Perhubungan

Bandara: Gerbang Udara yang Menghubungkan Dunia

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Bandara, atau singkatnya bandar udara, adalah tempat di mana pesawat terbang seperti pesawat udara dan helikopter lepas landas dan mendarat. Bandara dapat memiliki fasilitas yang sederhana, seperti landasan pacu atau helipad, atau fasilitas yang lebih lengkap untuk operator penerbangan dan pengguna, seperti terminal dan hanggar.

Dalam definisi Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, bandara adalah area tertentu di daratan atau perairan yang digunakan untuk kedatangan, keberangkatan, dan pergerakan pesawat. Fasilitas yang termasuk dalam bandara mencakup bangunan, instalasi, dan peralatan penerbangan. Menurut Angkasa Pura, bandara adalah lapangan udara yang memiliki bangunan dan peralatan minimal untuk mendukung layanan transportasi udara bagi masyarakat.

Pada awal perkembangan penerbangan, bandara hanya berupa lapangan berumput di mana pesawat bisa mendarat dari berbagai arah tergantung pada arah angin. Namun, selama Perang Dunia I, bandara mulai dibangun secara permanen karena penggunaan pesawat terbang meningkat. Landasan pacu yang kita kenal sekarang mulai terlihat. Setelah perang berakhir, fasilitas komersial ditambahkan ke bandara untuk melayani penumpang.

Sekarang, bandara tidak hanya berfungsi sebagai tempat naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas tambahan seperti toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik merek terkenal juga ditambahkan di bandara, terutama di bandara yang baru dibangun.

Selain sebagai terminal penumpang, bandara juga berfungsi sebagai terminal pengiriman barang. Oleh karena itu, di beberapa bandara internasional, petugas bea cukai ditempatkan untuk memeriksa barang. Di Indonesia, beberapa bandara internasional terkenal antara lain Kuala Namu (Deliserdang), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Kota Balikpapan), dan Hasanuddin (Makassar).

Bandara adalah pusat vital dalam transportasi udara, yang menyediakan konektivitas dan kemudahan bagi penumpang dan pengiriman barang. Dengan adanya bandara, perjalanan udara menjadi lebih mudah diakses dan efisien bagi masyarakat.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Bandara: Gerbang Udara yang Menghubungkan Dunia

Perhubungan

Bandar Udara Kemayoran: Jejak Sejarah Bandar Udara Pertama di Indonesia

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Bandar Udara Kemayoran adalah bandar udara pertama di Indonesia yang digunakan untuk penerbangan internasional terjadwal. Pembangunan landasan bandar udara ini dimulai pada tahun 1934 dan secara resmi dibuka pada tanggal 8 Juli 1940. Namun, sebenarnya bandar udara ini telah mulai beroperasi sejak tanggal 6 Juli 1940, ketika pesawat pertama, yakni pesawat DC-3 Dakota milik perusahaan penerbangan Hindia Belanda, KNILM, mendarat setelah terbang dari Lapangan Terbang Tjililitan. Pesawat DC-3 Dakota ini terus beroperasi di bandar udara Kemayoran hingga bandar udara ini ditutup.

Pada tanggal 31 Maret 1985, operasional Bandar Udara Kemayoran dihentikan dengan dimulainya pemindahan aktivitas penerbangan ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Bandar udara Kemayoran memiliki dua landasan pacu yang saling bersilangan. Landasan pacu utara-selatan memiliki ukuran 2.475 x 45 meter, sedangkan landasan pacu barat-timur memiliki ukuran 1.850 x 30 meter.

Asal usul nama "Kemayoran" pertama kali muncul pada tahun 1816 dalam iklan Java Government Gazette sebagai "tanah yang terletak di dekat Weltevreden". Tanah ini dimiliki oleh Komandan VOC, Isaac de l'Ostal de Saint-Martin, yang dikenal oleh penduduk setempat dengan sebutan "Mayor". Seiring berjalannya waktu, penduduk setempat menyebut kawasan ini sebagai "Mayoran", dan kemudian pelafalan tersebut berubah menjadi "Kemayoran".

Bandar Udara Kemayoran memiliki peran penting dalam sejarah penerbangan di Indonesia. Sebagai bandar udara pertama yang digunakan untuk penerbangan internasional terjadwal, Kemayoran menjadi saksi perkembangan industri penerbangan di negara ini. Meskipun bandar udara ini telah ditutup dan aktivitas penerbangan dialihkan ke Bandar Udara Soekarno-Hatta, namun sejarahnya tetap diingat sebagai salah satu tonggak penting dalam transportasi udara di Indonesia.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Bandar Udara Kemayoran: Jejak Sejarah Bandar Udara Pertama di Indonesia

Perhubungan

Perjalanan Sejarah Igor Sikorsky: Dari Helikopter Pertama hingga Penghargaan Internasional

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Igor Ivanovich Sikorsky adalah seorang tokoh penting dalam sejarah penerbangan, baik sebagai perintis Rusia-Amerika maupun pengembang helikopter dan pesawat bersayap tetap. Setelah bermigrasi ke Amerika Serikat (AS), ia mendirikan Sikorsky Aircraft Corporation pada tahun 1923 dan turut mengembangkan pesawat-pesawat penting untuk Pan American Airways. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah merancang dan menerbangkan Vought-Sikorsky VS-300, yang menjadi helikopter pertama AS yang berhasil beroperasi. Helikopter ini menciptakan konfigurasi rotor yang kini umum digunakan pada sebagian besar helikopter modern.

Igor Sikorsky lahir di Kiev, Rusia (sekarang Ukraina), pada tanggal 25 Mei 1889. Ayahnya, Alexeevich Sikorsky, seorang profesor psikologi terkenal, sementara ibunya, Mariya Stefanovna Sikorskaya, seorang dokter yang tidak praktik. Minatnya dalam seni dan sains berkembang sejak kecil, terinspirasi oleh karya Leonardo Da Vinci dan kisah-kisah Jules Verne. Pada usia 12 tahun, ia sudah mulai mengeksplorasi desain helikopter kecil dan menyalakannya dengan karet gelang. Pendidikan formalnya dimulai di Korps Kadet Maritim Saint Petersburg, tetapi ia meninggalkannya untuk mengejar minatnya dalam teknik di Paris.

Selama periode awal kariernya, Sikorsky mendalami desain pesawat bersayap tetap dan akhirnya membangun pesawat pertamanya, S-1, pada awal tahun 1910. Melalui serangkaian perbaikan dan pengembangan, ia berhasil menciptakan serangkaian pesawat seperti S-3, S-4, dan S-5, yang terbukti mampu bertahan di udara lebih dari satu jam. Prestasi ini membuatnya meraih Nomor Lisensi Pilot Internasional ke-64.

Pada awal 1919, Sikorsky memutuskan untuk bermigrasi ke Amerika Serikat karena peluang di Eropa yang minim. Di AS, ia mendirikan perusahaannya sendiri, Sikorsky Aero Engineering Corporation, yang kemudian menjadi bagian dari United Aircraft Corporation pada tahun 1929. Bersama perusahaan ini, Sikorsky mengembangkan berbagai pesawat, termasuk S-42 yang digunakan untuk penerbangan trans-Atlantik.

Kesuksesan terbesar Sikorsky datang pada 1939 dengan penciptaan Vought-Sikorsky VS-300, yang menjadi helikopter pertama AS yang berhasil beroperasi. Pada tahun-tahun berikutnya, karyanya mengarah pada penciptaan Sikorsky R-4, helikopter pertama yang diproduksi dalam skala massal. Meskipun ia pensiun pada tahun 1957, Sikorsky tetap aktif sebagai konsultan hingga kematiannya. Ia diakui dengan berbagai penghargaan dan gelar kehormatan sepanjang karirnya, termasuk pengakuan dalam International Air & Space Hall of Fame dan National Inventors Hall of Fame.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Perjalanan Sejarah Igor Sikorsky: Dari Helikopter Pertama hingga Penghargaan Internasional

Perhubungan

10 Pesawat Terbang yang Mengubah Dunia: Dari Awal Penerbangan Hingga Era UAV

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Sejarah penerbangan internasional telah melihat pengembangan pesawat terbang dari alat transportasi massal hingga instrumen pertahanan negara-negara di seluruh dunia. Inovasi dalam pengembangan pesawat telah memberikan dampak luas, bahkan menyentuh sektor di luar penerbangan. Berikut adalah sepuluh pesawat terbang yang dianggap mengubah dunia menurut Air & Space Magazine.

Pesawat Wright Flyer versi 1905 menandai titik balik dalam sejarah penerbangan dengan menjadi pesawat praktis pertama di dunia. Setelah sukses kecil Wright Flyer pada 1903, Orville dan Wilbur Wright memutuskan untuk mengalihkan operasi penerbangan ke Huffman Prairie. Di sana, mereka berhasil mengembangkan model 1905 yang mampu terbang dengan mesin utilitas praktis.

Junker F13, yang pertama kali terbang pada 1919, dianggap sebagai pesawat pertama yang mengantisipasi awal transportasi udara modern. Konstruksi logamnya membuatnya lebih kokoh dan kurang rentan terhadap kerusakan dibandingkan pesaingnya yang terbuat dari kayu dan kain. F13 juga dirancang untuk mengangkut penumpang di kabin tertutup, menandai langkah penting dalam evolusi pesawat penumpang.

Boeing 314, di tangan Pan American Airways, membuka rute surat dan penumpang melintasi Atlantik dan Pasifik. Pesawat ini merupakan seri perdana penerbangan pada masanya dan mengukir sejumlah rekor. Layanan mewah yang disediakan di dalam kabin Boeing 314 menjadikannya ikon penerbangan pada zamannya.

Enola Gay, sebuah B-29 Superfortress, menjadi pesawat berkemampuan nuklir pertama di dunia. Pada 6 Agustus 1945, Enola Gay digunakan dalam pengeboman Hiroshima, Jepang, yang mempercepat berakhirnya Perang Dunia II. Pesawat ini juga menjadi yang pertama dengan kompartemen bertekanan untuk awak pesawat.

Mikoyan-Gurevich MiG-15, pesawat pencegat jet pertama Uni Soviet, memainkan peran penting dalam Perang Korea. Performa dan teknologi mutakhir MiG-15 memberikan legitimasi pada senjata udara Soviet dan memperkuat kesan akan kekuatan militer mereka di masa awal Perang Dingin.

Sikorsky S-55, helikopter dengan model baling-baling yang benar-benar mengubah sejarah, menjadi sangat populer karena kemampuannya untuk mengisi berbagai peran dalam transportasi pasukan, kargo, dan evakuasi korban. Produksinya yang mencapai lebih dari 1.700 unit membuatnya menjadi salah satu helikopter paling sukses pada masanya.

Pesawat Cessna 172, dengan desain klasiknya yang ringan, menjadi pesawat ringan produksi massal paling sukses dalam sejarah penerbangan. Kemampuannya untuk diubah menjadi bahan bakar jet memperluas jangkauan penggunaan dan popularitasnya di dunia penerbangan.

Learjet 23, pesawat jet bisnis pertama, disertifikasi di bawah peraturan penerbangan federal bagian 23, membuatnya lebih mudah untuk lolos dari proses persetujuan badan penerbangan AS. Dengan jangkauan dan kecepatan yang impresif, Learjet 23 membawa pengalaman penerbangan bisnis ke tingkat berikutnya.

Boeing 747, dikenal sebagai "Queen of the Skies", mengubah paradigma penerbangan internasional dengan kemampuannya untuk membawa penumpang dalam jumlah besar. Bandara di seluruh dunia harus mengadaptasi infrastruktur mereka untuk menerima pesawat berukuran besar ini, yang telah membawa jutaan orang ke tujuan mereka sejak diperkenalkan pada 1970.

General Atomics Predator MQ-1, UAV generasi pertama yang membunuh manusia, telah mengubah aturan perang modern. Penggunaannya dalam misi militer dan sipil, serta penggunaannya sebagai platform kamera film di industri hiburan, membuat Predator MQ-1 memiliki dampak yang luas dalam dunia nyata dan fantasi.

Ini adalah pesawat-pesawat yang secara signifikan mengubah dunia penerbangan dan mempengaruhi sejarah dunia dalam berbagai cara.

Disadur dari Artikel : kompas.com

 

Selengkapnya
10 Pesawat Terbang yang Mengubah Dunia: Dari Awal Penerbangan Hingga Era UAV

Perhubungan

Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma: Sejarah dan Transformasi Pangkalan Udara Menjadi Bandar Udara Komersial

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, yang terletak di Jakarta, Indonesia, memiliki sejarah yang panjang dan mengalami transformasi signifikan dari pangkalan udara menjadi bandar udara komersial. Bandar udara ini juga merupakan markas Komando Operasi Angkatan Udara I dan terletak di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Pada tanggal 10 Januari 2014, Halim Perdanakusuma mulai digunakan sebagai bandar udara komersial untuk wilayah Jabodetabekpunjur, dengan tujuan mengurangi kepadatan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Pada abad ke-17, daerah Cililitan, di mana Halim Perdanakusuma berada saat ini, merupakan tanah partikelir yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Tanah tersebut dikenal sebagai Tandjoeng Ost. Pada tahun 1924, sebagian tanah perkebunan karet di Cililitan dijadikan lapangan terbang pertama di kota Batavia. Lapangan terbang tersebut diberi nama Vliegveld Tjililitan dan terletak di wilayah Meester Cornelis. Pada tahun yang sama, lapangan terbang ini menjadi tujuan penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda dengan kedatangan pesawat dari Amsterdam. Pesawat Fokker tersebut mengalami perjalanan yang cukup panjang dan pernah mengalami kecelakaan serta kerusakan di Yugoslavia (sekarang Serbia) sebelum tiba di Cililitan.

Lapangan terbang Tjililitan juga berperan dalam peresmian Bandar Udara Internasional Kemayoran dengan menerbangkan pesawat Douglas DC-3 menuju Kemayoran yang baru saja diresmikan. Pada tanggal 20 Juni 1950, lapangan terbang ini sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah Indonesia oleh Belanda. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1952, lapangan terbang ini diganti namanya menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk menghormati Abdul Halim Perdanakusuma, seorang pejuang yang gugur dalam tugasnya.

Selain sebagai pangkalan militer, Halim Perdanakusuma juga digunakan sebagai bandar udara sipil utama di Jakarta bersama dengan Bandar Udara Kemayoran. Pada tahun 1974, Halim Perdanakusuma harus berbagi penerbangan internasional dengan Kemayoran karena padatnya jadwal penerbangan di Kemayoran. Namun, peran Halim Perdanakusuma sebagai bandar udara sipil berkurang ketika Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dibangun di Cengkareng. Setelah Kemayoran ditutup, Halim Perdanakusuma lebih fokus pada kepentingan militer. Namun, pada tahun 2013, Halim Perdanakusuma kembali digunakan untuk penerbangan komersial dengan memberikan slot/jam untuk penerbangan domestik dan internasional, guna mengurangi kepadatan jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Pada 26 Januari 2022, Bandara Halim ditutup sementara untuk direvitalisasi selama 3,5 bulan. Selama periode tersebut, semua penerbangan dialihkan ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Namun, pada tanggal 1 September 2022, Bandara Halim dibuka kembali untuk penerbangan komersial, dengan maskapai Citilink menjadi penerbangan komersial pertama yang melayani bandara tersebut. Halim Perdanakusuma terus mengalami perkembangan dan menjadi salah satu bandar udara penting di wilayah Jabodetabekpunjur, memberikan alternatif bagi penumpang yang ingin bepergian dari Jakarta.

Sumber: id.wikipedia.org

 

Selengkapnya
Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma: Sejarah dan Transformasi Pangkalan Udara Menjadi Bandar Udara Komersial

Perhubungan

Suhu Dingin di Dalam Pesawat: Mengapa Begitu?

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 07 Februari 2025


Pusat Hidro-oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) telah menemukan sebuah bahaya potensial di Selat Bangka yang dapat mengancam keselamatan pelayaran. Mereka menemukan kerangka kapal di kedalaman 7,5 meter yang berada di sekitar alur pelayaran Selat Bangka yang direkomendasikan. Komandan Pushidrosal, Laksamana Madya TNI Agung Prasetiawan, menjelaskan bahwa kerangka kapal tersebut memiliki panjang 132 meter dan lebar 15 meter, dan telah ditumbuhi terumbu karang.

Temuan ini bermula dari laporan United Kingdom Hydrographic Office (UKHO) tentang dua kapal yang terdampar di dasar laut Selat Bangka, yaitu MV Hyundai Anterp pada November 2020 dan MV Posidana pada Februari 2021. Berdasarkan laporan tersebut dan demi keamanan pelayaran, Pushidrosal sebagai Lembaga Hidrografi Nasional telah mengeluarkan Berita Pelaut Indonesia (BPI) Nomor 18 pada 30 April. Mereka juga mengirim Tim Survei Tanggap Segera dan KRI Pollux-935 untuk melakukan survei investigasi di Selat Bangka. KRI Pollux-935 adalah kapal survei yang baru-baru ini diresmikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) untuk menjadi bagian dari Pushidrosal.

Melalui survei investigasi tersebut, Pushidrosal berhasil menemukan kerangka kapal di Selat Bangka. Untuk melakukan investigasi lebih lanjut, KRI Pollux menggunakan peralatan Sidescan Sonar dan Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk konfirmasi visual. Hasil konfirmasi visual menunjukkan adanya jejak huruf A dan G pada buritan kerangka kapal, yang mengindikasikan bahwa kapal tersebut adalah MV Pagaruyung yang tenggelam pada September 2003. Laksamana Agung menjelaskan bahwa hampir seluruh bangunan kapal telah ditumbuhi terumbu karang dan menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya.

Setelah menemukan kerangka kapal ini, Pushidrosal segera mengeluarkan pembaruan BPI minggu ke-34 tentang Perubahan Penggantian Data Lama. Kedalaman yang sebelumnya tercatat 8,6 meter diubah menjadi 7,5 meter berdasarkan hasil temuan ini. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan navigasi dan pelayaran di Selat Bangka.

Temuan ini menunjukkan betapa pentingnya peran Pushidrosal dalam menjaga keamanan dan keselamatan pelayaran di Indonesia. Dengan melakukan survei dan investigasi secara terus-menerus, mereka dapat mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya serta memberikan informasi yang akurat kepada para pelaut. Hal ini akan membantu dalam mengurangi risiko kecelakaan pelayaran dan menjaga keselamatan kapal dan awaknya saat melintasi Selat Bangka maupun perairan lainnya di Indonesia.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Suhu Dingin di Dalam Pesawat: Mengapa Begitu?
« First Previous page 18 of 27 Next Last »