Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Seawall Atinggola: Proyek Pengaman Pantai yang Mengubah Fungsi menjadi Objek Wisata

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025


Kanwil Sungai Sulawesi Kabupaten Gorontalo telah menetapkan Struktur Pertahanan Pantai Tanggul Laut Atinggola di Wilayah Administratif Daerah Gorontalo Utara sebagai salah satu destinasi pariwisata provinsi tersebut. Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk mencapai lokasi pembangunan Keselamatan Pantai Atinggola dari pusat kota Gorontalo, terletak tepat di Desa Malagoso, Desa Dumolodo, Subbagian di kawasan Gentuma Raya, Pohjois Gorontalo, Kabupaten Gorontalo.

Awalnya, proyek pekerjaan ini bertujuan untuk mencegah erosi gelombang di Pantai Atinggola yang terus mengikis pemukiman dan ruang publik di Dusun Malagoso. Proyek ini dilaksanakan selama 2 tahun anggaran, dimulai pada tahun 2019 dan dilanjutkan kembali pada tahun 2020 dengan perpanjangan reflektor sepanjang total ±700 meter.

Saat ini, kondisi Beach Guard atau Seawall Atinggola terlihat semakin indah dan manusiawi setelah dilakukan pengecatan aktivitas padat karya di sepanjang reflektor dan jalan inspeksi. Jadi selain dapat melindungi masyarakat dari kerusakan, shelter pantai ini juga dapat dijadikan sebagai destinasi wisata baru di Kawasan Pemerintahan Kabupaten Gorontalo Utara. Dengan demikian, hal ini tidak hanya membawa manfaat untuk menjaga kelestarian alam tetapi juga meningkatkan ekonomi lokal dengan menarik wisatawan.

Tentunya, keberadaan destinasi pariwisata baru ini dapat membawa kemajuan perekonomian bagi masyarakat setempat. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, akan tercipta peluang usaha baru seperti homestay, warung makan, toko suvenir, dan lain sebagainya. Ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduk sekitar.

Kedepannya, peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam menjaga dan melestarikan kondisi bangunan keamanan pantai ini agar tetap bermanfaat dan menarik wisatawan baik lokal maupun luar wilayah Gorontalo. Dengan demikian, pembangunan ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Gorontalo Utara.

Sumber: pu.go.id

 

Selengkapnya
Seawall Atinggola: Proyek Pengaman Pantai yang Mengubah Fungsi menjadi Objek Wisata

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Hijaukan Lingkungan: Penanaman Pohon di Greenbelt Bendungan Raknamo dan Rotiklot oleh BWS NT II

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025



Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II) Departemen Umum, Kementerian PUPR SDA sedang mempersiapkan kegiatan penghijauan jalur hijau bendungan untuk penanaman berbagai pohon menjelang perayaan hari bakti PU ke-75 pada 3 Desember 2020. Untuk menjamin kelancaran kegiatan tersebut, Kepala BWS NT II, Agus Sosiawan, terlibat dalam berbagai tahapan bersama rekan-rekannya.

Pengurus Satker PJPA Bendungan PPK-1, Serikat Pensiunan PUPR (IPPU) Perwakilan Wilayah NTT Yopi Manudima, melakukan kunjungan ke salah satu perkebunan pohon Bendungan Raknamo pada tanggal 29 November. Direktur BWS NT II, Agus Sosiawan, menjelaskan bahwa pohon-pohon tersebut akan ditanam di area hijau Bendungan Raknamo di Kabupaten Luas wilayah Kupang serta bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu.

Penanaman bibit dijadwalkan dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2020. Kegiatan penanaman ini dilakukan bekerja sama dengan Kementerian PUPR dan akan dipusatkan di kawasan Bendungan Gondang, Karanganyar, Jawa Tengah, serta akan menggunakan konferensi telepon sebagai sarana komunikasi.

Penanaman pohon ini merupakan bagian dari upaya untuk mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam konservasi dan pengembangan potensi ekonomi lokal di sekitar bendungan, tanpa mengganggu fungsi utama bendungan sebagai reservoir. Selain manfaat utama seperti irigasi, air baku, pengendalian banjir, dan pembangkit listrik, kehadiran bendungan juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Selain itu, BWS NT.II-IPPU Wilayah NTT dan BUMDes Desa Raknamo berencana untuk bersinergi dalam menjaga dan melestarikan tanaman selama musim tanam berlangsung.

Sumber: pu.go.id

 

Selengkapnya
Hijaukan Lingkungan: Penanaman Pohon di Greenbelt Bendungan Raknamo dan Rotiklot oleh BWS NT II

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Bendungan Napun Gete Memasuki Tahap Terakhir: Progres 88,89% dan Persiapan Fasilitas Umum

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025


Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, kian mendekati penyelesaiannya. Dibangun sejak Desember 2016, bendungan ini ditargetkan rampung dalam 1.470 hari kalender dan akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar.

Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 11,22 juta meter kubik, yang setara dengan 11.220 kolam renang olimpik. Kapasitas besar ini akan menunjang tiga fungsi utama bendungan, yaitu:

Irigasi: Bendungan Napun Gete akan mampu mengairi 300 hektar sawah di Kabupaten Sikka. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan di wilayah tersebut. Contohnya, petani dapat menanam padi dua kali setahun instead of only once, sehingga hasil panen mereka pun akan meningkat.

Air Baku: Bendungan ini akan menyediakan air baku 214 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di sekitar bendungan. Air ini akan diolah terlebih dahulu di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) sebelum didistribusikan kepada masyarakat.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): Bendungan Napun Gete juga memiliki potensi untuk menghasilkan energi listrik sebesar 0,71 Megawatt-hour (MWh). Listrik ini akan disalurkan ke jaringan PLN dan dapat membantu mengatasi kekurangan pasokan listrik di Kabupaten Sikka.

Sumber: pu.go.id

Selengkapnya
Bendungan Napun Gete Memasuki Tahap Terakhir: Progres 88,89% dan Persiapan Fasilitas Umum

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Embung Poang di Desa Taenterong II NTT: Progres Pembangunan Capai 30,49% Menuju Manfaat Air Bersih dan Irigasi

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025


Waduk seperti tangki sangat diperlukan, terutama di desa Taenterong II, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, peternakan, dan irigasi. Mata air yang mengalir terus menerus dari Pegunungan Inerie terbuang sia-sia karena tidak ada tempat penampungan.

Pada TA 2020, Kementerian PUPR membangun Waduk Serba Guna Poang di Desa Taenterong II dengan anggaran NTT sebesar €11,5 miliar dari APBN. Kontraktor yang mengerjakan pembangunan ini diatur oleh PT. Cipta Tiga Prima dan Konsultan PT. Cipta Wahana Nusantara Kupang KSO PT. Kencana Adya Daniswara. Waduk ini diharapkan mampu menghidupi 150 KK dan 350 hewan ternak serta mengairi lahan seluas 550 hektar. Selain waduk, dibangun juga 8 tangki hewan dan 6 tangki air murni untuk manusia.

PPK dalam pembangunan bendungan Danau Situ dan Embung II (Flores), Aprianus M. Y. Kale, menyampaikan bahwa pengerjaan sudah dimulai pada awal Agustus. Tahapan awal termasuk pembangunan tanggul setinggi 3 meter, penggalian tandon air, penggalian drainase, dan pengerjaan counter yang mencapai 30 meter. Bahan seperti batu, pasir, dan semen juga sudah dipersiapkan.

Pada 9 Agustus 2020, progres pembangunan Embung Poang sudah mencapai 30,49%, lebih cepat dari rencana. Diharapkan pembangunan selesai 100% pada 7 November 2020, sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Sumber: pu.go.id

Selengkapnya
Embung Poang di Desa Taenterong II NTT: Progres Pembangunan Capai 30,49% Menuju Manfaat Air Bersih dan Irigasi

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Bendungan Napun Gete Dimulai Pengisian Awal: Meningkatkan Irigasi, Ketersediaan Air, dan Potensi Wisata di NTT

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025


Bendungan Napun Gete terletak di Desa Ilin Medo dan Desa Werangi di Kecamatan Waiblama, Kabi. Sikka diisi (disita) pertama kali pada 28 Desember. Tahun 2020 ditandai oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Alam PUPR, Airlangga Mardjono, ST, Direktur Bendungan dan Danau MT dengan menekan tombol serine yang sesuai. Direktur BWS NT II Ir. Agus Sosiawan, SAYA; Ketua DPRD Sikka, Donatus Davit; Asisten II Setda Sika, Frederik Kadjujen, ST; Direktur Produksi dan HSE PT Nindya Karya (Persero), Firmansyah dan General Manager Divisi Teknik 1, PT. Indra Karya (Persero), Gagah Guntur Ariwibowo, ST, MT. Meliputi dataran banjir seluas 99,78 hektar dan total volume 11,22 juta m3, rangkaian acara meliputi undangan terbatas sesuai protokol kesehatan Covid 19, antara lain penggunaan masker, social distance, dan rapid transit. tes antigen atau menunjukkan reaktivitas.

Airlangga Mardjono dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu penyelenggaraan penyitaan ini. Ternyata ada 61 bendungan yang menjadi program prioritas Kementerian PUPR. Sejak tahun 2015 hingga akhir tahun 2020, telah dibangun 18 bendungan, yang ke-18 di antaranya adalah Bendungan Napun Gete. Sementara itu, Airlangga Mardjono memastikan 43 bendungan masih rampung dan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) hingga tahun 2024. Dalam pesannya, Airlangga mengajak kita semua untuk menjaga sumber air, salah satunya bendungan, agar sumber air dapat dimanfaatkan dan lestari bagi masyarakat.

Kepala BWS NT II Agus Sosiawan mengumumkan Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam PUPR melalui Balai Daerah Aliran Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II) yakni. Pembangunan Bendungan SNVT telah memulai pembangunan Napu Gete. bendungan pada tanggal 9 Desember. 2016 dan diharapkan selesai pada tanggal 20 Agustus. Tahun 2021, pengerjaan akan dilakukan oleh PT. Nindya Karya dan Konsultan Manajemen PT. Indra Karya KSO dan merupakan salah satu dari enam bendungan yang dilaksanakan BWS NT II. Dijelaskan, sebanyak 2 bendungan telah selesai dibangun, termasuk Bendungan Kabin Raknamo. Kupang dan Rotiklot di Kabis. Lebih dari 3 bendungan dibangun yaitu Bendungan Temefi di Kab. TTS, Bendungan Mannekeen di Kab. Kupang dan Napun di Bendungan Gete Kab. Sikka kalau salah satu bendungannya ada di Mbay/Bendungan Lambo Kabis. Pembangunan Nagekeo akan dimulai pada tahun 2021. Selain itu, sumber air Bendungan Gete di Napu digunakan untuk memperoleh air baku sebesar 214 l/s dan untuk menambah irigasi di lahan seluas 300 hektar. Diumumkan juga bahwa Bendungan Napun Gete membutuhkan lahan seluas 175,74 hektar, yang telah dibayarkan kompensasi sebesar 161,61 ha dan tambahan 14,13 ha, dan saat ini sedang menunggu proses pembayaran dari Lembaga Manajemen Aset Nasional (LMAN). . . Perbendaharaan Negara. Pengisian pertama waduk ini disebut-sebut merupakan salah satu tahap terakhir pekerjaan yang harus dilakukan, selain karena masih ada beberapa tahap lagi yang harus diselesaikan sebelum pekerjaan Bendungan Napun Gete selesai. yaitu pekerjaan tambahan berupa fasilitas umum berupa SD, SD dan kapel serta pekerjaan akses jalan sepanjang kurang lebih 11 km.

Saat itu juga ditanam pohon durian di halaman Balai Bendungan Napun Gete menurut Direktur Bendungan dan Danau, Dirjen SDA PUPR, Airlangga Mardjono, ST, MT. Direktur BWS NT II Ir. Agus Sosiawan, SAYA; Ketua DPRD Sikka, Donatus Davit; Asisten II Setda Sika, Frederik Kadjujen, ST; Direktur Produksi dan HSE PT Nindya Karya (Persero), Firmansyah dan General Manager Divisi Teknik 1, PT. Indra Karya (Persero), Gagah Guntur Ariwibowo, ST, MT.

Dandim 1603 Sikka, Lekol (Inf) Zulnalendra Utama hadir pada saat itu; Adi Rusman, Kepala Seksi Bendungan dan Danau Subbagian II; Direktur Pembangunan Bendungan, Duki Malindo; Kepala Bagian Pelaksana BWS NT II, ​​Costandji Nait; Direktur KPI SDA BWS NT II Willem Sidharno; Direktur OP BWS NT II,Johanes Harapan; Manajer Unit Pembangunan Bendungan BWS NT II, ​​Fery Moun Hapy; Kasatker Sungai Pantai BWS NT II, ​​Alfred Lukas; Kasatker PJPA, Hendra Kurniawan; Camat Waiblama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan berbagai pejabat lainnya

Sumber: pu.go.id

 

Selengkapnya
Bendungan Napun Gete Dimulai Pengisian Awal: Meningkatkan Irigasi, Ketersediaan Air, dan Potensi Wisata di NTT

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Penyelesaian Tiga Bendungan PSN: Meningkatkan Produktivitas Pertanian dan Kesejahteraan Masyarakat

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah pada 12 Februari 2025


Pemerintah Indonesia telah berhasil menyelesaikan pembangunan tiga bendungan besar yang terletak di Kabupaten Pringsewu, Lampung (Bendungan Way Sekampung), Kabupaten Wajo di Sulawesi Selatan (Bendungan Paselloreng) dan Kabupaten Kuningan di Jawa Barat (Bendungan Kuingan). Menurut Juru Bicara Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat Endra S Atmawidjaja, proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tampungan air yang digunakan untuk irigasi di berbagai kantin nasional. Dengan dibangunnya jaringan irigasi yang menyertainya, berkat pasokan air yang lebih stabil dan berkesinambungan, para petani berharap dapat meningkatkan frekuensi tanam dari satu kali menjadi 2-3 kali dalam setahun. Informasi tersebut dimuat di situs resmi Sekretariat Pemerintah pada Kamis, 24 Juni 2021.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan akan dimulainya pengisian air pertama di tiga bendungan yang baru selesai dibangun. bulan ini. Bendungan ini terletak di Kabupaten Pringsewu, Lampung; Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan; dan Kabupaten Kuningan di Jawa Barat harus memperkuat sistem irigasi nasional.

Dengan daya tampung air irigasi seluas 72.707 hektar – 55.373 hektar di Daerah Irigasi Sekampung dan 17.334 hektar di Daerah Irigasi Perluasan Rumbia – bendungan ini tidak hanya menunjang kebutuhan nutrisi masyarakat Lampung namun juga berperan dalam perjuangan tersebut. Integrasi dengan bendungan Batutegi dan Martagita akan memperkuat kapasitas pengelolaan air di wilayah tersebut sehingga memungkinkan petani meningkatkan intensitas tanam hingga 2-3 kali per tahun, yang sebelumnya dibatasi satu kali tanam per tahun dengan metode tadah hujan. Bendungan ini juga memiliki luas daerah tangkapan air sebesar 800 hektar sehingga menambah kapasitas tampungan air yang cukup besar pada kawasan tersebut.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan bahwa bendungan universal yang baru saja selesai dibangun tidak hanya mendukung irigasi tetapi juga menawarkan banyak manfaat lainnya. Bendungan ini menyuplai air baku ke Kota Bandar Lampung, Kota Metro, dan Kabupaten Lampung Selatan dengan kapasitas hingga 2.482 liter per detik dan menghasilkan listrik sebesar 5,4 megawatt. Selain itu Bendungan Way Sekampung di Kabupaten Pringsewu juga dijadikan sebagai objek wisata. Bendungan Paselloreng 4.444 di Kabupaten Wajo mempunyai kapasitas tampung hingga 138 juta meter kubik dan luas cekungan 169 hektar, mengairi sawah seluas 8.510 hektar. Bendungan ini juga bisa menjadi sumber air baku empat kecamatan di Kabupaten Wajo hingga 200 liter per detik. Selain itu, bendungan ini berkontribusi terhadap infrastruktur pengendalian banjir di hilir Sungai Gilireng dengan kapasitas 1.000 meter kubik per detik, serta mendukung pengembangan perikanan air tawar, pariwisata, dan konservasi sumber daya air. sabuk hijau

Bendungan Kuningan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berkapasitas 25,9 juta meter kubik dan luas cekungan 221,59 hektar, mengalirkan air ke daerah irigasi seluas 3.000 hektar di Jawa Barat bagian timur dan sebagian Jawa Tengah. . Bendungan ini juga menyediakan air baku bagi Kabupaten Kuningan sebesar 0,30 meter kubik per detik, meredam debit banjir hingga 213 meter kubik per detik dan dapat menjadi sumber listrik sebesar 0,50 megawatt.

Sumber: kompas.com

 

Selengkapnya
Penyelesaian Tiga Bendungan PSN: Meningkatkan Produktivitas Pertanian dan Kesejahteraan Masyarakat
« First Previous page 44 of 52 Next Last »