dan vellum hingga bahan yang lebih modern.
Fotografi
Fotografi adalah proses pembuatan gambar melalui aksi cahaya. Pola cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan dari objek direkam ke dalam media sensitif atau chip penyimpanan melalui eksposur berjangka waktu. Proses ini dilakukan melalui rana mekanis atau pemaparan foton yang diatur waktunya secara elektronik ke dalam pemrosesan kimiawi atau perangkat digital yang dikenal sebagai kamera. Kata ini berasal dari bahasa Yunani φως phos ("cahaya"), dan γραφις graphis ("stylus", "kuas") atau γραφη graphê, yang secara bersama-sama berarti "menggambar dengan cahaya" atau "representasi dengan menggunakan garis" atau "menggambar". Secara tradisional, produk fotografi disebut sebagai foto. Istilah foto adalah singkatan; banyak orang juga menyebutnya gambar. Dalam fotografi digital, istilah gambar sudah mulai menggantikan foto. (Istilah gambar adalah istilah tradisional dalam optik geometris).
Arsitektur
Arsitektur adalah proses dan produk dari perencanaan, perancangan, dan konstruksi bangunan atau struktur lainnya. Karya arsitektur, dalam bentuk material bangunan, sering dianggap sebagai simbol budaya dan karya seni. Peradaban bersejarah sering diidentifikasikan dengan pencapaian arsitektur mereka yang masih ada.
Pembuatan film
Pembuatan film adalah proses pembuatan film, mulai dari konsepsi awal dan penelitian, melalui penulisan naskah, pengambilan gambar dan perekaman, animasi atau efek khusus lainnya, pengeditan, pekerjaan suara dan musik, dan akhirnya distribusi ke penonton; ini mengacu secara luas pada pembuatan semua jenis film, yang mencakup dokumenter, jenis-jenis teater dan literatur dalam film, dan praktik-praktik puitis atau eksperimental, dan sering digunakan untuk merujuk pada proses berbasis video juga.
Seni komputer
Desmond Paul Henry, Gambar oleh Mesin Gambar 1, c. 1960
Seniman visual tidak lagi terbatas pada media seni visual tradisional. Komputer telah digunakan sebagai alat yang semakin umum dalam seni visual sejak tahun 1960-an. Penggunaannya meliputi pengambilan atau pembuatan gambar dan bentuk, pengeditan gambar-gambar tersebut (termasuk mengeksplorasi berbagai komposisi) dan rendering atau pencetakan akhir (termasuk pencetakan 3D). Seni komputer adalah seni yang melibatkan komputer dalam produksi atau tampilan. Seni semacam itu dapat berupa gambar, suara, animasi, video, CD-ROM, DVD, permainan video, situs web, algoritma, pertunjukan, atau instalasi galeri.
Banyak disiplin ilmu tradisional yang kini mengintegrasikan teknologi digital, sehingga batas antara karya seni tradisional dan karya media baru yang dibuat dengan menggunakan komputer menjadi kabur. Sebagai contoh, seorang seniman dapat menggabungkan lukisan tradisional dengan seni algoritmik dan teknik digital lainnya. Akibatnya, mendefinisikan seni komputer berdasarkan produk akhirnya bisa menjadi sulit. Namun demikian, jenis seni ini mulai muncul di pameran museum seni, meskipun belum membuktikan keabsahannya sebagai sebuah bentuk tersendiri dan teknologi ini secara luas dilihat dalam seni kontemporer lebih sebagai alat, bukan sebagai bentuk seperti lukisan. Di sisi lain, terdapat karya seni berbasis komputer yang termasuk dalam konsep baru dan postdigital, yang mengasumsikan teknologi yang sama, dan dampak sosialnya, sebagai objek penyelidikan.
Seni plastik
Seni plastik adalah istilah untuk bentuk seni yang melibatkan manipulasi fisik media plastik dengan cara mencetak atau membuat model seperti patung atau keramik. Istilah ini juga telah diterapkan pada semua seni visual (non-literer, non-musikal). Bahan-bahan yang dapat diukir atau dibentuk, seperti batu atau kayu, beton atau baja, juga telah dimasukkan dalam definisi yang lebih sempit, karena dengan alat yang tepat, bahan-bahan tersebut juga dapat dimodulasi. Penggunaan istilah "plastik" dalam seni ini tidak boleh disamakan dengan penggunaan istilah Piet Mondrian, atau dengan gerakan yang disebutnya, dalam bahasa Prancis dan Inggris, "Neoplastisisme."
Disadur dari: en.wikipedia.org
Seni Rupa
Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman pada 10 Mei 2024
Seni dibuat dari hasil kreativitas dan imajinasi penciptanya. Ada banyak contoh hasil karya seni yang merupakan bentuk representasi obyek di dunia nyata. Contohnya lukisan manusia, patung hewan dan lainnya. Namun, ada pula hasil karya seni yang tidak merepresentasikan suatu obyek di dunia nyata. Hal ini bisa disebut seni abstrak. Dibandingkan jenis lainnya, seni abstrak cenderung lebih unik dan memiliki ciri tersendiri.
Pengertian Seni Abstrak
Menurut Mikke Susanto dalam Jeihan: Maestro Ambang Nyata dan Maya (2017), seni abstrak merupakan sebagai ciptaan seni yang mengandung unsur garis, bentuk dan warna yang sifatnya bebas atau tidak terikat dengan bentuk alam. Dalam seni abstrak, bentuk nyata alam tidak menjadi fokus pembuatan obyek utamanya. Jikalaupun menggunakan bentuk nyata alam, biasanya hanya dijadikan motif dasar untuk membentuk karya seni.
Kriteria yang sering digunakan untuk mengulas karya bergaya abstrak adalah ekspresionalisme. Ekspresionalisme adalah airan seni rupa yang menganggap bahwa suatu karya keluar dari diri seniman, bukan meniru atau menduplikasi alam dunia. Bagi ekspresionalisme, seniman memiliki daya ingat dan cara pandang terhadap alam. Kemudian diekspresikan pada karyanya.
Sejarah Seni Abstrak
Mengutip dari buku Hermeneutika, Estetika, dan Religiusitas: Esai-Esai Sastra Sufistik dan Seni Rupa (2004), sejarah perkembangan seni abstrak bermula dari Barat. Diperkirakan seni abstrak mulai dikenal di abad ke-19 di Eropa. Kemudian pada awal abad ke-20, seni ini mulai berkembang cukup pesat di Amerika Serikat. Pada awal kemunculannya, seni abstrak berhasil memunculkan aliran seni baru di Barat, yang mana sebelumnya selalu berkutat pada aliran rasionalisme, empirisme, materialisme serta realisme.
Setelah seni abstrak makin dikenal, beberapa pelukis mulai beralih ke jenis seni ini. Para pelukis mulai merepresentasikan obyek nyata ke seni abstrak dengan mengutamakan warna simbolik dibanding warna alami. Saat beralih ke seni abstrak, para pelukis di era itu mulai mengabaikan tiruan kenyataan atau obyek nyata alam dan lebih memilih membuat isyarat obyek tersebut. Para pelukis juga lebih mengutamakan gagasan mereka tentang karya seni yang akan dibuat, dibanding observasi.
Ciri Seni Abstrak
Seni abstrak termasuk unik, karena obyeknya berbeda dengan seni pada umumnya. Keunikan inilah yang menyebabkan seni abstrak memiliki sejumlah ciri pembeda dengan karya seni biasanya. Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis (2013) karya Zulfi Hendri, disebutkan jika ciri utama dari seni abstrak ialah bentuknya tidak pernah bisa dikenali. Karena hasil karya seninya merupakan hasil imajinasi seniman dalam menemukan esensi dari bentuk obyeknya.
Ciri lain dari seni abstrak ialah bentuknya yang tidak pernah berhubungan dengan sesuatu yang pernah dilihat di dunia nyata. Walau begitu, jika diamati lebih jauh, mungkin penikmat seni akan berpikir jika mereka pernah melihat obyek dalam seni abstrak tersebut. Idom warna yang digunakan dalam karya seni abstrak cenderung berbeda dengan karya seni lainnya. Karena perpaduan warnanya terkesan sangat uik dan diolah sedemikian rupa, supaya menghasilkan warna yang harmonis.
Contoh karyanya
Contoh karya seni abstrak (Wikimedia Commons/Carmen Tischler)
Contoh di atas merupakan salah satu contoh karya seni abstrak, berupa seni lukis. Jika melihatnya, kita tidak mengetahui apa bentuk yang digambarkan oleh seniman tersebut. Warna yang berbeda dan bentuknya yang tidak sesuai dengan representasi obyek nyata alam menjadi ciri khas seni abstrak.
Sumber: kompas.com
Seni Rupa
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 29 April 2024
Seni terapan (Bahasa Inggris: Applied Art) adalah karya seni yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang selain mempunyai nilai seni juga mempunyai nilai fungsional tertentu. Fungsi suatu karya seni dapat dibedakan menjadi dua bidang, yaitu fungsi estetis dan fungsi utilitarian. Ciri estetis adalah yang diperuntukkan khusus sebagai benda dekoratif, seperti batik dan tekstil yang dibuat khusus untuk hiasan dinding, kerajinan tangan, topeng, vas bunga, dan lain-lain. Fungsi praktisnya kini menjadi karya seni yang tujuan utamanya adalah untuk menghasilkannya sebagai produk konsumsi seperti perabot rumah tangga, meja, kursi, tekstil, dan lain-lain.
Wujud seni rupa terapan
Rumah adat di indonesia mempunyai bentuk yang beranekaragam. Apabila melihat struktur bangunan rumah adat di Indonesia secara keseluruhan maka kita bisa membedakan bangunan adat ini berdasarkan atapnya, ragam hiasnya, bentuk dan bahan bakunya. Sebagai contoh yaitu rumah beratap joglo di jawa, rumah beratap gonjong di minangkabau, Rumah panggung di Kalimantan.
Arsitektur Bangunan di Indonesia sangat beranekaragam. Seni rupa terapan juga terlihat dari di berbagai arsitektur bangunan di Indonesia. Candi merupakan salah satu contoh arsitektur bangunan di Indonesia yang menerapkan seni rupa terapan.
Berbeda dengan fungsi senjata pada masa lalu, penggunaan senjata tradisional saat ini lebih sering ditujukan sebagai peralatan untuk bekerja. Ada pula yang menggunakannya sebagai perlengkapan ritual, perlengkapan pakain adat, pertunjukan seni tradisional, dan sebagai benda hias. Contohnya, Mandau dari Kalimantan, Celurit dari Madura, Pasa Timpo dari Sulawesi Tengah, Kujang dari Jawa Barat dan lain lain.
Alat Transportasi yang masih mempertahankan bentuk dan ciri khas tradisionalnya masih dapat dijumpai di wilayah Nusantara. Misalnya, perahu, kereta kuda, pedati dan becak.
Seni Kriya sangat luas, tetapi secara garis besar bisa dibagi dalam 4 kelompok, antara lain:
Sumber: id.wikipedia.org
Seni Rupa
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 29 April 2024
Lukisan adalah seni visual, yang dicirikan oleh praktik pengaplikasian cat, pigmen, warna, atau media lainnya pada permukaan yang solid (disebut "matriks" atau "penyangga"). Media ini biasanya diaplikasikan pada alas dengan kuas, tetapi alat lain, seperti pisau, spons, dan airbrush, dapat digunakan. Dalam seni, istilah "lukisan" menggambarkan tindakan dan hasil dari tindakan tersebut (karya akhir disebut "lukisan"). Dukungan untuk lukisan meliputi permukaan seperti dinding, kertas, kanvas, kayu, kaca, pernis, tembikar, daun, tembaga, dan beton, dan lukisan dapat menggabungkan beberapa bahan lain, termasuk pasir, tanah liat, kertas, plester, daun emas, dan bahkan benda utuh.
Lukisan adalah bentuk seni visual yang penting, yang membawa elemen-elemen seperti gambar, komposisi, gestur, narasi, dan abstraksi. Lukisan dapat bersifat naturalistik dan representasional (seperti dalam lukisan alam benda dan lanskap), fotografi, abstrak, naratif, simbolis (seperti dalam seni Simbolis), emotif (seperti dalam Ekspresionisme) atau bersifat politis (seperti dalam Artivisme). Sebagian dari sejarah seni lukis di seni Timur dan Barat didominasi oleh seni religius. Contoh lukisan semacam ini berkisar dari karya seni yang menggambarkan tokoh-tokoh mitologi di atas tembikar, adegan Alkitab di langit-langit Kapel Sistina, hingga adegan dari kehidupan Buddha (atau gambar-gambar lain yang berasal dari agama Timur).
Sejarah
Lukisan tertua yang diketahui berusia sekitar 40.000 tahun, ditemukan di wilayah Franco-Cantabria di Eropa Barat, dan di gua-gua di Kabupaten Maros (Sulawesi, Indonesia). Namun, pada bulan November 2018, para ilmuwan melaporkan penemuan lukisan seni figuratif tertua yang diketahui saat itu, berusia lebih dari 40.000 (mungkin setua 52.000) tahun, dari hewan yang tidak dikenal, di gua Lubang Jeriji Saléh di pulau Kalimantan (Indonesia). Pada bulan Desember 2019, lukisan gua yang menggambarkan perburuan babi di karst Maros-Pangkep di Sulawesi diperkirakan berusia lebih tua lagi, setidaknya 43.900 tahun. Temuan ini tercatat sebagai "catatan bergambar tertua yang bercerita dan karya seni figuratif paling awal di dunia". Baru-baru ini, pada tahun 2021, seni gua berupa gambar babi yang ditemukan di sebuah pulau di Indonesia, dan berusia lebih dari 45.500 tahun, telah dilaporkan.
Penggambaran artistik sekelompok badak dilukis di Gua Chauvet 30.000 hingga 32.000 tahun yang lalu.
Namun, bukti paling awal dari tindakan melukis telah ditemukan di dua tempat penampungan batu di Arnhem Land, di Australia utara. Pada lapisan material paling bawah di situs-situs ini, terdapat potongan-potongan oker yang diperkirakan berusia 60.000 tahun. Para arkeolog juga telah menemukan fragmen lukisan batu yang diawetkan di tempat penampungan batu kapur di wilayah Kimberley, Australia Barat Laut, yang berusia 40.000 tahun. Ada banyak contoh lukisan gua di seluruh dunia-di Indonesia, Prancis, Spanyol, Portugal, Italia, Cina, India, Australia, Meksiko, dan lain-lain. Dalam budaya Barat, lukisan cat minyak dan cat air memiliki tradisi yang kaya dan kompleks dalam hal gaya dan subjek. Di Timur, tinta dan tinta warna secara historis mendominasi pilihan media, dengan tradisi yang sama kaya dan kompleksnya.
Penemuan fotografi memiliki dampak besar pada seni lukis. Dalam beberapa dekade setelah foto pertama diproduksi pada tahun 1829, proses fotografi meningkat dan menjadi lebih banyak dipraktikkan, membuat lukisan kehilangan sebagian besar tujuan bersejarahnya untuk memberikan catatan yang akurat tentang dunia yang dapat diamati. Serangkaian gerakan seni pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20-terutama Impresionisme, Post-Impresionisme, Fauvisme, Ekspresionisme, Kubisme, dan Dadaisme-menantang pandangan Renaisans tentang dunia. Namun, lukisan Timur dan Afrika, melanjutkan sejarah panjang stilisasi dan tidak mengalami transformasi yang setara pada saat yang sama.
Seni Modern dan Kontemporer telah beralih dari nilai historis kerajinan dan dokumentasi ke konsep. Hal ini tidak menghalangi sebagian besar pelukis yang masih hidup untuk terus berlatih melukis baik secara keseluruhan maupun sebagai bagian dari pekerjaan mereka. Vitalitas dan keserbagunaan seni lukis pada abad ke-21 menentang "pernyataan" sebelumnya tentang kematiannya. Dalam zaman yang ditandai dengan gagasan pluralisme, tidak ada konsensus mengenai gaya yang mewakili zaman ini. Para seniman terus membuat karya seni yang penting dalam berbagai macam gaya dan temperamen estetika - manfaatnya diserahkan kepada publik dan pasar untuk menilai. Gerakan seni feminis dimulai pada tahun 1960-an selama gelombang kedua feminisme. Gerakan ini berusaha untuk mendapatkan hak yang sama dan kesempatan yang sama bagi seniman wanita secara internasional.
Elemen-elemen lukisan
Warna, yang terdiri dari rona, saturasi, dan nilai, yang tersebar di atas permukaan adalah esensi dari lukisan, seperti halnya nada dan ritme adalah esensi dari musik. Warna sangat subjektif, tetapi memiliki efek psikologis yang bisa diamati, meskipun ini bisa berbeda dari satu budaya ke budaya lainnya. Warna hitam diasosiasikan dengan berkabung di Barat, tetapi di Timur, warna putih. Beberapa pelukis, ahli teori, penulis, dan ilmuwan, termasuk Goethe, Kandinsky, dan Newton, telah menulis teori warna mereka sendiri.
Chen Hongshou (1598–1652), Leaf album painting (Ming dynasty)
Selain itu, penggunaan bahasa hanyalah sebuah abstraksi untuk padanan warna. Kata "merah", misalnya, dapat mencakup berbagai variasi dari warna merah murni dari spektrum cahaya yang terlihat. Tidak ada daftar formal warna yang berbeda seperti halnya ada kesepakatan tentang nada yang berbeda dalam musik, seperti F atau C♯. Bagi seorang pelukis, warna tidak hanya dibagi menjadi warna dasar (primer) dan warna turunan (komplementer atau campuran) (seperti merah, biru, hijau, coklat, dll).
Pelukis secara praktis berurusan dengan pigmen, jadi "biru" bagi seorang pelukis dapat berupa warna biru apa pun: biru phthalocyanine, biru Prusia, nila, biru kobalt, biru laut, dan sebagainya. Makna psikologis dan simbolis warna, secara tegas, bukanlah alat untuk melukis. Warna hanya menambah potensi, konteks makna yang diturunkan, dan karena itu, persepsi sebuah lukisan sangat subyektif. Analogi dengan musik cukup jelas-suara dalam musik (seperti nada C) dianalogikan sebagai "cahaya" dalam lukisan, "corak" sebagai dinamika, dan "warna" sebagai lukisan seperti warna alat musik yang spesifik dalam musik. Elemen-elemen ini tidak selalu membentuk melodi (dalam musik) itu sendiri; namun, mereka dapat menambahkan konteks yang berbeda ke dalamnya.
Seniman modern telah memperluas praktik melukis secara signifikan dengan memasukkan, sebagai salah satu contoh, kolase, yang dimulai dengan Kubisme dan bukan melukis dalam arti yang sebenarnya. Beberapa pelukis modern menggabungkan bahan yang berbeda seperti logam, plastik, pasir, semen, jerami, daun, atau kayu untuk teksturnya. Contohnya adalah karya-karya Jean Dubuffet dan Anselm Kiefer. Ada komunitas seniman yang menggunakan komputer untuk "melukis" warna pada "kanvas" digital dengan menggunakan program-program seperti Adobe Photoshop, Corel Painter, dan masih banyak lagi. Gambar-gambar ini dapat dicetak ke kanvas tradisional jika diperlukan.
Ritme, bagi seniman seperti Piet Mondrian, penting dalam melukis seperti halnya dalam musik. Jika seseorang mendefinisikan ritme sebagai "jeda yang dimasukkan ke dalam sebuah urutan", maka ada ritme dalam lukisan. Jeda ini memungkinkan kekuatan kreatif untuk campur tangan dan menambahkan kreasi baru-bentuk, melodi, warna. Distribusi bentuk atau informasi apa pun sangat penting dalam karya seni, dan secara langsung memengaruhi nilai estetika karya tersebut. Hal ini karena nilai estetika bergantung pada fungsi, yaitu kebebasan (pergerakan) persepsi dianggap sebagai keindahan. Aliran energi yang bebas, dalam seni dan juga dalam bentuk "teknologi" lainnya, secara langsung berkontribusi pada nilai estetika.
Jean Metzinger, La danse (Bacchante) (c. 1906), minyak di atas kanvas, 73 x 54 cm, Museum Kröller-Müller
Musik adalah hal yang penting dalam kelahiran seni abstrak karena musik pada dasarnya bersifat abstrak - musik tidak mencoba untuk mewakili dunia luar, tetapi mengekspresikan dengan cara langsung perasaan batin jiwa. Wassily Kandinsky sering menggunakan istilah musik untuk mengidentifikasi karyanya; ia menyebut lukisannya yang paling spontan sebagai "improvisasi" dan mendeskripsikan karya yang lebih rumit sebagai "komposisi". Kandinsky berteori bahwa "musik adalah guru yang paling utama", dan kemudian memulai tujuh dari sepuluh Komposisi pertamanya. Mendengar nada dan akord saat ia melukis, Kandinsky berteori bahwa (misalnya), kuning adalah warna C tengah pada terompet kuningan; hitam adalah warna penutupan, dan akhir dari segala sesuatu; dan kombinasi warna menghasilkan frekuensi getaran, mirip dengan akord yang dimainkan pada piano. Pada tahun 1871, Kandinsky muda belajar bermain piano dan cello. Desain panggung Kandinsky untuk pertunjukan Gambar-gambar Mussorgsky di sebuah Pameran menggambarkan konsep "synaesthetic"-nya tentang korespondensi universal antara bentuk, warna, dan suara musik.
Estetika dan teori
Estetika adalah studi tentang seni dan keindahan; estetika merupakan isu penting bagi para filsuf abad ke-18 dan ke-19 seperti Kant dan Hegel. Filsuf klasik seperti Plato dan Aristoteles juga berteori tentang seni dan seni lukis pada khususnya. Plato mengabaikan pelukis (dan juga pematung) dalam sistem filsafatnya; ia menyatakan bahwa lukisan tidak dapat menggambarkan kebenaran - lukisan adalah salinan dari realitas (bayangan dunia ide) dan tidak lain adalah sebuah kerajinan, mirip dengan pembuatan sepatu atau pengecoran besi. Pada masa Leonardo, lukisan telah menjadi representasi yang lebih dekat dengan kebenaran daripada lukisan pada masa Yunani Kuno. Leonardo da Vinci, sebaliknya, mengatakan bahwa "Italia: La Pittura è cosa mentale" ("Bahasa Inggris: lukisan adalah sesuatu yang ada dalam pikiran"). Kant membedakan antara Keindahan dan Keagungan, dengan istilah yang jelas-jelas mengutamakan yang pertama. Meskipun ia tidak merujuk pada lukisan secara khusus, konsep ini diambil oleh para pelukis seperti J.M.W. Turner dan Caspar David Friedrich.
Hegel menyadari kegagalan dalam mencapai konsep universal tentang keindahan dan, dalam esai estetikanya, menulis bahwa lukisan adalah salah satu dari tiga seni "romantis", bersama dengan Puisi dan Musik, untuk tujuan simbolis dan sangat intelektual. Pelukis yang telah menulis karya teoritis tentang lukisan termasuk Kandinsky dan Paul Klee. Dalam esainya, Kandinsky berpendapat bahwa lukisan memiliki nilai spiritual, dan ia melekatkan warna-warna primer pada perasaan atau konsep yang esensial, sesuatu yang telah dicoba oleh Goethe dan penulis lainnya.
Ikonografi adalah studi tentang isi lukisan, bukan gayanya. Erwin Panofsky dan sejarawan seni lainnya pertama-tama berusaha memahami hal-hal yang digambarkan, sebelum melihat maknanya bagi pemirsa pada saat itu, dan akhirnya menganalisis makna budaya, agama, dan sosial yang lebih luas. Pada tahun 1890, pelukis Paris, Maurice Denis, secara terkenal menegaskan: "Ingatlah bahwa sebuah lukisan-sebelum menjadi kuda perang, wanita telanjang, atau cerita atau lainnya-pada dasarnya adalah permukaan datar yang dilapisi dengan warna-warna yang dirangkai dengan urutan tertentu." Dengan demikian, banyak perkembangan abad ke-20 dalam seni lukis, seperti Kubisme, merupakan refleksi dari cara-cara melukis dan bukannya pada dunia eksternal-alam-yang sebelumnya merupakan subjek intinya. Kontribusi terbaru dalam pemikiran tentang seni lukis ditawarkan oleh pelukis dan penulis Julian Bell. Dalam bukunya What is Painting?, Bell membahas perkembangan, melalui sejarah, gagasan bahwa lukisan dapat mengekspresikan perasaan dan ide, dalam Mirror of The World, Bell menulis: Sebuah karya seni berusaha untuk menarik perhatian Anda dan menjaganya agar tetap terjaga: sejarah seni mendorongnya untuk terus maju, membuldoser jalan raya melalui rumah-rumah imajinasi.
Disadur dari: en.wikipedia.org
Seni Rupa
Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana pada 26 April 2024
Aranya merupakan salah satu destinasi pariwisata yang sedang populer di China. Berlokasi di China Utara, lokasi ini sangat terkenal dengan pemandangan lautnya. Demi mempercantik lokasi wisata tersebut, firma astitektur yang berbasis di Beijing, WAY Studio akan mendesain ulang dermaga pejalan kaki yang ada di Distrik Beidaihe.
Dermaga baru yang dibuat ini merupakan dermaga organik memanjang ke laut sehingga memungkinkan para pengunjung untuk berinteraksi sedekat mungkin dengan air laut. Seperti dikutip dari Design Boom, WAY Studio menjelaskan desain dermaga yang mereka rancang terinspirasi dari karya seniman Jepang-Amerika, Isamu Noguchi. Isamu adalah seniman kontemporer yang menerapkan metode abstraksi dalam karya-karyanya. Interpretasinya tentang ruang tidak terbatas.
Dermaga distrik Beidaihe ini tidak akan berbentuk lurus seperti dermaga kebanyakan namun akan dibuat berlekuk, sehingga tampak menyatu dengan lautan. Desain dermaga ini ramping dan luwes karena terinspirasi oleh mamalia laut dan didasarkan pada prinsip dinamika fluida. Tak hanya indah dan ringan, desain ini pun telah dirancang aman sehingga para pengunjung dapat merasa nyaman saat datang.
Desain unik dermaga ini tak hanya untuk tujuan estetika semata namun yang terpenting bisa meminimalkan kerusakan saat diterpa gelombang. Meskipun bangunan baru, konstruksi dermaga ini nantinya akan mempertahankan sebanyak mungkin pilar aslinya untuk mengurangi jumlah konstruksi bawah air. Karena itu, meskipun terlihat mewah proyek dermaga ini ternyata lebih hemat dan ramah lingkungan.
Sumber: kompas.com