Pendidikan Teknik Bangunan

Project Based Learning: Menghidupkan Kelas Menggambar Teknik Bangunan

Dipublikasikan oleh Raihan pada 25 September 2025


Penelitian ini membahas implementasi Project Based Learning (PjBL) pada mata kuliah Menggambar Teknik Bangunan. Mata kuliah ini dianggap krusial karena membekali mahasiswa dengan keterampilan dasar dalam merancang dan menyusun gambar bangunan sesuai standar teknis. Sayangnya, metode pengajaran tradisional sering kali menekankan teori, dengan hasil berupa pemahaman pasif, sementara keterampilan nyata mahasiswa dalam menggambar teknik belum berkembang optimal.

Untuk menjawab tantangan tersebut, peneliti menerapkan model PjBL, di mana mahasiswa tidak hanya menerima penjelasan dari dosen, tetapi aktif mengerjakan proyek nyata berupa gambar bangunan sederhana. Mahasiswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang masing-masing bertanggung jawab menyelesaikan bagian tertentu dari proyek, mulai dari denah, potongan, tampak, hingga detail konstruksi.

Proses pembelajaran berlangsung dalam beberapa tahap:

  1. Perencanaan proyek: Dosen memberikan tema atau kasus nyata, misalnya rancangan rumah tinggal sederhana.
  2. Pembagian tugas: Mahasiswa dalam kelompok membagi peran sesuai keahlian atau minat.
  3. Pelaksanaan proyek: Mahasiswa menggambar secara manual atau dengan perangkat lunak CAD.
  4. Diskusi dan revisi: Setiap kelompok mempresentasikan hasil sementara untuk mendapat masukan.
  5. Produk akhir: Proyek digabungkan menjadi gambar teknik bangunan yang komprehensif.

Metode ini memungkinkan mahasiswa mengalami proses belajar yang lebih aktif, partisipatif, dan kolaboratif. Hasil observasi kelas serta angket menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam motivasi dan partisipasi mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa melaporkan bahwa PjBL membuat mereka merasa lebih tertantang, sekaligus lebih mudah memahami materi dibandingkan metode ceramah tradisional.

Sorotan Data Kuantitatif

  • 85% mahasiswa menyatakan lebih termotivasi dengan model PjBL.
  • Tingkat partisipasi mahasiswa dalam diskusi kelompok meningkat hingga 80% dibanding pembelajaran konvensional.
  • Mayoritas responden menilai bahwa PjBL membantu mereka memahami keterkaitan antara teori menggambar teknik dan praktik perancangan bangunan.

Kontribusi Utama terhadap Bidang

Kontribusi terbesar penelitian ini adalah membuktikan bahwa penerapan PjBL dalam pembelajaran menggambar teknik bangunan mampu meningkatkan keterampilan praktis sekaligus sikap profesional mahasiswa. Ada tiga poin utama:

  1. Keterampilan Teknis. Dengan proyek nyata, mahasiswa berlatih mengintegrasikan teori dan praktik. Mereka tidak sekadar menggambar sesuai instruksi, tetapi juga memahami alasan teknis di balik setiap detail gambar.
  2. Keterampilan Kolaboratif. PjBL menuntut mahasiswa bekerja dalam tim. Ini penting karena di dunia kerja konstruksi, perencanaan bangunan selalu melibatkan kolaborasi multidisiplin.
  3. Kontekstualisasi Materi. Proyek nyata menjembatani teori di kelas dengan kebutuhan industri. Mahasiswa menjadi lebih siap menghadapi tuntutan dunia kerja karena sudah terbiasa memecahkan masalah nyata sejak di bangku kuliah.

Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi pada metode pembelajaran, tetapi juga membangun dasar yang lebih relevan antara pendidikan vokasi dan kebutuhan lapangan.

Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka

Meski hasil penelitian ini positif, terdapat beberapa keterbatasan:

  1. Ukuran sampel terbatas. Penerapan hanya dilakukan pada satu kelas dengan jumlah mahasiswa tertentu. Generalisasi ke kelas besar atau konteks berbeda belum bisa dilakukan.
  2. Durasi penelitian singkat. Studi hanya mengukur dampak dalam satu semester, sehingga belum diketahui pengaruh jangka panjang PjBL terhadap kompetensi mahasiswa.
  3. Fokus pada satu mata kuliah. Masih perlu penelitian apakah PjBL juga efektif jika diterapkan pada mata kuliah lain yang lebih teoretis atau abstrak.

Pertanyaan terbuka yang muncul antara lain:

  • Apakah PjBL tetap efektif jika diterapkan pada kelas besar dengan mahasiswa lebih dari 50 orang?
  • Bagaimana cara terbaik mengintegrasikan teknologi digital (CAD, BIM) ke dalam proyek PjBL agar hasilnya semakin relevan dengan dunia kerja?
  • Sejauh mana PjBL berkontribusi terhadap pengembangan soft skills, seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kepemimpinan?

5 Rekomendasi Riset Berkelanjutan

  1. Studi Longitudinal.
    Teliti dampak PjBL terhadap kesiapan kerja mahasiswa setelah lulus. Apakah lulusan yang terbiasa dengan PjBL lebih cepat beradaptasi di industri konstruksi?
  2. Integrasi Teknologi Digital.
    Lakukan penelitian yang menggabungkan PjBL dengan perangkat lunak CAD atau BIM. Tujuannya untuk mengukur sejauh mana penggunaan teknologi memperkuat hasil belajar dalam proyek menggambar teknik.
  3. Eksperimen Perbandingan.
    Rancang eksperimen dengan membandingkan hasil belajar mahasiswa yang menggunakan PjBL versus metode tradisional pada kelas besar. Hal ini akan menguji efektivitas skala besar dari PjBL.
  4. PjBL Multidisiplin.
    Terapkan PjBL yang melibatkan mahasiswa lintas jurusan, misalnya arsitektur, teknik sipil, dan teknik bangunan. Dengan begitu, proyek akan lebih realistis dan kolaborasi antar bidang bisa teruji.
  5. Evaluasi Soft Skills.
    Lakukan penelitian mendalam untuk menilai kontribusi PjBL terhadap pengembangan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen proyek mahasiswa. Soft skills ini sama pentingnya dengan keterampilan teknis di dunia kerja.

Ajakan Kolaboratif

Penelitian ini membuka peluang kolaborasi yang luas. Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dapat bekerja sama dengan politeknik dan fakultas teknik di universitas lain, seperti ITS, ITB, atau UNY, untuk memperluas implementasi PjBL. Industri konstruksi juga dapat dilibatkan sebagai mitra, misalnya dengan memberikan studi kasus nyata atau menjadi penguji eksternal. Dengan kolaborasi lintas institusi dan dukungan industri, model PjBL tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, tetapi juga mencetak lulusan yang siap menghadapi kompleksitas dunia konstruksi.

Baca Selengkapnya di: Pelita Sukma, T. C. (2020). BUKU PROSIDING SEMINAR PENELITIAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2020 "Inovasi Pembangunan dalam Teknologi dan Pendidikan". Buku Prosiding SPKTS 2020 Jilid 1.

Selengkapnya
Project Based Learning: Menghidupkan Kelas Menggambar Teknik Bangunan

Pendidikan Teknik Bangunan

Membawa Praktik Batu Beton ke Era Digital: Dari Jobsheet ke E-Modul Interaktif

Dipublikasikan oleh Raihan pada 24 September 2025


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pengembangan bahan ajar di mata kuliah Praktik Batu Beton pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan UNJ. Survei dilakukan melalui kuesioner daring kepada 45 mahasiswa angkatan 2016, 2017, dan 2018. Temuan utama adalah bahwa 39 mahasiswa menyatakan bahan ajar yang digunakan masih berupa jobsheet tradisional, sedangkan 36 mahasiswa menyatakan bahwa e-modul dengan video tutorial adalah bentuk bahan ajar yang paling sesuai untuk mendukung pembelajaran praktik lebih lanjut, 42 dari 45 responden menyetujui penggunaan e-modul sebagai solusi yang efektif. Temuan ini menunjukkan adanya kebutuhan jelas untuk transisi dari bahan ajar cetak konvensional menuju bahan ajar digital berbasis modul elektronik interaktif, yang mampu mengintegrasikan teks, gambar, dan video tutorial untuk mempermudah proses praktik.

Sorotan Data:

  • 39/45 mahasiswa: bahan ajar masih jobsheet konvensional.
  • 36/45 mahasiswa: merekomendasikan e-modul dengan video tutorial.
  • 42/45 mahasiswa: menyetujui e-modul sebagai solusi pembelajaran.

Kontribusi Utama terhadap Bidang

Penelitian ini memperkuat argumen bahwa digitalisasi bahan ajar dalam bentuk e-modul diperlukan dalam praktik kejuruan. Kontribusinya terletak pada penyediaan data kebutuhan riil mahasiswa, sehingga rancangan e-modul tidak sekadar berbasis tren teknologi, melainkan berakar pada masalah nyata yang dihadapi mahasiswa dalam pembelajaran praktik batu beton.

Keterbatasan dan Pertanyaan Terbuka

Keterbatasan riset ini adalah analisis berhenti pada tahap kebutuhan, belum sampai pengembangan penuh atau pengujian efektivitas e-modul dalam kelas praktik. Pertanyaan terbuka yang muncul: Bagaimana efektivitas e-modul dengan video tutorial dibanding jobsheet dalam meningkatkan keterampilan praktik? Apakah ada pengaruh signifikan terhadap hasil ujian praktik dan motivasi mahasiswa?

5 Rekomendasi Riset Berkelanjutan

  1. Eksperimen Lapangan: Bandingkan hasil belajar mahasiswa yang menggunakan jobsheet versus e-modul interaktif dengan video.
  2. Integrasi Multimedia: Tambahkan simulasi 3D interaktif ke dalam e-modul untuk memvisualisasikan teknik pemasangan bata dan keramik.
  3. Evaluasi Efisiensi Waktu: Teliti apakah e-modul mempercepat penguasaan keterampilan praktik dibanding metode konvensional.
  4. Studi Multikampus: Terapkan uji coba e-modul di berbagai perguruan tinggi vokasi teknik untuk mengukur generalisasi hasil.
  5. Riset Longitudinal: Amati dampak penggunaan e-modul terhadap kesiapan kerja mahasiswa setelah lulus.

Ajakan Kolaboratif

Kolaborasi dengan Fakultas Teknik UNJ, politeknik teknik bangunan, dan lembaga pelatihan konstruksi sangat diperlukan untuk memperluas uji coba e-modul. Keterlibatan industri konstruksi akan memastikan bahan ajar sesuai standar praktik lapangan.

Selengkapnya
Membawa Praktik Batu Beton ke Era Digital: Dari Jobsheet ke E-Modul Interaktif
page 1 of 1